Sore hari sepulang dari sekolah, di jalan menuju ke Rumah. Ratih berjalan dengan kepala yang penuh dengan masalah tentang dirinya. Dikepalanya terlintas beragam pertanyaan, seperti; apakah pilihan yang diambil nya sudah tepat? Apakah dia sudah melakukan hal yang benar? Tiba-tiba saja semua hal yang selama ini dianggap benar kini terasa salah.
“ini mungkin salah” ucap Ratih sambil menggaruk kepalanya gemas; mungkin juga karena kutu.
17 tahun yang lalu, adalah saat dimana Ratih Purnama terlahir ke dunia. Lahir tanpa ada kekurangan pada fisiknya, tidak ada yang mengetahui kalau Ratih lahir ke dunia dengan membawa dua buah roh di dalam dirinya. Roh pertama adalah miliknya dan yang lain adalah roh laki-laki yang tidak sengaja terjebak di dalam tubuhnya. Ratih menyebut roh laki-laki dengan nama Rizky dan sudah saling berinteraksi sejak umur 2 tahun.
Ratih selalu menganggap kalau Rizky adalah bala dalam hidupnya. Semua hal buruk terjadi pada hidupnya dan menganggap kalau keberadaan Rizky di dalam tubuhnya adalah biang keroknya. Menjadi yatim piatu di umur 10 tahun dan berakhir hidup sendirian. Membuat Ratih yakin kalau membuat Rizky menghilang adalah hal yang harus ia lakukan.
Tetapi apa yang Ratih alami hari ini membuatnya ragu kalau apa yang ia yakini selama ini adalah hal yang benar. Bahkan bisa jadi kalau hal sebaliknya adalah yang benar, apalagi mengingat bagaimana cara dirinya menjalani hidupnya selama ini. Ratih masih larut dalam pikirannya hingga tidak memperhatikan kemana dirinya berjalan.
Di dalam dirinya, Rizky yang sedari tadi memperhatikan mencoba untuk membuat Ratih sadar. “hooooi” kata Rizky kepada Ratih “berjalan sambil melamun itu berbahaya loh!” Tapi Ratih tidak menggubrisnya, pikirannya terlalu penuh untuk bisa mengolah informasi dari luar.
“lagi mikirin apa sih?” jadi, karena Ratih tidak menganggapnya. Rizky mengambil alih tubuh Ratih, dan membawanya ke Taman yang ada di dekat kostan mereka. Sebuah Taman komplek yang cukup sering mereka datangi untuk sekedar bersantai sambil jajan starlink.
“ngh? ini dimana?” kata Ratih yang tersadar sudah berada di posisi duduk, dengan kopi susu di depan matanya. “kenapa Kita ada di Taman?” tanya Ratih pada Rizky.
Rizky menjitak kepala Ratih “jalan sambil melamun itu bahaya” ucap Rizky kesal “kalau punya masalah harusnya ngobrol, Kita kan saudara!” Kata Rizky sambil tersenyum, walaupun karena mata seramnya membuat senyuman itu jadi terlihat menyeramkan.
“kamu tidak tau?” kata Ratih.
Rizky menggeleng, “nggak tuh, kita cuma berbagi tubuh, tapi tidak berbagi hati dan pikiran” kata Rizky pada Ratih “jadi, ada masalah apa?”
Ratih meminum kopinya, lalu menghembuskan nafasnya. Aroma kopi membuat pikirannya sedikit membaik. “aku berpikir mungkin apa yang aku lakukan selama ini salah” Ratih mendekap kepalanya di atas meja.
“maksudnya?”
“aku bahkan tidak yakin akan masa depanmu” lanjut Ratih “kini aku ragu apakah membuatmu menghilang adalah hal yang benar”
“bukannya sebelumnya sangat yakin? Kenapa kamu sekarang malah ragu?” kata Rizky meledek “dasar labil”
“makanya cepat menghilang sana!”
Rizky melipat tangannya “kita sudah sepakatkan, aku hanya akan pergi kalau kamu punya banyak teman” katanya “aku harus memastikan kalau kamu tidak sendirian tanpa aku”
Ratih tiba-tiba kesal mendengarnya “aku sudah punya 2 teman sekarang. Cepat pergi sekarang!!”
Rizky menggeleng “sifat penyendiri mu itu pasti akan membuatmu kesepian, aku akan tetap disini sampai kamu punya banyak teman, titik”
Ratih diam dengan kepala yang tetap diatas meja.” kamu terlalu baik, itulah kenapa aku merasa bingung sekarang” Rizky mengambil kopi dan mengangkat kepala Ratih, untuk sedikit menyegarkan kepala pikirnya.
“berhenti menggerakkan tubuhku!!” bentak Ratih sambil menghentakan kopinya kemeja. Orang-orang di taman sontak terkejut dan melihat ke arah Ratih. Namun, tangan kanannya tetap bergerak membawa kopi ke bibirnya. Ratih pun melempar gelasnya ke tanah.
“yah, kopi itu harganya 5 ribu tau”
Rizky tiba-tiba diam, Ratih menatapnya tajam membuatnya diam ketakutan. Ratih tiba-tiba saja merasa sangat marah karena Rizky menggerakkan tubuhnya. Hal baiknya kini pikiran Ratih menjadi cerah dan tujuannya kembali jelas.
“ini tubuhku!” kata Ratih lantang. Tidak seharusnya tubuh miliknya dikendalikan oleh seseorang selain dirinya. “kamu harus pergi, dengan begitu tubuh ini sepenuhnya akan jadi milikku!” ucap Rath penuh keyakinan, Rizky bertepuk tangan sebagai tanda dukungannya. Toh, dia juga tidak terlalu peduli dengan apa keputusan Ratih. Selama dia senang Rizky akan selalu senang..
Hari sudah menuju waktu makan malam. Dengan motivasi baru mereka berjalan pulang ke kost-an. Tidak lupa Ratih memungut gelas kopi yang ia buang dan memasukkannya kedalam tong sampah. (Jangan lupa buang sampah di tempatnya ya).
Selang berapa menit setelah keluar dari taman, sekitar 5 rumah dari kost-an mereka. Ada sekitar 3 orang yang sedang berusaha mendorong sebuah gerobak. Salah satu ban gerobak tersebut tersangkut di selokan. Akan sulit jika membongkar muatan gerobak terlebih dahulu, jadi mereka mencoba untuk mendorongnya sekuat tenaga. Namun, sepertinya tenaga mereka masih kurang.
Ratih menawarkan bantuan, namun tentu mereka tidak berharap banyak dari tenaga seorang anak perempuan. Ratih pribadi yakin kalau dia bisa membantu, jadi dia berjalan ke belakang gerobak untuk mendorong. Tetapi sesuai dugaan tenaganya tidak memberi dampak yang besar.
Rizky yang sejak tadi memperhatikan sadar kalau Ratih sedang kesusahan, berniat untuk menawarkan bantuannya. Mengingat fisik Ratih akan berubah menjadi lebih kuat jika diambil alih oleh Rizky. Secara teori akan lebih baik jika tawaran Rizky diterima. Namun, Ratih menolak dia yakin kalau tenaganya sendiri sudah cukup.
Tidak ada perkembangan, bapak-bapak tersebut mulai pesimis, tenaga perempuan tidak cukup untuk ini. Saat itulah semangat Ratih turun. Sadar akan batasan yang dia miliki, membuatnya hampir meneteskan air matanya. Seseorang menyentuh pundak Ratih pada saat itu Rizky mengambil alih tubuh Ratih secara paksa.
“ayo pak! Kita coba sekali lagi!” teriaknya semangat.
“udah non gak usah dipaksa” ucap seseorang dari mereka.
“kita coba sekali lagi, pasti bisa!” kalimatnya berhasil menggapai semangat mereka yang hampir putus. Semua kembali siap di posisi masing-masing. Rizky mulai berhitung dari 1 sampai 3, sambil mengayun-ayun gerobak.
“tiga!!” serentak mereka mendorong, dan ban mulai terangkat naik. Setelah berhasil mengangkat gerobak bapak-bapak tadi berterima kasih. Ratih dan Rizky pun lanjut kembali ke kost-an, namun wajah Ratih terlihat murung sepanjang jalan.
Malam hari saatnya makan malam. Ratih berencana untuk makan mie cup untuk malam ini. Dia membuka tutup mie cup lalu menuangkan air panas yang tadi ia masak. Waktu terasa berjalan lambat saat menunggu mie cup matang. Ratih tidak punya smartphone jadi dia hanya memperhatikan mie nya sambil melamun.
“masih 3 menit sampai mienya matang” kata Rizky iseng.
“aku tau kok” ucap Ratih kosong.
“terus kenapa diliatin?” tanya Rizky.
“pengen aja” balas Ratih.
Uap tipis keluar dari sela-sela tutup mie. Masih 2 menit lagi hingga mienya bisa dimakan. Ratih masih terlihat memikirkan seperti sesuatu, sementara Rizky hanya duduk di sebelahnya menunggu Ratih mengatakan apa yang ada di pikirannya.
“kamu tau gak kalau Aku menganggapmu sebagai bala?”
Rizky mengangkat sebelah alisnya “iya, Aku tau” Ratih tiba-tiba menatap Rizky dengan tatapan yang lebih hidup dari sebelumnya “kayaknya Aku salah”
“hah? maksudnya?”
“Sebelumnya Aku pikir kalau semua keburukan di hidupku itu karena ada sosok Anomali di dalam tubuhku, dan berpikir mungkin kalau dia menghilang Aku akan mendapat kebahagiaan yang seharusnya aku dapatkan” kata Ratih
“lalu?”
“lalu, sambil membawa rasa benci itu, aku bahkan tidak sadar kalau Anomali itu lah yang membuatku bisa bertahan hingga saat ini” lanjut Ratih “dia membantuku saat kalah, menemaniku saat sendirian, dan mendukungku saat aku merasa lemah”
Rizky terlihat memerah karena pujian tersebut, sebelumnya mereka belum pernah ada di obrolan yang se-sentimental ini. Ratih pun baru pertama kalinya berkata kalau dia bersyukur atas kehadiran Rizky di hidupnya. Padahal baru sore tadi dia bersuara mau Rizky pergi.
“Aku berpikir kalau sebaiknya kita tetap bersama” ucap Ratih pada Rizky. Rizky cukup terkejut dengan keputusan Ratih. Bukan berarti masalah, toh itu hidup Ratih. Rizky cuma sekedar roh anomali yang sudah seharusnya tidak ikut andil dalam hidup Ratih.
2 menit sudah berlalu, mie pun sudah matang. Ratih memakannya hingga tidak tersisa, dan lanjut mengerjakan tugas sekolahnya hingga tertidur. Besoknya Ratih kembali mengatakan hal yang cukup mengejutkan, dia berpikir kalau pertemanannya dengan teman sekolahnya tidak lagi penting. toh, awal mula Ratih berteman dengan mereka karena untuk mengusir Rizky. Namun, sekarang sudah berubah dan mereka tidak lagi penting.
“see, Kamu memang penyendiri”
“ya, mungkin Kamu benar”
Disekolah Ratih adalah anggota dari “Divisi Keamanan Luar Sekolah” dimana dia bertugas menjaga keamanan dari Siswa sekolahnya di luar sekolah. Dia berteman baik dengan ketua dan sekretaris, tapi sepertinya pertemanan mereka akan berakhir.
“Kamu mau keluar dari DKLS?”
“iya, dulu aku ikut untuk mencari teman tapi situasinya berbeda sekarang”
“apa tidak terlalu gegabah? Ketua sangat mengandalkan Kita kan”
Tapi Ratih sudah membulatkan tekadnya, ini yang terbaik bagi hidupnya. Dia akan mengajukan pengunduran dirinya pulang sekolah nanti, jadi hari ini adalah hari terakhirnya.
Seseorang berlari di trotoar menuju Ratih, itu Rebecca si sekretaris. Wajahnya terlihat panik.
“ada apa Re?”
“Ketua…” kata Rebecca “Annisa diculik berandalan SMK Seberang Jalan!”
Di sebuah Gang buntu yang sepi, sekumpulan berandalan sedang berkumpul. Mereka adalah anak SMK Seberang Jalan yang sedang menawan Ketua Annisa. Mereka secara pribadi punya dendam karena beberapa teman mereka dihajar anggota DKLS saat sedang memalak. Mereka tidak tau siapa pelakunya jadi mereka berpikir untuk menculik gadis kecil untuk menarik mangsa mereka keluar.
“semua sudah siap?” kata ketua berandal “Kita masih gak tau sekuat dan sebanyak apa mereka” Katanya sambil memutar stik baseball. “yang jelas Kita balas dendam Kita, dan bikin dia tau rasa kalau berurusan sama kita”
kalimatnya disambut teriakan dari para kroconya. Di pintu masuk gang seorang gadis berdiri tegak menantang. Mereka memperingatinya agar pergi karena mereka sedang sibuk. Tapi gadis itu tetap melangkah maju. Seseorang menimpuknya dengan batu agar pergi, tapi batu itu terbang kembali menghantam kepala pelemparnya.
“Riz, jangan keluar”
“HA? yakin, mereka banyak loh?”
Ratih langsung berlari bermaksud menyerang, yang menghadapinya adalah yang kena lemparan batu. Ratih cukup terlatih karena Rizky selalu memakai badannya untuk berkelahi dan olahraga. Jadi melawan satu orang kroco bukan masalah besar untuknya. singkatnya Ratih berhasil mengalahkan orang tadi tanpa susah payah, cukup satu tendangan ke selangkangan dan juga dagu dan semua selesai.
Semua orang kaget melihat pertunjukan Ratih, mereka gak tau ada perempuan kuat macam Ratih di sekolah inceran mereka. Annisa kembali sadar dan langsung melihat Ratih. Dia berteriak kepada Ratih tapi mulutnya tertutup lakban.
“wait, jangan bilang dia pelakunya?” kata salah satu keroco.
“gak mungkinlah, temen kita bilang mereka dikeroyok laki” kata yang lainnya.
tapi bos mereka berpikir lain, mereka menyuruh 2 orang untuk maju, dan benar saja Ratih cukup kuat untuk mengalahkan mereka. Tapi kali ini dia sangat bersusah payah. Rizky masih menawarkan dirinya untuk tukar tempat. Tapi Ratih yakin kalau dia bisa tanpa bantuan Rizky. Annisa terlihat panik karena Ratih terlihat kewalahan. Sementara para berandalan mengaku kagum dengan keahlian Ratih, tapi tetap dia tidak sesuai dengan ciri orang yang mereka cari.
Bos berandal mengisyaratkan untuk 2 orang lagi maju, toh Ratih sudah kelelahan. Performanya tidak akan lebih baik dari sebelumnya. Ratih pun benar kewalahan, ini membuat Annisa semakin panik. Rizky hanya diam karena Ratih tidak kunjung memberinya izin. Hingga salah seorang dari yang Ratih kalahkan kembali bangun dan memegang kedua tangan Ratih. Ratih pun terkena pukulan telak yang membuatnya hampir pingsan.
Ratih tetap menolak bantuan Rizky, dan pukulan kedua mendarat mengenai Ratih. Ratih semakin kelelahan, dia tidak terbiasa berkelahi. Pukulan ketiga diluncurkan, tapi sebelum itu mengenai badannya, Kaki Ratih sudah lebih dulu mengenai kepala si berandal. Ratih membanting orang yang memegang tangannya dengan menjatuhkan dirinya kedepan, dan sisanya bahkan tidak membuatnya berkeringat.
Rizky memaksa mengambil alih tubuh Ratih, kini tubuhnya jauh lebih siap untuk berkelahi. “memukul perempuan itu tidak baik loh”
Semua berandalan bingung dengan perubahan pergerakan Ratih yang frontal. tidak lagi mereka maju, kini Ratih yang maju menghajar semua berandalan. Ratih memukul, menendang, membanting, hingga melempar para berandalan hingga mereka pingsan. Bos berandalan bahkan tidak berkutik melawan Ratih.
“jangan dendam lagi ya” kata Ratih dengan senyum manisnya.
Menuju bel istirahat, Ratih sudah bangun di UKS sekolahnya. Lukanya juga sudah diobati, dan diatas meja ada teh anget. Rizky duduk dibangku dekat kasur Ratih, dia bertanya kenapa Ratih memaksa dirinya untuk bertarung tanpanya.
“sebelumnya aku berpikir jika kamu menghilang maka hidupku akan jauh dari kesialan, tapi aku sadar kalau kamu penting untukku dan mulai berpikir mungkin ada baiknya jika terus seperti ini” kata Ratih “ tapi aku tersadar kalau aku tidak bisa terus bergantung pada keberadaanmu, ini tubuhku, mungkin aku butuh bantuan mu sesekali tapi bukan untuk semua hal”
“cepat atau lambat Kamu harus pergi, dan tubuh ini akan jadi milikku sepenuhnya