Kuda hitam yang dinaiki Zhane dan Sony memasuki daerah perkotaan saat matahari mulai terbit. Mereka melewati beberapa orang yang sudah berkeliaran di jalan tanah. Orang-orang berpakaian sederhana menyerupai pakaian medieval, memperhatikan Zhane dan Sony hanya sekilas saja.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJgFRy0xhw4
Di dua sisi jalan, ada perumahan warga berdinding kayu oak cokelat dan beratapkan tanah liat. Ada yang bertingkat dua dan bertingkat tiga. Hanya sedikit pepohonan yang menghiasi di setiap sisi jalan.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkvGTICx8BD
Jalan kuda sangat lambat. Dia berjalan sendiri tanpa dikendalikan karena Zhane dan Sony malah ketiduran di atas punggungnya. Sony memeluk tas ransel seolah itu bantal guling yang biasa didekapnya saat tidur. Mendengkur halus bersama Zhane yang ada di belakangnya.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNW4xroqED5
Tiba-tiba, kuda berhenti mendadak karena dihadang sekelompok prajurit berpakaian zirah besi lengkap dengan helm dan senjata. Dia meringkik keras dan mengangkat kedua kaki depannya karena terkejut saat salah satu prajurit menghunuskan pedang ke arahnya. Tindakannya ini membuat Zhane dan Sony terjungkal ke belakang.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC4eNFVAg7G
"Aaah! Aduh!" seru Zhane dan Sony kompak. Bukan Sony yang merasakan sakit, tetapi Zhane yang merasakan sakit pada punggungnya karena terbentur tanah.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8RmlUkpEic
"Hei, siapa kalian berdua?" tanya salah satu prajurit itu, mengacungkan tombak ke arah Zhane dan Sony. Berekspresi garang, bisa terlihat di helmnya yang terbuka di bagian depan.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡesgYQGn7yQ
Zhane dan Sony membulatkan mata sempurna. Menyadari mereka terikat dengan tali di pinggang. Zhane berbisik ke telinga Sony.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmnT7hwPBL0
"Sony, kenapa kita terikat begini?" tanya Zhane mengernyitkan dahi.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg9CSCUvtyZ
"Maaf, aku yang mengikat kita berdua agar kau tidak jatuh saat tidur, Pangeran," jawab Sony tersenyum kaku.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8v3vveotO
"Pangeran?" tanya penjaga yang lainnya.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzVLiLhnVOI
"Oh ya, kami ini berasal dari istana Zamin Kingdom of Hollyland. Aku Sony Amora, pelayan, dan ini Pangeran Fernando Zhane III, putra dari Raja Fernando Tellus II."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlMcrPzuERx
Sony menunjuk dirinya dan Zhane. Dia tersenyum, sedangkan Zhane menyembunyikan wajahnya ke punggungnya. Zhane sangat takut, menyangka prajurit-prajurit itu akan menyakitinya seperti ayahnya yang menyakitinya.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK6jwFFDfqy
Para penjaga yang mengelilingi Zhane dan Sony, bertukar pandang. Mereka bertanya antara satu sama lain. Kemudian mereka menukikkan alis.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOJhZc2fpit
"Setahu kami, Raja Tellus tidak memiliki seorang putra. Karena Raja Tellus pernah memberitahukan pada kami, bahwa istri dan anak-anaknya sudah meninggal karena dibom pasukan kerajaan bulan sejak delapan belas tahun lalu," tutur seorang penjaga pemegang pedang besar, "pasti kalian berbohong agar selamat dari interogasi kami! Ayo, tunjukkan identitas asli kalian!"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLh0SSvSDrW
"Dasar, tidak percaya!" umpat Sony mendelik, lalu membuka tali tambang dan membuka jubah yang dipakai Zhane.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡToR7p8ZTMp
Zhane sedikit membesarkan mata karena tindakan Sony barusan. Sony tersenyum saat melihat Zhane. Zhane berpakaian tanda bangsawan --- baju kaos putih berkerah v hingga bagian dada, sabuk hitam bersimbol bumi, celana hitam, sepatu bots biru, dan mantel biru dengan armor perak di bahu serta lengan. Semua orang yang melihat mantel biru milik Zhane, langsung berlutut satu kaki. Mereka menundukkan kepala. Memberi hormat pada Zhane.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWAYK2gABQ
"Maaf, atas kelancangan kami, Pangeran Fernando Zhane III. Ternyata anda masih hidup. Kami sangat bersalah karena memperlakukanmu dengan buruk," ucap salah satu prajurit, berwajah kusut.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMsrVgvFWBS
Zhane celangak-celinguk seperti orang bodoh, hanya tersenyum. "Ya, tidak apa-apa."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnILE1OwMfw
"Tapi, apa yang terjadi sehingga Raja Tellus menganggapmu mati, Pangeran?" tanya seorang prajurit lagi, mengerutkan kening.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqwWMqFK87Z
"Itu ... aku tidak tahu."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRFnkJxWD5q
Zhane yang terduduk bersila di tanah, hanya menunduk. Parasnya muram. Matanya sayu. Sony menggigit jari-jari tangannya, menggigil. Kemudian dia langsung menarik tangan Zhane dan menyambar tasnya.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtyPamdvJhZ
"Black, ayo, kita pergi! Maaf, kami sangat terburu-buru!" teriak Sony mengangkat Zhane dan mendudukkan Zhane di atas punggung kuda. Dia duduk di belakang Zhane seraya menggendong tas di punggung.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcCv6r0tUC5
"Ya, hati-hati di jalan!" balas semua orang yang mendadak ramah. Bahkan ada yang melambaikan tangan.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRfUSo7BsQA
Kuda berlari sangat kencang karena Sony mengendalikannya dengan perasaan panik. Sony merasakan sikap Zhane mulai berubah lagi. Zhane masih menunduk. Suaranya terdengar sangat dingin.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoZlTi0pUp9
"Sony, apa kita sudah tiba di kota Gaia itu?" tanya Zhane mengangkat kepalanya. Matanya menyipit.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9M82SIvRpf
"Ya, Pangeran," jawab Sony mengangguk.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxgq5c7zvCs
"Baguslah. Dengan begitu, aku ingin membuktikan pada ayahanda, aku bisa menjadi orang yang hebat darinya."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGG59XgzmWS
Zhane meredupkan mata. Teringat masa kecilnya. Saat dia bertanya tentang keberadaan ibu, ayahnya langsung marah dan memukul pipinya berkali-kali. Ayahnya mengatakan ibu sudah meninggal setelah melahirkannya. Namun, entah mengapa keberaniannya muncul pada dirinya, sehingga melakukan pemberontakan. Zhane telah berani melawan Ayahnya.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZgBreYXTr
"Pangeran, apa yang anda pikirkan sekarang?" tanya Sony mengerutkan kening sebab merasakan kesunyian, padahal orang-orang dilewatinya saling berbicara. Menimbulkan sedikit kegaduhan.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvt1LAxlkkm
"Aku ingin kau merahasiakan siapa aku yang sebenarnya, karena aku tidak ingin dianggap anak seorang raja lagi," jawab Zhane memegang sebagian rambutnya, "aku juga tidak ingin memakai nama bangsawanku. Jadi, kau panggil aku Zhane saja, bukan Pangeran lagi. Namaku Zhane ... Mendez."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ59qqLjSkcI
"Tapi, Pangeran, jika kau merahasiakan siapa dirimu yang sebenarnya, kau akan sulit masuk ke Terraforce Institute of Technologi itu. Karena bangsawan akan masuk dengan mudah tanpa dites terlebih dahulu."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4YYamLCxjJ
"Aku tidak peduli itu."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAGFdsQMoHA
"Tapi, Pangeran...."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfv3gS0Pe9u
"Sudahlah. Jangan panggil aku Pangeran lagi, aku Zhane, orang biasa!"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBEwUYlyitf
"Aku mengerti."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7NMZDzDhOu
"Kita cari penginapan saja dulu."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLMp3OvsvmS
"Baiklah."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3nrL68vlyD
Sony mengangguk patuh, mengendalikan kuda lebih cepat lagi. Kuda berlari menyusuri jalanan yang mulai ramai. Pergerakannya sangat lincah, mampu menghindari orang-orang yang berjalan dari arah berlawanan darinya.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjS1w18HFbg
Zhane dan Sony tidak sulit menemukan penginapan, karena banyak penginapan yang tersebar di setiap sisi jalanan. Sony memilih penginapan yang berharga murah karena dia yang membayar. Dia kasihan pada Zhane yang tidak memiliki uang.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyi8oVppWCT
Saat Sony memesan satu kamar pada resepsionis di dekat counter, Zhane duduk di kursi kayu panjang. Zhane merenung sembari menatap tungku besar di hadapannya. Seluruh badannya tertutupi jubah biru. Wajahnya tersembunyi di balik tudung jubahnya. Sehingga orang-orang tidak terlalu memperhatikannya.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbnvneKIt4X
Ada seorang laki-laki remaja berambut merah, duduk di samping Zhane, tetapi sedikit berjauhan. Dia berjubah merah yang hampir menutupi semua badannya. Kedua tangannya memegang sebuah kertas putih kecil. Di atas kertas itu, muncul layar persegi yang mengudara. Entah apa yang dibacanya di kertas itu.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOu1EFyzKiQ
Zhane tertarik melihat kertas yang dipegang laki-laki berambut merah. Ada perasaan penasaran yang menelusuri ke jiwanya. Hatinya ingin bertanya, lalu dijawab oleh Sony yang duduk di sisi kanannya. Menghalangi pandangannya yang tetap tertuju ke kertas itu.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxBTqKcVwys
"Itu Paper Computer, Zhane," ungkap Sony tersenyum, "itu adalah teknologi digital virtual yang sudah lama ada sejak raja bumi pertama dilantik. Sebuah komputer tipis menyerupai kertas. Dengan menggunakan teknologi itu, kita bisa menelepon, mengirim pesan, dan mengetik, dan banyak kegunaan lainnya."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhI2ClawARa
"Oh, begitu. Tapi, aku tidak pernah memilikinya sampai berumur delapan belas begini. Karena ayahanda tidak pernah mengizinkan aku mengenal dunia luar," balas Zhane melebarkan mata, kemudian meredupkan mata.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpYKAp8vgjl
"Ya. Nanti kau akan memilikinya, karena jika bersekolah di TIT, kau harus memiliki Paper Computer untuk mengakses pelajaran."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5cnZRhxoce
"Hah? Benarkah?"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhqsCrNXH98
Zhane membelalakkan mata lagi. Matanya berbinar-binar. Dia sudah kembali pada dirinya yang asli. Sony yang mengetahui penyakitnya itu, hanya tersenyum.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsyAxsiCkEI
"Benar. Aku akan membelikannya untukmu," kata Sony memegang pucuk kepala Zhane, mengangguk.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡupB1PzbJTB
"Terima kasih, Sony," sahut Zhane merangkul pinggang Sony.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHvJvcOmj3x
"Aaah! Tapi, jangan berpelukan begini juga! Banyak orang yang melihat kita, tahu!"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQu99JrfUca
"Maaf!"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4EZ8S6DmRe
"Dasar, Pa ... Zhane!"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxcF21r9pkJ
Sony kelabakan, melepaskan kedua tangan Zhane dari tubuhnya. Dia langsung menyeret Zhane, kabur dari ruang lobi. Menghindari tatapan aneh orang-orang yang menganggap mereka adalah dua pemuda yang tidak normal.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTpaSRZGKM2
Sony membawa Zhane ke lantai dua. Mereka masuk ke kamar yang sudah disewakan Sony. Sony meletakkan tas ranselnya ke dekat nakas, di antara dua ranjang. Kemudian menyingkap gorden dan membuka jendela. Menemukan pemandangan kota yang indah di bawah sana.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaFyaAxvPEk
"Aaah, segarnya pagi ini!" seru Sony meregangkan badannya, berdiri di dekat jendela. Melihat banyak orang yang telah memenuhi jalanan. "Zhane, apa kau mau sarapan? Aku akan membelimu makanan dan minuman sekarang."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz3cp9sKGZD
Zhane malah memasukkan kepalanya ke tungku yang berlubang besar, searah dengan Sony. Sony membulatkan mata sempurna, berteriak keras. Kalang kabut, langsung berlari menarik tangan Zhane.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfmGeV0EYrF
"Zhane, apa yang kau lakukan?" tanya Sony memegang kedua bahu Zhane.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyMhERiD1j8
"Aku hanya memeriksa tempat itu," jawab Zhane menunjuk tungku perapian yang kosong, "itu lubang apa, Sony?"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP3jBCvxGnw
"Itu tungku perapian. Gunanya untuk menghangatkan badan. Tapi, sekarang sedang musim semi, tentu kita tidak menyalakan perapian."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiebq8QGpU4
"Oh begitu. Aku baru melihatnya. Sungguh hebat!"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6om8vr6fDu
Zhane bertingkah polos, hanya mengangguk. Sony hanya tersenyum, dan membiarkan Zhane memeriksa setiap barang yang ada di kamar itu. Zhane berpikir semua perabotan itu sangat berbeda dibanding perabotan di istana.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaiwSFpHV2V
Zhane memang tidak pernah melihat tungku perapian dan apapun yang berhubungan dengan dunia luar. Karena dia hanya diizinkan berkeliaran di sekitar dalam istana, sembari melakukan apa yang disukainya. Hanya ruang singgasana dan kamar raja, yang tidak boleh dimasukinya.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5LDFbvU3E7
"Aaah, aku lapar." Zhane memegang perutnya yang sudah capek bernyanyi. Berwajah kusut. Duduk di pinggir ranjang.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡShuwSKyHJw
"Kalau begitu, aku keluar dulu, mau membeli sarapan. Zhane, tunggu di sini. Jangan pergi kemana-mana." Sony berjalan menuju pintu.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKU8AE8HT8X
"Ya, tapi, mengapa kau terus memanggilku Zhane? Biasanya kau memanggilku Pangeran, 'kan?"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd4mzDuj6Zh
"Mulai hari ini, kau bilang tidak mau dipanggil Pangeran lagi, karena kau tidak mau dianggap anak raja. Kau ingin menjadi warga biasa yang bernama Zhane Mendez."
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXZ5twoYFZo
"Hah? Aku bilang begitu? Apa benar?"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiHcuytiIde
"Benar. Oh ya, aku pergi dulu!"
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMKP9fbg4Zn
Sony mengangguk, membuka pintu. Dia menutup pintu, berlari melewati koridor yang dilalui beberapa orang. Menemukan tangga di ujung koridor.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrbVugRIY2n
Zhane yang tertinggal sendiri, hanya menggaruk-garuk kepalanya. Perasaan bingung menguasai pikirannya. Terkadang dia lupa dengan apa yang direncanakannya karena kepribadiannya yang lain yang mengetahui rencana itu.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTKLcWajW1N
Sony berjalan melewati ruang lobi. Dia menutupi kepalanya dengan tudung jubah kuningnya. Menghindari orang-orang yang tetap berkumpul di ruang lobi. Keluar dari penginapan, bercampur baur dengan para penduduk lokal. Membiarkan kudanya tetap terikat di tiang penopang teras penginapan. Ada penjaga yang mengawasi kuda itu karena dibayar olehnya.
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZQFge4mL7
***
267Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnGX88ZcxjI
