Perkenalkan namaku Vania Delicia aku seorang wanita bertubuh pendek namun sedikit kekar karena aku suka nge-gym bersama suamiku, aku hanya memiliki tinggi 155 cm begitu pendek sekali namun payudaraku bisa dibilang lumayan untuk wanita seukuran diriku, kulitku pun putih bersih dan rambutku pendek, dan usia ku kini sekarang sudah 29 tahun aku terlihat lebih tua dan matang ketimbang suamiku yang masih berusia 24 tahun, suamiku bernama Vrans Philip ia keturunan Prancis dan Korea badannya tinggi hampir 190 cm, badan suamiku juga kekar berotot karena selalu nge-gym dan makan banyak protein, kulit suamiku sama seperti aku putih, rambutnya model Curtain sangat rapi, dagunya tegas, dan pastinya ganteng dan itu yang bikin banyak perempuan nakal menggoda suamiku namun aku terus melindungi pandangannya karena Vrans hanya berhak melihat tubuhku yang kecil dan seksi.
Ketika malam hari tiba aku rebahan di kamar sudah siap untuk menghadapi keganasan suamiku, aku tak memakai apapun benar-benar tanpa busana namun ku tutup dengan selimut ranjang, saat jam menunjukkan pukul setengah delapan malam akhirnya suamiku masuk ia membawa laptopnya karena ia baru saja selesai bekerja ia kemudian menaruh laptopnya di atas meja kecil lalu mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur temaram, suamiku kemudian membuka kaos ketatnya sampai terlihat tubuhnya yang atletis dan menonjolkan otot-ototnya, perutnya sixpack dadanya bidang punggungnya lebar bersayap bahunya bulat lengannya besar dan berurat, membuat aku semakin tergiur bahkan aku sampai ngiler, namun entah kenapa suamiku tetap dingin dan datar sehingga akhirnya aku mencoba memuji dan menghiburnya dengan melepas selimut ranjang yang menutupi tubuh telanjang ku sambil aku meraba-raba vaginaku
"Ayo sayangku yang kekar dan tampan, aku udah gk tahan lagi!!!"
Suami ku hanya menjawab
"Baiklah sayangku" jawabannya begitu simple dan datar.
"Kamu kenapa sih dari tadi semenjak pulang dari gym muka kamu datar begitu?!" Aku bertanya kepadanya dan aku sangat curiga.
Tapi suamiku hanya menggeleng pelan tetap datar, ia kemudian naik ke ranjang menindih tubuh kecil ku dan mengecup bibirku.
Aku merasa nikmat dan sangat terangsang, tapi aku masih curiga sama ekspresi datar suamiku, ia sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata romantis dan menggairahkan, tapi ia tetap mengecup bibir ku menjilati leherku dan kemudian turun ke payudaraku dan menghisapnya dengan rakus.
"Aaaahhhhh enak ayo lagi aaaaahhhhh, kamuuuhh kenapa sih masih aahh cemberut aja sayang~?!" Aku bertanya sambil mendesah keenakan.
"Gak kenapa-kenapa sayang".
Jawabannya begitu singkat membuat aku semakin curiga tapi aku tetap menikmati foreplay yang diberikan suamiku.
Hingga kemudian suamiku menjilati vagina ku, jilatan itu sampai terdengar bahkan suamiku meludahi nya lalu menjilatinya lagi.
"Aaaaaaahhhhhh uuuuuhhhh haaaahhh, geli geli geli hahaa aaaahhh, aaarrghh sayang aku geli hmm~" aku mendesah keras keenakan tapi suamiku diam saja dan fokus membuat diriku orgasme.
Hingga akhirnya karena jilatan suamiku mengenai area g spot area tersensitiv wanita, aku langsung muncrat berkali-kali sehingga cairan bening ku mengenai wajah suamiku.
"Aaaaarrrgghhhh enaaakkk aaahhh, uuuhhh aaahhh~, sayang enak uuuhh enaakk iya mau lagi!!!" Aku begitu ketagihan luar biasa sampai kejang-kejang, tapi suamiku.
"Ok kita lanjutkan!"
Udah gk ada kata-kata romantis dan kata-kata menggairahkan yang keluar dari mulutnya, kenapa suamiku ini, ada masalah apa dengannya.
Hingga akhirnya suamiku melepas celana dalamnya, dan terlihat lah penisnya yang begitu besar dan ada beberapa urat, membuat aku deg-degan namun senang.
"Ayo hisap!" Kata suamiku dengan datarnya.
Aku pun menghisapnya saja berharap suamiku merasakan kenikmatan dan ekspresi wajahnya berubah.
"Emmmm slurrpp, aku berharap kamu gk cemberut dan datar lagi, aku bikin kamu merasakan apa yang aku rasakan tadi sayang~!" Kataku dengan manja sambil menggoda suamiku, namun tetap saja suamiku masih saja datar seolah tak merasakan apapun padahal aku begitu ganas menghisap penisnya.
Setelah beberapa menit berlalu penuh kenikmatan foreplay akhirnya dimulai.
Saat aku menjilati puting suamiku dan menjilati perut sixpack nya, suamiku tak tahan dan langsung menggendong ku lalu merebahkan diriku dengan begitu lembut tapi wajahnya masih saja datar.
"Aaahhh kamu begitu tampan dan gagah dan atletis, aku benar-benar tidak sabar sayang~!" Kataku mencoba membuat ekspresi suamiku berubah.
"Ok kita mulai!" Kata suamiku sangat datar dan seperti orang kaku!
Dan kemudian ia mengarahkan penisnya yang besar dan berurat sudah sangat ereksi keras.
Hingga akhirnya "BLEEESSSS", batang tebal berurat dan keras itu masuk dengan mudahnya ke dalam vaginaku yang sudah licin sekali karena aku sudah terlalu banyak muncrat saat foreplay.
"Aaaaahhhh auuwwwhhhh uuuuuhhhh, hmmmm~ aaaahhh iyaaahhh ennnaaaak suamiku~!" Aku mendesah menikmati setiap sodokan penis suamiku, tapi ekspresi suamiku biasa-biasa saja bahkan seperti orang kaku.
"Ok rasakan saja sayang!" Kata suamiku yang selalu menjawab singkat dan datar.
"Aaahhh kaamuu kenapaa siiihh daritadi muka kamu datar muluuu aaaahhh?" Aku bertanya sambil menikmati penetrasi penis suamiku ke dalam vaginaku dan semakin dalam bahkan mentok.
"Aku... Gk kenapa-napa, udah jangan banyak tanya lagi aku muak!" Katanya dengan nada datar campur sedikit jengkel!
Aku langsung mengernyitkan dahi bingung dengan sifat suamiku, sebenarnya ia ini memiliki masalah apa.
"Aaaahhhh uuuhhh yaudah terserah kamuu aaah, yang penting aahh kamu dan penis mu ini hanya milik aku aaaaahhh enaaakk!!!" Kataku sambil sedikit mengancam dan mendesah nikmat, walaupun aku tau ekspresi suamiku biasa-biasa saja saat ku ancam begitu.
"Oh..." Hanya itu saja kata-katanya sambil terus menyodok vagina ku sampai ia tak sadar aku muncrat lagi dan lagi, membasahi tubuh atletis suamiku.
"Aaaaahhh aku keluar lagi, aaaaahhh enaaaakkk lagiii terusss aaahhh!!!" Aku menggila mendesah lebih keras lagi merasakan betapa nikmatnya vagina dan rahimku penuh oleh penis besar suamiku.
"Ok aku akan lebih cepat lagi!" Katanya singkat masih datar namun sepertinya suamiku menyembunyikan ekspresi puas dan menikmati dari aku, yang padahal wajahnya sangat merah dan nafasnya terengah-engah.
Posisi demi posisi kami berdua lakukan, aku bahkan tak tau sudah berapa banyak aku muncrat bahkan sampai seprei ranjang basah sekali oleh keringat kami berdua dan cairan bening ku, saat itu jam menunjukkan pukul 20.30 dan kami berdua masih berhubungan seksual.
Suamiku begitu tahan lama dan sama sekali belum memuntahkan spermanya sedikitpun, sementara diriku tak terhitung jumlahnya aku muncrat, pada saat itu aku berbaring miring dan dari belakang suamiku mengangkat satu kakiku dan kembali memasukkan penis besarnya, namun kali ini ia tak masukkan ke vagina ku, tapi ke anus ku karena ia sudah menggunakan kondom ukuran besar karena takut robek dan tak muat lagi kondomnya, sebelum anal sex suamiku meludahi lubang anus ku dan kemudian suamiku meminta aku meludahi tangannya, dan "CUUIIIHHHH" aku meludahi tangan suamiku dan ludahku itu digunakan untuk pelumas alami.
Setelah selesai dan anus ku sudah lumayan licin, suamiku memasukkan penis besarnya yang sudah dilindungi kondom ke dalam anus ku.
"Aaaaduuuuhhh masih sakiiit sayang~!"
"Tahan sebentar!"
"Aaaaahhhhh ookeeehh uuuuhhh aaahh, pelan-pelan lagi masih sedikit nyeri aaaahhh!"
Aku pada saat itu masih merasa nyeri walaupun sudah menggunakan pelumas alami mungkin karena anus ku yang sangat sempit dan penis suamiku yang begitu besar.
Hingga akhirnya lama kelamaan sangat-sangat nikmat, dan aku mulai ketagihan bahkan aku mengeluarkan air liurku saking nikmatnya.
"Aaaahhhhh enaakk sayang ku~, aaaahhh mau lagi aaaahhh teruss sodok lebih dalam anus ku sampai longgar sayang!" Aku mulai menggila lagi karena saking menikmatinya.
"Ok" jawabannya begitu simple dan singkat namun dia tetap mempercepat ritmenya.
"Iyaaahhh begitu sayaangg aaah, enak banget aaaahhh uuuuhhh"
Namun karena vagina ku nganggur, aku menstimulasi nya sambil menikmati penetrasi anal dari suamiku.
"Aaaaahhhh aaaaahhh uuuuuhhhh enak banget, aaahhh aku bersyukur mendapatkan suami seperti dirimu~"
"Oh, Iya" jawabnya sangat singkat sekali membuat hatiku sedikit bersedih namun itu semua tertutup oleh kenikmatan yang ia berikan hanya untukku.
Namun tiba-tiba saja suamiku mengambil sebuah dildo besar dan sudah begitu licin.
"K-amu mau ngapain sayang aaahhh?!"
"Diam saja dan nikmati saja!"
Lalu kemudian ia memasukkan dildo besar itu ke dalam vaginaku yang sudah sangat lucin, dan masuk begitu mudah.
"Aaaaahhhhh iyeeeesssss uuuuuhhh, ka-mu kok tau aaahhh aku suka kalau begini aaahh?"
"Karena aku suami mu"
Jawaban itu membuat hatiku kembali hangat, dan aku begitu senang sekali akhirnya mulut suamiku mengeluarkan kata-kata yang membuat hatiku hangat.
"Te-terimakasih suami ku, eemmmmm aaahh aku seneng banget aaahhh!"
"Aku juga", katanya walaupun singkat tapi membuat aku begitu senang, dan aku melanjutkan kembali menikmati penetrasi ganda dari suamiku.
Beberapa jam berlalu dan saat itu jam menunjukkan pukul 21.30. dan untuk yang terakhir aku muncrat lagi lebih banyak lagi karena saking menikmatinya.
"Aaaaaahhhhhhhh aaaaarrrgghhhh uuuuuhhhhh, emmmm iiihhhh aaahhh", aku mendesah begitu keras sekali karena sudah klimaks di tahap akhir.
"Aaaaahhh akhirnya enak sayang, terimakasih vagina dan anusku sampai longgar sekali, dan kamu kuat banget tahan berjam-jam" aku memujinya sambil menciumi wajah dan lehernya.
"Sama-sama, sudah aku mau tidur!" Katanya dengan singkat dan simpel tapi ia mengecup bibirku sebelum tidur membuat aku semakin mencintainya lagi.
"Yasudah, selamat tidur pangeran tampan ku!"
Hingga akhirnya suamiku tertidur pulas, namun penisnya masih saja tegang dan keras, aku masih ingin lagi sebenarnya namun aku juga lelah karena sudah hampir ratusan kali aku muncrat dan juga seprei ranjang sudah sangat basah.
Sebelum tidur aku merapikan dildonya dan pelan-pelan melepas kondom yang masih melindungi penis besar suamiku, lalu meletakkan kedua diatas meja dekat lampu, lalu aku mematikan lampu dan tidur sambil memeluk dan meringkuk dekat suami ku.
924Please respect copyright.PENANAvnXranrIOg