Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlQCGVBvcMQ
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡezTZMNxZHl
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9kPShhMIxm
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNrU9iK6O35
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJrX1XXZBgK
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2woes1Cw2k
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiK0vBrXhq2
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPE2DS0WIhD
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRF8JGHK5Ic
“Iya mang.. hayu…”. 21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJDAJbuIUic
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjFPouwrFUW
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvGqSPGULai
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmeM1BLwfBj
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8cbt0LvuBL
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDdFSnIELwF
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ701lRvPfR7
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6kgvlhwNNg
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcgeiVg4wFm
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtW0DK2elCA
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx4ULbJ1SZB
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh55EAjrzRN
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ9ByJao5hp
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDV9k5ojT5X
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMPcczhhaAq
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVCVnSZrEpm
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQpysDBgbCF
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxEoYamHWIL
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa2JimzdAk0
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxEkFpmbzj1
“Sungguh indah,” batinku.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmyo0CtZH2G
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4fSnAQAZuJ
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGUxxoDPfhy
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbbBewwMh5f
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡst0oZltUQW
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8QDqfaABcj
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrMz7BvLJGg
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkoRJ7DfeJJ
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsX4sEYwHoe
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlIdlzhwmBa
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLpSCDCAb0h
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5OywfroH4x
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ejcAYLJ4G
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3hxeMhbnsf
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbjoBwp2O0x
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIrC4zbTS6l
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3syVqLpMAJ
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM4g4oDPKLw
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPs5ZpNxUTy
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKIYKPjIC9I
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Cc8B1xK6i
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDdtD2H7ld8
“Masa?” Cecar bi Ijah.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIxsmbgsw0F
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpdS5p1imM6
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoql265d7Xg
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6zH43SEzc8
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLHoz3DDUGC
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKdwdlZlGnL
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMRmJEaWXX6
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV9jI8YJ6j1
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlueiUfDOU4
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmLnKvvYKr2
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUAlPbptbsn
“Mangga bi.”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIb6Xhf7r3v
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRxFan6K2oq
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqf1d1qd7P0
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWPAzNC5ld0
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhcE7l6IIFg
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡghCu9Q44AH
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ncq8eCMn1
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV7vPUnmgGs
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPfZlwnSZVm
Dug…dug…dug…21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡukHm3lYgNC
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLllrQQA5qH
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡooEqyrK6MS
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMeSoGhy5xc
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJoCOh3EPfs
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYBpYhI3b4n
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoa8SwPsmSa
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWdZsjuSJU
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3G4TKTUmFK
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0RtTRGzo2E
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRwh2I0zuSM
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX7ANkdFSxa
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfSdK2YKN1H
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ18i86Jk3bd
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJkqg2N6rt
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCMrbBOHrjf
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmLyJOKIAFS
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpJIS5sfkZh
DUG DUG DUUUUG.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5CyBljqtbE
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeJzxZcfLBR
Croooottttt…21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwGEU21kCLm
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaqY3p3CuiH
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnNsFxeByFq
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmRw82xYknl
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtZpuW7rs0B
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0uoCMjZWjE
Waktuku pun terasa melambat.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjhn1gbyzmH
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiellvdQ8eF
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc4noYUZgM5
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf8yeDTNlD9
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZd5GJ2WNnp
“I..iya bi. hehehe..”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLpGdaOy5yc
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnhEpmog2E
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfxs6hFsg7B
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpAZcIorucP
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhLm7fs1VkP
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV0Hnyhv3ZS
Aku segera meloloskan semua pakaianku.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGZ1dx9XB54
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB1kwbnbloV
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjfN5YiWCbF
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTgQqsGzI2V
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD7lNQRf1bh
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXBGZb4r3do
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY61Bw5rmrs
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOGHeIOXv7z
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzZl3i6oLuv
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmfDOfbJUvG
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlAupV5QaVX
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIRkL6bGUUx
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutdO8wqUCx
“Ibu…”21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjdsHLlENYx
21Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFwLuldCTkn
Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
