Chapter 6 – Cerita Kami
1504Please respect copyright.PENANAhBsnGqK6Pt
POV: Lukman1504Please respect copyright.PENANAGm6To2CxtN
Sudah 2 hari ini Kartika dan Nana, anaknya, menginap di rumah saya. Kami sengaja mengambil cuti 5 hari dari kantor kami masing-masing. Selama 2 hari ini, saya dan Tika tinggal bersama seperti layaknya sepasang suami istri. Pasangan muda yang sedang menikmati bulan madu.. hehehehee… Kartika, apalagi saya, seperti sudah tidak memikirkan Handoko, suami Tika. Bahkan saya sudah menganggap dan memperlakukan Nana seperti anak saya sendiri. Mungkin karena Nana sudah sering melihat saya menyetubuhi bundanya, Nana tidak lagi memanggil saya Om.. Tika mengajarinya memanggil saya Ayah.. Hahahahah….
1504Please respect copyright.PENANAB31fCfHZKZ
Hari ini, Hanifah pulang dari Sukabumi. Rencananya dia dan Shafa, anaknya, mau langsung ke rumah saya. Saya sudah memutuskan bahwa saya akan melanjutkan hubungan saya dengan Kartika. Karena biar bagaimanapun, kalau mau jujur, bila saya melanjutkan hubungan dengan Hanifah, keadaan akan menjadi bumerang bagi kita berdua. Dan saya merasa, Hanifahpun juga memikirkan hal yang sama. Iya.. mungkin kami akan tetap menjalin silaturahmi, baik kehidupan sosial, ataupun alat kelamin... hahahahah...
Setelah berfikir beberapa waktu ini, saya memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan dengan Hanifah. Akhirnya, saya teringat akan teman kuliah saya. Kemudian, tadi pagi ini, saya menelfon teman saya yang kerap sekali meminta bantuan saya untuk mencarikannya istri lagi itu. Namanya Vicentius Bramantyo, biasa dipanggil Bram. Dia seorang lawyer. Duda juga lah pokoknya. Saya sudah merencanakan hal ini matang-matang. Entah nanti gimana akhirnya, yang jelas, saya berencana mengenalkan dua perempuan ini kepada Bram sebagai calon klien. Walaupun dalam hati, saya ingin mengarahkan supaya Bram dapat cepat memproses perceraian Hanifah.. sukur-sukur, Hanifah juga bisa di ‘proses’ sama pria blasteran Menado-Ambon itu, hehehe…
“Jadi gitu Sob rencananya… setuju gak?”
“Heheheh… setuju ajalah gue sama lo. Jadi gue dapet si Hanifah nih?”
“Yesss…” jawab saya.
“Tapi dari foto yang lo kirim, ini si Hanifah mantab banget sob.. yakin lo gak mau lanjut ama dia?” tanya Bram lagi.
“Seperti yang gue cerita tadi, sob.. kalo gw ‘ngembat’ si Hanifah, urusannya ribet. Mendingan Hanifah buat lo. Lo urus deh cerainya, lo mainkan ilmu lo.. abis itu, lo pake deh si Hanifah. Jadiin bini juga gpp… hehehehe…. Setuju kan?”
Ada jeda sedikit dari Bram sebelum akhirnya dia menyetujui rencana saya. lalu dia bertanya lagi, “Hmm.. sori nih bray kalo gue nanya, lo jangan tersinggung yak.. gue cuma mau mastiin aja..”
“Apa tuh?” tanya saya singkat.
“Gini bray.. gue percaya, lo punya niat baik sama gue. Gue cuma pengen tanya, lo udah pernah test drive?”
Saya tersenyum mendengar pertanyaannya. “Pernah. Kenapa sob? Lo gak mau bekas gue? Hehehehe….”
“Hahahahha… bukan gitu bray… kita tau sama tau lah.. gue cuma pengen nanya, kondisinya gimana?”
Saya cepat menangkap maksud teman baik saya itu, makanya saya langsung menjawab, “Perfect!”
“Hehehehe…. Cakep. Ok Deal…” jawabnya.
“Siapppp….”
“Ok Sob… sampai nanti ketemu di rumah lo. Jam 7 kan?”
“Siap bray.. jam 7. See u man…”
1504Please respect copyright.PENANAQVlA0H5BRk
Ah.. senang sekali semua rencana saya, sejauh ini, berjalan dengan baik.. Setelah menutup telfon, saya ingin membangunkan Tika untuk mengajaknya mandi. Didepan pintu kamar, saya melihat tubuh telanjangnya yang molek masih menikmati tidurnya yang nyenyak. Mungkin dia juga kecapekan, karena semalaman ini tadi saja, kami beberapa kali bersenggama dengan begitu semangatnya. Gak tega juga saya untuk membangunkannya.
Akhirnya saya memutuskan untuk berenang saja. Sekalian mandi di pancuran di pinggir kolam. Namun sebelum saya mulai bergerak ke arah pool, Nana rupanya juga sudah bangun. Saya tersenyum melihat anak kecil ini. Betapa dia di seumurannya, sudah menjadi saksi akan sebuah perbuatan yang belum pantas dia lihat. Saya nggak perduli juga sebenernya.. toh bukan anak kandung saya. Bundanya lah yang sebenarnya patut disalahkan.. tapi apa mau dikata, toh bundanya juga yang bejat.. hahahaha… bundanya malah yang senang, ketika anak perempuannya ini, menyaksikan dirinya di senggamai dan diperlakukan tidak senonoh oleh lelaki yang bahkan bukan bapaknya… oleh saya.. hahahaha… ‘sensasinya tambah gila Mas, ngeliat anakku nontonin wajahku di semprot peju sama kamu..’ begitu katanya.. so, ya sudah lah yaaa… Bahkan ada satu kejadian lucu ketika kemarin kami baru pulang jalan-jalan. Entah apa yang memicu kami, sehingga Kartika tiba-tiba punya keinginan untuk mengulum batang zakar saya.. ‘Kok aku pengen banget nyepong kontolmu ya mas..’ begitu katanya.1504Please respect copyright.PENANAm2rwYXCzjV
Ya sudah.. akhirnya ruang tamulah yang menjadi TKPnya. Tanpa kami melepas baju, Kartika langsung berlutut dan menikmati barang saya yang dari tadi dia bayangkan.. nafsu sekali dia, sampai akhirnya meledaklah cairan kenikmatan saya. Bahkan dia masih mengenakan jilbabnya, ketika peju saya bertumpahan di seluruh wajah ibu muda ini. Dia tertawa senang sekali, pun ketika dia menjilati dan menelan sperma saya di depan anaknya. ‘Dek.. liat deh, bunda dipipisin peju sama Ayah.. hihihihhi…’ gitu katanya.
1504Please respect copyright.PENANAjKolzSW4U2
“Ayaah..” tiba-tiba Nana memanggil saya, dan otomatis membuyarkan lamunan saya barusan. Dia sudah ada di dekat saya.. pas dibawah kontol saya yang masih menggantung.. o iyaaa.. saking serunya semalam, saya sampai lupa pakai celana.
“Kenapa nak? Kamu udah bangun?”
“Udah..”
“Nana mau minum susu dulu apa mau berenang sama ayah?”
“Belenang..” jawabnya sambil tersenyum lebar. Yasudah, akhirnya saya mempreteli baju tidurnya Nana untuk bersama-sama saya berenang telanjang di kolam renang.
1504Please respect copyright.PENANAftlFUVPrMU
Ada sekitar 15 menit kami bermain di air, sebelum Kartika yang ternyata sudah bangun, datang menghampiri kami, dia juga masih telanjang. “Ya ampuuunnn…” katanya, “.. kirain pada kemana.. gataunya pada berenang.. ini pasti yang ngajarin Ayahnya yaaa… berenangnya telanjang gini.. pada pamer titit sama memek..” lanjutnya sambil ikut juga turun ke pool.
Saya tertawa mendengar ujaran Kartika. “Hahahaha… lagian Bunda tidur terus, ya sudah, ayah sama Nana berenang aja.. hehehhe…”
Tika berjalan menghampiri saya, lalu memeluk saya.. “Mass… dinggiinnn… hihihihi…” katanya. “Kok kamu bisa sih berenang telanjang gini… si Nana juga kuat lho Mas..”
“Kamu nggak kuat dingin?” tanya saya.
Kartika menggeleng manja. “Aku pengennya yang anget-anget aja…”
“Hmmm… seperti?” tanya saya singkat.
“Hahahahaa… “ Kartika tertawa renyah. “Yaaa… sepertiii.. seperti apa yaa… seperti, di ewe misalnya….”
“Kamu tuh..” sahut saya, “..pikirannya ngeweeee mulu..”
“Bialliinnnnn..” Sahutnya sambil tertawa lepas. “Abisaann.. kontol kamu enak bangeett..”
Kami berenang dan berjemur cukup lama, sekitar 1 ½ jam, sebelum akhirnya kami naik untuk mandi bertiga di kamar mandi dalam rumah.
*****1504Please respect copyright.PENANA1fFxFu4ZJg
Saat itu jam 10.45, ketika bel rumah dipencet orang dari luar.
Kartika sedang mengeringkan rambutnya, sementara saya lagi scrolling hape sambil ngerokok. Kami masih belom pake baju sama sekali lah saat itu.. Kami sedang santai di Voyeur kamarku di lantai atas.1504Please respect copyright.PENANAQfNc2yatzy
Lalu saya berinisiatif untuk turun dan berjalan ke depan untuk melihat siapa yang datang. Saya hanya memakai celana dalam boxer dan kaos oblong. Ternyata yang datang si Handoko.. ngapain dia kesini? Dan tak lama setelah itu, saya membukakan pintu dan nyuruh Handoko duduk di teras depan.
Saya malas kalau harus berbasa-basi, makanya saya langsung tanya tujuan suaminya selingkuhan saya ini. Rupanya, si Handoko baru saja dari rumah mertuanya untuk mencari anak dan istrinya. Tentu saja dia gak akan ketemu. Lha wong istrinya saya culik.. hahahahah… Namun ini juga tidak membuat saya khawatir, kenapa? Karena Kartika sudah menduga akan hal ini, sehingga dia sudah membuat skenario dengan ibunya, entah apa saya nggak tahu.. yang penting posisi saya aman.
“Jadi gitu mas..” kata suami selingkuhan saya itu mengakhiri penjelasannya.
“Jujur ya Ko..” kata saya, “..jangan berfikir negatif dulu. Setelah saya nganter istri dan anakmu ke rumah mertuamu, saya sebenernya pengen langsung pulang. Tapi ternyata Tika mengurungkan niatnya. Rupanya dia pengen curhat sama saya. Pengen deeptalk tentang hubungan rumah tangga kalian. Karena sepertinya akan terjadi pembicaraan yang lama, dan sudah malam juga, akhirnya saya ajak dia ngobrol-ngobrol di sini.. di rumah saya. Kenapa? Kamu mau marah sama saya? Ha?”
Handoko tampak tergagap dengan pertanyaan saya. “Bu.. bukan gitu Mas… soalnya kemarin kan sempet bilang mau nginep di….”
“Eh.. Ko..” potong saya agak ketus.. “Kemarin kan saya bilang.. saya akan antar istri dan anakmu ke rumah mertuamu. Tapi akan saya ajak nginep di rumah saya kalau kemalaman. Ternyata keadaannya kan gak kayak gitu… memang kami belum sampai di rumah mertuamu.. beda dong.. gimana sih!? ini saya tersinggung lho kamu mau nuduh saya yang enggak-enggak..!” Handoko terlihat tergagap dengan penjelasan saya.
Akhirnya setelah perbincangan kami yang gak penting itu, saya memutuskan untuk mengusirnya. “Ko… hari ini Hanifah pulang. Gantian Lo yang jaga Gunawan ya… mendingan lo berangkat sekarang ke Sukabumi. Kasihan si Hanifah… Jagain Abang lo…”
“Eh.. anu Mas… saya nggak pu….” Tiba-tiba kata-katanya berhenti, menggantung. Spontan saya menengok ke belakang.
1504Please respect copyright.PENANAsqQhl7zxV9
Rupanya Tika datang menghampiri kami sambil menggandeng Nana. Tika hanya menggunakan tanktop pendek yang cukup longgar dan celana hotpants super pendek dan ketat berwarna putih, kalau dilihat sekilas yaa… kayak cuma pakai celana dalam doang. Makanya pentil dan belahan indah di bagian selangkangannya menerawang dan tercetak jelas.
“Nggak punya apa maksud lo Ko?” tanya Tika ketus kepada suaminya. “Lo nuduh Mas Lukman ngapa-ngapain gue, gitu? Gue denger semua tadi.. Jadi yang ada dipikiran lo, gue tidur sama Mas Lukman? Lo mikirnya, gue sama mas Lukman ngewe? Gitu? Iya? Gila Lo!”
“Sudah Tik…” Potong Saya.
“Gak bisa mas…kamu udah diperlakukan gak adil sama orang ini.. kamu sama aku semacam di fitnah…” lanjutnya.
“Bukan gitu Tik.. mm.. maksud saya..” ujar Handoko. “Mm.. maksud saya..”
“Udah.. gue tau maksud lo! Yang perlu lo tau.. Gue sama Mas Lukman gak berbuat apapun seperti di pikiran lo. Paham?! Pun toh memang kejadian, bukan urusan lo juga kan?”
“I.. iiyaa.. Tik.. aku hanya….”
“Diam!!” bentak Tika. “Gue gak perlu denger argumen lo.. gue nginep disini cuma pengen cerita banyak tentang hubungan gue sama lo… apapun yang terjadi sama gue dan Mas Lukman, yaaaa… itu cukup kami yang tahu. Seperti gue bilang tadi… BU.. KAN.. Urusan Lo! Paham? Mas Lukman itu orang baik… gak bakal mungkin dia ngajak yang enggak-enggak ke istri orang…”
“Tapi Tik.. kamu pakai baju…”
“HEH!! Gue mau pakai baju kayak apa juga urusan gue… pun toh gue mandi telanjang bertiga sama Mas Lukman sama Nana juga urusan gue.. kan di dalem rumah juga, Handokooo… tolooolll… kalo keluar ya gue jilbaban lah gila!!
Di sini saya sudah merasa ini berlebihan. Saya nggak pengen Handoko tau tentang semua perbuatan saya dan istrinya. “Udah Tika.. cukup.” Lalu saya berpaling ke Handoko. “Ko.. mendingan lo langsung pergi ke Sukabumi. Kasian Hanifah udah gak tahan pengen pulang. Btw, Lo punya duit buat ongkos?” tanya saya. Handoko menggeleng. Akhirnya saya kasih dia 300 ribu buat ongkos ke Sukabumi. Dan tak lama setelah itu, tanpa argumen apapun dia saya usir untuk pergi dari ruumah saya.
1504Please respect copyright.PENANA3wqL3nqaKE
Setelah masuk dan mengunci pintu, Saya, Tika dan Nana segera menuju kamar saya lagi. “Iya kan Mas…” ujar Tika. “Ribet banget itu orang. Aku beneran udah gak tahan sama laki-laki gak berguna itu. Aku pengen cerai.. titik!”
Saya peluk dia dan berkata, “Tik.. usahakan gimana caranya.. permudah usahaku untuk merebut kamu dari si tolol itu. Aku mau kamu dan Nana jadi keluargaku. Kamu mau ya?”
1504Please respect copyright.PENANAb4j0QqSavg
Kartika menjawab saya dengan pelukan hangat dan kecupan mesra di bibir saya. “Terus si teteh gimana? Jangan sampai kamu ngegantungin Teh Hanifah Mas…”
Saya tersenyum. “Aku sudah punya rencana untuk itu…” Akhirnya saya memberi kisi-kisi tentang skenario saya kepada Kartika. Senang sekali dia mendengarnya.
“Ooohhh… I Love You Mass….”
1504Please respect copyright.PENANAmphzvO5DEa
Jam 4 sore..
Hanifah baru saja sampai di rumah saya. Dia diantarkan oleh Feri, ponakannya, yang kebetulan juga membawa tunangannya yang tadi dia jemput. Namanya Fani, tadi kami dikenalkan. Gak lama setelah berbasa-basi sedikit, Feri dan Fani langsung cabut lagi.
Suasana siang ini sangat hangat. Maksudnya, Hanifah dan Kartika ngobrol dan bercanda biasa aja, seperti gak ada apa-apa. Saya yang sedang bermain bersama Shafa dan Nana, mencuri dengar pembicaraan mereka. Mereka ngobrol seperti tak ada pagar yang membatasi. Bahkan dengan terang-terangan, Kartika berterima kasih pada Hanifah yang telah mengenalkan dirinya kepada saya. Hanifah menjawabnya dengan sumringah dan tanpa penyesalan. Bahkan Hanifah dengan terang-terangan juga ngomong ke Kartika. “Gimana Tik? Enak gak Rudalnya Bang Lukman?”
“Hahahahah... perfect Teehh...” jawab Kartika.
“Hihihi... iya kan? Makanya aku ketagihan terus sama kontolnya itu.”
“Iya teh.. I know.”
Rupanya Hanifah melihat ada perubahan air muka Tika. “Kenapa? Kok kamu kaya bingung.. kamu sedih? Kenapa?”
“Nggak apapa teh.. fiuh..”
Hanifah tersenyum. “Kamu jattuh cinta ya sama Bang Lukman?”
Sebagai jawaban, Kartika hanya memeluk Hanifah sambil mengangguk. “Tik..” kata Hanifah. “Aku gak tau mau dibawa sampai kemana soal aku dan Bang Lukman. Tapi yang jelas, kami belom ada komitmen apapa. Kalau kamu emang suka dan sayang sama dia.. ya gapapa juga. Kalau kamu mau nyerein suamimu dan tinggal bareng Bang Lukman ya gapapa.. tapiiiii... ini permintaanku yaaa... kalau aku lagi pengen main sama Bang Lukman, jangan dilarang dan jangan jealous.. ok sayang?”
Tegas sekali Hanifah. Namun, ketegasan pernyataan inilah yang malah membuat Kartika tenang. “Iya Teehh.. aku paham. Lagipula, siapa sih perempuan yang mau nolak lelaki yang punya kontol sebesar Mas Lukman? Iya kan? Hehehehe....”
“Hihihihi... iya. Yasudah.. sekarang clear kan?” Kartika mengangguk. “Bang Lukman boleh kamu miliki.. tapi aku tetep boleh menikmati dia ya sayaannggg....” Kartika tertawa sambil mengangguk-angguk.1504Please respect copyright.PENANA18QYY47o97
Dan dengan keadaan seperti itu, Hanifah makin bebas menyatakan kalo dia lagi kangen sama saya, dan pengen minta jatah.. “Boleh ya Tik sekarang aku ngewe sama Mas Lukman? Meki aku dah gatel banget.. hahahah...”
“Ya boleh dong tetehkuuu...” Jawab Kartika.
1504Please respect copyright.PENANAECLtkXGFI2
Jadi, ada sekitar 1 jam, Kartika di kolam renang bersama Nana dan Shafa, sementara saya dan Hanifah ngewe di kamar saya, di atas.. Ah… nikmat mana lagi yang saya mau dustakan.. hahahahahaha…
Setelah urusan birahi saya selesai, saya dan Hanifah turun lagi untuk bergabung dengan Kartika dan dua anak mereka.. Telanjang bulat.. hahahaha…
Di kolam renang, saya menceritakan pembicaraan saya dengan Bram tadi pagi kepada Hanifah. Gak semuanya sih. Jadi intinya, nanti jam 7 malam, ada teman saya yang akan main ke rumah. Kebetulan dia lawyer. Lalu saya sengaja berpura-pura menanyakan kepada Kartika dan Hanifah, siapa yang mau cerai duluan. Dan seperti yang sudah saya duga sebelumnya, Hanifahlah yang pertama mengajukan keinginannya. Paling tidak, Fase pertama rencana saya berjalan dengan baik.
Sambil menunggu Bram datang, Dua perempuan saling ipar ini berfoto-foto bersama. Aaahh… indah sekali melihat pemandangan di depan mata saya ini. Kebahagiaan mereka benar-benar natural dan tidak dibuat-buat.
Sekali lagi, diluar dari rasa hormat saya kepada Gunawan, teman saya, saya ingin berkata jujur, bahwa tubuh Hanifah, istrinya, benar-benar tubuh perempuan yang halal dan pantas, bahkan harus bisa untuk dinikmati oleh lelaki mana saja di luaran sana yang ingin menikmatinya.. namun dia bukan untuk saya.. hehehehe…
1504Please respect copyright.PENANA5lijowJdCE
Dan walaupun kedua perempuan ini benar-benar mempunyai sex appeal dan sensasi, serta aura kengacengan yang luar biasa, dengan hati tulus, saya lebih memilh Kartika untuk saya jadikan pelampiasan birahi… dan kalo keadaannya memungkinkan, saya berencana untuk mengawini perempuan seksi ini.
Proses pengambilan dan perebutannya dari suaminya memang bukanlah perkara rumit yang harus saya pikirkan dalam-dalam, namun ke-egoisan sayalah yang harus saya lawan.. maksud saya, saya benar-benar ingin menikmati setiap proses ‘perjuangan’ saya mengambil Kartika dari suaminya, tapi saya tidak boleh menafikkan keinginan Kartika untuk cepat-cepat menjadi milik saya. Walahualllam… liat nanti saja gimana cerita ini berakhir.
1504Please respect copyright.PENANA2wfrH8xDIX
Jam 7 Malam.
Bram datang dengan pesonanya yang sudah saya kenal. Pesona yang dapat membuat perempuan mana saja, dapat menelan ludah hanya dengan melihatnya. Tapi sekilas, saya tidak melihat hal itu dari Kartika. Kartika biasa saja dalam menyambut dan berkenalan dengan teman saya itu. Sementara Hanifah, hmm.. dia terlihat sedikit terpesona dan mulai salah tingkah serta sedikit cari-cari perhatian.
Kami berkenalan dengan casual dan penuh senda gurau. Bahkan akhirnya, kami memutuskan untuk makan malam dipinggir pool. Disinilah pembicaraan mulai agak-agak serius. Akhirnya setelah saya membuat pembukaan singkat, Hanifah bercerita panjang lebar tentang masalahnya kepada Bram. Dan tak ada 1 jam kemudian, keputusan sudah dapat diambil. Bram akan membantu proses perceraian Hanifah. Segala macam administrasi dan prosesnya, Bram akan membantu 100%. Bahkan prosesnya pun bisa dimulai malam ini, kata Bram.
So, jam 11 malam, Hanifah akhirnya tidak jadi menginap di rumah saya, dia akan pulang ke rumah ibunya bersama Shafa. Bram meminta Hanifah untuk segera menyerahkan semua berkas keperluan perceraiannya, Hanifah menyetujuinya. Oleh karena itu, saya meminta Bram untuk mengantarkan Hanifah pulang dan mampir untuk mengambil semua berkasnya. Hanifah juga menyetujui rencana saya itu.. so, gayung bersambut.
1504Please respect copyright.PENANA5OgGecFIRG
Saya tersenyum dalam hati melihat ini semua. Rencana saya satu per satu berjalan dengan baik. Dan ketika akhirnya, Bram, Hanifah dan Shafa sudah cabut dari rumah saya, saya memutuskan untuk menceritakan semua rencana saya kepada Kartika. Aaahhh…. Senang sekali melihat istri orang ini tersenyum lebar sambil memeluk saya seraya berbisik.. ‘mulai malam ini, aku sah buat kamu ya mas..’ saya tersenyum mendengarnya.
1504Please respect copyright.PENANAZnnlf0iMh5
Sekitar 3 jam kemudian,
Perkiraan saya, Bram dan Hanifah sudah sampai rumah Hanifah, ada masuk WA dari Bram, singkat.. “Thanks man, for Hanifah..”
Saya jawab, “Use her Well!”
Bram membalas dengan “I’m about to.. do the round two.. hahahahah…” serta emoticon senyum dan jempol.
1504Please respect copyright.PENANAgVSjPM9KdY
Bersambung...
1504Please respect copyright.PENANAVFcGkFKlIF