DIANA
2775Please respect copyright.PENANALvHV9nxTHE
“Brengsek ! mau jadi apa kamu ? Hah ?,”
2775Please respect copyright.PENANAlYqhzs6tb8
PLAK !
2775Please respect copyright.PENANAVv1SpVFFL3
“aduh,,, hik,,,hik,,, ampuuuuun....”
2775Please respect copyright.PENANAhYRdNesr35
Sebuah tubuh terlempar, jatuh terduduk diteras rumah. Pakaiannya nampak lusuh dan sobek. Rambutnya yang panjang terurai acak-acakan. Airmata yang terus mengalir membasahi baju bagian atasnya.
2775Please respect copyright.PENANAIj91THvf3G
“Mau jadi wanita apa kamu, Diana ? hah ?” bentak seorang laki-laki yang keluar dari dalam rumah. Tangannya memegang sebuah kayu panjang yang diacungkannya ke arah Diana. Nampaknya dialah yang telah membuat tubuh diana terlempar ke teras tadi.
2775Please respect copyright.PENANAgPpTS1B1ti
“ampun om, ampuni Diana, Diana tak melakukan itu om....hik...hik...” rengek Diana sambil menatap wajah laki-laki di depannya penuh pengharapan. Pria dewasa itu menatap Diana dengan geram, tangannya nampak gemetaran, wajahnya memerah menahan emosi yang meluap-luap.
2775Please respect copyright.PENANAHUqyvEOhXe
“Kau telah membuat aib besar bagi keluarga ini Dianaaa...! ” Pria yang merupakan om Diana itu berteriak lantang sambil menghentakkan kakinya dilantai keramik teras rumah.
Diana semakin menggigil menahan rasa takut sekaligus sakit disekujur tubuhnya akibat pukulan om Dirman. Hanya airmata yang terus mengalir dari matanya yang semakin sembab.
2775Please respect copyright.PENANARYv6hYjJj8
“sudahlah bang, kasihan Diana...” seorang wanita paruh baya keluar menenangkan hati Om Dirman. Wanita itu langsung memeluk tubuh Diana. Didekapnya tubuh Diana yang terus sesenggukan.
2775Please respect copyright.PENANAhkfJedQOD0
“Bawa Diana masuk !” bentak Om Dirman.” Kurung dalam kamar, jangan sekali-kali bolehkan dia keluar rumah !”
2775Please respect copyright.PENANA0vp2BsbN3n
“Ya sudah, tenangkan dulu hatimu, jangan terlalu emosi. Aku akan bawa Diana masuk.” Wanita itu berusaha menenangkan hati Om Dirman. Dibelainya kepala Diana, Gadis itu memeluk tubuh wanita yang tengah memeluknya, dibenamkan wajahnya ke dada wanita itu.
2775Please respect copyright.PENANA0Smb4RGsTl
“Sana, masuk kamar...!” bentak Om Dirman
2775Please respect copyright.PENANAnnIbZewLyS
“Ayo, Diana. Masuk kamarmu” bujuk wanita yang merupakan isteri Om Dirman. Tante Hetty.
2775Please respect copyright.PENANA9SZTxm2yb2
Diana berdiri. Tubuhnya dipapah tante Hetty. Dengan tertatih-tatih dia melangkah, masuk kamar.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Wajah Gadis itu sayu. Matanya sembab, airmata terus meleleh dari kedua matanya yang bening. Dipeluknya guling erat-erat, seakan hendak menumpahkan segala keluh kesahnya. Terbayang kejadian tadi siang, yang membuat Om Dirman murka. Beribu penyesalan melanda hatinya. Dia sama sekali tak membenci Om Dirman yang tadi telah memukulinya laksana pencuri yang tertangkap basah. Semua salahnya, dia pantas menerima itu. Semua yang dilakukan Om Dirman dimaklumi Diana. Semua itu karena Om Dirman menyayangi Diana dan menginginkan yang terbaik buat Diana. Om Dirman ingin Diana menjadi seperti yang diinginkan orangtuanya yang merupakan kakak Om Dirman, maka ketika Diana melakukan kesalahan besar, wajarlah kalau Om Dirman marah besar.
Diana mengutuk dirinya habis-habisan. Entah mengapa dengan mudahnya dia menyerah pada rayuan Dion. Padahal Dion bukanlah pacarnya.
2775Please respect copyright.PENANAMoGaaps0dS
Rekam jejak
2775Please respect copyright.PENANAyMdmRUF3JC
Diana............................................. .................................................. ...................
Usianya baru menginjak 19 Tahun. Rambutnya panjang, jika dibiarkan tergerai akan sampai dibetis. Kulitnya putih mulus tanpa cacat. Mata yang bening nan teduh sanggup meruntuhkan kerasnya hati pria manapun diperindah dengan alis yang indah bak semut beriringan. Bibir seksi, merah merekah, menjadikannya merdu jika keluar suara dari bibir itu. Bodynya ramping dengan dada montok, serta pinggul dan pantat yang bikin pria manapun berhayal hal-hal jorok.
Terlalu banyak keistimewaan yang dimiliki Diana. Namun tak pernah digunakannya untuk memikat hati lawan jenisnya dengan tujuan tertentu apalagi yang sifatnya negatif. Sifatnya yang supel dan pandai bergaul membuat Diana sangat disukai teman-temannya.
2775Please respect copyright.PENANAm5u8FacHQP
Sudah enam tahun lamanya Diana tinggal bersama Om Dirman. Dia berasal dari salah satu daerah yang ada di Sulawesi. Enam tahun yang lalu Om Dirman mengajak Diana ikut Om Dirman. Keinginannya yang sangat kuat untuk melanjutkan sekolah membuat Diana rela meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan rumahnya yang penuh dengan kenangan manis. Bapak dan ibu diana sudah lama meninggal. Dia tinggal bersama kakak perempuannya. Ketika hendak melanjutkan ke SMP, kakaknya tak sanggup membiayai sekolahnya. Untunglah Om Dirman datang dan mengajak Diana ikut dengan janji akan disekolahkan.
2775Please respect copyright.PENANApNcRqONnOQ
Om Dirman adalah sosok pekerja keras. Beliau membuka usaha butik dan taylor dengan karyawan hanya satu orang dibantu Tante Hetty dan Diana sendiri. Dengan usaha itulah beliau menyekolahkan Diana. Om Dirman lama baru dikaruniai seorang anak. Saat pernikahan mereka memasuki tahun ke sebelas, barulah tante Hetty hamil. Nyaris mereka bercerai lantaran Om Dirman mengira tante Hetty mandul. Kini, Anak laki-laki yang kini berusia 4 tahun itu yang kembali merekatkan pernikahan mereka.
------------------------------------------------------------------------------------------
2775Please respect copyright.PENANAanClukf30E
Enam tahun sudah berlalu, dan Diana telah menamatkan sekolahnya di tingkat SMA. Ada keinginan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi, namun keinginan itu dipendamnya mengingat keadaan ekonomi Om Dirman yang masih belum stabil karena usaha butik dan Taylornya belum begitu maju.
Diana bertekad hendak membantu Om Dirman, minimal tak lagi bergantung pada Om Dirman. Diana melamar bekerja disebuah perusahaan Kayu Lapis yang ada di daerah itu. Pabrik Kayu Lapis itu tak jauh dari rumahnya, sekitar 15 menit dari rumahnya jika jalan kaki.
Syukurlah, dengan ijazah SMA dia diterima bekerja di Pabrik itu, meskipun hanya sebagai pekerja dengan status Karyawan Lepas, namun ada rasa bangga dihatinya, sudah bisa membiayai dirinya sendiri. Setelah 4 bulan masa uji coba, Diana dinaikkan statusnya dari Karyawan Lepas menjadi Karyawan Tetap, apalagi saat itu system [i]alih daya[/] dihilangkan. Seluruh Karyawan kontrak diangkat menjadi karyawan tetap.
Seringkali diana bekerja lembur, jam 9 malam barulah dia pulang rumah. Sesampai di rumah pun Diana masih menyempatkan diri membantu Om Dirman dan Tante Hetty menyelesaikan pesanan pelanggan.
2775Please respect copyright.PENANAgij0mvsMOH
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2775Please respect copyright.PENANAiYL99K0s9a
Pekerjaan ini sangat melelahkan, apalagi harus bekerja sambil berdiri sepanjang hari, dilanjutkan lembur hingga jam 9 malam. Sungguh sangat melelahkan, namun bagi Diana malah mengasyikkan. Diana sebenarnya tak terlalu capek, setelah perubahan status menjadi karyawan tetap, pekerjaan Diana sudah agak ringan. Pekerjaannya dulu dibagian soumel. Kayu gelondongan dimasukkan kedalam mesin soumel untuk dijadikan lembaran-lembaran tipis sebagai bahan pembentuk kayu lapis atau tripleks. Pekerjaan ini sangat melelahkan, seharian berdiri saja. Namun kini Diana ditempatkan di bagian yang sudah agak sedikit ringan, meskipun masih dalam bagian produksi. Yang agak berat jika Diana harus menggantikan karyawan yang tidak masuk di bagian piercing.
Diana sekarang hanya bekerja sebagai karyawan yang menangani cheking pack, juga mengecek kadar air dilembaran yang hendak dijadikan kayu lapis. Sesekali dia diminta bagian adm untuk membantu, karena ketrampilannya menggunakan komputer.
Banyak hal yang membuat Diana sangat menyukai pekerjaannya, banyak hal manis yang dialaminya, hingga hal manis yang membuat Om Dirman murka padanya...
2775Please respect copyright.PENANAPmkicFBWgu
Di Pabrik itu Diana memiliki teman-teman yang sangat baik padanya, perhatian, dan sangat mengerti perasaannya. Disana juga ada seseorang yang membuat Diana ingin berlama-lama dalam pabrik, hingga yang menjadi salah satu alasannya untuk lembur.
2775Please respect copyright.PENANA7OB4mSLUOC
Dion, seorang pemuda tampan yang selalu perhatian padanya. Dionlah yang selalu menggantikan posisi Diana ketika Diana capek dan ingin tidur siang. Tempat yang selalu Diana gunakan untuk tidur adalah mushollah yang ada didalam pabrik itu.
Dion benar-benar seorang pemuda yang menjadi sosok dambaan tiap karyawati di pabrik itu termasuk Diana. Satu perasaan aneh muncul di hati Diana. Ingin rasanya dia mengutarakan perasaannya kepada Dion, namun adat ketimuran masih terlalu kuat menghalangi semua itu, terlebih lagi Dion adalah tetangga Diana, rumah mereka hanyalah bersebelahan dibatasi pagar. Jadi, setiap hari pasti ketemu.
2775Please respect copyright.PENANA0N9KgC6b5I
Malam itu,,,,,
Malam minggu, malam santai, malam wakuncar kata anak muda sekarang. Diana tak kemana-mana. Tak ada agenda malam mingguan, karena memang mau malam mingguan sama siapa ? pacarpun tak punya.
Diana yang rupawan tak mungkin tak diincar oleh para pria, namun entah mengapa tak ada seorangpun yang mampu menaklukkan hatinya. Banyak teman-teman prianya yang mengutarakan hasrat padanya, namun semuanya ditolak mentah-mentah.
2775Please respect copyright.PENANAziIpFYaGyZ
Dengan hanya memakai pakaian santai, Diana duduk diteras rumah. Sesekali matanya diarahkan ke rumah Dion, berharap Dion keluar rumah dan menemaninya duduk diteras yang agak gelap itu. Mereka saling curhat sambil Dion menggenggam tangannya, menatap wajahnya dan.......
2775Please respect copyright.PENANAWNzTFHvOBK
“ga malam mingguan nih, kok duduk menyendiri ?” sebuah suara tiba-tiba membuyarkan lamunan Diana.
2775Please respect copyright.PENANA3SfLCR7qRZ
“E-eh, Kak Dion. Nggak Kak,” ternyata Dion. Diana agak sedikit gugup. Untunglah jarak mereka agak jauh, dibatasi pagar, sehingga Dion tak melihat kegugupan itu.
2775Please respect copyright.PENANAmisAxwUnJF
“Kalau begitu kesinilah, duduk sama aku disini. Aku juga sepi nih” tawar Dion.
2775Please respect copyright.PENANAGGVT2xkEMP
“Sepi ? papa mama kemana ?”
2775Please respect copyright.PENANAKHm0JAXxpx
“Pergi. Kerumah Om, ada kawinan disana” jawab Dion. “Sini dong Diana, aku punya buah enak nih. Tadi dikasih duren sama teman. Mau ga ?”
2775Please respect copyright.PENANAiUnPNNY55A
“Mau...mau..., aku kesitu deh.”
2775Please respect copyright.PENANAOhLlxINmUP
Diana berjalan kerumah Dion.
2775Please respect copyright.PENANAYIsClOSUyz
“Mana durennya, kok ga ada ?” mata diana melihat kesana kemari mencari buah duren yang dibilang Dion.
2775Please respect copyright.PENANAmo6r8VLOLL
“ada, dalam kamar aku. Ambil sendiri kalau mau”
2775Please respect copyright.PENANAaouOlYZ86C
Agak ragu Diana memasuki kamar Dion. Dia menyalakan sakelar lampu kamar Dion. Kamar itu agak luas, tak seperti kamarnya yang sempit, hanya muat satu ranjang dan satu lemari pakaian plus meja rias kecil. Kamar Dion lega, ranjangnya besar, muat untuk tidur berempat.
Diana mencari-cari dimana duren itu ditaruh. Semua sudut sudah dilihatnya, tak ada. Baunyapun tak tercium. Mana mungkin duren tak ada baunya ?
2775Please respect copyright.PENANAfMv0ZDKeFV
“Diana.....” sebuah bisikan lembut terdengar membuat Diana kaget.
2775Please respect copyright.PENANAvFgVOwBGbu
“Kak Dion ? durennya mana ?” tanya Diana
2775Please respect copyright.PENANAk4BY4CB2t8
Dion tak menjawab, malah dengan tenang dia menutup pintu kamar, lalu melangkah menekati Diana yang kebingungan dengan sikap Dion.
“Duduklah dulu. Ada yang mau aku omongin.”
2775Please respect copyright.PENANAUc82hrsyCQ
“Ta..Tapi.. disini ?” ucap Diana gugup.
2775Please respect copyright.PENANAswrrqGzu4Z
“Iya, disini. Keberatan ?” Diana menggeleng. Dengan agak sedikit canggung dia lalu duduk ditepi ranjang.
2775Please respect copyright.PENANAhVEfh0QvTV
“Diana....” ucap dion lirih. Diana makin tak menentu. Dadanya berdebar kencang. “temani aku ngobrol. Aku sendirian, kamu mau kan ?” Diana mengangguk pelan.
2775Please respect copyright.PENANAwZ7E7nObvZ
“Tapi jangan kelamaan ngobrolnya ya kak. Aku takut Om Dirman nyari aku” ucap Diana penuh kekhawatiran “apalagi ngobrolnya dalam kamar gini,,,”
2775Please respect copyright.PENANAmcSb7wlzkT
“nggak kok. Sebentar aja. Lagian Om Dirman ga bakalan nyari kamu, Om Dirman kan pergi sama papa”
2775Please respect copyright.PENANAV9FdPQqZUU
“terus, Kak Dion mau ngobrolin tentang apa ?
2775Please respect copyright.PENANAn4nXq5foAe
“tentang kita”
2775Please respect copyright.PENANAoM073mzRG9
“tentang kita ? maksud kak Dion apa ?”
2775Please respect copyright.PENANASk3AGFkSvK
“kamu udah punya pacar Diana ?” Diana menatap Dion. Tak mengerti apa maksud Dion dengan pertanyaan itu.
2775Please respect copyright.PENANAjkjZPiGLKY
“Belum Kak, emang kenapa kak ?” tanya Diana
2775Please respect copyright.PENANAuWtqQn56AF
“Pernah kiss ?” Dion kembali bertanya tanpa peduli pada pertanyaan Diana
2775Please respect copyright.PENANAPmBNpgbph6
Diana hanya menggeleng.
2775Please respect copyright.PENANAW0wziWGOkX
“Mau aku ajarin ?”
2775Please respect copyright.PENANAljbOjGIZys
“Maksud kak Dion ?......”
2775Please respect copyright.PENANAXEl8eOcqUV
Dion tak menjawab pertanyaan Diana. Wajahnya dirapatkan kewajah Diana. Hembusan nafas Dion didekat telinga Diana membuat diana bergidik. Ada perasaan takut dihati Diana, namun entah mengapa tubuhnya seakan merespon apa yang dilakukan Dion. Tubuhnya seperti kaku, tak bisa digerakkan. Tangan Dion melingkar ke pinggangnya menciptakan rasa aneh dalam dirinya. Ingin rasanya Diana mendorong tubuh Dion menjauh, namun seperti sejuta tangan gaib menahan tangannya melakukan itu. Perlahan matanya terpejam, merasakan sensasi aneh yang menjalar ditubuhnya. Sebuah kecupan mendarat dibibirnya, nafasnya seakan berhenti. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, inilah pertama kali dia merasakan hangat bibir seorang pria.
2775Please respect copyright.PENANAHSiKKDHhGF
“hmmmm,,, Kak Dion,,,” erangan lirih keluar dari bibirnya ketika Dion menjilati bibir seksinya.
Dion makin berani. Diselipkannya tangannya dibalik baju Diana. Tangan itu merayap lembut, membuat bulu roma Diana merinding. Tak ada ucapan lain yang keluar dari bibirnya selain erangan lembut. Entah kenapa tubuhnya seakan lemas tak bertenaga. Rasa lemas itu semakin menjadi, bahkan seperti ada kabel listrik yang melilit tubuhnya mengalirkan tegangan beribu volt ketika tangan Dion semakin merayap mendekati tungkup branya.
2775Please respect copyright.PENANAFmk5UQiw56
“Ughhh,,, hmmm,,,” erangan lirih terdengar lagi dibibir Diana.
2775Please respect copyright.PENANAMi316ca3kS
“Kak Dion, hmmmmm,,,, kak...”
2775Please respect copyright.PENANAoriiA6Hw84
Tangan Dion akhirnya berhasil menyusup masuk ke balik tungkup bra milik Diana. Seonggok daging kenyal dibalik bra itu diremasnya perlahan.
2775Please respect copyright.PENANA6uwNtwpwYT
“Dioooon....., buka pintunya....!” Diana duduk sendiri dibawah pohon ketapang ujung lapangan terbang, matanya sayu memandang hamparan rumput hijau di area lapangan terbang yang tak terpakai itu. Tadi dia minta diantar oleh Bang waldi, tukang ojek yang sering nongkrong di pangkalan ojek depan Kantor Pos dekat rumahnya. Gratis, karena memang Bang Waldi sendiri yang tak mau terima uang dari Diana. Tak tahu kenapa. Mungkin Bang Waldi ingin menanam budi agar jika nanti dia menembak Diana maka Diana tak akan menolak mengingat budinya yang sering mengantar Diana kemana saja tanpa bayar. Diana sadar akan hal itu, Diana juga tahu kalau Bang Waldi sering curi pandang pada kemolekan tubuh Diana.
“hmfh....” Diana menarik nafas panjang, lalu menghempaskannya kuat-kuat.
Tempat ini agak sepi, tak seperti biasanya yang selalu ramai oleh orang-orang yang berjogging ria. Diana menatap kakinya yang hanya beralaskan sandal.
2775Please respect copyright.PENANAnNhamLPcIi
Terbayang kejadian semalam, agak ngeri memang. Gimana kalau Om Dirman mengetahui akhirnya ? perasaan was-was sempat merasuki hatinya semalam, itulah juga yang membuat dia pagi-pagi segera pergi keluar rumah, menghindari penyelidikan Om Dirman dan Tante Hetty, meskipun sebenarnya Om Dirman tak tahu sama sekali apa yang dialami Diana semalam, namun perasaan takut tetaplah menghantui Diana.
Bulu roma Diana merinding, ada perasaan gelisah dalam hatinya, bercampur aduk antara resah dan sesuatu yang sukar dilukiskan. Entah perasaan apa itu, yang jelas Diana seperti antara ingin merasakannya lagi dan takut untuk mengulanginya lagi.
2775Please respect copyright.PENANAjqNQqMosgm
Saat Diana beranalog dalam pikirannya, sebuah tepukan halus menerpa bahunya. Diana menoleh, Dion, dengan senyum manis dibibirnya. Diana mendengus halus.
2775Please respect copyright.PENANAdHRB79r2li
“Hey, gimana caranya kamu ngilang dari kamar aku ?” tanya Dion sambil menghempaskan begitu saja pantatnya di bangku hingga membuat Diana harus menggeser duduknya agak sedikit menjauh. “aku tengok dalam kamar kamu sudah tak ada, kamu lewat jendela ya...”
2775Please respect copyright.PENANAnMenP2LM2F
Diana diam saja.
2775Please respect copyright.PENANA1NpfFqDcdL
Seakan mengerti perasaan Diana, Dion menatap wajah Diana lekat-lekat.
2775Please respect copyright.PENANA1PfqpQG5YD
“Om dan tantemu tadi nyari kamu, mereka hendak ikut Papa sama Mama ke Resepsi Pernikahan anak Om aku. Mereka titip pesan kalau kamu mau bisa bareng aku kesana”
2775Please respect copyright.PENANAfescD0vtrp
“Nggak ah. Aku ingin di rumah aja...” ucap Diana tanpa memandang wajah Dion.
2775Please respect copyright.PENANAgadVcLBR0V
“Kamu kenapa Diana ? kamu marah sama aku ?” tanya Dion menyelidik.
2775Please respect copyright.PENANAag5HfiYP0u
“ga apa-apa kok, Kak. Aku hanya agak kurang enak badan aja” elak Diana
2775Please respect copyright.PENANAzk2MRGMTdN
“Ga enak badan ya jangan kesini non. Tiduran sana dikamar...” Diana menatap Dion, “atau mau aku nina boboin ?” seloroh Dion mencoba memecah mencairkan suasana.
Diana diam saja.
2775Please respect copyright.PENANANx6FGigL5M
“Atau gini aja” ucap Dion sambil memegang tangan Diana. “Kita ke rumah aja, terserah mau ke rumahku atau rumahmu. Dari pada sendiri disini, mending aku temenin kamu, tapi di rumah. Ayo...”
2775Please respect copyright.PENANAA2LnvQ7URt
Dion mencengkram tangan Diana, memaksanya berdiri lalu menariknya berjalan ke arah sepeda motor yang terparkir tak jauh dari mereka. Diana terpaksa ikut berjalan, tak sanggup menahan tarikan dan cengkraman tangan Dion. Tak berapa lama mereka meluncur diatas sepeda motor, pulang ke rumah.
2775Please respect copyright.PENANAyWvyi53WL6
Memang benar ternyata apa yang dibilang Dion. Rumah Diana pintunya terkunci, Diana sudah berusaha membuka pintu depan hingga pintu samping tapi gagal, semua terkunci. Mau bertanya pada tetangga siapa tau Om Dirman menitipkan kunci rumah, tapi Diana malas melakukannya.
2775Please respect copyright.PENANAamj8HYjkVM
“Om dan Tantemu gak lama disana kok, makanya mereka tidak meninggalkan kunci rumah pada tetangga. Sudahlah, kesini aja, sama aku, toh kita senasib... hehehe”
Diana tak menanggapi ucapan Dion. Dihempaskannya tubuhnya di kursi teras rumah.
2775Please respect copyright.PENANA0RhPRwNRXp
“Kesini Diana. Janji deh ga akan diapa-apain” ucap Dion sambil tersenyum. “ataukah aku yang akan ke situ nemenin kamu ?”
2775Please respect copyright.PENANAPPFy36Hgw6
Diana berpikir sejenak. “ga usah, kak. Biar aku aja yang kesitu. Disini mongapain, rumah ditutup gini juga..”
2775Please respect copyright.PENANAzlnExtid2R
“Nah, gitu dong. Masa mau duduk sendirian disitu, ga seru ...”
2775Please respect copyright.PENANAKiTHhhwAgZ
Dengan langkah gontai Diana berjalan ke rumah Dion. Dengan senyum yang penuh arti Dion membukkan pintu pagar, lalu seperti gaya seorang pengawal kerajaan dia mempersilahkan Diana masuk ke dalam rumah.
“Selamat datang tuan Putri. Mohon Tuan Putri berkenan masuk ke dalam Istana. Hamba siap melayani tuan putri...” ucap Dion sambil menjura. Diana tersenyum, tingkah Dion membuat Diana geli juga.
2775Please respect copyright.PENANAITc8GRq9NR
“Mau ngapain ? mau aku buatin minum, mau aku masakin, mau apa aja boleh, aku akan lakukan” kembali Dion berseloroh, tapi kayaknya serius juga, Dion berkata sambil melangkah ke arah dapur.
2775Please respect copyright.PENANAq0ueJPOiRo
“eh, Kak, ngga usah. Kayak tamu aja aku dirumah ini...” suasana telah mencair dengan senyum dibibir Diana.
2775Please respect copyright.PENANA3uwslUJtXw
“bagaimana kalau tiduran aja ?” gurauan yang cukup mengejutkan bagi Diana. Meskipun itu hanya sebuah tawaran bersifat gurauan, namun cukup membuat Diana berdesir. Tak tahu kenapa dia tak pernah sanggup melawan gejolak perasaannya tiap berada di dekat Dion. Melihat Diana diam saja namun dengan tatapan yang pasrah, Dion mendekati Diana, duduk disampingnya lalu membelai rambut Diana.
2775Please respect copyright.PENANApsCxGv0ulj
“Bolehkah kita mengulangi apa yang tertunda semalam ?” bisiki Dion pelan. Diana tercekat, gemuruh dalam hatinya semakin kuat.
2775Please respect copyright.PENANAIUc3hwRJI6
“Aku takut, Kak” air mata Diana perlahan tergenang.
2775Please respect copyright.PENANAHpJUxaDOTr
“Ga apa-apa Diana, tak usah takutlah” bisik Dion lagi mencoba membujuk Diana. Tangannya direngkuhkan di bahu Diana. Perlahan ditariknya tubuh diana ke dadanya. Diana menggeliat, melepaskan diri dari rengkuhan Dion.
2775Please respect copyright.PENANAoCvZYbNmlD
“Jangan Kak. Nanti ada yang lihat...”
2775Please respect copyright.PENANA2nGjpBMAmf
“Aku tutup pintunya ya ?” ucap Dion. Tanpa menunggu persetujuan Diana, Dion melangkah ke arah pintu, lalu menutupnya. Setelah itu dia kembali duduk dekat Diana.
2775Please respect copyright.PENANA6YVKro1Jwz
“Ke kamarku yuk...” Dion mencoba membujuk Diana yang tengah bersandar lemas di sofa. Tarikan tangan Dion yang sebenarnya sanggup dia tepiskan diikutinya saja. Mereka melangkah masuk ke kamar Dion.
2775Please respect copyright.PENANA4uxJXMGoob
Sesungguhnya, inilah hal yang paling dibenci Diana. Dia tak pernah sanggup menolak ajakan, permintaan dan apapun yang diinginkan Dion. Hati dan pikirannya seakan tak pernah berfungsi jika berdekatan dengan Dion, seperti saat ini, saat Dion mendudukkan Diana di tepi ranjangnya. Diana seperti berada dalam keadaan trance atau tak sadarkan diri. Secara fisik dirinya ada dikamar bersama Dion, tetapi alam pikirannya berkelana kedalam sensasi yang tak dimengerti oleh pikirannya. Tubuhnya serasa membeku, perasaannya melayang dengan sensasi aneh.
2775Please respect copyright.PENANAODuaBW5lrN
Dion membelai rambut Diana dengan lembut. Dikecupnya kening Diana, lalu kedua matanya emnimbulkan gejolak dalam dada Diana, hingga tubuhnya terasa melonjak. Mereka tak banyak mengeluarkan kata-kata, karena Diana tak sanggup berkata-kata, dan Dion sibuk memberikan sensasi luar biasa kepada Diana.
Tubuh Diana semakin lemas tak bertenaga, jarinya dingin seperti akan membeku. Lagi-lagi apa yang dirasakannya semalam terulang kembali. Tak ada penolakan dari tubuhnya, karena otak Diana sudah tak lagi bekerja dengan efektif, telah dirasuki sensasi aneh...
2775Please respect copyright.PENANAaKtfvLcFWH
Perlahan Dion membringkan Diana ka atas kasur. Tangannya dengan perlahan mengusap lembut area perut Diana, membuat Diana memajamkan matanya meresapi usapan Dion. Mulutnya ingin melarang Dion, tapi hati dan tubuhnya terus merespon perbuatan Dion.
2775Please respect copyright.PENANAsDxpuXvnQN
Diana menahan nafasnya ketika tangan Dion tiba-tiba sudah membekap Payudaranya. Entah bagaimana saat itu Diana melihat pakaiannya sudah terbuka, kancing bajunya tak lagi menyatu dengan lubangnya. Bhnya telah dilepas pengaitnya, dan dadanya telah terpampang indah didepan wajah Dion. Diana menggigit bibirnya, Payudaranya terasa sakit dan nyeri saat diremas Dion, namun rasa nyeri itu tak berlangsung lama, berganti dengan rasa nikmat. Putingnya terasa membesar dan menonjol. Dion memainkan usapan tangannya secara simetris, adil, tangan kirinya mengusap bersamaan dengan tangan yang lainnya.
2775Please respect copyright.PENANAjoUGIT4aSd
Dion mengusapkan tangan di Payudara lembut Diana dengan pusat telapak tangan tepat di puting dan areola. digerakkannya jari-jari dengan gerakan memutar, lalu ke arah puting dan akhiri dengan gerakan cubitan nakal ke puting. Diana makin melayang, bibirnya mendesah, pinggulnya bergerak ke kiri dan kekanan. Sungguh suatu rasa yang tak pernah dirasakannya sebelunya. Sensasi birahi yang sangat dahsyat.
2775Please respect copyright.PENANAgO8hBUJ4ui
“hmmm, kak....,” erang Diana.
2775Please respect copyright.PENANAwLmQARDfmo
Dion semakin engintensifkan rabaannya diseluruh area payudara Diana. Perlahan lidahnya menjulur ke arah puting Diana, dihembuskan nafasnya ke arah puting, menciptakan perasaan geli, Diana tersenyum kecil, nafasnya makin memburu, lalu hisapan dan gigitan kecil kembali dilancarkan Dion. Sambil menghisap payudara satunya, Dion mengusap payudara yang satunya.
2775Please respect copyright.PENANAjxxfNPkg27
“Kak Dion..., geli kak...” erang Diana penuh birahi tinggi.
2775Please respect copyright.PENANAz1sxoGdrzZ
“enak ga sayang ?,” tanya Dion disela hisapannya pada payudara Diana.
2775Please respect copyright.PENANAIpA8YfD7QT
“I..hmm.. iya.. hhhh... kak “
2775Please respect copyright.PENANARiHGqnp4Rm
“ Kamu lebih suka remasan dan hisapan lembut atau lebih kuat ?” bisik Dion ditelinga Diana
2775Please respect copyright.PENANA6gOK2eyNWD
“Yang kuat kak...uhhhh..” Diana makin meliukkan badannya.
2775Please respect copyright.PENANA2jw2fZ4NCJ
Dion makin gila, dada bugil Diana benar-benar dieksplorasinya habis-habisan. Payudara putih bersih kenyal dan padat dengan puting kemerahan itu seakan tak akan pernah kehilangan pesonanya. Benar-benar payudara perawan yang belum pernah disentuh oleh siapapun kecuali pemiliknya sendiri.
Manusia memang makhluk yang tak pernah puas dengan satu hal, selalu mencoba hal-hal baru. Seperti itulah Dion kini, belum puas dengan mengenyot, meremas, dan memilin payudara, perlahan tanganya turun kebawah ke arah selangkangan Diana. Diusapnya perlahan gundukan daging kenyal diantara paha itu, sambil sesekali menekan jari tengahnya. Penasaran ada apa dibalik rok tipis dan CD tipis, tangannya mencoba menyelinap di balik rok mini yang sudah tersingkap. Jarinya mencari-cari karet CD, lalu dengan perlahan namun pasti diloloskannya CD itu melewati paha dan kaki Diana. Tanpa melawan sedikitpun Diana mengangkat pinggulnya, memudahkan Dion meloloskan Cdnya. Sebuah pemandangan yang luar biasa terpampang sudah didepan mata Dion. Daging diantara paha putih nan mulus itu sungguh indah. Rambut tipis menghiasi gundukan itu, belahan yang masih rapat dengan bau khas yang sangat nikmat penuh dengan aroma birahi tersaji.Tak tahan berlama-lama, Dion mendekatkan bibirnya ke vagina Diana. Gadis itu makin menggigil, sensasi dahsyat yang baru pertama dialaminya kembali menghajar tubuhnya, menimbulkan rasa aneh yang sangat nikmat. Otot-otot organ tubuh yang belum pernah merasakan seks itu makin bergejolak liar. Vaginanya terasa geli ketika lidah Dion menyapu belahan vaginanya.
2775Please respect copyright.PENANAh2E39oeREE
“Kak Diooon....” lenguh Diana.
2775Please respect copyright.PENANAct64PuKBLK
Dion mengorek benda kecil seperti biji kacang dalam belahan vagina Diana. Jarinya berputar lembut, sesekali digantinya dengan jilatan lidah. Dari dalam belahan itu nampaknya mulai mengalir cairan bening, Diana terangsang hebat.
2775Please respect copyright.PENANA74nA0taINf
“Kak, aku ga tahan lagi kak..., oohh..” erang Diana. Tangannya menggapai kepala Dion, diremasnya kepala Dion sambil sesekali menekan dan menarik rambut Dion.
“Kita coba yang lain ya ?” tanya Dion pelan, berbisik ditelinga Diana.
2775Please respect copyright.PENANAj4dKuGRir9
Diana mengangguk meski tak mengerti.
Dion menghentikan serangannya di vagina Diana. Dia berdiri lalu memelorotkan celananya, hingga tubuhnyapun benar-benar bugil didepan Diana yang juga sudah sepenuhnya bugil.
2775Please respect copyright.PENANAVOcJ0Emack
Diana membuka matanya perlahan, agak terpekik dia melihat Dion yang telah bugil, terlebih ketika dilihatnya benda yang mengacung tegak diselangkangan Dion. Dadanya berdebar kencang, dipejamkannya matanya penuh rasa canggung karena baru pertama kali dia melihat bagian intim laki-laki. Diana menanti dengan mata terpejam dan dada berdebar apa yang akan dilakukan Dion. Sebuah benda terasa mencoba menyeruak liang senggamanya. Diana menggigit bibir bawahnya. Saatnya dia akan merasakan penetrasi yang hanya sering didengarnya dari cerita teman-temannya.
Dengan dada berdebar Diana membuka matanya. Dilihatnya Dion memegang kepala penisnya, lalu mengarahkan kepala penis itu ke vaginanya. Dipejamkannya kembali matanya, gugup, takut dan segalanya bercampur menjadi satu. Sebuah gesekan dibagian klitoris terasa, nikmat dan geli. Cairan vagina semakin banyak keluar dari belahan vaginanya. Beberapa menit kemudian...
2775Please respect copyright.PENANAM4gYJbIHhk
“Aaaaakkhhhhhh...... Kak Diooooon.... sakiiiiitttt...” Diana berteriak saat kepala penis Dion menerobos masuk menjebol lapisan pertahanan vaginanya
2775Please respect copyright.PENANATnmZUGYkuB
Amblas....., seluruh batang penis Dion amblas ditelan vagina Diana.
Airmata merembes keluar dari mata Diana. Sakit terasa, nyeri luar biasa. Pangkal pahanya seperti disayat pisau, di tembus oleh paku yang tajam. Nyeri.
Teman Diana pernah cerita padanya bahwa melakukan hubungan seks itu sangatlah nikmat. Tak ada rasa lain yang bisa disamakan dengan kenikmatan melakukan hubungan seks. Tapi kali ini, Diana merasakannya sendiri. Hatinya protes, teman-temannya telah membohonginya, tak ada rasa nikmat sama sekali dirasakannya, hanya sakit dan nyeri. Ingin rasanya dia mendorong tubuh Dion yang sedang berada di atas tubuhnya, melakukan genjotan, menyodok vaginanya, tapi tak ada kekuatan untuk melakukan itu. Dibiarkannya Dion terus memompa vaginanya, lama..., hingga akhirnya semprotan-semprotan kencang terasa mengenai dinding rahimnya. Genjotan Dion itu diakhiri dengan dengusan dan erangan nikmat yang panjang, lalu terhempas disamping tubuh Diana.
--------------------------------------------------------------- Tubuh Diana terasa lemas, tulangnya seperti tak lagi saling menyambung, apapun yang dipegangnya pasti akan terlepas. Inikah rasanya jika diperawani ? hmmm....
Diguyurnya tubuhnya dengan air, dingin, tapi tubuhnya yang menggigil bukan karena dinginya air, namun karena tenaganya seperti terkuras habis.
Tadi ketika Diana duduk diteras rumahnya yang terkunci, seorang tetangga datang menyerahkan kunci rumah padanya yang dititip Om Dirman. Begitu masuk kedalam rumah, Diana langsung menanggalkan seluruh pakaiannya dan masuk kamar mandi, membersihkan sisa-sisa sperma Dion yang meleleh dari dalam vaginanya.
Dibasuhnya seluruh tubuh dengan sabun, digosoknya setiap lipatan kulit, seakan tak ingin ada bekas sentuhan Dion lagi disitu. Sudah lebih dari sejam dia berada dalam kamar mandi, mengguyur tubuh dengan air, membilas dengan sabun, mengguyur dengan air, membilas, mengguyur dan terus dilakukannya. Selangkangannya terasa nyeri, noda darah diatas seprei ranjang Dion telah menandakan apa yang selama ini terjaga telah lenyap, hilang hanya demi kenikmatan sesaat. Airmatanya meleleh, ternyata hanya selemah itu pertahanannya.
Entah kenapa Diana tak sanggup menolak keinginan Dion saat itu. Padahal, bukan hanya sekali itu Diana diperlakukan oleh cowok, namun semuanya berhasil ditolaknya ketika mereka hendak melakukan penetrasi.
Pernah suatu malam, ketika Diana pulang lembur, saat dia menyusuri koridor dalam pabrik, dia dicegat Alvin, cowok yang selalu mengejar dan berusaha merebut hatinya. Alvin memang tampan, mirip Artis Billy Saputra, host sebuah acara di stasiun TV.
Koridor yang selalu sepi dengan penerangan yang sangat minim sangat mendukung aksi Alvin. Diana sempat hanyut terbawa nikmatnya permainan lidah Alvin dibibirnya. Soal kiss, bagi Diana adalah hal yang biasa, sering dia melakukannya dengan teman prianya, namun hanya sebatas itu, tak lebih. Alvin berusaha membawa Diana ke arah permainan yang lebih hot, ketika tangan Alvin mulai menjalar berusaha enyusup masuk ke balik bajunya menuju gumpalan daging kenyal didadanya, Diana berhasil melepaskan diri, dia lari meninggalkan Alvin. Sejak saat itu Diana tak pernah lagi mau bicara bahkan memandang Alvin sekalipun.
“hmmmfffhhh....” Diana menghembuskan nafas sekuatnya, hingga air yang mengguyur kepalanya ikut terhembus. Diguyurnya lagi air ke tubuhnya.
Lama Diana membersihkan tubuhnya, terdengar suara sepeda motor memasuki halaman rumahnya.
“Om Dirman sama Tante Hetty udah pulang. Huhhhhhh....” kembali Diana mengguyur tubuhnya dengan air.
Setelah puas dan sampai ke taraf bosan, Diana melap tubuhnya dengan handuk, terasa nyeri ketika handuk itu mengenai selangkangannya. Diana mengaduh kecil. Dililitkannya handuk itu ketubuhnya, lalu keluar dan terus melangkah masuk ke dalam kamar. Hari ini dia ingin tidur sepuasnya, tubuhnya tak bertenaga, lunglai.
Setelah memakai pakaian, dihempaskannya tubuhnya keatas kasur, dipeluknya guling dengan erat, matanya nanar memandang kelangit-langit kamar, airmatanya menetes dari sudut matanya, nampak penyesalan terpancar dari raut wajahnya. Dia capek, bosan dengan perjalanan hidupnya, dia ingin melupakan semuanya, dan jalan satu-satunya adalah berusaha terpejam, tidur...
2775Please respect copyright.PENANA2B6Aq0vwB9
“Dianaaaa....., banguuuun....,”
Diana terbangun dari tidrunya. Suara Om Dirman terdengar memanggilnya
“waduh, jam berapa sekarang” dilihatnya jam tangannya. Diana terlonjak bangkit, jam lima sore.
“Dianaaaaa, banguuun...” kembali terdengar suara Om Dirman berteriak sambil menggedor pintu kamarnya.
Diana turun dari ranjangnya, tubuhnya masih agak terasa lemas. Suara Om Dirman kembali terdengar memanggilnya. Diana agak was-was, Tak biasanya Om Dirman seperti ini, menggedor pintunya dengan kasar sambil teriak. Ada apa ini ? pikir Diana.
Dibukanya pintu kamar, lalu keluar setelah merapikan pakaian dan rambutnya. Nampak Om Dirman berdiri depan pintunya, raut wajah geram terpancar disana. Diana makin takut melihat wajah Om Dirman.
“ada... apa... Om ?” tanya Diana pelan dengan mimik ketakutan.
“Om mau nanya sama kamu, dan jawab dengan jujur...!” Suara Om Dirman meninggi, wajahnya memerah seperti menahan rasa marah.
Diana menunduk, tak berani menatap wajah Om Dirman. Dia mulai menebak, mungkinkah ini ada hubungannya dengan kejadian tadi bersama Dion ? tapi.... mana mungkin ? Om Drman tak ada di rumah tadi.
“Kamu ngapai sama Dion dirumahnya tadi, hah ?!” bentakan Om Dirman membuat jantung Diana hampir copot.
“A..a..apa Om ? Diana..tt ta..di ga kemana-mana, ga ngapa-ngapain...” jawab Diana gugup.
“Jangan bohong kamu ! Kamu pikir Om tak tahu apa yang kalian lakukan, hah ?!” bentak Om Dirman.
Diana terdiam, kepalanya semakin ditundukkan. Airmatanya semakin deras mengucur.
“Tadi tante Marini cerita ke Om, dia melihat kamu sama Dion masuk dalam rumahnya dan mengunci pintu rumah. Ngapain kalian..., hah ?!... jawaaaaab !”
Suara isakan Diana mulai terdengar.
“Ampun Om, Diana ga ngapa-ngapain...” ucap Diana masih mencoba membela diri.
“Brengsek kamu Diana ...!” suara Om Dirman meninggi. “Tante Marini tadi ngintip kalian. Dia lihat kalian dalam kamar. Kalian ngentot kan ? kau tahu ? Kalian Ngen...tot !”
Diana terperanjat, tapi tak berani menatap wajah Om Dirman.
“Kau mau jawab apa, hah ?!” Om Dirman maju mencengkeram bahu Diana. “Kamu benar-benar perempuan brengsek, tahu ?!”
Cengkeraman tangan Om Dirman dibahu Diana terasa sakit. Diana tak menepis sedikitpun cengkeraman itu. Ditahannya perasaan nyeri dibahunya, tubuhnya yang sejak tadi lemas makin bertambah lemas.
“Om sudah mendidik kamu dengan hal-hal sopan dan baik sesuai amanat bapakmu. Kenapa kamu malah mengecewakan Om dan juga Bapakmu ?”
Diana makin terisak, terbayang bapaknya yang sudah tiada, terngiang kembali nasehat-nasehat bapaknya agar dia menjadi perempuan baik-baik, perempuan yang punya harga diri, perempuan yang bisa dibanggakan.
“Apa yang kamu tangisi ? menangisi kebodohan dan kebrengsekanmu ?” bentak Om Dirman.
Suara isakan Diana semakin terdengar.
“Brengse kamu Diana..., kamu mesti dihukum rajam. Kamu mengecewakan semua orang yang menyayangimu, durjana...! brengseeeeeeeek....!” kalimat Om Dirman begitu kerasnya, tajam dan menyayat. Om Dirman mengambil sebuah bilah kayu berupa mistar kayu yang sering digunakan untuk menggaris diatas kain yang hendak dijahit.
“Brengsek ! mau jadi apa kamu ? Hah ?,”
2775Please respect copyright.PENANAnEtx8bjvJH
PLAK !
2775Please respect copyright.PENANA8RFLJNY2ht
“aduh,,, hik,,,hik,,, ampuuuuun....”
2775Please respect copyright.PENANAM4lApPjzzA
Tanpa peduli pada permohonan ampun Diana, Om Dirman kembali menampar Diana. Diseretnya tubuh gadis itu, lalu dihempaskannya ke teras rumah.
2775Please respect copyright.PENANA2XGp9i65Ak
Tubuh Diana terlempar, jatuh terduduk diteras rumah.
2775Please respect copyright.PENANA7jiUKkxdKg
“Mau jadi wanita apa kamu, Diana ? hah ?”
2775Please respect copyright.PENANA0fzNmq8Iz4
“Kau telah membuat aib besar bagi keluarga ini Dianaaa...! ” suara Om Dirman melengking tinggi.
2775Please respect copyright.PENANAH23qzc7YPZ
“ampun Om, ampuni Diana...” Diana menangis.
2775Please respect copyright.PENANAJuKKpLtVx5
Om Dirman terus saja memukulinya, hingga akhirnya tante Hetty yang dari tadi hanya diam akhirnya datang membela Diana. Dibawanya Diana ke dalam kamar sesuai perintah Om Dirman.
2775Please respect copyright.PENANAjC9Dx2arb6
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2775Please respect copyright.PENANAUyZE13cmRO
2775Please respect copyright.PENANA7zeJj77hE7
Wajah gadis didepanku nampak sangat gelisah. Raut wajahnya memancarkan jutaan beban yang bergayut.
2775Please respect copyright.PENANAZXzqadqhvw
“Begitulah Kak, aku sangat malu dengan diriku sendiri. Dion yang bisa kuharapkan untuk menjadi pelindungku malah pergi dengan wanita lain. Om Dirman pun sejak kejadian itu tak pernah lagi bersikap lembut padaku. Dia selalu marah-marah, seakan apa yang aku lakukan tak akan bisa diampuni”
2775Please respect copyright.PENANA3Fu8etJRPo
Aku diam saja, tak berkomentar apa-apa. Biarlah gadis ini melanjutkan keluh kesahnya.
2775Please respect copyright.PENANAnaYjxHPp2S
“Hanya sebulan lamanya aku sanggup bertahan dirumah itu. Aku minggat, pergi dari tempat yang telah menorehkan kenangan pahit itu. Hingga kini aku tak lagi ada kontak dengan mereka. Kadang aku kangen, pada Om Dirman, Tante Hetty, Chusnul, dan semua teman-teman, tapi mau gimana lagi, aku merasa tak layak berada diantara mereka...”
2775Please respect copyright.PENANAV3ycpPTQca
“Kini...,” lanjutnya. “Hanya Kak Rangga satu-satunya yang bisa kumliki di dunia ini”
2775Please respect copyright.PENANAt0wI68Cz2l
Disandarkannya tubuhnya di dadaku. Perlahan kuusap kepalanya. Rasa iba menyelimuti perasaanku.
2775Please respect copyright.PENANA9qyjVSrQaO
“Kak Rangga kini tahu, kenapa aku mau jadi wanita seperti ini. Wanita yang seakan tak punya harga diri lagi. Aku ingin membiarkan tubuhku setiap saat digilir oleh laki-laki. Aku tak peduli. Inilah jalan yang telah ditakdirkan untukku...” ucapnya sendu.
2775Please respect copyright.PENANAH6al4lL21G
Ku angkat dagunya, kutatap matanya, penuh sayang dan iba, tanpa nafsu.
2775Please respect copyright.PENANANGY4CQLFOZ
“teruslah berharap nasibmu akan berubah, Diana...” bisikku pelan.
2775Please respect copyright.PENANAK7zZdSBXU9
Gadis itu membalas tatapanku, aku trenyuh, tak kusangka dia memendam berjuta beban dalam hatinya. Ternyata dibalik kebinalannya, dibalik cerianya, tersimpan banyak cerita sedih. Dari perlakuan Om Dirman, Dion, dan banyak pria yang melecehkannya.
2775Please respect copyright.PENANAePW8dM48PN
“Tetaplah setia mendengarkan curhatku, Kak..., aku ingin berbagi beban..” ucapnya
2775Please respect copyright.PENANAHSeu6YcHgx
“Iya, kapanpun kau mau curhat, aku akan siap mendengarkannya.” Bisikku lembut.
2775Please respect copyright.PENANAOhqlUFuiTG
Diana yang cantik, seksi, penuh cerita sedih, tertidur dalam dekapanku. Aku akan siap mendengar semua curhatmu, sangat siap.
2775Please respect copyright.PENANAakqwZic62b
Dan kisah pagi inipun berakhir. Diana telah tertidur, dalam kamar kosku disebuah sudut kota.
2775Please respect copyright.PENANAMPe5rIREKH
Dan kisah pagi inipun berakhir. Diana telah tertidur, dalam kamar kosku disebuah sudut kota.
Kejadian beberapa hari lalu telah aku hapus dari memoriku. Aku tak ingin mengingat apapun yang membuatku sakit. Yang harus aku lakukan sekarang adalah memperbaiki kembali apa yang telah hancur, menyusunnya kembali menjadi sesuatu yang bermakna dan berharga.
2775Please respect copyright.PENANAtYIfps5gNp
Dion, hmmm..., laki-laki itu bukanlah pria yang baik. Setelah berhasil merenggut keperawananku dia malah pergi dengan wanita lain meninggalkan aku yang terkapar sendiri dalam kehampaan. Untunglah ada teman-temanku yang terus menyemangatiku.
2775Please respect copyright.PENANAIZmeWSVyq2
Wanona, gadis manis berkulit sawo matang, anak Buton sahabat terbaikku yang dengan segala kekocakannya selalu membuatku melupakan beban yang ku rasa.
2775Please respect copyright.PENANAtC8GuKQwr6
Wanona agak sedikit tomboy, rambutnya digunting pendek. Tak ada feminimnya sama sekali. selain ke sekolah, kemana-mana tak pernah sekalipun kulihat dia memakai rok atau daster terusan. Biar lebih bebas bergerak katanya. Kadang jika kami duduk berdua dibangku taman samping Kantor Pos yang penerangannya sangat minim, orang-orang mengira bahwa kami adalah sepasang kekasih yang lagi pacaran.
2775Please respect copyright.PENANAr8yhRhfkj9
Mas Tri, pemilik rumah makan “Lamongan” yang selalu menjadi tempatku berlindung dan sembunyi ketika Om Dirman marah dan hendak menghukumku. Dia dan isterinya yang juga asal Lamongan selalu menjadi tempatku curhat, bahkan pernah sebulan aku tinggal bersama mereka.
2775Please respect copyright.PENANAXW9uc9RScz
Banyak orng-orang baik disekelilingku, yang menyayangiku, melindungiku, dan mungkin menginginkan tubuhku....
2775Please respect copyright.PENANAeVsPpbvYtG
2775Please respect copyright.PENANAeMtfgs1win
Suatu hari, seminggu kemudian setelah kejadian aku di pukuli Om Dirman, aku diajak Wanona kerumahnya yang agak jauh dari rumahku. Papa, mama, kakak dan adik Wanona semuanya telah mengenalku. Mereka sangat baik padaku bahkan telah menganggap aku sebagai bagian dari keluarga mereka.
2775Please respect copyright.PENANAm2IYmy5zCB
Namun ada satu hal yang sering membuat aku menolak diajak Wanona kerumahnya. Rey, kakak Wanona menaruh hati padaku, dan parahnya lagi Bapak dan Ibunya malah dengan semangat ingin menjodohkan aku dengan Rey. Aku sama sekali tak mencintai Rey. Tak ada sedikitpun perasaan suka dalam hatiku. Bukan karena masalah tampang, karena Rey terbilang lumayan ganteng, tapi bukan karena itu sekali lagi, hanya karena memang aku tak mempunyai rasa pada Rey.
2775Please respect copyright.PENANAtXUYgbz7NJ
Suasana dalam rumah Wanona sepi saat kami tiba disana. Dirumah hanya ada Rey dan adiknya yang masih berumur 7 tahun. Kata Rey, mama dan papanya pergi ke Buton, jadi hanya mereka bertiga yang ada di rumah.
2775Please respect copyright.PENANAj6FaMgX91q
Dengan letih aku menghempaskan tubuh keatas sofa yang terletak di ruang tamu itu. Rumah Wanona memang luas, Bapaknya adalah seorang pemilik Toko Pakaian, jadi tak heran jika rumah mereka bagus.
2775Please respect copyright.PENANAK7ZsPxhkQ6
Tak lama berselang Wanona datang membawakan segelas air putih lalu ditaruhnya diatas meja dekatku.
2775Please respect copyright.PENANAEzIKm0D2vM
“Sorry air putih doang. Minum non, biar capeknya hilang” ucap Wanona sabil melangkah pergi ke dapur meninggalkan aku duduk sendiri. Aku mengambil gelas berisi air putih itu dan meminumnya hingga kandas. Haus juga sehabis jalan kaki.
2775Please respect copyright.PENANAVD4jdBsJIb
Wanona kembali lagi, ditangannya ada segelas lagi air putih.
2775Please respect copyright.PENANA80Asa6EUWf
“sorry non, aku tinggal lagi. Aku ke warung bentar, mau beli sabun mandi. Gerah nih badan keringatan habis jalan tadi”
2775Please respect copyright.PENANACTBqm9KWRS
“he-eh “ gumamku.
2775Please respect copyright.PENANAbxl0GAPJd9
“Kak Rey. Temenin Diana ngobrol. Kasihan dia sendirian. Aku ke Warung bentar” Wanona berteriak memanggil kakaknya. Rey yang seang asyik nonton TV memalingkan wajah ke arahku. Lalu melangkah mendekatiku.
2775Please respect copyright.PENANAyafM0PN7hX
“Lama juga ga apa. Biar aku yang nemenin Diana” kata Rey sambil tersenyum dengan jempol teracung ke arah Wanona.
Wanona tertawa. Mungkin hatinya senang membiarkan aku berdua sama Rey, ataukah jangan-jangan ini memang direncanakan Wanona ?
2775Please respect copyright.PENANAHPnhfwbTdA
“Hay Diana. Apa kabarmu sekarang ?” sapa Rey memecahkan kebisuan
2775Please respect copyright.PENANATx1kE1FqCV
“Baik, Kak” Jawabku singkat
2775Please respect copyright.PENANA4LKEmxjdut
“Aku senang kamu mau datang kesini...” ucap Rey sambil memandangku. Matanya sesekali melirik kebagian bawah tubuhku. Astaga ! Rok mini yang kupakai ternyata telah tersingkap ke atas tanpa kusadari. Pahaku otomatis kelihatan. segera ku benahi rokku, ku perbaiki posisi dudukku.
2775Please respect copyright.PENANAX0vxOIYUsp
“Ga apa-apa kok non. Aku malah suka ngliatnya “ mesum.... !
2775Please respect copyright.PENANAWsYb0QDBZV
“Maaf Kak “ aku berkata agak gugup. Rey tersenyum, penuh arti, mungkin juga penuh nafsu...
2775Please respect copyright.PENANAkXyee3wox6
“Ya udah, aku bilang ga apa-apa. “
2775Please respect copyright.PENANAufTg49ZVkQ
Aku mencoba mengalihkan pembicaraan, hingga akhirnya kami terlibat dalam perbincangan yang seru. Disela percakapan, tagan Rey sesekali ditaruh diatas bahuku, kadang pula dia menepuk pahaku, entah disengaja atau tidak, aku tak tahu.
2775Please respect copyright.PENANAJ3kjjOvIbq
Aku heran, kok Wanona tak kunjung tiba dari Warung. Aku berdiri sebentar, melihat-lihat siapa tahu Wanona sudah pulang. Tak ada. Kemana dulu sih anak itu ?. Ketika aku berbalik, pipiku tiba-tiba dikecup Rey. Aku kaget, lebih kaget lagi saat Rey tiba-tiba memelukku sambil mendaratkan kecupannya dibibirku. Ugh, aku mendorong tubuhnya dengan keras, namun ternyata tenaga Rey cukup kuat melawan doronganku. Malah aku yang terhempas ke atas sofa dengan posisi seluruh badan terlentang di jok sofa, sementara rok yang kupakai tersingkap ke atas, memperlihatkan CD tipis berwarna putih yang ku pakai. Rey langsung menindihku, kedua tangannya menekan tangan kiri dan kananku. Badannya diposisikan diantara kedua kakiku yang terkangkang.
2775Please respect copyright.PENANA6v1ht3qzj9
“Stop Kak ! Hentikan ! “ aku berteriak mengingatkan Rey.
2775Please respect copyright.PENANAm90cO7KHIJ
“santai aja Diana. Nikmati saja “ Rey menyeringai.
2775Please respect copyright.PENANAHNAgRv9WUl
Aku melenguh ketika tangan Rey menghentak keras mencengkram bajuku hingga kancingnya terlepas tersisa satu kancing bawah yang masih bertahan.
2775Please respect copyright.PENANAtbIJr3fOmW
Rey menatap penuh nafsu. Dadaku yang terpampang didepan matanya hanya ditutupi BH semakin membuat mata Rey terbelalak.
2775Please respect copyright.PENANAP8uJXfN0XC
Rey pandai memanfaatkan waktu. Tangannya segera meremas payudaraku yang masih terbungkus BH. Nafasku tercekat, satu gelombang aneh menjalari tubuhku. Rey makin bertindak jauh. Cup BH diangkatnya ke atas, payudaraku yang hanya pernah disentuh Dion kini harus menerima sentuhan Rey. Aku berusaha melawan Rey, namun tenaganya terlalu kuat. Pertahananku akhirnya kalah, aku menjadi lemas, tenagaku seakan terkuras, lunglai.
2775Please respect copyright.PENANASscawOOBJL
Rey menindihku, tangannya terus mengusap payudaraku, sesekali memelintir putingku. Perlahan birahi mulai melandaku. Ah.... aku mulai terbawa arus kenikmatan lagi....
2775Please respect copyright.PENANALCSwB7mJZx
Sapuan lidah Rey terasa menggelitik, hisapan lembutnya membangkitkan gairah kewanitaanku. Meskipun tak ada rasa cinta dihatiku untuknya, namun entah kenapa aku seperti menyerah dengan ikhlas. Tanpa aku sadari aku melingkarkan tangan ke lehernya. Seperti mendapat persetujuan, Rey makin kuat mengenyot puting payudaraku.
2775Please respect copyright.PENANA2JqoR8VXbv
“Uhhhhh....” erangan kecil tak dapat kutahan keluar dari mulutku.
2775Please respect copyright.PENANAwMWa8DzpKU
Rey menggesekkan selangkangannya ke selangkanganku. Meskipun dihalangi oleh celana jeansnya dan CD yang ku pakai, namun gesekan itu cukup membuat aku makin melayang ke awang-awang. Libidoku makin terpacu, minta dipuaskan.
2775Please respect copyright.PENANAXUrjjbHqZT
“Kak Rey.... uhhhhh..”
2775Please respect copyright.PENANA5fetsDSgGN
Rey terus melancarkan serangannya. Digigitnya puting payudaraku, lalu perlahan turun ke perutku. tangannya mengusap pelan belahan vaginaku yang masih dihalangi CD. Tak tahan dengan hal itu, aku refleks menjambak rambutnya. Tangan Rey disusupkan ke balik CD, lalu ditariknya kebawah, sempurna sudah kebugilanku.
2775Please respect copyright.PENANAaRqIlcwcRe
“Kak Rey, aku tak tahan...” seperti sudah terbiasa melakukannya aku mengerang lirih.
2775Please respect copyright.PENANAEtjuMkskUu
Rasa geli dan nikmat melandaku. Organ intimku seperti disedot, lidah Rey bermain dengan lincahnya pada klitorisku.
2775Please respect copyright.PENANAHgssdMD6hO
“uhhhh...” terasa cairan kewanitaanku mengalir keluar, merembes lewat belahan vagina.
2775Please respect copyright.PENANAQXOCp588CC
“Kak Rey...” sekali lagi aku mengerang, nikmat lar biasa.
2775Please respect copyright.PENANAwCAiWTHgww
Hadeh, aku ternyata salah, suara panggilan “Kak Rey tadi bukan keluar dari mulutku, tapi dari....
2775Please respect copyright.PENANAv824LgGdos
“Wanona ?”
“Ngapain kalian ?” Wanona tiba-tiba berdiri melongo memandang kami yang sedang bergumul.
2775Please respect copyright.PENANArSWCG7C2L7
Rey dan aku buru-buru bangun. Segera aku membenahi pakaianku yang sudah terbuka. CD yang tergeletak dilantai segera kupungut dan buru-buru kupakai, baju yang kancingnya sudah terlepas berusaha ku tautkan kembali. Perasaan jengah telanjang didepan Rey dan Wanona membuatku seperti didera ribuan cambuk.
2775Please respect copyright.PENANA9w46wULqSw
“Kamu diapain Kak Rey, Diana ?” Wanona menatapku menyelidik. Aku tak tahu kenapa Wanona masih bertanya tentang apa yang dia lihat, padahal aku yakin dia telah menyaksikan semuanya.
2775Please respect copyright.PENANAecYXg8d7aQ
“ Kamu telah melihat semuanya, Wanona” kataku sambil memakai kembali pakaianku.
2775Please respect copyright.PENANAasIxa1YRZG
“iya...iya..., aku tahu, aku telah melihatnya...”
2775Please respect copyright.PENANACLaO4fWBHP
“Tanyakan pada kakakmu, kenapa dia melakukan itu padaku...”
2775Please respect copyright.PENANAIoNk86ujR0
“ya sudah. Maafkan Kak Rey...”
2775Please respect copyright.PENANAvwqbV8pw8H
Maafkan Kak Rey ? Aku jadi merasa janggal dengan kalimat Wanona barusan. Kok dia merasa bahwa itu hal yang biasa aja, tak perlu dipermasalahkan ?
Tapi kenapa juga denganku ? Apa aku harus mempermasalahkannya sedangkan aku seperti menikmati perlakuan Rey tadi ?
2775Please respect copyright.PENANAlqfmvOw3Tf
“Kak Rey memang terlalu kurang ajar, tapi mau apalagi, semua telah terjadi kan ?” seakan faham dengan apa yang ada dalam benakku Wanona mencoba memperjelas kalimatnya.
2775Please respect copyright.PENANAOkTdtbRcrv
“Kamu istirahatlah dulu dikamarku, aku mau mandi” ucap Wanona santai, seakan tak pernah terjadi apapun. “sebentar nanti aku akan cerita satu hal padamu, hal yang akan bisa membuatmu mengerti dan memahami semua yang terjadi dan kau rasakan”
2775Please respect copyright.PENANAEBHb2r3AmK
Aku mengangguk, lalu masuk kedalam kamar Wanona, merebahkan diri diatas kasur sambil memandang langit-langit kamar.
2775Please respect copyright.PENANAcQke2hXxwF
Ada apa ini ? ada apa dengan diriku ? kenapa hal seperti ini kembali aku alami. Belum lama Dion melakukan hal ini kembali Rey melakukan hal yang sama padaku. Mungkinkah di hari-hari yang akan datang kejadian ini akan terus terulang dan terulang ?
2775Please respect copyright.PENANAzxvPayYMUe
“hufffhhhh...” kuhembuskan nafasku sekuatnya.
2775Please respect copyright.PENANADOZkzH9Qpn
“Diana “ Suara Wanona terdengar tiba-tiba mengejutkanku. “Aku ingin cerita sesuatu padamu”
2775Please respect copyright.PENANATFKzyfroh7
“Baiklah, ceritakan saja”
2775Please respect copyright.PENANAG289PIyPOK
Wanona naik ke atas ranjang, lalu berbaring didekatku. Mulailah Wanona bercerita....
2775Please respect copyright.PENANAgNZC9PYuUz
2775Please respect copyright.PENANA6tNTl1XTQ7
Wanona sebenarnya adalah anak tri dari Om Okta, Pria yang kini telah menikahi ibunya. Om Okta bertubuh atletis, dadanya bidang dengan otot-otot yang kuat.
Wanona memiliki perasaan khusus pada papa tirinya, sejak papa tirinya menikahi ibunya dan mereka tinggal serumah, Wanona selalu memperhatikan Papa Tirinya. Wanon juga tahu, kalau papa tirinya sering memperhatikan Wanona diam-diam.
Ayah tirinya selalu punya pengaruh pada dirinya. Wanona sangat mengagumi Ayah tirinya. Dia memperlakukan ibunya seperti ratu. Namun dibalik itu, ayah tirinya memperlakukan Wanona secara khusus tanpa sepengetahuan ibunya. Dia sering menjemput Wanona dari sekolah, mengajak nonton film, bahkan mendengarkan berbagai keluhannya tentang ibunya. Sementara ibunya tak pernah menghargai segala hal yang dilakukan Wanona.
2775Please respect copyright.PENANAubssSuZgtW
Suatu hari, saat Wanona sendirian di rumah, Ibu, kakak, adik dan ayah tirinya sedang perg ke Buton, Wanona mendengar suara ayah tirinya memanggil-manggil namanya. Wanona merasa heran, kenapa ayahnya pulang begitu cepat, sendirian lagi. Tapi Wanona merasa senang, inilah saat yang diinginkannya, saat yang ditunggunya.
2775Please respect copyright.PENANAGIfPKe3F11
“Wanona.... Wanona...., dimana kamu ?” Ayah tirinya memanggil-manggil namanya dari lantai bawah.
2775Please respect copyright.PENANAdTfaJCI0u4
"Aku di sini Ayah! Aku akan segera turun, "jawabnya sambil mengambil napas dalam-dalam memantapkan hati.
Wanona menengok ke bawah, sekilas dia melihat ayah tirinya tersenyum sambil memandanginya. Meskipun Wanona telah mengenalnya hampir tiga tahun, namun kekagumannya pada ayah tirinya tak sedikitpun berkurang, bahkan selalu ada perasaan aneh dalam dirinya setiap memandang ayah tirinya. Ayah tirinya memiliki rambut cepak bak perwira dengan otot-otot yang kekar, ia adalah type pria yang setiap gadis pasti menginginkannya.
2775Please respect copyright.PENANA4v2sYnsZKG
Wanona tersenyum nakal sambil memikirkan semua hal yang ia ingin lakukan dengan ayah tirinya, memanfaatkan suasana rumah yang sepi. Orang seperti ayah tirinya pasti sangat berpengalaman dalam bercinta. Wanona selalu berhayal erotis tentang ayah tirinya. Seringkali dia menghabiskan waktu sepanjang malam hanya berpikir tentang bagaimana rasanya jika ia bercinta dengan pria seperti ayah tirinya. Sayangnya, ayah tirinya masih memperlakukan dia seperti anak kecil.
2775Please respect copyright.PENANAwJQXKOsdeG
Saat ulang tahunnya yang kedelapan belas, ia sengaja memancing gairah ayah tirinya, dan ia yakin ayah tirinya terpancing saat melihat apa yang dilakukannya. Ayahnya pasti telah melihat pantatnya dari belahan gaun yang sengaja diangkatnya hingga melewati paha mulusnya. Saat itu diliriknya ayah tirinya sedang menatap penuh nafsu ke arah kaki dan pahanya. Pasti ayahnya birahi melihatnya, ingin rasanya dia memberinya kesempatan untuk melihat lebih banyak lagi. Tapi, rupanya ayahnya tidak pernah bertindak
2775Please respect copyright.PENANAAARHOikCem
Wanona berdiri sebentar melihat kearah cermin sebelum berjalan menuruni tangga. Dia tahu bahwa pakaiannya pasti akan memancing perhatian ayah tirinya. Kemeja yang dikenakannya sangat ketat menampakkan tonjolan di payudaranya. Roknya pendek hampir memperlihatkan G-String merah muda yang nyaris tidak menutupi pantatnya. Wanona mencoba mengawasi ayah trinya dengan hati-hati saat ia mendekati bagian bawah tangga, Ayah tirinya menatapnya dan ekspresi wajah yang agak bernafsu. Melihat nafsu di mata ayahnya membuat celana dalam Wanona menjadi basah.
2775Please respect copyright.PENANAnB3yojQWcV
"Kamu baik-baik saja Wanona?" tanya ayahnya sambil terus menatap Wanona. Ayahnya bersandar di sofa sambil menaikkan kakinya. Jaket yang dikenakannya belum juga dilepas.
2775Please respect copyright.PENANACyh5yTFVui
Wanona tersenyum. "kurang begitu baik, ayah," katanya sambil mendekat ke ayahnya. Tangannya meluncur di sepanjang dada ayahnya yang bidang, ia menarik napas dalam-dalam saat merasakan otot-otot di bawahnya.
Meskipun ia telah melakukan itu sejuta kali sebelumnya, kali ini dia merasa sedikit berbeda. Dia membiarkan payudaranya menempel ke atas dada bidang ayahnya. lengannya melingkar di leher ayahnya, dia bisa merasakan putingnya mengeras. Napasnya semakin memburu. Sambil melingkarkan tangan keleher ayahnya, Wanona mendongak, bibirnya hanya beberapa inci dari bibir ayahnta. Dia bangkit berjinjit dan mencium lembut pipi ayahnya. Ketika tangannya secara naluriah meraih pinggang ayahnya, dia hampir mengerang.
2775Please respect copyright.PENANAq0y9Ho0KMD
"Ada apa, Wanona?" Tanya ayahnya singkat.
2775Please respect copyright.PENANAGpqoLXtO2y
"Ayah.....," katanya pelan. Matanya melayang ke tonjolan celana jeans ketat yang dipakai ayah tirinya,
2775Please respect copyright.PENANA9CxR1ytBSk
"Tolong aku, yah," ia mulai, suaranya lembut dan lambat. "Aku sangat ingin merasakannya, tapi selama ini aku tidak bisa menemukan pria yang tepat untuk bercinta denganku."
2775Please respect copyright.PENANA2xXKjLDaYL
Raut wajah terkejut dengan kalimat Wanona terlintas sesaat di wajah ayahnya, namun dia tidak menunjukkannya kepada Wanona. Ditariknya nafas, lalu menatap lembut ke mata Wanona.
2775Please respect copyright.PENANAqKTKtveMw8
"Wanona, kamu masih belia, tidak seharusnya ..."
2775Please respect copyright.PENANAmh3VW2iWm7
Wanona segara memotong kalimat ayahnya sebelum dia bisa melanjutkan. "Tak perlu menasehatiku ayah, aku sangat menginginkan ini" ucap Wanona tersenyum, sambil menatap tubuh ayahnya dari atas ke bawah.
"Aku hanya benar-benar ingin tahu bagaimana rasanya milik ayah yang besar dan keras bersarang dalam Vaginaku"
2775Please respect copyright.PENANAbUrZw04XHY
"kau sadar dengan apa yang kau katakan, Wanona ?." tanya ayahnya penuh heran dengan sikap Wanona.
2775Please respect copyright.PENANAflSslnrSzx
Wanona tak mempedulikan pertanyaan ayahnya. Dia meletakkan tangannya langsung pada tonjolan di celana ayahnya.
2775Please respect copyright.PENANA7WJNvsGI7v
"Lihat sekarang, ini adalah jenis penis keras dan besar, yang saya inginkan," katanya saat tangannya mengusap tonjolan itu.
2775Please respect copyright.PENANAUlykWELPIS
"Aku sudah pernah mencoba dengan beberapa orang di pabrik," lanjutnya, "tapi tidak ada yang sebesar ini,"
2775Please respect copyright.PENANAoIRyJuYz86
"Wanona, ini ..."
2775Please respect copyright.PENANA9rRZlRJ3q3
"Ayah, please," potong Wanona tajam, " Ayah tahu apa yang saya inginkan."
2775Please respect copyright.PENANAVtBeuuKVma
Wanona berdiri, matanya melebar, tangannya mebuka kenop rok pendeknya dan membukanya.
2775Please respect copyright.PENANA0o4w2O5ebD
"Aku masih perawan" ucap Wanona.
2775Please respect copyright.PENANAfiFyBQ3lNb
Dengan sigap dia menurunkan ritsleting ke bawah lalu memelorotkan roknya menyisakan G-String,
2775Please respect copyright.PENANAkSiNZFO7kT
"tapi, aku rela itu untuk ayah."
2775Please respect copyright.PENANAP3WV58Ir4s
Ayahnya menatap Wanona. Dibiarkannya Wanona membuka kancing celana jeans ketatnya. Wanona mengambil napas dalam-dalam sambil membungkuk dan mulutnya langsung mengulum kemaluan ayahnya. Dijilatnya penis ayahnya, sambil melingkarkan lidahnya di kepala penis yang tegang dan keras itu. Wanona mengisap dengan lembut kemudian mengecup kepala penis itu dengan halus sambil menatap ke arah ayahnya. Di masukkannya lebih dalam penis itu.
2775Please respect copyright.PENANACzgvR4SG1z
"Aku hanya ingin merasakannya, sekali aja, boleh ? "Tanyanya dengan suara lembut dan manis. Perlahan Wanona menarik celananya ke bawah.
2775Please respect copyright.PENANAvAwWbWN11q
"Sekali ini saja," katanya, suaranya lebih rendah dari biasanya.
2775Please respect copyright.PENANAkn0wjdyBhj
Perlahan tangannya meraih bagian bawah kemejanya sambil menariknya perlahan ke atas, terpampanglah sudah dadanya yang putih mulus. Lalu dengan cepat diraihnya kaitan bra dan melepaskannya, payudaranya memantul bebas, menghidangkan pemandangan indah untuk ayahnya.
2775Please respect copyright.PENANA3XjP0J6xkO
Bagian dalam tubuhnya hangat, tatapan ayahnya menjelajahi tubuhnya. Perlahan ayahnya meraih payudaranya, lalu mengusapnya denga lembut, jempol ayahnya berputar-putar keras di atas puting payudaranya, kemudian pindah ke pinggang, lalu ke pinggulnya dan menyingkap roknya ke atas.
Wanona menghentakkan roknya ke bawah pinggul hingga melorot jatuh ke lantai. G-String basah nampak masih menempel menutupi vaginanya. Wanona tersenyum.
2775Please respect copyright.PENANA7VVSeh4c60
"Luar biasa, kamu sangat cantik, Wanona" kata ayahnya sambil memandang tubuh bugil Wanona.
2775Please respect copyright.PENANAEysEh8m7ic
Sebuah sensasi nikmat menjalar di sekujur tubuhnya, saat dia menyadari bahwa apa yang dia rencanakan, apa yang dia impikan, dan apa yang ia inginkan sekian lama kini benar-benar akan terjadi. Vaginanya berkontraksi hebat, putingnya berdiri tegak.
2775Please respect copyright.PENANA5CbzsnCRM2
Ayahnya melangkah mendekatinya lagi, tangannya langsung bergerilya di sepanjang payudaranya dan mengusap lembut. Wanona menggigil. Rasa nikmat luar biasa menjalar keseluruh tubuhnya ketika ayahnya mengusap perutnya, sambil tangan lainnya menjepitkan putingnya perlahan di antara jari-jarinya. Perlahan lagi tangan ayahnya berpindah dan meluncur turun keperutnya, menyingkap G-stringnya hingga secarik kain kecil itu ikut bergabung bersama roknya di lantai.
2775Please respect copyright.PENANAJYOGFJNHYI
Perlahan namun pasti, tangan ayahnya yang berpengalaman itu menemukan celah basah pada vaginanya, sementara ibu jarinya memutar melintasi klitorisnya perlahan.
2775Please respect copyright.PENANAuctRiUfxIp
Wanona memejamkan mata meresapi kenikmatan yang tiada tara itu. Dia mengerang perlahan.
2775Please respect copyright.PENANAQGUjh2AV51
Tiba-tiba, Om Okta mengangkat tubuhnya dan membawa ke kamarnya. Ia membringkan Wanona perlahan dan lembut di atas ranjang, lalu merenggankan kakinya memposisikan tubuhnya diantara paha Wanona, didekatkan wajahnya ke depan vagina Wanona. Wajahnya hanya beberapa inci jauhnya dari vagina basah Wanona. Tangannya mengusap bagian dalam paha sampai ke bibir vaginanya, kemudian mengusapkan telunjuknya sampai klitorisnya terkena. Dengan lembut dihembuskan nafasnya ke area vagina. Napasnya yang hangat menggelitik, mengirimkan gelora birahi tinggi, Wanona menggigil dan merasa kejang di seluruh tubuhnya. Perlahan-lahan, Om Okta menekankan ibu jarinya ke klitoris Wanona, Wanona menikmati sentuhan dahsyat di vaginanya. Ketika Om Okta membungkuk dan menjlat belahan vagina itu, Wanona merasakan kenikmatan luar biasa.
2775Please respect copyright.PENANA6v2H6wmDs4
Lidah ayahnya semakin menggelitik klittorisnya. Om Okta menghentikan sejenak aktivitasnya saat dia merasakan semburan panas yang hangat keluar dari belahan vagina Wanona. Om Okta melanjutkan serangannya. digigitnya klitoris Wanona sambil menarik-narik klitoris itu. Sekejap Wanona merasakan sedikit rasa sakit namun tak lama kemudian tubuhnya menggeliat, mengejan dengan dahsyat. Cairan hangat merembes keluar dari vaginanya, seluruh tubuhnya bergetar, Wanona merasakan orgasme yang luar biasa.
2775Please respect copyright.PENANA6tYHzun6TB
Nafas Wanona seperti saling memburu, darahnya seperti mengalir deras dan kencang melalui pembuluh darahnya. Dia belum pernah merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat ini dalam hidupnya. Diraihnya bantal lalu diremasnya dengan keras, menikmati sensasi birahi yang teramat nikmat, terlebih saat ayahnya dengan lembut menjilat klitorisnya.
2775Please respect copyright.PENANAYkF6ugRdrN
"Mmm," gumamnya, tubuhnya menggigil.
2775Please respect copyright.PENANAcKgUhQFcDi
"gurih benar vaginamu. Enak ....." ucap ayahnya disela-sela aksinya menjilati vagina Wanona
2775Please respect copyright.PENANAIMVlEdw9HY
Gelombang orgasme mulai mendekatinya, tubuh Wanona mulai menggeliat nikmat. Giginya gemeretak, mengerang tak terkendali saat gelombang orgasme datang menghantamnya untuk kesekian kali, cairan hangat mengalir dari dalam belahan vaginanya, masuk terhirup ke dalam mulut ayahnya.
2775Please respect copyright.PENANABVmcb6hV5A
"Istirahatlah dulu," kata Om Okta melihat tubuh Wanona yang seperti mengalami kelelahan. "Tapi jangan tertidur, ayah baru saja memulai." Wanona mencoba menenangkan diri, tapi sebelum urat dan ototnya rleks, ayah tirinya kembali menyentuhnya. Jari-jarinya mengusap inti mungilnya, membawanya kembali ke tepi jurang birahi yang luar biasa dalamnya, lidahnya masuk dan keluar dalam belahan memeknya. Kesnikmatan mulai mengalir dahsyat dalam gelombang orgasme, berulang, saat klitorisnya diserang bertubi-tubi Wanona kehilangan kendali sepenuhnya dengan satu orgasme yang melelehkan cairan bening dari belahan vaginanya.
Ayah tirinya akhirnya berhenti sejenak, Wanona hampir kehabisan napas, kakinya gemetar.
2775Please respect copyright.PENANAoZEhcgBtBp
"Oh Tuhan," katanya sambil menatap ayahnya yang tengah berlutut di antara kedua kakinya, dengan penis tegak dan keras siap menerobos liang senggamanya.
Wanona memandang tegang, vaginanya berdenyut, gairah kembali melanda Wanona. Bahkan setelah orgasme berulang kali melandanya, tubuhnya masih saja berharap lebih.
2775Please respect copyright.PENANAhbuX5Gucwk
"Ayolah Ayah, setubuhi Wanona, Perawani Wanona, Wanona siap," katanya lembut.
2775Please respect copyright.PENANAeORpPoDgKO
Om Okta mulai menggesek-gesekkan penisnya pada gundukan basah dan lembut itu. Wanona memeluk erat tubuh Om Okta si Ayah Perkasanya, lalu berusaha mendorong vaginanya sampai kemaluan ayahnya, menekan sekuatnya, sebanyak yang Wanona bisa.
2775Please respect copyright.PENANAd9HlQrOl16
"Inikah yang kau inginkan?" Tanya ayahnya lembut, sambil terus menggoda Wanona dengan gesekan penisnya di klit Wanona.
2775Please respect copyright.PENANAIrFatTQ5cr
"Iya Ayah," jawabnya, sambil mendorong pinggulnya ke penis ayahnya.
2775Please respect copyright.PENANAIII5dZllNr
"Vaginamu masih sempit, dan pasti ini akan terasa sedikit sakit, tapi lama kelamaan akan enak kok," katanya sambil mengarahkan penisnya ke bibir vagina Wanona yang basah.
2775Please respect copyright.PENANALgvmDPDaTw
Wanona mengangkat pinggulnya, kemaluannya perlahan terasa seperti terkuak, penis itu mulai menyeruak masuk menerobos bibir vaginanya. Perlahan-lahan, dengan hati-hati, ayahnya mulai menekan penisnya kedalam vagina, Wanona seperti tak percaya pada sensasi nikmat yang dirasakannya. Vaginanya membentang ketat, liang perawannya seperti bergerak lambat ketika ayahnya mendorong penisnya lebih dalam ke vagina basah wanona.
2775Please respect copyright.PENANA88jxK4hCh2
"Ayah, ini sungguh nikmat," bisiknya. Terasa Ayahnya Semakin menggerakkan penisnya masuk lebih dalam dan lebih dalam. Terasa agak sedikit nyeri, tapi kenikmatan mengalahkan ketidaknyamanan itu.
Wanona mencoba untuk mendorong pinggulnya membuat tekanan ke penis ayahnya, tapi Ayahnya malah menarik penisnya, hingga hanya kepalanya saja yang berada dalam liang senggama Wanona.
Wanona mengerang, dan mencoba untuk menarik pantat ayahnya, ditekankan ke tubuh bawahnya.
2775Please respect copyright.PENANAKkVYe485uo
"Kita akan main perlahan, Wanona," katanya sambil mulai memompa penisnya perlahan.
2775Please respect copyright.PENANABV2vWac5zF
Wanona mengerang saat dia merasa penis ayahnya mulai mengisi kemaluannya. Ayahnya kembali menarik penisnya keluar sebelum penis itu masuk lebih dari setengah. Setiap kali ayahnya mendorongkan penisnya, saat itu juga bibir vaginanya terasa nyeri, namun diselingi oleh rasa nikmat.
Wanona mencoba untuk mendorong vaginanya melawan sodokan penis ayahnya, dia ingin merasakan nikmatnya vaginanya disodok lebih dalam oleh penis keras dan panjang itu, merasakan penis itu memenuhi liang vaginanya, namun ayahnya terlalu hati-hati mengendalikan ritme permainan mereka, mendorong sedikit lebih dalam dengan lambat, lalu memompa lagi.
2775Please respect copyright.PENANAYQyk0XqzF3
"Tolong, Ayah, tolong," Wanona merintih sambil memeluk erat leher ayahnya.
2775Please respect copyright.PENANAZGoXcMCXWY
"Apa yang kau inginkan?" Katanya sambil mendorong lebih dalam penisnya.
2775Please respect copyright.PENANAU6TSeDEwA0
Wanona telah berada di luar kendali dan Ayahnya tidak peduli. Wanona tak percaya dengan apa yang ayahnya lakukan, kenapa ayahnya tak segera memompa vaginanya yang terasa gatal itu, Wanona ingin lebih.
Perlahan ayahnya menekan, mendorong, dan mentok, merobek selaput perawan vagina Wanona. Kenikmatan mengalahkan rasa nyeri diliangnya. Dengan ritme yang makin dipercepat, ayahnya memompa penisnya keluar masuk. Wanona makin menggelnjang, lama, dan....
2775Please respect copyright.PENANANvKQF6WisK
crottt.....crottt....
2775Please respect copyright.PENANAA0atktBZwc
Semburan sperma memenuhi liang vaginanya, dengusan nafas ayahnya terdengar, Wanona kembali mengejang, orgasme kembali melandanya untuk kesekian kalinya. Akhirnya ayahnya terhempas disampingnya.
2775Please respect copyright.PENANAwLzE7pyILB
Dan hingga saat ini, tanpa sepengetahuan ibunya, Wanona terus melakukan itu dengan ayahnya, setiap kali ada kesempatan.
2775Please respect copyright.PENANAIPrSsZYufb
............
2775Please respect copyright.PENANAjlBUI6ODw7
Aku memandang Wanona, mencoba mencari tahu segala isi pikirannya. Ku coba memahami diri Wanona, wanita tomboy yang tak ada sedikitpun feminim dari penampilan dan sifatnya, bisa juga melakukan hal seperti itu.... memang dunia sangat dipenuhi oleh misteri.
Ya, misteri kehidupan yang terus mewarnai alur kehidupanku. Seperti aku kini yang tak lagi memiliki kebanggaan sebagai seorang wanita suci, kehilangannya, dan sepertinya aku menginginknnya. Meninginkan hal yang seharusnya tak boleh kualami.
Aku membuka mataku ketika silaunya sinar matahari pagi yang menerobos masuk melalui jendela kamar yang terbuka menyoroti wajahku. Kuregangkan tubuhku, tulangku berderak seperti patah ketika tanganku ku luruskan dan kuangkat keatas. Rasa kantuk masih tersisa.
Dengan malas aku bangkit dari tempat tidur, lalu melangkah ke kamar mandi. Kubiarkan sprei, bantal dan selimut yang masih berantakan.
2775Please respect copyright.PENANANczvFrYKyV
Dikamar mandi aku langsung membuka seluruh pakaianku dan menggantungkannya di atas gantungan yang hanya terbuat dari bilah kayu yang dipaku di balik pintu. Kuguyur tubuhku dengan air. Dingin sangat. Air Manado memang sangat dingin, bahkan hingga jam sembilan pagi pun airnya maih terasa dingin. Mungkin karena daerah ini berada di atas ketinggian, diatas bukit-bukit dengan pohon-pohon yang masih dibiarkan tumbuh.
Ah, aku bukanlah ahli fisika atau biologi atau apa saja yang tahu tentang soal pengaruh cuaca, iklim atau suhu suatu daerah, dan memang bukan keahlianku mengomentari masalah itu.
Ku guyur tubuhku dengan air, meski awalnya dingin tetapi lama kelamaan terasa nyaman juga dikulit . mungkin kulitku sudah berhasil beradaptasi dengan rangsangan dingin dari luar.
“heh ...”
Kugosok tubuhku dengan sabun, lalu membilasnya hingga bersih, dan mengakhirinya dengan guyuran air beberapa kali keseluruh tubuhku.
Sejam kemudian (kira-kira segitulah lamanya) aku keluar kamar mandi, tak ada handuk atau kain yang aku pakai mengeringkan tubuh, aku tak punya handuk atau apa saja yang bisa kupakai untuk mengeringkan tubuh. Maklumlah, aku hanya numpang tinggal di kosan temanku, teman yang aku kenal ketika aku kebingungan mau melangkahkan kaki ke mana, mau tinggal dimana dan mau minta tolong pada siapa..., akh mulai lagi aku flash back. Stop.
2775Please respect copyright.PENANAbTNbuaWlXB
Kupatut-patut diriku depan cermin yang hanya berukuran kecil. Satu-satunya cermin yang ada dalam kamar ini, dan mungkin yang ada dalam kos kosan ini. Kupandangi tubuh telanjangku, mencermati semua lekuknya. Ada sedikit rasa bangga dalam hatiku dengan tubuh ini. Tanpa berkeinginan memuji diri sendiri aku sangat bersyukur diberi keindahan tubuh yang sangat lumayan bagus. Tubuh inilah yang telah membuat para lelaki itu tanpa kasihan menikmatinya.
2775Please respect copyright.PENANAXHlDRdZBNb
“Tok...Tok...Tok...” terdengar ketukan di pintu kamar.
“Siapa “ tanyaku.
“Aku, Rangga...” terdengar jawaban. Aku kelabakan. Dengan panik kucari apa saja yang bisa menutupi tubuh telanjangku. Langsung ku raih selimut yang masih teronggok kusut diatas ranjang lalu kulilitkan ke tubuhku sekenanya.
2775Please respect copyright.PENANA6x8wvR2S8u
“Masuklah, tak dikunci”
2775Please respect copyright.PENANAKtxBvq7IYm
Kak Rangga melangkah masuk setelah membuka pintu kamar yang tak dikunci. Ditangannya nampak bungkusan dalam tas kresek.
2775Please respect copyright.PENANAUGzbtwQs5o
“nih, aku bawain nasi goreng. Kamu lapar kan ?” ucapnya santai sambil meletakkan bungkusan itu diatas meja.
2775Please respect copyright.PENANAhHbowzPszm
“udah mandi ya. Wangi banget” ucapnya. Aku tersenyum menanggapi ucapan basa-basi itu.
“Ya udah, aku keluar sebentar. Nasi gorengnya dimakan ya ?”
Aku mengangguk. Kak Rangga keluar kamar lalu menutup pintu dari luar.
2775Please respect copyright.PENANAMGmEVt4z1C
Sesungguhnya ada sedikit keinginan melintas dipikiranku. Ingin rasanya aku membiarkan tubuhku telanjang di depan Kak Rangga, menikmati ekspresi nakal di wajahnya. Namun sayang dia cepat keluar dari kamar.
Ah, Kak Rangga. Pria penolongku ketika aku kebingungan hendak minta tolong pada siapa saat pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di Kota Manado. Bukankah tak apalah jika aku memberikan sedikit “balas budi” buatnya dengan memberikan tubuhku untuk dinikmatinya ? Ah, Dia terlalu sopan padaku, tak pernah sekalipun dia berlaku tak senonoh, setiap kali aku mencoba menggodanya dengan hal-hal yang agak “nakal”, matanya selalu dialihkan ke tempat lain, tak pernah mau memandang aktivitas nakalku. Aku cukup salut dengan pria satu ini, mungkinkah dia tak pernah tertarik dengan tubuhku ? padahal setiap malam aku tidur seranjang dengannya......
2775Please respect copyright.PENANAPfsT7Z3uLs
Hadeh, kenapa pula aku memikirkan hal ini ?
2775Please respect copyright.PENANAYKEKKuiTNe
Masih dengan berbalut selimut, aku duduk di atas ranjang. Ku tumpahkan sedikit lotion ke telapak tangan lalu membalurkannya ke kaki dan lenganku.
2775Please respect copyright.PENANAPgNnfpWBqp
“Tok...Tok...Tok...” terdengar lagi ketukan di pintu kamar. Siapa lagi ini ? apa Kak Rangga lagi ?
Aku tersenyum nakal. Mungkin ini saatnya aku memberi hadiah itu...
2775Please respect copyright.PENANA5jwBCWeWjg
Aku bangkit dari tempat tidur dan berdiri, kujinjitkan jari-jari kaki sejenak di lantai kamar yang kasar itu, sejenak kemudian ku berjalan ke pintu, membukanya dengan senyum tersungging dibibir. Didepan pintu Kak Rangga berdiri sambil membawa sebotol Aqua, aku tersenyun nakal dan menikmati ekspresi kaget dan malu di wajah Kak Rangga.
2775Please respect copyright.PENANAjEI9PehJD7
“Lho, kok bengong aja ? cepetan masuk..”
2775Please respect copyright.PENANAjfwdo44FNY
Kak Rangga seperti tersadar dari lamunannya, aku menarik tangannya masuk ke dalam kamar.
2775Please respect copyright.PENANAVgd2BXn4QY
Dengan santai aku berdiri, tubuhku hampir tak dibalut apa-apa, kecuali selimut yang sengaja kulingkarkan dileherku saja, hingga bagian tubuhku yang lain terekspos bebas. Mata Kak Rangga memandang panik, tak disadarinya dia membuka tutup botol Aqua dan meminumnya yang kurasa semestinya itu akan diserahkannya padaku.
2775Please respect copyright.PENANAA2qfCXQS9K
“Itu bukan untukku...?” tanyaku sambil tersenyum.
2775Please respect copyright.PENANA8mbPdR6SxI
“Eh..iya...,” nampak Kak Rangga makin gugup “aku belikan lagi ya ?”
2775Please respect copyright.PENANAGGR48hbBYZ
“Ga usah, Kak” aku menahan tangannya ketika dia hendak berbalik keluar kamar.
2775Please respect copyright.PENANAn89prNTR4A
“Kak Rangga disini aja, aku ga ingin sendirian”
2775Please respect copyright.PENANAl3eApu905k
Wajah protes nampak tersirat dari raut wajahnya yang pas-pasan. Hehehe, memang pas-pasanlah, Kak Rangga bukanlah seorang pria tampan dan bertubuh atletis. Dia pria biasa yang tak punya kelebihan dalam hal face dan fisik. Namun dia memiliki banyak hal yang membuatku kagum padanya, diluar dari face dan fisik tentunya. Stop. Kembali lagi ke inti persoalan....
2775Please respect copyright.PENANAnxbFYYe2zm
Rangga memandangku tak berkedip, kulirik sebentar wajahnya yang tegang. Ini pertama kali aku melakukan live show didepannya, biasanya dia langsung pergi keluar kamar ketika aku hendak ganti pakaian. Tapi kali ini, sepertinya dia ingin menikmatinya... mungkin saja.
2775Please respect copyright.PENANAj6zcDRNxpt
Kak Rangga menuangkan kembali air dalam botol aqua ke dalam mulutnya, mungkin untuk menghilangkan kegugupan, hihihhihi.
Pemandangan didepan matanya yang ku hidangkan pasti sungguh sangat menggugah hasratnya. Seperti tak sanggup melihat live show didepan matanya, Kak Rangga mengalihkan pandangannya ke tempat lain, aku tersenyum senang, kulihat dari gerakan tubuhnya yang menggambarkan bahasa tubuh yang sedang terangsang berat, dia pasti membayangan tubuh bugilku yang terus merongrongnya saat dia mempertahankan ketenangannya.
2775Please respect copyright.PENANArVewFMYJEK
Ku ambil botol Aqua ditangannya sambil mengedipkan mata, mulutnya menganga seolah-olah seribu kata yang tak sanggup keluar telah menyempitkan ruang pernafasan di paru-parunya.
Aku tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. “Yes...!” bisikku pelan tak terdengar di telinga Rangga. Aku akan rela diperlakukan seperti apa saja kali ini olehnya, dan aku mesti dengan rela memberikan semua ini untuknya, bukan hanya sekedar balas budi, tapi juga melepaskan hasrat yang terpendam dalam hatiku, rasa berupa kebinalan yang telah ditancapkan begitu kuat oleh pria-pria yang telah menikmati tubuhku. Ya, meskipun aku seperti diperkosa oleh mereka ataupun mereka memanfaatkan kepolosanku untuk menikmati tubuhku, tapi kini rasa itu semakin membuncah berubah menjadi semacam kebutuhan akan kenikmatan seks yang selalu menuntut untuk dilampiaskan dalam diriku.
Mendadak, Rangga memelukku. Meskipun sudah menduga hal ini akan terjadi, tapi rasa terkejut melihat Rangga yang tanpa aba-aba memelukku. Dia menghujami bibirku dengan ganas disertai erangan liarnya.
Ditariknya rambutku ke belakang dengan kasar, Aku berusaha menahan teriakanku, bagaimanapun, aku menginginkan ini, dan resiko apapun harus kuterima sebagai konsekwensinya.
Aku tahu, Rangga memiliki sisi lain dalam dirinya, sejak kali pertama aku mengenalnya, aku sudah menduga hal itu. Hanya saja, apa yang aku lakukan kini atas dasar pemenuhan diri serta “balas budi” untuknya, sementara mungkin bagi dia ini adalah bagian dari sisi gelapnya. Dari iblis yang terpendam jauh di dalam dirinya. Dan kini, Iblis itu sedang merasukinya saat ini. Iblis itu sedang merubah pria yang selama ini aku kenal sopan dan gentlemen ini menjadi tak terkendali.
Aku tak peduli, aku hanya peduli pada perasaan bahwa kami membutuhkan ini. Itu saja.
Rangga mendorongku mundur sehingga tubuhku terhempas jatuh terlentang diatas ranjang. Selimut yang merupakan satu-satunya kain yang tadi menempel ditubuhku sudah jatuh sejak tadi, menyebabkan belahan vaginaku tak tertutupi lagi. Aku tak peduli, kutatap Rangga yang masih terengah-engah berdiri ditepi ranjang dengan pakaian yang masih lengkap dengan matanya menatap tak berkedip ke belahan vaginaku.
“Kau masih yakin ingin melanjutkan ini ?” tanyanya pelan mempertanyakan keyakinanku.
Aku mengangguk lemah. “Lanjutkan Kak, aku menginginkan ini...” kataku dengan nafas memburu. Yang aku butuhkan sekarang adalah Rangga bertindak lebih jauh.
Segera Rangga naik keatas ranjang, menindihku. Diturunkannya celana jeans ketat yang dipakainya dengan terburu-buru. Diangkatnya tubuhku, lalu membuka resleting celananya, kemudian dalam satu hentakan dia membenamkan penisnya yang keras di dalam liang kewanitaanku. Semua dilakukannya sangat terburu-buru, tanpa foreplay, tanpa diawali sentuhan.
2775Please respect copyright.PENANA3axBqcbIIz
“Kau menginginkan ini kan?” Rangga berkata disela-sela pompaan dan pagutan bibirnya.
Aku melenguh, “Ya, Kak.”
“Kau merasa nyaman ?”
Rangga meremas payudaraku dengan sangat kuat, memelintir puingnya, Aku meringis pelan.
“Ya.”
“Ya, apa?”
“Aku nyaman, aku menginginkannya, aku menikmatinya”
Rangga tersenyum. Gerakannya dibawah sana semakin liar. Pompaannya semakin tak teratur ritmenya, namun mulai menimbulkan rasa nikmat secara perlahan-lahan.
Awalnya Rangga hanya membenamkan saja penisnya dalam liang vaginaku, tak membuat gerakan memompa, tapi kemudian ketika dia mulai menggenjot vaginaku, gerakannya tak terkendali.
plok...plok...plok...
Suara pertemuan selangkangan kami terdengar. Aku masih saja belum sepenuhnya “on”. Mungkin karena Rangga yang langsung menghajarku tanpa foreplay.
Aku menjerit kecil, saat tangan kanan Rangga meremas lagi payudaraku. Sodokannya semakin kuat, membuat air mata terbentuk di sudut mataku. Rangga terus menggenjot vaginaku dengan penisnya yang cukup besar, seakan-akan tak ada lagi waktu buat kami untuk mengulanginya. Dalam, cepat, dan kasar....
Sesaat kemudian Rangga menegang, tubuhnya mengejang matanya terbeliak, giginya gemeretak. Beberapa detik kemudian, saat vaginaku semakin kuat mencengkeram penisnya, Rangga mengerang, pelukannya pada tubuhku menjadi ketat, dia mengigit leherku, meninggalkan bekas merah disana.
Crott...Crottt...
Semburan sperma terasa hangat memenuhi liang vaginaku. Terdengar suara “plop” saat Rangga menabut penisnya, Aku melenguh dan tersenyum.
Aku belum orgasme, dan aku tak mempermasalahkan itu. Toh aku hanya ingin memberi hadiah sebagai “balas budi” padanya.
Aku berbaring terlentang di atas ranjang dengan tubuh yang masih bugil dan cairan sperma yang masih meleleh keluar dari belahan vaginaku. Tanpa kusadar, aku menitikkan air mata dan menahan isakanku. Aku begitu puas telah memberi hadiah pada Rangga. Aku tidak peduli jika akhirnya aku hamil olehnya, aku tidak keberatan menerima sisi kasarnya. Aku menangis bukan karena sedih, melainkan karena perasaan lega, lega telah memberikan dengan ikhlas tubuhku padanya.
Ini bukan pertama kalinya aku ditiduri pria, dan selama itu pula aku tak pernah merasa selega ini. Aku seperti menyukai ini, sangat menyukainya bagaimanapun.
Aku tidak peduli dengan tanggapan dunia, aku tak peduli dengan aturan-aturan “munafik” dalam kehidupan dunia. Aku telah bersama Kak Rangga yang telah memberi semuanya padaku, perhatian, kepanikannya ketika aku pergi dari kosannya tanpa pamit,dan semuanya yang tak pernah ku rasakan dalam hidupku. Ya, semua hal yang mengharuskan aku tidak keberatan menanggung penderitaan bersamanya. Karena aku butuh apapun lagi dari kehidupan ini, kecuali perhatian dan kasih sayang seperti yang iberi oleh Kak Rangga. Cukup kalimat sederhana, AKU MEMBUTUHKAN KASIH SAYANG YANG TULUS, itu saja yang aku perlukan. Sudah berapa lama aku tinggal bareng Kak Rangga di Kos-kosan ini, aku telah lupa dan aku tak pernah menghitungnya. Sejak kejadian beberapa hari lalu, dimana aku dan Kak Rangga melakukan hubungan badan, aku dan Kak Rangga makin dekat. Setiap malam tiur sabil berpelukan, berciuman dan saling raba bahkan Kak Rangga selalu menggerayangi payudara dan selangkanganku, namun hanya sampai sebatas itu. Kami tak lagi melaukan hubungan badan.
2775Please respect copyright.PENANALDEk7IZ8ep
“Kejadian kemaren itu adalah kekhilafan yang sangat besar. Aku sangat tak berprikemanusiaan telah berbuat hal itu padamu “
2775Please respect copyright.PENANA7oJMPENtXA
Begitulah ucapan yang keluar dari mulut Kak Rangga kala aku memancingnya agar berbuat lebih lagi padaku.
2775Please respect copyright.PENANA3kercM2TMu
Rasa kagum dalam hatiku semakin besar pada Kak Rangga. Ternyata ditengah glamournya Kota Kecil seperti Manado ini, masih ada seorang pria seperti dia, meskipun dia mengakui bahwa dia bukanlah seorang pria suci yang belum menyentuh wanita.
Seandainyapun dia menginginkan persetubuhan itu diulang lagi, dilakukan terus menerus, aku pasti akan mau. Setiap malam aku pasti akan melayaninya dengan sepenuh jiwaku.
2775Please respect copyright.PENANAblzqx9t0SU
Beberapa hari lalu, aku pergi dari kos-kosan Kak Rangga. Aku berusaha mencari seorang kenalanku yang katanya tinggal di Minahasa. Om Refli namanya. Dia adalah mantan Satpam pada perusahaan tempat aku kerja dulu. Berbekal alamat yang diberi Wanona padaku, aku mencarinya, dan aku berhasil menemukan alamatnya.
2775Please respect copyright.PENANALgKSJXbWBl
Om Refli seorang pria asal Sangihe. Bertubuh tegap, tinggi dengan otot-tot yang kekar. Dia di PHK Perusahaan karena saat itu ada pengurangan tenaga kerja. Akhirnya Om Refli pulang ke kampungnya, sebulan kemudian dia diterima bekerja sebagai Sekuriti di Bank BRI Manado.
2775Please respect copyright.PENANAnOUjgx3Nno
Dirumahnya yang sederhana Om Refli tinggal bersama isterinya. Mereka belum mempunyai anak. Perkawinannya yang sudah terjalin selama 6 tahun belum membuahkan hasil seorang belahan jiwa. Aku sangat disayangi Om Refli dan Tante Theresia. Mereka sudah menganggapku seperti anak kandung.
2775Please respect copyright.PENANATtfb9tse9r
Namun kejadian beberapa hari yang lalu telah merubah segalanya. Om Refli yang kadang bila ingin bermanja aku panggil dengan “Papa Refli” telah berbuat hal yang tidak senonoh padaku.
Saat Tante Theresia tak ada di rumah karena harus ke Sangihe, Om Refli mendatangiku saat aku sedang berbaring di kamar. Aku tak menaruh prasangka yang buruk saat Om Refli membelai rambutku dan mencium keningku. Namun perasaan was-was dan takut mulai menghinggapiku saat ciuman Om Refli mulai menjalar ke leherku. Sebuah Dilema bagiku. Aku ingin marah dan meronta melepaskkan diri dari perlakuan Om Rafli, tapi aku ragu, mungknkah Om Refli akan tega mencabuliku ? Ah, biarlah. Mungkin ini hanya sekedar ciuman kasih sayang meskipun sudah menjalar hingga ke lehr.
2775Please respect copyright.PENANAz3TfjdmRo8
Tapi...., ternyata dugaanku salah ! Tangan Om Refli tiba-tiba menyusup masuk dengan cepat ke balik baju yang kupakai, menyeruak cepat ke balik BH dan meremas payudaraku. Dengan segera aku menghentakkan tangan Om Refli yang kekar itu, tapi sia-sia, terlalu kuat.
2775Please respect copyright.PENANAoluCmODIgd
“Om...Jangan...! “
2775Please respect copyright.PENANAEU25XgKlma
“Maafkan Om, Diana. Om tak tahan. Om sudah lama tak merasakan ini...” ucap Om Refli memelas sambil menatapku
2775Please respect copyright.PENANAlCqPVfaWEX
“Tapi aku bukan isteri Om. Aku Diana Om. Sadarlah... “ Aku mencoba menyadarkan Om Refli. Namun tetaplah sia-sia.
2775Please respect copyright.PENANARI0AvG0GiM
“Om tahu, Diana. Tolonglah Om. Sudah lama Om tidak dilayani oleh Tantemu. Tolonglah Diana “Om Refli memelas. Wajahnya terlihat tegang dengan mimik penuh permohonan.
2775Please respect copyright.PENANArNOyWon7ov
“Tapi ini salah, Om...” masih ku coba menyadarkan Om Refli.
2775Please respect copyright.PENANArzLBmupIF9
“Sekali lagi Om minta tolong, Diana. Om memohon padamu, Diana. Tolonglah Om “
2775Please respect copyright.PENANAqOvMm48NBi
“Tidak Om ! Diana tak mau ini terjai. Diana telah menganggap Om adalah orang tua Diana. Tolong jangan rusak perasaan hormat Diana pada Om” Aku mulai emosi. Ku hentakkan sekuat tenaga tangan Om Refli. Berhasil.
2775Please respect copyright.PENANAtBjyn1rcLd
“Diana !, Om terpaksa harus menggunakan kekerasan agar kau mau menuruti keinginan Om. “ Om Refli nampak mulai gusar dengan segala penolakanku. Melihat perubahan sikap Om Refli aku jadi ngeri, takut luar biasa takut.
Air mata mulai mengucur dari mataku. Aku menangis ketakutan. Namun Om Refli tak peduli. Iblis telah merasukinya, segala kelembutan dan kasih sayang yang selama ini kurasakan darinya sirna sudah berganti kebrutalan.
Dengan penuh nafsu Om Refli mnindihku, melucuti seluruh pakaianku lalu mengangkangkan kakiku dan melesakkan penis besarnya ke dalam liang vaginaku.
Tak ada rasa nikmat sedikitpun yang kurasakan. Yang ada hanyalah perasaan dilecehkan, dianggap benda mati yang tak berharga dan ribuan perasaan yang dengan cepat membunuh rasa dalam hatiku, rasa yang nyaman karena ingin berlindung.
2775Please respect copyright.PENANA3CVf3vdoYO
Dengusan nafas, erangan, goyangan, dan genjotan Om Refli, semua membuat aku muak dan benci sebenci-bencinya. Aku diam saja saat Om Refli menggenjotku hingga selesai dengan semprotan sperma dalam vaginaku.
2775Please respect copyright.PENANARfiYZX9Bhy
Selesai melepas hasratnya, Om Refli meninggalkanku tergeletak ditepi ranjang. Aku bangkit, memakai pakaianku dan segera keluar dari rumah jahannam itu.
Aku tak ingin berlama-lama di rumah ini. Aku ingin pergi, pergi sejauh-jauhnya. Aku baru menyadari bahwa tak ada yang tulus, tak ada yang benar-benar ingin melindungiku dan menyayangiku sepenuh hatinya di dunia ini.
2775Please respect copyright.PENANAHfulDnwoyk
Dengan lesu aku melangkah tanpa tujuan. Tak kupedulikan Om Refli yang terus menahanku. Permohonan maafnya bagai gelegar petir yang malah menakutkanku. Aku tak bisa menerima maafnya yang penuh dengan kemunafikan ! Tak bisa !
Aku terus berjalan, tak menentu arah. Betapa berat beban yang ku tanggung, terlalu keras hidup ini harus ku jalani. Kedamaian..., kemana perginya ? kenapa dia selalu menjauh dariku ? airmataku terus meleleh. Terbayang wajah Bapak dan Ibu yang telah tiada. Nasib.....
2775Please respect copyright.PENANARmPSZyf8yd
Kakiku terasa berat melangkah, mataku terasa nanar memandang, otakku kosong, tak ada gunanya lagi aku hidup jika terus-terusan menanggung beban yang teramat berat kutanggung ini. Dalam kehampaan itu, aku melangkah gontai menyusuri jalanan yang mulai ramai dengan kenderaan. Aku tak peduli dengan suara klakson mobil yang berbunyi keras berturut-turut, aku tak peduli dengan makian sopir-sopir yang nyaris menabrakku....
2775Please respect copyright.PENANAxZMZ8DO4rQ
Tiba-tiba mataku terasa gelap, seberkas cahaya putih menerpa wajahku, dan aku tak tahu lagi aku dimana dan bagaimana.....
------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
2775Please respect copyright.PENANA9rJ5hwl0Bc
Lambat laun kesadaranku mulai pulih. Cahaya terang mulai menyorotiku. Perlahan kubuka mataku, dan... oh..., aku sedang terbaring dalam kamar, diatas ranjang yang sepertinya tak asing lagi bagiku. Sebuah belaian lembut menerpa kulit wajahku...
2775Please respect copyright.PENANAYsyelFuDXc
“Diana.... “ sebuah suara lembut yang sangat familiar terdengar
2775Please respect copyright.PENANAlyR8sJy2sO
“Kamu sudah siuman ? kamu kenapa sayang ?”
2775Please respect copyright.PENANApkBQGa3EJM
“Oh..., Kak Rangga ? “
2775Please respect copyright.PENANAAG1aA0NwTt
Kak Rangga tersenyum penuh kekhawatiran. Aku menatapnya lekat-lekat. Tak tahan kurengkuh pundaknya lalu menangis sepuas-puasnya.
2775Please respect copyright.PENANAMrLdpe97tu
Kak Rangga terus memelukku, nyaman rasanya, ada keamaian disana....
2775Please respect copyright.PENANADs2JMD4Cmw
“Kau membuatku panik, Diana. Kamu kemana aja. Pergi kok tak bilang-bilang...”
2775Please respect copyright.PENANAaGF9hvlcKP
“Maafkan aku, Kak Rangga...”
2775Please respect copyright.PENANA8TH8n8Kxo2
“Ga apa-apa. Yang penting sekarang kamu selamat. Tadi aku melihat orang berkerumun, ketika aku dekati ternyata kamu...”
2775Please respect copyright.PENANATVyDO1K09p
Kak Rangga memang sangat perhatian padaku. Mungkin untuk menjaga perasaanku atau tak ingin menguak luka yang bikin aku depresi maka Kak Rangga tak menanyakan apa penyebab aku begitu.
Aku menceritakan semua yang kualami padanya. Hanya padanya, hanya dia yang bisa kupercayai di dunia ini. Hingga kini, tak pernah dia mengkhianati kepercayaanku itu.
2775Please respect copyright.PENANAqUExBaNh4M
Aku berjanji, akan hidup bersama dia, akan menanggung beban dan derita bersama dia. Selamanya.
2775Please respect copyright.PENANATccCDgfg5v
Semoga saja akan begitu selamanya..............
ns 15.158.61.20da2