Chapter 7 – Time Jump
582Please respect copyright.PENANAmSe1P4gYu2
POV: Hanifah
582Please respect copyright.PENANAGZkYnUHazV
Tanpa terasa, sudah 5 bulan waktu berjalan sejak pertama kali aku dikenalkan sama Bram, calon suamiku. Berawal dari rencana bahwa dia akan membantu semua proses perceraianku, kami malah langsung nekat berkenalan lebih jauh dengan saling bersilaturahmi alat kelamin di malam pertama kami bertemu.. hahaha… lucu juga ceritanya kalau diingat..
Hampir sama dengan kejadian pertama kali aku ‘dinodai’ oleh Bang Lukman. Aku juga hampir saja dicobain sama Bram di dalam mobilnya. Lokasinya juga hampir sama.. bahkan sama-sama di tengah hujan.. hanya bedanya, malam itu aku dan dan Bram sama-sama menyadari kalau kami memang saling tertarik secara fisik.. Dan entah siapa yang memulai duluan, tapi yang jelas, kami sudah saling bertukar air liur pas mobil baru saja parkir. Pokoknya sangat erotis, perlahan tapi pasti.. Pasti ngewe.. Hahahahaha…. waktu sama Bang Lukman kan kami ngewe, karena semacam ‘dipaksa’ oleh keadaan, serta situasi dan kondisi.
Di dalam kabin mobil BMWnya Bram, mulutku merasakan sensasi yang berbeda dari Bang Lukman. Zakarnya Bram terasa lebih gendut dari Kontol Bang Lukman yang cenderung meruncing dibagian palkonnya. Sementara kontol milik Bram serasa berotot dari ujung ke ujung. Dan bedanya lagi, batangan milik duda yang satu ini ada kulupnya.. Tapi jujur aku akui, panjang kedua kontol mereka sama persis.. Hihihihi….
Hampir saja aku di ewe di dalam mobil, seandainya Shafa tidak terbangun dari tidurnya. Aku dan Bram saling bertukar senyum. Akhirnya, setelah sedikit merapihkan pakaian kami, aku mengajak Bram menginap dirumahku. “Lanjut di rumahku aja yuk sayang…” ajakku. Ibuku sedang gak ada dirumah malam itu.
582Please respect copyright.PENANAhleCtFsPsi
Ditengah hujan, aku sambil setengah berlari, berusaha membuka pintu rumah, sementara Bram menyusulku di belakang sambil menggendong Shafa. Otomatis baju kami basah kuyup. Didalam rumah, setelah saling pandang beberapa saat, kami kembali bertukar senyum. Lalu secara naluriah, aku berinisiatif membuka pakaianku lebih dulu.. Pelan-pelan, aku melepas seluruh kain peradaban yang menempel ditubuhku. Bram tersenyum ketika melihat tubuh montokku kini sudah polos telanjang.. diluar dari jilbabku yang masih aku kenakan. Bram lalu mendudukkan Shafa yang terbangun, di sofa, sambil berkata; “Shafa disini ya.. Om sama Bunda mau main dokter-dokteran dulu… Hehehehe….”
“Meminya Bunda mau di cuntik dulu pake tititnya si Om.. hahahaha…” lanjutku.
582Please respect copyright.PENANAjpIuvNtVSy
Bram kemudian mulai melepas pakaiannya. Kini aku benar-benar melihat, betapa besarnya benda yang kini tegak berdiri mengacung keras. Ototnya keluar semua, seolah siap mengaduk dan meluluh lantahkan bagian dalam lubang selangkanganku. Namun begitu, aku tak urung mulai melepas jilbabku..
Bram tersenyum melihat ketelanjanganku ini. Dan tanpa kuduga, dia langsung memeluk tubuhku dan meremas payudaraku, sementara mulutnya gak mau lepas dari mulutku. Kemudian, dengan menggenggam batang kejantanannya, aku menggandeng Bram masuk ke kamar tidurku. Dia membaringkanku di atas tempat tidur, dan lidahnya mulai bergerilya di seputar selangkanganku yang sengaja aku bentangkan lebar-lebar. Dan tak lama setelah itu, Shafa yang ikut menyusul ke dalam kamar, kembali menjadi saksi, bagaimana bundanya ini tak mampu melawan serangan-serangan birahi yang tajam dari lidah lelaki yang praktis baru saja dikenalnya.. dan juga Shafa melihat, betapa tubuh dan kemaluan bundanya kembali dinikmati dengan begitu beringas oleh batang zakar lelaki yang jelas-helas bukan ayahnya.. Aaahhh… nikmat sekali…
Sempat ada kejadian lucu ketika Bram hendak membenamkan batang zakarnya ke liang selangkanganku. “Fah…” panggilnya.
“Ya Bang?”
“Ini memekmu keren banget…” katanya sambil mengelus bibir memekku dan memainkan kelentitku. Sementara aku lihat, kontolnya mengangguk-angguk gagah.
“Kenapa Bang?” tanyaku penasaran. “Apa kerennya? Bukannya sama aja…” lanjutku sambil tersenyum dan tersipu.. malu, penasaran.. tapi bangga, karena ada pria yang memuji kemaluanku.
“Ini kan memekmu mulai basah yaa.. kok masih terasa keset dan sempit sih.. mungil banget lobang memekmu…!”
Aku tersenyum. Aku gak tau harus berkata apa. Yang aku lakukan hanya makin melebarkan kangkangan kedua kakiku sambil berkata, “Ya udah Bang.. cobain aja. Masukin dedek kamu.. memekku juga udah gak tahan pengen ngerasain kontol orang kristen.. hahahaha…” lalu Bram mulai memasukkan kepala kontolnya di bibir memekku.
Bram tertawa mendengar perkataanku.
Kami sempat melakukan beberapa macam gaya dan posisi, sebelum akhirnya bagian dalam kelaminku disiram oleh kentalnya air mani panas dengan mendadak. Dan parahnya adalah.. saat itu aku sedang mengalami orgasme yang entah ke berapa kali... akibatnya.. aku squirting. Otomatis, cairan kelamin kami menyiprat ke mana-mana, dan gilanya, badannya Shafa yang sedang duduk di samping kamipun juga terkena banyak cairan kenikmatan bundanya dan si Om.. Hahahahha...
582Please respect copyright.PENANAdmkivUMMaO
Aku dan pemilik kontol besar itu tertawa terbahak-bahak karena mengalami hal tersebut. Setelah kami menyelesaikan ronde pertama ini dengan baik, kamipun membersihkan tubuh kami di kamar mandi. Setelah memasukkan baju basah kami kedalam mesin cuci, kami memutuskan untuk gak pakai apa-apa lagi untuk menutupi badan kami, alias bugil.. hehehehee… efeknya, dalam semalaman itu, memek dan mulutku menampung dan menelan banyak pejunya duda ganteng ini.
582Please respect copyright.PENANARKPkioY4Hq
Lucunya, esok paginya Bram mulai meminta, menyusun dan mengerjakan berkas-berkas keperluan untuk proses perceraianku dengan hanya memakai Boxer. Sementara aku sengaja memakai babydoll tipis yang pendek dan hanya memakai celana dalam, tanpa beha.
Setelah beberapa lama ngobrol, kami mengakhirinya dengan … yaaa… apalagi kalo bukan ngewe.. hahahahaha… Aku kayaknya mulai keranjingan dengan ‘mainan baru’. Kontol Berkulup. Iyaaa…aku ternyata suka dengan itu. Kadang kalau lagi nyepong, aku mengulum kulupnya si Bram, terus menaik turunkannya. Uuuhhh.. enak banget. Sampai kepikiran, Kenapa laki harus sunat ya? Kan enakan ada kulupnya.. Hahahahahha…
Walaupun sambil mainin kontolnya Bram, kami telah membuat keputusan, bahwa lusa, kami akan ke sukabumi untuk menemui suamiku dan memintanya untuk memberikan talak kepadaku. Alasannya mudah saja.. dia sudah tidak memberikan nafkah lahir batin untuk aku dan anakku selama lebih dari setahun.
582Please respect copyright.PENANAjzEx2vDAcc
Saat itu, ada si Handoko, adiknya yang sedang menungguinya. Dengan disaksikan oleh dia dan Bram, sebagai lawyerku, aku bilang kepadanya begini, “Mas, aku mau minta cerai. Mas lebih baik menalak aku secepatnya. Aku sudah nggak mas nafkahi.. iya mas sakit. Tapi aku dan Shafa juga butuh makan, butuh hidup layak. Kebetulan, sekarang aku sedang didekati sama orang. Aku belum bisa ngasih kepastian apa-apa sama orang itu, karena statusku masih istri orang. Kasihan dia… Tapi kalau Mas Gunawan memang jantan dan sayang sama aku dan Shafa, Mas Gun harus memberikan talak.. kasih kesempatan aku untuk dekat sama orang lain, kasih kesempatan untuk aku dan anakmu bahagia Mas.. terutama beri kesempatan kepada orang itu untuk memiliki aku dan anakmu. Aku pingin secepatnya hidup bersama lelaki itu..”
Sambil sesenggukan, Gunawan memberikan talaknya. Dengan suara terbata-bata yang aku juga gak dengerin, dia intinya bilang, kalau dia masih sayang aku dan bla.. bla.. bla.. Handoko juga ikut menangis. Tapi Bram dengan tegas dan gagahnya, menyudahi pertemuan itu dengan mengatakan bahwa, talak sudah turun, dan Gunawan sudah tidak punya hak lagi untuk mendekati aku. Aku tersenyum dengan kata-katanya itu.
Tak berapa lama kemudian, Handoko diminta keluar ruangan, lalu Bram menutup pintu dan berbincang dengan Gunawan. Sementara aku hanya berdiri di samping tempat tidur, menunggu omongan apa yang akan di keluarkan oleh cowok ganteng ini.
“Gun.. Talak sudah turun ya. Berarti Hanifah sudah sah kamu cerai. Dia sekarang sendiri, bukan punya siapa-siapa. Soal persidangan, bisa diwakilkan oleh adikmu. Clear?” Aku melihat Mas Gunawan mengangguk-angguk. “Ok..” lanjut Bram. “Saya langsung saja..” lalu dia memanggilku untuk berdiri di sampingnya. “..yang Hanifah tadi bilang soal ada laki-laki yang sedang mendekati dia, saya rasa kamu harus tahu. Yang dibicarakan Hanifah adalah saya. Saya adalah lelaki yang akan menikahi Hanifah. Gak usah tanya-tanya.. karena saya tahu kamu mau tanya apa. Saya jawab.. SUDAH.. kami sudah beberapa kali melakukan hubungan badan. Kamu gak bisa dan gak boleh protes. Karena saat itu dia sudah lama tidak dinafkahi batin karena ketidak mampuanmu sendiri. Dan adalah haknya Hanifah untuk mencari kepuasan batin dan birahinya sendiri. Sekarang dia memutuskan kalau dia sudah tidak mau lagi menjadi istrimu .. clear ya?”
Lalu Bram berpaling ke arahku dan bertanya, “Ada yang mau kamu tambahkan sayang?”
Aku tersenyum sambil mengangguk. Kemudian aku membungkukkan badanku seraya berkata kepada Suami.. eh… bekas suamiku dong… hahahahha… “Gun.. Sebenernya, Mas Bram bukan orang pertama yang menikmati aku. Selama beberapa bulan ini, aku selalu dinikmati oleh temanmu… oleh Bang Lukman. Bahkan ketika kamu masih ada di rumah…” Aku lihat ada air mata yang menetes, sementara mulutnya bergetar menahan geram. “So..” lanjutku, “..aku dan Bang Lukman memang menikmati perzinahan itu, tapi kalau dia menikahi aku, keadaan gak akan bertambah baik buat aku. Oleh karena pemikiran itu, aku lebih memilih Mas Bram untuk menggantikan posisimu.. hihihihi… selain dia kaya, jujur aja ya nih mas… toh kamu dah bukan siapa-siapaku lagi.. sekarang aku pecinta kontol besar berkulup.. Hahahahahhahaha….”
Lalu Bram merengkuh pinggangku sambil berkata. “Isterimu terbaik Gun.. dari ujung rambut sampai ujung kaki.. sekarang, sayalah pemiliknya.. Hahahahahah….” Aku yang mendengar Bram bicara seperti itu juga ikut tertawa terbahak-bahak.
Sebelum kami meninggalkan gunawan, aku berbicara sesuatu yang sepertinya benar-benar merontokkan kelelakiannya. “Btw, satu lagi Gun.. aku gak jadi nikah sama Bang Lukman selain karena alasan tadi.. hmmm.. yang soal kulup-kulup ituu… juga karena Bang Lukman sepertinya akan menikahi Kartika.. adek iparmu.. jadiiiiiii… kamu dan Handoko sepertinya akan menduda berbarengan… hahahahahahha…. Keluarga kalian bener-bener goblok semua ya, yang satu lumpuh.. yang satu lagi bego.. wkwkwkwk..
Doain Bang Lukman sama Tika ya Mas.. Soalnya Kartika kayaknya cinta banget sama Bang Lukman… bye Gunawaannnnn…. Makasih talaknya yaaa…”
582Please respect copyright.PENANAAbvOgWxcWe
Aaahhh… mengingat itu semua, aku jadi tersipu malu. Kenapa tidak? Bahkan, sekelebat perjalanan perceraianku saja, hanya seperti sampiran dalam kisah hidupku dan pengacaraku ini. Iya, memang dia membantu mengurusnya, tapi prosesnya amat sangat cepat.. hanya dengan 2 bulan proses dan 3 kali sidang, aku sudah menyandang status baru.. JAN.. DA! Hahahahah… Janda muda, gres kenyes… Yesss..!!!!!
Dan Gilanya, ditengah proses perceraianku, aku malah berhubungan makin intens dan intim sama si Bram. Dalam 2 minggu pertama kenal aja, dia sudah beberapa kali menginap dan menggarapku di rumah, bahkan sering mengajakku dan Shafa menginap di apartemennya. Bram juga mengajakku Quickie ditengah rehat sidang pertama, di mobilnya yang dia parkir ngumpet di balik gedung Pengadilan Agama.. Hihihihih… Kami bahkan tidak menghadiri sidang kedua, cukup diwakilkan oleh partnernya Bram. Kenapa? Karena saat itu kami sedang pergi 3 hari ke singapur, untuk merayakan hubungan baru kami… mmhh.. iyaaaa.. aku dan Bram mulai berpacaran.
Orang pertama yang kuberitahu adalah Bang Lukman dan Kartika. Mereka memberikan ucapan selamat, dan mendoakan hubungan kami langgeng. Bahkan Kartika mendoakan supaya aku segera cerai, cepet hamil dan cepet dikawinin sama si Bram.. Hahahahah…
O ya… saat itu, Kartika juga memberitahuku kalau dia juga sudah jadian sama Bang Lukman, dan akan mulai proses cerainya… aahhh… senang sekali aku mendengarnya. “Congratz sis….” Kataku.
582Please respect copyright.PENANAkNBBVJWSFG
Lanjut… Akhirnya, aku memutuskan untuk tinggal bareng sama Shafa dan Bram di apartemennya sejak kami pulang dari Singapur. Kami sudah hidup bersama layaknya sepasang suami istri. Sempat ibuku bertanya soal keputusanku itu, “Teteh gak takut apa kata orang? Belom cere, tapi udah hidup serumah sama laki-laki lain.. pengacaramu pula..”
“Aku tersenyum mendengar kekhawatiran ibuku. “Bu.. Teteh mah gak perduli apa kata orang. Yang jalanin hidup kan Teteh sama Shafa.. Terus kenapa Ibu gak melarang Teteh tinggal sama Bram?”
“Ibuku mengelus rambutku sambil menjawab. “Teehh… Ibu mah udah sabodo teuing, teteh mau tidur sama laki mana aja juga… cuma ibu khawatir teteh denger kata-kata orang..” Aku kembali tersenyum seraya menenangkan ibuku. Setelah aku beri penjelasan sederhana dan singkat, akhirnya ibukupun mengerti…
582Please respect copyright.PENANAIT3Tt9zKrF
Sebulan aku tinggal sama Bram, aku makin mengenal siapa Sosok Bram sebenarnya. Ternyata, Bram adalah tipe pria cuek tapi sangat romantis. Dan semua sifatnya itu malah membuatku terus memasrahkan diriku, bahkan hidupku. Perhatiannya pada Shafa juga tidak bisa dibilang biasa-biasa saja. Shafa benar-benar sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri. Sempat Bram bilang, kalau aku sudah resmi bercerai dan akhirnya kita memutuskan untuk menikah, dia mau ganti akte kelahirannya Shafa, dan merubah nama bapaknya.. hahahah… ‘emang bisa?’ tanyaku. Jawabannya cukup tegas, namun bisa menenangkan hatiku. ‘Bisalaaah…! Kamu tanpa harus sidang aja, bisa aku bikin jadi Janda sebenernya..’ Hahahahaha… I Love Him so much!
Daaann… di pagi dimana proses persidanganku selesai dan aku resmi bercerai dan menjandi janda, kami segera pulang untuk merayakannya. Gimana caranya? Yessss… kami merayakan status baruku dengan ngewe gila-gilaan di apartemen, dari siang sampai kira-kira selesai azan maghrib. Hahahaha…. Surga!!
582Please respect copyright.PENANAHr6CFjpwN5
Malamnya, aku dan Shafa diajak ketemuan oleh orang tuanya Bram. Katanya siiihhh.. untuk merayakan status baruku dan kesuksesan anak mereka. Kami bertemu untuk makan malam bareng di rumah mereka yang besar sekali. Oiya.. sebenarnya, aku dan orang tuanya si Bram sudah pernah bertemu dan berkenalan. Kalau gak salah, pas kami pulang liburan dari Singapur.
Dan mereka juga tau statusku masih rumit pada saat itu. Tapi setelah mendengar cerita rumah tanggaku, mereka malah memberikan full support kepadaku dan Shafa, juga kepada Bram, anak tunggal mereka, agar sukses menjadikan aku janda dalam waktu cepat.. hahahaha… enggaakkk… Intinya, mereka berharap ini semua dapat selesai dengan baik.. hihihihi.....
582Please respect copyright.PENANADQU2p7xqoW
Bahkan yang aku gak sangka, mereka juga sayang sekali sama Shafa. Darimana aku tau? Berawal dari aku harus meninggalkan Shafa. Waktu itu aku diajak Bram untuk datang ke pernikahan temannya di Bali.. seminggu sebelum sidang ketiga. Sementara, ibuku sedang pulang kampung ke Bogor. Aku gak tau harus menitipkan Shafa kemana. Sempat terfikir untuk menitipkan Shafa kepada Kartika. Tapi kalo nggak salah ingat, saat itu Kartika dan Nana sedang dibawa kabur sama Bang Lukman.
Di saat sedang bingung itu, Mamanya Bram menelfonku. Aku sangat kaget sekaligus bangga dan terharu, ketika Mamanya Bram, memintaku untuk menitipkan Shafa pada mereka. “Biarin Tante yang jaga Shafa.. Tante sudah pengen banget punya cucu. Kamu pergi aja ke Bali. Temenin Bram.. refreshing dulu sebelum sidang terakhir. Nikmati waktu kalian berdua, anggap aja kalian pengantin baru lagi bulan madu.. seminggu lho.. hehehehe… Tante juga paham dan memaklumi keadaan kalian berdua kok..“ begitu kata Mamanya si Bram.
Diluar dari semua situasiku, apapun itu.. maksudku, saat itu aku masih berjilbab, namun orangtuanya Bram sangat welcome denganku. Aaahh… pokoknya, keluarganya Bram membuat aku meleleh…. Hihihi… terharu banget.
582Please respect copyright.PENANA1bxN12guCN
Bahkan pernah suatu kali, kami sedang shopping di sebuah mall, Aku, Bram, Shafa dan Mamanya si Bram. Kami secara nggak sengaja, bertemu kerabatnya si Bram. Tanpa bertanya kepada aku atau Bram, Mamanya bilang ke sodaranya itu, kalau aku adalah calon istrinya si Bram.. hahahahaha… aku cuma mengangguk-angguk saja. Padahal saat itu, aku masih berhijab… dan statusku masih bini orang pula…. Wkwkwkwkwk….
582Please respect copyright.PENANAYijTyE5pd9
Oiya.. Kembali ke makan malam perayaan status baruku.. Malam itu terlalu banyak surprise buat aku.. Aku diberi banyak hadiah oleh orang tuanya si Bram.. kalung, cincin dan gelang emas. Dan yang paling tidak aku duga adalah, Bram melamarku didepan kedua orang tuanya.. aku sudah gak mau ambil pusing soal masa laluku.. bahkan aku gak perduli dengan masa idah.. gak penting juga. Bram adalah pria ganteng, pinter, kaya, keluarganya terpandang dan… ehm.. kontolnya gede.. hahahahhaa…. Tanpa perlu berfikir, malam itu juga, aku menerima pinangan Bram. Bahkan aku menerima permintaan mamanya si Bram, supaya aku dan Shafa pindah Agama.
“Hanifah..” kata Mamanya Bram, Tante Kiki, “..Mama nggak pernah minta sama Bram untuk selalu menuruti apa yang Mama mau, Ini soal calon istri. Iya.. dulu dia gagal. Tapi sudahlah.. itu bukan hal penting untuk dibicarakan. Sekarang, Bram mengenalkan kamu kepada kami, orang tuanya. Kami nggak pernah menolak permintaan Bram. Bahkan kami sudah menyetujui hubungan kalian disaat kamu belum bercerai.. kamu masih bersuami… dan Mama sudah jatuh cinta pada Shafa.. anak yang lucu dan ngangenin..” Tante Kiki tersenyum.
“Kamu cantik, Hanifah.. pantas untuk bersanding sama Bram.. Kami merestui kamu nikah sama anak Mama. Semua keperluan dan kebutuhanmu akan kami penuhi. Tapi kamu nikah di gereja ya sayang…” lanjutnya sambil tersenyum bijak.
Aku berusaha mencerna semua kata-kata Tante Kiki. “Tante..” kataku.
“Malam ini, mulai panggil Tante, Mama ya sayang…” potong Tante Kiki. Aku kembali tersenyum mendengar kata-katanya itu.
“Mama.. (tersenyum) .. Aku mau tanya. Maksud Mama, aku sama Bram nikah di gereja, maksudnya aku masuk Katolik?” Tante Kiki menjawab pertanyaanku dengan anggukan dan senyuman tulus. Pada titik ini, aku merasa bahwa hidupku sudah mengalami perubahan besar. Aku sudah bukan lagi Hanifah, istri seorang pria lumpuh.. atau Hanifah selingkuhan teman mantan suaminya.. pada titik ini, aku adalah Hanifah, wanita penentu hidupnya sendiri, tidak lagi didikte oleh jalannya takdir dan kodrat.582Please respect copyright.PENANATxMqdkxmVs
Dan dengan kesadaran itu, aku peluk Tante Kiki, seraya berbisik dengan lembut ditelinganya, “Iya Ma.. aku mau pindah agama…” Tante Kiki erat memelukku.
“Shafa juga ya sayang.. secepatnya, kalian kita baptis.”
“Iya Ma… aku mau.” jawabku. Tante Kiki membelai lembut rambut panjangku ini dengan sayang…
Oh iya.. malam itu aku memang sengaja gak pake jilbab, bukan apa-apa, hanya untuk menghormati keluarganya Bram. Tapi selain itu, aku memang mulai ‘gerah’ dengan hijab. Maksudku, perjalanan hidupku membuatku berfikir untuk tidak akan lagi menggunakan jilbab, walaupun aku gak masuk katolik sekalipun.
Tapi jujur saja.. Bram sebenernya senang sekali kalau lagi ngewe, akunya pake jilbab.. hahahahaha… sering banget dia nyemprot muka dan jilbabku pake pejunya yang panas, lengket, kental dan banyak itu.. hihihihihi… Dan entah kenapa, aku juga jadi ikut-ikutan terpengaruh. Maksudnya, aku jadi terobsesi untuk ngewe sambil masih berhijab.
Bahkan dalam perjalan kami pulang malam itu, Bram menyatakan masih konsisten dengan obsesinya. Jadi, walaupun aku nanti udah pindah agama, dalam satu waktu tertentu, aku tetap disuruh pakai jilbab kalo lagi ngewe.. Bram seneng banget nyemprotin pejunya ke mulut dan wajahku pas aku pakai jilbab.. hahahaha….
582Please respect copyright.PENANAcRWcDa0gNx
Sepulangnya dari rumah orang tuanya Bram, kami langsung pulang ke rumahku. Aku udah gak sabar memberitahukan berita ini kepada ibuku. Walaupun aku agak sedikit khawatir soal cepatnya pinangan Bram dan keputusanku pindah agama.. tapi aku percaya, ibuku tau mana yang terbaik buat putri tunggalnya ini.. dan benar saja, ibuku tidak protes dengan keputusanku, dia malah bersyukur.
Ibuku bersyukur karena proses perceraianku berakhir dengan baik. Dia tidak mempermasalahkan aku dilamar sama Bram, dimalam yang sama, dimana siangnya aku baru saja bercerai, bahkan dia menghormati keputusanku untuk pindah agama. Pertanyaannya cuma 1; “Shafa juga masuk Katolik, Teh?”
Sebelum menjawab, aku melirik ke arah Bram yang tersenyum kepadaku. Lalu aku menjawab ibuku dengan anggukan dan senyuman kecil. Ibuku membalasnya dengan pelukan dan senyum bijak.. tidak ada gurat penyesalan di air mukanya. “Pokoknya semua yang terbaik buat Teteh dan Shafa, ibu hanya bisa mendoakan.. jadi istri yang baik buat Bram ya Teehh…” bisiknya lembut ditelingaku. Dan karena hari sudah malam, akhirnya Bram diperbolehkan ibuku untuk menginap di rumah.
Karena masih ‘trauma’ dengan kejadian aku dan Bang Lukman.. hehehehe… malam ini Shafa tidur bersama ibuku. Pokoknya, perjanjian aku dan Ibuku adalah, terserah aku mau ewe-an sama siapa aja dirumah ini. Tapi jangan sampe Shafa tau atau lihat. Pamalik!
Hihihihi… tapi kan ibuku gak tau, kalo aku lagi ngewe sama Bram di apartemen, Shafa tetep aja jadi pemirsa yang baik.. hahahahah… namun, biar bagaimanapun, aku tetap menghormati keputusan ibuku. Maka dari itu, malam ini, Shafa tidur sama ibu. Sementara aku ditiduri sama Bram.. eh.. hahaha… maksudnyaaaa… aku tidur sama calon suamiku di kamarku.. hehehe…
Calon Su.. a.. mi.. hihihi.. aku tersenyum mengucapkan kata itu.. bukan apa-apa.. tapi mengingat kalo aku hanya beberapa jam saja menyandang gelar Janda.. siang cere, malem udah di lamar.. tanpa masa idah.
Hihihi.. gak apapa.. toh, nanti kawinnya kan kawin cara Katolik.. buat apa nunggu masa idah, kan kalopun toh dalam masa idah aku hamil, hamilnya juga dibikin sama calon suami baru.. hahahaha… setelah aku pikir-pikir.. iyalah.. gak perlu masa idah..
Mungkin karena lelah, Bram langsung tertidur. Sementara aku sejenak berfikir tentang keberuntungan hidupku.. dan akhirnya, aku malah teringat bagaimana kehidupanku saling bertaut dengan Bang Lukman, Kartika dan sekarang sama Bram.. hhehehehe.. kalo mau jujur bercerita, proses dan masa perceraianku yang 2 bulan itu, tidak hanya diisi oleh aku dan Bram.. maksudnya gini.. Dalam 1 ½ bulan kedua ini, ternyata kehidupan seksualku menjadi amat sangat liar dan menarik. Aku gak hanya bersetubuh sama Bram, tapi aku juga sharing batang zakarnya Bram dengan Kartika. Begitu juga kami saling sharing kontolnya Bang Lukman.
Bahkan pernah juga, dua kontol besar Bram dan Bang Lukman, berbarengan menikmati memek dan duburku.. Mashaalllaahhh… enak banget.. hahahaha….
582Please respect copyright.PENANAX6aWoDdKbL
Tapi aku tahu, kalau Kartika, mantan adik iparku itu hanya ingin mengalami pengalaman seks yang variatif.. bukan sekedar karena kami sudah saling janji untuk saling share batang zakar. Tapi karena dia sudah jatuh cinta sama Bang Lukman sejak pertama kali mereka bertemu. Dan aku menghormati keputusannya itu. Diluar dari dia juga menikmati keperkasaan zakar milik Bram, tapi aku sadar, Kartika adalah milik Bang Lukman.. dan herannya pada saat itu, aku juga menyadari bahwa Bram hanya menjadikan Kartika obyek variasi seksualnya saja. Karena dia juga menyadari, kalau hati dan memekku adalah miliknya.. aihhh… tsedaaapppphhh!!! Hahahahahahahahha….
ns 15.158.61.48da2