“Ayo Linda, kamu maju kedepan dan kerjakan tugas ini dipapan,” perintah Indra pada muridnya. Pagi itu Indra mengajar matematika untuk kelas satu. Jumlah murid kelas 1 hanya 30 orang, yang cowok 10 dan cewek 20. Begitu dapat perintah Indra, Linda maju kedepan untuk mengerjakan perintah pak guru Indra. “Sudah pak.., sudah selesai,” kata Linda setelah mengerjakan tugas dipapan tulis.
Indra bangkit dari duduknya, dan mengamati tugas yang dikerjakan Linda. “Wah., kamu ini pasti tidak pernah belajar ya? Kok ini salah semua. Sini kamu Linda, bapak beri hukuman,” Indra sedikit melotot meminta muridnya mendekat.
Linda adalah gadis ABG berusia 13 tahun. Bagi Indra, murid yang satu ini cukup manis dan cantik, walaupun masih ABG alias bau kencur. Body Linda yang mulai remaja membuat daya tarik tersendiri bagi Indra, apalagi tubuh bongsor Linda membuat tetek yang baru tumbuh terlihat sexy tak ber BH.
“Nih. Lain kali belajar yang rajin ya..,” Indra mencubit bokong Linda dengan gemas sampai gadis cilik itu meringis kesakitan. “Ampun pak guru.. Iya besok saya belajar,” Linda takut sekali dimarahi pak guru Indra.
“Anak-anak yang lain, kalau kalian tidak belajar maka kalian akan bernasib sama kayak Linda. Nah Linda, jam istirahat nanti kamu menghadap pak guru ya, kalau nggak ada diruang guru kamu cari bapak dirumah,” perintah Indra lagi, Linda merunduk ketakutan.
“Teng.. Teng.. Teng,” bel istirahat berbunyi, anak-anak SMP terlihat berhamburan keluar untuk beli aneka jajanan dikios-kios sekitar sekolah
“Nah sekarang kamu jelaskan kenapa kamu ini terlambat sekali berpikirnya, apa dirumahmu banyak pekerjaan yang harus kau lakukan, atau memang kamu malas belajar hah?” Indra berlagak marah membuat Linda ketakutan.
“Eh.. Anu pak.., saya kalau dirumah memang repot jagain adik yang masih kecil, jadi sering lupa belajar, maaf pak guru,” Linda tertunduk.
Indra tersenyum simpul melihat Linda yang ketakutan, ia pun segera berpikir untuk menggarap murid bongsor itu. Indra kemudian menjelaskan pada Linda kalau dirinya bisa pintar secara instan tak perlu belajar, tentu saja itu akal-akalan Indra.
“Kalau kamu mau, kamu ke rumah bapak nanti sore. Bapak akan ajarkan kamu cara menjadi pintar,” kata Indra meyakinkan. “Mau pak.. Saya mau sekali asal bisa pintar dan jadi juara,” jawab Linda lugu. Waktu pun disepakati, Linda akan datang jam tiga sore untuk menerima rahasia ilmu dari pak guru Indra.
Waktu berjalan begitu cepat hingga sore pun tiba
“Tok.. Tok.. Tok,” pintu rumah terdengar ketukan. “Eh kamu Linda..cantik sekali kamu..,” Indra menyambut Linda dengan genit.
“Jadi kan bapak kasih ilmunya?” tanya Linda dimuka pintu. “Jadi dong, ayo masuk kamu,” Indra menuntun Linda masuk kerumahnya, setelah itu pintu utama ditutup rapat.
Linda pakai rok sekolah sebatas lutut dipadu kaos ketat warna pink, membuat tetek yang baru tumbuh nampak tersembul kedepan.
“sebentar ya bapak ambilkan minum, kamu pasti haus” kata indra menawarkan minuman pada Linda
“gak usah pak, saya gak lagi haus kok” tolak Linda karena tidak enak dengan gurunya. Tanpa menghiraukan tolakan Linda, Indra berjalan ke belakang menuju dapurnya. Di dapur Indra sudah menyiapkan minuman yang ia beri obat perangsang dengan dosis rendah.
“ini diminum dulu, pasti kamu haus, ini juga ada camilan. Dicoba dulu, kita santai aja” kata Indra sambil menyerahkan sirup dingin dan dua toples camilan di meja tamu.
“wah bapak, repot-repot Linda jadi gak enak sama bapak” walaupun Linda berkata begitu sirup yang diberikan langsung diminum habis oleh Linda. “duh cantik-cantik rakus juga nih anak” kata Indra dalam hati.
“Nah sekarang bapak mau kasih rahasia pintar, tetapi kamu janji dulu untuk tidak cerita kepada siapapun. Soalnya, kalau murid yang lain tahu mereka akan cemburu dan minta ilmu itu juga, nanti kamu banyak saingan dan susah jadi juara, mau kan?” kata Indra.
“Iya.. I.. Iya pak saya janji,” jawab Linda lugu. “Oke kalau begitu, sekarang kamu duduk disini ya, biar bapak kasih ilmunya,” Indra menyuruh Linda duduk di lantai yang sudah dilapisi karpet bulu, Linda menurut saja.
Setelah Linda duduk, Indra mendekat dan berbisik-bisik ketelinga kanan Linda. “Kalau mau pintar, telingamu harus dijilati seperti ini,” kata Indra, lidahnya langsung menyapu daun telinga Linda berkali-kali sambil tangannya memegangi kepala Linda.
“Aduh.. Geli pak guru.. Geli banget,” Linda kegelian berusaha berontak. “Geli ya?, ya memang begitu, tahan sedikit ya,” Indra berhenti sebentar untuk meyakinkan Linda, tapi jilatan itu dilanjutkan lagi setelah Linda mengangguk.
Puas menjilati telinga Linda, jilatan Indra turun keleher Linda, dan tangannya ikut turun juga mengusap dan sedikit meremasi tetek yang baru tumbuh milik Linda. “Engghh geli pak guru..,” Linda menepis tangan Indra, Indra pun menghentikan aktifitasnya.
“HEH! kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak?” kata Indra sedikit melotot dan berlagak marah. Linda jadi takut. “Iya pak, mau,” jawab Linda tertunduk.
“pak, saya kok gerah ya? Panas gitu“ keluh Linda dengan menarik-narik kaosnya.
“kamu gerah, ya sudah buka bajumu dan mandi gih di kamar mandi itu, tapi jangan pakai sabun, biar bapak yang nyabunin nanti. Mengerti!?” Indra memerintah lagi. Linda yang masih lugu itu hanya menurut saja, tak menaruh curiga.
Gebyar.. Gebyur.. Linda mulai mandi telanjang. Pintu kamar mandi tak ditutup, dan Indra menikmati tubuh telanjang Linda dari pintu itu. “Sudah pak guru, sekarang sabunnya mana?” tanya Linda.
Tubuh Linda yang beranjak remaja membuat nafsu Indra naik. Tetek yang baru tumbuh dan vagina Linda yang belum berbulu dipandangi Indra bergantian, lalu Indra mendekati tubuh berkulit putih itu. “Ehm.. Bapak sabuni badanmu ya,” tanpa menunggu jawaban Linda, Indra segera mengusapi tubuh Linda dengan sabun yang dipegangnya.
Tangan Indra mulai nakal dan menjamahi tetek Linda, mengusap-usap dan menekan nekan. Meski kegelian, Linda tidak berani melawan, takut dimarah lagi oleh pak gurunya itu. Karena tidak ada penolakan dari Linda, tangan Indra lebih berani lagi mengusap di pangkal paha Linda berkali-kali. Setelah puas menjamahi tubuh Linda, Indra menyuruh Linda menyelesaikan mandi, dan menyuruhnya melilitkan handuk saja setelah selesai.
Indra menunggu diruang tamu. “Saya sudah selesai mandi pak,” Linda keluar kamar mandi dengan tubuh terbungkus handuk yang sudah Indra siapkan di kamar mandi tadi.
“kalo gitu, sekarang kamu ke kamar saya!” perintah Indra lagi, dan lagi-lagi Linda tanpa curiga hanya menuruti perintah sang guru.
Setelah Linda dudu di tepian ranjang, Indra mendekat dan duduk disamping Linda. Tangan Indra dengan terampil melepaskan handuk yang dikenakan Linda dan ia buang entah kemana. Tubuh putih nan indah milik muridnya pun terpampang di hadapan indra. Tubuh yang ABG yang baru kali ini ia lihat sepenuhnya, Indra sampai lupa bahwa yang dihadapanya adalah anak muridnya.
Linda yang baru pertama kali diperlakukan seperti itu pun sedikit bingung, apalagi yang melakukan adalah gurunya sendiri, dalam hati kecil ia ingin protes namun disatu sisi ia juga menikmatinya. Sepertinya efek obat perangsang yang Indra berikan tadi manjur.
Jakun leher Indra naik turun memandangi tetek ranum Linda yang putingnya masih kecil dan tonjolannya pun belum sempurna, ditambah warna pink kecoklatan membuat gairahnya makin terpacu.
Diraihnya pundak Linda, lalu Indra mencoba mencium bibir tipis muridnya itu. Namun gayung bersambut, guru dan murid itu berciuman cukup panas. Linda tak yang awalnya tak tau bagaimana berciuman itu pun seolah sudah profesional dalam hal itu walau perlahan, mungkin itu juga efek dari obat perangsang yang diminum oleh Linda.
Tak hanya mencium muridnya, kedua tangan Indra pun tak tinggal diam meremas kedua tetek kecil milik Linda. Linda yang diperlakukan tak senonoh oleh gurunya pun hanya bisa pasrah dan menikmati semuanya, sebenarnya ia ingin menolak namun sebagian dalam dirinya juga menginginkan hal tersebut.
“Aach,., paaak,. Enak,., paaak teruuus uuuhh geli paaak” racau Linda saat aksi bejat guru pada muridnya itu dan Indra hanya senyum penuh kemenangan dan birahi. Indra menjilati leher muridnya, sebenarnya ia ingin membuat cupangan namun ia sadar jika melakukan itu makan banyak orang akan lihat dan orang tuanya juga akan curiga.
Setelah puas dengan leher sang murid, Indra kini menjilat dan menyedot puting milik Linda sedangkan tangannya bermain pada memek Linda. “aaaachhhh geli paaakk,., enaaaakk,,.uuuuhhhh teruuussshh hisap tetek Linda paaaakkkk”
“udah dulu ya sayang, bapak capek” keluh Indra tiba-tiba.
“eh kok udaah pak, padahal Linda lagi enak-enaknya” jawab linda dengan suara yang imut dan manja.
“kamu masih mau?? Bener?” tanya Indra dengan tatapan om-om laknat.
“iyaaa pak, Linda belum pernah kayak gini, tapi Linda masih pengen” jawab Linda malu
“kalo kamu masih pengen, berati sekarang Linda itu lonte nya bapak. Mau?” tanya Indra untuk menyakinkan Linda apakah ia akan menuruti nafsunya atau logikanya.
“iya pak, sekarang Linda lonte nya bapak” jawab Linda penuh semangat
“emang linda tau lonte itu apa?”tanya Indra yang heran dengan jawaban cepat sang murid. “gak tau pak”
“lonte itu artinya Linda nurut sama perintah bapak, paham?”
“iya pak, Linda paham” jawab Linda disertai anggukan
“bagus, sekang kamu berbaring, terus lebarin paha kamu” perintah Indra yang langsung dipatuhi oleh Linda sang murid lugu.
Lidah Indra segera menyapu bibirnya sendiri begitu matanya membentur selangkangan Linda yang ranum belum ditumbuhi bulu. Tangan Indra menggerayangi tubuh Linda, sementara Linda tak berkutik menahan geli.
Kemudian Indra naik keranjang dan mulai menciumi tubuh telanjang Linda. “Pakhh.. Geli pakhh,” Linda yang baru pertama kali diperlakukan seperti itu pun merasa geli. “Sudah kamu nikmatin aja sama apa yang bapak lakukan, kamu sekarangkan lonte bapak dan kamu juga kan pengen jadi anak pintar jadi patuh sama bapak. Paham!?”
“I.,,iya pak, Linda paham”, lalu Indra melanjutkan aksinya yaitu menjilati memek munngil milik Linda. Indra berhenti sejenak, disingkapnya paha Linda agar lebih mengangkang. Mata Indra hampir loncat melihat vagina Linda yang sangat indah.
Gadis berusia 13 tahun itu memiliki memek yang indah, memek yang cukup tembem dan bersih tanpa bulu. “Ahh pakhh..,” Linda terpekik saat lidah Indra menjalari permukaan vaginanya. Pinggulnya hanya bisa bergerak kecil menahan geli yang sangat dijilati Indra. “Sakit ya Lin?” tanya Indra ditengah jilatannya. “Engghaak Pakhh.. Cuma gelii..,” jawab Linda.
Jilatan Indra diteruskan, dan lama-lama Linda merasakan perasaan yang selama ini belum pernah dirasanya. Geli itu berubah menjadi rasa nikmat yang sensasional bagi Linda. Cairan kental mulai merembes dari vagina Linda, lidah Indra menerima cairan itu dan melanjutkannya, cairan itu ditelan Indra.
Karena Linda menikmati jilatan gurunya itu pada memekya, lidah Indra pun makin berani menelusup dibelahan bibir vagina Linda. “Ahh.. Pakk Guuruu.. Linda pingin pipisshh pakhh..,” Linda merasakan seluruh sendi dibokongnya kejang dan terasa enak, tanda-tanda orgasmenya mulai muncul.
Indra tak menyia-nyiakan kesempatan itu, vagina Linda semakin dilumat dan disedot-sedot dengan bibirnya. “Mmmphhff.. Ahh hayoo.. Pipiss aja Linn.. Mmffphh,” Indra menambah jilatannya di memek Linda, sampai tubuh Linda tersentak-sentak menahan geli. “Ahh.. Iyaa.. Linndaa piipisss Pakhhh… Uhhh.. Pipiss.. Tuhhh.. Aahhh,” Linda kejang beberapa kali.
Orgasme pertama yang dirasakannya membuat Linda melambung kenikmatan. Indra pun menghentikan aksi jilatnya. “Sakit ya Linn?” tanyanya memandangi wajah Linda yang semakin ayu dilihat.
“Eh.. Enggak paakk.. Bapak jangan marah ya, Linda pipis dimulutnya bapak.. Habis Linda nggak tahan geli sekali sih,” Linda takut kalau Indra marah, cairan nikmatnya itu disangka air kencing.
“Bapak nggak marah, tapi apa yang kamu rasakan tadi?” Indra memancing Linda. “Enggh.. Geli pak,” “Enak nggak,” “Iya.. Geli tapi enak pak,” jawab Linda malu.
“Dasar lonte, lonte. Kimcil kimcil. Masih mau? Bapak bikin enak?”tanya Indra. “mau pak”
Masih di posisi yang sama, Indra kini memasukkan satu jari tengahnya ke memeknya Linda. “Uuuuhhh paaaakkkk” desah Linda saat memeknya dimasuki oleh jati tengah gurunya. Tak hanya memasukkan jati tengahnya, Indra juga meremas tetek ranum Linda.
Clek clek clek, “Uuuhh paaak aaaahhh” hanya itu suara yang dikeluarkan Linda saat aksi guru memasturbasikan muridnya. “Enak sayang? Enak gak bapak colok memeknya sayang?”
“Enaaakk paaaakk, terus paaaakk aaaaahhhh”
“Kalo enak desah sayang, jangan kamu tahan biar kamu makin pinter sayang”
“Iyaaahhh paaaakkk, enaaaakkk Linda mau pipishh lagiiihhh paaaaakk”
“jangan ditahan sayang, keluarin aja. Ayo sayang keluarin sayang”
Clek clek clek “Aaaahhhhhh bapaaaakkkk Linda keluar paaaakkk” crut crut crut suuuurr suuuurrrrr. Makin banyak cairan yang keluar dari memek mungil Linda.
Puas dengan apa yang telah ia lakukan, Indra pun tersenyum senang. Namun sepertinya belum saat nya menjebol keperawanan sang murid hingga sang murid yang memintanya sendiri.
“Gimana sayang, enak?” tanya Indra yang kesekian kalinya. “Iya pak enak, tapi Linda capek pak”
“ya udah kamu tidur sebentar nanti bapak bangunin”. Linda tak menjawab perkataan gurunya dan langsung tidur saking capeknya
Sembari menunggu Linda istirahat, Indra mebereskan semua barang-barang yang berantakan. Lalu setelah itu merencanakan apa lagi yang harus ialakukan agar ia bisa menyetubuhi sang murid dan mungkin beberapa temannya.
Indra dikenal sebagai guru yang suka bercanda namun ia lebih sering tegas terhadap murid-muridnya, sampai ia kadang ditegur oleh guru-guru yang lain. Namun beda cerita dengan orang tua murid yang terkadang menyuruhnya bersikap tegas agar anaknya bisa belajar dan pintar, salah satunya orang tua Linda.
Orang tua Linda jauh dari kata kaya, maka dari itu kadang urusan belajar Linda memang sulit apalagi ia harus menjaga adiknya yang masih kecil. Melihat hal itu sebenarnya ada dibenak Indra kasihan pada Linda maupun orang tua nya karena ia jadi mengingat bagai mana dulu waktu ia kecil yang harus susah payah belajar.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat saat Indra keluar dari kamar mandi , tentunya ia mandi bukan coli karena tadi hanya memuaskan muridnya saja. Melihat jam dinding sudah menunjukkan waktu 4:10, Indra pun membangunkan murid cantik nya itu.