Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWStgYotz1H
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgszhYRIOVS
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEF8NKCE2R7
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpTUC1dwrNO
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhWoifi3LLr
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEbYJsmHrop
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0FKXlpDb4z
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuDWEVmObgl
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZNaSO4jxa
“Iya mang.. hayu…”. 10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3rc1kVse6H
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7ph6CUk5J
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3LNyQVbYr4
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxekduKD7sH
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1QuIAi3Scx
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJUzpV99apB
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX46OjtWoPf
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0taA0meXkw
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCGBqTrz5ZI
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgNNPf263GM
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDAwhYS4ujg
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQN9UbMlFpC
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡza0soXzoAJ
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLWNkT7BLxL
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXVecowqa4D
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj7c2p5FWp0
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHYGdeR1Wyw
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1vDP8VeZhl
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgJYllxdxa2
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNTwCaOCO9G
“Sungguh indah,” batinku.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJesrNouVzu
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ90EPL03gI
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYBvZOWI82L
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1NoXZwpNFl
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA96joYSYaP
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3fuohHkWga
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3liuW1nuxM
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡriqu2FScfs
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8VSKnvxdsa
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGLhye3pVj3
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi7sotCEl9C
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLUKVOShizX
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkVtgPfDbDd
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSLmpE0X5zZ
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcbgexo3dxk
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTT8mK7AHPJ
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY4HA6R89fD
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2WnJLm8Eua
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCZZfls62nY
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFzdLQoaopt
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzFDmzYv8J
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡipV5JsxRZ0
“Masa?” Cecar bi Ijah.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBDcQ2T3T2h
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoQ9prNgUuh
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRytiYaD1nG
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGc3HJpy7em
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHSRYN6tjLM
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9sw2CMDAtW
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgz2AiyM9Rl
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgBXZHFMU2O
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa4Vq0OFCGA
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAxi6ABE6na
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWOLCjB1S6W
“Mangga bi.”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiAs35sXHBt
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNIVTHMOu9
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeAufCNCZnq
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbgrSa8H5Qh
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEm6YQG4bXF
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl5xxdeUc06
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwhjr548iW2
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ZW3FRphl8
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡorqXUAFFzH
Dug…dug…dug…10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT56FzbHG5s
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYSgJViWTI
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8w5zRqp3UX
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbgtgzpG4FN
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxEofUuM2xz
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYZNl9pQ8HA
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUVsPGTGH82
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmptDkqGp30
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ29XW5YwOwR
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGNasg54Hxb
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD5dAqWv8iK
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNRKuWS795a
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr67129J5Yg
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5lWqB9FZCN
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8iwPBmSWMF
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMEc9U3LGR6
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFtI4IDPw3U
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjLRIb7GYLe
DUG DUG DUUUUG.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ5qrAhhXC1
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7pfP3X5bj0
Croooottttt…10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJQR9GlxxiH
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCdSBhk3DHN
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3E4N08rBR4
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeUeP19pSRd
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYINOMm6oyI
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPl9BPKX6Ay
Waktuku pun terasa melambat.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDErgFOkxQq
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqQdQ7RogJ5
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMDwMPQimiL
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHzT4jycofg
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkoOEJziP8c
“I..iya bi. hehehe..”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpXULCD9CBP
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8VLy7tviRz
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpG9uDougnH
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfgW8hG5e5l
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Z1mPYSD2Z
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHm5OlZHuhj
Aku segera meloloskan semua pakaianku.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCOzQpB4uEM
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Av9ce4ACq
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡojrNnRwz4i
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdrZbbCaCA9
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwbFxZT9y1w
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWcd4pUGYlp
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtu985Ygsrh
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwnPPiPMTDG
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡILspSDQHRr
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQva2OIXLvH
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ16qqUv7adt
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4fNlIlCorU
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIpUcoGqp0k
“Ibu…”10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYn3WUocStZ
10Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJ9mXBjTE5
Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
