Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOcARNHm2ld
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxMZshHiqnX
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr6xAK92CtJ
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg54OIoBnF0
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1QaFjNHMzY
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpM6Hd7zd34
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTDh3hv2Xfi
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHlOjZMF5sR
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDTKPAE7GTJ
“Iya mang.. hayu…”. 22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLCcekW13rs
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbUVVgF8ZLU
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsS1B0XBwS1
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSFLuOFzwDV
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWrmEXj7zVZ
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkEOOUggw5w
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB3rMDFLAzA
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSBBIqXjze
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV3T0yvufH9
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpGfnJ4pnKF
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdAdiBgdBTh
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX8v2HTeA6G
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4GAKPSJIbn
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJa17PiqWF
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6M1GI46XDM
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVPyPxCDTOn
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYUUL5SnZ7j
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrOuNsDs6oe
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXbrIAQaQWL
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL7560LOlMR
“Sungguh indah,” batinku.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ11Kk8OnHfT
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡivnjCvEe4D
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5dzxfeZWtw
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ91GbHSXgGb
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ9QPrQJTlm
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEZHR96vvrw
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZHlYZltYal
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡACmHD1JLhq
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEhzZzR54qt
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwjQJw1piUN
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwyq3E1VpAx
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOyAj51R86v
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7neMlWmOQs
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbmydbwljHF
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQhBxSxcUL2
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIPNQeBkUoA
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCXbPA1EoU9
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDlie5etQZI
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3giSX5cyDs
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRijKdpmD8d
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKINl8itLtl
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9a33ImhoqC
“Masa?” Cecar bi Ijah.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1lp6vBdvVg
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZFlGLihpN
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoU9CP9grKD
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmtTfB8r9sK
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFcm8fYgAp8
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqckozYfYne
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgT2lEfbk6O
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjn1dwL3PH5
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc6MuC547iH
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ZLAHyXFM5
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNjFZh7HD4L
“Mangga bi.”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtkzVdd6tGU
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgRY96i5i4f
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjfrFepBHrL
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOx2bCAYIK
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzeZfz09txm
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2FSbSIUW0O
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk46nNCga0O
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9hqwN641HK
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOE8FF9bA0v
Dug…dug…dug…22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfYO1WjRaMH
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJacwkquwQc
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡObGPmc4LjI
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcfybCprXDk
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡicZPCyGvoH
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzJr2gCcqFw
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa8ELDHyp2r
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbDgMMElL96
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqIQGvO7avv
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRoBJZfIZJs
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡruFhRtrfjz
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTvZqBcjwVO
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNP96tZJ3G9
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZzQD0pQtEh
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2NSDCEoyLL
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqzwzUzAB5x
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfrZuGvBta9
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡypzSuFKmnQ
DUG DUG DUUUUG.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlSN6CUlYUz
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvC7vc2JpGy
Croooottttt…22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzx8Was0jHw
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTMfsZssRWA
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIluTPALcIH
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLoRmFkIR0N
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyUFh222EWS
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHQE6PJuHeR
Waktuku pun terasa melambat.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqmCd8EZyXu
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlfj3kSNJWA
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZgaxudF5Vo
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmA1llMY3Pr
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYYxBhMv8FO
“I..iya bi. hehehe..”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡltcpLy6umL
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiMuook48QW
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCIHa5RVZK0
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6lccnZf4go
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS2LUP1FJMJ
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEXJBKuMcnW
Aku segera meloloskan semua pakaianku.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8qJ044EAu6
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRMZMF78Mnz
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE6OxqksUO6
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡktgTa1Ugt9
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVvyc2WZnJL
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI7hMZU0sF5
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7h72NBEKk3
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB24HvqtrQm
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHRhY1doWbw
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfmdT73xvah
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEXJfRPycAV
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOOtpQzTJAF
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg0DC6Wq7wv
“Ibu…”22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Au7JgnY9O
22Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBFrrsERoGl
Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
