Terlepas dari perbudakan Widya oleh pak Narto, satpam Komplek yang dengan beruntungnya bisa mendapatkan tubuh Widya yang bisa ia nikmati kapanpun ia mau. Walau sudah tak setiap hari tubuh Widya selalu dijamah oleh pak Narto, tapi bisa dibilang sering. Hampir semua sudut rumah Widya sudah pernah digunakan pak Narto untuk menikmati setiap jengkal kemolekan tubuh tuan rumahnya.
8495Please respect copyright.PENANAObMA2wtCol
Waktu satu bulan bukanlah waktu yang bisa dibilang singkat. Ya, sudah satu bulan telah terlewatkan setelah hari pertama sejak saat Widya dinikmati tubuhnya atas izin sang mertua dirumahnya sendiri.
8495Please respect copyright.PENANAkAGLe6DZpm
Dalam waktu satu bulan yang intens di siram rahimnya oleh pak Narto, tak ayal benih yang masuk menjadi sebuah janin di dalamnya. Widya kini positif mengandung seorang calon bayi di dalam perutnya, namun belum bisa disimpulkan anak siapa itu. Kok bisa? Walau perut Widya telah terisi jabang bayi yang masih berusia 2 minggu, baru pak Narto maupun pak Kasno saja yang tau akan fakta kehamilannya itu. Evan, kedua orang tuanya sama sekali belum tau kabar tersebut. Kabar yang belum bisa ditentukan apakah itu kabar baik atau sebaliknya. Diluar pak Kasno dan pak Narto yang mengetahui kabar kehamilan Widya, apakah ada yang tau lagi? Jika ada pertanyaan seperti itu mungkin kurang tepat untuk di pertanyakan, mengingat Widya sendiri juga belum tau siapa ayahnya.
8495Please respect copyright.PENANA4aA2H3lOYv
Widya yang memang sudah sadar akan perbuatannya itu merasakan bersalah, namun disisi lain dirinya tak bisa terlepas dari kenikmatan yang selalu diberikan oleh pak Narto. Ibarat sudah tau tak bisa makan sambal sampai perut mulas, tapi tetap saja sambal tersebut dimakan.
8495Please respect copyright.PENANAVZ8RUWjsQB
Hari itu Widya tengah berada di kediaman kedua orang tuanya. Di depan kedua orang tuanya, Widya sama sekali tak memancarkan aura yang bisa membuat curiga akan dirinya. Widya hanya bersikap biasa dan mengobrol seperti pada umumnya. Kedatangan Widya di kediaman orang tuanya juga sebenarnya ada alasan tersendiri, dimana alasan tersebut bakal ia gunakan untuk menutupi kehamilannya yang sedang dialami.
8495Please respect copyright.PENANAXh847uOYo5
“Kamu serius, nak?”, tanya sang ibu.
“Iya, bu. Bisnis yang Widya kembangkan disana kan masih baru dan karna hal itu masih banyak yang harus Widya benahi”, balas Widya.
“Tapi apa ga sebaiknya kamu cek 2 minggu atau satu bulan sekali saja buat urusan?”, timpal sang bapak.
“ga bisa, bu, pak. Alangkah baiknya jika bisnis baru harus selalu di dampingi dan selain Widya disana buat urusin bisnis Widya itu, Widya juga sekalian mau jagain ayah Kasno. Kasihan, bu dia kan di kampung sekarang sendirian”
8495Please respect copyright.PENANAte9mrFPLPt
Kedua orang gua Widya terlihat berpikir untuk alasan yang di buat oleh sang anak cukup lama. Sambil keduanya saling mengangguk memilih keputusannya, sang ibu kembali berkata…
8495Please respect copyright.PENANAE9pAZHSZP1
“Kalau begitu keputusan kamu yaudah, nak. Tapi, nanti jangan lupa buat selalu kasih kabar. Jujur sebenarnya kami khawatir, tapi terlepas dari rasa khawatir tersebut, kami bisa sedikit hilangkan rasa khawatir tersebut karna nantinya ada pak Kasno yang jagain kamu”, ujar ibunya Widya.
“tapi kamu sudah bilang kan sama pak Kasno soal niatan kamu itu?”, sambungnya.
“Widya sudah bilang sama ayah Kasno, bu soal niatan Widya ini buat urus bisnis katering Widya yang ada disana”
“Kalo sama Evan?”, tanya sang bapak.
“Sudah, pak. Widya juga sudah bilang a Evan, dia mengizinkan Widya, Walau awalnya keberatan”
8495Please respect copyright.PENANAGBLldUZdwd
Pernah diceritakan bahwa setelah Widya memasang pelaris yang dibantu oleh mbah Mitro, bisnis katering Widya meningkat dan karna jumlah pesanan yang datang pada bisnisnya itu, Widya memutuskan untuk membuka rumah makan yang dibarengi dengan jasa katering di wilayah kota sang mertua, pak Kasno. Dari sebuah katering rumahan, berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan bagi Widya.
8495Please respect copyright.PENANASiYG69woFX
Untuk pak Kasno sendiri saat mendengar niatan Widya tersebut langsung disambut dengan senang hati dan bahkan ia sendiri yang menawarkan Widya untuk tinggal serumah dengannya. Jarak yang tak terlalu jauh dari rumah pak Kasno membuat Widya menyetujui hal tersebut.
8495Please respect copyright.PENANA2JmW8Jh6S3
“jadi mau berangkat kapan?”, tanya sang ibu.
“Paling sekitar 2 mingguan lagi, bu”
8495Please respect copyright.PENANAZ9cltAWVkC
Setelah mengutarakan niatannya dan mendapatkan izin dari kedua orang tuanya, Widya mengobrol seperti biasanya hingga sore hari menjelang dan Widya memutuskan untuk berpamitan pulang.
8495Please respect copyright.PENANA0pDTZg3uI1
Waktu yang menunjukkan hampir menjelang Maghrib dan langit pun sudah mulai gelap, Widya berjalan menelusuri jalanan Komplek. Memang seperti yang pernah di ketahui bahwa rumahnya dengan rumah kedua orang tuanya tak terlalu jauh, masih satu area Komplek.
8495Please respect copyright.PENANAcOxAa7O1yw
Dalam jalannya, Widya memikirkan alasan serta langkah berikutnya supaya tak menimbulkan rasa kecurigaan dari keluarganya maupun dari para tetangga atas kesalahan yang ia buat, namun tetap ia jalani. Sambil berjalan, beberapa kali Widya berjumpa dengan dua, tiga penghuni Komplek lainnya yang telah selesai pulang dari urusannya masing-masing.
8495Please respect copyright.PENANAREs1QTslDo
Saat Widya berjalan di area yang belum dibangun, masih berbentuk rumput-rumput tinggi, sebuah motor datang dari arah belakangnya dan berhenti tepat disebelah Widya. Widya yang merasakan kehadiran motor tersebut memalingkan wajahnya untuk melihat siapa orang tersebut.
8495Please respect copyright.PENANArbnUga92Jv
“Bapak…”, sapa Widya.
“pulang jam segini dari mana, bu?”
“Dari rumah ibu sama bapak, pak”
8495Please respect copyright.PENANA92REbPACmI
Pengendara tersebut ternyata pak Narto yang sedang berkeliling sore dengan motornya. Seperti biasa, setiap pak Narto melihat Widya pasti gejolak birahinya selalu naik. Entah kenapa pak Narto bisa selalu dibuat tak tahan hanya dengan melihat badan Widya tersebut. Dengan rasa birahinya yang muncul seketika, pak Narto mengutarakan niatannya.
8495Please respect copyright.PENANAG3TKL46mky
“jangan gila, pak. Ini tempat umum”, tolak Widya.
“ibu tau sendiri kan ini jalanan jarang dilewati orang karna memang disini belum ada pembangunan. Kita lakukan di balik rumput itu saja, bu. Lagian rumputnya tinggi-tinggi jadi ga ada yang bakal liat”, ucap pak Narto sambil menunjuk rerumputan tinggi di samping jalan.
“nanti malam saja, pak”, ucap Widya mau berjalan, namun pergelangan tangannya di tangkap oleh pak Narto.
“Bapak janji bakal lakuin cepet. Bapak sudah ga tahan banget, bu. Lagian bapak sedang ditunggu buat jaga pos. Saya janji bakal cepet selesai, bu”
8495Please respect copyright.PENANASbCcoMpTfc
Belum sempat Widya mengeluarkan suara penolakannya lagi, pak Narto menepikan motornya dan menarik Widya untuk masuk ke dalam rerumputan. Pikiran Widya sedang penuh dengan memikirkan cara kedepannya, dia juga sebenarnya mau melakukan permintaan pak Narto, tapi alasan dia tak mau karna hal tersebut diminta di tempat umum jadinya Widya menolak.
8495Please respect copyright.PENANAIqactRaI9A
“pak! Saya mau puasin bapak, tapi bukan bisa seenaknya di tempat seperti ini, pak”
“tapi saya Cuma sebentar aja, bu. Ayo lah, bu”
“Maaf, pak”
8495Please respect copyright.PENANArSKMnNouTE
Mungkin karna kepala Widya yang sedang penuh dengan apa yang sedang dipikirkan, Widya mendapat dorongan menolak secara langsung apa yang diinginkan oleh pak Narto. Bahkan hal tersebut lebih tegas dibanding penolakan yang pertama kali Widya lakukan pada pak Narto dulu.
8495Please respect copyright.PENANAb4r8SE5194
Dalam hal tersebut untungnya pak Narto tak marah dengan penolakan yang diberikan oleh Widya. Widya memang sempat berpikir sedetik setelah dirinya melontarkan kalimat tersebut, Widya takut bahwa pak Narto akan marah dan berbuat nekat dengan menariknya secara paksa ke dalam rerumputan dan dipaksa untuk memuaskannya atau lebih tepatnya dirinya akan di perkosa kembali, bukan Widya lakukan secara terbuka.
8495Please respect copyright.PENANAZzg27OoDlL
Widya yang sudah berjalan sedikit jauh dari pak Narto, pria tersebut menaiki motornya dan bergerak lambat di samping langkah Widya.
8495Please respect copyright.PENANA30hmuCuTLY
“Yaudah kalo begitu nanti malam saja bapak ke rumah dan ibu harus mau”, ucapnya lalu tancap gas.
8495Please respect copyright.PENANAoUY7yNmP3w
Widya yang mendengar ucapan pak Narto hanya acuh dan tak terlalu memikirkannya. Ia terus melangkahkan kakinya untuk berjalan pulang ke rumah. Lampu jalan terlihat sudah mulai menyala menerangi jalan yang Widya injak.
8495Please respect copyright.PENANAZPcTm1MKdj
Mengingat sore kala itu membuat Widya merasakan marah dan merubah pandangannya terhadap orang yang selama ini ia hormati. Widya sadar betul bahwa dirinya sering mendapatkan perlakuan seperti itu dari pria yang mendaki kenikmatan atas dirinya, namun apa yang di lakukan oleh pria itu terasa beda bagi Widya.
8495Please respect copyright.PENANA4GXcqUcdZa
Tak bisa dipungkiri bahwa Widya juga pertama menikmatinya. Bagaimana Widya menjelaskan perasaan tak menentu yang ia rasakan, yang jelas dirinya merasa kurang terima dengan perlakuan yang ia terima.
8495Please respect copyright.PENANAm7tOHHjsJH
Apa dan siapa yang Widya maksud itu?
8495Please respect copyright.PENANAFdYo72ec2h
Saat dirinya sampai di depan gerbang rumah tak sengaja berjumpa dengan sang anak yang juga pulang sehabis kegiatannya. Wajah kusam yang Widya keluarkan dari rumah kedua orang tuanya berubah menampilkan wajah yang ceria seperti biasanya di depan sang anak.
8495Please respect copyright.PENANAAeoOo85aZD
“Loh, mamah darimana?”, tanya Evan masih diatas motornya.
“Dari rumah ibu”, sambil menyuguhkan senyumnya.
8495Please respect copyright.PENANAvz9o7ixSFo
Evan yang berniat turun dari motornya dicegah oleh Widya, “mamah aja yang buka gerbang”.
8495Please respect copyright.PENANAwuGvpgsV8J
“Udah makan apa belum, nak?”, tanya Widya melihat Evan menutup pintu rumah.
“belum, mah”
“Aduh gimana ya…mamah lupa belum masak buat makan malam, tadi mamah keasyikan di rumah ibu sampe kelupaan buat makanan”
“Gapapa kok, mah. Kalo gitu biar Evan pesanin lewat aplikasi aja ya”, Widya mengangguk.
“mau apa, mah?”, sambungnya.
“Ngikut kamu aja deh”
“Sambil nunggu pesanan datang Evan mau Selesain tugas Evan sama sekalian mandi”
8495Please respect copyright.PENANAFQCIl7R6FD
Sepeninggalnya Evan naik ke kamarnya, Widya juga masuk ke dalam kamarnya untuk mandi karna hati sudah gelap dan dirinya merasa lengket akan keringat.
8495Please respect copyright.PENANAXfqTrInNvB
—
8495Please respect copyright.PENANA2OHAQHhRiP
EVAN
8495Please respect copyright.PENANAAZz2oBcnTq
“HHAAAAHHHH….capek juga hari ini”, ucap Evan sambil mengendarai motornya pulang.
8495Please respect copyright.PENANABO2uaPd4yW
Kecepatan yang Evan pacu pada sepeda motornya tak terlalu cepat dan saat baru melewati gerbang utama masuk Komplek dirinya berpapasan dengan pak Narto yang sama juga menggunakan sepeda motornya. Seperti biasa saat Evan bertemu dengan Satpam tua tersebut Evan tak selalu lupa untuk menyapanya walau hanya sekedar lambaian tangan biasa dan pak Narto membalas lambaian tangan balik sambil tersenyum ramah.
8495Please respect copyright.PENANALGB6pTMVq0
Saat dirinya sudah dekat dengan rumah, Evan melihat sosok perempuan yang tak asing lagi bagi dirinya. Sosok mamahnya terlihat berjalan sendirian entah dari mana beliau itu.
8495Please respect copyright.PENANAHx83IYt42w
“Loh, mamah dari mana?”
8495Please respect copyright.PENANAMKFFf2YVGe
Terlihat dari kejauhan tadi wajah mamahnya terlihat kusam seperti sedang memikirkan sesuatu, namun langsung berubah ketika tau bahwa ada Evan di depannya.
8495Please respect copyright.PENANAlZ1AnN9yY2
Beberapa percakapan singkat terjadi dan Evan masuk mengikuti mamahnya yang terlebih dahulu di depan, Evan menyalakan rokok terakhirnya sebelum masuk mengikuti mamahnya.
8495Please respect copyright.PENANA7JX0nNf9eJ
Dari pandangannya Evan bisa melihat tubuh mamahnya yang sekal itu, walau hanya memakai pakaian biasa namun masih tetap membuat wanita tersebut tetap terlihat keseksiannya. Lekuk tubuhnya tercetak jelas dari pakaian yang ia kenakan membuat Evan menelan Salivanya.
8495Please respect copyright.PENANAVtAUqTsTRR
Dari belakang Evan hanya memperhatikan sosok wanita yang mendapat peran sebagai mamahnya.
8495Please respect copyright.PENANAp2gKjCJZhk
Layaknya laki-laki, Evan yang dikenal oleh mamahnya sebagai anak baik pun juga pasti bisa merasa apa itu namanya terangsang akan tubuh seorang wanita, begitu pun akan tubuh mamahnya sendiri. Lekuk tubuh yang masih terlihat sempurna seperti ABG dan buah dada yang menyembul padat dari balik baju, pantat yang berisi dan kulit putih mulus. Sosok wanita berumur 38 tahun, namun terlihat tak seperti umurnya itu. Tak terangsang? Ga normal. Mempunyai hasrat untuk menggagahi itu baru salah.
8495Please respect copyright.PENANA8O7zsWYuL9
Setiap orang mempunyai sisi baik dan buruknya sendiri. Setiap orang yang terlihat baik belum tentu dalamnya juga mencerminkan yang sama. Masih ada, tapi tak banyak dan tak bisa tau yang mana saja.
8495Please respect copyright.PENANATIkSbAQC5T
Sama seperti Evan sendiri. Terlihat tak ada maslah dan hidup tanpa ada h yang terlihat buruk? Jangan terlalu cepat menilai. Evan sosok yang masih samar-samar untuk ditebak.
8495Please respect copyright.PENANAfkQ2cbzaKA
Evan berjalan pergi ke kamarnya, namun saat berjalan Evan merasa kurang nyaman karna celananya terasa sedikit sesak dari sebelumnya akibat terangsang oleh tubuh sang mamah. Kalakiannya terasa mulai mengeras dan membesar.
8495Please respect copyright.PENANAWLWIFk3SMV
Setibanya di dalam kamar, Evan yang tak tahan dengan dorongan birahi yang datang membuatnya langsung menurunkan celananya dan mengeluarkan kontolnya yang sudah tegak berdiri sedari tadi. Di matikannya dengan cepat rokok yang masih tersisa banyak itu.
8495Please respect copyright.PENANA8qHEnq8eng
“Ooohhhh…ga tahan gue lihat badan mamah sendiri. Emang sudah gila gue”
“Maafin Evan, mah. Sssshhhhh….”
8495Please respect copyright.PENANAen5kVfd5jq
Sambil mengocok pelan kontolnya, Evan membuka laptopnya yang berada di dalam tas dan mengakses internet. Jemarinya membuka aplikasi bernama Instagram lewat laptopnya itu. Ia klik salah satu akun yang dimana akun tersebut adalah akun milik mamahnya. Disana terdapat banyak foto-foto mamahnya dan setelah merasa pas dengan salah satu foto, Evan kembali mengocok kontolnya sambil melihat foto pilihannya itu.
8495Please respect copyright.PENANAkzqdNKvU70
8495Please respect copyright.PENANAfMrJRwgWCH
8495Please respect copyright.PENANAfZAMAJV52o
Foto saat Widya memakai kebaya di acara resepsi salah satu temannya itu. Bagi Evan foto tersebut sangat seksi, dimana sang mamah memakai kebaya dengan memperlihatkan belahan dadanya yang besar dan kulit dada atas yang mulus bersih.
8495Please respect copyright.PENANAx5tZKbeIw8
CLOK!!! CLOK!!! CLOK!!!
8495Please respect copyright.PENANAyMoyLWUU3n
Kocokkan yang Evan lakukan sungguh bersemangat. Entah setan darimana karna ini adalah kali pertamanya ia berani beronani sambil melihat foto mamahnya sendiri dan kali pertama juga ia tak kuat karna terangsang oleh tubuh mamahnya. Salah, hal tersebut memang salah, tapi semua seakan tertutup oleh nafsu.
8495Please respect copyright.PENANAcMJWHAh92F
“Mah…toket mamah mantap banget. Ssshhhh…Evan pengen remas toket mamah itu. Ssshhhh….”
“Kenapa tubuh mamah buat Evan nafsu begini, mah”, ucapnya sambil mengocok cepat kontolnya di depan layar laptop yang tengah menampilkan foto Widya.
8495Please respect copyright.PENANAABDWrswrWk
Nafsu setan yang menyerang Evan kian menjadi dan rasanya Evan kurang puas dengan apa yang sedang ia lakukan. Ia kemudian memasukkan kembali kontolnya ke dalam celana dan pergi ke bawah dengan jalan yang terburu-buru.
8495Please respect copyright.PENANAxfXYyRBYr0
Evan pergi ke arah dapur dimana disitu terdapat kamar mandi yang biasa digunakan untuk Widya mencuci pakaian. Dengan tergesa Evan menghampiri keranjang pakaian kotor dan disana Evan mencari dalaman milik mamahnya yang akan dicuci. Benar, Evan menemukan celana dalam berwarna putih milik mamahnya, namun ada yang aneh disana karna pada celana dalam milik mamahnya itu terdapat cairan kental.
8495Please respect copyright.PENANAgKIR08S0OV
Saat Evan coba untuk menciumnya ternyata bau anyir seperti bau carian peju. Evan coba pegang cairan tersebut juga teksturnya kental dan lengket. Tak sengaja Evan melihat Name Tag bertuliskan huruf kapital “NARTO”. Name Tag tersebut terselip diantara pakaian kotor lainnya.
8495Please respect copyright.PENANAMqc6nmtakC
“apa pak Narto kesini dan onani pake celana dalam mamah?”, pikir Evan.
8495Please respect copyright.PENANAu3UpLvqpIa
Jika dipikir satpam tersebut memang datang ke rumah, jika tidak kenapa ada Name Tag miliknya yang berada di keranjang pakaian?
8495Please respect copyright.PENANAQuA6zEPoth
Bukannya marah, Evan malah dibuat makin terangsang oleh hal itu. Tanpa babibu, Evan mengambil celana dalam mamahnya yang berlepotan peju itu ke dalam kamarnya. Di dalam kamar, Evan kembali mengeluarkan kontolnya untuk kembali dikocok.
8495Please respect copyright.PENANAEmv9jaQdDB
Menggunakan bagian yang tak terkena cairan peju, Evan melilitkan celana dalam mamahnya itu untuk membungkus kontolnya dan menggunakan untuk mengocoknya. Rasa nikmat yang Evan rasakan sungguh sangat berbeda di banding saat belum menggunakan celana dalam tersebut.
8495Please respect copyright.PENANAbiVNAfaJVV
Beronani membayangkan mamahnya sendiri menggunakan celana dalamnya membungkus kontol serta melihat foto seksi mamahnya membuat Evan sangat menikmati hal tersebut.
8495Please respect copyright.PENANAYSaG4T0oDi
“Aaaakkkkhhh….nikmat banget rasanya. Ssshhhh…Evan pinjam celana dalamnya buat kocok kontol Evan, mah. Ssshhhh….”
“tadi pak Narto ngocok di celana dalam mamah…apa jangan-jangan pak Narto tadi ngentotin mamah? Ssshhhh….mamah nakal banget. Ssshhh….Aakkkhhhh…”, racau Evan.
8495Please respect copyright.PENANAjsg0jjlQr0
CROT!!! CROT!!! CROT!!!
8495Please respect copyright.PENANA31TmNvRCqE
Entah mungkin karna terlalu bernafsu atau karna hal lain, Evan dengan cepat meraih klimaksnya dengan menyemprotkan semua cairan peju nya di celana dalam mamahnya itu. Celana dalam yang sebelumnya terdapat peju pak Narto yang banyak, sekarang bertambah banyak oleh peju milik Evan.
8495Please respect copyright.PENANA8AgAz9D5Nz
“Aakkkhhhh….mmaahhh… Ssshhhh….”, ucapnya sambil mengoleskan sisa-sisa peju nya pada celana dalam.
8495Please respect copyright.PENANA83yXLmxFvM
Buka. Hanya digunakan mengelap kontolnya, Evan juga menggunakan untuk mengelap layar laptopnya yang tadi terkena semprotan peju nya itu secara menyeluruh hingga bersih kembali.
8495Please respect copyright.PENANAi3BwRfMG5l
Pertama kalinya Evan melakukan hal diluar batasnya, tapi rasa yang ia dapat bukan hanya sekedar rasa nikmat, tapi juga rasa puas yang ia rasakan sehabis onani sambil melihat foto beserta menggunakan celana dalam mamahnya sendiri sebagai sarana kocoknya. Bukan sedikit, tapi memang sangat salah bisa Evan sadar hal tersebut.
8495Please respect copyright.PENANAGiHVIic8lo
Setelah selesai dengan kegiatannya, Evan tak mau berbuat ceroboh dengan mengembalikan celana dalam milik mamahnya yang sudah berlepotan cairan peju miliknya beserta cairan lain yang masih belum terlalu jelas punya siapa itu ke dalam ranjang pakaian kotor. Evan memilih untuk menyimpan celana dalam tersebut di tempat yang aman supaya tak diketahui oleh pemiliknya.
8495Please respect copyright.PENANAvqGsuAdyBJ
“sepertinya gue memang harus mulai sedikit memperhatikan tingkah pak Narto”, pelannya.
8495Please respect copyright.PENANAhwVQ6KNbi0
Evan baru teringat bahwa dirinya punya pekerjaan yang belum ia selesaikan. Menggunakan jemarinya Evan langsung berkutat di papan keybord menyalin kalimat-kalimat yang ada di dalam buku yang diberi oleh dosennya.
8495Please respect copyright.PENANALbWHp24yZx
—
8495Please respect copyright.PENANAUTiIZtDkS8
Sementara itu di lantai bawah di waktu sebelumnya saat Evan masih mengurut benda kalakiannya di dalam kamar.
8495Please respect copyright.PENANAViujFkOA1w
Widya tengah berada di dalam kamar mandinya sudah telanjang bulat bersiap untuk mandi, tapi niat mandinya harus tertunda karna dirinya tiba-tiba merasa birahinya muncul. Dengan duduk di lantai kamar mandi, Widya membuka kedua kakinya sambil menggosok sendiri bibir memeknya menggunakan tangan.
8495Please respect copyright.PENANAywPb8MSARm
Tangan satunya bergerak meremas kedua buah dadanya sambil mulutnya terus mengeluarkan desahan.
8495Please respect copyright.PENANAO3lHUNzRkZ
“ssshhhhh….ssshhhhh….”
8495Please respect copyright.PENANAsRncyQ3FOj
Gosokan telapak tangannya bergerak makin cepat menggesek bibir memeknya hingga terasa mulai panas dibuatnya. Merasa kurang untuk meredakan birahinya, Widya meraih botol shampo yang berukuran tak terlalu besar dan langsung memasukkannya ke dalam lubangnya lalu dikocok keluar masuk dengan mulut menganga menahan nikmat.
8495Please respect copyright.PENANAj9yRiEk7QX
Widya mengingat kembali kejadian sore itu yang membuat dirinya merasa kesal dan ada rasa marah yang muncul. Sore dimana dirinya diperlakukan seperti budak yang sempurna oleh sang mertua. Walau bersama pak Narto juga ada disana, namun semua emosinya hanya tertuju pada sang mertua. Sore sehari sebelum pulangnya pak Kasno ke kampung halamannya.
8495Please respect copyright.PENANAdY94fRnWt9
*
8495Please respect copyright.PENANAsvWs6BIaf9
Pak Kasno pulang dari pasar bersama pak Narto yang mengantarkannya membeli bibit tanaman. Saat itu Widya disuruh untuk membuatkan kopi oleh pak Kasno dan sekembalinya dari dapur, pak Kasno menyuruh Widya untuk melepaskan semua bajunya hingga telanjang bulat di depan pria tua tersebut.
8495Please respect copyright.PENANAHZ7qdCg9ir
Belum selesai. Pak Kasno membawa tali dengan rupa seperti tali yang sering di gunakan oleh anak-anak Pramuka. Widya disuruhnya untuk tetap diam dalam berdirinya dan pak Kasno mulai melilitkan tali tersebut ke lingkar dada Widya hingga lingkar buah dada Widya menyembul dengan menantang memperlihatkan otot-otot hijau payudaranya.
8495Please respect copyright.PENANAqWsIZ7OY3w
“Narto, tadi barang yang ditemukan pas dipasar tolong ambil”, ucap pak Kasno pada pak Narto.
8495Please respect copyright.PENANAyHlG3G1VR7
Pak Narto keluar menuju motornya dan terlihat mengambil sesuatu dari dalam jok motornya. Benda yang dimaksud sudah ditangan, pak Narto lekas masuk kembali ke dalam rumah.
8495Please respect copyright.PENANAWiiKS3JNLs
“Ini, pak”, ucapnya sambil memberikan—
8495Please respect copyright.PENANAwGLMZZ6nwc
“Bukannya itu ikatan yang suka dipake hewan peliharaan?”, kaget Widya dalam hati melihat benda yang dimaksud.
8495Please respect copyright.PENANAib7pIrZyLu
“maksud ayah apa? Bukannya itu kalung peliharaan yang biasa dipasangkan ke leher peliharaan”, tanya Widya mulai waswas.
“Memang benar, Wid. Tadi pas di pasar bapak ga sengaja menemukannya tergeletak terus bapak ambil”
“pas bapak lihat ini, bapak langsung ingat sama kamu. Kamu sekarang kan bukan menantu ataupun istri almarhum anak bapak, tapi kamu sekarang hanya peliharaan nafsu. Setelah kematian Harjo, kamu nakal banget Widya, karna hal itu bapak mau kasih hukuman buat kamu”, ucap pak Kasno.
“tapi, yah… Ini sudah keterlaluan, yah”
“sudah, kamu nurut saja atau bapak bakal bilang ke semuanya kalo kamu tukang menyeleweng”
8495Please respect copyright.PENANAjCa1D6TByk
Widya merasa tak bisa berbuat apa-apa dengan ancaman mertuanya itu. Yang bisa Widya lakukan hanya pasrah saat itu saat pak Kasno memasangkan kalung peliharaan itu di lehernya dan menariknya untuk berjalan mengikutinya masuk ke ruang tengah. Baru beberapa langkah, pak Kasno membentak Widya karna posisi jalan Widya dirasa salah olehnya. Widya disuruh untuk berjalan merangkak.
8495Please respect copyright.PENANA9xMX45Xw9m
Widya tak percaya dengan perlakuan yang diberikan oleh mertuanya itu. Sosok ayah dari almarhum suaminya yang ia kenal baik, sopan dan ramah. Sosok yang ia hormati selama ini malah melecehkannya sedemikian rupa seperti budak, seperti peliharaan. Dadanya merasa sakit dan emosinya mulai muncul, namun tak berani ia keluarkan.
8495Please respect copyright.PENANAIvGI0eQi0v
“Nah jalannya kaya gitu, Wid. Kamu memang menantuku yang penurut”, ucap pak Kasno sambil melihat Widya.
“Tapi sayangnya murahan”, lanjutnya sambil tertawa puas.
8495Please respect copyright.PENANAn1A0LkaJtG
Sekilas Widya melihat pak Narto yang hanya diam melihatnya. Justru pria yang selalu menyetubuhi nya dengan kasar dan sering mengeluarkan kalimat umpatan, malah tak pernah berbuat sampai sejauh itu pada dirinya.
8495Please respect copyright.PENANAJs37Sblrlb
Dengan jalan yang sedikit susah akhirnya Widya sampai di ruang tengah, masih dengan posisinya. Pak Kasno menyuruh pak Narto untuk membuka celana.
8495Please respect copyright.PENANA839pQiqijq
“Katanya tadi kamu kepingin cepat-cepat pulang buat tuntaskan nafsumu, To? Keluarkanlah kontolmu itu yang sudah buat menantuku ini jadi murahan”
“pakai mulutnya”, sambungnya yang kini sudah duduk di sofa.
8495Please respect copyright.PENANAJSZxeXEw3E
“bangsat kau, yah”, umpat Widya dalam hati sambil melihat tajam ke arah pak Kasno.
8495Please respect copyright.PENANAEoWzm5TCDa
Pak Kasno yang sadar akan tatapan tajam mata menantunya itu, langsung mengangkat tangannya dan menampar pipi halus Widya hingga sedikit berwarna merah.
8495Please respect copyright.PENANAJ6B0Cp1r3a
PLAK!!!
8495Please respect copyright.PENANAIq9G3IPVd6
“Jangan pernah melotot kalo lihat saya”, ucapnya sambil mengelus pipi Widya yang habis ditamparnya itu. Mata Widya sedikit berkaca, namun tatapannya tetap tajam garah pada pak Kasno.
8495Please respect copyright.PENANAi88EAIsqUq
Dilihatnya, pak Narto lekas menurunkan celananya dan mengeluarkan kontol besarnya yang sudah tegang maksimal. Di arahkannya ke depan wajah Widya dan langsung memasukkannya ke dalam mulut Widya untuk di kulumnya.
8495Please respect copyright.PENANAOi4ZLgFegx
Pak Kasno tiba-tiba bangkit dari duduknya dan bergerak ke arah Widya dengan tangannya masih memegang ujung tali yang terpasang di lehernya itu. Pak Kasno membantu menggerakkan kepala Widya untuk maju mundur ke arah selangkangan pak Narto. Sementara pak Narto tak seperti biasanya, hanya berdiri diam dan mendesah karna kuluman mulut Widya pada kontolnya.
8495Please respect copyright.PENANAouFC7YkH7w
GLOK!!! GLOK!!! GLOK!!!
8495Please respect copyright.PENANAFzZ3el92ta
“ssshhhhh…ssshhhhh….”
8495Please respect copyright.PENANA9lPml4BiY4
8495Please respect copyright.PENANAP7YKCBjnbh
8495Please respect copyright.PENANA3aDb4hccDL
*
8495Please respect copyright.PENANAFxvLjaR4Vb
Widya yang mengingat kejadian itu rasa hormat yang pernah ia berikan pada mertuanya kian berubah menjadi rasa benci, walau begitu gerakan tangannya yang tengah mengeluar masukan botol shampo di dalam lubang memeknya tak berhenti. Terus dikocoknya olehnya.
8495Please respect copyright.PENANAbuscdhR1rz
“Akan ku balas pelecehan ini, bajingan!!! AAAKKKKHHHHH!!!!”
8495Please respect copyright.PENANAFN6I5skl8V
CUUURRRRR!!!
8495Please respect copyright.PENANA0H3GVS6aYr
Bersamaan dengan umpatan sakit Widya yang ditunjukkan pada sang mertua, Widya mengalami orgasmenya dengan dahsyat. Menyembur dengan deras sampai mengucur keluar hingga mengenai pintu kamar mandinya. Cukup panjang orgasme yang Widya alami di dalam kamar mandi sampai badanya merasa lemas karna tenaganya banyak yang terbuang.
8495Please respect copyright.PENANAdEBxm3tmYP
Setelah redanya orgasme yang Widya rasakan, Widya tak langsung bangkit dari posisinya. Ia harus menunggu beberapa menit sampai bisa berdiri untuk melakukan tujuan utamanya, yaitu mandi.
8495Please respect copyright.PENANAzUQFV25Zua
TINGTONG!!! TINGTONG!!! TINGTONG!!!
8495Please respect copyright.PENANAskyCVKQ5qx
Beberapa kali terdengar suara bel rumah dipencet saat Widya tengah berdiri dibawah guyuran air. Awalnya ia diam karna pasti akan dibukakan oleh anaknya, namun dari suara bel yang terdengar sepertinya masih belum ada yang menerima tamu tersebut. Lagian kamar Widya berada dibawah dan jarak ke pintu utama tak terlalu jauh, jadi yang mungkin bisa dengar dengan jelas hanya dari kamarnya.
8495Please respect copyright.PENANAf0S2PpD3ix
Dengan sedikit malas akibat rasa lemas sehabis orgasme, Widya mematikan nyala shower airnya dan mengambil handuk untuk dililitkan pada tubuh telanjangnya yang basah. Dengan rambut yang masih meneteskan air, Widya berjalan keluar menuju pintu utama.
8495Please respect copyright.PENANAnWR2hUlXup
CEKLEK!!!
8495Please respect copyright.PENANAqF3bTBvM9P
Yang Widya lihat saat pintu telah dibuka adalah sosok pria muda dengan kantung keresek berwarna putih yang dipegang. Sosok pria muda yang Widya lihat ternyata teman dari anaknya yang bernama Deni.
8495Please respect copyright.PENANAtua6sdT0PX
“ma-malam, tan”, salam Deni terbata sambil tersenyum kikuk.
“loh, Deni ya? Tadi saya kira Ojol yang datang nganterin pesanan makanan”, balas Widya.
8495Please respect copyright.PENANAADazsz5eMh
Deni terdiam sambil melihat penampilan ibu temannya itu sedang memakai handuk yang hanya dililitkan pada tubuh telanjangnya. Deni sudah bisa menebak bahwa ibu temannya itu tadi dalam keadaan mandi. Tak bisa dipungkiri bahwa Deni terpesona dengan tubuh Widya yang terlihat masih fresh seperti anak muda itu.
8495Please respect copyright.PENANAZXep2uXoe3
Kedua paha mulus yang terpampang, buah dada yang menyembul tergencet lilitan handuk dan kulit dada hingga leher putih mulus tanpa noda membuat batangnya kian mengeras dari balik celana. Deni terdiam dalam lamunannya sambil terdengar ia menelan salivanya melihat penampilan Widya.
8495Please respect copyright.PENANArAzNnT0vtS
“Deni…”
8495Please respect copyright.PENANA9ICIsZbzbz
Panggil Widya sambil menatap bingung ke arah Deni, namun tak lama karna Widya sadar akan diamnya pemuda tersebut. Widya sadar bahwa dirinya hanya memakai handuk yang dililitkan pada tubuhnya sementara di balik handuk tersebut dirinya sama sekali tak memakai apapun.
8495Please respect copyright.PENANAn4JJVKf8uE
“Deni terangsang sama aku?”, batin Widya meneliti pria muda itu sambil melihat ke arah selangkangannya yang memang terlihat menonjol besar dari balik celana Jeans nya.
8495Please respect copyright.PENANA9A3HtkWjzF
“Benar-benar terangsang anak ini sampe kelihatan jelas ada yang bangun gitu”, lanjut batinnya.
8495Please respect copyright.PENANANyzCUuEMGE
“Oh iya, ada apa Deni? Mau ketemu sama Evan ya?”, ucap Widya membuka suasana.
“iya, tante. Oh iya, ini tadi pas saya baru nyampe saya ketemu sama Ojol yang nganterin makanan tante, katanya udah dibayar makanya saya bilang biar saya aja yang bawa masuk”, ucap Deni sambil memberikan kantung keresek putih tersebut.
“Wah udah sampai ternyata. Makas—“
8495Please respect copyright.PENANAR4Qkqa5Oen
Saat kedua tangan Widya menerima kantung keresek yang diberikan oleh Deni, tiba-tiba handuk yang melilit tubuhnya lepas dan terjatuh ke lantai. Sontak tubuh Widya yang sama sekali tak memakai apapun di balik handuk bisa dilihat dengan jelas oleh Deni. Deni sendiri bisa melihat saat handuk tersebut terlepas, kedua buah dada ibu temannya itu bergoyang. Deni makin dibuat pusing atas bawah dengan kejadian itu.
8495Please respect copyright.PENANAuN42cj1x1F
“Aduuhhh….”, kaget Widya saat mengetahui handuk yang ia pakai terlepas.
8495Please respect copyright.PENANAZYdZQlV1sy
Karna tangannya tadi sudah menerima keresek, Widya jadi kesusahan untuk mengambil handuknya kembali dan bingung. Sebenarnya tangan satunya bisa ia gunakan tapi karna kaget Widya sampai lupa akan cara tersebut. Widya hanya reflek berjongkok sambil menutupi buah dadanya, namun lagi-lagi Widya lupa bahwa langkah jongkoknya malah memperlihatkan selangkangannya.
8495Please respect copyright.PENANAF8ZZuYU1C6
Sebuah keberuntungan tersendiri untuk Deni bisa melihat hal indah seperti itu. Tanpa sadar Widya yang awalnya memperlihatkan buah dadanya, kini malah memperlihatkan kembali selangkangannya.
8495Please respect copyright.PENANAk2Rrxdfskw
Untungnya Deni masih bisa mengontrol pikirannya, walau dirinya juga sudah sangat terangsang akan hak tersebut. Dengan sopan Deni mengambil handuk Widya yang terjatuh dan sontak Deni bisa melihat lebih jelas dan dekat lagi selangkangan Widya yang bersih dari rambut kemaluan.
8495Please respect copyright.PENANAJcMTrNfHl7
“GLEK!!!”, Di telannya ludah dengan mantap.
8495Please respect copyright.PENANACYKNGQbD6m
Di tangannya Deni berhasil mengambil handuk milik Widya dan masih menggunakan kesopanannya, Deni mencoba memakaikan handuk tersebut pada tubuh Widya. Perlahan Widya ikut menggerakkan tangannya untuk membenarkan lilitan handuknya kembali. Namun tanpa sengaja kembali dan keberuntungan untuk Deni. Tangan Deni tak sengaja menyenggol buah dada Widya yang kenyal itu, bahkan sepersekian detik jarinya menggesek puting Widya.
8495Please respect copyright.PENANAvgGmpsy8gj
“Maaf, tan”, ucap Deni saat tak sengaja menyentuh area tersebut.
8495Please respect copyright.PENANA4mYd1vXYa4
Widya hanya diam dan kembali melanjutkan lilitan handuknya hingga kembali pada posisi yang aman. Setelahnya Widya bangkit dari jongkoknya dan memberikan senyum yang mengartikan, “tak apa”.
8495Please respect copyright.PENANALWRf9huOLd
“Yaudah masuk, Evan ada di kamatnya tuh. Oh iya, sama tokong ya, Den nanti sekalian bilang kalo makanannya udah datang. Kamu juga makan sekalian”, ucap Widya mencoba untuk sebiasa mungkin.
“iya, tante. Kalo begitu, Deni izin mau ke Evan dulu, tan”, ucapnya sembari berjalan menjauh.
8495Please respect copyright.PENANARJU9KZxPYf
“aduh, teman anakku sudah lihat badan telanjangku ini”, batin Widya.
8495Please respect copyright.PENANAHuX3vlMqC7
Widya sudah kembali dari kamarnya dengan pakaian yang sudah dikenakan setelah mandi. Saat dirinya menuju ruang makan ternyata di sana sudh ada anaknya dan temannya itu yang tengah duduk menunggu sambil mengobrol ringan.
8495Please respect copyright.PENANAGDUgFTeU0e
Sadar akan kedatangan Widya, Deni tersenyum ramah ke arahnya, namun bagi Widya senyuman itu terasa berbeda mengingat kejadian tadi pas di pintu.
8495Please respect copyright.PENANAGkBV8vqnMu
“kok pada belum dimakan?”, tanya Widya sambil menarik kursi dan duduk di sebelah Evan.
“nungguin mamah, biar bareng aja sekalian makannya”, balas Evan.
8495Please respect copyright.PENANAgfvpSvTyBU
Widya sadar betul saat dirinya sedang menyuapkan makanan ke dalam mulutnya bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh Deni, namun Widya mencoba untuk berpura-pura tak mengetahui hal tersebut. Walau tak melihat secara langsung, tapi Widya bisa tau bahwa Deni sering meliriknya dan Widya juga melihat kegusaran dalam tubuh Deni itu dengan terlihat seperti tak nyaman dengan posisi duduknya.
8495Please respect copyright.PENANAciwtwzNYv3
“Pasti ngaceng itu anak”, tebak Widya.
8495Please respect copyright.PENANAnBJymCPNWc
“gimana, mah minggu depan jadi berangkat?”, tanya Evan.
“jadi…”, jawab Widya.
8495Please respect copyright.PENANA0hmjVhT3C8
Seketika Widya teringat akan kehamilannya yang baru menginjak usia 2 minggu itu. Bagaimana pun caranya Widya tak ingin Evan tau akan fakta tersebut. Disamping dirinya yang sudah menjanda namun masih bisa hamil. Sambil mengusap perutnya yang masih belum terlihat kehamilan Widya menundukkan kepalanya. Hal yang dilakukan Widya disadari oleh Evan yang memang duduk di sebelahnya.
8495Please respect copyright.PENANAJPE7kKzAtG
“mamah sakit perut?”
8495Please respect copyright.PENANAAS5bzbiqye
“EH! Ga kok, mamah Cuma mikir kalo makan nasi padang buat santapan malam itu bisa bikin gemuk atau ga”, Widya mengambil alasan sambil tersenyum membalasnya.
“ya ga lah, mah. Ada-ada saja mamah ini”
8495Please respect copyright.PENANAO1N0rkxKZW
—
8495Please respect copyright.PENANA8hAbfxmY8p
Bukannya Widya berani dihamili karna untuk memenuhi keinginan Evan mempunyai seorang Adik yang ia idamkan sejak lama? Bukannya Evan setuju bila mamahnya hamil dan itu memang keinginannya? Mohon baca Chapter sebelumnya jika bingung atau lupa.
8495Please respect copyright.PENANA5rni8devAI
—
8495Please respect copyright.PENANAs6CTroY1Qi
Setelah santap malam selesai, anaknya bersama temannya naik kembali ke dalam kamar untuk melakukan kegiatannya yang Widya sendiri tak terlalu tau apa yang mereka lakukan jika sedang bersama. Lagian malam itu juga baru pertama kalinya Deni datang dengan tujuan bermain ke rumah.
8495Please respect copyright.PENANAt1Nay1nC1v
Berkutat di dapur untuk membersihkan beberapa piring dan gelas kotor sehabis digunakan tadi, Widya berdiri demgan kedua tangannya yang berlumur busa sabun cuci. Tangannya bergerak dengan biasa, namun pikirannya kembali berlarian tak bisa dicegah. Kepala Widya kembali diselimuti perasaan bingung yang dirasa soal kehamilannya itu.
8495Please respect copyright.PENANAmzz4IvccMj
“lebih baik aku gugurin?”, batin Widya.
“tapi di umurku sekarang buat hamil saja sudah berisiko, apalagi harus menggugurkan?”
“jika kandungan ini tetap di pertahankan bagaimana kedepannya? Bagaimana tanggapan Evan dan keluarganya? Belum lagi jika tetangga tau pasti bakal di cemooh habis-habisan”
8495Please respect copyright.PENANAMWxAaROY5t
Widya masih belum bisa memikirkan jalan keluar dari masalahnya itu. Sepertinya memang butuh waktu untuk bisa mengambil sebuah keputusan yang tepat karna keputusan yang akan diambil bukan perkara mudah. Di pertahankan maka harus siap demgan segala konsekuensi dan di lepas berarti dia juga tak langsung membunuh calon anak dari darah dagingnya sendiri, walau dari hasil hubungan yang salah.
8495Please respect copyright.PENANAU2LuArFIm3
Widya mengelap kedua tangannya menggunakan celemek yang ada dan bergegas pergi ke arah pintu utama karna dirinya mendengar ada seorang tamu berkunjung memencet bel rumah.
8495Please respect copyright.PENANAKfMbyUV8MR
“Malam, bu Widya”, sapanya sambil tersenyum.
8495Please respect copyright.PENANAyZqyWM71m5
Pak Narto. Widya sudah tau apa tujuan pria tua itu datang berkunjung ke rumahnya. Apalagi kalo bukan meminta jatah atas tubuhnya itu. Udara ia hirup secara dalam dan menghembuskannya.
8495Please respect copyright.PENANAVuxhvZ2w3s
“Sekarang ada anak sama teman anak saya, pak”, ucap Widya.
“Ga bakal ketahuan kok, bu”
“Pak…saya akui kalo saya memang menikmati apa yang bapak berikan pada saya, tapi bukan kaya gini juga. Saya masih punya rasa sadar. Kita melakukannya atas dasar saling membutuhkan, tapi untuk sekarang saya sedang tak sedang tak mau, jadi bapak tolong pergi dulu”, ucap Widya sambil mencoba menutupi kembali pintu rumah, namun ditahan oleh pak Narto.
8495Please respect copyright.PENANAFqxcQZTB8a
“tapi saya butuh , bu. Bu Widya sekarang bilang sedang tak mau, tapi kalo ibu sudah kena kontol saya, ibu bakal lupa diri lagi. Sebentar aja deh, gapapa”
“bapak jangan ngelunjak ya. Kalo bapak tetap memaksa saya bakal teriak dan saya jamin bapak ga bakal saya kasih lagi”, ancam Widya penuh dengan penekanan.
8495Please respect copyright.PENANAa8kUGX8Yvq
Walau kasar dalam bermain, tapi pak Narto bukan orang yang suka mengancam balik orang lain. Untungnya ia bisa sedikit merasa sadar dengan posisinya itu sehingga pak Narto menerima penolakan dari Widya untuk pergi.
8495Please respect copyright.PENANAuvKkS3rcV0
“oke, bu. Tapi nanti kalo nak Evan ga ada tolong puasin bapak lagi ya. Bapak udah tahan dari pagi soalnya pengen coblos memek ibu lagi”, ucapnya seraya pergi dan langsung Widya tutup pintu rumah.
8495Please respect copyright.PENANALP7h2mv1IW
Sudah tak ada pekerjaan rumah yang harus ia kerjakan, Widya memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamarnya. Samping menyandarkan kepalanya di kepala ranjang Widya bersandar. Merasa suntuk dan belum mengantuk, Widya mencoba mengambil ponselnya uang sedari ia tinggalkan di atas meja kecil samping ranjang.
8495Please respect copyright.PENANALUZA6jbZ9o
Baru saja Widya menghidupkan jaringan internet dan sekejap kemudian banyak notif yang masuk, entah itu pesan Broadcast ataupun pesan dari para ibu-ibu lainnya. Namun ada 1 chat dengan nomor yang ia kenal menyita perhatiannya.
8495Please respect copyright.PENANA4UDqhL02so
Sontak Widya dibuat kaget dengan isi pesan yang dikirim oleh nomor tak dikenal tersebut. Pesan yang memuat beberapa menit video singkat yang tengah menunjukkan dirinya saat bergumul dengan pak Narto tempo hari diranjangnya dan dari sudut pengambilan gambar sepertinya diambil dari luar jendela kamarnya.
8495Please respect copyright.PENANAa0ODVRapjr
“Apa ini?!”, kagetnya.
8495Please respect copyright.PENANAYaSa7VemLb
Widya melihat dengan jelas di dalam video itu saat dirinya tengah berada dalam posisi di doggy oleh pak Narto dan pria tua tersebut tengah menggerakkan pantatnya maju mundur dengan cepat dan bertenaga.
8495Please respect copyright.PENANAtVfSh2mg9v
“Siapa orang ini?”, pikir Widya dengan perasaan cemas.
8495Please respect copyright.PENANAit1plm6xhw
Nomor pengirim pesan tak Widya kenal sama sekali dan pada foto profilnya juga tak menampakkan jati diri dari orang tersebut.
8495Please respect copyright.PENANAK90Y9gS9rC
“kita bisa bicarakan ini secara baik-baik, bu”, baris kalimat yang terdapat setelah kiriman Video.
8495Please respect copyright.PENANArwUhTHSh0O
Dengan cepat Widya membalas pesan misterius tersebut dan sudah lewat dari 2 menit pesannya sama sekali belum dibalas maupun dibaca. Hanya tanda ceklis dua dengan warna belum berubah menjadi biru.
8495Please respect copyright.PENANApAOmlGgtM9
Sambil menunggu dengan perasaan tak menentu, posisi menyandar Widya terasa tak nyaman. Beberapa kali terlihat tubuhnya tak bisa diam dalam posisinya, hingga terdengar “TING!!!”, bunyi pesan masuk.
8495Please respect copyright.PENANAxsGpz4GwtA
Lekas Widya membuka kembali ponselnya dan mengecek balasan orang tersebut.
8495Please respect copyright.PENANADH6rwW1Ebb
“jika ibu bisa diajak untuk bekerja sama maka video akan saya jamin keamanannya”, balasnya.
“Apa maksud Anda mengirimkan video itu dan siapa Anda?!”
8495Please respect copyright.PENANAmtYgY8i2VW
Setelah balasan chat Widya, orang tersebut beberapa menit menghilang tanpa menjawab pertanyaan Widya.
8495Please respect copyright.PENANAJcShvY4FyU
“Sekarang ibu coba keluar dari rumah dan buka gerbang”
8495Please respect copyright.PENANAe8UJcAYTxP
Sebenarnya Widya enggan untuk menuruti keinginan pesan tersebut, namun terpaksa karna rasa cemas dan takut bila ada kejadian yang diluar dugaan bisa terjadi nantinya.
8495Please respect copyright.PENANA01uJT7HdY8
Widy turun dari ranjang nyamannya keluar dari kamar dan berjalan mencoba menuruti permintaan orang tersebut untuk keluar dari rumah dan membuka gerbang. Namun saat Widya sudah menuruti perintah tersebut, Widya sama sekali tak menangkap tak ada orang sama sekali.
8495Please respect copyright.PENANANXFjTfAmNj
“Saya sudah lakuin sesuai keinginan Anda”, chat Widya.
“Ini nomor anakmu dan orang tuamu kan?”, balasnya disertai beberapa deret nomor penting yang Widya punya.
“maksud Anda apa?!”, emosi Widya mulai keluar dan rasa khawatir yang ia rasakan semakin menjadi hingga rasanya tubuhnya bergetar.
“jangan marah dong, bu. Santai saja”
8495Please respect copyright.PENANARyPBvgziOq
Widya tak membalas pesan tersebut.
8495Please respect copyright.PENANAxT7KyPANyH
“Jika ibu masih ingin video ini aman maka ibu harus menuruti apa perintah saya…TANPA TERKECUALI”, balasnya dengan kalimat terakhir penuh penekanan.
“apa yang Anda inginkan? Uang? Saya bakal kasih. Berapa?”
“uang? Jangan bercanda, saya sudah punya hal itu. Yang saya butuhkan bukan soal materi, saya hanya ingin apa yang belum saya dapatkan saja”
“Apa ibu mau menurut?”, sambungnya.
8495Please respect copyright.PENANAiMLKhfBQkf
Widya berdiri di luar gerbang rumahnya dengan pikiran yang penuh dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Widya berpikir keras untuk pertanyaan tersebut. Apakah dirinya akan menyetujuinya atau sebaliknya. Keuntungan dan kerugian sudah pasti akan di terima eh Widya.
8495Please respect copyright.PENANA0A08LMb6i0
Keuntungan jika dirinya menyetujui maka video yang orang misterius itu punya akan tetap aman, disisi lain kerugian juga menanti dirinya, walau belum tau kerugian macam apa yang akan Widya terima.
8495Please respect copyright.PENANAA6sIZ9LLfY
Setelah beberapa saat memikirkan langkahnya, Widya mengetikan pesan untuk membalas.
8495Please respect copyright.PENANA1urXvvhBb3
“Baik saya setuju untuk menuruti apa keinginan Anda”
8495Please respect copyright.PENANA0pNHxGklgA
Dengan emot tertawa, orang tersebut membalas, “ini baru jawaban yang saya inginkan”
“apa ibu sudah siap dengan perintah pertama saya? Kalo ibu siap cukup anggukan kepala”
8495Please respect copyright.PENANAElLUNNRkzX
Membaca balasan orang tersebut, Widya menggerakkan kepalanya menengok ke segala arah mencoba mencari orang tersebut karna pelaku pasti sedang mengamatinya dari suatu tempat. Tapi dari pandangannya Widya sama sekali tak melihat adanya orang. Merasa kalah, Widya menganggukkan kepalanya.
8495Please respect copyright.PENANArqubmORMJ4
“sekarang, ibu pergi ke dalam terus ganti celana ibu pakai celana leggings yang tipis dan tanpa celana dalam maupun tanpa Bra”
8495Please respect copyright.PENANA8hCfqTQR3N
Widya tak tau maksud dari orang tersebut, namun karna dirinya merasa sudah terpojok akhirnya Widya hanya bisa berbalik badan masuk ke dalam rumahnya kembali untuk menuruti keinginan misterius itu.
8495Please respect copyright.PENANA9P98j11VKl
Beberapa menit sosok Widya muncul kembali dari balik pintu gerbang rumah dan berdiri disana dalam diam sudah berganti celana. Widya terlihat masih mencari keberadaan orang yang memerintahnya itu.
8495Please respect copyright.PENANA8Uxs3M31QP
“turunkan celana ibu dan bajunya. Saya mau lihat ibu menuruti perintah saya atau tidak”
8495Please respect copyright.PENANAfRP7HeD7by
Sambil melihat ke sekeliling memastikan tak ada orang yang bisa melihatnya, Widya mengikutinya dan menurunkan celananya sedikit hingga terlihat selangkangkannya yang sudah bersih tercukur. Widya menaikkan kembali celananya dan giliran bagian bajunya yang ia angkat sebatas leher. Kini kedua buah dada Widya terpampang dengan bebas tanpa di balut bra sama sekali. Angin malam terasa menerpa buah dada itu yang kenyal.
8495Please respect copyright.PENANAow3COzgggN
Saat dirinya melakukan perintah orang misterius, tiba-tiba dari belakang terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Lekas Widya dengan cepat menurunkan bajunya menutupi ketelanjangan payudaranya. Saat dilihat ternyata Deni.
8495Please respect copyright.PENANAuKVMs93cVh
Di hadapan teman anaknya itu Widya menjadi bingung akan bertingkah seperti apa hingga terkesan seperti orang gugup yang ketahuan basah melakukan hal diluar kebiasaan.
8495Please respect copyright.PENANAdtqFYA9sqU
“O-oh Deni. Mau kemana?”, tanya Widya mencoba setenang mungkin.
“mau beli rokok duku, tan”, balas Deni dengan ramah memakai helmnya.
“tante ga dingin?”, sambungnya.
8495Please respect copyright.PENANANRwLKbG50u
Ucapan singkat teman anaknya itu membuat Widya berpikir apakah orang misterius yang tengah mengancamnya itu adalah Deni? Itulah yang terlintas di kepala Widya. “tante ga dingin?”, ga ada yang salah sebenarnya dengan kalimat itu, hanya saja kalimat yang terlontar dari anak tersebut rasanya pas dengan keadaannya sekarang yang tengah berdiri di luar malam-malam menggunakan baju dan celana tipis, sementara bagian dalamnya sama sekali tak memakai apapun.
8495Please respect copyright.PENANASxNXhjHUgx
“Permisi dulu, tante”, ucapnya dari balik helm full face nya dan diberi senyuman balasan Widya.
8495Please respect copyright.PENANAib6UUtfwpv
Punggung Deni masih terlihat dari pandangan Widya dan orang misterius tersebut masih belum mengirimnya pesan lagi. Setelah Deni tak terlihat lagi, barulah orang tersebut mengirimkan pesan dengan perintah keduanya.
8495Please respect copyright.PENANAVPBQxhp7lF
“sekarang coba ibu lihat kotak yang yang ada di samping tong sampah dan buka kotak itu”
8495Please respect copyright.PENANA1LMiYs6zES
Widya melangkah menuju tong sampah yang ada di depan rumahnya dan memang terlihat kotak dengan ukuran sedang tergeletak disana. Sesuai perintah, Widya membuka kotak tersebut dan apa yang ada di dalamnya membuat Widya kaget serta bertanya-tanya. Namun sepertinya si pemberi perintah sadar akan terkejutkan dan rasa bingung Widya.
8495Please respect copyright.PENANA06Mc7u9CcO
“pakai itu lalu masturbasi di ambang gerbang”
8495Please respect copyright.PENANA3yst44GNgf
“Ini orang benar-benar sudah gila! Aku disuruh masturbasi??”, batin Widya.
8495Please respect copyright.PENANAMj3LhiuZdQ
Sebuah Dildo karet dengan ukuran sedang terdapat di dalam kotak tersebut.
8495Please respect copyright.PENANAODWEKaTphQ
“Anda sudah gila?! Saya ga mau! Jika ada orang lewat dan melihat saya, mau ditaruh mana muka saya ini dan juga jika anak teman saya kembali. Bukan hanya itu, bagaimana jika yang melihat malah anak saya sendiri”, balas Widya.
“terserah ibu, jika ibu tak mau ya gapapa. Tapi jangan pernah salahin saya jika tiba-tiba anak serta orang tuamu tau akan video zinahmu dengan seorang pria tua”
“Dan untuk masalah orang bakal liat atau ga, ibu ga usah khawatir”, sambungnya.
8495Please respect copyright.PENANA4gS6O4ka40
“lekas pakai Dildo itu dan lakuin perintah saya sebelum teman anakmu itu kembali”
8495Please respect copyright.PENANAe3TEc9F91Y
Tangan sedikit gemetar saat mengambil Dildo tersebut. Setelah benda karet itu telah ditangannya, Widya berjalan agak sedikit masuk dari batas gebang. Widya menghembuskan nafas panjangnya lalu menurunkan celana Leggings nya hingga copot salah satunya.
8495Please respect copyright.PENANAiIxXwVMz7d
Widya duduk dengan posisi mengangkang memperlihatkan selangkangannya yang tersorot lampu. Selanjutnya ia masukan Dildo ukuran sedang itu ke dalam lubang memeknya dan mulai menggerakkan maju mundur secara perlahan. Sebelumnya Widya telah disuruh untuk menjilat dan di kulumnya Dildo karet tersebut hingga basah oleh ludahnya.
8495Please respect copyright.PENANACjClqFzIza
Walau terpaksa Widya juga mulai mengeluarkan suara desahannya. Widya sama sekali tak pernah terlintas di pikirannya bahwa dia akan bermasturbasi menggunakan Dildo yang ia keluar masukkan sendiri dengan tangannya di gerbang rumah yang dimana posisinya sedang mengangkang menghadap langsung ke jalan. Hal paling gila yang pernah Widya lakukan.
8495Please respect copyright.PENANANu4ycdq7Mh
“ssshhhhh….ssshhhhh….”, desahnya lirih.
8495Please respect copyright.PENANAninvb1WSqh
Saat Widya tengah mengeluar masukan Dildo di dalam memeknya, si pemberi perintah melakukan panggilan suara pada Widya dan diterimanya. Sembari mengocok selangkangannya, Widya akhirnya bisa mendengar suara orang tersebut, tapi sayangnya itu bukanlah suara aslinya. Suaranya berat seperti suara di televisi pas di wawancarai secara misterius.
8495Please respect copyright.PENANAcMODsqqH6z
“udah saya jaga kerahasiaan video ibu dan sekarang saya suruh ibu buat enak. Kurang baik apa saya, bu?”, ucapnya.
8495Please respect copyright.PENANASP6xW6zvT3
Widya merubah posisi mengangkang, kini dirinya bersandar di tembok dan tangannya masih bekerja menggerakkan Dildo tersebut.
8495Please respect copyright.PENANAmExsN0AUzR
“teruskan bu, saya pengen dengar langsung suara desahanmu itu”
8495Please respect copyright.PENANAjvybuhuQBG
Entah mulai terbawa suasana, Widya mulai meremas sendiri payudaranya yang hanya tertutup baju tipis. Sedangkan ponselnya ia letakan dibawah, namun suara panggilan masih dapat ia dengar.
8495Please respect copyright.PENANAE3aYkHt1Vz
Gerakan tangganya pada Dildo yang dikeluar masukkan kian terlihat sedikit cepat. Remasan tangannya pada buah dadanya secara bergantian menjadi remasan yang sedang menahan nikmat. Matanya terpejam seolah-olah Widya mulai di tertarik dalam kenikmatan yang ia dapatkan dari masturbasi outdoor nya itu.
8495Please respect copyright.PENANAPmjmY2Szdw
“ssshhhhh…sssshhhhh….”
8495Please respect copyright.PENANABFaiqc4Hss
“Aaaakkkkhhh…sssshhhhh…kenapa…kenapa masturbasi di tempat terbuka seperti ini nikmatnya berlipat ganda? Sssshhhhh….”, batin Widya.
“ini enak. Ssshhhh….tapi juga takut kalo ada orang lewat. Ssshhhh….”
“Bagaimana kalo ada tetangga yang lihat? Bagaimana kalo Deni kembali dari membeli rokok dan melihatku? Bagaimana kalo Evan sendiri yang melihat mamahnya ini sedang masturbasi di luar rumah dengan gerbang terbuka? Ssshhhh….semuanya terasa enak. Sssshhhhh….”, batin Widya yang mulai hanyut oleh permainan tangannya sendiri.
8495Please respect copyright.PENANAlL4sVHNAIU
Itulah Widya. Sosok yang sekarang sudah berubah menjadi sosok yang bisa dengan gampang terlena akan sebuah kenikmatan jika menyerah tubuhnya. Ia dengan gampangnya bisa terbawa arus birahi.
8495Please respect copyright.PENANAZks4lFpwG5
“Keluarkan payudaramu yang indah itu, bu. Tunjukan pada dunia bahwa payudaramu itu sanggat memesona”, ucap si penelepon.
8495Please respect copyright.PENANAZxBDmlpfSB
Widya mengangkat tinggi baju yang ia pakai sampai batas leher dan memperlihatkan kedua bukit indahnya yang dapat dilihat kapan saja jika ada orang lewat. Apa yang orang tersebut perintahkan dan Widya lakukan justru membuat selangkangannya terasa makin basah dan Dildo karet yang sedang keluar masuk di lubang memeknya terlihat mulai mengkilat dibawah sorotan lampu.
8495Please respect copyright.PENANAhg6VQUvBfk
Remasan pada kedua payudaranya semakin kencang dan bahkan beberapa kali Widya memelintir dan menarik putingnya secara bergantian mencoba sedikit meredam rasa nikmat yang ia dapatkan dari masturbasi itu.
8495Please respect copyright.PENANAbhkU5Nyrqb
“Ibu bayangkan jika sekarang ibu sedang di tonton banyak orang dan semua mata tertuju pada tubuhmu yang indah dan seksi. Bayangkan, bu”, ucapnya mempengaruhi pikiran nafsu Widya.
“Aaaakkkkhhh….ssshhhhh….malu…”, balas Widya lirih saat membayangkan nya.
“Ga usah malu, bu. Kalo begitu anggap saja ibu sedang melakukannya di depan suamimu sendiri. Bayangkan jika ibu sedang memancing birahi suami dengan tingkah ibu itu”
8495Please respect copyright.PENANAXxjCC1eGPH
Tak ada balasan dari Widya, hanya desahan yang terdengar dan kocokkan maupun remasan makin di perkuat oleh Widya.
8495Please respect copyright.PENANA63ijY2CFF7
“Aaaakkkkhhh…mass…Adek lagi pengen, mas….ssshhhhh…Adek ga tahan. Ssshhhh….”, desah Widya sambil membayangkan sedang berbicara pada almarhum suaminya, Harjo.
8495Please respect copyright.PENANA6IHap48n9F
Untungnya rumah yang berada tepat berhadapan dengan rumah Widya merupakan rumah yang sudah beberapa bulan ini kosong oleh penghuni lamanya karna pindah, sehingga tak ada yang melihat aksi Widya tersebut. Walau begitu hal yang patut di waspadai juga masih banyak.
8495Please respect copyright.PENANAQJd2znCNyN
“Keluarkan dan jilat Didonya, bu. Rasakan cairan ibu sendiri”
8495Please respect copyright.PENANATjqCBR73bM
“sssshhhhh….Ssllurrrpp….ssllurrrpp…”, Widya menjilati dan mengulum Dildo nya.
8495Please respect copyright.PENANADOZIdeOLTZ
“jilat dan masukan terus ke mulut, itu adalah kontol suamimu, bu”
“ssshhhhh….remas tetek ku, mas. Ssshhhh….remas”, lirih Widya.
“Bagus, bu. Teruskan seperti itu”
8495Please respect copyright.PENANAwrtg5X6HmW
Widya kembali memasukkan Dildo karet tersebut ke dalam lubang memeknya dan kocoknya dengan ritme keluar masuk yang makin cepat mencoba mengejar puncak kenikmatan yang selalu ia inginkan setelah kepergian sang suami. Remasan pada kedua buah dadanya juga semakin intens terjadi.
8495Please respect copyright.PENANAJIEgS0u4Ai
Rangsangan yang dilakukan oleh Widya sendiri dan dibantu arahan dari pria misterius itu membuat gejolak gelombang orgasmenya kian mendekati puncaknya. Nafas yang mulai memburu membuktikan bahwa orgasme telah dekat. Nafas yang keluar dari mulut Widya saat mendesah mulai panas.
8495Please respect copyright.PENANA0LSwSLU03b
“ssshhhhh….ssshhhhh….dikit lagi…Aakkkhhhh…sshhhh…”
8495Please respect copyright.PENANAW0d0Suo1oh
CLOK!!! CLOK!!! CLOK!!!
8495Please respect copyright.PENANAx3aVYKIRNP
Orgasme yang sudah diujung tanduk membuat Widya makin cepat menggerakkan tangannya, namun saat orgasme yang hampir meledak tiba-tiba motor yang ditumpangi oleh Deni terdengar mendekat dan sudah sangat dekat. Widya yang sadar langsung berdiri dari posisinya dengan sisa tenaganya dan menaikkan kembali celana leggings nya secara cepat, tapi Widya lupa untuk mencabut Dildo karetnya yang masih tertancap di lubang memeknya.
8495Please respect copyright.PENANAje6p8YYxWT
Ponsel yang tergeletak di tanah langsung diambil oleh Widya yang dimana panggilan ternyata sudah diakhiri entah sejak kapan, Widya tak sadar.
8495Please respect copyright.PENANAnFbvvbcSca
Widya yang baru sadar tak sempat mengambil Dildo tersebut karna Deni sudah ada di hadapannya.
8495Please respect copyright.PENANAyO3v8rjqDx
“masih diluar aja, tan?”, tanya Deni sambil turun dari motornya dan menatap lekat tubuh Widya.
8495Please respect copyright.PENANAhJ1Rzq5xKZ
Widya yang sedang dilanda nafsu dan orgasme yang sudah dipuncak hanya bisa menahan sekuat tenaga saat akan menjawab pertanyaan Deni.
8495Please respect copyright.PENANAziGHHAn5bg
“i-iya…lagi cari an—. Aaaakkkkhhh….ssshhhhh…”
8495Please respect copyright.PENANAjyCvlt2kdf
Tanpa diduga karna Dildo yang masih menancap di memeknya membuat Widya tak bisa menahan gelombang orgasmenya. Di depan teman anaknya itu Widya berhasil kalah dari gelombang klimaksnya dengan menyemburkan cairan kewanitaannya.
8495Please respect copyright.PENANAAKEA5RpOKE
Sementara Deni yang ada di depan Widya hanya bisa diam melongo tak kala melihat ibu temannya itu dengan jelas orgasme. Celana leggings abu-abu yang Widya pakai sampai terlihat mulai basah. Dari daerah selangkangan sampai paha.
8495Please respect copyright.PENANAFFfZmVDJ4C
“Aakkkhhhh….ssshhhhh….”, tubuh Widya bergetar sambil kedua tangannya ia tekan ke arah selangkangannya yang sedang mengucurkan cairan dan Dildo yang berada di dalam terlihat menonjol dibalik celana Leggings nya.
8495Please respect copyright.PENANAzmHdDYXWcy
Mata Widya sampai terpejam menikmati sensasi tersebut. Bukan bergetar biasa, namun tubuhnya bergetar dengan hebat sampai buah dadanya yang tak memakai bra ikut bergoyang.
8495Please respect copyright.PENANA3QmzMweB4Y
Deni yang melihatnya secara langsung membuat kontolnya tegang maksimal dari balik celana Jeans yang ia pakai. Walau bahan celana Jeans tebal, tapi hal tersebut tak bisa menyembunyikan tonjolan besar pada selangkangan Deni.
8495Please respect copyright.PENANA8uXbZ2pVry
Widya yang masih diserang orgasme nikmat nan panjangnya itu tak sadar saat teman anaknya itu maju mendekatinya.
8495Please respect copyright.PENANAUsa0NGNsaY