Meski setiap waktu selalu ada bersama, kamu tidak pernah tahu sejak kapan aku menginginkan hatimu. Di antara segudang cerita tertulis, menyelusup indah perasaan ini untukmu.
Aku yang senantiasa menjadi penghibur dikala dirimu teraniaya peliknya kehidupan. Sedikit pun tak berharap berbalas kasih. Segalanya kulakukan dengan senang hati. Itu semua karena kamu teramat berarti ...
Namun, apakah disebut sebuah kesalahan? Andaikata tersimpan mimpi serta harapan. Pada satu masa kelak, aku ingin menyayangimu lebih dari sekadar teman biasa.
Dengan besar hati di hari ini.
Aku mendoakan yang terbaik untukmu. Mengikhlaskan perasaanku untuk bahagiamu. Bahwasanya saat ini, bukan waktu yang tepat untuk jatuh cinta. Ada dia yang punya arti berbeda buat mewarnai perasaanmu.
Namun begitu, ada beberapa hal terkadang tetap saja membuatku cemburu.
"Ini Yama, teman baikku," ucapmu sembari mengenalkan aku pada dia. Pria yang untuk pertama kali datang menjemputmu selepas kuliah. Dia kini menggantikan tugasku untuk sementara waktu.
Tak perlu bertanya seperti apa aku seusai kalian menghilang dalam pandangan.
Ah ... sudahlah!
Pastinya pait, asem dan kecut apa yang tertinggal di benak.
****
Yama, 070421