Keesokan paginya tiba, dan ku kira ekspresi suamiku berubah tapi tetap saja masih kaku dan datar.
Saat itu aku selesai mandi dan aku mengintip suamiku dari kamar dan ia sedang duduk di sofa sambil memaki sepatu olahraganya, ia sudah siap dengan setelan workout nya yaitu berupa tanktop ketat, celana pendek olahraga, jam tangan mahalnya, dan sepatunya itu.
Lalu tiba-tiba saja suamiku berdiri dan menuju kamar, aku langsung berpura-pura tidak tau dan langsung membuka lemari lalu mencari pakaianku, hingga akhirnya suamiku masuk ke kamar.
"Vania aku mau ke tempat gym langsung, kamu kalau mau jalan kerja pakai kunci cadangan aja!" Katanya.
"Loh kok emangnya kamu mau nge-gym lagi abis kerja, emangnya gk capek sayang?" Kataku dengan sangat khawatir.
"Enggak kok, emang setiap hari sebelum aku menikah sama kamu aku selalu dua kali nge-gym dalam satu hari" katanya dengan jujur dan datar.
"Oke deh, tapi kalau kamu kecapean jangan dipaksa sayang aku khawatir!" Aku semakin cemas dan khawatir, tapi suamiku tetap kekeuh.
"Gk papa, udah kamu kalau mau jalan kerja jalan aja!" Katanya dengan sedikit nada jengkel.
"Ok ok, tapi kamu jaga mata looh kamu kan suamiku dan aku istrimu" kataku memperingati suami ku.
"Iya" jawabannya sangat singkat sekali hingga akhirnya suamiku keluar kamar dan kemudian menuju pintu rumah, lalu masuk ke garasi dan naik mobilnya dan kemudian jalan menuju gym tanpa ada pamitan hangat dengan istrinya ini.
"Kenapa yah, padahal semalam hubungan badan kami berdua enak-enak saja bahkan sangat menggairahkan?!" Aku bingung dan bertanya-tanya.
"Haaahh aku harap pas aku pulang ekspresinya berubah dan menjadi ceria lagi"
Aku kemudian memakai setelan kantorku sedikit seksi karena aku memakai rok pendek, strapless crop top, dan cardigan tipis, lalu jam tangan mahal hadiah dari suamiku, dan kalung hadiah dari suamiku juga, dan gelang.
"Oke waktunya berangkat"
Aku pun keluar kamar dan keluar rumah kemudian mengunci pintu rumah dengan kunci cadangan karena kunci rumah asli dibawa oleh suamiku, lalu aku naik ke mobil sedan ku dan perlahan melaju menuju kantor.
Beberapa jam berlalu dan pada saat itu jam menunjukkan pukul 11.30, aku pada saat itu berjalan berniat membeli makanan bersama teman ku Sinta, kami berjalan menuju lift dan turun ke lantai bawah lalu keluar gedung menuju warung warung makanan.
"Kamu mau beli apa Van?" Tanya Sinta kepadaku.
"Kayaknya sate enak, ayu ke sana mumpung belum terlalu ramai nanti kalau terlalu ramai takut kelamaan!" Kataku sambil menunjuk ke arah tukang sate gerobakan yang hampir ramai.
Saat sampai kami berdua kemudian memesan untuk dibungkus, namun aku tak sadar tukang sate ini mangkal di dekat sebuah tempat gym, aku langsung melirik ke arah gym itu dan benar saja.
"Gk mungkin!!!"
Suamiku nge-gym di sana, terlihat dari kaca jendela gym yang lebar suamiku Vrans Philip sedang nge-gym, namun yang membuat aku kaget ia nge-gym bersama seorang wanita berkulit coklat gelap yang mengkilat karena keringat.
Wanita itu memakai sport strapless bra dan celana pendek begitu ketat, rambutnya dikuncir kuda, dan lipstiknya begitu tebal seperti sengaja ingin membuat suamiku tergoda.
Aku mencoba mendekat sedikit walaupun aku masih menunggu sate pesanan ku dan Sinta selesai, aku menguping dari jauh sambil melirik karena pendengaran aku tajam.
"Kamu begitu kuat dan cantik, aku tak menyangka kamu bisa squad dengan beban 120 Kilo, dan kamu begitu seksi"
"Jangan begitu, kamu lebih kuat, tampan, gagah, putih, dan seksi juga aku menyukai perut sixpack dan dada bidang mu!"
Aku begitu terkejut mendengarnya, bahkan terlihat suamiku main sentuh sentuhan dengan wanita negro itu, aku sedikit kesal dan rasanya aku ingin mendobrak pintu gym itu menghampiri suamiku dan menampar wajahnya, namun tiba-tiba.
"Van, Vaniaa!!" Sinta memanggil ku.
"Kamu kenapa bengong sih, ini punyamu ambil!" Tanya Sinta sambil memberikan sate milikku.
"Gk kok Sin, gk apa-apa"
"Tapi kok tadi kamu bengong sambil melirik ke gym itu, emngnya ada apaan sih?" Tanya nya penasaran, tapi aku beralasan kepadanya.
"Gk kok beneran gk apa-apa, cuma ngelirik doang sih kamu kepo banget" aku menjawab tapi sedikit gemetar takut Sinta tau aku berbicara bohong kepadanya karena aku dan Sinta sudah lama berteman.
"Yaudahlah, kalo begitu ayo cepetan kita balik ke gedung!" Katanya sambil menarik-narik tanganku, hingga akhirnya aku mengikutinya namun aku masih melirik ke arah gym itu dan masih melihat suamiku bersama wanita negro itu dan terlihat mereka semakin mesra, bahkan suamiku tersenyum lembut kepadanya, sementara semalam saat kita berdua berhubungan seksual ia sama sekali tak tersenyum bahkan sangat kaku dan datar.
Beberapa jam berlalu dan akhirnya jam menunjukkan pukul 17.30, aku pada saat itu sudah pulang ke rumah dan memarkirkan mobil sedan ku, dan aku melihat mobil suamiku sudah terparkir dan pastinya suamiku sudah pulang.
"Huh pulang juga akhirnya" aku menggerutu sedikit kesal.
Aku kemudian masuk ke dalam rumah dan meletakkan kunci cadangan di rak sepatu, dan saat aku melihat ruang tamu ada suamiku sedang duduk dan fokus dengan laptopnya sampai tak sadar bahwa istrinya ini sudah pulang ke rumah.
"Ehemm..."
"Owh, selamat datang sayang!" Suamiku menyambut kepulangan ku dengan simple, tanpa pelukan bahkan ciuman.
Aku kemudian berjalan menghampiri suamiku dan duduk di sampingnya dan memegang lengannya yang kekar.
"Kamu kenapa sih, aneh banget?!"
"Emang kenapa, kamu kan suamiku dan aku berhak duduk disamping mu dan memegang lengan mu yang besar ini!" Kataku sedikit protes dan manja.
Suamiku tetap diam datar dan kaku lalu kemudian kembali fokus ke laptopnya, aku begitu kesal karena suamiku hanya seperti itu saja responnya.
Namun tiba-tiba suamiku merangkul ku dan meremas payudara ku.
"Aaahh eeehhh, sayang?" Aku terkejut namun aku merasa senang bahagia dan nyaman walaupun dia tetap datar.
"Ehmmm kamu ini pura-pura ngambek yaaa...?!" Tanya ku sambil menggoda dan mencubit pipi suamiku.
"Apaan si, siapa juga yang ngambekan orang aku cuma mau gk banyak omong aja kok, gitu aja udah, kamu aja yang curigaan!" Katanya sedikit kesal namun wajahnya merah.
"Eeeehhh boong, itu pipi kamu merah juga!"
"Sok tau kamu"
Namun tiba-tiba suamiku menyudahi kerjaannya dan mematikan laptopnya lalu tiba-tiba saja ia menggendong ku menuju kamar.
"Eehhh..., sayang tumben hihihi!?" Kataku dengan manja sambil menggodanya dan mencubit pipinya lagi.
"Apanya tumben haa, inikan kewajiban ku sebagai suami mu memuaskan kamu!" Katanya dengan tulus dan membuat aku heran tapi hatiku lega.
Lalu kemudian kami berdua sampai di kamar, dan suamiku meletakkanku di ranjang dengan lembut, aku meletakkan tas laptopku dan dompetku di meja, namun tiba-tiba saja suamiku langsung melucuti pakaianku, ia melepas cardigan tipis ku, lalu kemudian mencium bibirku dengan lembut sambil menghisapnya sedikit.
"Emmmm, muachh muachh, aahh kamu kok tiba-tiba berubah gini, tadi pagi kamu datar dan kaku aja hmm?" Tanyaku sambil terus menggodanya lagi sampai membuatnya menjadi lebih bergairah.
Suami tak menjawab namun ia terus mencium bibirku dan leherku dan dadaku yang masih tertutup oleh strapless crop top, dan kemudian suamiku melepasnya sehingga akhirnya payudara ku terlihat jelas dan suamiku langsung menjilati dan menghisapnya dengan rakus namun aku begitu menikmati dan menyukainya.
"Aaaahhh uuuuhhh aaahh, ayo terus sayang lagi, ini semua punya kamu, dan kamu punya aku aaahhh enaaakkk!" Aku menggeliat menikmatinya.
Lalu kemudian suamiku melepas rok pendek ku dan celana dalam ku dan ia mengendus-endus pahaku yang mulus dan putih.
"Aaahh geli sayang, uuuuhhhh lagii aahh auuwwwhhhh" aku merasakan cengkraman tangan suamiku yang besar dan berurat.
Hingga akhirnya suamiku menjilati vaginaku, aku langsung menggeliat luar biasa namun suamiku menahanku dengan kuat.
"Aaaaaahhhhh geli enaaakk sayang, terus jilat karena aaakuuu mau keluar aaahh uuuhh!" Aku sudah mendekati orgasme karena suamiku menjilati vaginaku sambil mencolok nya dengan jarinya yang kekar.
"Keluarin sekarang juga sayang gakpapa!" Katanya sambil tetap menjilati vaginaku dan mencolok nya.
"Okeh, okeeehh aahh ini sebentar lagi keluar, aaahh uuuhh aaaaahhhhh yeeesss ahhh!" Aku menggeliat merasakan kenikmatan luar biasa.
Hingga akhirnya "CROOOOOTT, CROOOOOOT", aku orgasme dan membasahi wajah tampan suamiku dan bahkan sprei ranjang lagi.
"Aaaaahhhh enaaakkk uuuuhhh, nikmatnya haaahhhh aaahhh!" Aku terengah-engah.
Lalu kemudian suamiku mau membuka celana panjangnya, namun aku menolaknya karena aku kelelahan pulang kerja langsung orgasme dan kali ini suamiku mau memasukkan penis besarnya ke vaginaku yang kelelahan ini aku akhirnya menolaknya.
"Maaf sayang, aku capeek baru pulang udah langsung orgasme, aku butuh istirahat sebentar lagi aja yaa, maafin yaah!" Aku berusaha agar suamiku tak ngambek dan datar lagi, namun sayangnya suamiku langsung datar dan meninggalkan aku di kamar sendirian dan telanjang hanya sebuah kaus kaki saja yang masih menempel di kakiku.
"Aduuuh kenapa siih gini teruss!" Aku menggerutu lagi karena aku gagal membuat suamiku tersenyum padahal sebentar lagi ia tersenyum tapi karena aku kelelahan jadinya ia datar lagi dan bahkan jutek sekali.
"Aku benar-benar minta maaf, aku kelelahan mau bagaimana lagi hmmm!" Aku berbicara sendiri dan menyesal, hingga akhirnya aku membuka smartphone ku untuk menghilangkan rasa menyesal dan sedikit bosan.
ns 15.158.61.39da2