Hari ini aku dan anakku adalah hari pertama di rumah kakek. Aku mengajak anakku ke rumah ayahku itu untuk kedua kalinya setelah sekian lama kami tinggal jauh sekali dari kampung halamanku sifat anakku yang sangat rendah hati dan mudah bergaul dengan semua orang membuatnya mudah sekali akrab dengan warga-warga sekitar rumah ayahku .

Suatu hari aku dan ayahku sedang berada di sawah kami menikmati makan siang karena ayahku hari ini bekerja di sawah untuk mengairi tanaman jagung

tiba-tiba anakku menyusul,

"ma......mama....tolong!" Teriakan anak sudah di seberang sana membuat aku dan ayahku panik

"ada apa dengan Rio" sahut ayah.

Karena banyaknya orang yang ada di sawah, semua mata tertuju pada anakku semua yang mendengar teriakan Rio langsung datang ke bondong-bondong .Ada sekitar 15 orang berkumpul mereka bingung apa yang terjadi dengan Rio,

"jagung punya Mbak nur berantakan sesuatu terjadi disana, Mbah nur meminta bantuan"ucap Rio

lalu dengan cepat semua orang-orang itu datang ke rumah Mbah nur ketika sudah di sana ,Mbak nur bingung ada apa apa yang terjadi hingga membuat semua orang datang lalu ayahku membuka suara

" apa yang terjadi bagaimana bisa kata Rio jagungnya berantakan apa yang sudah terjadi ?"tanya ayahku.

"astagfirullah ,jadi semua ini karena cucumu yang memanggil? cucu mu salah paham aku hanya bilang jagungnya berantakan karena memang sedang dijemur kenapa cucumu tidak paham ?"ucap Mbah nur

semua orang langsung tertawa terbahak-bahak melihat kepolosan dari anakku tidak menyangka bahwa anak kecil ini berpikir yang aneh-aneh, hingga membuat semua orang-orang yang ada di sawah itu datang karena takut terjadi sesuatu.

Kehancuran dunia menyadari jika seseorang Nara adalah anak dari perusak rumah tangga orang lain.

Matahari begitu panas yang ini tidak seperti biasanya. Langkahku terhenti di depan rumah sakit ini rasanya tidak mau beranjak untuk sekedar menjajakan kacang rebus buatan bibiku, padahal jika dipikir mana ada orang di sekitar sini yang mau membeli kacang sedang ini adalah area rumah sakit.

"uh sudah hampir satu setengah jam aku berkeliling belum juga ada yang beli" gumamku.

Aku terus melewati area rumah sakit.

Sudut demi sudut langkahku terhenti ketika kutatap punggung wanita yang hilang secara bersamaan pintu tertutup di balik ruangan rawat inap itu .

"apa dia?" gumamku

"Sepertinya wanita itu tidak bernyanyi buatku tapi sudahlah mungkin perasaanku saja yang mirip dengan ibuku"ucapku terus monolog

Langkahku kembali menjajakan kacang di halaman rumah sakit belum ada yang laku satu kantong pun akhirnya aku pulang dengan tangan hampa keesokan harinya aku berjalan seperti biasa ya kacang rebus lagi yang kujual hanya ini satu-satunya yang bisa dibuat oleh bibiku tapi entah kenapa lagi-lagi aku Berhenti di rumah sakit ini rasanya ada magnet yang menuntunku ke sini. Mengitari setiap halaman rumah sakit namun tidak ada yang mau membeli

"enggak terasa sudah 4 hari aku berjualan di sini tidak ada hasil apa aku pindah saja ya?"ucapku

tiba-tiba penglihatanku menangkap gambar bayangan ibu dimasukkan ke dalam mobil ambulans

" itu ibuku beneran seperti aku tidak salah "ucapku setengah berteriak

seketika daganganku jatuh berserakan aku berusaha mengejar mobil itu namun gagal lalu aku melihat tukang ojek diseberang jalan

"pak tolong kejar mobil itu ibuku ada di dalam" pintaku pada tukang ojek pengkolan

Sampai mobil itu berhenti di depan rumah bibiku aku tercengang

" maafkan bibi ini atas permintaan ibumu merahasiakan penyakitnya dengan beralasan ibumu kerja jadi TKW "ucap bibiku

aku baru menyadari bahwa sebenarnya 4 hari aku di rumah sakit karena instingku ada ibu di sana cairan bening begitu saja lolos dari sudut mata menatap satu arah seolah tidak percaya dengan apa yang aku lihat

Suasana tampak ramai di lapangan sore ini didominasi anak-anak semua sangat antusias bermain layang-layang dengan cuaca mendukung dan angin yang berhembus layang-layang mampu terbang tinggi terlihat di sana ada dua bocah yang sedang berusaha menerbangkan layang-layangnya.

“Joko…layanganmu jatuh!”teriak Heru

"aduh bentar aku harus mengejarnya" jawab Joko ,seraya berlari mengikuti arah layang-layang itu terbang

" hati-hati Joko aku tunggu di sini ya" teriak anak yang bernama Heru

Joko berlari mengejar dari tengah lapan hingga kini di tepi lapangan namun layang-layang itu tak menunjukkan akan mendarat , Joko terus berlari dan melempar gulungan tali layangan itu begitu saja dia lupa membawa tali layangannya tidak putus dan tanpa sadar dia sampai di jalan Raya. dia menyapu pandangan di sekelilingnya hingga melihat layangan itu ada di atas pohon di seberang jalan yang kondisinya agak sepi

Joko disebelahnya dan segera mengumpulkan pohon itu saat layangan itu sudah digenggaman Joko tiba-tiba terdengar suara sepeda motor ngebut

Bruuuuaaakkkkhh.....

sepeda itu terpental jauh dan pengendaranya jatuh dengan luka yang memprihatinkan darah berceceran kemana-mana.

Joko yang mengetahui hal itu segera turun melihat dari jarak dekat korban kecelakaan itu dan Joko baru menyadari ada luka sayatan di leher yang memunculkan aliran darah segar "kenapa lukanya di leher" gumam Joko, lalu ia berinisiatif meminta saat hendak lewat ia tak sengaja melihat tali layangannya meliputi pada tubuh korban

" astaga apa gara-gara tali layangan ku dia jatuh dan terluka seperti ini Ya Tuhan betapa cerobohnya aku orang lain harus celaka seperti ini"ucap Joko menangis jadi-jadinya akibat kelalaiannya ia harus mengorbankan nyawa orang lain.