#81949Please respect copyright.PENANAu1ODJlkevh
Mimpi Basah
1949Please respect copyright.PENANApxfNrbGRbG
Malam itu Santi mendengar suara aneh dari anaknya. Kemudian ia berjalan ke kamar Febrian. Ia lihat Febrian sedang tidur dan mengigau dengan suara dan nada yang tak lazim.
“Uhhh, enak bu guru,” kata-kata yang keluar dari mulut Febrian.
Santi pun kaget, anak laki-lakinya mengigau dengan kata-kata yang tak wajar untuk anak sesuainya.
Santi pun penasaran apa yang sedang diimpikan oleh Febrian. Sampai anaknya itu mengeluarkan kata-kata erotis.
“Enak pokoknya bu guru, geli, burungku seperti mau kencing sekarang,” Febrian kembali mengigau.
Santri tambah penasaran. Namun yakin, anaknya bermimpi sedang ML dengan wanita. Namun, kok bisa Febrian sudah bermimpi soal itu.
“Ahhh, bu guru saya geli. Bena-benar mau kencing,,” mulut Febrian kembali mengeluarkan kata-kata yang bikin Santi penasaran.
Ia lihat, celana anaknya di bagian selangkangan ada yang menyembul. Santi kembali penasaran, apakah anaknya sedang ngaceng?
“Maaf bu guru, saya kencing di sini. Gak bisa ditahan. Geli banget pokoknya,” mulut Febrian terus mengigau.
Setelah Febrian mengigau, ia lihat celana anaknya itu basah di bagian penisnya. Apakah anaknya ngompol? Santi penasaran.
Ia pun naik ke ranjang anaknya. Ia cek celana anaknya.. Hidunya ia dekatkan ke celana Febrian yang basah. Ia merasakan cairan itu bukan air kencing.
Lalu apakah yang keluar? Apakah Febrian mimpi basah dengan mengeluarkan mani? Santi masih penasaran yang yang terjadi pada anaknya malam itu.
Sinta pun membuka celana anaknya yang tidak memakai CD. Febrian memang tak mau CD kalau tidur.
Santi kemudian memperhatikan penis kecil anaknya. Kemudian ia sentuh lubang kencing anaknya. Benar saja, cairan berwarna putih itu kental.
“Anakku sudah mimpi basah?” tanya Santi dalam hati sendiri.
Masih ingin memastikan jika itu air mani, Santi mendekatkan hidungnya ke penis anaknya. Lalu mencium bau cairan itu. Iya benar, itu bukan air kencing. Anaknya benar mimpi basah malam itu.
Santi sedikit tidak percaya anaknya sudah mengalami basah. Anaknya sudah pubertas lebih cepat, saat usianya sudah 11 tahun atau saat dia sudah kelas 6 SD.
Namun, Santi berpikir, kenapa anaknya saat mengigau tadi menyebut ‘bu guru’. Apakah dalam mimpi basahnya ia bersama Bu Guru? Santi hanya bertanya-tanya soal itu dalam hatinya. Namun ia kemudian tak memperdulikannya.
Santi lalu merapikan lagi celana anaknya. Ia biarkan anaknya memakai celana yang basah. Ia ingin tahu apa respon anaknya besok pagi. Santi pun kembali ke kamarnya untuk tidur.
1949Please respect copyright.PENANAw97x4QN60b
***
1949Please respect copyright.PENANAtqgdBnWz53
Saat pagi tiba, Febrian langsung teriak dan berlari ke arah ibunya yang sedang masak di dapur.
“Ibu, aku ngompol,” teriaknya.
“Masak udah besar masih ngompol?” tanya Santi.
“Iya bu.”
“Coba kamu lepas celanamu. Apakah benar kamu ngompol? Apakah bau pesing?”
Febrian pun melepas celananya sesuai perintah ibunya. Kemudian ia mencium bagian basah di celananya. Iya betul, baunya tidak pesing, tapi baunya aneh.
“Bukan bau kencing bu, gak tahu ini baunya aneh,” jawab Febrian.
“Itu namanya kamu mimpi basah, keluar air mani. Artinya kamu sudah pubertas. Kamu sudah mulai besar,” Santi menjelaskan.
Namun Febrian tidak begitu mengerti dengan yang disampaikan ibunya.
“Apakah warnanya putih bu?” tanyanya.
“Iya.” jawab Santi.
Febrian pun akhirnya ingat apa yang ditanyakan oleh ibu gurunya kemarin, soal cairan putih yang keluar dari penisnya. Mungkin ini yang dimaksud oleh gurunya itu.
“Udah, kamu segera mandi dan berangkat ke sekolah,” perintah Santi.
1949Please respect copyright.PENANAQmDBzBmXBo
***
1949Please respect copyright.PENANAjEnIefdNxs
Sore hari setelah les, kembali tinggal Nana dan Febrian berduaan. Teman-teman Febrian seperti biasa, diminta pulang duluan oleh Nana.
Lagi-lagi, Nana mengajak muridnya itu untuk masuk ke kamar.
“Bu Guru, tadi malam aku pas tidur ngompol, tapi kencing berwarna putih kata ibuku,” ucap Febrian polos, saat digandeng tangannya oleh Nana untuk ke dalam kamar.
“Ha? ibumu bilang gitu? kamu udah mimpi basah?” tanya Nana.
“Iya, kata ibu gitu,” jawab Febrian.
Nana pun senang mendengarnya. Artinya Febrian sudah mulai memasuki masa pubertas. Anak itu bisa merasakan gairah seks. Sehingga Nana bisa lebih merasakan keseruan saat mengajaknya senang-senang di kamar.
“Kamu mimpi apa semalam?” tanya Nana.
“Hmmmm…” Febrian mengingat-ngigat.
“Sepertinya mimpi sama bu guru,” jawab Febrian.
“Ha? mimpi gimana maksudnya, kok sama bu guru? tanya Nana penasaran.
“Iya, mimpi punyaku ini masuk ke punya ibu, sepertinya,” jawab Febrian lagi.
“Hahahaha.” Nana tertawa mendengarnya. Ia tak menyangka apa yang dilakukannya pada Febrian kemarin, terbawa ke mimpi Febrian. Akhirnya Febrian mimpi basah.
“Saat mimpi, kamu merasa enak gak? tanya Nana.
“Iya bu, enak, kemudian seperti mau kencing,” jawab Febrian lagi.
“Sekarang kamu mau meniru apa yang di mimpi semalam dengan ibu guru?” tanya Nana.
Febrian mengangguk. “Iya,” jawabnya singkat karena kembali malu, saat ditanya gitu.
Nana merasa beruntung, tahu Febrian sudah masuk masa pubertas. Sehingga ia harus hati-hati jika mau memasukkan penis Febrian ke vaginanya. Meski bocah SD, bisa-bisa Febrian bisa bikin dia hamil.
“Kalau mau, ayo kita mulai,” kata Nana. Kemudian ia berlutut di hadapan Febrian, sehingga wajahnya dengan wajah Febrian sejajar.
Nana pun kembali mewujudkan obsesi seksnya pada Febrian. Pertama-tama ia mencium bibir Febrian. Lagi–lagi bibir Febrian diam.
“Mulutnya dibuka kalau ciuman. Kemudian bibirnya digerakkan.” Nana mengajari Febrian untuk berciuman.
Febrian pun menurut, ia membuka mulutnya dan menggerakkan bibirnya. Nana kini merasakan sensasi ciuman yang lebih dibandingkan sebelumnya. Karena ia merasakan balasan ciuman dari Febrian.
Lidah Nana kini kemudian masuk ke dalam mulut Febrian. Ia goyangkan lidahnya, ia mainkan dalam mulut Febrian. Hal ini bikin Febrian merasakan geli di mulutnya.
Sambil berciuman, Nana menuntun tangan Febrian untuk memegang payudaranya. Ia mengajari Febrian untuk meremas-remas payudaranya. Gairah seks Nana tambah naik di momen itu.
Masih kurang puas, Nana membuka kancing bajunya dan membuka BH-nya. Ia minta Febrian meremas payudaranya langsung. Febrian hanya menurut, mengikuti kemauan ibunya. Ia rasakan payudara ibu gurunya itu kenyal.
Nana juga menuntun tangan Febrian memainkan putingnya. Langsung Febrian melakukannya. Nana tambah merasakan kenikmatan. Bocah SD itu, sudah bikin Nana merangsang.
Nana masih ingin lebih, kini ia meminta Febrian untuk mengenyot payudaranya. “Ayo nyusu lagi, seperti nyusu ke ibumu ya,” pinta Nana.
Nana memegangi kepala Febrian agar mendekat ke payudaranya. Lalu mengarahkan payudaranya ke mulut Febrian. Tak perlu banyak bertanya, Febrian langsung menyenyot payudara Nana seperti bayi yang nyusu ke ibunya.
“Ahhhhh.” Nana mendesah pelan. Ia rasakan sensasi luar biasa saat mulut mungil Febrian memainkan putingnya.
Nana terus meminta Febrian melakukan itu. Sementara tangannya kini mulai memegangi penis Febrian dari luar celananya. Tubuh Febrian langsung tersentak geli, saat tangan ibu gurunya menyentuh penisnya, meski masih terbungkus celana. ***
1949Please respect copyright.PENANA7jBNadg9QG