Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2piZlBNX3W
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq3aKQGjx1l
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvqtJL7FCuu
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtW9IVVngGf
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCZ476OuYli
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdal2icL3XG
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxzmC66HQrZ
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJuGK5RdbhO
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYr5p8FVD8O
“Iya mang.. hayu…”. 12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx00ZWdx4O5
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡobNIpkQNcb
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0AQNw8Ud1h
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmNSllsltTZ
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLiinbXCb40
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSR38o14rym
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡywIjOit06R
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWoPGhm8af2
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1uCozPWZlh
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFQylkdQzte
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCLdCXYGO8t
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIUFnUIopIQ
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmW4eU3rKKu
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp7vJgLlXgV
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb8V1TWsQ0t
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlib5EgyVy7
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHAfOnJjLCt
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoUp2S3ECes
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqh9MVmYvPg
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7AFyhLhwWY
“Sungguh indah,” batinku.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoAcfN50OIP
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS3sUeLhEeU
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8J1q6WVqWA
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaP5b3Xf7hW
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWkrDCDSlH
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9xvPoTdLOY
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ71EWYeWN4o
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPftG7AM80Y
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJMei72ec8
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRbI3PYcKRc
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3R45ns7HeC
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdhh8FL1QRy
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhYdx4QB3Vo
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLrgsIkDmkj
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmynHmprd8W
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnQf4dG3mle
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk0ehAmEBYu
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgMyWXWHGQ6
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAc4D8F4NbP
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ9tzkRnVrC
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6a4eTINWS
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRhPeB8BWH9
“Masa?” Cecar bi Ijah.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYyRO7A7MMr
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1WYnQEtX2n
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBymTCoWFJD
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaCYjoPhSX9
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTu3ReUOOjl
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyX40wvKPdA
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0yVnIdyqdB
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ072gomjQnl
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrG8LMoEg9Z
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe5p6LQjNbF
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGNVwX5wMxh
“Mangga bi.”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVwWJ3pFDZu
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzmEUdnszuA
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUMgNgmXD1Y
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ64Dth8M6sX
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJB4StVtot7
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3E6nSvYMMn
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFRZAZsOvhf
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxZxTMYHiq
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxzQAZAe0qn
Dug…dug…dug…12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1SAD3MMOR3
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡREr7NV4JCV
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWY6myu1dCl
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCSvp9RbqMH
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYf7Aip97Us
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhVfsvDxalS
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRarIc3nqes
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqvkxqL9eSa
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiPqo9z45k2
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzvPpIqXkyr
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZtfuu4rcXx
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCsDSVhFN6p
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6QKrJzE7hA
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2PSST4sQcs
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbThh40A1nt
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBNLtZPT78h
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrYGSv3PtYj
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7KdRMYEFiB
DUG DUG DUUUUG.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDLkkQ60Ige
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4QfvP51Vv8
Croooottttt…12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1bdpguKgh6
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKZofkXzv86
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTai2jZnXWE
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYWRwPCqH6
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOedAiGfwHu
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5PJYmM3KJb
Waktuku pun terasa melambat.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3DuNpSDqZc
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUXWG1rByDP
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtNZPcPZ7az
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJX1iHUo9Fz
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8tKj0kB0n
“I..iya bi. hehehe..”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIzPxLrMGnI
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO9KgAMpf5p
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJwntls5c2V
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3mCqKRbpRi
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCGRnAkozWP
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBvHegZYB05
Aku segera meloloskan semua pakaianku.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzP0OJrmoV0
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5mohAy7ESW
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpR44UQKI21
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaquxbrUKt6
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVQD8Ion81T
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxIGi6eolk
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRARWoi6WlY
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWaHRceRzMw
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHjQgQ6FTpo
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPfBtzbBnFG
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡasU64AtFxr
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDn87rXq5JV
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPLLgTWmmVB
“Ibu…”12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlyqpsQKM0C
12Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡverioYouis
Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
