Namaku Putri berusia 17 tahun. Duduk di bangku SMA Kelas 3. Aku terlahir dari keluarga serba kekurangan. Keluargaku hancur karena ayahku seorang pemabuk. Ibuku yang begitu sabar tidak mampu lagi menahan emosinya setiap kali mendapati suaminya pulang dalam keadaan mabuk
Rina kesal. “ Dika, kita harus bicara serius sekarang!”
Dika dalam keadaan mabuk. “ Bicara apa lagi, Rina? Lagi-lagi soal ini?”
Rina kesal. ‘ Ya, lagi-lagi soal ini! Kamu tidak bisa terus-terusan seperti ini, Dika. Mabuk-mabukkan hampir setiap hari !”
Dika bertele-tele. ‘ Oh, Rina, santai saja. Itu hanya sekedar bersenang-senang “.
Rina dengan nada marah. “ Bersenang-senang? Apakah menurutmu ini bersenang-senang? Kamu tidak bisa berhenti menghancurkan dirimu sendiri!
Dika: menyeringai. “ Kenapa kamu selalu begitu serius?”
Rina dengan kesal “ Ini bukan soal serius atau tidak, Dika! Ini soal hidup kita bersama. Kamu berjanji akan memperhatikan keluarga ini.
Dika membantah. “ Saya bekerja keras, kan? Itu semua untuk keluarga.
Rina marah. “ Tapi kamu juga harus mengurus dirimu sendiri, Dika! Kamu tidak bisa terus seperti ini. Anak-anakmu juga tidak bisa melihatmu seperti ini!
Dika mengelak. “ Mereka tidak akan tahu, Rina. Saya selalu melakukan ini ketika mereka tidur.
Rina sepertinya sudah putus asa. “ Itu bukan alasan! Kamu harus bertanggung jawab. Saya tidak bisa terus membiarkan hal ini terjadi.
Dika berusaha meredakan. Baiklah, baiklah. Saya akan mencoba mengubahnya, oke ?
Rina skeptis. “ Dari dulu itu yang selalu kamu katakan. Apakah kamu serius, Dika?
Rina menangis. “ Saya tidak tahan lagi. Setiap malam pulang kamu dalam keadaan mabuk. “
“ Jika sudah ditegur kamu selalu main tangan. Saya tidak tahan lagi” Teriak Rina pada suaminya yang dalam keadaan mabuk.
Dika dengan mata yang merah. “ Jadi kamu maunya apa, ah. Kamu mau saya pukul lagi “ hardik Dika pada istrinya yang duduk di kursi.
“ Ceraikan saja, aku, teriak Rina dengan tangis yang semakin menjadi - jadi.
“ Apa, kamu mau saya ceraikan kamu, jangan harap itu terjadi “ Dika melempar gelas yang dipegangnya ke arah tembok.
Suara gelas pecah, membangunkan aku dari tidur. Di dalam kamar seperti biasa aku hanya mampu menjadi pendengar sambil terisak menahan tangis.
Aku merasa kasihan dengan ibuku, namun aku tidak mampu berbuat banyak. Ayah sering main tangan jika ditegur oleh ibu. Bahkan aku pun sering mendapat imbasnya.
Kondisi dan suasana keluargaku, membuat aku mencari kesenangan diluar. Sengaja berkumpul dengan teman - teman sepulang sekolah. Hingga akhirnya keputusan terakhir dari kedua orang tuaku. Mereka pisah. Aku semakin hilang kendali.
Malam itu. Ibuku memanggilku masuk kedalam kamarnya.
“ Ada apa ma “.
“ Maafkan mama dan papa.” ibuku mulai berbicara padaku.
“ Mama terpaksa cerai dengan papa “ dengan berat hati ibu mengucapkan kata cerai.
“ Aku mengerti kok, ma “ ujarku sambil memeluk mama.
“ Apapun yang terjadi jangan membuat kamu putus sekolah nak “ pinta mama padaku.
“ Mama akan berusaha mencari pekerjaan agar kalian dapat terus bersekolah “ lanjut ibu yang mengusap rambut kepalaku.
“ Mama ingin kalian berhasil menyelesaikan sekolah “ suara mama parau.
Mama menangis yang kupeluk dengan erat. Aku rasakan betapa berat hari - hari esok yang harus kami lalui. Namun itulah jalan terbaik buat mama..
Daripada memiliki suami tetapi kerjanya hanya mabuk - mabukan. Belum lagi ringan tangan pada mama.
“ Putri kuat kok ma” kataku pada mama mencoba menenangkan beliau.
“ Iya nak” jawab mama.
Seperti gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA. Aku senang bergaul. Dan punya seorang pacar. Sebut namanya Mario, cowok yang satunya ini berbeda dengan teman - teman cowok di sekolah kami. Mario sedikit pendiam dan dari keluarga mampu.
Setiap pulang sekolah aku diantar oleh Mario dengan motor N Maxnya. Kadang kami tidak langsung pulang tapi kadang kami jalan - jalan di mall atau dimana saja.
Pada hari itu aku dan Mario dan beberapa teman cowok dan cewek berinisiatif untuk menghabiskan waktu di salah satu pulau wisata. Di pulau itu kami menginap dengan menyewa kamar. 2809Please respect copyright.PENANAAUjDFXaNnC
Mario berseru pada teman - temannya. “ Pagi-pagi begini sudah siap semua, guys? Kita berangkat ke pulau wisata!
Riko dengan semangat. “ Siap, bro! Aku sudah siap dari tadi nih “.
Aku ikut bersemangat. “ Wah, seru nih! Pulau apa yang kita tuju?
Mario. Kita mau ke Pulau Santai, kan?”
Miranti. “ Iya, katanya di sana pemandangannya keren banget!
Iya, bener tuh. Sudah siapkan kamera, ya? Biar bisa dokumentasi semua momen seru kita.” aku membenarkan ucapan Miranti
Mario menggandengku. “ Udah, baterai penuh
Setelah perjalanan panjang, kami tiba di Pulau Santai dan menyewa kamar
Mario tersenyum pada semua temannya. “ Kita sampai juga, guys! Pulau Santai, selamat datang!”
Miranti. “ Wah, tempatnya cakep banget, ya?
Puspa “ Iya, liat itu pantainya. Indah banget!
Aku begitu senang dan bahagia. “ Aku pengen foto di sini!
Mario sambil menggandeng tanganku. “ Ok, kita check-in dulu ya. Sudah siapkan kamar ?”
Kami berenam menghabiskan waktu dengan berbagai aktivitas di pulau tersebut
Puspa berseru dengan senangnya “ Udah sore, guys! Kita mau liat sunset di pantai?
Miranti menimpalin “ Keren! Aku bawa bekal camilan nih.
Riko. “ Jangan lupa bawa kain buat duduk “.
“ Gue bawa speaker biar bisa dengerin musik sambil nunggu sunset “.seru Mario yang melihat ke arah Gadis yang bergayut manja di lengannya.
Setelah menikmati sunset
Aku sangat senang dengan keberadaan mereka di pulau itu. “ Wah, indah banget, ya?” serunya pada teman - temannya
Puspa membenarkan ucapanku “ Bener-bener keren. Terimakasih sudah ajak kesini, guys.”
Meranti yang duduk di dekat Riko “Iya, makasih semuanya. Ini pengalaman seru banget!
Mario mengajak teman - temannya untuk kembali ke penginapan. “ Kita harus balik ke penginapan, besok masih banyak hal seru yang harus kita lakukan!
Malam hari, mereka kembali ke kamar
Aku, Miranti dan Puspa satu kamar. “ Capek tapi senang banget hari ini “ .kata Gadis sambil membaringkan tubuhnya diatas ranjang penginapan.
Puspa dan Miranti duduk di sampingku. “ Iya, bener tuh. Besok kita snorkeling, ya?
Aku tersenyum manja. “ Aku udah gak sabar!
“ Seru banget, guys. Ini liburan paling asik!
Tok tok tok
Suara pintu kamar mereka diketuk dari luar.
Miranti membuka pintu.
“ Mario ?” Miranti melihat Mario berdiri di depan kamar mereka.
“ Kita makan malam saja dulu di cafe yang ada di pulau ini” ajak Mario padaku yang mengambil cemilan dari dalam tas ranselnya.
“ Memangnya kamu sudah lapar ya ?” tanyaku pada Mario yang mengangguk.
“ Kalau begitu, yuk kita ke kafe “ ajakku pada Mario yang memeluk menuju ke cafe diiringi Puspa dan Miranti dari belakang.
Sesampainya di cafe, ternyata teman - teman Riko dan Tiar sudah ada disana.
“ Lama amat sih baru muncul “ tukas Riko pada Mario.
“ Inikan sudah datang “ elak Mario pada Riko.
Setelah makan malam, kami kembali ke kamar masing - masing. Wisata yang mereka sengaja diambil hari Sabtu sehingga dapat menginap. Mereka pamit dengan alasan ada penelitian yang harus mereka lakukan di sebuah pulau.
Udara di pulau wisata semakin dingin. Terlihat Mario dan Gadis duduk dibawah pohon besar. Terlindung dengan suasana lampu remang. Terlindung sehingga mereka tidak nampak ketika dilihat dari kejauhan.
“ Mario memelukku dari arah belakang. “ Kamu senang sayang berada disini ?” tanya Mario padaku yang menyandarkan kepala di pundaknya.
“ Aku sangat senang sayang, apalagi saat - saat bersamamu seperti ini “ jawabku sambil menatap kekasihku itu.
Tiba - tiba Mario mendekatkan bibirnya ke bibirku. Aku memejamkan mata.Perlahan Mario mendaratkan ciuman di bibir ranumku. Aku membalas ciuman itu. dan membiarkan Mario melumat bibir tipis milikku.
“ Ahh…ahh…
desahku pelan menikmati permainan bibir Mario. Lidah Mario masuk kedalam mulut dan memilin lidahku.
Aku membalas pilinan itu dengan penuh kemesraan. Saling memilin didalam mulut.
“ Ahhh..ahhh….Rio…
desah lirih saat merasakan sebuah tangan menjamah payudaraku. Mario sedikit kaget saat menjamah payudara milikku. Karena saat itu aku tidak mengenakan bra.
“ Kamu…tidak “ Mario tidak melanjutkan ucapannya.
“ Iya, saya tidak mengenakan bra saat ini. menimpali ucapannya.
Mario berpindah mengecup leher, meninggalkan bekas merah di sana. Tangan kirinya meremas payudaraku.
Tangan Mario seakan tak mampu menampung payudaraku. Walaupun masih terbungkus baju. Namun remasan tangannya kurasakan begitu enak. Membuat aku mendesah lirih.
Aghh…aghh…terus sayang…rintih ku menginginkan lebih dari remasan tangan itu.
Ciuman Mario semakin turun, menuju dadaku yang putih mulus.
Aku memberikan kesempatan pada Mario untuk menikmati tubuh mulusku. Ya aku hanya pasrah dalam himpitan nafsu yang dibuatnya.
“ Mario…ahh…uhh…
Putri merintih saat mulut Mario mengecup puncak payudara yang kenyal. Putingnya yang kecil dengan warna pink membuat Mario hanyut dan ingin merasakan kekenyalan puting itu.
Slupp…slupp…Mario menjilati dan perlahan mengulumnya. Mario bagaikan menyusu pada Putri. Putri mendesah desah keenakan dan makin membenamkan wajah Mario ke payudara yang hangat.
“Ahh…sshhtt..ahhh…” kepala Putri mendongak keatas merasakan hisapan mulut Mario pada payudara miliknya yang putingnya mengeras.
Malam itu di bawah pohon rindang dengan disaksikan bintang - bintang di pulau itu. Seorang Putri pertama kalinya merasakan sentuhan nafsu dari seorang Mario.
“ Kamu suka Put “ Mario bertanya tanpa melepaskan hisapannya pada payudara yang basah oleh air liurnya.
“ Hmm” aku hanya mengangguk pertanda dia sangat menikmati permainan asmara mereka.
Setelah puas menikmati payudaraku, Mario berdiri dan melorotkan celana pendeknya plus cdnya.
Membuat kontol miliknya bebas di depan wajahku. Aku spontan yang menutup matanya.
Mario meraih tanganku yang masih menutup kedua mataku.
“ Kenapa matanya ditutup, sayang ?” cegat Mario sambil memegang kontol yang belum maksimal kerasnya.
“ Peganglah, Putri dan rasakan betapa kontol ini akan membawa kenikmatan untukmu “ senyum Mario padaku dengan wajah yang memerah.
“ Aku takut Mario, punyanya begitu besar “ ujarku namun harus menuruti keinginan Mario. Tangan halusku menjamah kontol itu. Terasa kontol itu di dalam genggaman mulai mengeras.
“ Mario….saya takut melihat milikmu…” lirihku.
“ Jangan takut sayang, nikmati saja”
“ Mainkan kontol dengan tangan halusmu itu “ bujuk Mario agar aku mau melakukan apa yang disuruhnya.
Aku akhirnya mulai menggerakkan tangan. Mengusap kontol Mario yang ada di dalam genggaman
“ Yes..ahh…ahh…lebih cepat Put…ahhh” desah Mario merasakan usapan tanganku. Walaupun aku itu belum pengalaman. Namun Mario dibuat melayang - layang merasakan permainan tangan milikku.
Pada ujung kontol mengeluarkan cairan licin bening yang lengket.
“ Mario, ini apa…ihhh…” aku sontak melepaskan genggaman pada kontol Mario.
“ Itu namanya air mani sayang. Itu membuktikan kalau kau sangat pandai mempermainkannya “ Mario berbohong.
“ Lanjutkan sayang…mainkan kontol milikku “ bujuk Mario sambil memegang pentungan dan memberikannya kepadaku lagi.
“ Mario ini tidak membuat aku hamilkan ?” tanyaku di sela - sela aktivitasnya mengocok kontol Mario yang semakin tegak dan mengeras.
“ Tidak sayang, bagaimana mungkin kamu bisa hamil “ jelas Mario.
“ Putri kamu coba jilatin kepala pentunganku “ ujar Mario pada Putri yang bingun.
“ Maksud kamu apa Mario ?” tanyaku padanya yang tersenyum kecil.
“ Buka mulutmu sayang “ Mario meminta padaku untuk membuka mulut. Aku hanya menuruti keinginan Mario.
Ku buka mulut lebar - lebar, saat itulah Mario yang tengah memegang kontol, memasukkan ke dalam mulutku.
“ Gleek…jangan Mario…” aku memberontak saat kontol itu berada didalam mulut.
“ Namun kepalaku dipegang oleh Mario sehingga tidak mampu berbuat banyak.
Mario mendorong masuk kontol masuk kedalam mulut.
“ Kamu diam saja, sayang…” Mario menyuruhku untuk diam.
Dengan kontol berada di dalam mulutku, Mario menggerakkan pantatnya. Membuat kontol miliknya keluar masuk di dalam mulutku yang merasa jijik.
“ Mbelll….mblll…..clep..clep…” suara kontol keluar masuk di mulut yang hanya pasrah dan menutup mataku.
Aku tidak berani melihat reaksi Mario yang mendesah nikmat akibat kontolnya yang keluar masuk di mulutku.Kulihat kontol miliknya basah oleh air liurku.
“ Ahhh…aghhh..aghh..” tiba - tiba kulihat Mario bergelinjang hebat. Dia dengan cepat mencabut kontol dari dalam mulutku. Dia mengocoknya dengan cepat.
Ahhh..ahhh…enakk…Putri.
Kulihat pada ujung kontolnya memuncratkan cairan kental berwarna putih.
Nafas Mario memburu. Dia tersenyum puas padaku, dan kembali menaikkan celana pendeknya.
“ Terima kasih, Put…” Mario berucap sambil memegang pipiku.
“ Itu tadi apa Mario ?” tanyaku pada Mario yang duduk disampingku sambil memelukku.
“ Itulah cairan kenikmatan namanya sayang “ Mario mengecup pipiku.
Aku masih bingung dengan keadaan yang baru saja terjadi.
“ Jangan bingung sayang, setiap orang yang berpacaran pasti melakukan hal ini “ jelas Mario.
“ Maksud kamu ?” tanyaku padanya.
“ Tanyakan pada pada teman - teman lainnya “ ungkap Mario padaku.
“ Kamu tidak perlu takut, kamu tidak akan hamil kok “ jelasnya lagi.
Malam semakin larut namun aku belum mampu memejamkan kedua mataku. Kejadian di pinggir pantai tadi terus terbayang. Tiba - tiba entah mengapa aku ingat pada Miranti yang belum ada di kamar.
“ Kemana anak itu “ gumamku dalam hati. Aku pun akhirnya berinisiatif mencari keberadaan teman sekamarku itu.
Aku keluar dan menyusuri tepi pantai. Pantai ini memang kalau malam hari lampunya sengaja di redupkan. Untuk menghemat listrik atau apalah. Itu yang aku tahu dari orang - orang.
Aku tiba pada sisi kiri tepi pantai. Dari kejauhan aku melihat tiga orang remaja sebayaku. Walaupun lampu redup namun aku dapat mengenali mereka.Namun ada yang aneh yang kulihat dari kejauhan. Seorang gadis remaja dalam keadaan membungkuk. sementara di belakangnya seorang remaja laki - laki tengah bergoyang maju mundur. Dan remaja yang satunya lagi berada di kepala gadis itu.
Aku dengan hati - hati mendekati dan beruntung tidak jauh dari mereka ada rimbunan pohon rindang, sehingga aku tidak terlihat.
Aku terkesima, ternyata Miranti tengah disetubuhi oleh Tiar dan Riko. Riko dibelakang sedang menggerakkan pantatnya maju mundur. Kulihat Riko tidak mengenakan celana lagi. Kulihat kontol Riko yang tidak terlalu besar tengah keluar masuk di lubang memek Miranti. Sementara itu Tiar memegang kepala Miranti dan mendorong - dorong keluar masuk pentungan miliknya.
“ Aghh..aghh..lebih kuat….ayo…lebih dalam lagi Tiar…” sayup - sayup ku dengar suara Miranti meminta Tiar agar bergerak lebih cepat.
“ Oh…yess….punyamu enak…ayo…tusuk lebih dalam lagi….. “ racau Meranti di sela - sela hisapannya pada kontol milik Tiar.
“ Aghhh..aghhh….aku keluaarr..” ku dengar Tiar menjerit panjang lalu mencabut kontol dari dalam lubang memek Meranti.
“ Ya..kamu payah…protes Meranti pada Riko yang duduk di sebuah kursi kecil.
“ Sekarang giliran kamu Tiar..” Riko memberikan kesempatan pada Tiar untuk melakukan aksinya.
Tiar mencabut kontolnya dari dalam mulut Meranti. lalu berjalan menuju selangkangan Meranti yang masih dalam posisi ngangkang membelakang.
Kulihat kontol Tiar lebih besar dari milik Riko. Tiar lalu membuka lebih lebar kedua kaki Meranti. Lalu kulihat Tiar mencocokkan kontolnya di lubang memek Meranti.
“ Kamu siap sayang…” ucap Tiar sebelum menghentakkan pantatnya meneroboskan kontol miliknya ke dalam lubang memek Meranti yang terdorong ke depan.
“ Aghhh….anjir…..punyamu lebih enak Tiar….” jerit Meranti yang meremas kedua susunya yang bergelantungan bebas.
Tiar dengan cepat menggoyangkan pantatnya yang diiringi putaran pantat Meranti menyambut tusukan kontol di dalam lubang kenikmatan.
“ Yes…yess..cepat…ahh….enak..Tiar…aghh” ceracau Meranti di sela - sela permainan mereka.
Aku yang menyaksikan itu, entah mengapa kurasakan pada milikku basah. Aku pegang, terasa enak kusentuh. Membuat aku semakin larut. Kuraba lubangku dengan tangan.
“ Ahh…ahhh….” racauku sambil menyaksikan persetubuhan Tiar dan Meranti.
“ Ayo…tusuk…lebih dalam…yess….punyamu enak banget…” Meranti menggeleng - gelengkan kepala merasa enak karena tusukan kontol Tiar yang didalam lubang memeknya yang semakin banjir.
Kulihat Tiar memegang pinggul Meranti dan semakin cepat menggerakkan pantatnya maju mundur. Meranti membalas perlakuan Tiar dengan meremas susunya yang bergantungan turun.
“ Aghh…ahhh…aku..mau keluar…” jerit meranti yang matanya merem melek.
“ Iya.., sayang…aku juga..ahhh..aku juga mau keluaaar “ jerit Tiar dan Meranti bersamaan.
Tiar mencabut kontolnya dan terus mengocoknya. Kulihat cairan kental keluar dan tumpah di pantat Meranti. Cairan kental itu mirip punya Mario. Inikah yang dimaksud oleh Mario.
Aku bergegas kembali ke kamar. Setelah tidak lama, Meranti datang dan langsung menuju kamar mandi. Mungkin dia membersihkan tubuhnya setelah di genjot oleh dua orang. Aku akhirnya terpulas dan terbangun di pagi hari.
Pagi ini kami berkumpul di resto untuk sarapan pagi yang disediakan oleh pengelola pantai.
Kulihat Meranti dan Riko duduk berdampingan, sementara Tiar dan Puspa bersebelah.
“ Mario kok belum datang “ kataku pada Tiar.
Sebentar lagi, dia baru selesai mandi sewaktu aku ke restoran “ terang Tiar padaku.
“ Wah sudah komplit ternyata “ suara Mario membuyarkan suasana sepi diantara kami.
Mario tersenyum padaku. Gimana tidurnya semalam. Nyenyakkan ?” tanya Mario padaku yang mengambil kursi disebelahku.
“ Iya, nyenyak banget “ kataku singkat padanya.
“ Pukul 15.00 sore kita check out teman - teman “ ungkap Mario pada kami semua.
“ Dan suatu hari nanti kita akan mengulanginya lagi, tapi bukan disini ?” Mario dengan semangat berkata pada teman - teman pergaulannya itu.
Iya kami berenam dari sekolah yang berbeda. hanya aku dan Mario yang satu sekolah. Sementara Puspa dan Meranti satu sekolah. Sedangkan Tiar dan Riko dari sekolah yang berbeda.
Nasib yang mempertemukan mereka. sama - sama dari keluarga broken home. Hanya saja Puspa dan Meranti berekonomi cukup. Dan Mario tidak diragukan. Dia anak orang kaya.
Mario kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya. Lantaran kedua orang tuanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.
“ Ibu..ibu…” aku mencari ibu setelah sampai di rumah. Tidak biasanya rumah sepi seperti ini gumamku.
Adik - adikku juga tidak kulihat. Mungkin mereka pergi bermain. Aku menuju kamar ibu yang berada di belakang. Ibu pindah kamar setelah bercerai dengan bapak. Kamarnya terletak sendiri dekat dapur.
“ Aghh..aghh….teruss…pak…iya dorong….” aku mendengar suara ibu dari dalam kamar.
Suara seperti orang tengah berhubungan intim.
“ Yess…jangan berhenti..ahh…ahh…” suara racau ibuku dari dalam kamar. Aku mendekati kamar ibu. Dan kulihat pintu kamarnya terbuka sedikit. Membuat celah untuk saya mengintip ke dalam.
Lewat sela - sela pintu kulihat ibu tengah ditindih oleh seorang laki - laki. Kulihat kontol laki - laki itu besar dan menyusup masuk ke dalam memek ibu.
Kulihat ibu menggeleng - gelengkan kepala merasakan sensasi nikmat dari tusukan rkontol laki - laki itu pada lubang memeknya.
“ Oh..my god...memek mu enak banget…racau laki - laki itu terus menyetubuhi ibuku.
Dia semakin cepat menggerakkan naik turun pantatnya menindih tubuh ibuku yang berguncang mengimbangi permainan laki - laki itu.
Melihat adegan itu, tiba - tiba ada aliran aneh mengalir di tubuhku. Membuat aku menyentuh susu sebelah kiriku. Ku raba dan kuelus - elus dari luar. Ada rasa enak yang muncul dari remasan tanganku.
Sambil menyaksikan persetubuhan ibu dengan laki - laki itu, aku menjamah vegiku.
“Ahh..ahhh…” aku mendesah kecil saat tanganku meraba milikku yang ternyata basah.
“ Ayooo….pak…aghh..aghh…masukkan lebih dalam…ouhh..ahhh…aku keluarr” Ku dengar suara ibu menjerit keras.
Laki - laki itu semakin cepat memompa. Tusukan - tusukan kontoll miliknya semakin cepat pula bersarang masuk di lubang memek ibu. Bahkan seluruh kontol masuk seluruhnya. 2809Please respect copyright.PENANAN89siL0xpO
“ Aghhh….enak…ahh….aku..keluar…” jerit panjang laki - laki itu. Kulihat laki - laki itu mencabut kontolnya dari dalam lubang memek ibu.
Kulihat kontol itu sangat besar dan panjang. membuat aku bergidik.
Laki - laki itu tersenyum pada ibuku. lalu mengambil celana panjang dan mengeluarkan dompetnya dari dalam kantong belakang. Ku lihat laki - laki itu memberikan ibu 5 lembar uang seratus ribuan.
Akupun dengan cepat meninggalkan tempat aku mengintip. Takut nanti ketahuan oleh ibu dan laki - laki itu.
Aku berlari keluar rumah dan menuju ke rumah Risna yang tidak jauh dari rumahku. Ini kulakukan agar ibu tidak tahu kalau aku sudah memergokinya berhubungan dengan laki - laki itu.Setelah kurasa cukup lama aku pamit pulang.
“ Ibu, aku sudah pulang “ begitu berada di dalam rumah. Kulihat ibu baru selesai mandi.
“ He. Putri kamu sudah pulang nak “ Ibu menyapaku.
“ Bagaimana penelitian kamu ?” tanya ibu padaku.
Aku tersenyum dan mendekati ibu. “ Alhamdulillah bu, semuanya lancar “
Aku menyalami ibu dan pamit untuk masuk ke dalam kamarku.
“ Putri..” panggil ibu yang hendak berlalu darinya
“ Ibu mengambil uang seratus ribu dan memberikan padaku. “ Nih buat belanja kebutuhan sekolah kamu, nak “ ibu menyerahkan uang tersebut.
Aku tahu asal uang itu. Namun aku pura - pura tidak tahu.
“ Terima kasih ya bu “ mengucapkan terima kasih pada ibu lalu menuju masuk kamarku.
“ Ya, Allah. Aku tak menyangka kalau ibu terpaksa merelakan tubuhnya dinikmati oleh laki - laki hidung belang untuk mendapatkan uang” desahku di dalam hati.
“ Begitu beratkah beban hidup kami. Sampai - sampai ibu menjajakan tubuhnya agar kami tetap dapat bersekolah” terasa sesak dadaku ini.
2809Please respect copyright.PENANAAR83bUFYg6