"Menyatakan bahwa saudara Park Jimin dan saudari Jung Eunbi, resmi bercerai"
Hakim memukul meja sebanyak tiga kali. Akhirnya, mereka resmi bercerai. Terlihat diraut wajah mereka yang terlihat sedih tapi, Eunbi mencoba tegar dan mengulurkan tangannya pada Jimin. Jimin menjabat tangan Eunbi sambil tersenyum. Setelah itu, Eunbi segera keluar dari tempat persidangan dan kembali ke apartemen untuk mengambil semua barang-barang miliknya.
Jimin terlihat menahan air matanya sambil berjalan masuk ke dalam mobil. Jimin terus memperhatikan kursi di sebelah pengemudi. Karena kursi tersebut tempat di mana Eunbi selalu menemani Jimin ke mana pun Jimin pergi. Akhirnya, tangisan Jimin pecah berada di dalam mobil. Ia berteriak sekeras-kerasnya karena dadanya terasa sesak.
Kkkrrrriiiingg....
Jam alarm berbunyi cukup keras, membuat Jimin terbangun. Jimin mematikan jam alarm tersebut dan berusaha untuk bangun. Sudah lebih dari tiga hari, Jimin hidup tanpa kehadiran Eunbi. Jimin mengambil cuti selama seminggu untuk menenangkan pikirannya setelah bercerai dengan orang yang ia cintai. Keluar dari kamar langsung berjalan menuju dapur untuk membuat kopi kesukaannya yaitu vanilla latte.
Di apartemen lain, Eunbi juga merasakan hal yang terass hampa. Sudah beberapa hari ini, ia hidup sendiri tanpa di dampingi oleh Jimin. Terkadang, Eunbi teringat dengan Jimin dan membuatnya menangis lagi. Eunbi menyesali perbuatan Jimin yang selingkuh darinya. Eunbi sudah melakukan segala untuk Jimin dan bahkan, Eunbi selalu melakukan perawatan wajah agar, Jimin tidak malu memiliki istri seperti Eunbi. Tapi, semua itu sia-sia saja karena Jimin tetap selingkuh.
Eunbi membuat bibimbap dengan di temani vanilla latte kesukaannya. Segera mengaduk bibimbap nya yang penuh dengan saos. Eunbi langsung memakannya karena ia sangat kelaparan. Semalam, Eunbi tidak napsu makan karena terus teringat oleh Jimin. Saat menyantap bibimbap nya, Eunbi teringat dengan Jimin.
"Hari ini, dia sarapan apa?. Apa dia bisa masak sesuatu?. Atau bahkan, dia tidak sarapan"
Eunbi khawatir dengan keadaan Jimin. Setiap sarapan, Eunbi selalu menyiapkan sarapan meskipun Eunbi harus melihat internet untuk membuat makanan. Eunbi tidak terlalu mengerti masakan tapi, ia bisa memasak dengan enak sesuai dengan resep yang ia lihat di internet.
Ternyata, Jimin sedang membuat sandwich yang mudah dibuat. Jimin hanya membutuhkan roti tawar, sayuran dan nuget ayam. Jimin hanya perlu menggoreng nuget dan itu sangat mudah baginya. Tapi, Jimin juga memikirkan Eunbi yang saat ini jauh dari nya. Jimin takut jika, Eunbi tidak selera makan karena kejadian perceraian beberapa hari yang lalu. Jimin ingin mengirim pesan pada Eunbi untuk menanyakan keadaanya tapi, psti ia tidak akan membalas pesan Jimin. Selesai menggoreng nuget, Jimin mulai menyusun sandwich nya lu, segera memakannya.
Ting..Tong...Ting...Tong...
Eunbi melihat ke layar yang kamera nya berada di atas bel apartemen nya. Eunbi melihat Min Yuna berada di depan apartemen nya. Yuna adalah sahabat Eunbi semenjak mereka kuliah dan bahkan sampai sekarang. Setelah Eunbi bercerai, Yuna lah yang selalu menghibur Eunbi. Eunbi berjalan menuju ke arah pintu dan membukakan pintu untuk sahabatnya.
"Hai. Apa kau sudah sarapan?" Tanya Yuna.
"Aku sedang sarapan" Jawab Eunbi yang masih menyimpan makanan di dalam mulutnya.
"Oh... baiklah. Kau masih menyimpan makananmu di dalam mulutmu. Aku membawa sarapan jika, kau belum sarapan"
"Makan bibimbap saja, aku sudah kenyang"
"Aku bawa banyak lauk. Kita makan bersama-sama sampai kau kenyang"
Yuna berjalan mengikuti Eunbi menuju ke meja makan. Terlihat hanya bibimbap dan kopi saja yang berada di atas meja makannya. Terlihat dari sorot matanya jika, Eunbi masih merasakan kesedihan setelah perceraiannya dengan Jimin. Yuna ingin mengajak Eunbi pergi ke suatu tempat untuk melupakan kesedihannya.
"Eunbi, hari ini kau ingin pergi ke mana?. Aku bosan di rumah terus" Tanya Yuna sambil mengunyah makanannya.
"Apa kau tidak bekerja?"
"AKu cuti seminggu. Karena aku cuti... aku ingin mengajakmu jalan-jalan"
"Kau cuti?. Baiklah. Terserah kau saja"
"Bagaimana kalau kita pergi berkemah?. Tapi, kita harus membeli peralatannya dulu seperti alat masak nya, lampunya, tendanya"
"Ok. Sudah lama, aku tidak pergi berkemah"
"Setelah sarapan ini, kita bersiap-siap dan langsung pergi ke pusat perbelanjaan"
***
Setelah bersih-bersih dan membersihkan tubuhnya, Jimin duduk di sofa sambil menonton acara televisi. Terlihat Jimin yang sangat bosan dan ingin pergi jalan-jalan.
"Eunbi, kau ingin pergi ke..."
Melihat ke arah sampingnya dan Jimin lupa jika, Eunbi sudah tidak tinggal lagi bersama dirinya. Jimin lupa bahwa ia sekarang tinggal sendirian di apartemen. Jimin mematikan televisinya dan langsung membanting remote televisi ke atas sofa. Jimin masuk ke dalam kamarnya lalu, mengganti pakaiannya dan pergi keluar dari apartemen.
Saat, berada di luar apartemen, Jimin bertemu dengan Nara yaitu sahabat Jimin. Sahabat yang membuat Jimin dan Eunbi bercerai. Karena kesalah pahaman terhadap Nara, Eunbi rela melepas Jimin.
"Hai, Jimin!"
Jimin hanya diam saja saat Nara memanggil namanya. Jimin diam di tempat tapi, Nara yang datang menghampirinya.
"Sedang apa kau di sini?" Tanya Jimin dingin.
"Aku ingin melihat keadaanmu tapi, kau terlihat baik-baik saja. Kau masih tampan dan tentunya fashionable. Tapi, kau semakin kehilangan berat badanmu" Kata Nara sambil memukul bahu Jimin.
"Karena aku masih tampan dan fashionable, bukan berarti aku baik-baik saja"
"Apa kau masih mencintai Jung Eunbi?"
"Tentu saja, aku mencintainya. Sangat-sangat mencintainya. Kenapa?"
"Dia yang ingin bercerai berarti, dia sudah tidak mencintaimu"
"Itu semua gara-gara pesan darimu. Setiap kau mengirim pesan padaku... pasti kau memanggil ku 'sayang'. Itu membuat Eunbi salah paham. Aku menyuruhmu behenti tapi, kau terus mengirim pesan seperti itu"
Jimin pergi meninggalkan Nara yang masih terdiam dan terus memperhatikannya. Nara tidak bisa diam begitu saja. Ia langsung menarik Jimin pergi menuju sebuah Cafe untuk minum kopi bersama. Saat masuk ke dalam Cafe tersebut, Jimin langsung teringat dengan Eunbi. Pertama kali Jimin dan Eunbi bertemu adalah di dalam Cafe yang bernama BLUE. Masuk ke dalam Cafe, Jimin hanya terdiam melihat sekeliling.
"Kau mau pesan apa?" Tanya Nara.
"Aku pesan van... ah, cappucino saja" Jawab Jimin ragu-ragu.
Selesai memesan, mereka memilih tempat duduk yang nyaman yaitu dekat kaca. Agar mereka bisa melihat ke arah jalanan, tidsk hanya melihat dinding Cafe saja. Hanya butuh waktu beberapa menit, pesanan mereka sudah selesai. Nara mengambilnya di depan kasir lalu, kembali lagi ke meja nya.
"Biasanya kau memesan vanilla latte" Kata Nara.
"Di rumah, aku sudah minum vanilla latte. Jadi, aku ingin minum yang lain"
"Benarkah?. Bukan karena Eunbi juga menyukai vanilla latte?"
"Bisakah kita membahas yang lain?"
"Ok. Aku akan mengatakan sesuatu yang kau tidak tahu. Kau tahu, kenapa aku selalu memanggilmu sayang?"
"Mungkin... karena kau bercanda?"
"Bukan."
"Lalu..."
"Karena aku menyukaimu"
"Apa?"
"Aku menyukaimu saat kita masih kuliah. Tapi, kau malah menikah dengan wanita lain hanya gara-gara, kalian sama-sama menyukai vanilla latte"
"Aku menikah dengan Eunbi karena ada kecocokan di antara kita. Bukan hanya sekedar vanilla latte" Kata Jimin yang cukup terkejut dengan pernyataan Nara.
"... Sekarang kau sendirian. Apa yang akan kau lakukan?. Kau akan menikah lagi?. Menikah lah denganku"
Jimin hanya tersenyum seringai. Ia segera menghabiskan minumannya dan berencana keluar dari Cafe untuk menjauh Nara yang membuatnya sangat marah.
***
ns 15.158.61.55da2