Namaku Putri ( Nama Disamarkan ) berusia 18 tahun. Duduk di bangku sekolah kelas 3 sma. Aku terlahir dari keluarga serba kekurangan. Keluargaku hancur karena ayahku seorang pemabuk. Ibuku yang begitu sabar tidak mampu lagi menahan emosinya setiap kali mendapati suaminya pulang dalam keadaan mabuk. Peristiwa ini terjadi saat aku bersama pacar dan teman - teman sekolah berwisata di sebuah pulau wisata.
Setelah makan malam, kami kembali ke kamar masing - masing. Wisata yang mereka sengaja diambil hari Sabtu sehingga dapat menginap. Mereka pamit dengan alasan ada penelitian yang harus mereka lakukan di sebuah pulau.
Udara di pulau wisata semakin dingin. Terlihat Bagas dan aku duduk dibawah pohon besar. Terlindung dengan suasana lampu remang. Terlindung sehingga mereka tidak nampak ketika dilihat dari kejauhan.
“ Bagas memelukku dari arah belakang. “ Kamu senang sayang berada disini ?” tanya Bagas padaku yang menyandarkan kepala di pundaknya.
“ Aku sangat senang sayang, apalagi saat - saat bersamamu seperti ini “ jawabku sambil menatap kekasihku itu.
Tiba - tiba Bagas mendekatkan bibirnya ke bibirku. Aku memejamkan mata.Perlahan Mario mendaratkan ciuman di bibir ranumku. Aku membalas ciuman itu. dan membiarkan Mario melumat bibir tipis milikku.
“ Ahh…ahh…
desahku pelan menikmati permainan bibir Bagas. Lidah Bagas masuk kedalam mulut, mencari lidahku dan memilin lidahku.
Aku membalas pilinan itu dengan penuh kemesraan. Saling memilin didalam mulut.
“ Ahhh..ahhh….Gas…
desah lirih saat merasakan sebuah tangan menjamah payudaraku. Bagas sedikit kaget saat menjamah payudara milikku. Karena saat itu aku tidak mengenakan bra.
“ Kamu…tidak “ Bagas tidak melanjutkan ucapannya.
“ Iya, saya tidak mengenakan bra saat ini. menimpali ucapannya.
" Kalo malam aku tidak pakai Bra" ucapku pada Bagas6071Please respect copyright.PENANA2Doe1j0tSS
Bagas berpindah mengecup leher, meninggalkan bekas merah di sana. Tangan kirinya meremas payudaraku.
Tangan Bagas seakan tak mampu menampung payudaraku. Walaupun masih terbungkus baju. Namun remasan tangannya kurasakan begitu enak. Membuat aku mendesah lirih.
Aghh…aghh…terus sayang…rintih ku menginginkan lebih dari remasan tangan itu.
Ciuman bagas semakin turun, menuju dadaku yang putih mulus.
Aku memberikan kesempatan pada Bagas untuk menikmati tubuh mulusku. Ya aku hanya pasrah dalam himpitan nafsu yang dibuatnya.
“ Bagas…ahh…uhh…
Putri merintih saat mulut Bagas mengecup puncak payudara yang kenyal. Putingnya yang kecil dengan warna pink membuat Bagas hanyut dan ingin merasakan kekenyalan puting itu.
Slupp…slupp…Bagas menjilati dan perlahan mengulumnya. Mario bagaikan menyusu padaku. Aku mendesah desah keenakan dan makin membenamkan wajah Bagas ke payudara yang hangat.
“Ahh…sshhtt..ahhh…” kepala aku mendongak keatas merasakan hisapan mulut Mario pada p*yudara miliknya yang putingnya mengeras.
Malam itu di bawah pohon rindang dengan disaksikan bintang - bintang di pulau itu. Seorang Putri pertama kalinya merasakan sentuhan nafsu dari seorang Bagas.
“ Kamu suka Put “ Bagas bertanya tanpa melepaskan hisapannya pada payudara yang basah oleh air liurnya.
“ Hmm” aku hanya mengangguk pertanda dia sangat menikmati permainan asmara mereka.
Setelah puas menikmati p*yudaraku, Bagas berdiri dan melorotkan celana pendeknya plus cdnya.
Membuat kontol miliknya bebas di depan wajahku. Aku spontan yang menutup matanya.
Bagas meraih tanganku yang masih menutup kedua mataku.
“ Kenapa matanya ditutup, sayang ?” cegat Bagas sambil memegang pentungan yang belum maksimal kerasnya.
“ Peganglah, Putri dan rasakan betapa pentungan ini akan membawa kenikmatan untukmu “ senyum Bagas padaku dengan wajah yang memerah.
“ Aku takut Bagas, punyanya begitu besar “ ujarku namun harus menuruti keinginan Mario. Tangan halusku menjamah kontol itu. Terasa kontol itu di dalam genggaman mulai mengeras.
“ Bagas….saya takut melihat milikmu…” lirihku.
“ Jangan takut sayang, nikmati saja”
“ Mainkan kontolku dengan tangan halusmu itu “ bujuk Bagas agar aku mau melakukan apa yang disuruhnya.
Aku akhirnya mulai menggerakkan tangan. Mengusap kontol Bagas yang ada di dalam genggaman
“ Yes..ahh…ahh…lebih cepat Put…ahhh” desah Bagas merasakan usapan tanganku. Walaupun aku itu belum pengalaman. Namun Bagas dibuat melayang - layang merasakan permainan tangan milikku.
Pada ujung kontol mengeluarkan cairan licin bening yang lengket.
“ Gas, ini apa…ihhh…” aku sontak melepaskan genggaman pada kontol Bagas.
“ Itu namanya air mani sayang. Itu membuktikan kalau kau sangat pandai mempermainkannya “ Bagas berbohong.
“ Lanjutkan sayang…mainkan pentungan milikku “ bujuk Bagas sambil memegang kontol dan memberikannya kepadaku lagi.
“ Gas ini tidak membuat aku hamilkan ?” tanyaku di sela - sela aktivitasnya mengocok pentungan Bagas yang semakin tegak dan mengeras.
“ Tidak sayang, bagaimana mungkin kamu bisa hamil “ jelas Bagas.
“ Putri kamu coba jilatin kepala kontolku “ ujar Bagas pada Putri yang bingun.
“ Maksud kamu apa Gas ?” tanyaku padanya yang tersenyum kecil.
“ Buka mulutmu sayang “ Bagas meminta padaku untuk membuka mulut. Aku hanya menuruti keinginan Bagas.
Ku buka mulut lebar - lebar, saat itulah Bagas yang tengah memegang pentungannya, memasukkan ke dalam mulutku.
“ Gleek…jangan Gas…” aku memberontak saat kontol itu berada didalam mulut.
“ Namun kepalaku dipegang olehnya sehingga tidak mampu berbuat banyak.
Bagas mendorong masuk kontolnya masuk kedalam mulut.
“ Kamu diam saja, sayang…” Bagas menyuruhku untuk diam.
Dengan kontol berada di dalam mulutku, Bagas menggerakkan pantatnya. Membuat kontol miliknya keluar masuk di dalam mulutku yang merasa jijik.
“ Mbelll….mblll…..clep..clep…” suara kontol keluar masuk di mulut yang hanya pasrah dan menutup mataku.
Aku tidak berani melihat reaksi Bagas yang mendesah nikmat akibat pentungannya yang keluar masuk di mulutku. Kulihat kontol miliknya basah oleh air liurku.
“ Ahhh…aghhh..aghh..” tiba - tiba kulihat Bagas bergelinjang hebat. Dia dengan cepat mencabut kontlnya dari dalam mulutku. Dia mengocoknya dengan cepat.
Ahhh..ahhh…enakk…Putri.
Kulihat pada ujung kontolnya memuncratkan cairan kental berwarna putih.
Nafas Bagas memburu. Dia tersenyum puas padaku, dan kembali menaikkan celana pendeknya.
“ Terima kasih, Put…” Bagas berucap sambil memegang pipiku.
“ Itu tadi apa Mario ?” tanyaku pada Bagas yang duduk disampingku sambil memelukku.
“ Itulah cairan kenikmatan namanya sayang “ Bagas mengecup pipiku.
Aku masih bingung dengan keadaan yang baru saja terjadi.
“ Jangan bingung sayang, setiap orang yang berpacaran pasti melakukan hal ini “ jelas Bagas.
“ Maksud kamu ?” tanyaku padanya.
“ Tanyakan pada pada teman - teman lainnya “ ungkap Bagas padaku.
“ Kamu tidak perlu takut, kamu tidak akan hamil kok “ jelasnya lagi.
Malam semakin larut namun aku belum mampu memejamkan kedua mataku. Kejadian di pinggir pantai tadi terus terbayang. Tiba - tiba entah mengapa aku ingat pada Miranti yang belum ada di kamar.
“ Kemana anak itu “ gumamku dalam hati. Aku pun akhirnya berinisiatif mencari keberadaan teman sekamarku itu.
Aku keluar dan menyusuri tepi pantai. Pantai ini memang kalau malam hari lampunya sengaja di redupkan. Untuk menghemat listrik atau apalah. Itu yang aku tahu dari orang - orang.
Aku tiba pada sisi kiri tepi pantai. Dari kejauhan aku melihat tiga orang remaja sebayaku. Walaupun lampu redup namun aku dapat mengenali mereka.Namun ada yang aneh yang kulihat dari kejauhan. Seorang gadis remaja dalam keadaan membungkuk. sementara di belakangnya seorang remaja laki - laki tengah bergoyang maju mundur. Dan remaja yang satunya lagi berada di kepala gadis itu.
Aku dengan hati - hati mendekati dan beruntung tidak jauh dari mereka ada rimbunan pohon rindang, sehingga aku tidak terlihat.
Aku terkesima, ternyata Miranti tengah disetubuhi oleh Tiar dan Riko. Riko dibelakang sedang menggerakkan pantatnya maju mundur. Kulihat Riko tidak mengenakan celana lagi. Kulihat kontol Riko yang tidak terlalu besar tengah keluar masuk di lubang memek Miranti. Sementara itu Tiar memegang kepala Miranti dan mendorong - dorong keluar masuk kontol miliknya.
“ Aghh..aghh..lebih kuat….ayo…lebih dalam lagi Tiar…” sayup - sayup ku dengar suara Miranti meminta Tiar agar bergerak lebih cepat.
“ Oh…yess….punyamu enak…ayo…tusuk lebih dalam lagi….. “ racau Meranti di sela - sela hisapannya pada kontol milik Tiar.
“ Aghhh..aghhh….aku keluaarr..” ku dengar Tiar menjerit panjang lalu mencabut kontolnya dari dalam lubang memek Meranti.
“ Ya..kamu payah…protes Meranti pada Riko yang duduk di sebuah kursi kecil.
“ Sekarang giliran kamu Tiar..” Riko memberikan kesempatan pada Tiar untuk melakukan aksinya.
Tiar mencabut kontolnya dari dalam mulut Meranti. lalu berjalan menuju selangkangan Meranti yang masih dalam posisi ngangkang membelakang.
Kulihat kontol Tiar lebih besar dari milik Riko. Tiar lalu membuka lebih lebar kedua kaki Meranti. Lalu kulihat Tiar mencocokkan kontolnya di lubang memek Meranti.
“ Kamu siap sayang…” ucap Tiar sebelum menghentakkan pantatnya meneroboskan kontol miliknya ke dalam lubang memek Meranti yang terdorong ke depan.
“ Aghhh….anjir…..punyamu lebih enak Tiar….” jerit Meranti yang meremas kedua susunya yang bergelantungan bebas.
Tiar dengan cepat menggoyangkan pantatnya yang diiringi putaran pantat Meranti menyambut tusukan kontol di dalam lubang memek yang sudah becek oleh cairan Riko tadi.
“ Yes…yess..cepat…ahh….enak..Tiar…aghh” ceracau Meranti di sela - sela permainan mereka.
Aku yang menyaksikan itu, entah mengapa kurasakan pada milikku basah. Aku pegang, terasa enak kusentuh. Membuat aku semakin larut. Kuraba lubangku dengan tangan.
“ Ahh…ahhh….” racauku sambil menyaksikan persetubuhan Tiar dan Meranti.
“ Ayo…tusuk…lebih dalam…yess….punyamu enak banget…” Meranti menggeleng - gelengkan kepala merasa enak karena tusukan kontol Tiar yang didalam lubang memeknya yang semakin banjir.
Kulihat Tiar memegang pinggul Meranti dan semakin cepat menggerakkan pantatnya maju mundur. Meranti membalas perlakuan Tiar dengan meremas susunya yang bergantungan turun.
“ Aghh…ahhh…aku..mau keluar…” jerit meranti yang matanya merem melek.
" Tahan sayang...kita keluarin barengan...ouhhh...akkhhh..."6071Please respect copyright.PENANA60MyeheAJW
“ Iya.., sayang…aku juga..ahhh..aku juga mau keluaaar “ jerit Tiar dan Meranti bersamaan.
Tiar semakin cepat menggekot Miranti dari atrah belakang. Dia memegang pinggul gadis itu dan terus mementokkan kontol besarnya di dalam luabng memek Miranti.6071Please respect copyright.PENANAK7zvZZ5m4W
Miranti seakan makin kesetanan mendapatkan tusukan dasyat dari Tiar.6071Please respect copyright.PENANALFEajff8jr
Dia membalas dengan menggoryangkan pinggulnya, kadang berputar, kadang di gerakkan kekiri ke kanan.6071Please respect copyright.PENANAPI6ambzPPs
" Anjirrr....terus genjot sayang...makin cepat...ayooo..mentokin kontol kamu didalam sana" jerit Miranti yang digempur dari arah belakang.6071Please respect copyright.PENANANF3imLITcQ
" Kamu suka kontolku...ayooo...teriaak...bilang kamu suka kontol Tiar" ujar Tiar6071Please respect copyright.PENANAb9JAnr4cFC
" Iyaa...aku sika kontol kamu....aku suka di entot sama Tiar. Kontol Tiar besar" racau Miranti.6071Please respect copyright.PENANAQuuNi3eGkK
Tiar mencabut kontolnya dan terus mengocoknya. Kulihat cairan kental keluar dan tumpah di pantat Meranti. Cairan kental itu mirip punya Bagas. Inikah yang dimaksud oleh Bagas.
Aku bergegas kembali ke kamar. Setelah tidak lama, Meranti datang dan langsung menuju kamar mandi. Mungkin dia membersihkan tubuhnya setelah di genjot oleh dua orang. Aku akhirnya terpulas dan terbangun di pagi hari.
Pagi ini kami berkumpul di resto untuk sarapan pagi yang disediakan oleh pengelola pantai.
Kulihat Meranti dan Riko duduk berdampingan, sementara Tiar dan Puspa bersebelah.
“ Mario kok belum datang “ kataku pada Tiar.
Sebentar lagi, dia baru selesai mandi sewaktu aku ke restoran “ terang Tiar padaku.
“ Wah sudah komplit ternyata “ suara Mario membuyarkan suasana sepi diantara kami.
Mario tersenyum padaku. Gimana tidurnya semalam. Nyenyakkan ?” tanya Mario padaku yang mengambil kursi disebelahku.
“ Iya, nyenyak banget “ kataku singkat padanya.
“ Pukul 15.00 sore kita check out teman - teman “ ungkap Mario pada kami semua.
“ Dan suatu hari nanti kita akan mengulanginya lagi, tapi bukan disini ?” Mario dengan semangat berkata pada teman - teman pergaulannya itu.
Iya kami berenam dari sekolah yang berbeda. hanya aku dan Mario yang satu sekolah. Sementara Puspa dan Meranti satu sekolah. Sedangkan Tiar dan Riko dari sekolah yang berbeda.
Nasib yang mempertemukan mereka. sama - sama dari keluarga broken home. Hanya saja Puspa dan Meranti berekonomi cukup. Dan Mario tidak diragukan. Dia anak orang kaya.
Mario kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya. Lantaran kedua orang tuanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.
6071Please respect copyright.PENANA5gwbeGCoSy