Jeremiah melihat arloji di tangan kanannya. Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore. Matahari sudah mulai terlihat turun dari peraduannya dan warna langit yang tadinya biru, berubah menjadi kekuningan. Menandakan waktu buka puasa sudah semakin dekat. Jeremiah adalah seorang pria berbadan tegap, tinggi sekitar 175 cm, berkulit putih khas peranakan Cina dan Indonesia. Wajahnya cukup tampan dan manis. Dia sedang duduk di salah satu kafe di perkantoran di daerah Jakarta Selatan. Di lehernya ada kalung salib berwarna putih yang berpendar ketika terkena sinar matahari.
"Kamu gak papa masih harus nunggu?' pesan masuk ke WA-nya. Pesan dari Jani. Kekasihnya tujuh tahun terakhir ini. Mereka sudah pacaran sejak SMA dan masih bersama hingga sekarang. Jani bekerja sebagai customer service di Bank di perkantoran tersebut dan baru akan selesai sekitar jam 4 sore nanti. Mereka sudah janji akan berbuka puasa bersama.
"Gak papa kok sayang. Lagian, aku ditemenin Jason juga."
Laki-laki yang berada persis di depannya bernama Jason. . Jeremiah, Jani dan Jason adalah teman dekat semasa SMA. Mereka menjadi teman dekat gara-gara nama mereka yang selalu bersebelahan ketika SMA. Kemudian, Jeremiah jatuh cinta kepada Jani dan mengungkapkan perasaannya. Jani menerima pernyataan cinta Jeremiah dan kisah cinta itu berlangsung hingga sekarang.
“Gue udah bilang kalo kita kecepatan datang.” Jason menyindir Jeremiah sambil tertawa. Dia membuka botol air mineralnya dan meminumnya dengan santai. Jason berperawakan lebih pendek dari Jeremiah. Kedua telinganya ditindik dengan anting hitam dan tangan serta lehernya digambari dengan tato. Dia mengenakan topi yang dibalik. Jason bekerja sebagai seniman tato dan sangat menikmati pekerjaannya itu. Penghasilannya tidak besar, tapi Jason senang karena dia bisa bekerja sesukanya dan tidak ada yang membuatnya harus melakukan sesuatu yang tidak dia inginkan.
“Gimana Delilah? Lo putus lagi?” tanya Jeremiah.
“Iya.” Ungkap Jason dengan santai. “Orang tuanya gak setuju anaknya serius sama gue. Katanya, nikah sama tukang tato bisa dapet apa? Penghasilan juga gak gede. Delilah udah coba ngelawan. Tapi, karena gue udah capek juga pacaran begini-begini terus. Dihina-hina mulu sama keluarganya dia. Akhirnya, gue bilang ke Delilah kita putus aja. Itu gak gampang, cuma itu yang terbaik. Dia cewek cakep, pasti banyak yang mau. Bapak-Ibunya juga konglomerat, gampang tinggal jodohin aja sama cowok tajir juga. Pasti dapet.”
“Lo juga anak konglomerat, kan”
Jason tertawa.
“Gue gak mau hidup dari orang tua gue. Mending hidup begini aja. Gue bahagia. Buat apa tinggal dirumah kalo Cuma buat dipukulin?”
Jeremiah dan Jason tertawa. Walaupun sebetulnya tidak ada yang lucu. Keluarga Jason sering memukuli Jason ketika kecil. Ayah dan Ibunya sering sekali bertengkar dan akhirnya memutuskan bercerai dua tahun lalu. Setelah itu, mereka tidak pernah mau berkomunikasi lagi. Jason yang sudah sering dipukuli sejak kecil, kemudian dilupakan begitu saja. Hanya uang yang mengalir setiap bulan ke rekeningnya, tapi tidak pernah digunakan. Apalagi karena Jason tidak punya saudara, hubungan mereka menjadi semakin jauh. Tapi sebaliknya, hubungan Jason dengan Jeremiah dan Jani malah semakin erat.
Tak terasa waktu berlalu dan Jani sudah selesai bekerja. Dia berjalan mendekati Jason dan Jeremiah. Jani adalah perempuan bertubuh mungjl dan tidak secantik model. Tapi, dia sangat menarik dan manis sekali. Kulitnya berwarna sawo matang dengan rambut panjang sebahu. Dari segala hal tentang Jani, senyumannya adalah yang paling Jeremiah sukai. Jani berasal dari keluarga sederhana dan ayah dan ibunya adalah guru di sekolah negeri. Dia dan orang tua Jani sudah kenal cukup lama dan mereka berhubungan baik sekali.
“Maaf ya lama…” kata Jani.
Jason dan Jeremiah mengelak dan berkata tidak apa-apa.
Mereka bertiga masuk ke mobil Jeremiah. Seperti biasa, Jason duduk di belakang. Jeremiah yang mengemudikan mobilnya. Sementara, Jani duduk di samping Jeremiah. Ramadhan tahun ini adalah tahun ke sekian Jeremiah dan Jani bersama.
“Kita mau buka puasa di mana?” tanya Jason.
“Aku ada promo bagus nih di restoran korea.” Kata Jani. Walaupun sebetulnya hanya Jani sendiri saja yang berpuasa. Tapi, mereka sudah sering sekali mencari-cari tempat makan yang enak untuk buka puasa. Hampir setiap tahun mereka melakukan kegiatan yang sama. Menikmati waktu bersama hingga azan magrib berkumandang. Ramadhan tahun ini pun akan menjadi seperti itu.
ns 15.158.61.8da2