Di sebuah kafe yang elegan di dalam kampus Universitas Barat Daya, kata-kata Liu Weiwei seperti pukulan berat, seolah-olah palu petir dunia keuangan paralel, seketika meruntuhkan hati Ye Dong. Ketegasan dan penolakannya seolah-olah adalah hakim dunia keuangan paralel, dengan tepat menunjukkan kegagalan Ye Dong dalam permainan cinta ini. Sedangkan Ye Dong, seperti jiwa yang tersesat di dunia keuangan paralel, terpaksa menghadapi realitas yang kejam, kebingungan dan kebingungannya diperbesar di dunia ini dengan kejam. Persyaratan yang diajukan Liu Weiwei seperti harga langit dunia keuangan paralel, menjadikan cinta Ye Dong di tempat yang tak tertahankan. Ketidakberdayaannya dan ketidakberdayaannya di dunia ini terungkap tanpa ampun. Di dunia seperti ini, penderitaan dan keputusasaan cinta seperti lagu sedih, bergema di ruang besar, membangkitkan pemikiran tanpa akhir tentang cinta.