“Kau tau jika aku gak akan mungkin ngelakuin hal itu, apalagi mencelakai sahabatku sendiri!!” ucapnya dengan raut wajah frustasi dan terlihat dari matanya yang memerah menandakan ia sedang menahan air mata agar tidak jatuh dari pelupuk matanya.
“Kau yakin tidak ingin melakukannya? Bahkan saat keluargamu telah menghabiskan hidupnya dengan harta yang kuberikan?” tanya seorang pria dengan wajah angkuh yang sedang duduk di kursi kebesarannya. Apapun kata yang dilemparkan dari mulutnya membuat orang yang berdiri di depannya semakin frustasi.
“Apa kau bisa bayangkan bagaimana jika aku membuat keluargamu terpuruk untuk sekian kalinya? Atau kau ingin jika aku yang akan mencelakai sahabatku itu dengan cara yang lebih sadis lagi? Membuatnya tidak akan pernah ada lagi.” sambungnya membuat beberapa orang yang berada disana membeku seketika, takut membayangkan hal itu benar-benar terjadi.
“Dada, apa kita memang harus melakukan itu?” tanya Tao kepada pria itu.
Ya, Zi Chun Chi —ayahnya itu yang merupakan Menteri Perdagangan itu sedang merencanakan sesuatu yang benar-benar membuat dirinya dilema. Di satu sisi dirinya ingin menjadi anak yang berbakti pada satu-satunya orangtua yang ia punya, tetapi satu sisi lagi ia juga tidak ingin melihat sahabatnya mencelakai sahabatnya yang lain! Sedangkan Luhan yang mendengar perkataan Zi Chun jadi melemah, kakinya tidak bisa lagi memapah bobot badannya dan berakhir jatuh terduduk di atas karpet mahal itu.
“Lakukan secepatnya atau keluargamu yang akan merasakan seperti apa yang dirasakan oleh Byun setahun lalu.” ucapnya tegas sebelum akhirnya ia berdiri dari kursinya dan beranjak pergi dari ruang kerja yang berada di dalam kediaman.
Luhan dan Tao terisak, saling menyalurkan rasa takut, frustasi dan marahnya dalam satu luapan emosi. Bukan, bukan ini yang diinginkan oleh mereka berdua. Kalau saja mereka punya jalan lainnya, mereka sudah melakukan dari lama untuk menghentikan semua ini. Tetapi mereka tidak punya pilihan selain menurut atau keluarga Luhan yang akan menjadi gantinya. Ketika dua sahabat itu sedang meratapi pilihannya, salah seorang pria yang masih berada disana tidak sekalipun bergerak. Seolah-olah seluruh otot tubuhnya menegang dan kaku, juga raut wajahnya yang terkesan dingin berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan saat ini.
★★★
Tidak terasa sudah 3 hari keduanya berada di Jepang, walaupun di hari kedua Chanyeol harus meninggalkan Baekhyun sendiri di kamar hotelnya mengingat kekasihnya masih sangat lemas karena malam panas itu. Maka di hari terakhir kunjungan ini ia mengajak Baekhyun mengunjungi tempat-tempat yang menjadi destinasi wisata, seperti siang ini mereka sedang berada di Shibuya. Tetapi sepertinya hanya Baekhyun saja yang menikmati kunjungan itu karena ia bisa menguras isi dompet Chanyeol karena janji pria tinggi itu saat mengajaknya.
“Baby, istirahat sebentar. Kita juga harus makan siang dulu, baru keliling toko lagi.”
Yups, selama 2 jam ini mereka hanya berkeliling dan masuk ke dalam toko dan menggesek kartu kredit Chanyeol yang tidak ada limit itu. Sial, untung saja dia kaya. Jika tidak mungkin saja saat ini meraung karena dompetnya mengering!
“Yaudah, tapi aku mau makan sushi!” Seru Baekhyun dengan semangat sambil mengapit lengan Chanyeol yang membuatnya tertawa dan mengusak rambut Baekhyun.
★★★
Tidak terasa seharian ini mereka menguras tenaga untuk berjalan-jalan mengelilingi kota Tokyo. Well, walaupun itu sepadan dengan rasa bahagia seperti pasangan yang sedang melakukan perjalanan bulan madu tetapi tetap saja badan ini terasa pegal dan hanya diatas kasur akhirnya mereka memanjakan tubuh.
“Kau senang?” Tanya Chanyeol dengan posisi tidur menghadap Baekhyun di sisinya.
“Sangat! Thanks to you, aku bisa berlibur melepaskan stres dari kuliah.” jawab Baekhyun yang juga memiringkan tubuhnya ke arah Chanyeol. “Jangan lupakan belasan kantong belanja yang aku bawa pulang juga, hehe.” sambungnya membuat Chanyeol juga tertawa.
Banyak sekali kantong belanja yang berada diluar koper —itu karena sebagian tidak cukup dimasukkan ke dalam koper lagi, Baekhyun benar-benar memanfaatkan keadaan. Dari mulai baju, mantel, jam tangan bahkan cincin mereka beli untuk pasangan. Tidak perlu dibayangkan berapa nominal yang dikeluarkan oleh Chanyeol, tetapi ia tetap merasa senang melihat senyum indah menghiasi wajah kekasih mungilnya itu.
Chanyeol menarik tubuh Baekhyun ke dalam pelukannya dan mencium pelipis si mungil, “Istirahat, besok kita akan pulang.” dan dijawab anggukan oleh Baekhyun.
Keduanya tertidur pulas di pelukan masing-masing dengan senyuman menghiasi bibir keduanya.
★★★
“Chan, kau ingat pemuda yang aku ceritakan saat di kamar Rose?” tanya Baekhyun pada Chanyeol yang duduk disampingnya.
Saat ini mereka sudah berada di atas pesawat pulang menuju Korea. Ia tiba-tiba ingat tentang pemuda yang sepertinya mengenal dirinya tetapi entahnya ia tidak mengingat jelas wajah baru itu.
“Siapa?” dahi Chanyeol menaut sebelum akhirnya ia mendapatkan jawabannya. “Ah, dia.”
“Iya, apa kamu tau siapa dia?” tanya Baekhyun tidak sabar.
“Xuxi.” jawab Chanyeol singkat yang membuat Baekhyun yang berganti dengan ekspresi kebingungan. Chanyeol yang melihat raut wajah Baekhyun yang sangat lugu itu tidak bisa menahan diri untuk mencuri kecupan di bibir ranum itu.
“Kamu kenal sama dia dengan nama Lucas, remember? Huang Xuxi alias Lucas.” terangnya.
“Lucas? Si anak jerapah itu?!” teriak Baekhyun membuat beberapa penumpang di dekatnya langsung melihat ke arah mereka.
“Sorry.” ucapnya kepada para penumpang sebelum akhirnya menghadap Chanyeol lagi.
“Kamu yakin itu dia? Kenapa aku lupa sama dia?!” tanya Baekhyun tetapi sekarang dengan berbisik, nyaris hanya mereka berdua yang mendengar.
“Well, ingatanmu emang buruk kan? Haha…” ejek Chanyeol membuat dirinya mendapatkan pukulan pelan dari Baekhyun.
Penerbangan mereka memakan waktu 2 jam lebih dan saat ini sebagian besar penumpang termasuk Baekhyun tengah terlelap di kursinya. Sedangkan Chanyeol merangkul Baekhyun di dekapannya membantu si kecil itu terlelap. Ia terus menerus memandang wajah cantik kekasihnya, tangannya tidak berhenti mengusap rambut Baekhyun.
“Kecelakaan itu membuatmu kehilangan banyak momen, dear. Tetapi aku —kami semua akan membantumu untuk mengingat hal yang hilang dari waktumu.” katanya monoton sebelum akhirnya ia juga terlelap juga.
★★★
Hampir 3 minggu dari liburan mereka di Jepang dan semuanya kembali normal, lebih mengejutkan malah. Kai dan Kyungsoo resmi menjadi sepasang kekasih! Tidak ada yang tau bagaimana, kapan atau tepatnya kenapa dua orang yang mempunyai sifat bertolak belakang itu bisa menjadi sepasang kekasih. Saat keduanya mengundang para sahabatnya makan malam dan mengumumkan hubungan mereka sontak membuat banyak pertanyaan yang terlontarkan. Benar-benar menghebohkan, bahkan di kalangan universitas kabar itu juga tersebar.
Untuk Tao, sebisa mungkin Baekhyun bersikap biasa karena seperti apa yang dijelaskan Chanyeol kalau dia tidak boleh menunjukkan bahwa ia sudah tau. Cukup simpan dalam hati dan tunggu instruksi selanjutnya.
Tahun mahasiswa baru juga membuat mereka bisa melihat adik tingkat dengan wajah yang segar, ada beberapa wajah yang mereka kenal. Mereka adalah Jeno, Jaemin, Mark, Haechan dan Jisung. Wow, dengan kedatangan mereka yang mempunyai wajah rupawan ternyata bukan kelompok Baekhyun saja yang membicarakannya tetapi seluruh tingkatan di setiap fakultas.
“Ck, sepertinya pamor kita akan dikalahkan oleh kelompok adik iparmu itu, Baek.” kata Luhan yang diangguki oleh Lay dan Tao. Tetapi Baekhyun hanya tersenyum mendengarnya.
Mungkin ia bisa berharap jika semua itu tidak nyata. Bahwa ia tidak akan kehilangan salah satu sahabatnya151Please respect copyright.PENANAS7IujGBnPc