Baru pada saat Doni kenyang menyusu dan Sarah mengancingkan bajunya kembali, kunci itu seakan dibuka. Seakan terlepas dari belenggu, Sarah dan Tejo sama-sama bangkit dari duduknya. Hal itu menimbulkan perasaan aneh canggung di antara keduanya. Bagaimana tidak, begitu Sarah menutup bajunya, dia dan Tejo bangkit dengan cepat dalam waktu yang benar-benar bersamaan. Benar-benar seperti orang yang baru menonton film di bioskop dan filmnya berakhir, atau seperti murid-murid dalam kelas yang mendengar bel tanda akhir pelajaran berbunyi.16961Please respect copyright.PENANAYvOxFbpt7e
16961Please respect copyright.PENANAUZBBM7Psbs
“Eh, mau kemana Jo?” Sarah spontan bertanya canggung. Pertanyaan bodoh! Pikirnya. Ngapain juga bertanya begitu.16961Please respect copyright.PENANAlOCeswQWxA
16961Please respect copyright.PENANAtXwkYDj0Fg
“Eh, yaa… mau ke kamar tante…” Jawab Tejo sama canggung.16961Please respect copyright.PENANAxWBW4YKaM8
16961Please respect copyright.PENANAWwqhenUnCk
“Ya udah, tante juga mau ke kamar tante… yuk…” Sahut Sarah. Jawaban ini juga disesalinya, duh ngapain juga dijawab lagi? Mau ke kamar aja saling pamitan!? Batin Sarah menghardik dirinya sendiri.16961Please respect copyright.PENANAiyJR0p3Cdz
16961Please respect copyright.PENANAc9Tu9YSuok
Mereka berdua segera menuju kamar masing-masing. Dapat diduga adegan selanjutnya yang terjadi adalah, baik Tejo maupun Sarah sama-sama bermasturbasi dengan hebat di kamar mandi masing-masing. Paahal ketika Sarah memasuki kamar, dia mendapati suaminya sudah terbangun dan sedang asik di depan laptopnya. Tapi entah kenapa Sarah lebih memilih bermasturbasi diam-diam di bawah shower dalam kamar mandinya.16961Please respect copyright.PENANAMANSzP0w9C
16961Please respect copyright.PENANAfIguOXTi2o
“Duuh Tejo, kamu ini nakal banget sih memandangi tante seperti itu? Gak malu-malu gitu loh kamu ini melototin buah dada tante. Tante benar-benar merasa ditelanjangi oleh kamu Jooo… Nakal kamu Jo! Kamu mau memperkosa tante ya?! Kurang ajar kamu Jo, nakal kamu…!” Dalam benak Sarah terus mengalir kata-kata kotor tentang Tejo semacam itu di tengah masturbasinya yang begitu hebat. Dia menggosok-gosokkan jari pada memeknya dengan kencang, dipelintir-pelintirnya klitorisnya sendiri, di bawah shower yang deras. “Ouuhh…” “Aaaahhh…” rintihnya pelan.16961Please respect copyright.PENANAUZlgoWGDed
16961Please respect copyright.PENANAwXyOlFqpDn
“Duuh, tanteku sayaaang… Tante kok cantik sekali siiih? Mulus sekaliii…! Tejo ngaceng berat melihat tante tau nggaak…? Tanggung jawab dong tantee… Ini semua gara-gara tante terlalu cantik! Putihhh mulus… Bisa-bisanya sih ada perempuan secantik Tante di dunia ini.. Terus bagaimana nasib laki-laki kayak Tejo tante? Apakah Tejo selamanya hanya bisa memandang tante tanpa dapat meraih kenikmatan dari tante? Tejo ga terima kalau Tejo ga bisa nikmatin tubuh tante! Aahh tejo ga kuat tantee… Puaskan Tejo tantee… mana susumu tantee, Tejo ingin kenyot sampe puas tante, pliss tantee… pliss…!” Begitulah kalimat-kalimat mesum tentang tantenya sendiri yang terus diucapkan Tejo dalam hati di tengah-tengah kocokannya pada batang pelernya yang sudah mengeras dari tadi. “Kasihan kamu pelerkuu… kamu tersiksa dari tadi ya?? Kamu mau memek tante Sarah ya?? Tuhh tante, tanggung jawab dong! Ayo tante…!” Tidak ada perasaan bersalah sama sekali membayangkan tantenya sendiri seperti itu. Tidak lama Tejo beronani, tidak sampai 10 menit spermanya sudah berhamburan keluar banyak sekali. “Crooott..croott!”, “Ooohhh… tantee… terima pejuku tantee… Enak nggak tante, hangat kan tante…??” Tejo tetap membayangkan hal-hal kotor terhadap Sarah benar-benar sampai tetes spermanya yang terakhir.16961Please respect copyright.PENANAFJGD2mBVoK
16961Please respect copyright.PENANAuobEA2Xw1z
Sementara dengan Sarah, tentu masturbasinya tidak berakhir secepat itu. Bahkan kini di kamar mandi ia mulai kebingungan mencari-cari benda yang bisa digunakan untuk menggaruk memeknya yang terasa sangat gatal itu. Pancuran air dia setel yang paling deras diarahkan langsung ke bibir memeknya, “ooouuhhh…” Nikmat rasanya tapi tetap saja hal itu tidak cukup bisa memancing cairan cintanya untuk munrat keluar. “Duh gimana ini, aku kok jadi blingsatan begini?” Sarah terus mencari-cari. Dia menggenggam satu demi satu benda yang ada di situ, dari sabun, botol shampo, botol parfum, semuanya dia timbang-timbang untuk dapat digunakan menyodok-nyodok memeknya sendiri. “Uuhh sial, ga ada yang pas sih bentuknya!” Makinya dalam hati. Sarah meraih handuk, dililitkannya ke tubuhnya yang masih basah dan bergegas keluar. Dia bermaksud mengambil dildo yang dia simpan dalam lemari. Tentu dia berharap suaminya sudah keluar kamar saat itu supaya dia tidak melihat dirinya mengambil dildo. Sarah memiliki beberapa koleksi dildo yang suaminya sendiri tidak tahu. Sial, ternyata suaminya masih betah aja di dalam kamar berkutat dengan laptopnya.16961Please respect copyright.PENANAilURqxjhp1
16961Please respect copyright.PENANAItfmkhAxuH
“Mas kok nggak keluar sih?” Tanpa sadar Sarah bertanya ketus pada Heru.16961Please respect copyright.PENANA3P5QfArrQK
16961Please respect copyright.PENANAEHDLviKQDQ
“Gak ah lagi males!” Jawab Heru tanpa menoleh. Dia tidak menyadari keketusan Sarah.16961Please respect copyright.PENANAtZoy08TvVt
16961Please respect copyright.PENANAwNu9Q4iPQs
Sarah pun ngeloyor keluar kamar. “Lho mau kemana kamu kok masih handukan aja gitu? Pakai pakaian dulu!” Tanya Heru baru menoleh dan melihat keadaan istrinya.16961Please respect copyright.PENANAu486PmnLUE
16961Please respect copyright.PENANAFbTQNIBWAq
“Emang aku belum selesai mandinya kok! Ini mau ambil sabun di dapur! Sabun habis!” Sahut Sarah berbohong. Tujuannya sebenarnya mengambil mentimun di lemari es. Seingatnya, masih ada beberapa mentimun yang dia simpan di sana. Kaget sekali Sarah ketika menuju dapur berpapasan dengan Tejo yang sudah selesai duluan mandi (dan bermasturbasi) nya.16961Please respect copyright.PENANAEL8t91L5tr
16961Please respect copyright.PENANACynfF6wtgE
“Eh, Tejo, sudah mandi kamu?” Tanya Sarah menyembunyikan keterkejutannya.16961Please respect copyright.PENANA9u7VCGTAyh
16961Please respect copyright.PENANA776IagNsrl
“Sudah tante!” Jawab Tejo. Gila! tantenya ini tahu-tahu muncul di hadapannya dengan tubuhnya hanya berbalut handuk kecil. Badannya yang masih basah juga tercium wangi sabun darinya membuat penis Tejo langsung berdenyut lagi. “Shiiit! Mulus abisss!” gumamnya dalam hati.16961Please respect copyright.PENANAye1mGj0wcY
16961Please respect copyright.PENANAmkeYqhPQZi
“Tante sendiri baru mandi juga tante?” Tanya Tejo sekenanya.16961Please respect copyright.PENANAYKnVdYPMd0
16961Please respect copyright.PENANA09Pio8o8oE
“Ya, tapi tante belum selesai mandinya ini mau mengambil sesuatu Jo.” Jawab Sarah membuka kulkas. “Duh, kok nggak ada sih? Apa sudah habis, perasaan kemarin masih ada!” Gerutu Sarah. Tejo yang memandang takjub dari belakang Sarah yang sedang menungging di depan kulkas mulai meremas-remas selangkangannya sendiri. “Aduh, tante jangan siksa Tejo begini terus dong…!” dalam hati Tejo terus mengata-ngatai tantenya dengan kata-kata kotor. Handuk yang digunakan melilit tubuh tantenya itu memang tebal tapi tidak terlalu besar. Handuk putih itu hanya bisa menutupi sebagian kecil pahanya di bawah pantat. Tejo benar-benar memuaskan matanya melahap pemandangan indah di depannya. Dari betis, paha, hingga pundak tantenya yang terbuka dipelototinya bergantian tanpa henti. Kulitnya yang putih mulus dihiasi butiran-butiran air itu benar-benar mempesona Tejo. Sesekali dengan gerakan kecil Sarah, butiran-butiran air itu tergelincir satu-demi satu di atas halus kulitnya. Hal itu makin membuat Tejo mengangankan menyentuh dan mengelus kulit itu, merasakan lembutnya, menikmati putihnya. Dalam posisi menungging begitu, pantat Sarah yang montok menghadap langsung ke arah Tejo. Tambahlah Tejo tak kuasa terus membayangkan keindahannya jika tidak tertutup handuk seperti itu. Dibayangkan juga lubang keramat yang bukitnya dihiasi bulu-bulu halus terselip di antara kedua bongkahan pantat montok tersebut. Bahkan Tejo berpikir nakal, “kalau aku jongkok pasti memek tante bisa kulihat…” Gelisah sekali Tejo memikirkan hal itu. Dia bimbang untuk berjongkok atau tidak. Jantungnya berdegup makin kencang. “Kalau aku jongkok sadarkah tante kalau aku berusaha mengintip selangkangannya…?” Tejo bertanya pada diri sendiri dalam hati. “Pasti tante sadar deh, tapi mungkin juga tidak… mungkin aku bisa berpura-pura ikut membantu… atau pura-pura keseleo di kaki… atau… duh gimana ya, jongkok… tidak… jongkok… tidak…” Dalam hatinya terus bergolak pertanyaan itu. Dianggapnya ini kesempatan langka yang jarang ada. Tejo yang tidak kunjung berani berjongkok memaki dirinya sendiri pengecut, maho, payah, dan sebagainya.16961Please respect copyright.PENANA4cycS9j3QP
16961Please respect copyright.PENANAoXUYa4Owud
“Emangnya cari apa tante, kok di kulkas nyarinya?” akhirnya Tejo bertanya.16961Please respect copyright.PENANA4LCXAtYwTQ
16961Please respect copyright.PENANAEXD9hbHzkA
“Tante nyari timun Jo, kamu yang makan ya, perasaan kemarin masih ada?” ups, tanpa sadar Sarah menjawab jujur pada Tejo. Benar saja Tejo langsung bertanya lagi keheranan, “Loh, buat apa mentimun buat mandi tante?” Dalam hati dia menyesal karna kesempatannya sudah berlalu. Kini tantenya sudah bangkit dan menutup kulkas. Walau begitu pikirannya makin keruh mendengar tantenya itu mencari timun. Penisnya makin berontak saja di balik celana jeansnya yang sempit. Sarah sendiri juga menyadari kekeliruannya dan menjadi gelagapan memikirkan jawabannya. “Ya buat masker wajah Jo, kamu tahu kan kayak di majalah-majalah itu loh, timun diiris-iris dan ditempelkan di wajah. Itu berkhasiat buat kulit wajah bersih dan kencang Jo…” Fiuuh… Sarah merasa lega bisa menjawab begitu. Jawaban itu cukup masuk akal baginya. Tejo juga tampaknya mangut-mangut paham. “Makanya kamu lihat gak mentimun tante?” lanjutnya bertanya pada Tejo. “Nggak lihat tante, bukan Tejo kok yang makan, mungkin Oom Heru tante.” Jawab Tejo. “Emang nggak bisa pakai yang lain ya tante?” Tejo bertanya lagi. “Duuh, ya pakai apa ya kalau nggak pakai mentimun…?” sahut Sarah sambil berpikir, tapi jawaban itu terdengar seperti balik bertanya pada Tejo. Tanpa diduga Tejo menjawab, “Mmm… Kalau pakai jagung bisa nggak tante?” Terkejut sekali Sarah dengan pertanyaan Tejo itu. “Haah, ada-ada aja kamu, emangnya jagung bisa buat masker wajah?” Tanya Sarah gusar.16961Please respect copyright.PENANAJAwLSc9sPV
16961Please respect copyright.PENANAFFjpBLjsiI
“Ya Tejo gak tahu tante. Kan tante lebih tahu kalo masalah itu…” Jawab Tejo.16961Please respect copyright.PENANAv1TDfaFev8
16961Please respect copyright.PENANATsyP3OcNwC
Sarah benar-benar masih terkejut, bisa-bisanya Tejo memberi alternatif jagung untuk pengganti timun yang dia cari. “Jangan-jangan ni anak tahu maksudku? Duuhhh parah!” Keluh Sarah dalam hati.16961Please respect copyright.PENANAzCn7ry6QsU
16961Please respect copyright.PENANAapiTx8wsPB
“Kalo jagung memangnya ada Jo?” Ternyata Sarah bertanya juga penasaran.16961Please respect copyright.PENANASRyTnBeF7l
16961Please respect copyright.PENANANWWISUc4cL
“Ada tante, Tejo baru beli jagung rebus sama abang yang lewat di depan.” Jawab Tejo. “Kalau bisa ya gapapa Tejo kasih tante, tapi kalau gak bisa ya sudah…” lanjutnya.16961Please respect copyright.PENANAnvqohEz9bj
16961Please respect copyright.PENANA8MAYirHb4n
“Eh, bisa Jo… bisaa! Bisa kok, boleh buat tante Jo?” Sahut Sarah penuh harap. “Tante baru ingat kayaknya Tante pernah liat juga di majalah…” lanjutnya ngeles.16961Please respect copyright.PENANAbzmWaXhPe5
16961Please respect copyright.PENANAngKwNRHhRy
“Ooh, ya kalau bisa pake aja tante, gapapa kok nanti Tejo bisa beli lagi. Tapi gimana caranya tante jagung dibuat masker…?” Tejo menjawab sambil berjalan menuju kamarnya untuk mengambil jagung yang baru dibelinya. Sarah mengikutinya dari belakang. “Ni anak pake ngejar masalah masker lagi… Mana bisa, monyong?!” Batin Sarah agak kesal tapi bercampur geli. “Ee, iya kayaknya sih Tante pernah liat gitu di majalah… Nanti Tante liat-liat lagi. Memang banyak Jo tips-tips tentang kosmetik alami begitu. Kayaknya semua buah-buahan bisa dimanfaatin buat perawatan begitu Jo…” Sarah menjawab sekenanya aja. Gak tahu deh Tejo peduli apa nggak dengan jawaban itu. “Eh, besar nggak Jo jagungnya?” Nah lo, dasar sableng Sarah malah iseng bertanya begitu. “Biarin deh, ngapain jadi keliatan kagok… Sekalian aja aku pancing-pancing ke yang menjurus begitu. Sambil liat juga gimana reaksi dia…” Begitu pikir Sarah mulai nakal. “Besar juga kok tante, niih… Besar kan?” Tejo menjawab santai sambil mengeluarkan jagung dari dalam kresek hitam. Raut mukanya terlihat biasa-biasa saja. Jagung rebus di tangan Tejo itu masih hangat, masih terlihat sedikit uap mengepul dari batangnya yang masih terbungkus kulit. Sarah langsung meraih jagung itu seperti tak sabar, “sempurna!” Pikirnya girang. Dia tidak menanggapi kata-kata Tejo karna tidak tahu harus menjawab apa. Walau dia cukup kaget dengan jawaban Tejo, tapi dia melihat ekspresi Tejo tampak biasa-biasa saja. Raut mukanya tidak berubah. “Duh, aku aja kali yang mikirnya terlalu liar kebablasan, gimanapun dia ini kan masih kecil… Ponakanku sendiri lagi!” Pikirnya menyesali diri. Ternyata penyesalan Sarah tidak lama karna sesaat kemudian Tejo menambahi, “Mungkin gak sebesar timun tante sih… Tapi segitu juga cukup besar kan tante? Gimana tante, ukurannya pas nggak?” tanyanya sambil tersenyum yang bagi Sarah terlihat seperti senyum mesum. “Gebleeg ni anak…!” maki Sarah dalam hati. Kini Sarah benar-benar hampir yakin Tejo sudah menduga dan membaca pikirannya.16961Please respect copyright.PENANAc24XGisWXL
16961Please respect copyright.PENANAnvp8BqVPGe
“Iya Jo segini mah cukup besar… Pas dengan keinginan tante! Makasih ya…!” Jawab Sarah sambil menggenggam jagung itu di tangan kanannya. Dia seperti ingin menunjukkan genggaman itu pada Tejo. Tejo terdiam menelan ludahnya, “glek!”16961Please respect copyright.PENANA9dbWZkbiqh
16961Please respect copyright.PENANAIGohsgtfvx
Benar-benar aneh rasanya peristiwa itu. Seorang tante dan keponakannya yang masih SMP berbincang dengan kata-kata menjurus seperti saling menggoda. Walau itu didasari oleh asumsi satu sama lain. Sarah yang berasumsi Tejo tau pikirannya, dan Tejo yang berasumsi tantenya hendak bermasturbasi dengan batang jagung yang diberinya. Hati keduanya hanya berasumsi dan terjadilah percakapan yang sama-sama memacu degup jantung masing-masing. Walaupun asumsi-asumsi tersebut benar adanya, tentu saja baik Tejo dan Sarah tetap tidak ada yang tahu secara pasti. Tapi diam-diam timbul keinginan di dalam hati keduanya untuk memastikan hal itu. Yang jelas, setelah berterima kasih pada Tejo, Sarah langsung bergegas kembali ke kamar mandi. Disembunyikan jagung dari Tejo itu di balik handuknya supaya suaminya tidak melihat. Sementara Tejo yang penisnya sudah menegang lagi juga buru-buru masuk ke kamarnya. Adegan masturbasi bersama di kamar masing-masing pun terjadi lagi dengan jauh lebih bersemangat dibanding sebelumnya.16961Please respect copyright.PENANAIqg4GpNV6D
16961Please respect copyright.PENANAu3wbH6KH23
Kali ini Tejo tidak melakukannya di kamar mandi. Dia berbaring di kasurnya sambil matanya menerawang ke langit-langit. Dia mengelus penisnya pelan, mengurutnya, kadang mempercepat gerakan tangannya, tapi saat hendak mencapai klimaks dia buru-buru memperlambat gerakannya. Kali ini dia ingin berlama-lama membayangkan keindahan tantenya. Berbagai bayangan jorok terus menari di benaknya. Ketelanjangan tantenya, kemontokan payudaranya, putih mulus kulitnya. Tejo membayangkan senyum manis tantenya, dia mengkhayalkan mengecup bibirnya, membenamkan wajahnya di antara buah dadanya, menciumi permukaannya yang wangi, dan seterusnya… Tejo tak ingin bayangan-bayangan indah itu segera berlalu. Tentu saja semua itu sangat tidak pantas dia lamunkan terhadap Sarah yang jelas-jelas tantenya sendiri. Istri Oomnya yang dia hormati. Yang selama ini telah mengasuh dan membiayainya bagai anak sendiri. Tapi bagai kerasukan setan, pikiran semacam itu jelas hilang sama sekali dalam benak Tejo. Apalagi terus terbayang juga dalam benak Tejo tantenya di kamar mandi pada saat yang bersamaan juga sedang asik menyodok-nyodok memeknya dengan jagung pemberiannya. Dengan bayangan itu makin tidak terpikir perasaan bersalah apalagi kesadaran moral dalam diri Tejo. Yang ada Tejo malah makin terobsesi dengan tantenya sendiri itu. Tejo jelas tidak tahu pasti bahwa Sarah bermasturbasi dengan jagung pemberiannya. Bisa saja tantenya itu memang hendak memanfaatkannya untuk perawatan kulit, seperti penjelasannya. Tapi Tejo lebih senang membayangkan adegan masturbasi itu (di mana kenyataannya memang itulah yang terjadi). Terlebih lagi terus terngiang-ngiang juga percakapan singkat yang ‘ajaib’ tadi.16961Please respect copyright.PENANAgWo3HOo45f
16961Please respect copyright.PENANAuPxt2I3QYt
Hal serupa jugalah yang dialami Sarah. Dia seperti menemukan keasyikan baru. Sesuatu yang sudah lama dialaminya, terutama saat bersama Bambang, tapi dengan Tejo baru sekarang dia makin menyadarinya. Sarah suka membayangkan orang lain terangsang pada kecantikan dirinya. Terangsangnya orang lain pada dirinya, membuat dirinya terangsang pula. Makin terlihat mupeng seseorang terhadapnya, makin terangsang pulalah dia. Karena, untuk membuat orang makin terangsang, bernafsu, dan mupeng terhadapnya, maka berarti Sarah sendiri harus makin berani ‘membuka’ dirinya. Bukan hanya itu, dengan Tejo yang ditambahi kata-kata nakal yang menjurus dan saling berbalas, makin menambah sensasi rangsangan tersebut. Segera setelah memasuki kamar mandi dan menguncinya, Sarah langsung membuka kulit jagung pemberian Tejo. Membersihkan rambut-rambutnya hingga tersisa hanya batang jagung dengan biji-biji kuningnya yang rapat. Dirasakan batang itu masih hangat. Jantung Sarah masih berdegup kencang, belum pernah dirinya bermasturbasi dengan batang jagung seperti itu. Dengan mentimun yang dia cari awalnya juga tidak pernah. Yang tadi itu hanya kreatifitas spontan akibat dirinya yang sedang dibakar nafsu.16961Please respect copyright.PENANAM8yx2Mx0PA
16961Please respect copyright.PENANAYOpbFtgbj9
Ditempelkannya batang jagung itu ke pipinya, dielus-eluskannya di sana sambil memejam matanya. Sarah berbaling rileks di bathub. Tangan satunya sibuk merangsang memeknya agar segera memproduksi pelumas alami supaya batang jagung itu bisa keluar masuk dengan lancar dalam liangnya. Jari telunjuk dan tengahnya menyusup masuk ke liang memeknya, dikeluarmasukkannya dengan pelan dan lembut. Terkadang jarinya hanya mengelus di seputaran liangnya itu. Memijit-mijit labia dan klitorisnya hingga mulai dirasakannya kenikmatan itu. Kenikmatan yang bukan melegakan, melainkan kenikmatan yang malah makin membutuhkan pelampiasan lebih. Kenikmatan gatalnya dinding-dinding rahimnya, mengeras dan makin berkedutnya klitorisnya, menuntut sesuatu yang lebih. “Uuhh….” erang Sarah lirih. Jantungnya berdegup makin kencang. Matanya mulai nanar. Dieluskan pelan batang jagung dari pipi satu ke pipi lainnya. Terkadang berhenti diciumi dan dijilatinya batang itu. “Sekarang giliranmu ya sayang… Mau kan masuk ke dalam liangku?” digerak-gerakkan batang jagung itu di depan wajahnya seakan sedang berbicara dengannya. Matanya menatap sayu seakan sedang menggoda batang itu. “Apa? Kamu takut gelap…? Duh gapapa lagi, kan ada tante menjaga di luar sini… Mau ya sayang?” bisiknya sambil menggoyang-goyangkan batang itu seperti sedang memainkan boneka. “Walau gelap tapi nyaman loh di dalam sana, kamu pasti ketagihan deh… Lagian hangat, tuh badan kamu udah mulai mendingin…” dikecupinya batang jagung itu, lalu ditempelkannya lagi ke pipinya. Dimainkannya batang jagung itu seperti anak kecil yang sedang merajuk, diusap-usapkannya ke pipinya dengan penuh penghayatan Sarah berbisik lagi, “Nah, mau ya? Masuk ya? Iya kan, tuh kamu kedinginan kan…?” Seperti orang gila saja Sarah mengajak bicara sebatang jagung.16961Please respect copyright.PENANA6bstNdhq2r
16961Please respect copyright.PENANA0v1wuMfGUa
Sarah mulai mengarahkan jagung itu ke liangnya. Tangan satunya membuka liangnya dengan kedua jari. Dihadapkannya batang jagung itu ke arah memeknya yang terbuka itu. “Nah, asik kan? Gak nyeremin kan?” Di oles-oleskannya ujung batang jagung itu di muka liangnya. “Kalau udah liat pasti langsung kepingin masuk deh… Dasar kamu tadi pura-pura takut, sekarang malah maksa-maksa segera masuk…!” Sarah terus bertingkah seperti itu, baginya menyenangkan dan sensasional berlaku seperti itu. Kalau saja adegan itu direkam dan ditontonnya sendiri di keesokan hari pasti dia pun akan malu sendiri. Sarah mulai memasukkan pelan-pelan batang itu centi demi centi… “Ouuhhh…” Kamu besar juga sayang, jadi sempit deh, makanya pelan-pelan ya masuknya…” Sarah menghentikan dorongannya saat batang itu sudah masuk separuhnya. Dilepas kedua tangannya dan dia memandangi batang jagung yang terbenam separuh di dalam liangnya itu. Kedua tangannya bertumpu di dasar bathub lalu dinaikkannya pantatnya sambil kakinya mengangkang. Dia membuat liangnya seperti mengacung-acungkan batang jagung itu, digoyang-goyangkan pinggulnya untuk mengetes bagaimana kencangnya batang jagung itu tertanam di liangnya. “Hi hi hi…” Tertawa geli sendiri Sarah dengan tingkahnya itu. Besarnya batang jagung itu membuat posisinya kencang di dalam memeknya yang sebenarnya sudah tidak terlalu sempit lagi.16961Please respect copyright.PENANAuEvFH2NSBi
16961Please respect copyright.PENANAbbc9kHWu11
“Apa? mau masuk semua? Iya… iyaa deeh… sabar dong…” Sarah menurunkan kembali pantatnya. Diraihnya jagung itu dan didorongnya lagi pelan-pelan hingga benar-benar terbenam seluruhnya di dalam memeknya. Dari luar yang terlihat hanya tangkainya yang cukup panjang untuk bisa dipegang dengan 3 jari. “Horeee…. Sudah masuk semua! Pinteer…!” Sarah bertepuk tangan pelan kegirangan. Digoyang-goyangkan lagi pantatnya untuk melihat tangkai jagung itu ikut bergerak-gerak di luar sementara batang jagungnya sendiri dengan kencang tertancap mantap dalam memeknya. Kemudian langsung diraihnya tangkai itu dengan tangan kanannya, 2 jari tangan kirinya berusaha membelah bibir memeknya. Ditarik keluar lagi jagung itu pelan-pelan. Seeettt… Aahhh, Sarah benar-benar meresapi tiap gesekan butiran2 biji jagung yang rapat itu di dinding rahimnya. Matanya memicing sayu, menatap sedikit-demi sedikit penampakan batang yang bergerak keluar dari memeknya itu. Sebelum batang itu keluar semuanya, sudah didorongnya balik masuk ke dalam lagi, kali ini dengan gerakan yang lebih cepat. Setelah terbenam seluruhnya, serta merta ditariknya keluar lagi. Sampai hampir keluar seluruhnya, didorongnya masuk lagi, begitu seterusnya dengan gerakan yang makin cepat dan makin cepat. Hingga dinding rahimnya mulai menyesuaikan diri dengan tekstur batang jagung. Gesekan-gesekan keduanya pun dirasa makin lancar dengan makin licinnya liang Sarah yang mulai dibanjiri cairan cintanya. Akhirnya batang jagung itu benar-benar mengocok-ngocok liangnya. Tangan Sarah bergerak dengan cepat mengeluarmasukkan batang jagung itu. Bila mulai pegal bergantian dengan tangan kirinya. Kepalanya mendongak ke atas, matanya terpejam. Dihayati dan diresapinya rasa sensasional tekstur batang jagung di dalam memeknya, sambil telinganya mendengarkan suara merdu yang dihasilkan kocokan itu. “Preet… preet… preet… !” Mulutnya juga mulai meracau dan mengerang seirama dengan kocokan itu. “Uuuhh… aahhh…”16961Please respect copyright.PENANAyjYvyio0qz
16961Please respect copyright.PENANAYtCYl310pY
“Preet… ssreet… preet… !”16961Please respect copyright.PENANA6FwpUV92jy
16961Please respect copyright.PENANAoyvJ3n6UpZ
“Uuuhh… aahhh… ouuhhh”16961Please respect copyright.PENANAAKUu9FTXdA
16961Please respect copyright.PENANALKkAnSD6l7
Suara kocokan itu bagaikan sebuah musik nan merdu, dan erangan Sarah itu sebagai nyanyiannya, menghasilkan simponi nan indah di ruang mandi yang kedap suara itu yang sebagai arena konsernya.16961Please respect copyright.PENANA4aIUz5S3nL
16961Please respect copyright.PENANA2MUuDWPACa
Tak lama kemudian Sarah menggelinjang saat mengalami orgasme pertamanya. Matanya makin memejam rapat. Cairan cintanya menyembur dengan kencang membasahi jagung yang masih berada dalam liangnya sambil tetap dikocok-kocokkan bersamaan dengan orgasmenya itu. “Aahhhh……” Sarah menjerit kecil. Luar biasa sekali kenikmatan yang dirasakan Sarah saat itu. Sampai semburan cairannya berhenti, Sarah pun menghentikan kocokannya. Nafasnya terengah-engah. Dicabutnya batang jagung itu dan dipandanginya dengan takjub. Biji-biji kuning jagung yang rapat itu dihiasi lumuran cairan cintanya. Tanpa jijik diciuminya batang jagung itu. Cup cup cup, “Ternyata kamu kalo udah di dalam keenakan ya…? Malah liar sekali gak bisa diam… Jadi nyembur dong liang tante ini… Enak tahuu?” Sarah mulai bertingkah lagi mengajak bicara jagung itu.16961Please respect copyright.PENANA9EMz6htplO
16961Please respect copyright.PENANAJnHW5amChr
“Ya sudah sekarang masuk lagi ya…?” bisiknya lagi. Dian menggoyang-nggoyangkan jagung itu seperti memainkan boneka dengan ekspresi kegirangan. “Iiihh ngebet juga kamu ternyata… genit ih! Ya sabar doong…”16961Please respect copyright.PENANAcW5szGZvyy
16961Please respect copyright.PENANAbPWYnl9uF4
Sarah beranjak keluar dari bathub yang dianggapnya membatasi gerak. Dia ingin berbaring di lantai kamar mandinya yang memang luas. Di siramkannya beberapa gayung air di atas permukaan lantai kamar mandinya kemudian Sarah mulai berbaring sambil mengarahkan batang jagung itu lagi ke memeknya. “Seettt,” batang jagung itu masuk lagi untuk kedua kalinya, kali ini jauh lebih lancar, dan tanpa banyak pemanasan Sarah langsung bisa mengocok-ngocokkannya lagi dengan cepat.16961Please respect copyright.PENANAEwxBnWdZWU
16961Please respect copyright.PENANAfSjvXolppE
“Preet… ssreet… preet… !”16961Please respect copyright.PENANAcNcNqQqCLx
16961Please respect copyright.PENANAZ14m958r6X
“Uuuhh… aahhh… ouuhhh”16961Please respect copyright.PENANAOEFRgX5rks
16961Please respect copyright.PENANAg2FwiA6WPB
Konser orkes masturbasi pun berkumandang lagi dengan megah.16961Please respect copyright.PENANAcBs1rgaLFA
16961Please respect copyright.PENANADVsTAsJIdJ
Benar saja di lantai kamar mandi Sarah bisa bergerak bebas. Lantai kamar mandinya yang dari keramik itu memang senantiasa digosok tiap hari sehingga kondisinya sangat bersih. Karna itulah Sarah tidak merasa risih berguling-guling di atas lantai itu sambil terus mengocok-ngocok liangnya. Tubuhnya seperti kelojotan, berputar ke kiri, balik ke kanan, terkadang diangkatnya pantatnya tinggi-tinggi, dijatuhkannya lagi, berbalik tengkurap, menungging… benar-benar adegan yang seru sekali. Jauh lebih seru dari yang bisa dibayangkan Tejo. Walau kondisi di kamar mandi dingin dan basah, Sarah tetap memanas dan peluh mulai deras membanjiri tubuhnya.16961Please respect copyright.PENANA6efyMK7cGt
16961Please respect copyright.PENANAEL8JhpTIVT
Entah berapa menit adegan itu berlangsung, yang jelas setelah orgasme ketiganya barulah Sarah mulai berhenti. Di tengah-tengah adegan tadi sebenarnya Sarah mendengar suaminya mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Mungkin dia penasaran kenapa Sarah berlama-lama di dalam. Padahal yang namanya wanita, terlebih Sarah, memang sudah biasa lama di kamar mandi. Heru juga sangat biasa memahami itu. Jadi, bila sampai dia mengetuk pintu kamar mandi, itu artinya kali ini Sarah sudah terlalu lama di dalam. Sarah menyadari hal itu, karna itulah dia menyudahi masturbasinya walau masih kuat dan ‘nagih’. Selama suaminya mengetuk tadi Sarah juga tidak menyahut apapun. Dia takut suaminya itu minta masuk karna memang tidak lazim Sarah mengunci pintu kamar mandi darinya. Sarah berpikir akan berbohong pada suaminya nanti dengan mengatakan bahwa dirinya ketiduran di bathub.16961Please respect copyright.PENANAFTNguIWU4j
16961Please respect copyright.PENANA1U5OcC0E2m
Tanpa mencabut jagung itu dari memeknya Sarah berbaring menatap langit-langit kamar mandi. Masih dirasakan sedikit denyutan pelan di dinding rahimnya setelah orgasme ketiga barusan. Nafasnya yang tadinya terengah-engah kini mulai teratur. Keringatnya dibiarkan berlelehan di wajah dan tubuhnya yang halus itu. Beberapa saat kemudian dicabutnya batang jagung itu pelan. Dipandangnya sebentar dan dikecupnya tanpa merasa jijik dengan lumuran cairan cintanya sendiri di seluruh permukaan jagung itu, bahkan dihirupnya aroma khas cairan itu dalam-dalam, “terima kasih yaa?” ucapnya sambil tersenyum. Badannya yang masih agak capek ingin dibaringkannya sebentar lagi. Diletakkannya jagung itu di atas perutnya yang langsing. Dirasakan basah cairannya ada yang turun melelehi perutnya. Pikirannya menerawang lagi megingat perbincangan sebelumnya dengan Tejo. “Apa Tejo sedang membayangkan aku masturbasi begini ya? Kalau begitu dia pasti membayangkan sambil bermasturbasi juga…” Pikirnya. Dibayangkannya keponakannya yang ndeso itu mengocok-ngocok penisnya. Tubuhnya hitam legam, penisnya juga pasti hitam, segede apa ya miliknya…? Penasaran juga Sarah dibuatnya. “Aku ragu dia percaya kebohonganku tentang masker wajah tadi, duuh, tapi moga-moga aja deh dia percaya…” Walau berpikir begitu, sejurus kemudian dia berubah pikiran lagi, “tapi kalau dia nggak percaya seru juga sih, hi hi hi…” batinnya.16961Please respect copyright.PENANAZJdnmrKj6f
16961Please respect copyright.PENANAeLCv0rP0O3
Sarah tidak merasa malu bertemu Tejo lagi setelah ini. Dia bahkan seperti tidak sabar untuk berinteraksi lagi dengan Tejo, mengamati mimik wajahnya dengan obrolan-obrolan menjurus lagi. Diam-diam Sarah terobsesi juga untuk benar-benar bisa mengetahui secara pasti isi benak Tejo tentang dirinya , dan berharap Tejo juga akan tahu dengan pasti tentang dirinya yang hobi seks itu. Tentu saja semua itu tanpa bicara terang-terangan, “ahh bagaimana caranya ya..?” pikir Sarah. “Musti main cantik nih…” pikirnya terus sambil senyum-senyum sendiri. Makin mantaplah keyakinan bahwa dalam dirinya terdapat bakat ekshibisionis.16961Please respect copyright.PENANA7MmwFVFAux
16961Please respect copyright.PENANA7y7O7LtsU1
“Terima kasih ya Jo, kamu sudah memberikan solusi jagung ini pada tante. Tahu aja kamu apa mau tante…” lamunan Sarah makin nakal. Coba tadi dia jadi memakai mentimun, tentu tidak senikmat jagung yang lebih halus dengan tekstur yang khas kumpulan biji-biji yang menutupi batangnya itu. “Tejo.. tejo.. Tante harus kasih hadiah apa ya ke kamu? Hi hi hi… Kamu maunya apa Jo? Pasti kamu mau tubuh tante ini ya… ih enak aja, dasar mesum jelek! HI hi hi…” Takut makin lama, sarah pun bangkit dan membasuh diri di bawah shower. Segar sekali rasanya. Kepenatan tubuhnya gara-gara masturbasi yang penuh semangat tadi seakan dilolosi satu persatu dari tubuhnya dengan kucuran air shower yang hangat itu. Setelah membasuh dan menyabuni tubuhnya, tidak lupa membersihkan memeknya dari cairan orgasme yang membanjirinya, Sarah pun keluar, tidak lupa dibawanya jagung itu sambil disembunyikannya di balik handuk.16961Please respect copyright.PENANAMVcweESfqn
16961Please respect copyright.PENANAWpHZsYLEzi
“Duh, kamu lama banget mandinya, lagian kenapa dikunci sih…?” Heru yang menungguinya di kamar langsung menggerutu begitu Sarah keluar.16961Please respect copyright.PENANAsI7IOfkbjQ
16961Please respect copyright.PENANAfIFW34xGn7
“iya, aku ketiduran di bathub mas… Sori ya, mas nungguin ya?” Jawab Sarah seperti direncanakan.16961Please respect copyright.PENANAfZg212ELl0
16961Please respect copyright.PENANAGeJXGSVunk
“Iya lah sudah sore begini gitu loh…” Heru bangkit menuju kamar mandi, dikecupnya pipi Sarah sebelum masuk. “Wanginya istriku…” godanya. “Iiih kamu masih bau nyium-nyium aku…” Sarah mencoba mengelak. “Kamu jangan kebiasaan ketiduran di kamar mandi seperti itu, kalau masuk angin gimana? Kan repot…” Nasehat heru sebelum kemudian masuk ke kamar mandi. Sarah manggut-manggut saja tanpa berkata. “Oh iya, Doni bangun tuuuhh, sekarang lagi digendong si Tejo!” Teriak Heru dari dalam kamar mandi.
Setelah berpakaian rapi Sarah pun keluar kamar. Dia hanya memakai daster yang bagian bahunya terbuka dengan tali melintasi pundak, dan seperti biasa dengan mengekspos paha terbuka sejengkal di atas lutut. “Spesial buat kamu Jo. Hi hi hi…” kata Sarah dalam hati. Diam-diam dia ingin tampil cantik di depan keponakannya itu. Tidak lupa Sarah membawa jagung tadi keluar kamar hendak membuangnya. Dia memegangnya dengan selembar tissu. Sarah mendapati Tejo sedang menimang-nimang Doni di teras rumah.
16961Please respect copyright.PENANAeaL6KLYpD5
“Tejo, makasih ya sudah jagain Doni bentar… Tadi tante ketiduran di kamar mandi. Rewel gak si Doni?” Tanya Sarah sambil tersenyum manis. Tejo makin melek aja bertemu lagi dengan tantenya yang molek itu. “Duuh tante ini makin dilihat makin cantik aja…!” gumam Jo dalam hati. “Ah nggak rewel sama sekali kok tante, mungkin tadi sudah kenyang minum susu tante… Jadi anteng deh.” Jawab Tejo menyinggung-nyinggung susu Sarah yang tersipu dibuatnya. “Iya tadi siang dia lahap sekali minum susu tante.” Jawab Sarah tak mau kalah. “Sini Jo Doninya biar tante yang gendong sekarang…” kata Sarah sambil merunduk di depan Tejo meraih Doni dari gendongan Tejo. Hal itu membuat Tejo terbelalak yang melihat daster Sarah yang ikut menurun. Terlihat jelas kini walau singkat sekali seluruh bongkahan payudara tantenya menggantung di balik daster yang dikenakannya. “Gleekk…” Tejo menelan ludah kesekian kalinya demi telah menikmati pemandangan dari tantenya yang super indah itu. Sarah agak kerepotan karena lupa tangannya masih menggenggam jagung yang hendak dibuangnya.
16961Please respect copyright.PENANAOdhb5BU1pS
“Oh iya, ini Jo tolong dibuang jagung kamu tadi habis tante pakai..!” Pinta Sarah pada Tejo.
16961Please respect copyright.PENANAXaY3DLavwB
“Ok tante.” Tejo meraih jagung itu dengan perasaan tak tentu.
16961Please respect copyright.PENANAAb6Vnh2fqO
“Masih utuh jagungnya tante?” Tanya Tejo.
16961Please respect copyright.PENANAfj370AJANx
“Lah iya lah, emangnya tante makan, kan tadi tante bilang itu buat masker.” Jelas Sarah sambil geli dalam hatinya. Dia sama sekali tidak khawatir lagi dengan apa yang akan dipikirkan Tejo.
16961Please respect copyright.PENANAILoMXy6Fo4
“Tapi gak dibelah-belah ya Tante?” Tanya Tejo lagi.
16961Please respect copyright.PENANAhaMjWMH5fN
“Ya nggaklah Jo, emangnya timun bisa dibelah. Kan keras Jo, gimana belahnya? Cara pakainya ya berbeda dong Jo…” Sarah menjawab sambil tersenyum.
16961Please respect copyright.PENANArm0EeEBo0S
“Oiya, lantas gimana tadi cara pakainya tante?” Tejo bertanya lagi tanpa merasa grogi walau terus terpesona dengan senyum tantenya itu.
16961Please respect copyright.PENANAlrMeWGNWaz
“Udah ga usah nanya terus… emang kamu mau ikut-ikutan pake kaya tante? Mau pake satu ton jagung juga ga bakal putih kulitmu Jo… Hi hi hi…” ledek Sarah menggoda Tejo. Sarah tidak kelabakan lagi menjawab pertanyaan Tejo yang mengejar itu. Dia menjawab sekenanya saja tanpa peduli. Diam-diam dia malah senang Tejo mengejarnya dengan pertanyaan seperti itu.
16961Please respect copyright.PENANAXESut7lVOu
“Bukan gitu tante, maksudnya ini kalo masih bisa dimakan kan sayang kalo dibuang tante… Tejo makan ya tante?” Jawab Tejo tersipu. Kali ini Sarah cukup terkejut juga dengan kata-kata Tejo itu. “Haah… mau dimakan? Gila kamu Jo, bukannya kamu sebenarnya tahu itu habis tante pake buat ngocok memek tante tadi? Penuh cairan tante tuh Jo… Atau jangan-jangan justru karna itu kamu mau memakannya ya?” Pikir Sarah gusar. Tapi sambil tertawa kecil menggoda, yang keluar dari mulutnya malah kalimat ini; “Oh mau kamu makan? Ya makan aja Jo, masih bisa kok, dijamin menyehatkan lagi! Hi hi hi… Kirain kamu udah ngikhlasin jagung itu tadi, ternyata masih ngidam ya? Hi hi hi…”
16961Please respect copyright.PENANAcDQl48JeHr
Tejo makin tersipu, “iya tante, kebetulan juga sudah agak lapar, buat ganjal perut sambil nunggu makan malam tante.” Jawabnya. Dia pun duduk sambil mulai menyantap jagung itu. Sarah yang ikut duduk bersebelahan dengannya memandang dengan takjub. Berdesir lagi perasaan aneh dalam dadanya. Jagung itu sama sekali tidak dicucinya tadi. Walau sudah kering cairannya, pastilah masih tersisa lengket-lengket di seluruh permukaan jagung itu, belum lagi baunya yang khas pasti tercium juga oleh Tejo. Bagaimanapun juga Tejo tetap memakan jagung itu dengan lahap. Sarah melihatnya menggigit dan mengunyah biji-biji jagung itu tanpa menunjukkan erubahan ekspresi apapun, seakan-akan itu jagung yang masih normal-normal saja. “Eeh… Enak nggak Jo?” dengan penasaran Sarah bertanya.
16961Please respect copyright.PENANAE6QxMFEeDI
“Ya enak tante, Tejo memang paling suka makan jagung sih.” Jawab Tejo.
16961Please respect copyright.PENANA0cQxOG9nKn
“Ooh gitu ya…?” Sarah manggut-manggut.
16961Please respect copyright.PENANAUnfQtlqBAm
“Memang tante mau?” Tanya Tejo sambil tersenyum.
16961Please respect copyright.PENANATxwsHH0lJb
Makin surprise Sarah dengan keponakannya yang satu ini. “Kurang ajar bener ni anak…” batinnya. Tapi tertantang juga Sarah untuk mencobanya, “Ee… Boleh deh Jo, tante juga sebenernya sudah lapar juga sih… Hi hi hi…” Tejo makin gemas saja dengan tantenya itu. Apalagi dari tadi tantenya itu terus tersenyum padanya. Sebenarnya dari awal memang Tejo lebih akrab pada Sarah ketimbang Heru yang sibuk bekerja. Heru sendiri juga seperti menitipkan Tejo pada Sarah. Dimintanya Sarah yang memperhatikan dan mengajari Tejo selama dia hidup menumpang bersama mereka. “Bukan hanya nilai pelajaran di sekolah, tapi juga pergaulan dia, sikap dia, dan sebagainya…” Pesan Heru waktu itu pada Sarah. Heru sadar juga dengan sifat keibuan istrinya yang cukup menonjol. Meskipun begitu, bagi Tejo kali ini dirasakan kedekatannya yang paling akrab pada tantenya itu. Kalau di awal tantenya lebih banyak bersikap formal, kali ini tantenya itu lebih sering tersenyum lepas padanya. Gilanya, hal itu malah makin membuat Tejo terobsesi. Apalagi dalam diri Sarah sendiri memang terbesit niat untuk menggoda dan memancing Tejo.
16961Please respect copyright.PENANAHN01FSc9Pm
“Tapi tangan tante sibuk menggendong Doni nih, kayaknya mulai rewel ga mau anteng.” Sarah memecah keheningan sesaat yang baru saja terjadi. Bayinya memang agak aktif dalam gendongannya membuat Sarah cukup repot. “Kamu suapin ke mulut tante ya?” Pinta Sarah sambil mengerling tersenyum pada Tejo. “Makin manis saja senyummu tantee…” Dalam hati Tejo gemas. Dia agak canggung mendengar permintaan tantenya itu. Dengan ragu dia mengulurkan jagung itu ke arah mulut tantenya. Tanpa ragu Sarah pun menyambutnya, haap…! Jantung Tejo berdegup makin kencang, darahnya terasa panas naik ke ubun-ubun demi melihat bibir mungil tantenya menempel di permukaan biji-biji jagung itu. Gara-gara itu tangan Tejo pun kurang kuat dalam menyodorkan jagung itu, hal itu membuat Sarah cukup kesulitan dalam menggigit jagung itu. “Duh Jo, kayak lomba makan kerupuk aja nih, yang kuat dong megangnya!” ujar Sarah cemberut manja pada Tejo yang makin blingsatan aja dibuatnya. “Eeh.. iya sori tante, Tejo gak konsen!” Tertawa lepas Sarah mendengar jawaban lugu Tejo itu, “Ha ha ha… kamu ini, ga konsen mikirin apa siih?” godanya. Tejo pun tersipu. Kali ini dia tidak menjawab lagi, dan Sarah pun berhasil menggigit jagung yang disodorkan Tejo padanya. Ada perasaan aneh dan bau yang khas tercium dari jagung itu. Hal itu malah membuat Sarah bersemangat. Dia mengunyah jagung itu sambil tersenyum menatap Tejo. Seperti ingin berkata pada Tejo, “niihhh, tante makan juga jagung yang dibumbui cairan cinta tante sendiri!” Tejo pun ikut tersenyum. Dia juga segera menggigit jagung itu karna ingin makan bersamaan dengan Tantenya. Kemudian sambil sama-sama mengunyah jagung ‘spesial’ itu keduanya saling berpandangan sambil tersenyum. Jika sudah menelan seluruhnya Sarah segera minta lagi, “Aaa’ Jo…” Tejo pun dengan sigap menyodorkan jagung itu lagi ke mulut Sarah, dan setelah itu juga ikut mengambil segigit lagi jagung itu. Adegan itu terus berlangsung sampai seluruh biji jagung itu habis tak bersisa.
16961Please respect copyright.PENANA2yz8tvOSjW
“Ah, bener juga nikmat Jo jagungnya, besok kamu beli lagi yah?” pinta Sarah.
16961Please respect copyright.PENANAL7L31CeKYx
“Mau ‘maskeran’ lagi tante?” tanya Tejo sambil senyam senyum.
16961Please respect copyright.PENANAjnJCE1UxNT
“Ya nggaklah, buat dimakan! Dasar kamuu…” Sarah tertawa.
16961Please respect copyright.PENANAeXSBSv7gqJ
Timbul kepuasan aneh dalam hati mereka berdua setelah itu. Baik Sarah maupun Tejo merasa sudah saling tahu perasaan masing-masing. Sarah sudah sangat yakin dengan apa yang dipikirkan Tejo, dan dia merasa puas dengan itu. “Tejo, kamu ternyata nakal juga ya…? Tapi tante maklum kalau kamu mupeng berat dengan tantemu sendiri ini. Hi hi hi… Tunggu aja besok-besok tante akan bikin kamu makin blingsatan lagi!” Pikir Sarah nakal.
16961Please respect copyright.PENANAw7tQtwEt4A
Begitu pun Tejo yang makin yakin pada apa yang terjadi pada diri tantenya. Tejo juga yakin bahwa tantenya tahu juga tentang perasaan Tejo terhadapnya, dan itu makin memacu obsesi Tejo untuk bisa mendapatkan yang ‘lebih’ lagi di hari-hari ke depan yang akan dia jelang bersama Sarah. “Tanteku…, tante ini cantik-cantik tapi binal juga. Hari yang akan kita lalui bersama masih panjang tante! Tejo pasti akan mereguk keindahan dan kenikmatan dari tante secara maksimal!” Begitu yang dipikirkan Tejo. Membayangkan persetubuhan dengan tantenya bisa dibilang bagai pungguk merindukan bulan bagi Tejo, amat sangat terlalu mewah bagi anak desa sepertinya. Karna itu Tejo memang tidak berani membayangkan hingga ke situ. Dia hanya berani membayangkan strategi-strategi nakal untuk bisa mengintip ketelanjangan total tantenya itu saat mandi, bila beruntung bisa mendapati adegan masturbasi atau bahkan adegan persetubuhan tantenya dengan Oom Heru… Panas dingin tubuh Tejo yang tidak bisa mengenyahkan bayangan-bayangan mesum itu dalam benaknya. Dia berpikir, malam ini bakal jadi malam yang panjang baginya. Sepertinya malam ini dia bakal menguras habis lagi spermanya yang banyak itu demi tantenya. Sementara Sarah sendiri berpikir, “Malam ini harus bercinta! Ya! Mas Heru harus bisa muasin aku malam ini! Awas kalo dia ogah-ogahan aku perkosa saja dia nanti!”
16961Please respect copyright.PENANAX6ItF1iwAo
Begitulah Tejo dan Sarah, seorang keponakan dan tantenya sendiri dengan rencananya masing-masing malam ini maupun untuk hari-hari esok. Entah apa yang akan terjadi nanti antara mereka berdua yang hari ini sama-sama sudah kehilangan sense of moralitynya.
ns 15.158.61.55da2