Seekor kelinci lari dari rumahnya. Dibesarkan oleh dua rubah penyayang. Terkadang mereka saling menyakiti. Namun sebenarnya mereka tidak bermaksud seperti itu.
Kelinci terlihat ketakutan. Ia takut pada monster yang ada di dalam dirinya. Monster itu selalu datang pada saat rubah menyakitinya.
"Sakit!" Teriak monster, lalu menerkam sebagian hati si kelinci. Sang kelinci semakin kesakitan.
Akhirnya kelinci menyadari, dua rubah yang sangat ia sayangi semakin lama semakin membuatnya diterkam oleh monster dalam dirinya. Seiring waktu, kelinci semakin merasakan sakit yang parah.
Ia tak tahan.
Ia berlari, kabur dari rumahnya. Kelinci berharap dengan menjauhnya ia, rasa sakit yang ia rasakan selama ini akan sedikit pulih.
Akhirnya kelinci tinggal di rumah rusa. Beberapa hari ia merasa senang. Sakit yang biasa ia rasakan perlahan hilang. Namun suatu saat ia melihat bunga matahari di jajaran toko yang tidak sengaja ia lewati. Ingatan tentang dua rubah itu kembali. Kelinci teringat pada saat rubah dan ia pergi membeli bunga rumput.
"Kalau ada rejeki, ayo kita beli bunga matahari." Bisik rubah pada kelinci. Kelinci sangat senang pada saat itu.
Namun yang kelinci rasakan sekarang justru perih yang mendalam.
Seketika Monster dalam dirinya terbangun. "Bagaimana bisa rubah itu mencintai kelinci sebanyak itu, namun terus menyakiti kelinci sebanyak itu?" Kata monster. Lalu meneriakkan rasa sakit yang lebih kencang dari sebelumnya.
Kelinci tidak punya kendali atas monster. Ia menerka, darimana ia mendapatkan monster mengerikan ini? Kenapa monster yang ada dalam dirinya tidak pernah hilang? Sampai sejauh mana monster ini akan memakan hati kelinci? Sampai kapan jiwa kelinci harus bertahan di ambang kewarasan? Semakin tenggelam, kelinci dan monster semakin sesak. "Apakah kita berdua akan mati bersama?"
Akhirnya? Cobalah untuk menebak, akhir mana yang pantas bagi kelinci dan monster.
ns 18.68.41.179da2