Hari senin yang sangat melelahkan, bahkan setelah libur di akhir pekan pun tak membuatku fresh sama sekali. Kekurangan tidur yang membuat kepalaku pusing dan badanku lemas, sehingga otak pun tak bisa diajak kompromi. Aku baru saja keluar dari pantri untuk menyeduh kopi, berharap setelah meminumnya aku merasa lebih baik dan bisa kembali fokus untuk bekerja.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYJAT9FoAfG
Dengan gontai ku seret langkah kaki yang terasa menanggung beban berat.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCbppbKlGqZ
Koridor ini sepi di waktu jam kerja, tapi bukan berarti tak ada orang selain aku.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Qp9sjzx0A
Didepan sana ada sepasang insan yang tengah berbahagia layaknya di dunia hanya ada mereka berdua, dan aku seperti benda mati yang terpaksa harus melihat kemesraan mereka, membuat kepalaku semakin cenat-cenut dibuatnya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Nipx9yX5h
Kenapa harus sekarang? tak bisakah mereka lewat setelah aku masuk ruang kerjaku agar tidak berpapasan disini. Bagaimana lagi, aku terpaksa harus melewati mereka karena tidak ada jalan lain, kembali ke pantri juga tidak mungkin.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJbenusGsAd
"Makasih sayang aku seneng banget, biarpun sifat kamu keliatan cuek tapi tetap perhatian, di tengah kesibukan kamu pun masih mau ikut urus persiapan pernikahan kita, aku jadi makin cinta deh sama kamu.." Perempuan yang bergelayut manja pada lelaki berbalut setelan jas mahal itu kini mencium pipinya, yang dicium hanya diam tanpa ekpresi apalagi setelah menyadari kehadiranku.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuVKuqCM7aN
Ahh.. mau pura-pura tidak melihat juga sudah terlanjur.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡArzjElRArf
Segera ku palingkan muka, dan mempercepat langkahku bermaksud untuk melewati mereka begitu saja.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtqn5fl8imT
"Hey kamu..!" Aku menoleh menatapnya sebagai bentuk jawaban dari seruannya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmounxXMcJ2
"Kenapa kamu begitu tidak sopan, disini ada CEO dan calon istrinya loh, tapi kamu lewat tanpa menyapanya terlebih dulu. Dimana letak sopan santunmu sebagai bawahan hah?" Ucap perempuan itu dengan congkaknya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Tv8Xa1U1g
Kukira dia tidak menyadari keberadaanku, atau tidak akan mempermasalahkannya karena sedang sibuk bermesraan, tapi ternyata dia mau menegurku dengan menggunakan kedudukannya. Ok baiklah..
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1s0ZHhcdAm
"Maaf nona mungkin anda tidak mendengarnya, Saya sudah menyapa tadi." Benarkah...? Tentu saja itu bohong.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGSXlGEbIR7
"Jadi kau mau bilang aku tuli.." ucapnya tersulut, benar memang aku tidak ada menyapa dengan bentuk kata apapun, tapi kenapa aku harus melakukannya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2O5aWR93iz
"Tidak begitu.." jawabku enteng.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlnXZhCe10t
"Kau.. " geramnya mengarahkan telunjuk pada wajahku. Ingin rasanya aku mematahkan jarinya atau menyiram wajah cantiknya dengan kopi ditanganku.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvKz759jnMa
"Coba tanya pak CEO apa beliau mendengarnya..!"
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMBC3gHoGbt
Perempuan itu beralih menatap pria yang katanya calon suaminya itu. mengikuti arahan dariku, bodoh memang mau saja aku kerjain.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaAL6qrN6qM
"Sayang apa kamu mendengar dia menyapa?"
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpNsZyNvH1
"Hmm.." Yang ditanya hanya bergumam enggan bersuara.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnCqXeMsaIK
"Baiklah kalo begitu saya mau kembali bekerja." Aku pun segera mengayunkan kakiku sebelum perempuan itu membuka suaranya lagi.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡivF16cH52k
"Sudah biarkan saja dia pergi.." Lelaki yang sejak tadi diam itu menghentikan calon istrinya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9kaVclGFrg
Masih bisa kudengar perempuan itu merajuk pada calon suaminya tersebut. "Sayang aku tidak menyukainya, kamu harus memecatnya ya.."
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3QMrLafXu9
Laki-laki itu tidak terdengar menjawab. Aku hanya berdecak. "Dia tidak akan bisa memecatku begitu saja." Gumam hatiku sombong.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡagF4LCrC4h
Yeaahh kopiku kini sudah dingin, haruskah aku membungnya?.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJQKr53xQU7
***
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlyhP4D4OIa
"Assalamualaikum,, aku pulang.." Setelah mencapai rumah, aku menyandarkan tubuhku pada sofa, mengusir rasa lelah untuk sejenak akibat otak dan hatiku yang sudah maratonan.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxBfembEppY
"Wa'alaikumsalam,, sayang.. wajahmu pucat sekali..! apa kamu sakit..?" Wanita dewasa yang baru memasuki usia paruh baya dengan jiwa keibuan penuh kasih sayang ini tengah mengkhawatirkanku.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmAbJAuEvSW
"Kei cuma kurang tidur mi.." Yaaa.. sudah empat malam aku tidak bisa tidur dengan baik semenjak mendengar kabar tanggal pernikahan mereka yang telah di tentukan.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0vrTmmtcfA
Ini bukan tentang patah hatinya gadis remaja yang akan ditinggalkan menikah oleh kekasihnya atau seseorang yang disukainya, melainkan lebih dari pada itu.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqbehaFAV02
"Sayang..." Panggilnya sendu, memahami apa yang aku alami.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTrdLC84I3Z
"Kei baik-baik aja, Mami gak perlu khawatir." Kalimat penenang. Tapi semua orang yang tahu posisiku saat ini pasti mengerti aku tidak sedang dalam keadaan baik.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1xYI2ZWfbg
"Apa tadi dia mengajaknya ke kantor..?" Selidik wanita yang kupanggil mami.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJVyq6a5zQ
Aku menanggapi dengan tersenyum masam seraya memejamkan mata, menahan buliran yang mendesak keluar. Bukan sekali dua kali dia mengajak perempuan itu ke kantor, hanya saja sekarang aku sudah hampir melewati batas ketegaran.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyIAP6uwgrX
"Kemari sayang peluk mami, tidak usah sungkan lagi, menangislah sepuasmu,, keluarkan kesakitanmu." Sosok yang paling pengertian itu merengkuh tubuhku.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh6fjsY4H9w
Air mata yang coba kutahan itu luruh juga, membasahi bahu yang memelukku erat.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7QOyWGhjHx
"Mami,,, kei mau pulang kampung.." Tiba-tiba aku menginginkan healing, pura-pura tegar juga menguras energi luar dalam..
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOnx2XCZiV3
"Mami akan menemanimu.." Bukan tawaran tapi ini merupakan penegasan dari mami.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfQL3EQ40vy
"Gak usah mi, Kei sendiri aja.." penolakan dariku.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiIyMBbqWhx
Aku bukan lari dari kenyataan, lebih tepatnya menghindar untuk sesaat.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr3QYVqXbiC
Sosok yang memeluku saat ini bukanlah ibu kandungku, aku tidak bisa menariknya terlalu jauh sehingga dia harus memilih antara aku atau anaknya sendiri, yang sialnya dia adalah suamiku.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDnDt9jTSBG
"Istirahat lah sayang, mami akan membawakan vitamin ke kamarmu.."
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd67DMI4jKL
Aku mengangguk atas perintah ibu keduaku tersebut.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjtawwKJKgh
Berkat vitamin yang diberikannya aku bisa tidur dengan nyenyak malam ini dan paginya aku terlihat segar kembali, siap untuk bekerja sebelum cutiku dikabulkan.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1njai2C00O
***
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡowBUaC3RZO
Aku mengangkat gagang telepon yang berada diatas meja kerjaku, baru menyapa dengan mengucap hallo suara disebrang sudah terdengar memberi perintah. "Keruanganku sekarang.." Singkat, padat, jelas, jangan tanyakan siapa penelpon itu, bukan lain ialah sang pemimpin hidupku.. Menyebalkan sekali..
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxpT1aU491U
Tak ayal aku gegas menghampiri ruangannya. "Bapak memanggil saya..?"
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBFVzWkZ3T
"Kamu mengambil cuti.. untuk apa?" Laki-laki yang tengah sibuk dengan berkas-berkas itu berbicara. Rupanya secepat ini dia tahu, padahal aku baru mengajukannya kemarin sore sebelum pulang.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrr9rZj4e9j
"Urusan keluarga." Aku sengaja menjawabnya Ketus.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIexbcdvZGx
"Pernikahannya dua bulan lagi.." Dia berkata dengan masih menatap berkas, seakan kertas-kertas itu yang diajak bicara.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUmLNWUqyac
Aku muak mendengar penuturannya. Malas juga melayani omong kosongnya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJt4xyfkesI
"Cih.. yang menikah kan anda, apa kaitannya sama cuti saya sekarang.."
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7TOExDPxHg
"Kamu tidak boleh cuti, aku mau laporan keuangan tahunan.." apa dia sedang mengujiku, memberi perintah tidak masuk akal sekali.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMGXJOOV1I
"Ini baru bulan sembilan pak, saya juga tidak meminta cuti lama, saya hanya ingin pulang kampung. Rindu keluarga apa tidak boleh..?" Ketus aku mengatakannya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu9asLopITf
"Tidak,, karena aku tidak bisa ikut bersamamu.." Apa salahnya sih, aku kan tidak mengajak atau memintanya ikut, kenapa dia menjadi tidak jelas begitu jawabnya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHEuf9w2t7S
"Saya bisa pergi sendiri. Urus saja persiapan pernikahan anda jangan mengurusi kehidupan saya.." Aku mulai naik pitam, hanya karena masalah pribadi mengambil jatah cutiku di perusahaan saja dipersulit padahal selama aku bekerja disini tidak pernah menyia-nyiakan waktu, aku bisa dibilang termasuk karyawan teladan lah.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbrfXpiNCfl
"Tapi kamu masih istriku sha.." ucapnya pelan tapi penuh penekanan, sekarang dia mengakui kalo aku istrinya, istri yang diduakan begitu maksudnya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2i7tJBGACR
"Kenapa tidak diceraikan saja..!
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHygxcqeSYJ
Saya sudah sering meminta talaq kan.." Aku juga berbicara pelan, karena ini kantor dimana orang-orang tidak tahu kalau kami suami-istri.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9IObbnRDhb
"Kamu tidak akan pernah mendapatkanya.." Jawaban yang serupa seperti sebelumnya,.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaJK32gQqva
"Wanita mana yang mau di madu, kenapa kamu tidak mengerti juga." Saya mulai frustasi, dia masih tetap pada posisi sebelumnya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ0xjHOrEvW
"Baiklah..." Ucapku menggantung. aku bergerak mengambil pemotong yang terdapat disudut meja, ternyata pergerakanku tak luput dari perhatiannya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlgfPkjTfh8
"Hanya ada satu cara agar bisa terbebas dari anda, biar saya mati saja kalau begitu." Lanjutku mengarahkan cutternya ke arah pergelangan tangan.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQfnj7XV1aV
Dia menangkisnya dengan cepat, kemudian menarikku dalam pelukannya. "Kendalikan dirimu.."
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMqPr9GqmGM
"Lepaskan.." tentu aku berontak.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjpeZUgEYaG
"Istighfar sha.." sebelum dia menyuruh pun aku sudah melafalkannya berkali-kali dalam hatiku, agar aku tetap waras, bagaimana pun,, bunuh diri adalah dosa besar, aku hanya ingin menggertaknya saja, Tapi ternyata itu tak ada gunanya.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZP3GBW7L26
Untuk sewaktu-waktu aku diam diposisi ini dengan nafas yang masih menahan sesak di dada, semua jadi satu, hingga ketukan dipintu membuat melepaskan pelukan, begitu terbebas aku segera keluar dari kamarnya, sudah terlalu lama aku didalam, mungkin saja sekertarisnya sudah curiga aku berselingkuh dengan CEO mereka atau jangan-jangan dia mendengar argumen kami.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjOJ8Qxc70e
Terserahlah aku tidak mau ambil pusing sekarang, mungkin jika ketahuan tentang status kami aku berharap itu bisa membuat aku terbebas dari situasi tak mendamaikan hidup seperti ini.
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6uSaXBI7B1
*****
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUp22uPrXFB
641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI6IaUCCBnQ
