Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.11Please respect copyright.PENANAeNg0bmAjhS
11Please respect copyright.PENANAnYvnXZjroZ
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).11Please respect copyright.PENANAWhQGokCXhN
11Please respect copyright.PENANAzcI48VOttc
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.11Please respect copyright.PENANAbkmF3BPX8C
11Please respect copyright.PENANAazlBCi3diP
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.11Please respect copyright.PENANAhgWldJVVlK
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.11Please respect copyright.PENANAEo7xqAc2pX
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.11Please respect copyright.PENANAycd33i5u6H
“Iya mang.. hayu…”. 11Please respect copyright.PENANAvM2uHl7OHw
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.11Please respect copyright.PENANAkGNcgGF6MT
11Please respect copyright.PENANA5jn3rwcnMq
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.11Please respect copyright.PENANAdUseMX7Xt8
11Please respect copyright.PENANAKdPXw5wG0d
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.11Please respect copyright.PENANAR3kwM8upcv
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”11Please respect copyright.PENANAqAVFZPoJKA
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.11Please respect copyright.PENANAD6pvHlDlrH
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.11Please respect copyright.PENANArmrnHfoQpM
11Please respect copyright.PENANASWNqgFzaV9
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.11Please respect copyright.PENANAG7179uUaP7
11Please respect copyright.PENANAjgat03vePC
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.11Please respect copyright.PENANA0bLDkg5lRg
11Please respect copyright.PENANAQFV1SMtuoT
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.11Please respect copyright.PENANA7IMTyCrq43
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.11Please respect copyright.PENANArrFirffnG1
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.11Please respect copyright.PENANALtgFprOnKp
11Please respect copyright.PENANAdwsVK2co0a
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.11Please respect copyright.PENANAdrIdh6pXiA
11Please respect copyright.PENANAwuyXlda39E
“Sungguh indah,” batinku.11Please respect copyright.PENANAOg8rqFl4yR
11Please respect copyright.PENANAirOEYsZbEW
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 11Please respect copyright.PENANAH5H3FigyzQ
11Please respect copyright.PENANA0C3yxgPmqu
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.11Please respect copyright.PENANA5AhXyVntr2
11Please respect copyright.PENANA6OlI2OyK3G
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.11Please respect copyright.PENANAgBkvnzJWDH
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.11Please respect copyright.PENANARrSldgM4sF
11Please respect copyright.PENANAsj7Pr1lDSw
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).11Please respect copyright.PENANAmWAOOU7sJG
11Please respect copyright.PENANAWd9RlzY1ls
11Please respect copyright.PENANAWoIo4dxXQz
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.11Please respect copyright.PENANAdjzER9gbdZ
11Please respect copyright.PENANAq3aypoLVeu
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.11Please respect copyright.PENANA7JEEvW9InE
11Please respect copyright.PENANA5MgAbVeBiR
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.11Please respect copyright.PENANARHxUcdrsIs
11Please respect copyright.PENANALZMlau9smg
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.11Please respect copyright.PENANA6QCX1fXiDU
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.11Please respect copyright.PENANASVr7Lx1P79
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”11Please respect copyright.PENANARuLfICdilQ
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”11Please respect copyright.PENANAcbTIWX2tAm
“Masa?” Cecar bi Ijah.11Please respect copyright.PENANAmyiD3odV3J
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”11Please respect copyright.PENANAGcjwVzFWyN
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”11Please respect copyright.PENANA5oIIUQLwOk
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.11Please respect copyright.PENANAkoCRZSrakt
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.11Please respect copyright.PENANAjXUY3wrrnO
11Please respect copyright.PENANAR3ZR3OSlH2
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.11Please respect copyright.PENANANlhL6tyRtv
11Please respect copyright.PENANAaYeqytSS40
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”11Please respect copyright.PENANAEbTANDnkkJ
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”11Please respect copyright.PENANAq2GyIhBZBr
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”11Please respect copyright.PENANALtl35o8bUP
“Mangga bi.”11Please respect copyright.PENANAIG3fVAi6nS
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…11Please respect copyright.PENANAJ0leMpivjc
11Please respect copyright.PENANA4Xfej5NwPs
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.11Please respect copyright.PENANAvmk5Kv9vSL
11Please respect copyright.PENANAfGGeoMLY0P
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.11Please respect copyright.PENANAHav5e1hiva
11Please respect copyright.PENANACsqA9JE3QI
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.11Please respect copyright.PENANAMefqLdfHdy
11Please respect copyright.PENANAS16UFkPyw7
Dug…dug…dug…11Please respect copyright.PENANATpkG4GKntK
11Please respect copyright.PENANAdSL3VZ8A0M
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.11Please respect copyright.PENANAD8VmZWjo7T
11Please respect copyright.PENANANKVW3o1d34
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.11Please respect copyright.PENANAaKJnGAUYMv
11Please respect copyright.PENANAo2mjw5FnS5
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.11Please respect copyright.PENANABG5GcryALr
11Please respect copyright.PENANAbjXCXZFh3n
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.11Please respect copyright.PENANAnGmXEb2IVQ
11Please respect copyright.PENANAmndZgJFrTJ
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.11Please respect copyright.PENANAUQldLatbE0
11Please respect copyright.PENANAsguOVd7Ydn
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.11Please respect copyright.PENANAre4SPxpZeD
11Please respect copyright.PENANAAQ4wYtKGbD
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..11Please respect copyright.PENANA7BP2vncPiV
11Please respect copyright.PENANAWHeuQx6hPx
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.11Please respect copyright.PENANAAkSA0650Zw
11Please respect copyright.PENANApIvvSbCTSR
DUG DUG DUUUUG.11Please respect copyright.PENANApre1iP3wc2
11Please respect copyright.PENANAW9oplGcKss
Croooottttt…11Please respect copyright.PENANAkenkkLlaD6
11Please respect copyright.PENANATPWH6N01g7
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.11Please respect copyright.PENANAwnoDstRevi
11Please respect copyright.PENANA6cEdjVdaSB
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.11Please respect copyright.PENANAEJcA9kf2Km
11Please respect copyright.PENANAFulqXoQ7Lk
Waktuku pun terasa melambat.11Please respect copyright.PENANAJn2yo0Z0lk
11Please respect copyright.PENANAFZtsgklxEH
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.11Please respect copyright.PENANAL1ZvdJQ7uo
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.11Please respect copyright.PENANAT4PdpdbFfR
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”11Please respect copyright.PENANAbIrwFBfPHs
“I..iya bi. hehehe..”11Please respect copyright.PENANAHnf01HZ04e
11Please respect copyright.PENANAGAxhbJCKPf
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.11Please respect copyright.PENANAEvOvGPsoPo
11Please respect copyright.PENANATr4R3FajHN
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.11Please respect copyright.PENANAt13oOZBFvt
11Please respect copyright.PENANA86Rcoyw7mS
Aku segera meloloskan semua pakaianku.11Please respect copyright.PENANAcrOCV5cdgO
11Please respect copyright.PENANAU6PWwyBERr
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…11Please respect copyright.PENANAOyDTTgIoxg
11Please respect copyright.PENANA2l9euAounz
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.11Please respect copyright.PENANAPqVLSRgxLA
11Please respect copyright.PENANAhk6W4P5Uy1
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.11Please respect copyright.PENANAVbKNBqMvBI
11Please respect copyright.PENANAb9aMvy37He
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.11Please respect copyright.PENANA8ytOiQ5Lj2
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”11Please respect copyright.PENANAYtYBAUqHFM
11Please respect copyright.PENANAQaoP47P5Kk
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.11Please respect copyright.PENANAN3zpu7j1eJ
11Please respect copyright.PENANALSo03XCaMF
“Ibu…”11Please respect copyright.PENANAAGaOWx1WhM
11Please respect copyright.PENANAFhFgZXDjtH