BUKAN HAL MUDAH MENJADI ANAK PEREMPUAN PERTAMA
Hai namaku Rara, aku adalah anak pertama dari dua saudara. Tak banyak yang ku ketahui tantang kerasnya dunia ini, Namun aku tahu seberapa kuat dan mampunya aku sebagai anak perempuan pertama di dalam keluargaku agar mampu berjalan di atas kerasnya gempuran masalah yangku hadapi untuk memperjuangkan harapan orang tuaku. Aku menyadari bahwa anak sebuah anugerah terindah yang di berikan Tuhan kepada setiap orang tua. Kedatangan seorang anak pertama di dalam suatu keluarga adalah satu hal yang sangat di nantikan oleh orang tua, karena kehadiran seorang anak in akan melengkapi kebahagiaan keluarga, dan tentu orang tua pasti akan memberikan kasih sayang dan cinta yang tak terhingga untuk anaknya. Mereka akan melalukan segalah hal yang dapat membuat anaknya bahagia.
Dulu saat aku masih kecil mungkin bukan aku saja banyak anak di luaran sana yang memikirkan hal yang sama denganku, bahwasanya menjadi orang besar itu sangat menyenangkan. Menjadi orang yang sudah besar (dewasa) itu bebas untuk melakukan apa pun dan tentu terlihat sangat menyenangkan. Namun kenyataannya menjadi dewasa bukanlah satu hal yang menyenangkan apalagi untuk seorang anak pertama sepertiku, karena di saat dewasa kamu akan di tuntut untuk melakukan segalahalnya sendiri, terutama untuk memikirkan masa depan kita sendiri, apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan kita.
“Sakit, tentu rasanya sakit, namun aku harus menahan rasa sakit ini dan terus berjuang karena aku anak pertama”
Aku pernah membaca kutipan ini di sosial mediaku , nah dari kutipan itu aku dan tentu kita semua menjadi tahu bahwa menjadi anak pertama memang bukanlah hal yang mudah. Anak pertama selalu di identik dengan perjuangan , ya mereka harus berjuang sendiri untuk merealisasikan tuntutan dan harapan kedua orang tuanya. Walau rasa sakit dan lelah yang terkadang silih berganti menghampiri hari-hariku, seorang anak pertama harus dapat menahan rasa sakit itu dan terus berjuang. Tidak peduli tentang seberapa besarnya rasa sakit yang di hadapi ia akan terus berjuang karena dia adalah anak pertama. Ya, karena pertama ini di tuntut untuk bekerja keras karena di pundaknya terdapat harapan besar dari kedua orang tuanya.
Aku menyadari bahwa terlahir sebagai perempuan adalah sebuah anugerah, terlahir sebagai anak pertama juga sebuah anugerah tentunya. Anak pertama dan anak perempuan menurutku adalah perpaduan yang kurang menyenangkan. Kalian tahu kenapa? Karena mereka dituntut untuk sempurna, harus memiliki pundak sekuat baja, dan harus memiliki hati setegar sebuah karang, untuk menghadapi keras dan kejamnya dunia ini. Anak perempuan selalu dituntut untuk menjadi pribadi yang kuat dan kokoh, mereka tidak lemah saat dunianya sedang hancur.
Aku memahami hal itu dan mengapa menjadi anak pertama dan apalagi seorang perempuan sangat tidak mudah, ada berbagi tuntutan yang cukup banyak dan juga besarnya harapan kedua orang tua yang di titipkan kepada kita. Setiap hal yang sudah kupelajari hingga hari ini dan mengapa menjadi anak perempuan pertama itu sulit mungkin akan terlihat sangat berlebihan namun inilah yang terjadi dan harus kita sadari, seperti :
Memikul tanggung jawab yang cukup besar
Seorang anak perempuan pertama diberikan banyak tanggung jawab yang besar oleh kedua orang tuanya. Anak pertama akan dituntut untuk dapat menjadi tulang punggung keluarga nantinya untuk menggantikan peran seorang ayah, tak hanya itu anak pertama selalu akan menjadi dan harus memberikan contoh yang baik untuk adik-adiknya. Tentu saja mereka akan dituntut untuk hidup mandiri dan melakukan semua hal sendiri. Aku sudah memalui fase ini di mana dalam setiap hal dalam hidupku harus dan dapat memberikan contoh baik bagi adik-adiku alias selalu ingin terlihat sempurna walau itu semua sangat menguras tenagaku.
memiliki rasa takut jikalau tidak dapat memenuhi semua tuntutan dan harapan
Di saat sudah dewasa pasti hal ini akan selalu terpikirkan oleh seorang anak pertama yaitu tentang masa depan. Bagaimana caranya agar bisa menjadi orang sukses dan dapat membahagiakan kedua orang tua. Karena anak pertama selalu memiliki pikiran bahwa mereka akan menjadi sebuah harapan besar orang tua untuk dapat mengangkat derajat keluarga. Dengan banyaknya tuntutan dan juga harapan ini yang dititipkan oleh kedua orang tua terutama anak perempuan pertama, tentu memberikan sensasi sebuah tekanan yang cukup besar bagi diri sendiri, sehingga kita selalu dihantui rasa takut jika seandainya tidak bisa mewujudkan semua tuntutan dan harapan yang telah diberikan kedua orang tua. Aku merasakan hal ini ketika mulai memikirkan segala hal yang harus kucapai untuk membuat kedua orang tuaku bahagia, mulai dari SMP, SMA, KULIAH , dan hingga mencari pekerjaan yang layak. Memang benar hal ini sempat membuatku tertekan namun aku selalu mengingat akan pentingnya perjuangan kedua orang tuaku dan harapan yang mereka titipkan kepadaku membuatku bangkit dan bersemangat kembali.
Anak pertama harus selalu mengalah
Nah sebagai seorang anak perempuan pertama kita akan selalu dituntut untuk selalu bersikap dewasa dalam menghadapi segala hal apa pun itu, kita juga di tuntut untuk selalu mengalah dengan adik. Seperti misalnya saat terjadi pertengkaran anak pertama dengan adiknya , pasti yang selalu akan disalahkan oleh orang tua adalah anak pertama.
Jadi kedua orang tua selalu menuntut anak pertama untuk dapat mengalah dengan adiknya. Memang benar rasanya tidak adil jika kalau anak pertama yang selalu disalahkan dan disuruh untuk selalu mengalah dengan adiknya. Tentu saja terasa sangat tidak menyenangkan di saat kita selalu disalahkan dan dipaksa untuk selalu mengalah. Namun itulah kenyataan yang harus bisa dimaklumi dan dipahami oleh anak pertama agar kita mengerti bahwa perlu untuk bersabar dan menurunkan ego kita.
Dituntut untuk sempurna
Menjadi anak perempuan apalagi anak pertama tentunya dipenuhi dengan harapan yang besar dari orang tuanya. Yang akan selalu dituntut untuk sempurna, kita juga harus melakukan semua hal sendiri. Tidak hanya itu kita juga kan dituntut untuk selalu kuat dan tegar tentu saja tidak boleh lemah. Keberhasilan anak pertama selalu akan menjadi gambaran jika orang tua berhasil mendidik anaknya dengan baik dan benar, dikarekan hal itu anak pertama dituntut untuk selalu sempurna agar kedua orang tua kita dianggal berhasil mendidik anaknya.
Harus terlihat selalu baik-baik saja
Memang bukan hal baru dan keanehan bahwasanya anak pertama akan selalu melakukan hal ini dikarenakan mau sedang terpuruk dan mengalami masalah, kita atau anak pertama akan selalu berusaha untuk menyembunyikan dan bersikap seolah-olah semua baik-baik saja. Tentu kita tidak ingin orang melihat sisi lain dari diri kita yang lemah ini, karena anak pertama ini selalu ingin terlihat kuat di hadapan semua orang. Terkadang di saat malam hari dia menangis diam-diam dikamarnya , terakadang juga lelah dengan pemikirannya tentang masa depan dan capek di saat masalah yang selalu datang silih berganti dalam setiap harinya.
Tentu saja anak pertama tidak akan selalu sekuat yang orang-orang pikirkan dan orang lihat, Mereka sering menangis diam-diam dikamarnya dan tak satu orang pun tahu. Dia lemah hanya saja dia pandai dalam hal menunjukan sisi terkuat dan tegar dari dirinya. Bukan hal yang baru dan bohong kalau kita sebagai anak pertama hanya ingin orang lain melihatanya sebagai orang yang kuat.
Tidak memiliki tempat berbagi
Yang terakhir di saat merasa lelah dan capek dengan segala hal yang terjadi dalam hidupnya pasti seorang anak akan menceritakan hal itu kepada orang tuanya, tetapi hal itu tidak berlaku bagi seorang anak pertama. Kita tentu dan pasti akan memendam semua hal itu sendiri. Tidak akan ada tempat untuk berbagi kecuali menceritakan semuanya pada diri sendiri dan pastinya mengadu kepada Tuhan.
Memang rasanya tidak akan mudah di saat kita membutuhkan tempat cerita namun kita bingung harus menceritakan semua itu dengan siapa. Pada akhirnya selalu akan memilih untuk memendam saja semua hal itu sendiri dan menceritakan kepada Tuhan lewat doa.
Di sini aku mengerti dan memahami terlahir sebagai seorang anak perempuan pertama adalah sesuatu hal dan anugerah yang harus disyukuri, Yang artinya Tuhan percaya jika aku mampu menghadapinya. Walaupun menjadi anak perempuan pertama bukanlah hal yang mudah, dikarenakan banyaknya harapan, tuntutan, dan tanggung jawab yang dititipkan orang tua. Aku selalu percaya aku atau pun kita pasti dapat melewati semua ini dengan baik.
Semoga bahu anak perempuan pertama akan selalu kuat dalam menghadapi apa pun cobaan yang di berikan oleh Tuhan, semoga hatinya bisa setegar batu karang di saat menghadapi masalah. Untuk anak perempuan pertama tetaplah semangat dan lanjutkan perjuangan kalian karena ada keluarga yang harus dibahagiakan.
Terima kasih telah membaca dan semoga harimu bahagia.