19598Please respect copyright.PENANAQ2hpJtO2jW
Sarah terlihat gelisah. Waktu hampir menunjukkan jam 11 siang, belum sejam yang lalu dia menidurkan Doni, kini dia menunggu-nunggu Anton di ruang tamu. Dibuka-bukanya halaman majalah, walaupun tidak benar-benar membacanya. Anton memang berjanji untuk datang hari ini. Walau bukan Sarah yang meminta, tapi ternyata Sarah kini menunggunya seolah tak sabar.19598Please respect copyright.PENANAlKqYUyEQSU
19598Please respect copyright.PENANA1TWDzanDac
Perasaan Sarah tak begitu tenang seperti biasanya. Sebelumnya hubungan gelap dengan Anton mengalir begitu saja. Tapi kini ada semacam rasa ‘grogi’ dalam hatinya. Mungkin karena sudah sekian lama dia dan Anton tak berhubungan. Bagaimanapun, Sarah merasa konyol sendiri dengan perasaan groginya saat itu.19598Please respect copyright.PENANAeHpHch81W9
19598Please respect copyright.PENANA2umnUecz9K
Barulah setengah jam kemudian didengarnya suara mobil Anton. Sarah bergegas membereskan majalahnya. Tanpa bangkit dari kursinya ditunggunya Anton muncul. Wajahnya menunjukkan raut merajuk. Moodnya sudah agak berkurang saat itu. Saat Anton menampakkan wajahnya, dia tersenyum lebar melihat Sarah yang sudah kelihatan menunggunya di ruang tamu.19598Please respect copyright.PENANAXRT9wT4oq0
19598Please respect copyright.PENANAVtppkbrvOP
“Kemana aja sih Ton, jam segini baru datang…?” Sarah langsung bertanya ketus.19598Please respect copyright.PENANAVrqEVgtboL
19598Please respect copyright.PENANAsqscUcdqFq
“Loh, kok merengut, kayak akunya yang telat aja… Padahal aku kan ga bilang mau datang jam berapa, jadi ga telat dong! He he he…” Anton malah menjawab santai. Dia segera duduk di samping Sarah, meraih tangannya dan mengecupnya. Sarah membiarkan saja Anton melakukan itu. Tangan Anton beralih membelai pipi Sarah, menyibak rambut yang terurai menutupi telinganya.19598Please respect copyright.PENANAKBwbMBhmd3
19598Please respect copyright.PENANAkE6IsQirdS
“Maaf ya say, sebenarnya aku ketahan di kampus tadi sama dosen pembimbingku.” Anton beralasan. Dia mendekatkan wajahnya dan mulai mengecupi pipi Sarah. Sebagai playboy tulen, dia memang pintar menciptakan suasana romantis. Sarah diam saja, dia menghirup wangi parfum Anton yang tidak terlalu tajam. Dia suka itu. Moodnya pun mulai datang. Sambil menciumi pipinya, Anton juga memuji wangi parfum yang dipakai Sarah.19598Please respect copyright.PENANAKeh8gn8t6o
19598Please respect copyright.PENANAeRLTb04Fq8
“Aku suka wangimu sayang…” bisik Anton di telinganya.19598Please respect copyright.PENANAPQ3bedAz7e
19598Please respect copyright.PENANAijJ4PQdwQj
Sarah menghela napas pelan, dia memundurkan kepalanya supaya bisa berhadapan wajah dengan Anton. Tapi Anton malah beralih mulai mengecupi bibirnya pelan-pelan. Sarah menyambut dan menikmatinya. Anton berhasil mengembalikan mood Sarah dengan mengecupi bibirnya beberapa kali secara putus-putus dan tidak langsung melumatnya.19598Please respect copyright.PENANAoPxo9Yu66H
19598Please respect copyright.PENANATCPChx6fHW
Sejenak kemudian Sarah menghentikan kecupan-kecupan Anton. Dilepaskannya tangan Anton dari kepalanya dan digenggamnya.19598Please respect copyright.PENANAO5VZIf7qO5
19598Please respect copyright.PENANAthQiMa8YfD
“Kamu tahu ini jam berapa? Sebentar lagi Tejo pulang sekolah…” Matanya mulai sendu. ditatapnya dengan mata Anton. Nafsunya mulai meluap. Jantungnya berdegup kencang. Dia baru sadar betapa dia merindukan sentuhan Anton setelah sekian lama ini. Anton terdiam sejenak pada awalnya sambil balik menatap mata Sarah. Dia pun sangat merindukan memetik kenikmatan dari wanitanya yang satu ini. Sarah memang teramat istimewa baginya dibanding pacar-pacarnya selama ini.19598Please respect copyright.PENANAOrnvYJTEwz
19598Please respect copyright.PENANA6uiZHGHSJF
“Tejo balik jam 1 kan? Kita punya waktu sejam lebih…” Anton mengira-ngira.19598Please respect copyright.PENANAWu6JwzGleM
19598Please respect copyright.PENANAQgn9CZP955
“Aku ingin puas Ton…” Sarah tidak malu-malu lagi menunjukkan birahinya secara vulgar di hadapan Anton. Bibir tipisnya yang mengucap itu terlihat seksi sekali di mata Anton. Tanpa menjawab, Anton mulai mengecupi lagi bibir itu. Kali ini diakhiri dengan lumatan yang cukup panjang. Sarah melenguh pelan sambil menyambut lumatan bibir Anton. Mereka pun berpelukan sambil saling melumat bibir. Dengan lihai Anton memainkan lidahnya di dalam mulut Sarah. Sarah membalasnya dengan melumat lidah Anton. Lidah mereka pun saling berpagutan hingga terdengar berdecakan.19598Please respect copyright.PENANAqBUEYi304z
19598Please respect copyright.PENANAPCGwKvgW3L
Tiba-tiba Anton menghentikan pagutannya dan mengangkat tubuh Sarah dalam gendongannya.19598Please respect copyright.PENANAdaeKzgTVyf
19598Please respect copyright.PENANAHiW0Gu9zQz
“Kyaa..!!” Sarah yang terkejut menjerit kecil. Wajahnya memerah tersadar bahwa mereka berdua masih berada di ruang tamu. Anton membawa tubuhnya menuju kamar sambil sesekali mengecup bibir Sarah yang merekah. Mata mereka saling bertatapan, bagai orang buta yang sudah hafal jalan, Anton membopong Sarah menuju kamar dengan lancar tanpa melepaskan tatapannya dari mata Sarah.19598Please respect copyright.PENANAYXZazccI63
19598Please respect copyright.PENANASaCKOAmCmL
Di dalam kamar Anton menghempaskan tubuh Sarah di atas ranjang. Sarah kembali menjerit kecil, tubuhnya terpental pelan di atas spring bed yang berdaya pegas tinggi itu. Dia menunggu berbaring pasrah di situ sementara Anton mengunci pintu kamar. Setelah mengunci pintu Anton berbalik menatap Sarah yang berbaring pasrah di atas ranjang menantinya. Gemas sekali dirinya melihat pemandangan itu. Baginya, itulah pemandangan terindah. Wanita cantik berbaring di ranjang, menatap pasrah, siap diterkam kapan saja olehnya. Sesungguhnya pemandangan itu sangat sering dia jumpai sebagai pendekar kelamin yang sudah malang melintang di rimba persilatan playboy. Tapi tak pernah bosan dia memandangnya. Apalagi kini pemandangan itu adalah Sarah yang sudah setahun lamanya lepas dari pelukannya.19598Please respect copyright.PENANAR8V4f5roTT
19598Please respect copyright.PENANAVWZxLPjiO0
Sarah yang gemas melihat Anton memandanginya saja hendak bangkit menariknya ke atas ranjang. Namun tangan Anton dengan sigap menahan tubuhnya dan membaringkannya lagi. Sarah seperti tidak berdaya diperlakukan begitu oleh Anton. Dia diam saja terlentang di atas ranjang, sementara tangan Anton yang menahan pundaknya mulai beralih membelai-belai kedua pipinya. Anton mengecup bibirnya lagi pelan dan lembut, sebelum tangannya kembali beralih ke pundaknya dan meraih tali dasternya. Anton mengurai simpulnya dan perlahan tapi pasti mulai menarik tali daster itu ke bawah melolosinya dari tubuh Sarah. Daster semacam itu biasa dipakai Sarah. Sangat longgar sehingga bisa dilolosi dengan sekali lorot ke bawah. Sarah terdiam, tangannya mengincup ke samping tubuhnya supaya Anton mudah melorotkan dasternya itu dari tubuhnya. Tubuh putih Sarah pun mulai terkuak pelan-pelan mulai dari atas ke bawah. Anton sangat menikmati proses pelorotan daster itu. Dia melakukannya pelan karna memang posisi Sarah yang berbaring di kasur sehingga cukup menghambat. Tapi pada dasarnya Anton memang suka melakukannya dengan pelan. Sarah merasakan darahnya berdesir nikmat dalam tubuhnya. Dia sendiri juga menikmati gesekan dasternya juga angin AC yang menerpa kulitnya yang sedikit-demi sedikit mulai terbuka dari atas sampai bawah hingga polos. Sarah merasa seksi sekali dalam posisi itu.19598Please respect copyright.PENANAyueVBZuPeX
19598Please respect copyright.PENANAAkORWRDxBx
Seperti biasa, Sarah sudah tidak mengenakan apapun di dalam dasternya itu sehingga tubuhnya langsung polos tanpa sehelai benang pun. Setelah meloloskan daster Sarah dari kaki jenjangnya dan melemparkannya ke pojok kamar, Anton merayapi tubuh Sarah dengan kedua tangannya. Mulai dari ujung kaki, tangannya mengelus lembut kulit telanjang Sarah melewati paha, perut, payudara, hingga berhenti di leher, sambil tubuhnya mulai naik di atas ranjang mengangkangi tubuh Sarah.19598Please respect copyright.PENANAJSkCQyv74a
19598Please respect copyright.PENANAiWvnUs1Sfm
“Kamu makin cantik sayang… Aku kangen sekali…” Rayu Anton sambil membelai-belai leher dan dagu Sarah. Matanya menatap Sarah tajam. Seakan terhipnotis menyambut tatapannya sarah menjawab, “Kalau begitu tunggu apa lagi Ton, Ayo…” Tangannya meraih kepala Anton. Keduanya mulai berpagutan mesra lagi. Anton juga memagut leher Sarah yangs ensitif. “Mmmhh… Aah…” Sarah melenguh-lenguh manja. Merdu sekali kedengarannya di telinga Anton. Anton kemudian menghentikan pagutannya, kedua tangannya beralih menggenggam kedua payudara Sarah. Payudara yang lebih besar dan montok dari sebelumnya terasa pas sekali di tangan Anton. Sambil mengelusnya pelan kedua mata mereka bertemu lagi. Tiba-tiba Anton meremas kedua payudara itu pelan tapi cukup kencang seakan gemas.19598Please respect copyright.PENANAyclMv4fuaP
19598Please respect copyright.PENANA5YbHeIVFj4
“Ouuuhhh…!” Sarah mendesah nikmat.19598Please respect copyright.PENANAWGmiBF7bbg
19598Please respect copyright.PENANAUADFIEiIUw
Anton melakukannya sambil terus menatap wajah Sarah. Dia suka melihat perubahan raut wajah Sarah ketika payudaranya diremas. Menggemaskan sekali. Beberapa kali Anton mengulangnya, melonggarkan genggamannya, meremasnya lagi, sambil sesekali memelintir puting susunya. “Uuhh… Toon…” bisik Sarah lirih, wajahnya makin sayu saja dibuatnya. Anton yang gemas segera melancarkan kecupan bertubi-tubi ke wajah Sarah sebelum kemudian beralih ke payudara yang sejak tadi diremasnya. Mula-mula Anton meremasi lagi kedua payudara itu sambil menatap mengagumi keindahannya. Kulitnya sangat putih dan lembut, putingnya yang mungil mengacung mirip penghapus pensil menempel tepat di tengah puncaknya makin menyempurnakan keindahan gunung kembar tersebut. Tak tahan lama-lama meremas dan memelintirnya, mulut Anton pun mulai beraksi. Dicucupnya bergantian kedua puting itu. Sambil sesekali gigi serinya menggigit-gigit kecil. Tubuh Sarah menggelinjang dibuatnya. “Aahhh…! Geli Ton…” Desahnya manja. Dipandanginya Anton yang sedang asik dengan payudaranya. Tangannya membelai-belai mesra rambut Anton, seperti seorang ibu pada anaknya.19598Please respect copyright.PENANAk5IzfPYO3t
19598Please respect copyright.PENANA7Bgx1VthLy
Anton makin nyaman menikmati suguhan kedua payudara indah itu. Bervariasi dia mempermainkannya. Kadang menjilati kulit dan putingnya, kadang menggigit dan menarik putingnya dengan mulutnya, kadang mengenyotnya seperti bayi yang menyusui. Payudara Sarah yang makin besar dan kencang membuat Anton sedikit berlama-lama menikmatinya lebih daripada biasanya. Bahkan tidak terasa makin kasar saja mulutnya melumat payudara itu saking gemasnya. Sarah sendiri senang dan bangga dibuatnya.19598Please respect copyright.PENANAI7lyXBYA1o
19598Please respect copyright.PENANAI5oxNk6tCX
“Aahh.. Duuh, Ton… pelan dong, ga bakal habis kok…” ucap Sarah menggoda.19598Please respect copyright.PENANAeRaMWpYkkz
19598Please respect copyright.PENANAcSI1pdhr4i
“Sayang, Kamu benar-benar pintar merawat tubuh dan kulitmu… Sumpah, aku benar-benar nggak nyangka, setelah hamil kamu bukan saja menjaga tubuh supaya tetap menarik tapi malah membuatnya lebih menarik! Lebih seksi!” Anton memuji-muji Sarah. Bukan menggombal tapi memang begitulah kenyataannya, dan itulah kelebihan Sarah. Sarah pun tersenyum manis, mukanya memerah. Tangan Anton mulai turun ke selangkangan Sarah. Dia membelai-belai bulu halus di sekitar kemaluan Sarah dan kemudian mulai menyusup di selangkangan itu dan mengelus permukaan vaginanya. Sarah segera melebarkan pahanya, memberi kemudahan akses bagi tangan Anton. Dengan lampu hijau itu Anton langsung tancap, kedua jari tengah dan manisnya segera menyeruak ke dalam vagina Sarah dan mengobelnya.19598Please respect copyright.PENANApqowv2YAEC
19598Please respect copyright.PENANAPe7SInfgFB
“Ooouhh…” Seketika Sarah memejamkan matanya dan mendesah panjang.19598Please respect copyright.PENANA1PA8CbftFm
19598Please respect copyright.PENANAwYsrbuXe6Y
Anton tidak berlama-lama, segera dia beringsut turun hendak mengoral vagina itu. Dipandangnya sebentar bibir vagina yang merekah itu, dihiasi bulu-bulu tipis di sekitarnya. Tangannya membelai-belai lagi, kemudian masuk dan membukanya. Dicarinya kelentit Sarah untuk dicucupnya. Sarah membantu menekan bagian samping vaginanya dari atas dengan 2 jari. Vaginanya terkuak memunculkan kelentit yang sudah mulai mengeras. Anton langsung memijit-mijit dan membalai kelentit itu. Jarinya menusuk ke dalam vagina yang mulai basah itu dan mengeluarkannya sambil membelai kelentit itu. Sesekali dia menggesek-geseknya dengan kencang membuat Sarah makin menggelinjang. Anton pun memulai mengoral vagina Sarah. Dicucupnya kelentit Sarah, dijilat-jilati sambil sesekali menggigit kecil. Bibirnya makin liar menyeruak masuk liang vagina Sarah. Ditarik-tariknya labia Sarah dengan giginya, begitu juga kelentitnya. Sambil menggigitnya, digoyang-goyangkannya ke kiri dan ke kanan. Sarah benar-benar merasa dimanjakan dengan perlakuan Anton ini. Heru yang suaminya sendiri tidak pernah seliar ini dalam mempermainkan vaginanya. Tubuhnya menggelinjang-gelinjang. Kadang matanya menatap nanar memperhatikan bagaimana Anton mengoral vaginanya, tapi lebih sering ia memejamkan matanya rapat sambil mendongakkan kepala.19598Please respect copyright.PENANAKcRo8lM8Gj
19598Please respect copyright.PENANAi5c5xsoBuU
“Ouuuh… Ton… uuhh.. pintar kamu…!” Desahnya berulang-ulang. Tangannya menekan kepala Anton seakan hendak membenamkannya ke dalam liangnya yang makin membanjir itu. Anton makin bersemangat mencucupi vagina Sarah. Lendir yang membanjiri liang itu tidak menahannya, justru dijilati dan dihirupnya dalam-dalam seperti anak kecil yang sedang menikmati es krim.19598Please respect copyright.PENANAdQCU1GKEgA
19598Please respect copyright.PENANAJw4JJq3kN8
“Ton, buka dong… Cepetan…!” Sarah menarik tubuh Anton yang masih mengenakan baju lengkapnya. Begitulah Anton jika bercinta. Dia suka langsung menelanjangi wanitanya hingga polos tanpa sehelai benangpun, sementara dirinya sendiri berlama-lama dalam menanggalkan bajunya sendiri. Sarah menarik baju Anton, dan tangannya mengarah ke selangkangan Anton.19598Please respect copyright.PENANAf0toxew06q
19598Please respect copyright.PENANAK34RdGx6vm
“Udah kangen ya sama adik kecilku?” Goda Anton sambil mulai bangkit.19598Please respect copyright.PENANArr7u6jBmHW
19598Please respect copyright.PENANAdiRNPMaMyG
“Iya nih, dari tadi aku sudah bugil sendiri, ayo cepet kamu juga buka bajunya…” jawab Sarah manja.19598Please respect copyright.PENANAGgxYXq35S0
19598Please respect copyright.PENANAqSyvM6d84y
Anton pun menanggalkan seluruh bajunya hingga bugil total. Sarah memandang takjub tubuh Anton yang atletis itu. Penis Anton yang berukuran 15 cm itu sudah menegang keras dari tadi. Sarah memekik dalam hati seperti anak kecil yang diberi mainan ketika Anton mengacungkan batang penisnya kepadanya. Segera diraih dan digenggamnya dengan gemas batang itu.19598Please respect copyright.PENANAPJ520Y5FUl
19598Please respect copyright.PENANA1QcAAynnkE
“Nah… lega kan? Dari tadi dikurung terus kan kasihan… sempit kan sayaang…?” Seperti biasa Sarah berkata-kata sendiri seperti mengajak bicara batang penis itu. Anton sangat senang dengan kelakuan Sarah yang satu ini.19598Please respect copyright.PENANAQs9RQcz6q2
19598Please respect copyright.PENANAERgwHgWDvg
“Kamu ini tega banget sama adik kecilmu ini… dari tadi dia pasti tersiksa kesempitan…” Ujar Sarah lagi, kali ini pada Anton berlagak seperti memarahinya.19598Please respect copyright.PENANAvphtXQuCmA
19598Please respect copyright.PENANAZ6tEKPI5o3
“Ya… sekarang kan udah kubebasin, dari tadi memang sudah berontak terus di balik celanaku. Hi hi hi… Sekarang kamu manjain dong sayang.” Jawab Anton sambil membelai rambut Sarah. Tak perlu diminta 2 kali, Sarah mulai menciumi penis itu Anton. Dikecupnya berkali-kali kepala penis yang mirip jamur berwarna merah muda itu. Sebelum mulai mengulum seluruh batang itu, terlebih dulu ia jilati seluruh batang keras berurat itu sambil tangannya mengurut maju mundur dengan pelan.19598Please respect copyright.PENANA16BWz05izp
19598Please respect copyright.PENANAVdDDqT5P5W
“Oohh… yess..” Anton merem melek keenakan.19598Please respect copyright.PENANANk6Y4tAyqv
Sarah mengulum kepala penis terlebih dahulu, diemut-emutnya seperti permen sementara tangannya tetap mengocok pelan batang penis itu. “Oohh Saraahh…” Anton terus mengerang keenakan. Kedua tangannya yang penasaran menyibak rambut Sarah ke balik telinga, kemudian didorongnya pelan kepala Sarah supaya menelan semua batang penisnya. Sarah tidak melawan, sedikit demi sedikit batang penis itu pun masuk ke dalam mulut Sarah hingga penuh. Kemudian Anton melonggarkan cengkeramannya pada kepala Sarah supaya dia bisa leluasa mengatur ritme kulumannya sendiri. Sarah kemudian mulai memajumundurkan kepalanya hingga mulutnya mengocok seluruh batang penis Anton. Rambut Sarah yang mulai jatuh menutupi wajah disibakkan lagi oleh Anton hingga dia bisa melihat bibir Sarah yang mengulum penisnya. “Uuhh… nikmatnya sayaang…” desahnya.19598Please respect copyright.PENANA4FBv179D9b
19598Please respect copyright.PENANAzJbSEeIly9
Sarah mendongakkan kepalanya ke atas. Sambil tetap mengulum mereka pun bertatapan mesra. Anton membelai-belai pipi dan rambut Sarah lembut. Kemudian Sarah melepaskan batangnya, lidahnya menyapu dari bawah batang Anton mulai dari pangkal hingga ujungnya. Begitu sampai di ujung, “haaapp…” segera dilahap dan dikulum kepala penis Anton dengan rakus. Kemudian Sarah mengeluar-masukkannya dengan cepat sementara mulutnya mengatup rapat sehingga tiap kepala penis itu keluar dari mulutnya terdengar bunyi, “poop!” Sarah mengulangi lagi adegan itu, dia sapu bagian bawah batang dari pangkal lagi, mengulum kepala penis kemudian mengeluarmasukkannya dari mulutnya. “Poop… poop.. poop…!” Beberapa kali Sarah melakukan itu sambil sesekali bertatapan wajah dengan Anton seperti memamerkan kebolehannya memanjakan penis Anton. Kadang Sarah memasukkan seluruh batang penis Anton kemudian dengan seperti menggigit ditariknya keluar lagi sehingga batang Anton bergesekan dengan gigi seri Sarah. Anton menggelinjang ketika gigi Sarah menggesek kepala penisnya. Geli, ngilu, sekaligus nikmat sekali dia rasakan. “Auuuhhh…!”19598Please respect copyright.PENANA9OI8gjNR81
19598Please respect copyright.PENANAriVYHBIto8
Diangkatnya kepala Sarah dan dikecupi bibir tipis Sarah yang telah memanjakan ‘adik kecil’nya dengan baik sekali. “Kamu makin pintar sayaang…” dikecupinya bertubi-tubi kemudian dilumatnya bibir Sarah yang menggemaskan itu. Belum sempat Sarah membalas lumatannya, Anton sudah mendorong kembali kepala Sarah ke bawah. Anton menggenggam batangnya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memegangi tengkuk Sarah. Anton kemudian menyodokkan batangnya masuk ke mulut Sarah. Untuk beberapa saat dia mengendalikan kepala Sarah mengeluarmasukkan batang penisnya seperti melakukan felatio. Hal itu terlihat seperti kasar, bahkan seperti pemaksaan, tapi sebenarnya Anton melakukannya dengan lembut, dan Sarah pun sama sekali tidak melawan. Dibiarkannya Anton melakukan itu selama beberapa saat. Sampai akhirnya dia melepaskan tangannya dan menyerahkan kendali sepenuhnya kepada Sarah lagi. “Muuahh…” Sarah mengeluarkan batang Anton dari mulutnya dan menarik napas panjang. Kemudian dia mulai mengecupi lagi batang itu sambil tersenyum menatap Anton.19598Please respect copyright.PENANA3A6vz8LEAa
19598Please respect copyright.PENANAlkUJy4rHLE
“Keenakan nih…? Awas ya keluar duluan…” Godanya.19598Please respect copyright.PENANAISNJa9GRzp
19598Please respect copyright.PENANADrHFDugXdi
Anton meringis. Tadi beberapa kali memang rasanya seperti sudah di ujung spermanya hendak memuncrat. Tapi seperti sudah kompak, baik Sarah maupun Anton sendiri saling menjaga supaya hal itu tidak terjadi.19598Please respect copyright.PENANABy1xGUepjp
19598Please respect copyright.PENANARA7dnXKGXq
Poop… pop… poop…! Sarah melanjutkan mengulum dengan cepat sehingga suara khas itu terdengar nyaring lagi.19598Please respect copyright.PENANA0ShcunQURG
19598Please respect copyright.PENANAthckqUF3zl
“Mmmaahhh… uuhhh… terus yang, begitu…!” Merem melek Anton dibuatnya.19598Please respect copyright.PENANAsIGA7322Xv
19598Please respect copyright.PENANA68COcRNe5A
Setelah beberapa saat Sarah menyudahi aktifitas oralnya, didorongnya badan Anton hingga jatuh merebah di atas kasur. Sambil tetap memegangi penis Anton, Sarah pun naik di atasnya, mengarahkan penis Anton ke memeknya dan, blesss… Penis Anton menyeruak masuk ke dalam liangnya tanpa hambatan berarti.19598Please respect copyright.PENANA00AKXudjyM
19598Please respect copyright.PENANAdnJPURq7Qk
“Aahhh…” Keduanya mendesah bersamaan. Sarah yang kini menduduki Anton diam sesaat menikmati rasa penis memenuhi liangnya. Mereka saling bertatapan mesra, tangan Anton mengelus-elus pinggul Sarah, “Ayo sayang… kamu duluan yang jadi nahkoda…” bisiknya. Sarah mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya hingga batang Anton menggesek-gesek dinding vaginanya. “Aahhh… yesss…” Desah keduanya.19598Please respect copyright.PENANAEH4eNssriH
19598Please respect copyright.PENANAhdYnUkxxvK
Sarah makin mempercepat goyangan pinggulnya, dan Anton juga tidak tinggal diam ikut menggerak-gerakkan pantatnya turun naik.19598Please respect copyright.PENANAVkAmkcvTl5
19598Please respect copyright.PENANAt9JfuWGqjL
“Enaakk.. sayaanng…!”19598Please respect copyright.PENANAaEha8K4RB3
19598Please respect copyright.PENANALpwvUY5gIc
“Oohhh… Auuhhh…!”19598Please respect copyright.PENANAQy9cqvY5Et
19598Please respect copyright.PENANAo1gHXNQbAl
“Iyyyaahh… ooouuhh…”19598Please respect copyright.PENANAqNo5XBzDFg
19598Please respect copyright.PENANAEipqJtugL5
Keduanya seakan berlomba mendesah, mengiringi suara selangkangan mereka yang terus bertumbukan dengan keras dan cepat, “Plok…plok… plok…!” Bahkan seiring dengan irama persetubuhan mereka yang makin cepat, suara gesekan penis Anton di liang Sarah yang makin membanjir juga terdengar jelas, “Clek..cleek… cleekk…!”19598Please respect copyright.PENANAhcDA3R1u3n
19598Please respect copyright.PENANAFy6bxtLbpb
“Teruuss sayaang… Aahhh…!”19598Please respect copyright.PENANAwkr9HZUaTn
19598Please respect copyright.PENANAh0MWrEu69H
Tetap dalam posisi yang sama mereka saling berpagutan, melumat bibir dan lidah masing-masing. Untuk sesaat irama persetubuhan mereka berkurang, tapi Anton segera mempercepatnya lagi. “Mhhh…” Sarah menjatuhkan dirinya ke samping, Anton kini mengambil alih ‘kepemimpinan’. Dia bangkit duduk di ranjang, ditelentangkannya tubuh Sarah dan tangannya membuka paha Sarah lebar-lebar dan ditusukkannya lagi batang penisnya ke dalam liang Sarah. Jleeebh…! “Aaahhh….!” Sarah menjerit pelan. Anton menusuk liangnya dengan cepat dan langsung mengocoknya.19598Please respect copyright.PENANAOwEUid8ElC
19598Please respect copyright.PENANASLFLiQRRbJ
“Yeahh yaahhh… aahh…!” Desah Anton memacu tubuh Sarah.19598Please respect copyright.PENANAc1CBDHKuOC
19598Please respect copyright.PENANAJ8eKn4FnRX
“Plookk…plokk.. plokkk…!” Dengan posisi ini suara persetubuhan mereka pun makin kencang terdengar. Tangan Anton meraih kedua payudara Sarah dan meremas-remasnya sambil tetap memacu. “Uuhh.. Toon… yeeessh….!” Sarah melenguh keenakan.19598Please respect copyright.PENANAIKpI1vtEqg
19598Please respect copyright.PENANAfPguYUcFE9
Setelah beberapa saat mereka menghentikan kocokannya. Anton menindih tubuh Sarah memeluk dan menciuminya. Mereka saling mengatur napas masing-masing sambil bertatapan. Anton membelai-belai rambut Sarah, “luar biasa sayang…” bisiknya. Sarah diam mengatur napas. Dia memeluk tubuh Anton, kepalanya menggelayut manja di dadanya. Anton balas memeluk Sarah, kemudian mulut mereka saling berpagutan lagi.19598Please respect copyright.PENANAobRcjNSsPI
19598Please respect copyright.PENANAJdDSk8ixs9
“Lanjutin lagi sayang…? Aku belum keluar tadi…” bisik Sarah.19598Please respect copyright.PENANA2IkOFg4eum
19598Please respect copyright.PENANAMEzd6L6s9E
“Doggy yaah…?” Pinta Anton.19598Please respect copyright.PENANAdowEcGydgP
19598Please respect copyright.PENANA3b8iy9Ppb4
Sarah tersenyum manis. Tanpa menjawab ia langsung mengambil posisi menungging tanda setuju. Anton yang mengambil posisi di belakang Sarah tidak langsung menusuknya. Dielus dan diremas-remasnya kedua bongkah pantat Sarah yang mulus dan seksi. Sesekali dia menepuk-nepuknya gemas.19598Please respect copyright.PENANAjy5e1ST7Y4
19598Please respect copyright.PENANAe05T52y0Oh
Plaak…! Plaaak…!19598Please respect copyright.PENANA16NZ1qbW7H
19598Please respect copyright.PENANAmhT6IwS0Qb
“Aahh…!” Desah Sarah manja.19598Please respect copyright.PENANAaMQ3uJCerV
19598Please respect copyright.PENANAAPVockXmHb
Kemudian Anton membenamkan wajahnya di selangkangan Sarah yang menungging. Dioralnya lagi sejenak memek sarah.19598Please respect copyright.PENANAu3w4PWB697
19598Please respect copyright.PENANAFVMjSWzYzX
“Sluurrp… slurrpp!” Suara decak lidah Anton.19598Please respect copyright.PENANAq03KU6lg7h
19598Please respect copyright.PENANA9NI1wJh6hC
“Mmhhh… Aaahhh…!” Sarah menggoyang-goyangkan pinggulnya manja.19598Please respect copyright.PENANAE1j5iQjp6z
19598Please respect copyright.PENANAr0cvTBHdbI
“Ayoo doong…. tusuk lagi toonn…!” pintanya tak sabar meskipun merasa nikmat dioral begitu. Ibarat rasa gatal yang harus digaruk, makin gatal makin nikmat ketika digaruk. Permainan lidah Anton membangkitkan sensasi ‘gatal’ di seluruh dinding rahim Sarah, batang keras Anton lah yang kemudian bertugas ‘menggaruk’nya. Setelah dirasa cukup, Anton segera menusukkan batangnya lagi, “Jleeb…!” dan mulai mengocoknya pelan. “Oohh… Iyaahh… Sayaangg…!” Sarah ikut memajumundurkan pantatnya mengiringi gerakan Anton.19598Please respect copyright.PENANAAQ8AtnMiYw
19598Please respect copyright.PENANASIAAgbAr3U
Namun sungguh tak disangka, baru saja Anton mulai mempercepat kocokannya pada vagina Sarah, gerakannya itu terinterupsi suara tangisan Doni dari ruang sebelah.19598Please respect copyright.PENANAng1TLsaKO1
19598Please respect copyright.PENANA9MHpmFjsCJ
“Shiit..!” Umpatnya dalam hati.19598Please respect copyright.PENANAKFFj7OgjPa
19598Please respect copyright.PENANAN6cqn0qo4k
“Duuhhh Ton, si Doni bangun…!” Keluh Sarah. Dia segera bangkit dan berlari menuju box bayi tempat ditidurkannya Doni tadi. Doni memang berada satu kamar dengan mereka, namun berbeda ruangan. Terang saja dia terbangun, barangkali terganggu suara berisik percintaan Mamanya dengan Anton.19598Please respect copyright.PENANAq8C2KdireS
19598Please respect copyright.PENANApKa76nCQsW
Anton tentu saja agak kecewa. Dia terduduk di ranjang sambil mengurut-urut pelan adik kecilnya menjaga supaya tetap tegang. Sarah kemudian muncul menggendong Doni yang menyusu padanya. Sarah yang sama sekali tidak mengenakan bajunya lagi menjadi pemandangan unik bagi Anton. Seorang wanita telanjang bulat menyusui anaknya.19598Please respect copyright.PENANAGB545dbmF6
19598Please respect copyright.PENANAS4Hs7Rf3G0
“Maaf ya Ton, sebentar, kayaknya tadi kita terlalu berisik sampe dia bangun…” Ucap Sarah. Anton mencoba tidak menampakkan wajah merengut. Biasanya mereka memang selalu berisik kalau bercinta. Apalagi ini pertama kali setelah setahun.19598Please respect copyright.PENANAOZEGOgiPqb
19598Please respect copyright.PENANAWuBzpFBqWe
“Ya iyalah say… lagian ternyata Doni di sebelah tooh…?” Sahut Anton.19598Please respect copyright.PENANAzrj6NOofqa
19598Please respect copyright.PENANAC25YcQeLQj
“Habis di mana lagi? Aku kan juga harus menjaga dia. Kalau dia di kamar lain trus aku ga dengar dia nangis kan repot juga…” Sahut Sarah duduk di sebelah Anton di ranjang. Anton mengecup pipinya mesra. Dia sadar posisi Sarah kini sudah berbeda. Kalau saja Doni sudah bisa berpikir saat itu tentu dia akan terkejut melihat Mamanya telanjang bulat bersama pria lain yang bukan Papanya di kamar. Hal ini juga tidak mengusik Sarah maupun Anton sama sekali. Dengan tenang Sarah menyusui Doni sambil telanjang bulat dengan Anton di sampingnya.19598Please respect copyright.PENANAeyOseG2e4h
19598Please respect copyright.PENANAH6kYTsbnOO
“Ini Oom Anton… TTM (Teman Tapi Mesra) Mama loh… Kamu nakal ya gangguin Oom ngentot Mama. Kasihan tuh Oom nahan konak…! Hi hi hi…” Gila, Sarah malah mengajak bicara bayinya dengan bahasa cabul seperti itu dan menganggapnya lucu. Anton tertegun untuk sesaat, tapi kemudian ikut menimpali, “Duuh enaknya nyusu, gantian doong Don…”19598Please respect copyright.PENANAvBuEzKB9OT
19598Please respect copyright.PENANADJqpVuaVHD
Sarah cekikikan mendengarnya, “Kan susuku ada dua, boleh nih nyusu bareng kalo mau…?” Ujarnya. Tak perlu disuruh 2 kali Anton langsung meraih payudara Sarah. “Oh iya nih satunya nganggur… boleh ya Don bagi-bagi sama Oom…?”19598Please respect copyright.PENANAqp48SiR4bS
19598Please respect copyright.PENANAwVftESybSh
Benar-benar gila 2 manusia ini, entah bagaimana nanti perkembangan mental dan moral Doni nanti. Saat kecil saja sudah disuguhi tontonan Mamanya berselingkuh. Anton mengenyot-ngenyot puting Sarah dengan rakus. Sarah pun menggelinjang kegelian… “Iihh nafsu amat sih… kayak si Doni ini loh kalem!” Candanya.19598Please respect copyright.PENANAapuPEzcQ6h
19598Please respect copyright.PENANAFjszxAFoLP
Benar-benar pemandangan yang ganjil. Seorang ibu muda menyusui 2 laki-laki sekaligus. Bedanya, yang satu masih bayi dan satunya lagi pria dewasa yang bukan Papa si bayi. Tapi nampaknya hal itu sama sekali tidak mengusik Sarah maupun Anton. Bahkan ada sensasi tersendiri dalam adegan tersebut yang menambah panas hubungan gelap mereka. Tentu saja Anton tidak benar-benar menghisap air susu Sarah. Dia hanya mempermainkan payudara dan putingnya untuk merangsang Sarah.19598Please respect copyright.PENANAy6nUZraNO2
19598Please respect copyright.PENANAOgqXJY1hew
“Uuhh Ton… Nakal kamu…!” Desah Sarah geli sekaligus nikmat, tanpa peduli dengan Doni yang masih dalam gendongannya. Bahkan kemudian terbesit dalam benaknya untuk melanjutkan persetubuhan.19598Please respect copyright.PENANAIcrflK0Xoz
19598Please respect copyright.PENANAnwsJVM05Lx
“Ton… baring dong…?” Pintanya.19598Please respect copyright.PENANAyME5NAFsxi
19598Please respect copyright.PENANAKt5fvQ183q
“Hah?” Jawab Anton heran.19598Please respect copyright.PENANABVN5Usb1j2
19598Please respect copyright.PENANA0dLL7R3HoO
“Iyaah… Baring…!” Sarah mendorong tubuh Anton.19598Please respect copyright.PENANA1BD8eqVX34
19598Please respect copyright.PENANAwW3Kk0EtWw
“Aku mau ditusuk lagi…!” Ucap Sarah lagi.19598Please respect copyright.PENANATi0b1K7wLm
19598Please respect copyright.PENANANigbgRQgbI
“Haah, Doni gimana…?” Tanya Anton sambil berbaring.19598Please respect copyright.PENANA58qtvfJ5jS
19598Please respect copyright.PENANA7rUY6U4vnE
“Gapapa, dia anteng ini… Aku naikin kamu biar bisa gendong dia, kamu yang goyang yaah?” Jelas Sarah sambil menaiki tubuh Anton. Gila sekali dia minta disetubuhi sementara masih menggendong bayinya. Anton diam tak berkata, dia manut saja mengacungkan batangnya ke atas, sementara Sarah mendudukinya hingga menancap di memeknya.19598Please respect copyright.PENANANttE955VBn
19598Please respect copyright.PENANAQ3yJx7GlXU
“Aaahh…” Desahnya.19598Please respect copyright.PENANAPglFqo4lxL
19598Please respect copyright.PENANAD33rSC8eYV
“Kamu yakin…?” Tanya Anton.19598Please respect copyright.PENANAS1SCwBdmxD
19598Please respect copyright.PENANAdZgZBWlEb7
“Kita coba…!” Jawab Sarah.19598Please respect copyright.PENANAkAmPUJibXO
19598Please respect copyright.PENANAzTOTX2N3Yc
“Ayo Toon…” pintanya sambil dia sendiri mulai menggoyang pinggulnya pelan.19598Please respect copyright.PENANADRAh4stxDo
19598Please respect copyright.PENANAwlK3QuEAqL
Anton pun tidak berkata lagi, Dia sendiri juga tidak ingin terlalu lama menunggu untuk menyetubuhi Sarah lagi. Dia mulai mengocok memek Sarah dengan menaik turunkan pantatnya. Mulanya pelan, tapi dengan pasti mempercepat iramanya sedikit demi sedikit sementara Sarah sendiri mengatur posisi Doni di gendongannya supaya tidak terlalu terngganggu. “Ouuww.. yeesshh…” Keduanya mulai mendesah.19598Please respect copyright.PENANAVO7Xvy8UA2
19598Please respect copyright.PENANAecl8KA9slA
Seiring dengan kocokan Anton yang makin cepat, tubuh Sarah makin terguncang-guncang. “Aaahhh Toonn…” Susah bagi dia menjaga Doni supaya tidak ikut terguncang-guncang. Dia takut Doni menangis lagi apalagi malah muntah. Tapi di luar dugaan, Doni yang tidak menyusu lagi malah terlihat tertawa-tawa kegirangan ketika tubuhnya ikut terguncang-guncang ke atas dan ke bawah. Papanya Doni, Heru memang sering memainkannya begitu ketika menggendongnya. Heru sering mengangkat Doni tinggi-tinggi bahkan dilambung-lambungkannya tubuh Doni. Doni sangat senang diperlakukan begitu. Bahkan kadang kalau menangis bukan karena lapar, seringkali hal itu yang dapat menghentikan tangisannya.19598Please respect copyright.PENANAPE1ANcqoMe
19598Please respect copyright.PENANA1JTPpYmoFg
“Sayaang… Aahh… Kamu kesenengan yaaah…! Kayak main sama Papaaah…?”19598Please respect copyright.PENANA9IayzQtpe0
19598Please respect copyright.PENANAVCL4sVhmgO
“Samaa dong…, Mamaah juga enak nih kayak main sama Papa juga… aaahh!”19598Please respect copyright.PENANAoLhlHQhQkk
19598Please respect copyright.PENANAXwEBNjWLMW
Edan! Sarah mengajak bicara bayinya sambil mendesah-desah keenakan karena Anton juga tidak memperlambat irama kocokannya. Sarah kemudian mengangkat Doni dengan kedua tangannya, “Iyaaakkhh… terbaangg…” Seperti mengajaknya bermain. Tentu saja dengan tubuhnya terus bergoncang dihajar Anton tanpa ampun dari bawah. “Aahhh gilaah Ton… Nikmaatt!!” Jerit Sarah penuh kepuasan. Ini benar-benar sensasi baru dalam bercinta. Serta merta dia mengalami orgasme pertamanya sambil menggendong bayinya.19598Please respect copyright.PENANAxUefddbbQV
19598Please respect copyright.PENANAEXbw0qAbQl
“Seerrr… Craatt…” Cairan cinta Sarah mengalir dengan deras, membasahi batang Anton. Anton memperlambat kocokan, dirasakannya cairan cinta Sarah yang muncrat menyelimuti seluruh permukaan batangnya. Sarah memeluk erat Doni sambil memejamkan matanya saat menyemprotkan cairannya sampai tetes terakhir. “Aaa… aaa… aahhh…” Desahnya panjang. “Nikmaat Toon… Gilaa Tooon…” Kemudian dikecupinya pipi Doni, “Kamu juga seneng kan sayaang…? Mama juga enaak loh… Anak pintar… nggak rewel ya… Mama mau ronde kedua sama Oom Anton, kamu boboan saja yaah?” bisik Sarah padanya.19598Please respect copyright.PENANAZsW9i67HUz
19598Please respect copyright.PENANA0bdqeal6l0
“Boboan di sini aja bareng Mama sama Oom…” Sarah membaringkan Doni di samping Anton yang diam saja melihat kelakuan ibu muda itu. Tapi baru saja Sarah hendak melepaskan tangannya dari Doni, bayinya itu langsung rewel lagi. Agaknya dia ingin tetap digendong Mamanya. Biasanya kalau baru bangun tidur memang musti disusui dan ditimang-timang. Jelas tak mungkin Doni bisa segera tidur lagi. Disuruh boboan saja juga jelas tidak betah. Dia seperti menuntut haknya sebagai bayi pada Sarah, Mamanya. “Gendong…! Gendong…!” Kalau bisa bicara mungkin itu yang sedang hendak dikatakannya.19598Please respect copyright.PENANAv7Gf728hlO
19598Please respect copyright.PENANAvhPuLtvIA4
“Tuuhh sayaang, kok rewel…?” Sarah meraih Doni, diangkatnya lagi dalam gendongannya.19598Please respect copyright.PENANAlX7pz1gv4L
19598Please respect copyright.PENANATBX1w0lPbJ
“Iya… iya… main terbang lagi yaah?” Sarah mencoba menenangkan bayinya itu.19598Please respect copyright.PENANAmVIimd1L4q
19598Please respect copyright.PENANAEWhWbseO8r
“Yaah, Oom kan pingin doggy sama mama kamu… Tadi mau doggy gak jadi gara-gara kamu bangun…” Celetuk Anton nakal.19598Please respect copyright.PENANAaNupIB5ICz
19598Please respect copyright.PENANAaflvExwjVC
“Huussh kamu ini…” Ujar Sarah sambil tertawa geli. Kedua pasangan gelap ini memang seperti sudah gila. Doni yang masih bayi malah dikenalkan pada istilah-istilah persetubuhan.19598Please respect copyright.PENANAnOEV8Wnbgn
19598Please respect copyright.PENANAXL0Ld1fz0a
“Oom ngentotin Mama dulu yaa, kamu bobo lagi dong?” Anton malah semakin menjadi. Sarah dan Anton sama-sama geli dengan tingkah mereka sendiri itu.19598Please respect copyright.PENANAKz7LtdQ4x2
19598Please respect copyright.PENANAVnNxR6PAB9
“Kita doggy sambil berdiri Ton… Supaya aku bisa sambil nggendong Doni.”19598Please respect copyright.PENANAKFwzt2W2Ph
19598Please respect copyright.PENANACIZXrTWlyL
“Waah gimana tuh…”19598Please respect copyright.PENANARdM4YXzd2D
19598Please respect copyright.PENANAe1V7dW0bNw
“Ga tau, kita coba dulu…?”19598Please respect copyright.PENANAkKrvaoWkBH
19598Please respect copyright.PENANAdySuk6QkGz
“Gimana kalo aku yang gendong? Kamu kan nungging, pasti susah…”19598Please respect copyright.PENANA1glR05klzq
19598Please respect copyright.PENANApTDde4hDj2
“Mmm coba deh, dia rewel nggak sama kamu…?” Sarah menyerahkan Doni pada Anton. Anton mulai menimang-nimang Doni. “Anak manis… anak cakep… Tau aja mamanya dientotin orang jadi rewel… Heh he he…!”19598Please respect copyright.PENANA9quI2Xf3RX
19598Please respect copyright.PENANAXpzFfQiPMW
“Iih kamu inii…” Sarah mencubit tangan Anton.19598Please respect copyright.PENANAjaslMzh4yg
19598Please respect copyright.PENANAYFVgVukyPb
“Aduuhhh… awas ya, nanti kubalas kugelitikin memekmu habis-habisan sampe kamu minta ampun…!”Ledek Anton.19598Please respect copyright.PENANAdCxkGiw7um
19598Please respect copyright.PENANA1ram2aY9GX
Ternyata Doni tak mau tenang. Anton memang asing baginya, dia ribut minta segera kembali ke pelukan Mamanya. Dengan sigap Sarah pun segera mengambil kembali Doni dari gendongan Anton. “Iyaa… sini sayang sama Mama…” Ajaknya. Doni pun mulai tenang lagi.19598Please respect copyright.PENANAvusYQ0cLSY
19598Please respect copyright.PENANACIcO6HZoWm
Anton kemudian memeluk Sarah dari belakang. Diciuminya tengkuk Sarah, tangannya mengusap-usap pinggul Sarah yang diam saja sambil terpejam menghayati.19598Please respect copyright.PENANAtMShspN9sA
19598Please respect copyright.PENANALxlH50m45Y
“Coba membungkuk dikit aja sayang…” pinta Anton kemudian. Dia membimbing Sarah menghadap dinding supaya satu tangannya bisa bertumpu di situ. Sarah pun mencoba, tangan kirinya menggendong Doni, sementara tangan kanannya bertumpu pada dinding, dia membungkuk sedikit, menyodorkan pantatnya ke belakang dan melebarkan kakinya. Anton mengambil posisi di belakangnya, mengelus memek Sarah kemudian mulai mengarahkan batangnya.19598Please respect copyright.PENANADFTjDxD2KS
Akan tetapi sungguh di luar dugaan. Lagi-lagi datang gangguan kedua.19598Please respect copyright.PENANAViktM3XUWw
19598Please respect copyright.PENANAK6ZxJAEipj
Belum sempat Anton menusukkan batangnya itu, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara ketukan di pintu kamar itu.19598Please respect copyright.PENANAFQ3TBBFQ3u
19598Please respect copyright.PENANAWgx2rrDkXG
“Tok… tok… tok…!”19598Please respect copyright.PENANArFfrbG9akV
19598Please respect copyright.PENANAu57P8pn1yx
Bagai disambar geledek mereka mendengarnya. Baik Sarah maupun Anton sama-sama terdiam seribu bahasa.19598Please respect copyright.PENANARjD9A5SaL1
19598Please respect copyright.PENANAQGsJyCBRzR
“Tok… tok… tok…!”19598Please respect copyright.PENANAyroh8WuCxI
19598Please respect copyright.PENANAwZxcrt4qR0
“Shiiit!!” Sarah mengumpat dalam hati. Apakah suaminya pulang sesiang ini, batinnya khawatir. Jantungnya berdegup kencang.19598Please respect copyright.PENANAmim6NHuTNs