-------------------------------------------------------
Created by : ArthuZeus Nalakarta
-------------------------------------------------------
Genre : School, Action, Adventure, Tragedy, War, Crime, Millitary, Guns
------------------------------------------------------
Note : cerita ini hanya update setiap hari sabtu, minggu dan senin.
------------------------------------------------------
Tokyo, Metropolitan Tokyo, Wilayah Kantō. Jam 23 : 00 Waktu Pasifik Jepang
Kisaragi dan kawan-kawannya telah sampai di kota Tokyo yang hanya memakan waktu kurang lebih 4 jam hanya menggunakan sebuah mobil. Mereka pun segera turun dari mobil dan bersiap-siap untuk menginvestigasi kota ini sembari mencari orang yang masih hidup. Jika tujuan mereka telah berhasil menginvestigasi Kota tersebut, maka kesempatan untuk merebut wilayah Kantō akan terasa lebih mudah.
Sebelum memulai misinya, Kisaragi mulai mengecek persediaan mereka cukup untuk menginvestasi kota atau tidak. Jika cukup, maka mereka langsung siap mengecek isi kota tersebut.
“Hmmm.... First Aid Kid masih ada, stok makanan masih cukup, stok baju bersih masih ada, file penting udah ada, Armor Baju masih cukup, apa lagi ya... hmm.... Stok Ammo... Mizuki, ini stok ammo mu tinggal sedikit lagi loh, kamu gk mau cari kah?” kata Kisaragi sambil ngecek barang.
Mizuki menoleh ke arah Kisaragi dengan senyum tipis. “Ahhh nanti kucari sama kamu aja, lagian sniper seperti aku ini tidak membutuhkan ammo yang paling banyak” Mizuki menyahut dengan tenang. Mizuki sendiri tidak ingin mau banyak membuang peluru.
Kisaragi menanggapi perkataan Mizuki walau sendiri dia sedikit khawatir dengan dirinya jika Mizuki tiba-tiba kehabisan peluru. Tak lama itu, Alice yang baru saja datang membawa sesuatu di tangannya. Sebenarnya Alice sudah turun dari mobil sejak awal dan langsung memulai investigasi sendirian.
“Apa itu yang ada ditanganmu, Alice?” ucap Kisaragi.190Please respect copyright.PENANAmS629jpNUK
“Owh ini, Cuma sepucuk surat yang kutemui di gedung parlemen san-“
Kisaragi memotong pembicaraan Alice. “kok kamu investigasi sendiri tanpa meminta izin dariku? Seharusnya izin lah terlebih dahulu kalau mau pergi sendiri, kalau kamu terjadi apa-apa disana, bisa gawat kita-kita ini.” Sakura mengeleng-gelengkan kepalanya sambil marah.
Alice pun meminta maaf ke Kisaragi karena tidak sempat melihat situasi dan tidak meminta izin ke dia.“Maafkan aku, Kisaragi... aku tak sempat bilang izin ke kamu, karena kamu sibuk mengecek barang-barang. Jadi aku langsung pergi aja, sekali lgi maaf ya.” Alice menundukkan kepalanya.
“Hadeh, ya sudahlah gak apa-apa.. asal kamu masih hidup aja sih, lalu apa hasil investigasimu tadi?” ucap Kisaragi sambil melihat jam tangannya. Alice menunjukkan sepucuk surat yang dia temui di Gedung Parlemen, isi surat itu kemungkinan merujuk tentang sebuah permintaan minta tolong atau penyelamatan.
Kisaragi langsung melihat membacakan isi pesan tersebut, tak selang beberapa menit membaca pesan itu, Kisaragi telah menemukan tujuan yang ia tujui. Surat itu berisi permintaan tolong dari Jenderal Konaitachi Kuusuke. Beliau di tahan di sebuah Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Jepang. Selain itu juga, beliau menyisipkan sebuah peta yang berisikan koordinat letak dia ditahan oleh para teroris tersebut.
“Bagus sekali, Alice.. kau menemukan surat penting dari Jenderal. Okelah misi kita kali ini menyelamatkan si Jenderal dan kawan-kawannya. Juuko, kamu cocokkan koordinat ini dan tandai lokasinya. Kita segera meluncur.” Kata Kisaragi.
Juuko yang langsung mendengarnya itu langsung kaget dan sedikit takut. “A-a-ahh i-iya kak, k-kulakuin sekarang.. semoga saja tidak salah kali ini.” Ucap Juuko gemetaran.
Juuko mencocokkan koordinat tersebut ke laptop yang ia bawa, diapun memerlukan waktu beberapa detik untuk mencocokkan koordinat agar bisa terbaca di peta.
[Mencocokkan Koordinat.]
[Mencocokkan Koordinat..]
[Mencocokkan Koordinat...]
[Mencocokkan Koordinat.]
[Mencocokkan Koordinat..]
[Mencocokkan Koordinat...]
[Koordinat ditemukan... Mengunggah koordinat ke peta...]
[Selesai, menampilankan peta titik koordinat....]
Peta koordinat pun berhasil di munculkan, mereka turut senang mendengarnya dan langsung siap untuk meluncur ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Jepang.
“Semuanya, kita masuk ke mobil segera... kita meluncur ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Jepang.” Ucap Kisaragi
“Siap Ketua!!!” kata mereka bertiga
Sementara itu, Di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Jepang. Seluruh teroris menjaga tempat tersebut dengan ketat, tiada tahanan yang bisa kabur dari tempat tersebut. Jenderal dan lainnya hanya bisa pasrah melihat dirinya dan anak buahnya ditahan sama teroris-teroris tersebut.
“Apa kah ada yang bisa menyelamatkan kita, teroris-teroris ini sangat menyebalkan bagiku.” Kata anak buah Jenderal
“Ntahlah kawan, sepertinya mereka langsung menyerah ke teroris-teroris tersebut, beruntungnya kita masih hidup disini.” Ucap anak buah Jenderal yang satunya.
“Kuharap saja mereka masih hidup ya, saya sangat khawatir dengan mereka yang memiliki keluarga.” Ucap anak buah Jenderal yang lain.
Seketika itu, Jenderal langsung sedih dan hanya bisa duduk diam sejenak di dekat anak buahnya. Jenderal menatap keatas langit-langit dan langsung berdoa ke dewa. “Ya, Dewi Agung Amaterasu, berikanlah sebuah pertolongan untuk kami agar bisa lepas dari cengkraman para teroris ini, dan janganlah mereka sampai mencabut nyawa kami yang tidak bersalah ini. Karena, kami hanya lah manusia biasa yang sedang menjalani tugas negara untuk negeri tercinta ini, oh Dewa Agung Amaterasu.” Ucap Jenderal Kuusuke yang sedang berdoa dalam hati.
Tak lama itu, mereka sudah sampai di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Jepang. Mereka langsung turun dan mulai meluluhlantakan para teroris.
“Lemparkan segera Granatmu, Alice.” Ucap Kisaragi
Alice menanggapi perkataan Kisaragi dan langsung mengambil granat yang ada di kantongnya. “Makan nih para teroris jahanam!!.” Kata Alice dengan lantang. Para teroris yang berjaga di depan pintu sedang asik ngobrol-ngobrol tanpa memperhatikan keadaan sekitar. “Kau tahu, kemarin gua bunuh 20-30 orang di kota sebelah kemarin, beuuh... pada larian semua gara-gara gua, hahaha.” Ucap teroris dari fraksi Phoenix Connexion.
“Iyakah? Hahaha pengecut sekali tuh warga Jepang, teroris kek gini dilawan.. haduh..” ucap teroris dari fraksi Separatisme. Tiba-tiba suara granat terlempar mengenai mereka berdua yang lagi asik-asikan ngobrol. Seketika itu, meledaklah granat tersebut.
[duarrrrr.........]
*Wiuuu wiuuuu wiuuu wiuu* Suara sirine pun diaktifkan, seluruh teroris yang ada diruangan tersebut langsung keluar untuk bersiap menyerang musuh.
“Semuanya, bikin formasi secepat mungkin!! Pertahankan Gedung ini dan jangan sampai semua sandera kabur begitu saja!!.” Ucap Pemimpin Teroris tersebut. Namun, usaha itu hanya membuang waktu saja.. Kisaragi dan kawan-kawannya telah sudah membunuh sebagian teroris di luar.
*sebelum memulai misi*
“Alice, setelah teroris diluar itu dibunuh.. kau masuk ke dalam ventilasi dan cari jenderal beserta anak buahnya. Mizuki, kau naik ke gedung yang ada disana, pantau kami jika ada teroris dibelakang dan mulailah penyerangan secara langsung. Aku dan Juuko akan langsung menerobos ke dalam gedung. Paham?.” Ucap Kisaragi sambil memberikan perintah.
“Paham!!” ucap mereka bertiga secara serentak.
*lanjut bagian atas*
Kisaragi dan Juuko menembak para teroris di ruang tengah, mereka sedikit kewalahan akibat serangan mendadak dari teroris tersebut.
*drrrr... drrrrr.... dorrr* suara tembakan dari senjata Kisaragi
*drrr... drrrr.. dorrr* suara tembakan dari senjata Juuko
“Kak Kisaragi, l-lemparkan granat ke arah jam 11.. tolong!.” Ucap Juuko
“Oke, makan nih!!” kata Kisaragi
Para teroris pun mati seketika akibat terkena granat tersebut, mereka terus melanjutkan penyerangan sampai teroris dalam ruangan habis tak bersisa. Sementara itu, Alice telah menemukan Jenderal Kuusuke beserta anak buahnya yang dalam keadaan terikat.
“Jenderal? Kau kah itu?” kata Alice.
“iya, ini saya.. akhirnya, Sang Dewi telah mengirimkan orang yang mau menyelamatkan kita dari cenkraman teroris-teroris ini. Terima kasih banyak, wahai anak muda.” Kata Jenderal Kuusuke.
Alice menanggapi perkataan Jenderal itu dan langsung membuka semua ikatan yang ada di tangan mereka.” Tidak usah banyak bicara dulu, Jenderal Kuusuke-san, fokus ke misi terlebih dahulu. Karena kami sangat kewalahan untuk melawan teroris-teroris ini.” Kata Alice.
Jenderal menyetujui dan langsung mengambil senjata milik teroris. “Baiklah, kami akan membantu kalian, semuanya.... mari kita melindungi gadis-gadis militer ini sampai titik penghabisan kita!!! IKKKUUZZOO!!!!” ucap Jenderal Kuusuke.
“OSSSUUU!!!!!” ucap mereka semua.
Sementara itu, Kisaragi dan Juuko sudah tidak mampu menahan serangan teroris yang ada di ruang kabinet tersebut. Peluru mereka tinggal sedikit.
“Lama sekali si Alice itu, keburu habis ntar nih peluru aku ini.” Kata Kisaragi dengan kesal
Alice sendiri sudah berada tepat di belakang Kisaragi, dengan santainya dia langsung mendengarkan omelannya Kisaragi.
“Ahhh Habis dah peluruku... reload dulu lah.” Kata Kisaragi sambil menoleh ke belakang.
“Suprisee... hahahaha.” Kata Alice mengagetkan Kisaragi
Kisaragi pun kaget bukan main gara-gara Alice di belakangnya, karena kesal dia pun memukul kepala Alice.
“Aw... sakit tahu... kamu tuh..” ujar Alice sambil memegang kepalanya.
“Lagian kau diam di belakangku dan gak mau bilang kalau kamu sudah ada disini.” Kata kisaragi sambil kesal. “Lalu, kalau kamu disini, berarti Jenderal Kuusuke sudah kau bebasin nih?” tanya Kisaragi ke Alice.
Alice mengangguk pelan menjawab pertanyaan itu dan mereka langsung turun tangan membasmi para teroris tersebut.
“Hedeh, nyawa taruhannya loh.. ada-ada aja..” ucap Kisaragi.
“Semuanya kita mundur, Cepat Mundur!!.” Kata Pemimpin teroris itu.
Dengan singgap, Jenderal Kuusuke menembaki kepala pemimpin teroris itu dan langsung tewas ditempat.
“Hufffhhh.... akhirnya selesai juga... (berbicara lewat walkie-talking) Mizuki, kau boleh turun sekarang, sandera telah aman.” Ucap Kisaragi berbicara lewat WT.
“Baiklah, Kisaragi.. Situasi telah aman, Mizuki keluar.” Kata Mizuki menutup WT.
Jenderal Kuusuke mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada mereka karena telah menyelamatkan Jenderal Kuusuke dan anak buahnya dari cengrakam teroris tersebut. “Kami berterima kasih banyak sebesar-besarnya kepada kalian berempat. Oh ya, Perkenalkan nama saya adalah Jenderal Konaitachi Kuusuke, Jenderal Angkatan Bela Diri Jepang yang ke-50. Kalian Gadis-gadis muda telah membantu kami yang kesusahan ini, apa yang kami bisa kami perbuat untuk kalian?” kata Jenderal bertanya ke mereka.
Kisaragi dengan cepat langsung menjawab pertanyaan Jenderal tersebut.”Kuusuke-san, tujuan kami hanyalah satu. Yaitu, membebaskan Jepang dari tangan jahat teroris jahanam ini. Kami hanya ingin meminta untuk seluruh pasukan yang masih ada di Jepang untuk memusnahkan semua Teroris. Itu aja sih, sama saya ingin meminta tambahan personil untuk kami agar kami tidak kesusahan dalam memenuhi tujuan kami.” Kata Kisaragi memohon ke Jenderal.
“Begitu ya, baiklah kalau begitu... kalian harus ikut kami ke markas rahasia, disana kita akan berdiskusi panjang tentang tujuan kalian.” Ucap Jenderal Kuusuke.
“Jenderal, kendaraan teroris siap untuk dipakai.. apa perintah Jenderal sekarang??” kata anak buah Jenderal.
Jenderal Kuusuke mengambil petanya dan menunjukkan lokasi yang ia ingin tuju. “Kita akan pergi ke Prefektur Ibaraki, disana saya mendirikan Markas Rahasia tanpa sepengetahuan para teroris. Disitu juga ada kapal perang terparkir di sekitar pelabuhan itu.” Ucap Jenderal Kuusuke.
Mizuki kurang yakin dengan tanggapan si Jenderal, karena Prefektur Ibaraki dijaga ketat oleh sekumpulan teroris dan ada sedikit senjata canggih di sekitarnya. “Kuusuke-san, saran saya mending kita putar ke prefektur Saitama terlebih dahulu, baru ke Prefektur Ibaraki. Setahu saya, kalau kita memasuki Prefektur Ibaraki langsung, Kita kalah total. Percaya aja, Kuusuke-san.” Kata Mizuki menyarankan.
“Hmm iya juga, saya dapat kabar burung dari prajurit lain kalau di sana sudah dijaga ketat oleh teroris, baiklah malam ini kita istirahat dlu, bsok siang baru kita lanjut ke Prefektur Saitama.” Kata Jenderal Kuusuke.
Mereka pun beristirahat di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Jepang sembari menunggu siang mendatang.
BERLANJUT
ns 18.68.41.139da2