Senin, 21 Maret 2022. Fix, tepat pada hari itu masa kejombloan gue genap 6 tahun. Udah pantes belum sih dikasih gelar jomblo senior? Apalagi, mulai besok bakal otw 7 tahun, lho! Kadang, gue juga mikir, gila ya gue... kuat banget sendirian. Kok bisa?
Oh iya, termasuk sekarang ini, 21 Juni 2022. Ngga kerasa, gue udah ngga tinggal di rumah selama 2 bulan. I mean, gue udah pindah ke luar kota sejak akhir tahun lalu. Pun hingga kini, gue juga masih tinggal di luar kota, walaupun tempat gue kerja saat ini sudah berbeda. Mungkin, hampir 1 tahun gue resmi menjadi anak kost.
I'm blessed! Sedari April, gue sudah bekerja di salah 1 klinik kesehatan terkenal di Bekasi & kini menjabat sebagai Clinical Manager. Mungkin, lo kira gue seorang dokter. Tapi, nyatanya gimana? Yup, I'm not a doctor. Hanya saja, pengalaman-pengalaman atau karier yang gue bangun sejak dulu lah yang membuat gue sudah berada diposisi ini, dimana bisa dibilang usia gue masih 24 tahun, yang kadang sukses membuat gue spechless, like, "Is it real?"
Hingga saat ini, track record karier gue ternyata mampu mendorong teman-teman gue, dari yang akrab sampai asing, bertanya ke gue soal lowongan pekerjaan. Sering kali gue bertanya-tanya sendiri, apa sih yang sebenarnya mereka pikir tentang gue? Oh, sepertinya, kalo ngga salah ingat, gue pernah tanya seseorang dari mereka, dan katanya begini, "Tiap ngelihat update-an Sadie tuh, seru banget. Kerjaan lo pasti jalan-jalan terus". Gue udah duga sih, kalo itu respon mereka. Hmm, mereka ga tahu saja jatuh bangunnya gue seberdarah-darah apa. Kalau diingat lagi, pernah suatu kali di ATM gue sisa 0, dan kalau gue cerita itu ke mereka, do they believe it? I don't think so.
Nah, hal seperti itulah yang membuat gue jadi malas pulang ke Depok. Btw, gue memang berdomisili disana, dan keluarga gue juga tinggalnya disana. Sebetulnya, ga hanya itu saja yang membuat gue malas pulang, bahkan lebih ke berat, sejujurnya. Bukannya gue ga sayang keluarga, tapi... ada suatu hal yang rasa-rasanya masih menghantui gue, even setelah hampir 3 tahun ini dengan kepergian gue yang sengaja sampai sejauh-jauhnya, termasuk apply kerja di Bekasi. Tapi, sepertinya gue memang harus pulang, sudah sebulan juga kayaknya gue ga ke rumah.
Seketika, lamunan gue terusik akibat suara masinis KRL yang memberitahukan bahwa KRL yang gue tumpangi telah sampai di Stasiun Depok Baru. Rasanya, kok cepat banget ya 2.5 jam berlalu? Gue melepas earphone yang sedari tadi terpasang dikuping, kemudian mencari seseorang yang ada di lobby KRL, sembari mengangkat telepon.
"Sadie! Ini gue nih, Reva. Gue disebelah loket KRL. Lo lihat tangan gue ga? Masukkin dulu tuh iPod nya, nanti hilang lagi."
Well, kenalin. Reva is my best friend. Si paling slow respon, si paling gagal move on, si paling tiktokers, si paling cinta semua hal tentang Paris, dan si paling dekat sama gue. Sejak SMP, kita selalu sama-sama. Walaupun, setelah lulus SMA, kita berdua kuliah di kampus & jurusan yang berbeda. Namun, gue dan Reva selalu berusaha hadir di acara penting masing-masing, contohnya seperti sidang & wisuda. Pergi bareng, pulangnya juga bareng, karena rumah yang berdekatan, dan Reva yang selalu hobi bawa si Yello, mobil kuning kesayangannya.
"How's Bekasi, Sa?" 252Please respect copyright.PENANABSBMRfc4IK
252Please respect copyright.PENANAm87DaaBhFe
"Huh? Bekasi?"252Please respect copyright.PENANAlluQP6GsWP
252Please respect copyright.PENANAlitOzg7tI7
"Iya... Bekasi, yang kata orang - orang di sosmed tuh planet. Jangan amnesia mendadak gitu deh lo ya." 252Please respect copyright.PENANA5YMbIyH2cx
252Please respect copyright.PENANALPK3PMEnmI
"Bekasi... baik. Tapi, ya emang jauh sih, makanya mungkin disebut planet ya?"252Please respect copyright.PENANAxccd8FUzlR
252Please respect copyright.PENANACYhxhsqUFq
"Duh, Sadie! Lo tuh ya, setelah setahun nih, gue ketemu lo lagi, makin aneh deh lo ya, bingung gue. Cuma, nih ya, karier lo gue lihat nih makin mentereng ya, nyet."252Please respect copyright.PENANAWGbzcqEzMN
252Please respect copyright.PENANAKw8n7pQMo2
"Mentereng... hahaha, kata siapa, Rev? Gue masih gini-gini aja kok... ya jalanin rutinitas aja."
Reva menyeruput segelas Grande Sbux miliknya. Lalu, memberi gue segelas ukuran sama dengan rasa yang berbeda. Ia melanjutkan lagi perjalanannya, tapi kali ini sepertinya kita ga langsung pulang. Gue coba menerka kemana arah si Yello melaju sebelum bertanya ke Reva.
"Rutinitas baru jadi Manager maksud lo? Hello, Elmyra Sadie Kennedy! Please ya, look at you now, jangan bilang kalo selama lo di luar kota sampe pindah ke Bekasi nih, lo ga kemana-mana?!"252Please respect copyright.PENANAStLGu83pRD
252Please respect copyright.PENANAfuW3EErUF6
"Duh, Rev... lo kan tahu kalo gue..."252Please respect copyright.PENANAsPS76SQnoR
252Please respect copyright.PENANAaKlN5vmiF0
"Introvert? Iya? Kalo itu sih dari zaman kita sama-sama semester 3 juga gue udah tahu. Tapi, lo ga coba 'put or paint another colour' gitu?"252Please respect copyright.PENANAq0wfyLIjWc
252Please respect copyright.PENANA7Z2m2RwUV9
"Jangankan itu, sampe sekarang pun gue belum ngelihat ada warna baru dihidup gue, masih hitam... putih... hijau, ya karena gue emang suka warna hijau, Rev."252Please respect copyright.PENANAOuFEiJRuCW
252Please respect copyright.PENANAjqhDYKsOL0
"Yaudah deh, kalo gitu kita jangan pulang dulu, gue mau ngajak lo have fun bentar."252Please respect copyright.PENANACiJOPl644N
252Please respect copyright.PENANAde1XpcsBdY
"Have fun versi lo gimana dulu nih? Agak ngeri nih gue dengernya nih, hahaha, ngerti kan lo?"252Please respect copyright.PENANAbGrBbMo7lj
252Please respect copyright.PENANAR1RMQW1Auu
"Ga lah Sa, ya kali... mampir aja dulu bentar, ke resto steak dekat-dekat sini nih. Lo masih suka chicken steak kan? Nah, seinget gue, ada resto baru, dan itu punya salah 1 anak angkatan kita."252Please respect copyright.PENANAG4qIH8u8iW
252Please respect copyright.PENANAiKeLKBq7XB
"Hah? Emang siapa sih ownernya?"252Please respect copyright.PENANAQSAQIxlC2r
252Please respect copyright.PENANA0yokDc458G
"Ya mana gue tahu, Elmyra Sadie. Tapi nih, rumornya sih... Andra yang punya..."
Andra, cinta pertama dan terakhirnya Reva, kalo kata dia sendiri. Sejak SMA, Reva udah cinta mati banget sama Andra, walaupun Andra ga pernah peka sama perasaan Reva. Bahkan, Reva pernah ngungkapin perasaannya ke Andra diwaktu wisuda SMA. Lo masih ingat kan kalo gue & Reva selalu hadir di momen-momen penting masing-masing? Termasuk saat itu, ketika Reva ditolak untuk yang pertama kalinya, gue lihat gimana Andra nolak Reva secara langsung. Pengen banget gue tanya ke Andra, "Dra, cintanya Reva udah seluas dan sebesar itu buat lo. Apa sih yang kurang dari sahabat gue?"
Sesampainya di tempat tujuan, gue belum melihat batang hidung Andra keluar dari pintu restoran. Masih dari dalam mobil, gue menyasar seluruh tempat dan jalanan yang berada di sekitar restoran steak.
"Rev, kok ini kayak dekat rumahnya Veelre ya?" 252Please respect copyright.PENANARELaCPiFYA
252Please respect copyright.PENANA3M4T2gIacS
"Ah, masa masih? Perasaan lo aja kali, Sa. Lo udah pernah ke rumahnya belum?"252Please respect copyright.PENANAuEAmB6lSZV
252Please respect copyright.PENANAKGh2FY0WaM
"Ya belum sih... cuma kalo dilihat dari daerahnya, kayaknya udah dekat rumah nya Veelre. Kan dibuku tahunan kita ada alamatnya. Ngomong-ngomong nih, kita mau sampe kapan didalem mobil begini? Yello juga butuh istirahat kali, matiin dulu mesinnya Rev, terus turun."252Please respect copyright.PENANAT4GStsB7ed
252Please respect copyright.PENANAlN2PAmfYwg
"Sebenernya, gue nervous tahu Sa, Andra ada ga ya..."252Please respect copyright.PENANAged9w3m5mq
252Please respect copyright.PENANA3XUWNwHHYu
"Ya kalo gitu, ngapain lo ngajak gue kesini, Revalona Tiana? Arah pulang ke rumah kita kan macet banget nih jam segini."252Please respect copyright.PENANAjERO4qrumc
252Please respect copyright.PENANAgiaBeUVjpV
"Temenin gue kali Sa, jam malem lo juga jam 12an kan. Kalo jam segini mah baru keluar buat lo... Gue kangen tahu sama Andra, capek lihat dia di IG Story doang. Mending kalo ngobrol, reply story nya aja gue takut..."252Please respect copyright.PENANAnGuPyLrQSM
252Please respect copyright.PENANALIQsuJf4hD
"Reva... Reva, untung lo sahabat gue. Coba kalo bukan, gue tinggal juga nih, cabut aja sendiri ngeojol ke rumah."
Akhirnya, Reva mematikan mesinnya Yello. Dengan gontai, gue berjalan mendahuluinya memasuki restoran tersebut. Asli, gue udah laper tingkat dewa, soalnya dari klinik gue ga balik ke kostan dulu, melainkan langsung ke stasiun KRL. Tanpa berpikir panjang, gue langsung duduk disalah 1 meja yang masih kosong. Tak lama, seorang waiters datang menghampiri gue dan Reva.
"Halo, kak. Selamat malam, selamat datang kembali di Dapur Steak 76. Kami baru saja reopening, tentunya dengan berbagai menu baru yang hadir. Silahkan dipilih ya, kak."
Wow, unik banget cara penyampaian waitersnya. Gue jadi penasaran, siapa sih ownernya? Apa mungkin benar Andra ya? Soalnya, Andra itu tipe cowok yang super duper irit kalo ngomong, dan gue tahu itu karena dulu pernah satu divisi sama dia di suatu acara sekolah.
"Terimakasih, ya. Aku pesan Chicken Crispy sama Green Tea deh. Lo apa, Rev?"252Please respect copyright.PENANAWdc6HU6mDH
252Please respect copyright.PENANAXaSehc5Z4S
"Gue... Australian Rib Eye sama Lemon Tea deh."
Seusai mencatat pesanan kami, waiters pun berlalu, dan Reva beranjak ke toilet. Gue kembali mengaktifkan HP, kemudian mengetik sebuah alamat di aplikasi Maps. Betul saja, rumah Veelre ga terlalu jauh dari Dapur Steak 76. Dari kejauhan, gue melihat Reva yang sedang membuat konten review untuk diupdate di Tiktoknya. Lalu, waitress lain datang membawa minuman gue dan Reva.
"Hai, mba. Terimakasih ya. Oh iya saya mau tanya nih mba, kebetulan saya teman sekolahnya owner Dapur Steak 76 ini. Boleh tanya sedikit ga ya?"252Please respect copyright.PENANABK03cQIPgy
252Please respect copyright.PENANALMLb3pBSiC
"Oh iya kak, sama-sama. Boleh kak, mau tanya apa ya?"252Please respect copyright.PENANAy3LkEeXlWM
252Please respect copyright.PENANAtGWGXxbxxL
"Ownernya resto ini tuh namanya mas Andra bukan ya?"252Please respect copyright.PENANAuC4v1oyuJT
252Please respect copyright.PENANAHjIFfwXrts
"Oalah, bukan kak, bukan Pak Andra. Pak Andra emang sering kesini, tapi sekedar bantu owner Dapur Steak 76 aja, terutama dari segi food photography gitu. Dari dulu sih mba, dari pas awal buka, sempet tutup karena pandemi, dan sekarang reopening lagi."252Please respect copyright.PENANAOs2mpM3qho
252Please respect copyright.PENANAf9QMyAUYXE
"Bukan mas Andra ya berarti, mba? Terus ownernya siapa?"252Please respect copyright.PENANA5MSzBNYebd
252Please respect copyright.PENANAD272oKYgZt
"Nah, kalo ownernya itu..."
Sebelum rasa penasaran gue terjawab, waitress tersebut dipanggil oleh rekannya untuk mengantar minuman ke meja lain. Alhasil, pertanyaan gue masih menggantung jawabannya. Bahkan, sampai steak yang dipesan datang pun, Reva belum selesai juga. Oh iya ya, gimana juga caranya gue bilang ke Reva kalau Andra bukan ownernya? 252Please respect copyright.PENANAmh6DOduazy