KARMA
1787Please respect copyright.PENANA7twqap4S08
I. SEPTIAN AGUS WINARTA
1787Please respect copyright.PENANA9jtWpMMl7K
Iyan begitulah teman-temanku memanggilku, entah kenapa mereka memanggilku dengan nama itu padahal namaku ialah septian, septian agus winarta kepanjangannya. Aku bekerja sebagai wartawan di salah satu majalah mingguan yang mengekspos tentang adat dan budaya orang indonesia.
1787Please respect copyright.PENANAciPkKAEYiP
Awal desember telah tiba, dimana awal bulan ini aku di tugaskan oleh kantorku untuk mencari info tentang budaya sebuah kampung kecil yang jauh dari peradaban modern.
1787Please respect copyright.PENANAHFw8JInpdD
Siang itu aku meraih ponselku dan mengirimkan sebuah pesan singkat kepada renata.
1787Please respect copyright.PENANAPr2TNqksll
Ren siang ini kita makan siang bareng yuk! Aku tunggu kamu ditempat biasa iya. Aku mau bicara sesuatu sama kamu
Begitulah pesan singkat yang ku kirimkan pada gadis berparas ayu itu. Renata adalah pujaan hatiku, tempat dimana cintaku berlabuh.
1787Please respect copyright.PENANAg1HaS9uWe7
*******
1787Please respect copyright.PENANAX2AW7e79Er
Jam 12 siang aku sudah berada di salah satu meja sebuah restoran tempat yang ku janjikan pada renata. Aku sudah menunggu hampir 15 menit lamanya tapi renata belum datang juga. Atau mungkin dia terlalu sibuk hinga tak bisa datang menemuiku. Berbagai pertanyaan muncul di otakku. Akhirnya ku putuskan untuk kembali ke kantorku. Belum sempat aku beranjak dari tempatku seorang gadis cantik datang menghampiriku.
1787Please respect copyright.PENANAGS8nQUSyWY
"Lama iya nunggunya yan?" Tanya renata yang kemudian mengambil duduk tepat di depanku.
1787Please respect copyright.PENANASoxo7DBk4x
"Gak kok ren, baru 15 menit" jawabku sedikit menyindir.
1787Please respect copyright.PENANA5wXtIH8Jfy
"Maaf, tadi ada sedikit urusan yang harus aku selesaikan terlebih dahulu, makanya aku datangnya terlambat" jawabnya menjelaskan kepadaku. "Loh kok kamu belum pesan apa-apa yan?" Lanjut ucapannya.
1787Please respect copyright.PENANA6Gf4WQonFj
"Iya belumlah ren, kan aku dari tadi nungguin kamu" jawabku menanggapi pertanyaannya.
1787Please respect copyright.PENANAfmpQs3epmZ
"Ye masih marah, kan aku udah minta maaf. Yaudah deh sekarang kamu mau pesan apa?" Dia tersenyum ke arahku, senyuman itulah yang membuat hatiku menjadi luluh.
1787Please respect copyright.PENANAHztEr6tVOH
"Terserah deh apa aja yang penting enak"
1787Please respect copyright.PENANAmXa1ZvVM9O
Kemudian renata memanggil salah satu pelayan dan memesan beberapa makanan dan minuman untuk kami berdua. Aku menatap wajah kekasihku dalam-dalam, wajah yang selalu ceriah, wajah yang seperti orang yang tak mempunyai beban dalam hidupnya, itulah yang membuatku jatuh hati pada wanita ini.
1787Please respect copyright.PENANA2iojLcREFt
"Yan kok malah ngelamun sih?" Ucap renata membuyarkan lamunanku "tadi katanya mau ngomong sesuatu? Ngomong apa emangnya?" Lanjut wanita yang ada di depanku ini.
1787Please respect copyright.PENANAiL4Q5KgIv1
"Nantik ajalah ren, nunggu waktu yang tepat" jawabku santai.
1787Please respect copyright.PENANArTR7dTbW54
"Gaya ngomong aja pakai nantik segala" itulah omongan yang paling ku sukai dari wanita ini "emang mau ngomong apasih yan? Jangan bikin aku penasaran deh"
1787Please respect copyright.PENANAl7s2G1OzPw
"Nantik aja sayang, kamu kok gak sabaran gini seh?" Aku mencoba menjaga suasana agar tetap seperti biasa.
1787Please respect copyright.PENANASdQWkDC0ct
"Apa jangan-jangan kamu mau melamar aku di tempat ini?" Renata mencoba menebak apa yang mau ku katakan padanya.
1787Please respect copyright.PENANA7PCUZ7sx5U
Aku hanya tersenyum menimpali ucapannya itu. Tak lama berselang seorang pelayan datang ke meja kami dengan membawa berbagai pesanan yang telah di pesan oleh renata. Kami berdua lalu menyantap makanan yang telah disajikan di meja kami sambil sesekali diiringi oleh candaan kami berdua. Melihat senyumnya yang manis membuatku tak tega mau mengatakan hal ini.
1787Please respect copyright.PENANAZ0Bz3MdQfN
Selesai makan renata kembali bertanya padaku "ayo yan tadi katanya mau ngomong sesuatu"
1787Please respect copyright.PENANAj6itPRmhe5
"Iya iya gak sabaran banget sih jadi orang" jawabku kepadanya.
1787Please respect copyright.PENANABA2zFGozLB
".........." Renata tak menjawab dia hanya tersenyum padaku membuatku semakin tak tega mengatakannya.
1787Please respect copyright.PENANAVweZEKUp37
"Ren kantor menugaskanku untuk mencari info tentang budaya di suatu desa terpencil" aku memberanikan diri untuk bicara padanya tentang hal ini.
1787Please respect copyright.PENANAgYQZ9hFgkt
"Terus kapan kamu berangkat yan?" Dia menatapku begitu tajam setelah tau apa yang ingin ku katakan padanya.
1787Please respect copyright.PENANAzsNZSGi3BB
"Dua hari lagi ren, dua hari lagi aku berangkat" aku mencoba menjelaskan.
1787Please respect copyright.PENANAcLyoS898yf
"Apa? Kok kamu baru ngomong sih yan?" Matanya mulai berkaca-kaca saat mendengar penjelasanku.
1787Please respect copyright.PENANA5xt0FlG7mR
"Aku gak mau kamu sedih ren makanya aku baru ngomong sekarang" jawabku menenangkannya sambil tangganku memegang bahunya.
1787Please respect copyright.PENANA7kmEfb0tnU
"Kamu jahat yan kamu jahat" kata wanita itu sembari pergi meninggalkanku.
1787Please respect copyright.PENANAbgmUasBbWL
Aku pun diam terpaku saat wanita itu pergi meninggalkanku. Perasaan bersalah datang menghampiriku. Kini wanita yang ku sayang sangat marah kepadaku. Aku tak mampu berbuat apa-apa saat ini, yang ku bisa hanyalah diam menyesali tindakan bodohku.
1787Please respect copyright.PENANAgUvl6frbdk
*******
1787Please respect copyright.PENANAcKZ211bj8U
Dua hari setelah kejadian itu, dimana hari ini aku harus berangkat menjalankan tugas dari kantor tempatku bekerja. Sebuah mobil travel datang untuk menjeputku, ku tarik tas koperku menuju mobil travel yang telah menjemputku. Aku masuk ke dalam mobil itu dengan berat hati. Sebelum mobil itu berangkat aku mencoba menelpon renata tapi tak diangkat olehnya, beberapa kali mencoba tapi hasilnya selalu sama. Setelah kejadian itu renata tak pernah mau mengangkat telpon dan membalas pesan singkatku. Akhirnya kuputuskan untuk mengirim sebuah pesan singkat kepadanya hanya untuk mengabari kalau aku sudah berangkat.
1787Please respect copyright.PENANAoKZ9HZRnAN
Ren aku berangkat iya. Jaga dirimu baik-baik, jangan nakal, jangan selingkuh, tunggu aku kembali. Aku sayang kamu ren dan aku akan selalu merindukanmu. I LOVE YOU RENATA
1787Please respect copyright.PENANAEsjn5NrG1p
1787Please respect copyright.PENANAGLajOQizDR
II. KAMPUNG KECIL DI DESA TERPENCIL
1787Please respect copyright.PENANAkICjRTuCXf
Akhirnya setelah perjalanan yang begitu melelahkan tibalah aku di sebuah kampung kecil ini. Aku lalu menuju rumah kepala desa di kampung ini. Bapak suprapto ya dialah kepala desa di kampung ini. Di rumah pak suprapto aku langsung mengutarakan maksud kedatanganku di kampung ini. Pak prapto pun menerimaku dengan baik, malah dia menyuruhku untuk tinggal di rumahnya selama aku mejalankan tugasku di kampung ini. Aku menerima tawaran yang di berikan oleh pak suprapto.
1787Please respect copyright.PENANA1iL2jfaRYZ
Disini pak suprapto tinggal bersama istri dan kedua anak perempuannya. Aku berkenalan dengan istri dan kedua anaknya. Setelah berkenalan pak suprapto menyuruhku untuk istirahat, beliau mengantarkanku kesebuah kamar yang lumayan besar sebagai kamarku. Kemudian pak suprapto berpamitan kepadaku untuk pergi ke balai desa, katanya sih mau mebikinkan surat kependuduk sementara untukku.
1787Please respect copyright.PENANAKF85zwJmWD
Malamnya aku ikut bercengkrama bersama keluarga ini. Keluarga ini sangat baik kepadaku dan mengangap aku sebagai bagian dari keluarga ini sendiri. Sejenak aku lupa oleh masalahku dengan renata karena rasa kebersamaan yang ditunjukan keluarga ini.
1787Please respect copyright.PENANACOl05klo1v
Waktu menunjukan pukul 10 malam, satu persatu angota keluarga ini masuk ke kamarnya masing-masing. Tinggal aku sendirian di ruangan ini. Aku kembali teringat oleh renata, aku lagsung bergegas menuju kamarku untuk mengambil ponselku.
1787Please respect copyright.PENANA50LMGxMJii
"Sial" umpatku mengetahui bahwa ponselku tak ada sinyalnya.
1787Please respect copyright.PENANA6LYVUuBueo
Kutaruh ponselku disebuah laci meja yang ada dikamarku. Ku hempaskan tubuhku dikasur seraya membayangkan renata, apa dia masih marah padaku, apa yang sedang dilakukannya disana saat ini. Berbagai pertanyaan yang muncul di otakku saat ini membuatku semakin rindu padanya.
1787Please respect copyright.PENANAPrXZIPneU6
Esok paginya pak suprapto mengajakku untuk jalan-jalan keliling kampung ini setelah sarapan. Kami berdua keliling kampung dan pak suprapto menjelaskan sedikit-sedikit tentang kondisi kampung ini. Ketika kami sedang asik mengobrol pak suprapto tiba-tiba berhenti dan mengajakku menuju sebuah rumah yang bangunannya sedikit kuno. Pak suprapto kemudian mengetuk pintu rumah itu. Munculah seoranh wanita yang sangat anggun dibalik pintu yang terbuka.
1787Please respect copyright.PENANARzxGnly79l
"Pak prapto ada apa pagi-pagi kesini?" Tanya wanita itu kepada pak suprapto.
1787Please respect copyright.PENANAXbVOrfpkx9
"Ini bu lasmi saya mau minta tolong kepada anda" jawab pak suprapto kepada wanita ini.
1787Please respect copyright.PENANA0V8egKt6nj
"Ya sudah kalau begitu masuk dulu kita ngobrol di dalam saja pak, mari pak" ajak bu lasmi kepada pak suprapto dan aku.
1787Please respect copyright.PENANA3CwIXVGsnT
Kami langsung masuk kedalam. Wanita itu bernama lasmi dia adalah sekertaris pak prapto, dia juga yang selalu menemani pak prapto bila ada rapat di kelurahan. Wanita berusia 35 tahun ini tak pernah bisa menolak permintaan pak prapto.
1787Please respect copyright.PENANADvKyLzd2rR
"Mau minta tolong apa pak? Kok kelihatannya penting banget sampek pak prapto repot-repot datang kemari" kata bu lasmi melanjutkan pembicaraan.
1787Please respect copyright.PENANA72MW4nCGfi
"Iniloh bu mas iyan dia ini adalah wartawan dari kota, dia di tugaskan oleh kantornya untuk mencari informasi tentang budaya kita" kata pak prapto menjelaskan pada bu lasmi.
1787Please respect copyright.PENANAyG7SihC2hk
"Terus pak apa hubungannya sama saya?" Jawab bu lasmi sedikit bingung karena pak suprapto tidak langsung to the point.
1787Please respect copyright.PENANAYtQOeAFldo
"Iya saya mau minta tolong ke ibu agar menemani mas iyan selama ada disini" lanjut pak suprapto.
1787Please respect copyright.PENANACuXP1ekuWb
"Menemani gimana pak?" Bu lasmi semakin penasaran dengan kata-kata pak suprapto.
1787Please respect copyright.PENANAupM88vzmsW
"Kayak jalan-jalan menyusuri kampung ini terus menjelaskan sedikit-sedikit budaya kampung ini, kurang lebih seperti itulah bu" jawab pak prapto.
1787Please respect copyright.PENANADkGiJnCxRi
"Oalah begitu toh pak? Iya sudah kalau begitu saya mau" jawab bu lasmi dengan senyum yang terlihat menawan sekali.
1787Please respect copyright.PENANAtkKSNmlzuz
"Ya sudah kalau begitu saya pamit pulang dulu bu, saya titip mas iyan iya bu" kata pak suprapto sambil beranjak dari tempat duduknya. "Mas saya tinggal dulu iya, biar nanti bu lasmi yang menemani mas keliling kampung ini" lanjut pak suprapto sembari meninggalkan aku dirumah bu lasmi.
1787Please respect copyright.PENANALNgF9eqfF9
Kini tinggal kami berdua diruangan ini. Kami berdua ngobrol-ngobrol dengan santai. Ternyata bu lasmi orangnya sangat baik. Dia tak merasa bosan sama sekali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ku ajukan padanya. Akhirnya dia berpamitan padaku untuk mandi sebetar kemudian baru menemaniku pergi jalan-jalan keliling kampung ini.
1787Please respect copyright.PENANAe3zxzxHGY0
Setengah jam aku menunggu akhirnya pintu kamar mandi terbuka dan bu lasmi keluar dari dalamnya dengan hanya mengunakan handuk yang dililitkan di tubuhnya. Beberapa bagian tubuhnya terpampang jelas di mataku. Payudaranya yang besar terlihat sedikit olehku karena handuk yang dipakai tidak cukup untuk menutupi payudara yang besar itu. Kulitnya yang putih, parasnya yang cantik, pahanya yang mulus semua itu membuat libidoku naik. Pemandangan bagus itu cukup lama memanjakan mataku sampai bu lasmi masuk kedalam kamarnya.
1787Please respect copyright.PENANAQ3Y2XqKDgY
*******
1787Please respect copyright.PENANAAr6ch666rd
Kami berdua menyusuri kampung ini, bu lasmi dengan ramah menjelaskanku satu-persatu hal-hal tentang kammpung ini seperti adat istiadat kampung ini, budaya kampung ini, sampai ke pekerjaan orang-orang kampung ini.
1787Please respect copyright.PENANAKvIA9MwCZk
Kami berdua terus mengobrol sampai kami berada di depan sebuah hutan yang warga kampung sini menyebutnya dengan hutan larangan. Katanya setiap orang yang masuk di dalamnya pada malam hari akan mati. Jadi warga kampung ini hanya masuk kedalam hutan pada siang hari dan itu pun sangat jarang sekali. Bu lasmi pun mengajakku untuk kembali karena bu lasmi tidak mau ku ajak masuk kedalam hutan ini. Aku menuruti ajakan bu lasmi untuk kembali ke balai desa walau sebenarnya aku masih penasaran untuk masu kedalamnya.
1787Please respect copyright.PENANAJPrC94jleA
*******
1787Please respect copyright.PENANAY26jJHR5qR
Malam harinya aku bertanya pada pak suprapto tapi pak suprapto engan menjelaskan tentang hutan itu dan melarangku untuk masuk kedalamnya. Di dalam kamar aku terus memutar otakku mencari cara agar bisa masuk ke dalam hutan itu besok. Bukannya menemukan sebuah ide justru aku malah ketiduran.
1787Please respect copyright.PENANA6ILJWQmX7v
Pagi harinya aku langsung pergi ke rumah bu lasmi untuk menanyakan hal tentang hutan itu, seperti pak suprapto bu lasmi juga tak mau menjawabnya dan melarangku untuk masuk kedalamnya. Di hari kedua ini pak suprapto ikut menemaniku untuk menyusuri kampung ini karena takut kalau aku nekat masuk ke dalam hutan itu. Pak prapto terus mengikutiku sampai akhirnya seseorang datang mengabari pak prapto bahwa di balai desa ada pak lurah datang. Pak prapto dan bu lasmi pun pergi meninggalkanku. Sebelum pergi mereka berpesan kepadaku untuk tidak masuk ke dalam hutan itu. Aku pun mengiyakan peringatan mereka berdua.
1787Please respect copyright.PENANADOZAfXmaWx
Setelah mereka berdua pergi aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku langsung berjalan menuju hutan itu dan langsung masuk ke dalamnya. Pemandangan yang sangat alami ku lihat ketika aku berada di dalam hutan itu. Baru saja aku melangkah, aku melihat gerombolan rusa yang sedang minum di sebuah danau yang ada di dalam hutan ini. Pemandangan yang benar-benar belum pernah ku lihat sebelumnya. Ketika sedang asik menikmati pemandangan tiba-tiba hujan turun begitu derasnya. Aku melihat sebuah gubuk di tenggah hutan ini, tak ada pilihan lagi selain berlari menuju gubuk itu.
1787Please respect copyright.PENANAl5KYBDhe7F
III. GUBUK TUA DI TENGAH HUTAN
1787Please respect copyright.PENANA0MkvNuJkrV
Hujan masih saja tak mau redah. Sudah setengah jam lebih aku berada disini, di gubuk reot yang aku sendiri tak tau apakah masih ada penghuninnya atau tidak. Selang beberapa saat seorang pria tua berbadan kekar datang menghampiriku.
1787Please respect copyright.PENANARXN5OHWJC0
"Sedang berteduh iya nak?" Tanya pria tua itu sembari menaruh sebuah benda yang sedang di pikulnya. Ternyata kakek itu adalah pemilik gubuk reot ini.
1787Please respect copyright.PENANAwkmGcSQvwZ
"Iya kek" jawabku singkat dengan sedikit perasaan was-was menyelimutiku.
1787Please respect copyright.PENANAlXgjUMrsQK
"Silahkan masuk nak, berteduh di dalam aja biar hangat" kakek itu mengajakku untuk masuk kedalam gubuknya.
1787Please respect copyright.PENANAcziejB8Gnr
"Makasih kek, gak usah repot-repot. Disini aja sudah cukup" ujarku menanggapi ajakan kakek.
1787Please respect copyright.PENANAKo1vhT4z55
"Ya sudah kalau begitu kakek masuk dulu iya nak" jawab kakek lalu dia pergi meninggalkanku untuk masuk kedalam gubuknya.
1787Please respect copyright.PENANAfEuvHDDvzo
Kini aku sendirian di depan gubuk reot ini. Hujan semakin lama semakin deras. Kini tak ada pilihan lagi bagiku, aku harus masuk kedalam gubuk itu kalau tidak pakaianku akan basah kuyup diterjang oleh air hujan.
1787Please respect copyright.PENANAR2eoAUsbVv
"Permisi, kek kakek" aku mencoba memanggil kakek.
1787Please respect copyright.PENANAE8puKANFUv
"Oalah kamu toh anak muda. Ada apa kamu manggil-manggil kakek?" Jawab kakek ketika dia datang menghampiriku dan langsung bertanya apa niatku memanggil dirinya.
1787Please respect copyright.PENANAD6WAChtaBt
"Eh anu kek anu saya boleh masuk gak kek? Soalnya ujannya makin lama makin deras kek" jawabku seadanya.
1787Please respect copyright.PENANAfjLQd4RKAq
"Oh... Silahkan" kakek mengangguk-anggukan kepalanya lalu mempersilahkan aku untuk masuk. "Anggap saja ini rumahmu sendiri" lanjut sang kakek.
1787Please respect copyright.PENANAOH6MmT7VKh
"Iya kek makasih" jawabku sembari aku masuk kedalam gubuk milik kakek tersebut.
1787Please respect copyright.PENANADNTXvBTmse
"Silahkan duduk nak, kakek akan membuatkanmu minuman buatmu agar tubuhmu menjadi hangat" kakek mempersilahkanku untuk duduk dan dia langsung berjalan menuju sebuah meja yang jaraknya tak jauh dari tempatku duduk. "Ini nak wedang tehnya silahkan diminum" lanjut kakek dengan menyodorkan segelas teh kepadaku.
1787Please respect copyright.PENANAjxnO6cHfy0
"Waduh jadi ngerepotin kakek nih" ujarku berbasa-basi kepada kakek saat menyruput teh yang dihidangkan kakek.
1787Please respect copyright.PENANArpv3sjimQC
"Maaf hanya ini yang bisa kakek suguhkan" lanjut kakek.
1787Please respect copyright.PENANAENogDFxhNF
"Tidak apa-apa kek ini aja sudah sekedar cukup kok" ucapku merasa sungkan kepada kakek.
1787Please respect copyright.PENANAOALGvL0TdH
Lama kami mengobrol hingga tak kusadari kini sore berganti menjadi malam. Suasana di gubuk ini semakin gelap, hanya cahaya-cahaya lampu petromaxlah yang meneranginya. Hujan juga tak kunjung redah, semakin malam hujan semakin gelap. Kakek menyuruhku untuk menginap di gubuknya karena tak mungkin aku bisa melewati hutan terlalu gelap kata kakek. Dengan terpaksa aku menerima tawaran kakek untuk bermalam di gubuknya.
1787Please respect copyright.PENANA6tJLURGNGB
"Sudah malam anak muda kamu sebaiknya tidur dulu. Kakek mau keluar sebentar" kakek menyuruhku untuk tidur. Dia pun langsung bangkit dan mengambil sebuah panah yang berada disalah satu sisi dinding gubuknya.
1787Please respect copyright.PENANA9rnjMUsWLo
"Kakek mau kemana?" Tanyaku dengan rasa penasaran.
1787Please respect copyright.PENANAJfY24ULRx1
"Kakek mau pergi berburu sebentar" jawab kakek sembari berjalan keluar meninggalkan aku sendirian di dalam gubuk ini.
1787Please respect copyright.PENANABAfQrFRqFw
Tinggal aku sendirian di gubuk ini sekarang. Sebenarnya aku sangat takut sendirian di gubuk ini. Suasana begitu mencengkam kala itu membuat bulu kudukku semakin merinding.
1787Please respect copyright.PENANAhCdRP6q6qk
Tiba-tiba "kriiett" suara pintu gubuk seperti ada yang membuka.
1787Please respect copyright.PENANAxigjXbyp78
Aku terjaga dari tidurku ketika mendengar pintu gubuk ada yang membuka. Seorang wanita setengah baya dengan mengendong bocah yang kira-kira masih berusia 5 tahunan masuk kedalam gubuk ini ketika pintunya terbuka. Wanita ini berparas ayu dengan rambut panjang sebahu, kulitnya kuning tapi sayang sedikit tak terawat dipadu dengan body yang sangat bagus.
1787Please respect copyright.PENANAXGcW3ncIrV
Baju wanita itu basah kuyub saat itu mungkin dia sedang menerobos hujan untuk menuju kemari.
1787Please respect copyright.PENANAy6myaD5foK
"Siapa anda? Apa yang sedang anda lakukan disini?" Tanyaku penasaran kepada wanita itu.
1787Please respect copyright.PENANAkfVo8wQiAz
"Saya ningsih mas anak dari kakek yang tinggal digubuk ini dan ini anakku" jawabnya menerangkan kepadaku sembari menurunkan anaknya di salah satu kursi yang ada di dalam gubuk. "Mas ini pasti tamunya kakek iya? Kakek sudah cerita sama saya tadi" lanjutnya.
1787Please respect copyright.PENANAaEamWQaGmP
"Iya mbak. Emang ketemu kakek dimana?" Tanyaku lagi.
1787Please respect copyright.PENANAGC9cek1n4L
"Oalah ditengah hutan saya tadi kebetulan ketemu sama bapak terus bapak cerita kalau dirumah lagi ada tamu" jawabnya menerangkan kepada sembari menganti pakaian anaknya yang basah kuyub.
1787Please respect copyright.PENANAcw4l8NOFGn
Kemudian wanita itu meletakan anaknya diranjang kayu tepat di depan tempatku tidur. Gubuk ini mempunyai dua ranjang, satu kupakai dan satu lagi dipakai anak dari wanita itu. Wanita itu kemudian langsung pergi meninggalkan anaknya menuju sebuah lemari tua yang terbuat dari kayu. Kejadian selanjutnya benar-benar membuat aku terperangah, wanita itu tiba-tiba melepaskan seluruh pakaian basahnya di depanku dan mengganti dengan pakaian yang baru saja diambilnya dari lemari.
1787Please respect copyright.PENANAdmSgaHDGEx
"Apa wanita ini lupa disini ada aku? Apa memang sudah kebiasaan wanita ini berganti pakaian di depan laki-laki? Atau dia hanya memancingku saja?" Aku bertanya dalam hati dan tetap fokus melihat wanita itu melepas satu-persatu pakaiannya.
1787Please respect copyright.PENANAdQcobHIEJz
Setelah berganti baju wanita itu langsung menyusui anaknya yang sedari tadi menangis mintak di susui ibunya. Terpampang jelas payudara wanita ini di depanku.
1787Please respect copyright.PENANAMV2mHL05pi
IV. HUTAN TERLARANG
1787Please respect copyright.PENANAUJ5DyqGUI1
Anak bu ningsih kini telah tertidur dan melepaskan multnya dari payudara bu ningsih, bu ningsih kemudian membenarkan bajunya dan bangkit dari tempatnya. Melihatku belum tidur bu ningsih datang menghampiriku.
1787Please respect copyright.PENANAlOUTBGeOlb
"Kok belum tidur mas?" Tanya bu ningsih membuka pembicaraan. "Pasti mas gak biasa iya tidur di tempat seperti ini" lanjut bu ningsih.
1787Please respect copyright.PENANAgKJWvkynIj
"Enggak kok bu. Saya bukannya gak bisa tidur tapi belum pingin tidur" jawabku menjelaskan.
1787Please respect copyright.PENANAQ03MYNkamp
"Apa mas sekarang kelaparan makannya mas gk bisa tidur? Kalau begitu tungguh sebentar iya mas" kata bu ningsih sembari dia beranjak pergi meninggalkanku.
1787Please respect copyright.PENANA2alRFuU8gH
Tak lama berselang bu ningsih sudah kembali dengan membawa sepiring singkong bakar.
1787Please respect copyright.PENANA2x61FWOpE7
"Maaf mas seadanya iya" kata bu ningsih sembari menyodorkan piring yang berisih singkong bakar kepadaku.
1787Please respect copyright.PENANAXyrtuCbLJP
"Oalah gak apa-apa kok bu, ini saja sudah sangat-sangat cukup" jawabku sambil memakan singkong bakar yang telah disuguhkan oleh bu ningsih.
1787Please respect copyright.PENANAeyNlb4bz6n
"Loh ibu ini heran aslinya dengan mas iyan ini" kata bu ningsih sambil menatapku tajam.
1787Please respect copyright.PENANA3MlifOBgkh
"Heran kenapa bu? Ada yang aneh dengan saya?" Tanyaku kepada bu ningsih.
1787Please respect copyright.PENANAnYIE9fUnJI
"Kok bisa mas iyan ada di dalam hutan ini? Gimana ceritanya?" Bu ningsih bertanya balik kepadaku.
1787Please respect copyright.PENANAI5DYdKT2us
"Saya tadi itu sedang berjalan-jalan di hutan ini bu , saya sangat mengagumi keindahan hutan ini sehinga tak menyadari berapa lama aku berada di dalam hutan ini" aku menjelaskan alasanku berada di hutan ini.
1787Please respect copyright.PENANAwoWWOu7FMv
"Terus mas?" Tanya bu ningsih semakin penasaran.
1787Please respect copyright.PENANAVZym5UgiS2
"Tiba-tiba hujan turun. Aku melihat gubuk ini, ya sudah ku putuskan untuk berteduh di gubuk ini" terangku selanjutnya.
1787Please respect copyright.PENANAjsb0HoYkQ3
"Oh begitu ceritanya" dia menjawab dengan menganguk-angukan kepalanya.
1787Please respect copyright.PENANAHx8SUr0c9b
Lama kami saling ngobrol hinga kami tak menyadari kalau malam semakin larut. Pandanganku tertuju pada parasnya yang begitu menawan.
1787Please respect copyright.PENANAcIjV8Gp1mv
"Sayang wanita secantik ini tinggal di dalam hutan yang jauh dari peradaban" aku berkata dalam hati.
1787Please respect copyright.PENANAyzHNG7cgcg
Aku terus memandangi setiap lekuk tubuh bu ningsih, birahiku tiba-tiba memuncak. Aku tak kuasa menahan birahiku. Kemudian bu ningsih ijin kepadaku untuk pergi tidur. Ketika bu ningsih beranjak dari tempatnya, tanganku dengan spontan menahan tubuh bu ningsih dengan menarik tangannya. Bu ningsih hanya tersenyum memandangku. Melihat senyumannya membuat nafsuku semakin memuncak.
1787Please respect copyright.PENANAKlul77PTy1
Aku mulai bangkit dari tempatku dan merapatkan tubuhku ke tubuh bu ningsih. Bu ningsih masih diam dengan kelakuanku. Ku tatap tajam matanya, terlihat sangat indah sekali bola mata wanita setengah baya ini. Ku kecup bibir manisnya, bu ningsih hanya diam saja. Tanganku kini mulai meraba-raba tubuh wanita cantik ini, payudaranya juga tak luput dari tangganku. Terdengar bu ningsih mulai mendesah. Tanganku semakin ganas meremas-remas payudarah bu ningsih. Ku cium lagi bibir wanita ini dan kini dia membalas ciumanku. Udara dingin kini berubah menjadi panas. Kami terus berciuman, tangganku juga tak mau berhenti meremas-remas payudaranya. Hingga tak kusadari pakaian kami berdua sudah tergeletak di lantai gubuk ini.
1787Please respect copyright.PENANAqqe1SE3UfT
Bu ningsih kemudian mendorong tubuhku hinga aku jatuh di ranjang kayu tempat kami mengobrol tadi. Diluar dugaan bu ningsih lalu meraih batang kemaluanku. Aku hanya diam melihat kelakuan wanita ini. Kemudian dia mendekatkan bibirnya ke batang kemaluanku, tanpa pikir panjang wanita ini langsung mengecup kepala penisku. Nikmat sekali rasanya. Wanita setengah baya ini kini sudah mengulum penisku. Semakin kenikmatan aku di buatnya. Lama bu ningsih menggulum penisku, hinga aku tak kuasa menahan orgasmeku. Menyemburlah spermaku di dalam bibir wanita cantik itu. Dengan ganas bu ningsih lalu menelan spermaku sampai tak tersisah.
1787Please respect copyright.PENANA9Ad1IkkT9S
Dia kemudian bangkit dan menuju ranjang tempat anaknya tidur, lalu dia berbaring di samping anaknya. Aku yang belum puas atas kejadian ini merasa tak terima. Aku menghampiri tubuh telanjang wanita itu kemudian menariknya. Kini dia melawan tarikanku.
1787Please respect copyright.PENANA9I1yiJdoNh
"Ada apa lagi mas? Bukannya apa yang mas inginkan sudah terkabul" kata wanita itu dan masih melawan tarikanku.
1787Please respect copyright.PENANAtTHfHSECVy
"Aku masih belum puas bu, aku pingin memasukan penisku kedalam liang kewanitaanmu" jawabku.
1787Please respect copyright.PENANA8R0owVMYNC
Wanita itu hanya tersenyum dan terus memandangku. Akhirnya dia menuruti ke inginanku. Dia bangkit dari tempatnya dan berpindah ke ranjang satunya. Dia langsung merebahkan dirinya dan membuka lebar vaginanya. Aku terpaku melihat apa yang dilakukan wanita ini.
1787Please respect copyright.PENANAGQJPrijgc6
"Kenapa hanya diam disitu mas?" Tanya wanita ini karena melihatku hanya diam. "Tadi mas maksa-maksa, sekarang giliran saya yang mau mas yang cuma diam saja" lanjutnya.
1787Please respect copyright.PENANAhF4JCM9OSo
Aku tak menjawab kata-kata bu ningsih. Ki dekatkan tubuhku ke tubuhnya. Aku terdiam sejenak ketika aku sudah berada tepat di depan tubuhnya, kemudian aku berjongkok dan menjilati vagina bu ningsih.
1787Please respect copyright.PENANAXYzqldaxaD
"Ah enak mas geli ah ah ah" desah bu ningsih.
1787Please respect copyright.PENANAXIa4FMIODT
Tanpa ampun terus ku jilati bibir vaginanya. Dia terus mendesah, semakin lama desahannya semakin kencang. Terus ku jilati vagina bi ningsih.
1787Please respect copyright.PENANAyA5nhPtv4N
"Jangan siksa aku mas ahhhhh, cepat masukan kontolmu itu oooohhh ahhhh" racau bu ningsih.
1787Please respect copyright.PENANACG4VueaW7Q
Mendengar kata-kata seperti itu akupun bangkit dan langsung mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Agak susah aku memasukan penisku kedalam lubang vagina bu ningsih. Pelan-pelan kudorong penisku hinga akhirnya penisku berhasil masuk seluruhnya. Mulai ku gerakan pingangku maju mundur dengan perlahan. Bu ningsih hanya merem melek merasakan nikmat. Semakin lama genjotanku semakin cepat, bu ningsih yang sedari tadi hanya diam kini mulai mengimbangi permainanku. Persetubuhan kami sangat panas malam itu.
1787Please respect copyright.PENANAmlk0u3b5B7
"Hhooooaaa ibbuuuuu hhhaaaaa haaaa" suara anak bu ningsih yang menangis karena terjaga dari tidurnya.
1787Please respect copyright.PENANAQMzGIqzHTC
Lalu bu ningsih menyuruhku untuk menghentikan sejenak permainan ini. Dia langsung menghampiri anaknya yang sedang menangis dan menyusuinya. Melihat hal itu membuat birahiku kembali naik. Kedekati tubuh bu ningsih, kini posisiku di belakang tubuhnya. Kuangkat satu pahanya keatas lalu kuarahkan lagi penisku ke lubang vaginanya, bu ningsih kini mulai mendesah. Ku genjot lagi vagina bu ningsih. Kali ini vagina bu ningsih terasa sangat sempit, mungkin karena berada diposisi seperti ini. Terus ku genjot vaginanya hingga sampai akhirnya spermaku kembali berontak ingin keluar dari sarangnya. Spermaku akhirnya keluar membasahi rahim bu ningsih. Ku cabut penisku dari lubang vagina wanita itu.
1787Please respect copyright.PENANAkUDeuiDO5g
Kini tubuhku terasa lemas tak berdaya seperti orang yang habis melakukan pekerjaan yang sangat berat. Akhirnya aku tidur di samping bu ningsih dan masih dalam keadaan telanjang bulat. Aku tak sempat memakai bajuku karena aku sudah tak kuat lagi menahan capek yang kurasakan. Entah bagaimana ekspresi kakek melihat keadaanku yang seperti ini. Apa dia mau membunuhku? Apa dia malah menikahkanku dengan wanita tua ini?
1787Please respect copyright.PENANAOmIb8y8ZXm
V. KENYATAAN ITU SELALU PAIT
1787Please respect copyright.PENANAcaMseCOxlZ
"Mas mas bangun mas bangun" seseorang mencoba membangunkanku.
1787Please respect copyright.PENANADWoSRTSeFi
Dengan badan yang masih begitu lelah kini aku mencoba untuk bangun dari tidurku. Ketika mataku terbuka ku lihat seorang lelaki ada di depanku. Aku masih dalam keadan telanjang dan belum sadar seutuhnya.
1787Please respect copyright.PENANA3aYzZQQX7o
"Mas kok tidur di sini?" Tanya lelaki itu ketika aku sudah bangun. "Lah terus baju mas mana?" Lanjutnya.
1787Please respect copyright.PENANAqCNr9Rnsau
Mendengar kata-kata lelaki itu membuatku sadar bahwa aku berada dalam posisi telanjang dan yang lebih membuatku kebingungan lagi aku berada di bawah sebuah pohon yang sangat besar bukan di sebuah gubuk. Lalu aku segera mencari bajuku dan langsung memakainya.
1787Please respect copyright.PENANAhu6WCFudQe
Aku bertanya pada lelaki itu "dimana aku ini? Bukannya disini kemarin ada sebuah gubuk? Dimana gubuk itu?"
1787Please respect copyright.PENANAByCzg7txAD
Lelaki itu hanya diam tak menjawab lalu mengajakku untuk pergi meninggalkan hutan ini. Lelaki itu terus tak mau bicara walau kupaksa dia untuk menceritakan tentang apa yang terjadi ketika dia menemukanku. Sampai dirumah pak suprapto ternyata sudah banyak warga yang berkumpul dirumah pak suprapto termasuk bu lasmi. Lelaki itu kemudian menceritakan kepada pak suprapto bahwa dia telah menemukanku di dalam hutan terlarang tepat di bawah pohon besar yang berada pas di tengah-tengah hutan. Aku semakin bingung dengan semua ini. Bu lasmi datang menghampiriku dan langsung memeluk tubuhku.
1787Please respect copyright.PENANArVnUYMFB9T
"Untung kamu selamat dan tidak terjadi apa-apa" kata bu lasmi sambil memeluku erat-erat.
1787Please respect copyright.PENANAYkxx8LuGmj
Lalu pak suprapto menyuruhku untuk masuk kedalam. Di dalam pak prapto membawakanku segelas air putih dan menyuruhku untuk meminumnya.
1787Please respect copyright.PENANALyVsC28OCx
"Untung kamu selamat yan" pak prapto mulai membuka pembicaraan "soalnya kamu sudah tiga hari menghilang secara tiba-tiba. Kami semua bingung dan mengkhawatirkan keberadaanmu"
1787Please respect copyright.PENANAnjftRk5mno
"Tiga hari?" Aku sangat terkejut dan badaku melemas mendengar kata-kata pak prapto yang bilang bahwa aku sudah tidak pulang selama tiga hari.
1787Please respect copyright.PENANAMxYUcvC0wC
"Iya mas iyan kamu sudah hilang selama tiga hari" sahut bu lasmi.
1787Please respect copyright.PENANAhATUzMrtRM
"Kenapa kamu masuk kedalam hutan itu nak iyan? Padahal bapak sudah melarangmu untuk kesana" lanjut pak suprapto menanyaiku.
1787Please respect copyright.PENANASubuO2g6bU
"........." Aku hanya diam tak menjawab badanku terasa sangat lemas.
1787Please respect copyright.PENANA74wmNhUKwW
"Untung kamu selamat dan tidak terjadi apa-apa denganmu nak iyan" pak suprapto berbicara padaku sambil melipatkan tanggannya di perutnya.
1787Please respect copyright.PENANAUxbDH2deMM
"Iya mas iyan untung kamu selamat, tidak seperti suamiku yang meninggal gara-gara masuk kedalam hutan itu" lanjut bu lasmi, kini air mata mulai keluar dari kelopak matanya membasahi pipinya.
1787Please respect copyright.PENANAm6oCQ0Uu0N
"Hutan itu sudah memakan banyak korban, makanya bapak dan bu lasmi melarang nak iyan untuk masuk ke dalam hutan itu" pak suprapto mulai menjelaskan sesuatu hal kepadaku.
1787Please respect copyright.PENANAG1q3oEjCwT
"Iya mas, menurut cerita bapak saya dulu katanya di pohon besar di tenggah hutan itu ada penunggunya" bu lasmi mulai menjelaskan kepadaku "bapak saya juga dulu pernah terjebak di dalam hutan itu malah lebih lama dari pada mas iyan, kata bapak saya selam di hutan dia bertemu dengan kakek beserta anak dan cucunya. Terus kata bapak saya beliau disana hanya semalam tapi kenyataannya bapak saya gak pulang selama 1 minggu."
1787Please respect copyright.PENANAlReRMH1q3t
Persis seperti yang ku alami kemarin malam. Badanku makin melemas. Aku kini tak mau membuka mulutku untuk berbicara setelah mendengar cerita dari bu lasmi. Aku mengalami trouma yang begitu berat. Aku tak tau harus berbuat apa. Kini bayang-bayang kakek beserta anak cucunya terus menghantuiku membuatku semakin takut akan hal itu.
1787Please respect copyright.PENANA0nzzGpKV8v
*******
1787Please respect copyright.PENANAa2F6K73R0l
Beberapa hari kemudian rasa takut semakin menyelimutiku dan aku tetap tidak mau bicara kepada siapapun. Sampai akhirnya pak suprapto memutuskan untuk menelpon keluargaku di kota. Setelah mendapat nomer telpon rumahku dari ponselku. Pak suprapto langsung pergi ke kelurahan untuk sekedar meminjam telpon. Pak suprapto segera menelpon keluargaku dan memberi tau tentang keadaanku yang sekarang ini.
1787Please respect copyright.PENANAMFjHOhu82N
Beberapa hari kemudian keluargaku sampai di kampung ini. Pak suprapto kemudian menceritakan tentang kejadian yang sebenarnya kepada keluargaku. Keluargaku pun mau mengerti atas kejadian yang menimpaku dan langsung membawaku untuk pulang ke kota. Karena di kota akses untuk mengobatiku lebih mudah. Setelah berpamitan akhirnya keluargaku membawaku pulang ke kota.
1787Please respect copyright.PENANAClx2ZpaW93
Sampai di rumah keluargaku langsung menelpon seorang dokter untuk memeriksa keadaanku. Tak butuh waktu lama dokter itu sudah berada di rumahku. Dengan diantar oleh mama dokter itu masuk ke dalam kamarku. Melihat dokter yang sedang memeriksaku membuatku takut lagi sehinga dokter itu harus mengeluarkan suntikan penenang untukku. Karena suntikan penenang membuatku menjadi ngantuk dan langsung tertidur.
1787Please respect copyright.PENANAGBIrO66D10
VI. SUSTER MANIS ITU
1787Please respect copyright.PENANAmujul4zz7R
Saat aku sadar aku sudah ada di sebuah rumah sakit jiwa. Sebernarnya aku tidak gila cuma saja aku masih terus terbayang-bayang atas kejadian saat aku berada di dalam hutan itu.
1787Please respect copyright.PENANAWGmFskq4Za
Seorang suster datang menghampiriku "sudah sadar mas?"
1787Please respect copyright.PENANAIk7MoveXie
Aku tetap saja tak mau membuka mulutku. Tapi suster itu tetap dengan telaten merawat diriku. Suster itu terus mencoba mengajak aku untuk ngobrol tiada lelah. Sore itu Renata datang menengokku.
1787Please respect copyright.PENANAOpRcauCwKW
"Yan gimana kabarmu? Baik-baik saja kan?" Tanya Renata kepadaku dengan mata yang berkaca-kaca melihat keadaanku yang seperti ini "aku kangen Yan sama kamu, aku kangen kamu yang dulu Yan"
1787Please respect copyright.PENANAxZF0Jq742N
Seperti sebelum-sebelumnya aku masih tak mau bicara. Renata terus mengajakku ngobrol tapi aku tetap tak mau menjawabnya. Air mata semakin deras keluar dari kelopak mata Renata melihat kondisiku yang memprihatinkan ini. Renata yang biasanya selalu ceria seperti tiada beban kini dia menangis seperti ini. Ini semua gara-gara aku, gara-gara aku Renata menangis.
1787Please respect copyright.PENANArm0KhYqOIH
Aku tak tega melihat Renata terus menangis, akhirnya aku mau mengeluarkan suaraku lagi "jangan menangis Ren"
1787Please respect copyright.PENANANk2EbcnFCq
Renata sontak kaget melihat aku mau bicara lagi "Yan kamu barusan ngomong?" Renata menghapus air matanya dan kini dia mulai tersenyum kembali.
1787Please respect copyright.PENANAxFQcHqKQO8
"Iya Ren" jawabku singkat.
1787Please respect copyright.PENANACeoPLg9rWQ
Renata terus mengajaku bicara tapi aku hanya membalasnya singkat-singkat. Akhirnya renata berpamitan padaku untuk pulang. Kini tinggal aku sendiri dan beberapa orang gila di taman sebuah rumah sakit jiwa ini.
1787Please respect copyright.PENANA2jIfah9Agn
"Mas Iyan ayok masuk" kata suster manis itu dengan mengumbar senyum kepadaku.
1787Please respect copyright.PENANALO74wvAM8G
Aku menuruti kata-kata suster itu untuk segera masuk ke kamarku. Sampai di dalam kamar suster itu mulai mengajakku ngobrol lagi. Kini aku sudah mau membalas ucapan-ucapan suster itu walaupun sangat sedikit aku membalasnya. Tapi suster itu begitu senang melihat aku sudah mulai mau bicara kembali.
1787Please respect copyright.PENANAWWc02OLsrP
"Ya sudah kalau gitu saya pergi dulu iya Mas Iyan" kata suster itu sembari beranjak meninggalkanku disini.
1787Please respect copyright.PENANAS3uHSI93qD
"Bentar suster" kataku menahan suster itu agar tidak pergi dulu dari kamarku.
1787Please respect copyright.PENANApxsgwELO3B
"Iya ada apa lagi Mas Iyan?" Suster itu menjawabku dengan kalem dan tak lupa senyumnya yang mempertambah manis wajah suster itu.
1787Please respect copyright.PENANA9z9LKD1OYT
"Nama suster siapa?" Tanyaku kepada suster manis itu.
1787Please respect copyright.PENANAtZDQspVwng
"Laili mas namaku Laili" jawab suster manis itu. Lalu dia beranjak pergi meninggalkanku.
1787Please respect copyright.PENANAa2VoBgxxuZ
Aku masih di dalam kamar sendiri. Sekarang aku sudah agak lupa dengan peristiwa di hutan itu. Pikiranku hanya tertuju pada suster Laili. Suster manis itu telah menghipnotisku sehinga aku melupakan kejadian-kejadian selama di dalam hutan.
1787Please respect copyright.PENANAVAJxyB2XoQ
*******
1787Please respect copyright.PENANAsnuzKFxFSv
Selang beberapa hari seperti biasa suster itu selalu mengecek keadaanku setiap pagi, sore, dan malam. Malam itu aku masih belum bisa tidur karena sedang menunggu suster Laili datang. Tak salah dugaanku suster Laili benar-benar datang ke kamarku.
1787Please respect copyright.PENANAGIGpn18R6f
Seperti biasa awalnya suster Laili memeriksa keadaanku. Setelah selesai memeriksa keadaanku, suster Laili mulai mengajakku ngobrol. Sekedar obrolan-obrolan ringan yang kadang-kadang juga menjurus ke obrolan berbau sex. Aku sangat senang bila sedang ngobrol bareng suster Laili.
1787Please respect copyright.PENANAgNcmKHW2UE
Ketika suter Laili membereskan alat-alat yang dipakainya untuk memeriksaku, kupeluk tubuh suster manis itu dari belakang. Suster Laili hanya tersenyum memandangku saat aku memeluknya. Mulutku mulai bereaksi menciumi bagian belakang lehernya. Suster Laili mulai berontak mencoba melepaskan diri dariku, tapi apa daya tenagaku lebih besar darinya. Dia berteriak-teriak minta tolong tapi percuma orang-orang di rumah sakit jiwa ini tak ada yang memperdulikannya. Ciumanku kini merambat dari belakang lehernya menuju ke mulut suster manis ini tapi dia terus menghindari ciumanku.
1787Please respect copyright.PENANApAOCW9jOS8
"Tolong lepaskan aku Mas Iyan" rintih suster manis itu yang mulai mengeluarkan air matanya "jangan lakukan ini kepadaku Mas Iyan ku mohon"
1787Please respect copyright.PENANAj1hUVIJFeO
Aku tak menjawab terus ku ciumi leher suster cantik ini. Ku putar badan suster manis itu, kami sekarang saling berhadapan. Kupagut mulut suster manis itu tapi suster manis itu terus menghindari pagutanku. Aku yang kesal dengan keadaan ini langsung mendorong tubuh suster Laili hingga dia terjatuh di kasurku. Dia terus menangis dan memohon kepadaku. Aku tak memperdulikan kata-kata suster Laili. Ku tindihi tubuh suter Laili dan langsung kuremas-remas payudaranya sembari membuka sedikit demi sedikit seragam suster yang di pakainya saat itu. Sedikit demi sedikit kancing seragamnya mulai terbuka. Kini terpampang jelas payudara suster Laili yang masih terbungkus oleh bh pinknya.
1787Please respect copyright.PENANA4TF4GgkAat
Tidak menunggu lama langsung keremas-remas payudara suster Laili dibalik bhnya. Suster Laili tetap tak mau menyerah dia terus berontak. Aku tak memperdulikan dia berontak atau tidak yang penting sekarang akulah yang menang. Ku buka cup bh suster Laili kini puting susu suster Laili terpampang tanpa terhalang apapun lagi. Aku mulai meremas-remas payudaranya lagi dan sesekali bermain-main dengan putingnya. Suster Laili terus melawan tapi perlawanannya tidak berpengaruh apa-apa. Kudekatkan kepalaku ke puting susunya, ku lahap langsung puting susu suster Laili ku kulum, ku jilat, ku sedot hingga aku puas dengan permainan di payudara suster Laili. Saat kepalaku mulai ku angkat ke atas, aku langsung melihat wajah suster Laili dan langsung menciumnya. Tapi apa yang terjadi wajah suster Laili tiba-tiba berubah menjadi menyeramkan bagiku. Mirip sekali dengan wanita di dalam hutan itu.
1787Please respect copyright.PENANA2Jo4mhidll
"Aaaaarrrrrrrgggggghhhhhhh" aku beteriak kala melihat wajah suster Laili berubah menjadi wanita yang ada di dalam hutan.
1787Please respect copyright.PENANAPRABuxSauc
VII. RAHASIA BESAR
1787Please respect copyright.PENANAbqMWPcdbgU
Aku terjatuh dari tempat tidurku dan terbangun dari tidurku. Suster Laili datang menghampiriku karena mendengar teriakanku.
1787Please respect copyright.PENANAV77WnThGCd
"Mas Iyan kenapa? Mas Iyan mimpi buruk iya?" Suster Laili mencoba membangunkanku dan membantuku untuk naik lagi ke kasurku.
1787Please respect copyright.PENANAu1TiPgpEmJ
Aku tak menjawab pertanyaan dari suster Laili, perasaan takut terus menyelimuti. Kini aku malah menjadi takut dengan suster Laili. Suster Laili tampak kebingungan melihat tingkah lakuku, dia lalu memanggil dokter yang sedang berjaga malam itu.
1787Please respect copyright.PENANAMQW6O2xJxh
Dokter Kusnan datang menghampiriku dan memeriksa keadaanku. Aku masih saja ketakutan melihat wajah suster Laili. Akhirnya sebuah suntikan penenang lagi-lagi diluncurkan oleh dokter Kusnan kepadaku. Aku pun tergletak lemas karena mendapat suntikan penenang itu.
1787Please respect copyright.PENANAmeZH2VanFI
Pagi harinya ibuku datang untuk menjengukku. Dia sangat sedih melihat kondisiku kembali seperti ini, air matanya tak terbendung saat melihatku, dia tak mampu menyembunyikan kesedihan yang ada dalam dirinya. Jelas saja ibuku sangat sedih karena anak semata wayangnya dalam kondisi seperti ini.
1787Please respect copyright.PENANAbd5PjP2QvC
Hari-hari itu terus berlalu dengan kebungkamanku. Pihak rumah sakit kini merawatku dengan lebih intensif lagi. Beberapa dokter silih berganti mengajak aku untuk berinteraksi agar aku dapat sembuh dari traumaku.
1787Please respect copyright.PENANA7fLfNrbQmA
Semakin hari kondisiku semakin membaik. Kini pihak rumah sakit memutuskan kalau aku sudah bisa pulang dan tak perlu lagi mendapatkan penanganan dari rumah sakit jiwa itu. Ibuku tampak senang mendengar hal itu. Dia lantas memboyongku untuk pulang kerumah.
1787Please respect copyright.PENANAn8GKHiqwde
Selang beberapa hari Om Hari datang untuk menjengukku. Dia menanyai bagaimana ceritanya kok bisa aku sampai seperti itu, aku menceritakan satu persatu kejadian yang kualami di hutan itu, tentu saja bagian waktu aku bersetubuh dengan Bu Ningsih tidak kuceritakan. Om Hari diam sejenak mendengar ceritaku. Melihat Om Hari yang terdiam dan badanya bergetar membuatku curiga.
1787Please respect copyright.PENANA8dGKV5ay8l
"Sebenarnya ada apa ini Om?" Aku mulai bertanya pada Om Hari.
1787Please respect copyright.PENANA2J0NtTA4Xt
"Tidak ada apa-apa kok Yan" jawab Om Hari seperti menyembunyikan sesuatu.
1787Please respect copyright.PENANAvMiS42q0NP
"Jangan bohong Om! Ceritakan padaku ada apa ini sebenarnya?" Aku mendesak om hari agar Om Hari mau bercerita.
1787Please respect copyright.PENANAQXojYQZwVF
Om Hari tetap terdiam tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya dan ketika om hari berdiri ....................
1787Please respect copyright.PENANAIUYP2aYx7i
VIII. DOSA DI MASA LALU
1787Please respect copyright.PENANAc1NT7XqLGz
30 tahun lalu sebuah kisah yang mengawali cerita ini terjadi. Ningsih seoarang kembang desa sedang mencuci bajunya di sebuah sungai. Di sisi lain terdapat segerombolan pria sedang mengawasi apa yang di lakukan oleh Ningsih. Gerombolan pria itu kira-kira ada 5 orang.
1787Please respect copyright.PENANAR16qWogqGR
Ningsih tetap saja asik dengan pekerjaannya tanpa menyadari ada 5 orang pria yang sedang mengawasinya. Setelah selesai mencuci semua bajunya Ningsi beranjak dari sungai itu untuk kembali pulang menuju rumahnya. Sebuah gubuk dimana ningsih dan ayahnya tinggal. Pak Munir begitulah orang-orang memanggil ayah Ningsih, seorang pria berpawakan tinggi besar dan berkulit hitam legam. Beda sekali dengan Ningsih yang kulitnya kuning langsat khas orang indonesia.
1787Please respect copyright.PENANAe8BX2dB88V
Pak Munir bekerja sebagai buruh pada Pak Minarto. Pak Minarto adalah orang terkaya di kampung tempat mereka tinggal. Pak Minarto yang sedari dulu menginginkan Ningsih untuk menjadi istri ke empatnya, Ningsih selalu menolak bila ditawari ayahnya untuk menikah dengan Pak Minarto.
1787Please respect copyright.PENANAX79jkMcrrM
Sampai suatu saat Pak Minarto benar-benar geram dengan sikap Ningsih. Dia merencanakan sesuatu dengan beberapa temannya. Dari beberapa orang pria itu salah satunya adalah suami bu lasmi Joko. Joko kala itu masih berusia sangat muda sekali. Joko adalah pria yang paling bersungut-sungut atas rencana ini. Lain dengan joko seorang pria lainnya yang bernama Dodit sebenarnya tidak setuju dengan rencana ini, tapi apa daya dia hanya seorang anak buah dari Pak Minarto dan tidak bisa menolak perintah Pak Minarto.
1787Please respect copyright.PENANAQvlcU59KSB
Malam harinya setelah Pak Minarto menyusun rencana, Pak Minarto menyuruh lima orang pria anak buahnya untuk melaksanakan rencananya. Sedangkan Pak Minarto sendiri tetap berada disini untuk mengalihkan perhatian dari Pak Munir.
1787Please respect copyright.PENANAvGCTg3Yrrh
Malam itu Ningsih sedang terlelap dengan tidurnya sampai kelima pria itu datang dan langsung mendobrak gubuk kecil milik Pak Munir. Ningsih sangat kaget dengan kejadian itu, dia sangat ketakutan melihat lima orang pria yang semuanya memakai cadar masuk kedalam gubuk miliknya.
1787Please respect copyright.PENANAYeFsOeKW5c
"Siapa kalian? Kalian mau apa?" Tanya ningsih yang begitu takut dengan kedatangan kelima pria bercadar itu.
1787Please respect copyright.PENANAfrvz61n70V
"Sudah kamu gak usah banyak bicara malam ini, dasar perempuan sombong" ujar salah satu pria yang langsung menyergap tubuh ningsih.
1787Please respect copyright.PENANAJqONrVew3O
"Tolong............ Tolong......." Teriak wanita malang itu.
1787Please respect copyright.PENANAAuJDxoiKyY
Tapi sayang teriakan wanita malang itu sia-sia, tak mungkin ada seseorang yang mampu mendengar teriakannya karena gubuk Ningsih berada di tengah-tengah hutan jauh dari perkampungan. Pria-pria bejat itu langsung mengikat tubuh Ningsih dan langsung menyobek baju yang di pakainya. Ningsih kini tak mampu berbuat apa-apa selain hanya menangis meratapi nasib buruknya malam itu.
1787Please respect copyright.PENANAlbTmrSaRxz
Di sisi lain Pak Munir sedang sibuk memasrah kayu tugas yang diberikan Pak Minarto kepadanya. Perasaan Pak Munir sebenarnya tidak enak malam itu, dia sedikit curiga dengan gelagat aneh yang di tunjukan oleh Pak Minarto. Awalnya Pak Munir mengabaikan perasaan tak enaknya dan terus sibuk dengan pekerjaannya. Tak lama berselang Pak Minarto pergi meninggalkan Pak Munir sendirian dengan alasan mau menengok kebunnya malam itu.
1787Please respect copyright.PENANATe9KpJE0tK
Di dalam gubuk kelima pria itu sedang asik memainkan tubuh ningsih, ada yang meremas-remas payudaranya, ada yang memaksa Ningsih untuk mengulum penisnya, ada juga yang asik mengulum puting susu Ningsih. Mereka berlima terus mengerjai tubuh indah Ningsih tanpa ada yang menyetubuhinya. Akhirnya Pak Minarto datang ke gubuk itu dan langsung menyuruh pria-pria itu untuk pergi meninggalkan tubuh ningsih yang tak berdaya saat itu.
1787Please respect copyright.PENANA97NZ0y7DFQ
"Hahahahaha rasakan ini wanita yang tak tau untung. Bila saja kamu menerima pinanganku, kamu gak akan mengalami hal seperti ini" Pak Minarto memegangi wajah ningsih agar tetap memandangnya "ini semua memang pantas kamu dapatkan hahahaha"
1787Please respect copyright.PENANARmUQlpEbAs
Pak Minarto lalu melepaskan celana yang dipakainya dan langsung mengarahkan penisnya ke vagina Ningsih. Ningsih tak mampu berbuat apa-apa karena tangan dan kakinya terikat di ranjang kayu miliknya. Pak Minarto dengan kasar terus mengenjot vagina Ningsih, tangannya sibuk meremas-remas payudara Ningsih. Tak selang beberapa lama penis Pak Minarto menyemburkan spermanya di dalam vagina Ningsih. Pak Minarto lalu memakai kembali celananya dan menyuruh kelima orang itu untuk menikmati tubuh wanita itu. Kelima pria itu dengan senang hati langsung berebutan untuk mengagahi wanita malang itu.
1787Please respect copyright.PENANAGdVwjAd0lm
Di sisi lain Pak Munir yang sedang memasrah kayu menghentikan pekerjaannya. Perasaannya semakin tidak enak. Dia beranjak meninggalkan pekerjaannya untuk kembali ke gubuknya. Langkahnya semakin cepat untuk menuju gubuknya. Perasaan tidak enak terus menyelimutinya. Alangkah terkejutnya Pak Munir ketika masuk kedalam gubuknya, dia melihat anak semata wayangnya sedang di gagahi oleh lima orang pria sekaligus. Jantungnya terpacuh dengan cepat, matanya berkaca-kaca seakan tak tega melihat anak kesayangannya di perlakukan seperti itu.
1787Please respect copyright.PENANAqk6LErD8wg
Pak Munir semakin terpukul kala melihat Pak Minarto ada di situ. Pak Munir sempat tak percaya melihat orang yang dihormatinya selama ini tega melakukan hal seperti ini kepada anaknya. Pak Munir berusaha menolong anaknya tapi dia di cegah oleh salah seorang pria bercadar itu. Terjadilah keributan besar di gubuk itu kala Pak Munir berusaha melawan pria yang mehalangi langkahnya. Tubuh tuanya masih mampu mengimbangi perlawanan yang diberikan pria bejat itu. Sampai-sampai pria yang mehalanginya tak kuasa dan mengambil sebuah bilah pisau yang di simpan di punggungnya lalu menusukan pisau itu ke perut pak munir. Tubuh pak munir langsung terkapar, matanya terbelalak kala sebilah pisau tertancap di perutnya.
1787Please respect copyright.PENANAECkp1nTJlZ
"Apa yang kamu lakukan? Kamu membunuhnya!" Kata seorang pria lain kepada pria yang menancapkan pisau ke perut Pak Munir.
1787Please respect copyright.PENANAMJsfRx6URp
"Aku tak sadar tadi, tiba-tiba saja tanganku mengambil pisau itu dan menancapkan di perut pria ini" kata pria yang telah menusuk perut Pak Munir.
1787Please respect copyright.PENANA8pskLx5W3B
"Dasar bodoh! Cepat kau bereskan pria tua ini" kata Pak Minarto berteriak dan memukul kepala pria yang telah menusuk pak munir.
1787Please respect copyright.PENANACRoXR8pV0F
"Iya bos" kata pria itu terpatah-patah.
1787Please respect copyright.PENANAb8gk6Nl9a2
Pria itu lalu memingirkan tubuh pria tua itu dan kembali ikut untuk menggagahi Ningsih. Semalam penuh tubuh Ningsih digagahi tanpa henti oleh pria-pria bejat secara bergantian. Puas dengan tubuh Ningsih, pria-pria itu kemudian keluar dari gubuk itu dan tetap membiarkan tubuh Ningsih terikat di ranjang kayunya. Salah seorang dari pria itu kemudian mengambil curigen-curigen yang sudah di isi bensin untuk membakar gubuk Pak Munir. Ketika gubuk itu sudah terbakar hebat kelima pria bejat itu dan Pak Minarto tanpa rasa bersalah pergi meninggalkan gubuk itu.
1787Please respect copyright.PENANAET7ebQeuNS
Tubuh Ningsih dan Pak Munir juga ikut terbakar ludes bersama gubuknya. Lebih parahnya lagi Pak Minarto mengarang cerita tentang kejadian ini seolah Pak Munir yang telah membakar gubuknya dengan alasan malu pada Pak Minarto karena anaknya Ningsih tak mau menerima pinangan Pak Minarto. Begitulah kisah yang mengawali cerita ini.
1787Please respect copyright.PENANAy0dcmuc8jK
1787Please respect copyright.PENANArDKhXDiJwx
1787Please respect copyright.PENANA2v61gOkiWh
IX. AKHIR SEBUAH CERITA
1787Please respect copyright.PENANAgJmExVr69S
Begitulah cerita yang disampaikan oleh Om Hari. Nafas Om Hari tiba-tiba memburu, tubuhnya bergetar hebat ketika Om Hari selesai menceritakan kejadian itu. Seperti ada sesuatu yang masih di sembunyikan oleh Om Hari.
1787Please respect copyright.PENANAIwWg6WFyaf
Aku yang masih ingin tau tentang cerita ini memutuskan untuk kemabali pergi ke kampung itu. Sebenarnya ibu dan Om Hari melarangku untuk pergi tapi aku masih nekad untuk pergi. Ku pacu mobil sedan berwarna hitam milik keluargaku.
1787Please respect copyright.PENANAl5CjsCxJ4W
Di desa itu aku langsung menemui Pak Suprapto untuk mengetahui lebih jelas tentang masalah ini. Aku tetap saja tak mendapatkan jawabannya, Pak Suprapto hanya diam tak mau menjawab saat ku tanya masalah ini.
1787Please respect copyright.PENANAf9ASF7BEwc
Aku nekad untuk masuk ke hutan itu lagi. Di pohon besar itu aku menghentikan langkahku. Tiba-tiba ada cahaya seperti bintang jatuh tapi berwarna biru menghatam tubuhku membuatku sempat tak sadarkan diri.
1787Please respect copyright.PENANAIdVnAwp2Te
Aku kembali bertemu kakek dan Bu Ningsih "kamu tak akan bisa selamat anak muda"
1787Please respect copyright.PENANAGQe95m8hFl
"Apa maksud kakek?" Aku bertanya pada kakek itu.
1787Please respect copyright.PENANAAamTGLjCKo
"Kamu juga harus menanggung apa yang telah ayahmu lakukan kepada anakku Ningsih" kakek itu menatapku dengan tajam.
1787Please respect copyright.PENANAPNMBZHqPcH
"Apa yang di perbuat ayahku? Kenapa kakek begitu membencinya?" Tanyaku yang semakin bingung dengan ucapan kakek yang mengancamku.
1787Please respect copyright.PENANAUKJ17Ffpsa
"Ayahmu Haryo Winarto yang telah membunuhku dan kamu juga pantas untuk mati" kakek itu mendekatkan tubuhnya padaku dengan membawa sebuah celurit yang digengamnya.
1787Please respect copyright.PENANAj1rY2gBld2
Melihat hal itu aku langsung lari. Kakek terus mengejarku dengan amarahnya yang membara. Aku terus berlari sampai akhirnya aku menabrak tubuh Bu Ningsih yang sedang mengendong anaknya. Aku tak tahu sejak kapan Bu Ningsih ada di depanku.
1787Please respect copyright.PENANA45LocE67V6
Di berkata "kamu gak akan bisa lari lagi. Lihat ini kakakmu yang sedang ku gendong, dia gak pernah merasakan indahnya hidup. Itu semua gara-gara ayahmu dan teman-temannya dan kini kamu harus menangung semua ini"
1787Please respect copyright.PENANAnObG58qUun
"Ampuni aku, aku tidak tau masalah ini jadi jangan libatkan aku pada masalah ini aku mohon" aku memohon kepada Bu Ningsih.
1787Please respect copyright.PENANAH8Tc9zhZvh
Tapi sepertinya Bu Ningsih tak menghiraukan permohonanku. Entah kapan kakek tua yang mengejarku, kini sudah ada di belakangku. Ketika aku membalikan badanku kakek itu langsung menyabetkan celuritnya ke arahku. Kini aku hanya bisa pasrah menerima sabetan celurit kakek.
1787Please respect copyright.PENANAjJodP42m59
Saat celurit hampir menyambarku "ceettiiiinggg" terdengar suara celurit itu seperti menghempas sebuah besi. Aku membuka mataku dan melihat ada sosok pria tua lain yang sedang menghadang serangan kakek itu. Nyawaku kini terselamatkan dari serangan kakek.
1787Please respect copyright.PENANAoCYWSkHcO0
"Siapa kamu? Berani-beraninya kamu menghalangiku!" Kata kakek tua dengan mengacungkan celuritnya kepada pria yang menolongku.
1787Please respect copyright.PENANAbzhZbXRqhk
"Kau lupa denganku Munir? Hahahaha" tawa pria yang menolongku.
1787Please respect copyright.PENANAzY66ZmNU2o
"Siapa kau sebenarnya? Jangan bermain teka-teki denganku" kata kakek sembari menyabetkan celurit kearah pria yang menolongku.
1787Please respect copyright.PENANABA3Pxc8Q4u
"Jangan keburu emosi Munir" pria itu menahan serangan dari kakek itu. "Kau ingat kejadian 10 tahun lalu saat aku terjebak dalam hutan ini juga" lanjut pria itu.
1787Please respect copyright.PENANAWVQpTOy6HB
"Sialan.... Bejo, sedang apa kau disini? Apa kau tak puas sudah mengalahkanku 10 tahun yang lalu?" Kata kakek yang bersungut-sungut.
1787Please respect copyright.PENANAaZCyqcSLFM
"Seharusnya akulah yang harus bertanya padamu Munir, apa kau belum puas sudah mebalas dendammu dan membunuh setiap orang yang masuk kedalam hutan ini? Apa kau belum puas dengan itu Munir?" Kata pria itu tegas.
1787Please respect copyright.PENANAOc71AS4DQo
"Kau tidak tau betapa lukanya hatiku Bejo. Kalau kau yang jadi sepertiku apa yang mau kau perbuat?"
1787Please respect copyright.PENANAwOkAVSUAmJ
"Sampai kapan kau seperti ini Munir? Sudah lepaskan anak muda ini dia tak bersalah, biarkan dia tetap hidup"
1787Please respect copyright.PENANANO9w6qotps
"Aku tak bisa menuruti perintahmu kali ini bejo" kata kakek membentak pria yang telah menolongku.
1787Please respect copyright.PENANAFgTq3KXHVB
"Apa kau mau mencoba kesaktianku lagi Munir? Belum sadarkah engkau atas kesalahan-kesalahanmu? Tak ada gunanya kau seperti itu"
1787Please respect copyright.PENANA7aW9p7ETOb
"Pergi kau anak muda pergi....... Cepat kau pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran" kakek menyurhku untuk pergi dari hutan itu.
1787Please respect copyright.PENANAlKIIZzDyOD
Aku lekas bangkit dari tempatku terjatuh dan bergegas lari meninggalkan hutan itu. Sangking cepatnya lariku hinga kakiku tersandung akar sebuah pohon dihutan itu. Tubuhku terjatuh untuk kedua kalinya dan kepalaku membentur sebuah batu yang ada disekitar pohon itu.
1787Please respect copyright.PENANAXbVgZtumy9
"Ini hanya mimpi ternyata" ternyata aku baru ingat tadi ada cahaya yang menabrak dadaku sehingga membuat pandanganku tiba-tiba menjadi gelap. Tanpa pikir panjang kulangkahkan kakiku untuk menjauh dari pohon ini dan keluar dari hutan.
1787Please respect copyright.PENANAuO6N5TwXMi
Sebelum aku meninggalkan kampung kecil ini, aku sempat mampir kerumah bu Lasmu untuk bertanya tentang siapa pria yang menolongku di dalam hutan tadi. Iya hanya dari bu Lasmi aku bisa mendapat informasi tentang pria itu, tak mungkin pak Suprapto mau memberiku jawaban atas pertanyaanku.
1787Please respect copyright.PENANA4ShtNk7JSm
Dirumah Bu lasmi aku memulai cerita tentang apa yang kualami barusan didalam hutan itu. Bu Lasmi tak seperti biasanya kini dia mau mendengar ceritaku. Aku menceritakan dengan detail kepada Bu Lasmi mulai dari aku masuk hutan sampai aku diselamatkan oleh seseorang pria didalam hutan tersebut.
1787Please respect copyright.PENANAVXQwZZCNQ8
"Ternyat bapak masih menjaga kampung ini dengan baik" guman Bu Lasmi.
1787Please respect copyright.PENANARF3bPTDtvH
"Bapak? Maksud ibu apa?" Tanyaku dengan perasaan sedikit terkejut.
1787Please respect copyright.PENANA45SiSwZySf
"Nama lelaki yang menyelamatkanmu siapa mas?" Tanya Bu Lasmi kepadaku.
1787Please respect copyright.PENANA0L0c01OrM3
"Kalau gak salah namanya jojon" jawabku masih penasaran dengan kata-kata Bu Lasmi.
1787Please respect copyright.PENANAkZa8Pbm3Ey
"Jojon? Jojon apa Bejo?" Bu Lasmi kembali bertanya kepadaku.
1787Please respect copyright.PENANAKUaAFVzWaJ
"Iya bu Bejo namanya" jawabku membenarkan.
1787Please respect copyright.PENANAlb4pgsXRVX
"Bejo adalah bapakku mas, dia berjanji akan selalu menjaga kampung ini sebelum dia meninggal" terang Bu Lasmi. "Dan kini bapak benar-benar menepati janjinya untuk tetap menjaga kampung ini dengan menyelamatkan kamu mas"
1787Please respect copyright.PENANA8MHO2qjFHH
"Terus kenapa bapak Bu Lasmi bisa meninggal?" Tanyaku semakin penasaran.
1787Please respect copyright.PENANAsFNFVfoXvC
"Dia sebenarnya tidak meninggal tapi dia dulu berpamitan pada saya untuk pergi jauh dan tak usah mencarinya"
1787Please respect copyright.PENANAEempIXfSlA
"Terus apa hubunganya bapak ibu dengan pohon yang ada ditengah hutan itu?"
1787Please respect copyright.PENANANUOIBUtWIe
"Saya sendiri belum tau jelasnya soal itu mas"
1787Please respect copyright.PENANAg9m1MMobzR
"Emang ada apa dengan pohon besar itu?"
1787Please respect copyright.PENANAFrfRUwxrRp
"Tepat dipohon itu dulu ada sebuah rumah yang ditinggali oleh lelaki tua dan anaknya, mereka mati karena rumahnya terbakar waktu itu. Nyawa lelaki tua dan anaknya terus bergentayangan untuk membalas dendam, tapi walaupun dendam mereka sudah terbalaskan mereka tetap menghantui warga kampung yang masuk kedalam hutan" jelas Bu Lasmi.
1787Please respect copyright.PENANA0PD6lpAuDt
"Terus bu?" Tanyaku semakin penasaran.
1787Please respect copyright.PENANAcc8mP1jOuL
"Iya akhirnya bapak saya memutuskan untuk masuk kedalam hutan tersebut. Bapak seminggu berada dihutan itu setelah itu bapak pulang. 2 hari setelah kepulangan bapak, bapak berpamitan kepada saya bahwa dia akan pergi jauh dan saya dilarang untuk mencarinya"
1787Please respect copyright.PENANAULSlIeXvl5
"Begitu iya bu?" Tanyaku
1787Please respect copyright.PENANAki0ZBuq5Tp
"Dengan mas Rendi bicara kalau tadi ketemu bapak saya sekarang perasaan saya menjadi legah karena tau apa yang dilakukan bapak saat itu"
1787Please respect copyright.PENANAFcdCai2sfl
Setelah mendapat banyak penjelasan dari Bu Lasmi aku memutuskan untuk pulang. Sebenarnya masih banyak pertanyaan dalam otakku ini. Selama perjalanan pulang ke rumahku aku terus memikirkan hal-hal aneh yang kualami selama dikampung ini. Aku tak menyangka kalau ayahku ikut dalam tragedi kematian kakek munir dan anaknya ningsih. Berbagai pertanyaan terus menghantuiku sampai-sampai aku tak menyadari bahwa di depanku terdapat jurang yang lumayan terjal. Aku tak sempat membanting stir mobilku untuk menghindari jurang itu. Akhirnya mobilku terperosok jatuh ke dalam jurang itu. Pandanganku menyadi gelap, nafasku semakin lama semakin terasa sesak, dan setelah itu jantungku yang berhenti untuk berdetak.
1787Please respect copyright.PENANAbKM9nALGky
"Brrruuuuuaaaaakkkkk" hanya itu yang terakhir kali kudengar.
ns 15.158.61.6da2