Setelah Widya memperoleh orgasme pertamanya dari jilatan lidah mbah Mitro pada memeknya. Mbah Mitro membiarkan Widya untuk mengambil nafas sejenak sambil membiarkan Widya untuk menikmati sisa-sisa orgasme yang tertinggal untuk dirasakan. Barulah setelah dirasa cukup mbah Mitro mengangkat tubuh Widya kembali untuk memosisikannya jongkok dibawahnya dengan bagian dada ke bawah terendam di dalam air sungai.
19958Please respect copyright.PENANAY8LxBmtsSH
Mbah Mitro memegang kontolnya yang masih berdiri dengan tegak di depan kepala Widya. Ia majukan kepala Widya perlahan menggunakan tangan kirinya untuk mendekatkan pada kontolnya yang sudah tak sabar ingin merasakan rongga mulut Widya kembali. Sempat Widya menggeleng pelan sambil menatap mbah Mitro dengan tatapan sayunya, namun mbah Mitro hanya menganggukkan kepalanya saja.
19958Please respect copyright.PENANAEfZmjwI3pL
Mbah Mitro tak langsung memasukkan kontolnya ke dalam mulut Widya, ia mulai dengan mengusapkan kontol besarnya itu di bibir Widya serta beberapa kali menepukkan di wajah Widya. Sehabisnya, mbah Mitro baru memasukkan kontolnya hingga terasa mentok ke dalam pangkal mulut Widya. Terasa beberapa saat benda besar tersebut bersarang memenuhi tenggorokan Widya dan karna hal tersebut Widya tersedak.
19958Please respect copyright.PENANAi4fAj4LTzB
Tatapan sayu Widya ia tunjukkan pada mbah Mitro yang tengah memandanginya dengan wajah pria tersebut dengan menahan nafsu. Tatapan mereka saling bertemu dengan keadaan mulut Widya sedang dijejali kontol besar mbah Mitro. Sebuah pemandangan yang sangat erotis saat ada orang lain yang bisa melihat hal tersebut.
19958Please respect copyright.PENANAqmDYyQuGHU
“gerakan kepalamu, bu”, ucap mbah Mitro dengan nada yang lembut sambil membelai kepala Widya.
19958Please respect copyright.PENANApBKwkSbSf1
Widya menggerakkan kepalanya dengan perlahan serta mulutnya mulai keluar masuk di batang kontol mbah Mitro sampai batang tersebut mulai basah di dalam sana terlumuri oleh air liur Widya sendiri. Lidah Widya mulai digerakkan menari di dalam mulut untuk mempercepat pria tua tersebut supaya lekas mengeluarkan peju nya karna Widya sendiri ingin semuanya cepat selesai.
19958Please respect copyright.PENANAqZvkKahiuT
“Ssshhhhh…nikmatnya mulutmu, bu. Sshhhh….teruss, bu. Terusss…sshhhh….”
“Tetek bu Widya sungguh benar-benar buat saya bernafsu. Sshhhhh….tetek gede”, ucapnya sambil mempermainkan kedua payudara Widya.
19958Please respect copyright.PENANAqTNeo7v23s
“Hhhmmmmmffff….” , desah Widya tertahan kontol mbah Mitro di dalam mulutnya karna diserang pada dua titik. Mulut dan Payudaranya.
19958Please respect copyright.PENANATDDCvHOqsN
Mbah Mitro terlihat merem melek menahan sensasi baru yang Widya berikan kepada bagang kontolnya oleh gerakan lidah Widya. Rambut Widya yang terurai diraih oleh mbah Mitro dan ia gulung ke atas lalu kembali menggerakkan supaya kepala Widya lebih cepat membantu kontol mbah Mitro untuk memompa keluar peju nya.
19958Please respect copyright.PENANAh03IQzM3T8
GLOK!!! GKOK!!! GLOK!!!
19958Please respect copyright.PENANA2c5E0Rnq0k
“oowwsshhhh…nikmatnya…sshhhhh… Ayo lebih cepat lagi, bu. Sshhhhh…”
“Terus, bu. Bikin mbah keluar. Aaaakkkkhhh…..sshhhh…”
19958Please respect copyright.PENANAim4ljzwWT6
Air mata kembali terlihat dari sela pelupuk mata Widya yang sedikit memerah akibat gerakan paksa nan cepat yang mbah Mitro lakukan kepala kepalanya. Payudaranya ikut bergoyang akibat gerakan paksa yang dilakukan mbah Mitro pada kepalanya. Rasanya ia ingin bernafas dengan bebas, namun hal tersebut sangat susah bagi Widya karna mulutnya sedang dipaksa menelan kasar semua batang kontol besar tersebut sampai memenuhi rongga mulutnya.
19958Please respect copyright.PENANAxinBFSojVy
“Lahap semua, bu. Ssshhh….ini enak banget”, racau mbah Mitro yang terus-terusan mendapatkan kenikmatan dari mulut ibu muda tersebut.
19958Please respect copyright.PENANALkKVFQ8wnZ
“oowwsshhhh…bentar lagi, bu. Sshhhhh…bentar lagi mbah keluaarr…terusss…terus….Aaaakkkkhhh…gillaaa…”, racau mbah Mitro sambil menekan keras pangkal selangkangannya ke dalam mulut Widya.
19958Please respect copyright.PENANAxqbgfoWMCW
Widya hanya bisa memejamkan matanya dengan sangat erat ketika sebuah semburan kuat dan banyak mengisi rongga mulutnya hingga menabrak keras tenggorokannya. Kepalanya di tahan oleh kedua tangan mbah Mitro supaya kontolnya tetap bersarang di dalam mulut Widya. Tangannya memukul paha mbah Mitro beberapa kali, namun tak dihiraukan oleh pria tua tersebut karna terlalu menikmati rasa nikmatnya dan terus menekan kontolnya untuk lebih dalam memasuki rongga mulut Widya. Widya yang tak bisa bernafas hanya bisa menelan semua peju pria tua tersebut yang masuk memenuhi kerongkongannya.
19958Please respect copyright.PENANASJq0QIsCnp
UHUK!!! UHUK!!! UHUK!!!
19958Please respect copyright.PENANAKwXCFQ4ikB
“Hhaaahhhh….hhaaahhhh…mbah…kasar banget. Saya ga bisa bernafas…mbah. hhaaahhhh…”, ucap Widya sambil mengatur nafasnya yang berantakan setelah kontol mbah Mitro keluar dari posisinya memenuhi mulutnya.
“maaf, bu. Mbah nafsu banget soalnya, saking nikmatnya juga mulut bu Widya ini sampai mbah kelupaan”, balasnya sambil mengoleskan ujung kepala kontolnya di pipi Widya sambil sesekali menampar kan ke bibir Widya yang tengah sedikit terbuka mencari udara.
19958Please respect copyright.PENANAV7J5P7WL75
Dilepaskannya cengkeraman sebelah tangannya pada rambut Widya hingga rambut tersebut kembali terurai basah ke dalam air.
19958Please respect copyright.PENANA4bcWRPFq9t
“tadi nikmat banget, bu. Beruntung banget mbah bisa merasakan kesempatan buat nikmati mulut bu Widya ini”, ucapnya dengan kontol besarnya yang sudah mulai mengecil masih terpampang dihadapkan wajah Widya.
19958Please respect copyright.PENANAcubVAzXyiN
“Proses pertama sebelum mbah lakukan bersemadi sudah selesai, bu. Sekarang ibu mandi terus kita kembali ke rumah”, ucap mbah Mitro berjalan ke tengah sungai untuk membasuh tubuhnya dengan sebelumnya ia remas payudara Widya lumayan keras hingga Widya menjerit pelan karna kaget.
19958Please respect copyright.PENANAZbfbjWG584
“Untung ga sampai di Setubuhi aku. Syukurlah badanku sudah lemas karna semalaman sudah di paksa untuk melayani nafsu pria-pria brengsek di dalam bus”, batin Widya menyenderkan badanya di batu sungai sambil melihat mbah Widya sedang mandi.
19958Please respect copyright.PENANAnJBzTvVlnY
Widya merasakan tenggorokannya seperti masih ada peju mbah Mitro yang masih tersangkut disana. Karna air sungai tersebut bersih Widya gunakan untuk meminumnya hingga cairan kental tersebut masuk seutuhnya ke dalam perut.
19958Please respect copyright.PENANA3kOKGANBwa
Di lain sisi tubuh Widya memang masih terasa lemas karna kejadian di dalam bus malam sampai pagi tadi dan dirinya juga baru saja dibuat orgasme oleh mbah Mitro. Apalagi di bagian selangkangannya Widya masih sedikit merasa nyeri akibat lubangnya dipakai untuk keluar masuk beberapa benda besar secara bergilir sebelumnya. Dirinya benar-benar merasa ingin merebahkan badanya lalu tidur dengan nyenyak.
19958Please respect copyright.PENANAYaiZl7IXy2
“pakai kembali, bu. Kita balik ke rumah sekarang”, ucap mbah Mitro keluar dari dalam air sambil berjalan ke tepi sungai dengan kontol besarnya yang sudah layu bergerak kesana kemari karna langkah pria tua tersebut.
19958Please respect copyright.PENANAWV47Wrr8ZY
Widya mau tak mau yang sedang berendam merasakan lelah harus bangkit dan segera pulang. Ia angkat tubuhnya dan berjalan mendekat ke arah mbah Mitro uang tengah berpakaian demgan posisi telanjang bulat. Payudaranya bergerak naik turun seirama dengan langkahnya.
19958Please respect copyright.PENANA7GG5lAHeEx
“Goyangan toket ibu bikin mbah nafsu lagi, bu Widya”, ucap mbah Mitro memperhatikan Widya berjalan ke arahnya sambil tangannya mengeluarkan kembali kontolnya dan mengocoknya pelan.
“Saya lemas, pak. Tolong jangan lakukan lagi buat sekarang”, ucap Widya.
“mbah hanya kocok kontol mbah sambil lihat badan ibu aja. Mbah ga bakal suruh bu Widya buat lakuin hal ini maupun hal itu”. Ucap mbah Mitro mengocok kontolnya kembali sambil melihat Widya yang sedang mengeringkan badannya.
19958Please respect copyright.PENANAnfvAdMUmIH
Sambil mengenakan bajunya, Widya melihat ke arah mbah Mitro yang masih mengocok kontolnya sambil memandangi dirinya yang telanjang bulat. Tanpa terlalu memedulikannya lagi, Widya mengenakan pakaiannya di depan mbah Mitro. Saat dirinya sedang membungkuk memakai celana dalamnya, tanpa diduga mbah Mitro menghampiri Widya dari belakang dan menempakan peju nya tepat di bibir memek Widya.
19958Please respect copyright.PENANA2Oe7DCK4QW
“AAAAKKHHH!!! Mbah pengen memek bu Widya ini….Aaaakkkkhhh….”, erang mbah Mitro menyemburkan peju nya di depan memek Widya yang sedang membungkuk itu hingga sekitar memeknya berlepotan oleh peju mbah Mitro. Tapi untung mbah Mitro tak sampai nekat memasukkannya ke dalam memek Widya.
19958Please respect copyright.PENANAxPbsuwC3uK
CROT!!! CROT!!! CROT!!!
19958Please respect copyright.PENANANsM3RWUz6P
Widya yang kaget oleh ulah mbah Mitro terpeleset dan jatuh kembali ke sungai hingga semua pakaian nya basah kuyup. Hal tersebut lantas dengan cepat mbah Mitro membantu Widya.
19958Please respect copyright.PENANAMmE991ABPF
“Mbah bikin saya kaget sih”, ucap Widya yang sebenarnya kesal dengan kelakuan yang ia dapatkan dari pria tersebut.
19958Please respect copyright.PENANAcEO1ixDWBc
Setelah kegiatan mandi di sungai selesai. Mereka berdua berjalan kembali ke rumah mbah Mitro. Jika di perhatikan mungkin bisa dengan jelas terdapat keanehan dengan cara berjalan Widya saat itu yang memang merasa nyeri di bagian selangkangannya dan Widya merasa sedikit tebal pada bagian tersebut.
19958Please respect copyright.PENANARQ4bwSDODv
Sesampainya di rumah mbah Mitro, Widya melihat anaknya sudah bangun dari tidurnya dan tengah berjongkok di depan rumah mbah Mitro sambil bermain bersama jangkrik yang ia tangkap. Evan yang mengetahui mamanya telah kembali langsung berdiri dari posisinya.
19958Please respect copyright.PENANADewSbqjFY7
“Mamah kemana aja? Evan bangun kok mamah ga ada”, tanya Evan sambil melihat pakaian mamahnya yang basah.
“Mamah habis mandi dari sungai sama mbah Mitro. Bangunnya udah lama? Maaf ya kalo Evan khawatir”, ucap Widya sambil mengelus lembut kepala anaknya.
“Evan lapar, mah”, ujar Evan.
“Yaudah, mama ganti baju dulu ya. Nanti mamah buatin sarapan buat kamu”
“Mbah, apa ada beras sama bahan makanan buat saya bikin sarapan?”, sambung Widya bertanya pada mbah Mitro yang akan memulai kegiatan paginya membelah kayu.
“Ada, bu. Cari aja di dapur, kalo ga salah semalam mbah bawa kentang sama kangkung dari kebun”, jawabnya sambil menata kayu untuk di belah menggunakan kapak.
19958Please respect copyright.PENANAaA8bfAarTE
Widya masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya. Widya hanya menggunakan pakaian santai dengan kaos biasa yang lagi-lagi lumayan pres pada tubuhnya yang dimana bahan kaos itu sendiri sedikit tipis dan bawahnya mengenakan rok panjang. Sementara untuk dalamnya Widya menggunakan Bra berwarna merah dan celana dalam putih.
19958Please respect copyright.PENANAWbxfy8Rq7f
Widya membuatkan sarapan sekaligus untuk dimakan mereka hari ini dengan oseng kangkung campur kentang dan setelahnya mereka bertiga menyantap makanan tersebut bersama-sama di depan rumah mbah Mitro.
19958Please respect copyright.PENANAWKBqhONwqL
..
19958Please respect copyright.PENANAEIy6UN99Mh
Tak berapa lama setelah makan dan selesaiannya kegiatan mbah Mitro dengan membelah kayu bakar, ia berpamitan untuk pergi ke kota guna membeli beberapa hal yang di butuhkan untuk prosesi bersemadinya nanti malam. Sepeninggalnya mbah Mitro Widya memutuskan untuk tidur karna dia merasa sangat lelah dan baru saja merebahkan tubuhnya Widya langsung terlelap. Sementara Evan yang disuruh untuk tidur siang tak bisa memejamkan matanya lalu ia bangkit dari ranjangnya meninggalkan Widya yang sudah tidur nyenyak untuk keluar dari rumah.
19958Please respect copyright.PENANAx3s6LMWgoy
“Ngapain ya? Mamah tidur, mbah Mitro ga ada”, ucap Evan merasa bingung.
19958Please respect copyright.PENANAH6sV8EyYoR
Setelah dipikirkan Evan memilih untuk mencari beberapa jangkrik kembali untuk ia pelihara saat ia pulang nanti karna di tempatnya sudah jelas tak ada, walaupun ada harus mengeluarkan uang. Namanya juga tinggal di kota mana ada jangkrik liar yang dengan gampangnya bisa di temui, yang ada hanya tikus sama kecoak yang banyak.
19958Please respect copyright.PENANAfuUtJTudAr
Tak memerlukan waktu lama Evan bisa menemukan lubang tempat Jangkrik bersarang. Dengan cekatan, Evan mendapatkan apa yang ia cari tersebut. Sedang asyik-asyiknya mencari Jangkrik Evan melihat dari posisinya yang berada di balik semak bahwa tukang ojek yang mengantarkan dirinya beserta mamahnya datang ke rumah mbah Mitro. Pak Kanto
19958Please respect copyright.PENANATPhZ1sqzmW
“Ada mamah juga di dalam”, ucap Evan tapi masih memperhatikan di posisinya.
19958Please respect copyright.PENANA6wIYeJU1DU
Terlihat beberapa kali pak Kanto mengetuk pintu rumah mbah Mitro yang terbuka karna Evan lupa menutupnya tadi. Mungkin karna tak mendapatkan jawaban dari dalam, pak Kanto mencoba untuk tetap masuk ke dalam rumah. Evan yang berpikir bahwa mamahnya pasti bangun hanya menghiraukannya dan kembali mencari kesana dan kemari lubang Jangkrik lainnya.
19958Please respect copyright.PENANAD4mnYSeI5H
“dapat juga Tiga ekor”, ucapnya sambil memasukkan ketiga Jangkrik tersebut ke dalam wadah bekas minuman gelas yang ia temukan.
19958Please respect copyright.PENANA8BoeAxyTnE
Sudah beberapa menit tapi pak Kanto belum juga terlihat keluar dari rumah mbah Mitro. Sedangkan Evan sudah selesai mencari Jangkriknya dan berniat untuk menunjukkannya pada mamahnya yang tengah mengobrol bersama pak Kanto di dalam rumah dengan senyum senang yang Evan tunjukkan.
19958Please respect copyright.PENANAfTzvtfg1vV
Saat Evan masuk ke dalam rumah ternyata di ruang depan tak ada pak Kanto maupun mamahnya. Evan mencoba mencari ke belakang tempat kamar dirinya dan mamahnya gunakan selama di rumah mbah Mitro tersebut. Terlihat kamar yang ia dan mamahnya pakai sudah tertutup dengan menyisihkan sedikit celah. Padahal yang Evan ingat pintu depan dan pintu kamar lupa iya tutup.
19958Please respect copyright.PENANAZiJ4KE4PZV
“Kok sekarang tertutup, hanya sedikit terbuka doang. Apa kena angin? Terus pak Kanto dimana? Bukannya tadi pak Kanto masuk ke rumah”, Evan mencoba berpikir apa yang terjadi.
19958Please respect copyright.PENANAcBnukBOZ8w
Ia gerakan langkahnya menuju kamar tersebut. Lewat celah pintu yang tak sepenuhnya tertutup itu Evan bisa melihat mamahnya masih di posisi tidurnya dengan terdapat pak Kanto di depan mamahnya yang terbaring menyamping ke arahnya dengan celanya yang diturunkan sambil mengocok pelan kontolnya yang sudah makin membesar di depan tubuh mamahnya.
19958Please respect copyright.PENANATjcOS0Xx7Y
Widya telah mengganti pakaiannya yang ia pakai sebelum tidur. Mungkin karna dirinya merasa panas sehingga memutuskan untuk mengganti pakaiannya yang lebih terbuka lagi. Widya memakai tanktop warna hijau lumut dengan hotpants. Karna hal tersebut juga malah menyulut nafsu pak Kanto lebih meluap lagi.
19958Please respect copyright.PENANAByH9DcjP4z
Widya dalam posisi tidur
19958Please respect copyright.PENANANhLjpl4oFF
Walau Evan belum terlalu tau banyak akan seks, tapi Evan sudah tau apa yang sedang dilakukan oleh pak Kanto tersebut dan ia juga sedikit demi sedikit sudah mulai mengerti apa yang namanya bersetubuh semenjak dirinya melihat sendiri saat mamahnya tengah di Setubuhi oleh beberapa pria di dalam ruangan saat di Rest area maupun di dalam bus tadi lagi. Evan sudah mempunyai pemikiran bahwa seks itu enak makanya orang-orang suka dengan hal tersebut. Bahkan Evan juga sudah mulai merasakan apa yang namanya tertarik dengan tubuh perempuan walau belum terlalu kuat dan belum terlalu menguasai pikirannya. Evan juga pagi ini mulai penasaran dengan tubuh mamahnya, hanya sekedar penasaran apa tubuh ibunya sebegitu enaknya untuk lelaki.
19958Please respect copyright.PENANAmWZWkvcj5v
Dilihatnya pak Kanto mengocok kontol nya sambil melihat tubuh mamahnya yang sedang terlelap dalam tidurnya di atas ranjang bambu.
19958Please respect copyright.PENANA1pk2fAWDwF
Tangan pak Kanto dengan perlahan memberanikan dirinya untuk merasakan kulit paha Widya yang putih halus. Perlahan dari atas turun ke bawah kaki dan naik kembali ke paha atas. Dengan berani pak Kanto menempelkan ujung kontolnya di kulit paha Widya yang terbuka sambil menggesekkan batang tersebut dari ujung kaki sampai pangkal paha Widya. Terlihat sedikit juga ujung atas celana dalam putih Widya pas pada bagian karetnya.
19958Please respect copyright.PENANAsIuFFXMrlL
“Mimpi apa gue sekarang ini kontol bisa gesek paha mulus kaya gini”, ucap pelan pak Wanto sambil menggesekkan kontolnya di paha Widya.
19958Please respect copyright.PENANAu8AePbritD
Tangan kananya tetap mengocok batangnya, sementara tangan kirinya ia gerakan lebih jauh lagi dengan mencoba menyentuh payudara Widya. Masih tak ada respon, hal tersebut membuat pak Kanto makin kalut. Ia remas pelan gundukan daging besar empuk tersebut sambil tangan satunya tetap mengocok kontolnya.
19958Please respect copyright.PENANAmbZTHPOVw0
“Empuknya ini toket”
19958Please respect copyright.PENANAxsNHqtg3Aj
Ia susupkan tangannya masuk ke dalam tanktop tersebut serta Bra biru tua yang di pakai oleh Widya. Ia remas daging besar itu secara langsung di dalamnya. Karna takut Widya bangun, pak Kanto tak berani untuk mengeluarkan payudara Widya tersebut.
19958Please respect copyright.PENANAE5bLKIIKxK
“ternyata memang besar ini toket. Udah besar, halus, empuk banget lagi. Sshhhh…”
“Bisa ga ya gue entotin memeknya? Kalo bisa bakal gue hajar habis memeknya sampe kontol gue puas”, ujarnya saat dikuasai oleh nafsu terhadap tubuh Widya.
19958Please respect copyright.PENANAkrux2i62MZ
CLOK!!! CLOK!!! CLOK!!!
19958Please respect copyright.PENANAyFcjBuZNZw
Kocokkannya dipercepat, “pengen ngecrot gue, anjing…ssshhhhh….”
19958Please respect copyright.PENANAMpje8ElQNd
Ia tarik tangannya dari payudara Widya. Ia kocok kontolnya lebih cepat karna dirinya merasa akan segera mencapai orgasmenya saat menggunakan tubuh Widya untuk onaninya.
19958Please respect copyright.PENANAVJia1GGw1O
Sebenarnya saat di posisi tersebut pak Kanto sangat gemas dengan penampilan Widya siang itu. Saat ia melihat tali Bra milik Widya rasanya ia ingin sekali menarik tali penyangga Bra yang dikenakan Widya sampai putus. Tapi apa daya jika ia lakukan hal tersebut maka Widya akan terbangun.
19958Please respect copyright.PENANAUPbRWWVhk7
Gerakan tangannya mulai cepat, kontolnya mulai berdenyut akan segera mengeluarkan isinya. Pak Kanto dekatkan kontolnya di depan wajah Widya sambil memegang lembut kepala Widya. Rambut Widya yang panjang ujungnya ia raih dan ia gunakan untuk membungkus kontolnya sambil terus dikocoknya. Ia mencapai orgasmenya dengan menumpahkan seluruh peju nya diatas kepala Widya hingga terlihat rambut atas Widya berlepotan dengan ceceran peju milik pak Kanto. Sementara sisa peju yang masih keluar ia oleskan pada punggung Widya yang terbuka. Jika saja Widya tak terlalu lelah mungkin ia akan segera sadar saat ada cairan berasa hangat mengenai dan sedikit meleleh di punggung putihnya itu.
19958Please respect copyright.PENANAP7Hlo9hrnk
CROT!!! CROT!!! CROT!!!
19958Please respect copyright.PENANAbK5t1yb9mc
“Aaaakkkkhhh!!! Nikmatnya…puas”, ucapnya sambil menekan ujung kontolnya di payudara Widya.
19958Please respect copyright.PENANAyW8ygM8D5o
CUP!!!
19958Please respect copyright.PENANAPLZZrxqBOR
Ia cium sekilas punggung samping Widya yang masih terlelap. Ia punggung putih mulus tersebut dengan lembut sambil di jilatnya menggunakan lidahnya dan menempelkan serta mengoleskan sebentar kontolnya di area punggung itu dan sekitar tali Bra Widya seakan-akan pak Kanto ingin supaya bau kontolnya menyatu dengan tubuh Widya.
19958Please respect copyright.PENANA2Nn4sbrlWQ
“Emang mulus banget tubuhnya. Ga percuma tadi mampir kesini sehabis ngantar penumpang yang akan naik gunung”.
19958Please respect copyright.PENANAGJbn2154Pw
Selain pak Kanto tukang ojek yang lumayan sering naik turun gunung untuk mengantarkan beberapa pendaki, pak Kanto juga lumayan sering main ke tempat Mbah Mitro karna notabene mereka sudah kenal sejak lama. Pak Kanto menganggap mbah Mitro seperti ayahnya sendiri dan sebaliknya, mbah Mitro menganggap pak Kanto seperti anaknya.
19958Please respect copyright.PENANAua59M7Pug2
Pak Kanto memasukkan kembali kontolnya ke dalam celananya. Ia pandangi tubuh Widya yang tergolek di atas ranjang dengan keadaan rambutnya tercecer cairan putih kental, begitu juga dipunggungnya yang dimana cairan tersebut sedikit meleleh dan di bagian tali Branya yang terdapat segumpal cairan putih kental tersebut.
19958Please respect copyright.PENANAVyq4nTfVrY
Setelahnya pak Kanto pergi meninggalkan Widya dan rumah mbah Mitro tanpa melihat ada siapapun di rumah tersebut kecuali dirinya dan Widya yang terlelap di dalam kamar.
19958Please respect copyright.PENANAypYhi00PDQ
Seperti yang Evan lihat, bahwa baru saja mamahnya dilecehkan oleh seorang tukang ojek tersebut di depan matanya, Evan langsung keluar dari tempat yang ia gunakan bersembunyi saat pak Kanto keluar dari kamar. Ia langkahkan kakinya masuk ke dalam kamar menemui mamahnya. Dengan langkah pelan Evan telah berada di depan tubuh Widya yang masih terbaring menyamping. Ia pandangi sosok tubuh wanita yang ia sebut sebagai mamahnya tersebut dengan pandangan lekat. Ia keluarkan sebuah benda dari celananya dan ia arahkan tangannya untuk maju mendekat.
19958Please respect copyright.PENANATcetC1V3vL
“Maaf, mah. Evan ga tahan lihat mamah seperti ini”, lirih Evan.
19958Please respect copyright.PENANAKpknf3ZYR5
Dengan gerakan hati-hati Evan mengelap cairan putih kental yang tercecer di rambut serta punggung mamahnya dengan sapu tangan miliknya hingga bersih. Ia pun juga ambil selimut yang terserak tepat dibawah kaki Widya dan ia tarik ke atas untuk menutupi setengah tubuh mamahnya tersebut.
19958Please respect copyright.PENANANQdfx8j56U
“Evan bersyukur punya mamah baik, cantik serta tubuh yang bagus kaya mamah ini, tapi Evan juga merasa kasihan karna tubuh bagus mamah ini, mamah jadi di lecehkan. Bahkan Evan juga tau bahwa banyak lelaki saat melihat mamah pasti akan memandang mamah dengan tatapan nafsu”
19958Please respect copyright.PENANAmPLSvM5jyw
GLEK!!!
19958Please respect copyright.PENANAx2tyJQNDJX
Evan menelan ludahnya, “apakah Evan juga termasuk pria tersebut, mah? Pria yang merasa nafsu terhadap tubuh mamah ini”
19958Please respect copyright.PENANASSzPs5pmw1
—
19958Please respect copyright.PENANAAEe9upCQKO
Sore harinya mbah Mitro telah kembali dari urusannya dari kota untuk membeli beberapa hal yang ia perlukan untuk membantu Widya mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Ia dudukan pantatnya mendarat di kursi bambu teras rumahnya, sementara Widya terlihat keluar dari dalam rumah sembari membawa segelas kopi di tangannya.
19958Please respect copyright.PENANAWPzmIWQrxe
“Kopi, mbah. Saya lihat kayaknya capek banget”, ucap Widya sambil menaruh gelas kopi di atas meja kecil di samping mbah Mitro.
“Hhaaahhhh….Makasih, bu”
19958Please respect copyright.PENANAk9RfXedOYL
Widya duduk di kursi samping meja kecil tersebut menemani mbah Mitro yang baru saja pulang.
19958Please respect copyright.PENANANeaVY9FU71
“Mbah sudah dapat yang diperlukan buat bersemadi nanti malam. Lumayan susah mbah carinya karna memang hari ini bukan hari yang kurang pas buat cari hal tersebut. Tapi untungnya mbah masih bisa dapatkan apa yang di butuhkan”, ucapnya sambil meniup kopi panas yang Widya buat lalu menyeruputnya dengan pelan.
“maaf, mbah karna Widya merepotkan mbah Mitro seperti ini”, ucap Widya merasa bersalah melihat pria tua tersebut.
“ga papa, bu. Ini memang salah satu pekerjaan mbah”
19958Please respect copyright.PENANA3GRbF7RhhM
“Dengan uang yang harus saya bayarkan berapa, mbah?”, tanya Widya tanpa memandang mbah Mitro.
“Soal bayaran itu gampang, bu. Bayaran akan dilakukan setelah proses pemasangan berhasil”, ujarnya sambil kembali menyeruput kopinya.
“Lagian kalo proses pemasangan berhasil mbah mau minta bayaran sama bu Widya juga ga bakal khawatir karna ibu pasti bisa membayarnya, jadi buat hal tersebut ga usah terlalu dipikirkan dulu, bu yang penting prosesnya lancar dan berhasil”, lanjut mbah Mitro. Ucapannya masuk akal juga.
19958Please respect copyright.PENANA3zjm6ohoMP
“jadi malam ini mbah akan pergi buat bersemadi melakukan penarikan pusaka pelaris tersebut?”, tanya Widya.
“ya, malam ini mbah bakal bersemadi di dalam hutan di tempat yang tersembunyi buat menarik pusaka tersebut dari tempatnya. Mbah disana hanya satu malam sudah cukup dan buat bu Widya sama nak Evan tunggu saja di rumah ini”. Widya mengangguk.
“yaudah, mbah saya mau pamit sebentar buat ngajak mandi anak saya ke sungai sama sekalian saya juga mau mandi”, pamit Widya bangkit dari duduknya.
“Ingat jalan ke sungainya kan, bu?”, tanya mbah Mitro dan dijawab anggukan kepala oleh Widya.
19958Please respect copyright.PENANAKEHJxF29iK
Tak lama terlihat dua sosok ibu dan anaknya keluar dari dalam rumahnya sambil membawa handuk beserta peralatan mandi. Mbah Mitro hanya melihatnya sambil terus menikmati kopi buatan ibu muda tersebut.
19958Please respect copyright.PENANALl5b2naVyD
Setelah menghabiskan kopinya, mbah Mitro bangkit dari posisi duduknya untuk mengistirahatkan tubuhnya supaya kondisi staminanya saat bersemadi semalaman bisa kembali prima.
19958Please respect copyright.PENANADwtDTIqpeG
Sementara itu di sungai. Evan telah telanjang bulat di dalam air sungai dan Widya masih mengenakan bajunya yang sudah basah karna menyabuni Evan. Widya merasa sedikit kerepotan karna anaknya tersebut malah bermain air dan terus bergerak. Mungkin karna ini untuk pertama kalinya juga Evan mandi di sungai.
19958Please respect copyright.PENANALIs7Jk6roF
“air sungainya segar banget, bu. Beda banget rasanya kaya air POM rumah kita”, seru Evan.
19958Please respect copyright.PENANA0Fdn7eb0vk
Tanpa Widya sadari, Evan sesekali memperhatikan tubuh diirinya yang dimana pakaiannya telah basah sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya, apalagi di bagian dadanya. Bisa terlihat dengan jelas di hadapan anaknya bentuk payudaranya yang tercetak jelas akibat basah. Bra merah yang di pakai oleh Widya pun juga ter terawang dengan jelas dari balik bajunya.
19958Please respect copyright.PENANAQqQ9kQQ2Rn
“mah, buka juga dong pakaian mamah. Masa mandi ga lepas baju”, ucap Evan.
“masa mamah telanjang di depan anak mamah ini yang udah SMP”
“Memangnya kenapa, mah? Lagian Evan juga anak mamah. Buka dong bajunya, mah”, Evan terus mendesak mamahnya terus untuk membuka seluruh pakaiannya.
“Yaudah, mamah buka biar adil. Tapi mamah malu kalo ada orang yang lagi berburu lihat mamah telanjang. Kalo sampai ada pemburu yang lihat mamah telanjang kaya gini terus mamah diapa-apain kamu harus lindungi mamah loh” ,ucap Widya bercanda.
“Siap! Evan bakal hajar orang itu biar ga deketin mamah. Hehehe”
19958Please respect copyright.PENANAmdhWjU4qF1
Widya mulai melepaskan baju atasnya. Terlihat Evan sedari tadi tak bisa diam sekarang bisa diam sambil memperhatikan gerakan tangan mamahnya sendiri yang sedang mencoba melepas semua kain yang melekat ditubuhnya. Widya melepaskan baju dan diikuti rok panjangnya hingga kini terlihat jelas di depan Evan sosok tubuh mamahnya yang hanya terbalut Bra merah dengan celana dalam putih saja tengah berdiri di depannya.
19958Please respect copyright.PENANA42DgFtEA4H
GLEK!!!
19958Please respect copyright.PENANA0OWgvbhL0x
Evan tau sedikit apa itu seks tapi dia sama sekali tak tau seperti apa rasanya sebuah seks tersebut. Jangankan rasa sebuah seks sungguhan, untuk rasa terangsang saja dia belum pernah mengalaminya. Ia hanya mengagumi tubuh mamahnya selama ini tanpa ada pemikiran yang menjorok pada hal seks. Tapi apa yang ia rasakan saat itu sungguh berbeda dari rasa mengaguminya selama ini. Ada sebuah getaran yang menyerang tubuhnya saat melihat mamahnya berdiri di depannya hanya memakai Bra serta celana dalamnya. Untuk pertama kali juga Evan bisa merasakan bahwa bagian bawahnya sedikit mulai mengeras. Karna takut mamahnya bisa melihat perubahan benda bawahnya tersebut. Evan terus merendamkan badannya di dalam air.
19958Please respect copyright.PENANAavq4MhIjib
“kok susah sih?”, pelan Widya saat mencoba mencopot kaitan Bra merahnya terasa susah.
“nak, tolong bantu lepasin pengait Bra mamah dong”, ucap Widya dan hal tersebut entah kenapa membuat kontol Evan semakin mengeras.
19958Please respect copyright.PENANAG9phVB7qtg
Evan tau betul dengan apa yang dirasakannya itu bukanlah hal yang bagus, dimana dia merasa nafsu dengan tubuh mamahnya sendiri. Evan memang tak terlalu mengetahui sangat tentang seks, tapi dia tau apa artinya jika kontolnya mengeras bertanda apa. Bertanda bahwa dirinya merasa bernafsu, terangsang pada lawan jenis.
19958Please respect copyright.PENANABmpM61sPF4
“ii..iya, mah. Tapi mamah berendam biar Evan mudah buat lepasin pengait Bra nya mamah”
19958Please respect copyright.PENANA0YymlJFqOp
Widya menuruti ucapan anaknya dan berbalik membelakangi Evan sambil berendam. Sementara Evan baru mau mendekat ke arah mamahnya setelah mamahnya tersebut dalam posisi membelakanginya. Terlihat jelas saat anak tersebut berdiri dari posisinya sedari tadi bahwa kontolnya sudah mengeras dan ukurannya besar untuk anak seumurannya, bahkan bisa dibilang seperti ukuran anak SMA.
19958Please respect copyright.PENANA9eIavW1Rxz
Evan berdiri di belakang punggung Widya dengan kondisi kontol anaknya tersebut tengah mengacung dengan tegaknya tanpa Widya sadari. Dengan hanya sedikit membukukan badanya. Dengan sedikit rasa gemetar pada tangannya, Evan mulai menggerakkan tangannya membuka pengait Bra mamahnya sambil matanya tetap memperhatikan kedua gundukan mulus nan besar milik Widya. Sebuah pemandangan menarik kembali terjadi di hadapan Evan. Dimana saat pengait Bra mamahnya berhasil dibuka, ia bisa melihat dengan jelas kedua payudara mamahnya bergerak dengan indahnya.
19958Please respect copyright.PENANARhrBg7zToJ
“akhirnya bisa juga. Makasih anak mamah”, ucap Widya sambil kepalanya bergerak untuk menengok ke belakang. Saat kepala Widya menengok hampir saja kontol Evan yang sudah tegak berdiri terlihat oleh Widya, namun untungnya Evan bisa dengan cepat membenamkan bagian tubuhnya ke dalam air. Jika, jika hal tersebut tak dilakukan oleh Evan, Widya bisa melihat kontol anaknya yang sudah tegang tepat dibelakang kepalanya dan mungkin juga jika Widya tetap menengok kontol anaknya tersebut bisa mengenai pipinya.
19958Please respect copyright.PENANAUC0JUWA2XQ
Setelah Bra terlepas dari kedua payudaranya, Widya kembali berdiri dan tepat di hadapan Evan Widya mengangkat satu kakinya untuk melepaskan celana dalamnya dalam posisi masih membelakangi Evan. Bisa dilihat oleh Evan bentuk utuh tubuh mamahnya dan juga bentuk pantatnya.
19958Please respect copyright.PENANAnePpCAB9Fj
“badan mamah bagus banget. Pantas saja lelaki yang melihat mamah pasti terangsang. Apa aku juga sedang terangsang denganmu, mah? Aku terangsang sama tubuh mamahku sendiri ini gila, tapi burungku tak bisa bohong akan hal tersebut. Maafkan Evan, mah karna ikut bernafsu pada tubuh mamah”, batin Evan.
19958Please respect copyright.PENANAIrty5gc1Te
Hal yang mengejutkan kembali terpampang di hadapan Evan dimana mamahnya membalikkan tubuhnya menghadap Evan. Terlihat jelas kedua gundukan payudara mamahnya yang besar dan bentuknya terlihat padat. Serta rambut kemaluan mamahnya yang tak terlalu banyak. Sifat kelakian Evan muncul dengan menelan ludah.
19958Please respect copyright.PENANAKJxKX3OU3T
Kontol Evan bereaksi naik turun melihatnya. Nafasnya memburu dan detak jantungnya tak karuan dibuatnya.
19958Please respect copyright.PENANAt0aFd3Pa98
“Kok bengong? Hayo, lagi mikirin apa tentang mamah?”, ucap Widya.
“Ah! Enggak, kok, mah. Evan Cuma mengagumi badan mamah aja yang bagus”, balas Evan belingsatan.
19958Please respect copyright.PENANAg6yV6PwCBY
Widya merendamkan dirinya ke dalam air sungai. Evan yang tak tahan dengan perasaannya saat melihat tubuh ibunya mulai menjauh. Ia sembunyikan sedikit badannya di belakang batu kecil.
19958Please respect copyright.PENANAq2AhkbC2Cl
Disini Evan belum pernah melakukan yang namanya onani sama sekali. Dari kejadian yang akhir-akhir ini lihat, Evan mulai belajar hal yang belum pernah ia pikirkan sebelumnya. Dimana ia mulai melakukan hal yang ia lihat dari pak Kanto siang tadi terhadap tubuh mamahnya itu. Ia mulai dengan urutan pelan pada kontolnya sambil terus memandangi tubuh ibunya.
19958Please respect copyright.PENANAzL4NYwbCKO
“Sshhhhh…kok enak?”
19958Please respect copyright.PENANAIoghmH79VC
Evan meningkatkan kocokkannya menjadi sedikit lebih cepat. Benar-benar sebuah rasa yang belum pernah Evan rasakan selama ini. Perasaan enak saat kontolnya ia kocok sambil melihat tubuh perempuan dan membayangkan perempuan tersebut. Bahkan perempuan yang sedang ia lihat dan ia bayangkan adalah mamahnya sendiri. Sungguh sensasi enak yang Evan rasakan.
19958Please respect copyright.PENANA7d9ypHF5L2
“Ssshhh…mamah….maafkan Evan, mah…ini enak. Sshhhh….”, racaunya pelan sambil melihat Widya yang sedang membasuh kedua payudaranya.
19958Please respect copyright.PENANAyysFykBeKm
Karna hal yang tengah dilakukan oleh Evan adalah pengalaman pertamanya, Evan dengan cepat merasakan sebuah orgasme yang ia rasakan untuk pertama kalinya dan rasanya sungguh tak pernah terlintas di kepalanya. Sebuah rasa enak dan nikmat menjalar ke seluruh tubuhnya.
19958Please respect copyright.PENANAjtGC8acifO
“Mah! Evan kenapa? Aaaakkkkhhh…Evan merasakan enak yang teramat, mah…sshhhh….Evan enak, mah…”
19958Please respect copyright.PENANAd1oyWz2D5L
CROTT!!! CROT!!! CROT!!!
19958Please respect copyright.PENANAlgoHCYrQUM
Evan mengeluarkan peju nya demgan sangat banyak di dalam air dan cairan kental dalam jumlah banyak tersebut menari di dalam air mengalir ditarik arus sungai ke arah dimana Widya tengah membasuh tubuhnya.
19958Please respect copyright.PENANA8ol32gKJUK
Mandi sore yang Evan lakukan dengan Mamahnya di sungai tersebut sungguh berkesan bagi Evan pribadi karna di sore itu Evan merasakan apa yang belum pernah ia rasakan selama ini. Setelah Evan mengeluarkan cairan outih untuk pertama kalinya, Evan terus mencari celah memperhatikan Widya. Bahkan tak lama, Evan kembali merasakan bahwa kontolnya kembali menegang, tapi kali kedua itu Evan tak bisa mengeluarkan seperti apa yang dilakukannya tadi karna Widya menyuruh Evan untuk menyudahi mandinya dan kembali berpakaian.
19958Please respect copyright.PENANAY9it9GYO92
Evan berjalan ke arah Widya yang tengah mengeringkan badanya dengan langkah gugup. Evan takut bahwa Widya akan melihat kontolnya yang sedang berdiri tegak karenanya. Untungnya Widya sibuk dengan kegiatannya mengerikan tubuh serta memakai pakaiannya, sehingga Evan bisa memakai pakaiannya tanpa diketahui oleh Widya akan masalah kontolnya.
19958Please respect copyright.PENANAHpVLKDSOID
Di dalam perjalanan pulang menuju rumah mbah Mitro, Evan hanya mampu menahan sedikit rasa sakit pada kontolnya karna dalam kondisi tegak maksimal tanpa bisa melakukan hal yang bisa meredamkannya. Ia berjalan di samping Widya dengan menutupi selangkangannya dengan handuk miliknya.
19958Please respect copyright.PENANASuE4wRyDtJ
“Aduh, tititku kenapa masih berdiri sih?”
19958Please respect copyright.PENANAOWPwBG7FoM
Bukan hanya merasakan sedikit sakit akibat dirinya terus menahan kontolnya yang tegang, Evan juga mulai merasakan kepalanya ousing dengan dada yang bergemuruh akibat menahan nafsu yang sedari tadi menyerangnya kembali
19958Please respect copyright.PENANAwqr0KOGedR
—
19958Please respect copyright.PENANAAWVdBEdLyN
Saat malam menjelang. Evan beserta mamahnya dan mbah Mitro menyantap makan malam diatas meja kayu yang kusam. Tak ada listrik yang mengalir dirumah tersebut. Hanya ada lampu petromak yang menerangi malam mereka. Sementara di luar terasa sangat sepi, hanya dipenuhi oleh suara hewan-hewan hutan yang saling bersahutan.
19958Please respect copyright.PENANANxBgkrB0Y7
Malam sudah semakin larut saat menunjukkan pukul 20.29 dan Evan disuruh untuk lekas tidur. Sementara Widya meninggalkan Evan di dalam kamar karna dikira Evan sudah tidur dan Widya duduk di kursi tempat mereka makan malam tadi sambil berbicara pada ibunya lewat telepon.
19958Please respect copyright.PENANAwIHWue1PQ1
Evan merasa susah untuk tidur karna terus terganggu oleh suara hewan-hewan kecil penghuni hutan yang terus bersahutan. Evan memutuskan untuk menemui mamahnya yang tengah berbicara pada neneknya lewat telepon dan ia ingin mengobrol juga dengan neneknya.
19958Please respect copyright.PENANA8s5RD2jp1X
Pada saat dirinya baru sedikit membuka pintu ternyata mamahnya tak duduk sendirian melainkan bersama mbah Mitro dan posisi duduk Widya membuatnya Evan kaget. Dimana Widya tengah duduk diatas pangkuan mbah Mitro sambil dirinya terus mengobrol dengan ibunya di telepon. Tangan mbah Mitro bermain di kedua payudara Widya yang sudah terbuka. Diremasnya payudara Widya dan dikulumnya puting Widya dengan santainya. Sementara Widya mengobrol dengan ibunya sambil menahan desahan supaya tak ada rasa curiga pada ibunya.
19958Please respect copyright.PENANASs47DnGwbQ
“iya bu, Evan udah…. Widya tidurkan”, ucap Widya sambil melihat mbah Mitro yang masih asyik menyusu pada payudaranya.
19958Please respect copyright.PENANAxT7lrX0ua5
“Ssshhh….”, desah Widya karna putingnya disedot dengan kencang oleh mulut mbah Mitro.
19958Please respect copyright.PENANAds3LHbz8F7
“Kamu kenapa, nak? Kamu lagi apa sekarang?”, tanya ibunya Widya saat mendengar suara seperti desahan dari anak perempuannya itu.
“ga, bu…. Sshhhh…pedasss…Widya Cuma kepedasan tadi makan sambal soalnyaahhh….ssshhh…pedas banget, bu…”, ucap Widya mencoba menutupi apa yang sebenarnya terjadi. Sementara dibawah sana mbah Mitro tersenyum.
“makanya kalo ga kuat pedas jangan terlalu banyak”, ucap ibu Widya menasihatinya.
19958Please respect copyright.PENANAToE5mlipsg
“Aakkkhhhh!!!”, jerit lirih Widya karna tangan mbah Mitro memelintir puting Widya dan diikuti gerakan remasan lumayan keras pada payudaranya.
19958Please respect copyright.PENANAOCkOzHXk1b
“Kenapa lagi, nak?”
“I…ini, bu. Kaki Widya kesandung kursi”
19958Please respect copyright.PENANAAUihS8zwIe
Mbah Mitro menyudahi aktivitasnya pada payudara Widya dan bangkit dari posisinya memangku tubuh Widya. Ia dudukan kembali Widya dalam posisi duduk normal, tapi di sebelahnya mbah Mitro berdiri sambil mengocok batang kontolnya yang besarnya. Mbah Mitro memegang kontolnya. sambil mengisyaratkan untuk dimasukkan ke dalam mulut Widya, namun Widya menggelengkan kepalanya karna sedang mengobrol dengan ibunya.
19958Please respect copyright.PENANAqMNcm8TE5G
Untungnya mbah Mitro tak memaksa, ia hanya kembali melanjutkan mengocok kontolnya sendiri sambil terus memperhatikan tubuh Widya. Seiring kocokkannya yang semakin cepat tubuh mbah Mitro mulai menekuk ke depan membungkukkan badanya sedikit akibat rasa orgasme yang sebentar lagi akan diraihnya.
19958Please respect copyright.PENANAvCeEz5x0V5
CLOK!!! CLOK!!! CLOK!!!
19958Please respect copyright.PENANAKf5LhvNOuQ
Mbah Mitro terus mengocok batang kontolnya dengan bernafsu memperhatikan tubuh Widya yang dimana kedua payudara Widya terpampang bebas di luar bajunya. Sehingga bisa dilihat puas oleh mbah Mitro dengan kedua puting Widya yang mengkilap oleh air liur mbah Mitro saat menyusu padanya tadi.
19958Please respect copyright.PENANAaKnRP2pYhW
“Ibu bangga punya anak kaya kamu, nak. Kamu dengan usaha keras menolak bantuan ibu, malah kamu tetap berusaha dengan hasil kami sendiri. Ibu bangga, nak. Sangat bangga. Tetaplah menjadi anak yang bisa membuat ibu bangga”, ucap ibu Widya dari balik telepon.
19958Please respect copyright.PENANAPBlCugff4k
CROT!!! CROT!!! CROT!!!
19958Please respect copyright.PENANAoxddyhGgk0
“Terima Peju mbah , Widya ku….Aakkkhhhh… Wajahmu buat mbah nafsu, Widya…Aakkkhhhh…”, batin mbah Mitro sambil menyemprotkan isi zakarnya.
19958Please respect copyright.PENANA7qdNsx7HVN
Tepat ibu Widya berbicara, mbah Mitro menyemprotkan peju nya ke seluruh wajah Widya hingga wajahnya berlepotan cairan putih kental. Beberapa semburan sampai jatuh di rambut dan dada bagian atas Widya.
19958Please respect copyright.PENANA4XCxFOOgNx
“Aakkkhhhh….ssshhhhh….”, desis mbah Mitro pelan sambil terus mengeluarkan sisa-sisa peju nya ke wajah Widya yang masih puji oleh ibunya itu.
19958Please respect copyright.PENANAGMNExDZkom
Widya sebenarnya kaget akan semprotan cairan hangat yang mengenai wajahnya dengan banyak, tapi ia bisa mengontrol rasa terkejutkannya tersebut. Mbah Mitro terus mengurut kontolnya berharap masih ada sisa peju yang keluar dan sisa peju tersebut jatuh ke payudara Widya.
19958Please respect copyright.PENANAWDsqDerZuS
“Yaudah kalo begitu ibu matikan dulu teleponnya ya, nak. Kamu tidur sama jaga kesehatan kamu”
“Iya, bu”, balas Widya dan panggilan dengan ibunya berakhir.
19958Please respect copyright.PENANA8ZMDFbmxrG
TUUTTT!!!
19958Please respect copyright.PENANA6YGwpjTetC
“Mbah…banyak banget ini di wajah saya. Manalagi sperma mbah panas lagi”, ucap Widya sambil menyeka wajahnya yang berlepotan cairan kental milik mbah Mitro menggunakan tangannya yang masih tersemat cincin pernikahannya dengan almarhum suaminya, Harjo.
“Maaf, bu soalnya saya udah ga tahan terus bingung mau buang kemana”, balasnya dengan entengnya.
“ya tapi jangan ke wajah saya dong, mbah”. Mbah Mitro hanya cengengesan masih dengan mengocok pelan kontolnya.
“Hitung-hitung buat obat awet muda kulit wajah bu Widya biar tetap cantik. Hehehe”, ucapnya dan Widya tak menjawab terus membersihkan wajahnya.
19958Please respect copyright.PENANArtU7UbSzNn
Mbah Mitro menyingkirkan tangan Widya saat membersihkan cairannya di wajah Widya. Mbah Mitro lalu meratakan peju nya yang tercecer di wajah Widya menggunakan kontolnya. Ia usapkan batang kontol setengah berdiri itu kesana, kemari hingga keseluruhan wajah Widya yang cantik telah mengkilap oleh peju mbah Mitro.
19958Please respect copyright.PENANAyiO5xr12bX
“ibu kelihatan tambah cantik dengan penampilan seperti ini”, ucap mbah Mitro melihat wajah Widya yang mengkilap oleh peju nya. Sebenarnya Widya marah saat di lecehkan oleh pria tua tersebut, namun ia tahan karna pria tersebut yang akan membantunya nanti.
19958Please respect copyright.PENANArlnhKJK8Q0
“MAH!”, panggil Evan dari dalam kamar. Widya dan mbah Mitro dibuat kalang kabut oleh panggilan Evan tersebut.
19958Please respect copyright.PENANAI8Z86QvdSO
Dengan cepat Widya memperbaiki bajunya yang memperlihatkan kedua buah payudaranya. Sementara mbah Mitro yang tengah sibuk mengolesi kontolnya di wajah Widya lekas memasukkan kembali kontolnya ke dalam kolornya dan membantu Widya membersihkan wajahnya yang telah di lumuri dengan peju nya tadi dengan mencopot bajunya untuk mengelap bersih cairan putih kental tersebut.
19958Please respect copyright.PENANAE52tFPJvV6
“Saya masuk kamar dulu, mbah”, ucap Widya dan diberi anggukan oleh mbah Mitro.
“Saya juga mau berangkat buat bersemadi malam ini. Kalo gitu saya langsung pergi saja, bu”
19958Please respect copyright.PENANASJaGVl9a7N
Widya berjalan masuk ke dalam kamar menemui Evan dan mbah Mitro mengambil beberapa hal yang akan akan dibawa bersemadi malam. Serasa hal yang diperlukan sudah ia bawa, mbah Mitro lekas keluar dari rumah dan menuju tempat yang akan di tujunya.
19958Please respect copyright.PENANAJgxHkTJGM6