Sudah dua tahun sejak ayah Sean meninggal. Sean masih berusia enam belas tahun saat tragedi itu terjadi. Meskipun Sean sangat merindukan ayahnya, tapi itu tidak lebih dari yang dirasakan Mamanya. Hidup mereka dulunya ideal, tinggal di pusat kota, menempati rumah mewah, dan segala kenyamanan lain sebagai tanda hidup berkecukupan. Segalanya hampir sempurna sampai kecelakaan itu terjadi.
Haryo Arya sedang mengemudi pulang dari tempat kerja ketika sebuah mobil yang dikendarai seorang pemabuk menyeberang ke jalur yang berlawanan dan menabrak mobilnya secara brutal. Haryo sama sekali tidak punya kesempatan. Polisi bahkan mengatakan bahwa mobil pemabuk itu melaju dengan kecepatan hampir seratus mil per jam.
Acara pemakaman selalu sulit bagi semua orang. Kerabat serta rekan Haryo datang untuk mengucapkan bela sungkawa karena ayah Sean tersebut selama hidup dikenal sebagai orang yang begitu menyenangkan. Namun, setelah pemakaman selesai, Liana dan Sean harus pulang dan menghadapi kehilangan itu sendirian. Kecelakaan itu mengubah hidup mereka secara drastis.
Mama Sean, Liana, harus kembali bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka bahkan harus menjual rumah peninggalan Haryo. Dua tahun lamanya Liana meniti karier dari nol sebagai seorang pialang saham. Penuh suka duka namun pada akhirnya wanita cantik itu perlahan mulai mendapatkan hasil. Kariernya cemerlang hingga bisa membeli rumah lagi di pinggiran kota. Rumah itu lebih kecil dari sebelumnya, tetapi sangat nyaman sebagai tempat tinggal bagi dirinya dan Sean. Kehidupan ekonomi mulai tertata, Liana dan Sean tak perlu lagi mencemaskannya.
Meskipun dua tahun sejak kecelakaan itu secara finansial kehidupan Liana dan Sean mulai kembali stabil, namun secara emosional sangat sulit. Liana dan Sean masih harus berjuang. Mereka bersandar satu sama lain untuk saling mendapatkan dukungan dan oleh karena itu mereka menjadi lebih dekat dibanding ibu dan anak remaja pada umumnya. Sean menjadi kepala rumah tangga dalam waktu semalam, tetapi remaja itu tahu bahwa dia tidak akan bisa menggantikan posisi Ayahnya.
Sean adalah pemuda tampan dengan tinggi hampir 180 sentimeter, ditunjang berat badan proporsional serta wajah menawan, Sean terlihat begitu sempurna untuk ukuran remaja pria seusianya. Namun, meskipun dia tampak sebagai remaja yang percaya diri, Sean sebenarnya sangat pemalu.
Meskipun Sean memiliki wajah tampan ayahnya dan mata biru cerah ibunya, Sean tidak pernah nyaman saat berdekatan dengan wanita seumurannya. Sean ingin berkencan, tetapi setiap kali dia dekat dengan seorang gadis yang menarik, Sean akan menjadi kelu dan salah tingkah sendiri.
Sean telah lulus dari sekolah menengah atas, prestasi akademiknya membuat Sean diterima di sebuah universitas negeri lewat jalur beasiswa. Namun dibalik semua prestasi dan penampilannya yang begitu menarik sebagai seorang pria, Sean hingga detik ini belum sekalipun berhasil mendapatkan pacar.
Rasa malu yang ada dalam dirinya bukanlah perasaan malu biasa, itu adalah ketidakpercayaan diri yang membuatnya lemah dari dalam. Tanpa keberanian dan selalu tertutup. Selama ini Sean tak pernah membicarakan permasalahan ini dengan Liana, setiap kali Mamanya menanyakan tentang kehidupan sosialnya, Sean selalu mengatakan baik-baik saja. Hingga detik ini, dia berhasil menyembunyikan permasalahan itu dari sang Mama.
Liana Arya, janda cantik berusia 37 tahun. Di usia yang cukup matang sebagai seorang wanita, penampilan Liana tak kalah mempesona. Banyak orang bahkan tak pernah percaya jika usia Liana sudah berkepala tiga lebih, mereka menganggap usia Liana jauh lebih muda. Tubuhnya mungkin tak terlalu tinggi, hanya sekitar 158 sentimeter, tapi dengan bentuk badan langsing terawat serta pantat padat dan payudara berukuran jumbo, membuat Liana begitu mempesona dan menarik perhatian banyak lawan jenis.
Liana merasa tak nyaman dengan tatapan liar para pria saat melihat kemolekan tubuhnya, itulah yang membuatnya dia jarang mengenakan pakaian sexy. Liana lebih sering mengenakan pakaian kasual yang cenderung menutupi lekuk tubuh indahnya.
Liana sebenarnya merasa sangat kesepian setelah kematian Haryo dua tahun silam. Orang yang begitu dicintainya sejak jaman kuliah itu harus pergi dengan cara yang begitu tragis. Sesekali Liana bisa mengusir rasa kesepian itu dengan sibuk bekerja, namun setiap kali kembali pulang ke rumah, perasaan hampa itu kembali hadir.
Karena kesepian itulah, Liana pernah mencoba untuk menjalin hubungan dengan pria baru. Bagaimanapun dia harus move on dan membuka lembaran cerita baru. Sayangnya, dia belum pernah bertemu seseorang yang benar-benar dia sukai atau yang bisa membuatnya terhubung secara emosional.
Liana memang masih memiliki hasrat seksual yang kuat. Namun bagi Liana, seks bukanlah hal utama yang dia cari dalam sebuah hubungan. Di usianya yang telah matang seperti ini, Liana membutuhkan lebih daripada seks. Celakanya, banyak pria yang datang di hidupnya sudah lebih dulu melabelinya sebagai seorang janda muda yang bisa dengan mudah diajak menghabiskan malam di atas ranjang, sesuatu yang membuat Liana patah arang untuk menjalin hubungan baru dengan pria lain.
Sean berkali-kali menyarankan untuk segera menikah lagi. Anak semata wayangnya itu sama sekali tak mempermasalahkan jika akhirnya ada sosok pria baru yang hadir di kehidupan mereka berdua. Namun, Liana bergeming, trauma ditinggalkan oleh Haryo masih belum benar-benar hilang dan itu membuatnya sulit untuk membuka hatinya bagi pria lain.
ns 15.158.61.20da2