Diana masih tak percaya dia orgasme di depan mata anaknya sendiri. Lupakan tujuh tahun tak terjamah, tahun ini mesti beda. Diana senang anaknya akan keluar main. Tak mengejutkan, semenjak Diana tak lagi berpakaian, anaknya selalu di dekatnya. Kini Diana lega anaknya akan keluar hingga bisa membuat Diana menghabiskan waktu sendiri.
21125Please respect copyright.PENANAz3aKFNuG1A
Saat sedang mencuci piring, Diana mendengar suara pintu ditutup. Diana tak tahu kapan anaknya pulang maka dari itu Diana memutuskan untuk mengefektifkan waktu. Langsung Diana menyelesaikan pekerjaannya dan bergegas ke kamarnya.
21125Please respect copyright.PENANAez56KL1kqr
Setelah menutup pintu kamar Diana mengambil dildo di laci. Dulu Diana beberapa kali memakainya saat bersama suaminya. Namun semenjak kematian suaminya, gairah seksualnya seolah ikut mati.
21125Please respect copyright.PENANAWnhwDJfhkF
Diana merebahkan diri sambil memegang vibrator. Jempolnya pun menekan tombol saklar, namun tiada yang terjadi. Pasti batrenya mati, pikir Diana. Untungnya Diana selalu beli batre buat anaknya.
21125Please respect copyright.PENANAsHLCz2sUiE
Diana mencoba membuka penutup batre sambil berjalan ke kamar anaknya. Diana pun memutar gagang pintu hingga pintu kamar anaknya terbuka.
21125Please respect copyright.PENANAuZDFkp0eZo
Diana pun melangkah masuk mendapati anaknya sedang berbaring, celana ada di lututnya dan tangan ada di penisnya yang tegang.
21125Please respect copyright.PENANAF7d8NlBP2l
Diana meminta maaf, berbalik lalu keluar dan menutup pintu kamar anaknya. Diana kembali ke kamarnya sendiri dengan jantung yang berdetak lebih kencang, seperti genderang mau perang. Diana tak bisa menyingkirkan penis anaknya dari pikirannya.
21125Please respect copyright.PENANAgwZI3B61hQ
Kira – kira seperempat jam kemudian setelah hatinya tenang, Diana kembali kembali mengetuk kamar anaknya. Setelah suara anaknya berkata masuk, Diana pun masuk. Diana melihat anaknya sedang duduk di depan monitor. Diana pun duduk di kasur bersebelahan dengan kursi yang diduduki anaknya.
21125Please respect copyright.PENANAcDVoCTVmBb
21125Please respect copyright.PENANA98VeEoWS11
“Maafkan mama nak. Mama kira kamu keluar main.”
“Gak jadi mah. Tadi temen bilang ada urusan.”
“Mama gak tahu sih.”
21125Please respect copyright.PENANAtIokcI4Jua
“Iya. Lagian mama ada perlu apa sih?”
“Mama butuh batre.”
21125Please respect copyright.PENANAKrmB6i83Tz
“Mama lagi megang apaan tadi?”
Diana merasa malu, “mainan dewasa yang kehabisan batre.”
21125Please respect copyright.PENANAI5vYrO9LKv
Akhrinya Dana berbalik. Meski masih merasa malu namun Dana tersenyum jua.
21125Please respect copyright.PENANAsITlF1CHSm
"Mama bercanda ah."
“Gak juga. Mama buru – buru, karena, ingin cepet selesai, sebelum kamu pulang,” Diana bisa merasakan wajahnya memerah.
21125Please respect copyright.PENANAixvNKeZbPp
“Jadi mama mau ngelakuin, ehm, yang mama liat Dana lakuin?”
“Kira – kira.”
21125Please respect copyright.PENANAsOSDGbYXSA
Ibu dan anak itu pun saling tatap, lalu keduanya tertawa.
21125Please respect copyright.PENANAK0dNzAU6cK
21125Please respect copyright.PENANAgf5M7RcUk2
“Maafin mama ya nak,” kata Diana sambil menyeka matanya.
“Iya mah, lagian mama gak salah kok.”
“Mama boleh nanya gak?”
“Ya.”
“Apa kamu sering ngelakuin itu?”
21125Please respect copyright.PENANAeziej519KP
Diana merasa malu melihat anaknya yang terlihat malu.
21125Please respect copyright.PENANA2So4SXNOU1
“Sekarang sih jadi sering setelah mama telanjang terus.”
21125Please respect copyright.PENANAgQ6zooOn9b
“Serius dong. Mama tau mama gak jelek – jelek amat tapi, mama kan udah tua. Terus mama juga ibumu.”
“Dana serius kok mah, mama masih cantik.”
“Gombal. Tiap lelaki pasti ngomongnya gitu. Tapi mama seneng masih bisa meng’inspirasi’ anak muda kayak kamu.”
21125Please respect copyright.PENANAanxpWVH5La
Gambaran Dana memegang kemaluannya muncul lagi di kepala Diana.
21125Please respect copyright.PENANA02JzQhPdo3
Diana pun bangkit, “sekali lagi maafin mama yah.” Setelah itu Diana berbalik menuju pintu.
“Tunggu mah!”
21125Please respect copyright.PENANAYAo2qkhHIu
Diana kembali berbalik melihat anaknya membuka laci meja.
“Mama butuh batre apa?”
“Dua batre remot.”
21125Please respect copyright.PENANAd6TVBv8f45
Dana pun menyerahkan batre ke mamanya.
21125Please respect copyright.PENANAlOv8GqBOfU
“Mama jangan marah ya, tapi apa boleh kapan – kapan Dana nonton mama?”
21125Please respect copyright.PENANAc9nIvavriR
Diana menatap anaknya sambil memainkan batre di tangannya. Diana mulai sedikit khawatir akan hal ini.
21125Please respect copyright.PENANAIUvBT4Hlis
“Gak tahu. Mama mesti pikirkan dulu, tapi tenang saja mama gak marah kok. Asal kamu jujur dan terbuka sama mama.”
21125Please respect copyright.PENANA8YbZ4Ond7W
Diana menghampiri anaknya lalu mencium pipi anaknya. Setelah itu Diana keluar kamar namun saat akan menutup pintu anaknya bilang agar biarkan saja terbuka.
21125Please respect copyright.PENANAthovPhv7Tn
Diana melangkah ke kamarnya lalu masuk dan membiarkan pintu terbuka. Diana pun duduk di kasur lalu memasang batre dildo.
21125Please respect copyright.PENANAW6sNQz85qK
21125Please respect copyright.PENANAlJjaRnhgOl
Kini, rasanya masturbasi membuat Diana gugup. Padahal ini bukanlah kali yang pertama. Diana juga merasa bangga bisa menahan diri untuk tidak masturbasi hingga sekarang padahal cukup lama dia telanjang di depan lelaki. Mungkin jika dia dan anaknya menahan diri untuk tak masturbasi keadaan akan baik – baik saja.
21125Please respect copyright.PENANAFiVUytr1W8
21125Please respect copyright.PENANAecfdtOg355
Namun, tanpa mereka sadari, kejadian ini merupakan awal dari kaburnya batas – batasan yang telah disepakati. Entah sampai kapan hingga salah satunya mulai tak bisa menahan diri.
Sejauh ini tak ada kejadian yang menkhawatirkan. Bahkan kebiasaan buruk Dana mulai menghilang, Dana mulai belajar bertanggung – jawab.
21125Please respect copyright.PENANAleYhEyhpw4
Diana mulai menyalakan vibrator dan melihatnya sebentar. Setelah itu Diana mematikan vibrator dan meletakkan di pangkuannya. Diana tiba – tiba teringat permintaan anaknya.
21125Please respect copyright.PENANAk9xHqhsjNk
"Dana, sini nak!" suara Diana agak keras.
Dana memasuki kamar mamanya, “ada apa mah?”
“Gini aja. Tadi mama gak sengaja liat kamu, biar adil mama izinin sekarang kamu liat mama.” Diana mengangkat vibratornya lalu menunjukkannya ke anaknya, “tapi ingat, jangan sentuh apa – apa.”
“Kok mama punya yang gituan sih?”
21125Please respect copyright.PENANAv4ruxEUlDf
“Oh, dulu saat mama lagi liat film sama papamu, ada adegan satu wanita main dengan dua pria. Mama iseng bilang ingin nyobain kayak gitu, eh esoknya papamu kasih mama hadian ini.”
“Kayaknya mama dan papa harmonis bener yah?”
“Udahlah nak, jangan bicarain papamu lagi. Sekarang mending kamu duduk aja.”
21125Please respect copyright.PENANAD423TfcSPX
Dana pun duduk di sisi kasur sedang mamanya berbaring di tengah.
21125Please respect copyright.PENANAzNoqA2fhGC
“Papamu beberapa kali nonton mama gini kayak kamu, dulu.”
21125Please respect copyright.PENANADiSdWjGpjP
Diana menatap anaknya yang sedang membasahi bibir dengan lidahnya. Diana menarik nafas dalam – dalam, santai lalu melebarkan kakinya. Diana mendekatkan dildo ke mulutnya. Anaknya mengamati dengan seksama.
21125Please respect copyright.PENANAYtxAbZfxRg
“Jangan pernah gunain ini jika masih kering, harus dibasahi dulu.”
21125Please respect copyright.PENANAUBIj0RYHlf
Dana mengangguk saat melihat mamanya menempatkan dildo di mulutnya. Dana merasakan kedutan di celananya.
21125Please respect copyright.PENANAvWsrbXNtW2
Diana mulai mengulum dildo di mulutnya dengan pelan. Setelah dirasa agak basah, Diana melepas dan mulai menyalakan vibrator. Dana dapat mendengar dengungannya. Diana mulai menyentuhkan vibrator melingkari payudaranya hingga puting. Sedangkan tangan satunya lagi mengelus selangkangannya sendiri.
21125Please respect copyright.PENANAs57lHvXyqB
Erangan Diana mulai terdengar disertai turunnya vibrator dari payudara ke perut, lalu ke sekitar jembutnya. Sementara tangan yang satunya sibuk keluar masuk di selangkangannya. Diana lalu mencabut jemarinya yang kini basah dan menghisap dengan mulutnya.
21125Please respect copyright.PENANA3jDgQAxpKW
Diana menoleh melihat anaknya yang menatap dildo. Diana tetap melihat anaknya saat tangannya yang satu mulai memainkan payudaranya. Kini Diana berusaha memasukan dildo ke memeknya yang makin basah. Nafasnya mulai terengah – engah.
21125Please respect copyright.PENANAFh32qNX5kn
Diana mengangkat dadanya dan melepaskan tangan dari payudaranya. Kini tangan yang bebas mulai menyentuh pinggulnya dari belakang. Kini jempol Diana menekan anusnya sendiri. Rupanya jempol itu berusaha memasuki anus. Erangan Diana makin terdengar keras.
21125Please respect copyright.PENANAyg1gb6stGD
Diana berusaha menekan dildonya sedalam mungkin seiring dengan usaha jempol di anusnya.
21125Please respect copyright.PENANATpstrAbf85
“Oh, nak….!”
21125Please respect copyright.PENANAurdRqspRih
Diana pun mengejang membuat kasurnya gemetas untuk sesaat. Perlahan, Diana kembali bergerak lalu mengeluarkan dildo dan jempol dari selangkangannya. Diana pun berbaring sambil terengah – engah. Anaknya melihat tubuhnya yang penuh peluh.
21125Please respect copyright.PENANAoqzLQazVWY
Diana menyeka dahi dengan tangannya. Rambutnya penuh keringat hingga lengket. Sementara dildo lepas dari tangnnya meski masih bergetar.
21125Please respect copyright.PENANAFL4KsJ6TcY
“Oh tuhan,” Diana tersenyum sambil menatap anaknya. “Bagaimana?”
21125Please respect copyright.PENANAe5uTKmwhVw
“Luar biasa mah!”
“Itu yang kamu inginkan kan?”
“Ya, tapi kayaknya mama ingin pantat mama juga dijamah yah?”
21125Please respect copyright.PENANAwA1z9vTfGQ
Diana memerah memikirkan apa yang baru saja anaknya saksikan.
21125Please respect copyright.PENANACdSmdx4e9L
“Harus dilakukan dengan benar nak, karena sangat sensitif. Papamu kadang melakukannya, tapi dia bisa berhati – hati.”
21125Please respect copyright.PENANAkj4VCFyX6Q
Diana lalu berbaring menghadap anaknya.
21125Please respect copyright.PENANAQPdInJV3cy
21125Please respect copyright.PENANAyWXuNXmiRz
“Udah impas kan?”
“Iya. Tapi tetep Dana ingin mama ketuk dulu kalau mau masuk kamar.”
21125Please respect copyright.PENANALg8SJZi50m
Dana mulai tak nyaman dengan rasa sesak di celananya. Dana lalu bangkit.
21125Please respect copyright.PENANAT6LpGilMhV
“Kalau kamu mau, mama bisa sangat menginspirasi. Tinggal ngomong saja sama mama.”
21125Please respect copyright.PENANAbkrGRtO2Kf
21125Please respect copyright.PENANAytUb4EtPiD
Diana tersenyum mendengar erangan anaknya sambil menutup pintu kamarnya. Diana lalu melangkah ke kamar mandi sambil melihat vibrator basah menggeliat di kasurnya. Diana berpikir dia harus mulai menyetok batre di kamarnya sendiri. Tapi mungkin lebih baik mengambilnya dari kamar anaknya saja.
21125Please respect copyright.PENANAvQCEHr7xlt
21125Please respect copyright.PENANAbnHqSIgl0l
“Apa kabarnya anak mama yang selalu terangsang ini?”
21125Please respect copyright.PENANARlH8WNpUL1
Diana muncul lalu menempelkan tubuh ke punggung anaknya karena mau mengambil makanan di lemari. Putingnya serasa menggelitiki punggung.
21125Please respect copyright.PENANAq4FKl1NDND
21125Please respect copyright.PENANAGE8fPqTNlB
“Ya makin terangsang karena mama nih.”
21125Please respect copyright.PENANAda3pBRP1Ly
Diana menatap payudaranya yang menekan punggung anaknya.
21125Please respect copyright.PENANADqdmBFlibk
“Maaf, abisnya mau ambil makanan sih.”
21125Please respect copyright.PENANA5EuFb0Vstp
Diana mundur membuat tubuhnya tak lagi menempel. Dana berbalik dan matanya menatap puting mamanya yang keras.
21125Please respect copyright.PENANAsqxnfhXgag
21125Please respect copyright.PENANAhqxSRUrTKO
“Masih pagi gini kok udah keras sih mah?”
“Abis pake handuk sih, jadi gini nih,” kata Diana sambil mengelus puting dengan telapak tangannya.
“Ceria bener pagi ini mah.”
21125Please respect copyright.PENANAqT9GIkKTeb
“Iya dong. Kan biar semangat.”
“Mau ngapain aja mah hari ini?”
21125Please respect copyright.PENANAzsNeGY4tOi
“Gak tau. Kamu maunya mama ngapain aja?” tanya Diana sambil menggoyangkan bahunya. Otomatis payudaranya pun ikut bergoyang.
“Gimana bisa mikir kalau perut kosong mah.”
“Ya udah. Mama bikin panekuk aja ah. Biar bikinnya sambil goyang.”
Dana duduk lalu tertawa, “goyang sambil bugil.”
21125Please respect copyright.PENANAktweKRTDRW
Diana lalu membungkuk untuk mengambil wajan dari bawah lemari sambil menggoyangkan pantatnya, “goyang wajan nih.”
21125Please respect copyright.PENANANjieTojMXF
Bebepara saat kemudian setelah panekuk matang, keduanya pun sarapan.
21125Please respect copyright.PENANAx7CVLAFg7z
“Apa anak perkasa ini mau menolong mamanya yang udah tua dan telanjang?”
“Siap. Mama kan tau caranya memotivasi tanpa busana.”
21125Please respect copyright.PENANAetwDjqNSlE
Dana tersenyum melihat mamanya tertawa.
21125Please respect copyright.PENANADJa7nWKcoq
“Apa mama juga suka telanjang di depan papa?”
“Gak juga. Tapi sehabis ngelakuin sesuatu, kayak ngebikin kamu, kadang mama telanjang sampai sore atau malam.”
“Mama dan papa aneh juga ya?”
“Mama saling mencintai. Jadi mama dan papa hanya bersenang – senang saja. Lagian meski tua, namun tak mesti berpikiran kolot.”
“Jadi menurut mama, anal seks, masturbasi dan bicarain trisom, normal gitu?”
Diana menunjuk ke anaknya, “Hei, trisom hanyalah fantasi. Lagian bukan salah mama kalau papamu suka pantat. Urusan ranjang mama juga gak perlu jadi urusanmu. Wew,” Diana lalu menjulurkan lidah ke anaknya.
Dana mengangkat alis mendengar pengakuan baru mamanya.
21125Please respect copyright.PENANADY6iRpC6gH
"Dana tahu cara ngabisin waktu hari ini mah."
21125Please respect copyright.PENANA23LPJIOJNa
"Oh ya, ngapain tuh."
“Tapi, mama jangan marah ya…”
Diana memotong ucapan anaknya, “akhir – akhir ini kamu doyan bener bener bilang gitu?”
“Abisnya, mama telanjang sih. Bukan salah Dana kalau terangsang.”
21125Please respect copyright.PENANASxyUoKUKW7
“Iya. Jadi apa yang mau kamu katakan?”
“Yah. Pokoknya gak kan melewati batas kok.”
“Baik. Kalau gak ngelanggar aturan sih mama gak keberatan kok.
“Janji ya mama takkan marah. Meski Dana selalu terangsang, tapi Dana selalu nurut. Hanya saja kini Dana makin penasaran.”
“Terus.”
21125Please respect copyright.PENANAinpKQL26M1
“Dana,” mata Dana kini menatap meja, “ingin lihat seperti apa sih anal seks itu.”
“Apa? Kamu ingin mama bawa pulang pria lalu memberi pantat mama cuma – cuma demi memenuhi rasa ingin tahu kamu?”
“Bukan begitu mah. Tapi pake mainan mama.”
“Pake itu? Sambil ditonton kamu? Kenapa gak cari tahu di internet saja?”
“Internet? Itu sih palsu mah.”
21125Please respect copyright.PENANAlFpqlrV0oX
“Mama tak percaya kamu ingin nonton mama pake dildo di pantat mama sendiri.”
“Juga sambil Dana fotoin yah mah.”
21125Please respect copyright.PENANABkFNbfDyKq
Diana terkejut mendengarnya.
21125Please respect copyright.PENANAdZSxqdrl0h
“Mama kan udah pernah sama papa. Lagian Dana gak bakal pegang – pegang kok, jadi jangan marahi Dana dong.”
21125Please respect copyright.PENANAslaXjwQowC
Diana menggeleng, “Mama kayaknya ngelahirin maniak. Biar mama pikirkan dulu. Memang itu tak melanggar aturan kita, namun kayaknya terlalu jauh melangkah. Kalau mama menolak apa kamu jadi gak mau bantuin mama?”
21125Please respect copyright.PENANAaMlD6oCLUz
Dana memutuskan saatnya untuk pergi dari dapur. “Tentu tidak mah. Meski mama menolak Dana tetap akan membantu kok. Panggil saja kalau ada yang harus dikerjain mah. Cuma tadinya Dana takut mama marah.”
21125Please respect copyright.PENANASKVWFryMYG
Dana pun bangkit lalu menuju ke kamarnya untuk main komputer.
21125Please respect copyright.PENANA9w58ejNXtK
Di dapur, Diana beres – beres. Lagi, perutnya kembali dilanda mules. Setelah beres, Diana ke kamarnya lalu duduk di kasur sambil berpikir. Memainkan dildo ke pantat tak bisa disebut normal jika dilakukan di depan anak sendiri. Apalagi sambil di foto. Diana tak terlalu mengkhawatirkan hasil fotonya. Setelah melihat betapa anaknya menjadi termotivasi dan penurut membuat Diana percaya padanya. Permintaan anaknya sangatlah liar meski tanpa sentuhan.
21125Please respect copyright.PENANAV4kLSEtjCJ
Diana tak ingin membuat anaknya marah. Jadi sepertinya tak berbahaya asal masih dalam aturan. Apalagi dia telah masturbasi dua kali. Bahkan menyentuhkan jemari di anus. Tak heran anaknya jadi penasaran soal anal seks. Diana kembali teringat saat mengambil wajan sambil menggoyangkan pantat. Diana berpikir mungkin anaknya seperti suaminya.
21125Please respect copyright.PENANAg417EILz5k
Diana teringat per – anal – an dengan suaminya. Diana juga ingat betapa nikmatnya orgasme yang dirasakan saat masturbasi sambil ditonton anaknya. Diana jadi merasa bersalah menyebut anaknya saat orgasme, bukan menyebut suaminya.
21125Please respect copyright.PENANAyNQCxSh476
Tak pernah terpikirkan oleh Diana untuk menggantikan suaminya dengan anaknya. Namun, Diana akui ketegangan seksual di rumahnya makin meningkat setelah Diana memutuskan telanjang. Diana kembali memikirkan saat – saat bahagia dengan suaminya. Begitu indah, liar dan nikmat. Kini, semuanya telah hilang.
21125Please respect copyright.PENANAhlR2QdhpPI
Suaminya kurang suka diajak belanja. Jadi, untuk memotivasi suaminya, Diana membuat sebuah permainan kecil. Jika sedang belanja, suaminya menantang dia untuk melakukan lima hal, jika ada satu yang tak dipenuhi maka Diana kalah. Pun sebaliknya. Hadiahnya, ya seks.
21125Please respect copyright.PENANA2xOJo6yUl4
“Dingin bener nih kulkasnya. Biar agak angetan dikit, taruh bh mama di kulkas,” suaminya menyeringai sambil menunjuk kulkas yang ada di supermarket. Diana pun melepas kaitan bh, menarik tali dari lubang lengan bajunya hingga lepas. Kemudian menaruh bhnya ke kulkas.
21125Please respect copyright.PENANAvfVPSXD2Yr
“Papa hutang bh baru,” Diana pun berbalik dan melangkah.
“Di bagian roti kok gerah bener yah. Buka aja cdnya di sini mah.”
21125Please respect copyright.PENANAfZX1yPhRuM
Diana berhenti lalu menoleh ke suaminya, “Itu ngomong doang atau tantangan pah?”
“Kamu takut ada yang liat? Itu tantangan mah.”
21125Please respect copyright.PENANAtpzNDhTziR
Diana menatap suaminya sambil menyeringai. Diana melangkah ke sudut bagian roti, mengangkat roknya, menggoyangkan pantat, menurunkan cd lalu mengangkat kaki untuk melepasnya.
21125Please respect copyright.PENANAaAORLjVCF4
David menoleh mendengar suara wanita tua yang menggerutu kepada pria tua yang menatap Diana. David ingin Diana menyadari kehadiran pasangan tua itu, maka David menunjuknya. Diana tertawa menyadari apa yang David tunjuk.
21125Please respect copyright.PENANAo14UtSH7WP
Diana tersenyum sambil mengelus seprai. Delapan tahun tanpa belaian lelaki membuatnya gila. Diana tak pernah menyadari perubahan yang terjadi sepeninggal suaminya.
21125Please respect copyright.PENANAnrJfsqsjKQ
Meski menyukai pantat, namun David bisa dibilang wajar; munkin anaknya pun demikian. Kematian suami membuatnya sadar betapa kita tak tahu kapan kehidupan ini akan berakhir. Pikiran erotis itu membuat Diana sadar sekaligus menggelengkan kepala.
21125Please respect copyright.PENANAEyv0AdIVxs
Diana pun melangkah mengambil hand body, kamera saku digital dan dildonya. Setelah terkumpul Diana pun duduk.
21125Please respect copyright.PENANAqcp8fgwzpI
21125Please respect copyright.PENANAUJPaiSOq0Y
“Sini nak!” teriak Diana lantang.
“Tunggu mah,” jawab Dana sambil bergegas ke kamar mamanya.
21125Please respect copyright.PENANASPxhzNf98W
Diana merasakan jantungnya berdetak lebih kencang mendengar suara anaknya mendekat.
21125Please respect copyright.PENANAg1yDauXBGG
“Mau ngapain dulu kita mah?”
“Nih,” Diana melemparkan kamera ke anaknya.
21125Please respect copyright.PENANAWyWHUNex6Z
“Kamu ingin mama ngapain dulu?” Diana menunjukan bodylotion dan dildo ke anaknya.
“Maksudnya apa mah?”
“Misalnya berbaring dulu, terlentang atau berlutut.”
“Maksud mama ada banyak cara?”
“Duh, kayaknya bakal jadi masalah kalau mama kasih tahu semua yang mama tahu. Mau telungkup,” Diana lalu telungkup, melebarkan pahanya. “Atau sambil berlutut,” Diana berguling lalu bangkit berlutut. Diana menoleh ke anaknya.
21125Please respect copyright.PENANAMMHhRyp4gX
“Gitu bagus mah.” Dana menatap kamera di tangannya. Merasa sangat beruntung. “Setelah selesai boleh dipindahin ke komputer kan mah?”
Diana menatap anaknya sambil memuntahkan hand body ke tangannya. “Apa mama perlu menambah aturan soal foto juga?”
21125Please respect copyright.PENANAhz6cscrNc0
“Tenang mah. Tak akan ada yang tahu kok.”
21125Please respect copyright.PENANADj2zlTpVx7
Dildonya kini dilumasi hand body. “Ingat, yang kayak gini mesti dilakukan oleh pasangan yang saling mencintai. Wanita bukanlah daging yang bisa diolah seenaknya untuk kesenanganmu sendiri. Wanita juga punya perasaan dan emosi. Hormatilah selalu itu!”
21125Please respect copyright.PENANAUFOOEwDZBX
“Gini aja mah. Kalau mama memang tak nyaman, mending gak usah diteruskan deh. Lagian Dana juga gak kan marah kok.”
“Makasih nak. Tapi mama rasa gak apa – apa kok. Kamu memang kayak papamu.”
21125Please respect copyright.PENANAjB8L3lUWmc
Dana bisa melihat wajah mamanya yang penuh semangat.
21125Please respect copyright.PENANAuqVWpG1YnS
21125Please respect copyright.PENANA70XQXVmgDY
“Biasanya pria membantu melumasi. Namun dalam kasus kita tentu tidak. Jadi mama memakai jari sendiri untuk melumasi pantat mama.”
“Makasih mah.”
21125Please respect copyright.PENANALXxHK8Uoep
Diana mendengus tertawa kecil.
21125Please respect copyright.PENANABViUH4GgCN
Dana melihat jemari mamanya perlahan masuk ke anus. Lalu tangan yang lain menyemprotkan hand body ke anus. Setelah itu jemari lainnya mencoba masuk. Kini telunjuk dan jari tengahnya sedang berusaha memasuki anus mamanya. Kedua jemari itu bergerak berputar di dalam anus. Hand body kembali disemprotkan dan kini tiga jari yang menari. Kembali dilumasi, empat jari pun keluar masuk membuat suara yang terdengar erotis di telinganya.
21125Please respect copyright.PENANA4yutl6xJoI
Diana melepas jemarinya lalu meraih dildo. Jempolnya berada di tombol.
Dana melihat lubang anus mamanya membuka lebar.
21125Please respect copyright.PENANAkV12AoloVa
21125Please respect copyright.PENANAfFlgPNZnAw
Diana menyentuhkan ujung dildo ke anus. Diana menatap anaknya yang berdiri menganga, “Halo nak, mama udah siap nih!”
“Apa mah?”
“Pake kameranya dong!”
21125Please respect copyright.PENANAF616tGnekX
Setelah kamera itu berada di depan wajah Dana, Diana mulai memasukan dildonya.
21125Please respect copyright.PENANAvnhbe9p3Vn
“Uh… Kalau kamu ngelakuin ini sama cewek, mesti pelan – pelan karena awalnya sangat tak nyaman,” kata Diana sambil menggerakan bibirnya. “Jangan pernah lakuin tanpa pelumas!”
21125Please respect copyright.PENANA9l3kST2Rpg
Diana berhenti sejenak saat setengah dildo sudah masuk. Dia bisa mendengar suara tombol kamera ditekan. Setelah itu Diana melanjutkan aksinya.
21125Please respect copyright.PENANAiFjdxujrnS
“Kita biarkan dulu sejenak.”
21125Please respect copyright.PENANA3e2hgCYNxY
Diana menggoyangkan pantatnya sambil mengawasi anaknya yang sibuk memakai kamera.
Akhirnya, tangan Diana mulai menarik kemudian mendorong lagi dildo itu. Dana mulai semakin sibuk dengan kameranya.
21125Please respect copyright.PENANAgN9ilxb8wF
21125Please respect copyright.PENANATUa0ritG0n
“Kamu menikmati pertunjukannya? Dasar anak sesat!”
“Bercanda terus ah mah.”
“Dulu papamu bahkan memakai video, bukan kamera kecil kayak gitu.” Tangan Diana mulai bergerak cepat.
“Apa? Di film mah?”
21125Please respect copyright.PENANAVbKrPYIEr6
Diana tertawa melihat anaknya sibuk mengutak – atik kamera. Diana menunduk dan mulai mendorong dildo di anusnya lagi. Nafasnya mulai memburu.
21125Please respect copyright.PENANAHEO0PyXnTk
“Oh, oh, oh.” Diana menjerit lalu lunglai jatuh ke kasur saat tubuhnya gemetar. Tangannya kini berada di sisi kepalanya. Saat berbaring otot anusnya membuat dildo itu perlahan keluar dan jatuh ke kasur.
21125Please respect copyright.PENANAZAU6GzHP7i
Dana melihat anus mamanya membuka – tutup berulang – ulang.
21125Please respect copyright.PENANAlAvkgtiJHf
"Keren," kata Dana sambil memainkan zoomnya.
21125Please respect copyright.PENANAyB4U6EwAeD
Diana mendengar jelas kata – kata anaknya. Tapi kesenangannya membuat Diana mengangkat pantat dan melebarkan paha ke arah anaknya.
21125Please respect copyright.PENANA4TVzZCo5Vo
“Goyang pinggul goyang pinggul oh asiknya,” suara Diana terdengar serak.
21125Please respect copyright.PENANA51oCKfjlKA
Setelah bergoyang Diana pun lemas dan tergolai di kasurnya. Wajahnya penuh keringat.
21125Please respect copyright.PENANA8rFpDr9anv
21125Please respect copyright.PENANAYMCJ2VcjO9
“Kamu mesti bantu – bantu mama abis ini.”
“Iya mah, abis mindahin ke komputer.”
21125Please respect copyright.PENANAyoLdpThGY9
Dana bangkit lalu menghilang keluar. Diana meraih dildo di sampingnya lalu menatapnya. Memang tak sama seperti saat bersama suaminya dulu. Tapi untuk sekarang rasanya cukup. Tiba – tiba Diana tersenyum lalu memasukan dildo itu ke mulutnya. Diana tetap mengulum dildo sambil melangkah ke kamar mandi. Sayang anaknya tak melihat ini, batin Diana.
ns 15.158.61.51da2