23115Please respect copyright.PENANACRG20X0XOO
Sarah terlihat gelisah. Waktu hampir menunjukkan jam 11 siang, belum sejam yang lalu dia menidurkan Doni, kini dia menunggu-nunggu Anton di ruang tamu. Dibuka-bukanya halaman majalah, walaupun tidak benar-benar membacanya. Anton memang berjanji untuk datang hari ini. Walau bukan Sarah yang meminta, tapi ternyata Sarah kini menunggunya seolah tak sabar.23115Please respect copyright.PENANArmjSwnJAXt
23115Please respect copyright.PENANAGQanMyRa3G
Perasaan Sarah tak begitu tenang seperti biasanya. Sebelumnya hubungan gelap dengan Anton mengalir begitu saja. Tapi kini ada semacam rasa ‘grogi’ dalam hatinya. Mungkin karena sudah sekian lama dia dan Anton tak berhubungan. Bagaimanapun, Sarah merasa konyol sendiri dengan perasaan groginya saat itu.23115Please respect copyright.PENANA5UeRPpdoBX
23115Please respect copyright.PENANAqxlj7zwqTL
Barulah setengah jam kemudian didengarnya suara mobil Anton. Sarah bergegas membereskan majalahnya. Tanpa bangkit dari kursinya ditunggunya Anton muncul. Wajahnya menunjukkan raut merajuk. Moodnya sudah agak berkurang saat itu. Saat Anton menampakkan wajahnya, dia tersenyum lebar melihat Sarah yang sudah kelihatan menunggunya di ruang tamu.23115Please respect copyright.PENANAtYE30Tx1IB
23115Please respect copyright.PENANA17Bei90zWJ
“Kemana aja sih Ton, jam segini baru datang…?” Sarah langsung bertanya ketus.23115Please respect copyright.PENANAnjyMaxMgck
23115Please respect copyright.PENANAykIvubifS3
“Loh, kok merengut, kayak akunya yang telat aja… Padahal aku kan ga bilang mau datang jam berapa, jadi ga telat dong! He he he…” Anton malah menjawab santai. Dia segera duduk di samping Sarah, meraih tangannya dan mengecupnya. Sarah membiarkan saja Anton melakukan itu. Tangan Anton beralih membelai pipi Sarah, menyibak rambut yang terurai menutupi telinganya.23115Please respect copyright.PENANApEfZsILFas
23115Please respect copyright.PENANAWGX0iF9SpQ
“Maaf ya say, sebenarnya aku ketahan di kampus tadi sama dosen pembimbingku.” Anton beralasan. Dia mendekatkan wajahnya dan mulai mengecupi pipi Sarah. Sebagai playboy tulen, dia memang pintar menciptakan suasana romantis. Sarah diam saja, dia menghirup wangi parfum Anton yang tidak terlalu tajam. Dia suka itu. Moodnya pun mulai datang. Sambil menciumi pipinya, Anton juga memuji wangi parfum yang dipakai Sarah.23115Please respect copyright.PENANAxXxRfiN68V
23115Please respect copyright.PENANATMDgWnyJAO
“Aku suka wangimu sayang…” bisik Anton di telinganya.23115Please respect copyright.PENANAxhyFmS4AxV
23115Please respect copyright.PENANA3Qhp6AbL7T
Sarah menghela napas pelan, dia memundurkan kepalanya supaya bisa berhadapan wajah dengan Anton. Tapi Anton malah beralih mulai mengecupi bibirnya pelan-pelan. Sarah menyambut dan menikmatinya. Anton berhasil mengembalikan mood Sarah dengan mengecupi bibirnya beberapa kali secara putus-putus dan tidak langsung melumatnya.23115Please respect copyright.PENANA4UVz63CYdr
23115Please respect copyright.PENANAwUD8YAdgpP
Sejenak kemudian Sarah menghentikan kecupan-kecupan Anton. Dilepaskannya tangan Anton dari kepalanya dan digenggamnya.23115Please respect copyright.PENANAAYoU7S6UbR
23115Please respect copyright.PENANAq1v3KgtLjo
“Kamu tahu ini jam berapa? Sebentar lagi Tejo pulang sekolah…” Matanya mulai sendu. ditatapnya dengan mata Anton. Nafsunya mulai meluap. Jantungnya berdegup kencang. Dia baru sadar betapa dia merindukan sentuhan Anton setelah sekian lama ini. Anton terdiam sejenak pada awalnya sambil balik menatap mata Sarah. Dia pun sangat merindukan memetik kenikmatan dari wanitanya yang satu ini. Sarah memang teramat istimewa baginya dibanding pacar-pacarnya selama ini.23115Please respect copyright.PENANAcdhbEnvTHn
23115Please respect copyright.PENANAKaKbT7EDH1
“Tejo balik jam 1 kan? Kita punya waktu sejam lebih…” Anton mengira-ngira.23115Please respect copyright.PENANA4JdWxPYfm2
23115Please respect copyright.PENANA8ExV6ZqMJY
“Aku ingin puas Ton…” Sarah tidak malu-malu lagi menunjukkan birahinya secara vulgar di hadapan Anton. Bibir tipisnya yang mengucap itu terlihat seksi sekali di mata Anton. Tanpa menjawab, Anton mulai mengecupi lagi bibir itu. Kali ini diakhiri dengan lumatan yang cukup panjang. Sarah melenguh pelan sambil menyambut lumatan bibir Anton. Mereka pun berpelukan sambil saling melumat bibir. Dengan lihai Anton memainkan lidahnya di dalam mulut Sarah. Sarah membalasnya dengan melumat lidah Anton. Lidah mereka pun saling berpagutan hingga terdengar berdecakan.23115Please respect copyright.PENANAfLveXTxagn
23115Please respect copyright.PENANAGKdJVOEwjd
Tiba-tiba Anton menghentikan pagutannya dan mengangkat tubuh Sarah dalam gendongannya.23115Please respect copyright.PENANA7PBftnNx2z
23115Please respect copyright.PENANAH6W5X5lccO
“Kyaa..!!” Sarah yang terkejut menjerit kecil. Wajahnya memerah tersadar bahwa mereka berdua masih berada di ruang tamu. Anton membawa tubuhnya menuju kamar sambil sesekali mengecup bibir Sarah yang merekah. Mata mereka saling bertatapan, bagai orang buta yang sudah hafal jalan, Anton membopong Sarah menuju kamar dengan lancar tanpa melepaskan tatapannya dari mata Sarah.23115Please respect copyright.PENANAASJpSlw8Of
23115Please respect copyright.PENANAZWSEW1Qr4G
Di dalam kamar Anton menghempaskan tubuh Sarah di atas ranjang. Sarah kembali menjerit kecil, tubuhnya terpental pelan di atas spring bed yang berdaya pegas tinggi itu. Dia menunggu berbaring pasrah di situ sementara Anton mengunci pintu kamar. Setelah mengunci pintu Anton berbalik menatap Sarah yang berbaring pasrah di atas ranjang menantinya. Gemas sekali dirinya melihat pemandangan itu. Baginya, itulah pemandangan terindah. Wanita cantik berbaring di ranjang, menatap pasrah, siap diterkam kapan saja olehnya. Sesungguhnya pemandangan itu sangat sering dia jumpai sebagai pendekar kelamin yang sudah malang melintang di rimba persilatan playboy. Tapi tak pernah bosan dia memandangnya. Apalagi kini pemandangan itu adalah Sarah yang sudah setahun lamanya lepas dari pelukannya.23115Please respect copyright.PENANAe1pL3kVXIg
23115Please respect copyright.PENANAUUxft7IMk0
Sarah yang gemas melihat Anton memandanginya saja hendak bangkit menariknya ke atas ranjang. Namun tangan Anton dengan sigap menahan tubuhnya dan membaringkannya lagi. Sarah seperti tidak berdaya diperlakukan begitu oleh Anton. Dia diam saja terlentang di atas ranjang, sementara tangan Anton yang menahan pundaknya mulai beralih membelai-belai kedua pipinya. Anton mengecup bibirnya lagi pelan dan lembut, sebelum tangannya kembali beralih ke pundaknya dan meraih tali dasternya. Anton mengurai simpulnya dan perlahan tapi pasti mulai menarik tali daster itu ke bawah melolosinya dari tubuh Sarah. Daster semacam itu biasa dipakai Sarah. Sangat longgar sehingga bisa dilolosi dengan sekali lorot ke bawah. Sarah terdiam, tangannya mengincup ke samping tubuhnya supaya Anton mudah melorotkan dasternya itu dari tubuhnya. Tubuh putih Sarah pun mulai terkuak pelan-pelan mulai dari atas ke bawah. Anton sangat menikmati proses pelorotan daster itu. Dia melakukannya pelan karna memang posisi Sarah yang berbaring di kasur sehingga cukup menghambat. Tapi pada dasarnya Anton memang suka melakukannya dengan pelan. Sarah merasakan darahnya berdesir nikmat dalam tubuhnya. Dia sendiri juga menikmati gesekan dasternya juga angin AC yang menerpa kulitnya yang sedikit-demi sedikit mulai terbuka dari atas sampai bawah hingga polos. Sarah merasa seksi sekali dalam posisi itu.23115Please respect copyright.PENANAxV7MQFWMxk
23115Please respect copyright.PENANAi6KqhdUqpt
Seperti biasa, Sarah sudah tidak mengenakan apapun di dalam dasternya itu sehingga tubuhnya langsung polos tanpa sehelai benang pun. Setelah meloloskan daster Sarah dari kaki jenjangnya dan melemparkannya ke pojok kamar, Anton merayapi tubuh Sarah dengan kedua tangannya. Mulai dari ujung kaki, tangannya mengelus lembut kulit telanjang Sarah melewati paha, perut, payudara, hingga berhenti di leher, sambil tubuhnya mulai naik di atas ranjang mengangkangi tubuh Sarah.23115Please respect copyright.PENANAWsV9URh04P
23115Please respect copyright.PENANAKKDT9IhtoI
“Kamu makin cantik sayang… Aku kangen sekali…” Rayu Anton sambil membelai-belai leher dan dagu Sarah. Matanya menatap Sarah tajam. Seakan terhipnotis menyambut tatapannya sarah menjawab, “Kalau begitu tunggu apa lagi Ton, Ayo…” Tangannya meraih kepala Anton. Keduanya mulai berpagutan mesra lagi. Anton juga memagut leher Sarah yangs ensitif. “Mmmhh… Aah…” Sarah melenguh-lenguh manja. Merdu sekali kedengarannya di telinga Anton. Anton kemudian menghentikan pagutannya, kedua tangannya beralih menggenggam kedua payudara Sarah. Payudara yang lebih besar dan montok dari sebelumnya terasa pas sekali di tangan Anton. Sambil mengelusnya pelan kedua mata mereka bertemu lagi. Tiba-tiba Anton meremas kedua payudara itu pelan tapi cukup kencang seakan gemas.23115Please respect copyright.PENANAe8MGH1lNmC
23115Please respect copyright.PENANAlYpHy3jzYz
“Ouuuhhh…!” Sarah mendesah nikmat.23115Please respect copyright.PENANAWdsXwKxig4
23115Please respect copyright.PENANABa9xdfMI2w
Anton melakukannya sambil terus menatap wajah Sarah. Dia suka melihat perubahan raut wajah Sarah ketika payudaranya diremas. Menggemaskan sekali. Beberapa kali Anton mengulangnya, melonggarkan genggamannya, meremasnya lagi, sambil sesekali memelintir puting susunya. “Uuhh… Toon…” bisik Sarah lirih, wajahnya makin sayu saja dibuatnya. Anton yang gemas segera melancarkan kecupan bertubi-tubi ke wajah Sarah sebelum kemudian beralih ke payudara yang sejak tadi diremasnya. Mula-mula Anton meremasi lagi kedua payudara itu sambil menatap mengagumi keindahannya. Kulitnya sangat putih dan lembut, putingnya yang mungil mengacung mirip penghapus pensil menempel tepat di tengah puncaknya makin menyempurnakan keindahan gunung kembar tersebut. Tak tahan lama-lama meremas dan memelintirnya, mulut Anton pun mulai beraksi. Dicucupnya bergantian kedua puting itu. Sambil sesekali gigi serinya menggigit-gigit kecil. Tubuh Sarah menggelinjang dibuatnya. “Aahhh…! Geli Ton…” Desahnya manja. Dipandanginya Anton yang sedang asik dengan payudaranya. Tangannya membelai-belai mesra rambut Anton, seperti seorang ibu pada anaknya.23115Please respect copyright.PENANAoIBq7PlBUo
23115Please respect copyright.PENANAAcq7eNhXt7
Anton makin nyaman menikmati suguhan kedua payudara indah itu. Bervariasi dia mempermainkannya. Kadang menjilati kulit dan putingnya, kadang menggigit dan menarik putingnya dengan mulutnya, kadang mengenyotnya seperti bayi yang menyusui. Payudara Sarah yang makin besar dan kencang membuat Anton sedikit berlama-lama menikmatinya lebih daripada biasanya. Bahkan tidak terasa makin kasar saja mulutnya melumat payudara itu saking gemasnya. Sarah sendiri senang dan bangga dibuatnya.23115Please respect copyright.PENANA38fu7l0aFY
23115Please respect copyright.PENANAOhajAsGo5A
“Aahh.. Duuh, Ton… pelan dong, ga bakal habis kok…” ucap Sarah menggoda.23115Please respect copyright.PENANA3zxqMfhKPM
23115Please respect copyright.PENANACXcPXippIy
“Sayang, Kamu benar-benar pintar merawat tubuh dan kulitmu… Sumpah, aku benar-benar nggak nyangka, setelah hamil kamu bukan saja menjaga tubuh supaya tetap menarik tapi malah membuatnya lebih menarik! Lebih seksi!” Anton memuji-muji Sarah. Bukan menggombal tapi memang begitulah kenyataannya, dan itulah kelebihan Sarah. Sarah pun tersenyum manis, mukanya memerah. Tangan Anton mulai turun ke selangkangan Sarah. Dia membelai-belai bulu halus di sekitar kemaluan Sarah dan kemudian mulai menyusup di selangkangan itu dan mengelus permukaan vaginanya. Sarah segera melebarkan pahanya, memberi kemudahan akses bagi tangan Anton. Dengan lampu hijau itu Anton langsung tancap, kedua jari tengah dan manisnya segera menyeruak ke dalam vagina Sarah dan mengobelnya.23115Please respect copyright.PENANA38kmcHPlVW
23115Please respect copyright.PENANAkMusCQ7QW1
“Ooouhh…” Seketika Sarah memejamkan matanya dan mendesah panjang.23115Please respect copyright.PENANADlLvaUvldW
23115Please respect copyright.PENANA45bLbJEEAy
Anton tidak berlama-lama, segera dia beringsut turun hendak mengoral vagina itu. Dipandangnya sebentar bibir vagina yang merekah itu, dihiasi bulu-bulu tipis di sekitarnya. Tangannya membelai-belai lagi, kemudian masuk dan membukanya. Dicarinya kelentit Sarah untuk dicucupnya. Sarah membantu menekan bagian samping vaginanya dari atas dengan 2 jari. Vaginanya terkuak memunculkan kelentit yang sudah mulai mengeras. Anton langsung memijit-mijit dan membalai kelentit itu. Jarinya menusuk ke dalam vagina yang mulai basah itu dan mengeluarkannya sambil membelai kelentit itu. Sesekali dia menggesek-geseknya dengan kencang membuat Sarah makin menggelinjang. Anton pun memulai mengoral vagina Sarah. Dicucupnya kelentit Sarah, dijilat-jilati sambil sesekali menggigit kecil. Bibirnya makin liar menyeruak masuk liang vagina Sarah. Ditarik-tariknya labia Sarah dengan giginya, begitu juga kelentitnya. Sambil menggigitnya, digoyang-goyangkannya ke kiri dan ke kanan. Sarah benar-benar merasa dimanjakan dengan perlakuan Anton ini. Heru yang suaminya sendiri tidak pernah seliar ini dalam mempermainkan vaginanya. Tubuhnya menggelinjang-gelinjang. Kadang matanya menatap nanar memperhatikan bagaimana Anton mengoral vaginanya, tapi lebih sering ia memejamkan matanya rapat sambil mendongakkan kepala.23115Please respect copyright.PENANAKDu4w2AeuT
23115Please respect copyright.PENANAnMgveWKewu
“Ouuuh… Ton… uuhh.. pintar kamu…!” Desahnya berulang-ulang. Tangannya menekan kepala Anton seakan hendak membenamkannya ke dalam liangnya yang makin membanjir itu. Anton makin bersemangat mencucupi vagina Sarah. Lendir yang membanjiri liang itu tidak menahannya, justru dijilati dan dihirupnya dalam-dalam seperti anak kecil yang sedang menikmati es krim.23115Please respect copyright.PENANAqFPGgR7k2S
23115Please respect copyright.PENANAgggngzDLrM
“Ton, buka dong… Cepetan…!” Sarah menarik tubuh Anton yang masih mengenakan baju lengkapnya. Begitulah Anton jika bercinta. Dia suka langsung menelanjangi wanitanya hingga polos tanpa sehelai benangpun, sementara dirinya sendiri berlama-lama dalam menanggalkan bajunya sendiri. Sarah menarik baju Anton, dan tangannya mengarah ke selangkangan Anton.23115Please respect copyright.PENANABGUQzzjc29
23115Please respect copyright.PENANAM5sfjvigAJ
“Udah kangen ya sama adik kecilku?” Goda Anton sambil mulai bangkit.23115Please respect copyright.PENANA8nnITZBoSM
23115Please respect copyright.PENANAWneHUkcHQu
“Iya nih, dari tadi aku sudah bugil sendiri, ayo cepet kamu juga buka bajunya…” jawab Sarah manja.23115Please respect copyright.PENANAS60925MhUy
23115Please respect copyright.PENANAZBgxROUlWm
Anton pun menanggalkan seluruh bajunya hingga bugil total. Sarah memandang takjub tubuh Anton yang atletis itu. Penis Anton yang berukuran 15 cm itu sudah menegang keras dari tadi. Sarah memekik dalam hati seperti anak kecil yang diberi mainan ketika Anton mengacungkan batang penisnya kepadanya. Segera diraih dan digenggamnya dengan gemas batang itu.23115Please respect copyright.PENANAtoC8deFMCJ
23115Please respect copyright.PENANAPnv45Driks
“Nah… lega kan? Dari tadi dikurung terus kan kasihan… sempit kan sayaang…?” Seperti biasa Sarah berkata-kata sendiri seperti mengajak bicara batang penis itu. Anton sangat senang dengan kelakuan Sarah yang satu ini.23115Please respect copyright.PENANAEGfQnMa8eh
23115Please respect copyright.PENANAWQEgAg53w1
“Kamu ini tega banget sama adik kecilmu ini… dari tadi dia pasti tersiksa kesempitan…” Ujar Sarah lagi, kali ini pada Anton berlagak seperti memarahinya.23115Please respect copyright.PENANAVzj9gBLhZA
23115Please respect copyright.PENANAkg01PT9jQv
“Ya… sekarang kan udah kubebasin, dari tadi memang sudah berontak terus di balik celanaku. Hi hi hi… Sekarang kamu manjain dong sayang.” Jawab Anton sambil membelai rambut Sarah. Tak perlu diminta 2 kali, Sarah mulai menciumi penis itu Anton. Dikecupnya berkali-kali kepala penis yang mirip jamur berwarna merah muda itu. Sebelum mulai mengulum seluruh batang itu, terlebih dulu ia jilati seluruh batang keras berurat itu sambil tangannya mengurut maju mundur dengan pelan.23115Please respect copyright.PENANASjbhFnWbPJ
23115Please respect copyright.PENANAtyaQt9pUK1
“Oohh… yess..” Anton merem melek keenakan.23115Please respect copyright.PENANAzE7NcaDZo0
Sarah mengulum kepala penis terlebih dahulu, diemut-emutnya seperti permen sementara tangannya tetap mengocok pelan batang penis itu. “Oohh Saraahh…” Anton terus mengerang keenakan. Kedua tangannya yang penasaran menyibak rambut Sarah ke balik telinga, kemudian didorongnya pelan kepala Sarah supaya menelan semua batang penisnya. Sarah tidak melawan, sedikit demi sedikit batang penis itu pun masuk ke dalam mulut Sarah hingga penuh. Kemudian Anton melonggarkan cengkeramannya pada kepala Sarah supaya dia bisa leluasa mengatur ritme kulumannya sendiri. Sarah kemudian mulai memajumundurkan kepalanya hingga mulutnya mengocok seluruh batang penis Anton. Rambut Sarah yang mulai jatuh menutupi wajah disibakkan lagi oleh Anton hingga dia bisa melihat bibir Sarah yang mengulum penisnya. “Uuhh… nikmatnya sayaang…” desahnya.23115Please respect copyright.PENANAlABMlUc3Bs
23115Please respect copyright.PENANAqQCvPaWEM0
Sarah mendongakkan kepalanya ke atas. Sambil tetap mengulum mereka pun bertatapan mesra. Anton membelai-belai pipi dan rambut Sarah lembut. Kemudian Sarah melepaskan batangnya, lidahnya menyapu dari bawah batang Anton mulai dari pangkal hingga ujungnya. Begitu sampai di ujung, “haaapp…” segera dilahap dan dikulum kepala penis Anton dengan rakus. Kemudian Sarah mengeluar-masukkannya dengan cepat sementara mulutnya mengatup rapat sehingga tiap kepala penis itu keluar dari mulutnya terdengar bunyi, “poop!” Sarah mengulangi lagi adegan itu, dia sapu bagian bawah batang dari pangkal lagi, mengulum kepala penis kemudian mengeluarmasukkannya dari mulutnya. “Poop… poop.. poop…!” Beberapa kali Sarah melakukan itu sambil sesekali bertatapan wajah dengan Anton seperti memamerkan kebolehannya memanjakan penis Anton. Kadang Sarah memasukkan seluruh batang penis Anton kemudian dengan seperti menggigit ditariknya keluar lagi sehingga batang Anton bergesekan dengan gigi seri Sarah. Anton menggelinjang ketika gigi Sarah menggesek kepala penisnya. Geli, ngilu, sekaligus nikmat sekali dia rasakan. “Auuuhhh…!”23115Please respect copyright.PENANAfqHWjn1a3N
23115Please respect copyright.PENANAJ8P7tNNJre
Diangkatnya kepala Sarah dan dikecupi bibir tipis Sarah yang telah memanjakan ‘adik kecil’nya dengan baik sekali. “Kamu makin pintar sayaang…” dikecupinya bertubi-tubi kemudian dilumatnya bibir Sarah yang menggemaskan itu. Belum sempat Sarah membalas lumatannya, Anton sudah mendorong kembali kepala Sarah ke bawah. Anton menggenggam batangnya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memegangi tengkuk Sarah. Anton kemudian menyodokkan batangnya masuk ke mulut Sarah. Untuk beberapa saat dia mengendalikan kepala Sarah mengeluarmasukkan batang penisnya seperti melakukan felatio. Hal itu terlihat seperti kasar, bahkan seperti pemaksaan, tapi sebenarnya Anton melakukannya dengan lembut, dan Sarah pun sama sekali tidak melawan. Dibiarkannya Anton melakukan itu selama beberapa saat. Sampai akhirnya dia melepaskan tangannya dan menyerahkan kendali sepenuhnya kepada Sarah lagi. “Muuahh…” Sarah mengeluarkan batang Anton dari mulutnya dan menarik napas panjang. Kemudian dia mulai mengecupi lagi batang itu sambil tersenyum menatap Anton.23115Please respect copyright.PENANABzX9PcAw5L
23115Please respect copyright.PENANAEwhJzQoPnk
“Keenakan nih…? Awas ya keluar duluan…” Godanya.23115Please respect copyright.PENANAvIrBLMQUep
23115Please respect copyright.PENANAitSE5w6fSv
Anton meringis. Tadi beberapa kali memang rasanya seperti sudah di ujung spermanya hendak memuncrat. Tapi seperti sudah kompak, baik Sarah maupun Anton sendiri saling menjaga supaya hal itu tidak terjadi.23115Please respect copyright.PENANA4gsFrQ15eW
23115Please respect copyright.PENANAzK4Tgb090f
Poop… pop… poop…! Sarah melanjutkan mengulum dengan cepat sehingga suara khas itu terdengar nyaring lagi.23115Please respect copyright.PENANAvjh8gvs6rJ
23115Please respect copyright.PENANAkrfVHkfsAP
“Mmmaahhh… uuhhh… terus yang, begitu…!” Merem melek Anton dibuatnya.23115Please respect copyright.PENANAPcy0z0zBUd
23115Please respect copyright.PENANABmW5kqapcV
Setelah beberapa saat Sarah menyudahi aktifitas oralnya, didorongnya badan Anton hingga jatuh merebah di atas kasur. Sambil tetap memegangi penis Anton, Sarah pun naik di atasnya, mengarahkan penis Anton ke memeknya dan, blesss… Penis Anton menyeruak masuk ke dalam liangnya tanpa hambatan berarti.23115Please respect copyright.PENANAV6aDKx4Iro
23115Please respect copyright.PENANAFUDFljNaiR
“Aahhh…” Keduanya mendesah bersamaan. Sarah yang kini menduduki Anton diam sesaat menikmati rasa penis memenuhi liangnya. Mereka saling bertatapan mesra, tangan Anton mengelus-elus pinggul Sarah, “Ayo sayang… kamu duluan yang jadi nahkoda…” bisiknya. Sarah mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya hingga batang Anton menggesek-gesek dinding vaginanya. “Aahhh… yesss…” Desah keduanya.23115Please respect copyright.PENANAWVlXQPHwCC
23115Please respect copyright.PENANAiEpPSBIS0U
Sarah makin mempercepat goyangan pinggulnya, dan Anton juga tidak tinggal diam ikut menggerak-gerakkan pantatnya turun naik.23115Please respect copyright.PENANAKpzPy7tUjM
23115Please respect copyright.PENANAwkI6JpjdWi
“Enaakk.. sayaanng…!”23115Please respect copyright.PENANAD0Jc62UJZa
23115Please respect copyright.PENANAlfw4t9RY07
“Oohhh… Auuhhh…!”23115Please respect copyright.PENANAsCozzs1ibp
23115Please respect copyright.PENANACrXy0KLHpU
“Iyyyaahh… ooouuhh…”23115Please respect copyright.PENANAtQ4OQhsltj
23115Please respect copyright.PENANAaYXniW6tfa
Keduanya seakan berlomba mendesah, mengiringi suara selangkangan mereka yang terus bertumbukan dengan keras dan cepat, “Plok…plok… plok…!” Bahkan seiring dengan irama persetubuhan mereka yang makin cepat, suara gesekan penis Anton di liang Sarah yang makin membanjir juga terdengar jelas, “Clek..cleek… cleekk…!”23115Please respect copyright.PENANAjpC1wpTbHY
23115Please respect copyright.PENANAFgLhTCasv3
“Teruuss sayaang… Aahhh…!”23115Please respect copyright.PENANALgbsS4smp4
23115Please respect copyright.PENANAAt135Uc7f2
Tetap dalam posisi yang sama mereka saling berpagutan, melumat bibir dan lidah masing-masing. Untuk sesaat irama persetubuhan mereka berkurang, tapi Anton segera mempercepatnya lagi. “Mhhh…” Sarah menjatuhkan dirinya ke samping, Anton kini mengambil alih ‘kepemimpinan’. Dia bangkit duduk di ranjang, ditelentangkannya tubuh Sarah dan tangannya membuka paha Sarah lebar-lebar dan ditusukkannya lagi batang penisnya ke dalam liang Sarah. Jleeebh…! “Aaahhh….!” Sarah menjerit pelan. Anton menusuk liangnya dengan cepat dan langsung mengocoknya.23115Please respect copyright.PENANAHBOlNrk5B6
23115Please respect copyright.PENANAoT12fPYBg4
“Yeahh yaahhh… aahh…!” Desah Anton memacu tubuh Sarah.23115Please respect copyright.PENANAAZaaRtGoBd
23115Please respect copyright.PENANA5U4ItdtZDh
“Plookk…plokk.. plokkk…!” Dengan posisi ini suara persetubuhan mereka pun makin kencang terdengar. Tangan Anton meraih kedua payudara Sarah dan meremas-remasnya sambil tetap memacu. “Uuhh.. Toon… yeeessh….!” Sarah melenguh keenakan.23115Please respect copyright.PENANACwycrAWpBC
23115Please respect copyright.PENANAQgkRrFhCQr
Setelah beberapa saat mereka menghentikan kocokannya. Anton menindih tubuh Sarah memeluk dan menciuminya. Mereka saling mengatur napas masing-masing sambil bertatapan. Anton membelai-belai rambut Sarah, “luar biasa sayang…” bisiknya. Sarah diam mengatur napas. Dia memeluk tubuh Anton, kepalanya menggelayut manja di dadanya. Anton balas memeluk Sarah, kemudian mulut mereka saling berpagutan lagi.23115Please respect copyright.PENANAtuRrio9dj5
23115Please respect copyright.PENANAWCjTcj7zyM
“Lanjutin lagi sayang…? Aku belum keluar tadi…” bisik Sarah.23115Please respect copyright.PENANAF0aQOZzNU2
23115Please respect copyright.PENANAtw83coPba4
“Doggy yaah…?” Pinta Anton.23115Please respect copyright.PENANAsTXAPs0wEV
23115Please respect copyright.PENANAJWc8SV0q3W
Sarah tersenyum manis. Tanpa menjawab ia langsung mengambil posisi menungging tanda setuju. Anton yang mengambil posisi di belakang Sarah tidak langsung menusuknya. Dielus dan diremas-remasnya kedua bongkah pantat Sarah yang mulus dan seksi. Sesekali dia menepuk-nepuknya gemas.23115Please respect copyright.PENANAWa165oTkPp
23115Please respect copyright.PENANAH26wa8AyfQ
Plaak…! Plaaak…!23115Please respect copyright.PENANAH5kUKVluuT
23115Please respect copyright.PENANAYnHRBudwY1
“Aahh…!” Desah Sarah manja.23115Please respect copyright.PENANAW9NElccxpw
23115Please respect copyright.PENANAAkWIsyhHXZ
Kemudian Anton membenamkan wajahnya di selangkangan Sarah yang menungging. Dioralnya lagi sejenak memek sarah.23115Please respect copyright.PENANAyK48yw8jSb
23115Please respect copyright.PENANAhX1bHXa8V4
“Sluurrp… slurrpp!” Suara decak lidah Anton.23115Please respect copyright.PENANAgDhZTyJtXM
23115Please respect copyright.PENANAiYWm2aXnhl
“Mmhhh… Aaahhh…!” Sarah menggoyang-goyangkan pinggulnya manja.23115Please respect copyright.PENANA6ZdzJlVD4H
23115Please respect copyright.PENANAiczlxeW2CF
“Ayoo doong…. tusuk lagi toonn…!” pintanya tak sabar meskipun merasa nikmat dioral begitu. Ibarat rasa gatal yang harus digaruk, makin gatal makin nikmat ketika digaruk. Permainan lidah Anton membangkitkan sensasi ‘gatal’ di seluruh dinding rahim Sarah, batang keras Anton lah yang kemudian bertugas ‘menggaruk’nya. Setelah dirasa cukup, Anton segera menusukkan batangnya lagi, “Jleeb…!” dan mulai mengocoknya pelan. “Oohh… Iyaahh… Sayaangg…!” Sarah ikut memajumundurkan pantatnya mengiringi gerakan Anton.23115Please respect copyright.PENANAq4rcW78qde
23115Please respect copyright.PENANAE46peS4DBr
Namun sungguh tak disangka, baru saja Anton mulai mempercepat kocokannya pada vagina Sarah, gerakannya itu terinterupsi suara tangisan Doni dari ruang sebelah.23115Please respect copyright.PENANA3N7ztbqKYP
23115Please respect copyright.PENANAPKwExuzyrn
“Shiit..!” Umpatnya dalam hati.23115Please respect copyright.PENANANc6Rcjdc9v
23115Please respect copyright.PENANAAHnae3Cxia
“Duuhhh Ton, si Doni bangun…!” Keluh Sarah. Dia segera bangkit dan berlari menuju box bayi tempat ditidurkannya Doni tadi. Doni memang berada satu kamar dengan mereka, namun berbeda ruangan. Terang saja dia terbangun, barangkali terganggu suara berisik percintaan Mamanya dengan Anton.23115Please respect copyright.PENANA9Ez7gdFmOI
23115Please respect copyright.PENANAx2FsMyaTpN
Anton tentu saja agak kecewa. Dia terduduk di ranjang sambil mengurut-urut pelan adik kecilnya menjaga supaya tetap tegang. Sarah kemudian muncul menggendong Doni yang menyusu padanya. Sarah yang sama sekali tidak mengenakan bajunya lagi menjadi pemandangan unik bagi Anton. Seorang wanita telanjang bulat menyusui anaknya.23115Please respect copyright.PENANANxl53OLXEB
23115Please respect copyright.PENANAeHGDa9iXgK
“Maaf ya Ton, sebentar, kayaknya tadi kita terlalu berisik sampe dia bangun…” Ucap Sarah. Anton mencoba tidak menampakkan wajah merengut. Biasanya mereka memang selalu berisik kalau bercinta. Apalagi ini pertama kali setelah setahun.23115Please respect copyright.PENANAAW3Wt4fLhQ
23115Please respect copyright.PENANAPEBj7kvXRV
“Ya iyalah say… lagian ternyata Doni di sebelah tooh…?” Sahut Anton.23115Please respect copyright.PENANAzINFqCuHKK
23115Please respect copyright.PENANA0i60kdtNza
“Habis di mana lagi? Aku kan juga harus menjaga dia. Kalau dia di kamar lain trus aku ga dengar dia nangis kan repot juga…” Sahut Sarah duduk di sebelah Anton di ranjang. Anton mengecup pipinya mesra. Dia sadar posisi Sarah kini sudah berbeda. Kalau saja Doni sudah bisa berpikir saat itu tentu dia akan terkejut melihat Mamanya telanjang bulat bersama pria lain yang bukan Papanya di kamar. Hal ini juga tidak mengusik Sarah maupun Anton sama sekali. Dengan tenang Sarah menyusui Doni sambil telanjang bulat dengan Anton di sampingnya.23115Please respect copyright.PENANAqjRTA28r13
23115Please respect copyright.PENANAWafvisWKC3
“Ini Oom Anton… TTM (Teman Tapi Mesra) Mama loh… Kamu nakal ya gangguin Oom ngentot Mama. Kasihan tuh Oom nahan konak…! Hi hi hi…” Gila, Sarah malah mengajak bicara bayinya dengan bahasa cabul seperti itu dan menganggapnya lucu. Anton tertegun untuk sesaat, tapi kemudian ikut menimpali, “Duuh enaknya nyusu, gantian doong Don…”23115Please respect copyright.PENANAFILTgFZyN0
23115Please respect copyright.PENANAXjcIZyeDJ9
Sarah cekikikan mendengarnya, “Kan susuku ada dua, boleh nih nyusu bareng kalo mau…?” Ujarnya. Tak perlu disuruh 2 kali Anton langsung meraih payudara Sarah. “Oh iya nih satunya nganggur… boleh ya Don bagi-bagi sama Oom…?”23115Please respect copyright.PENANARWXJnKKabA
23115Please respect copyright.PENANA7AYqZyQxIC
Benar-benar gila 2 manusia ini, entah bagaimana nanti perkembangan mental dan moral Doni nanti. Saat kecil saja sudah disuguhi tontonan Mamanya berselingkuh. Anton mengenyot-ngenyot puting Sarah dengan rakus. Sarah pun menggelinjang kegelian… “Iihh nafsu amat sih… kayak si Doni ini loh kalem!” Candanya.23115Please respect copyright.PENANARTrTSfP3cB
23115Please respect copyright.PENANAwx0P0LqBdQ
Benar-benar pemandangan yang ganjil. Seorang ibu muda menyusui 2 laki-laki sekaligus. Bedanya, yang satu masih bayi dan satunya lagi pria dewasa yang bukan Papa si bayi. Tapi nampaknya hal itu sama sekali tidak mengusik Sarah maupun Anton. Bahkan ada sensasi tersendiri dalam adegan tersebut yang menambah panas hubungan gelap mereka. Tentu saja Anton tidak benar-benar menghisap air susu Sarah. Dia hanya mempermainkan payudara dan putingnya untuk merangsang Sarah.23115Please respect copyright.PENANAboba2YWSLr
23115Please respect copyright.PENANAcaKLnQ4dov
“Uuhh Ton… Nakal kamu…!” Desah Sarah geli sekaligus nikmat, tanpa peduli dengan Doni yang masih dalam gendongannya. Bahkan kemudian terbesit dalam benaknya untuk melanjutkan persetubuhan.23115Please respect copyright.PENANAQqHUGUp4NS
23115Please respect copyright.PENANAgTpMm8uSug
“Ton… baring dong…?” Pintanya.23115Please respect copyright.PENANAWRVM6QH402
23115Please respect copyright.PENANA94oj00U0ek
“Hah?” Jawab Anton heran.23115Please respect copyright.PENANABkBY1DAjSw
23115Please respect copyright.PENANAJNwuMpFFyQ
“Iyaah… Baring…!” Sarah mendorong tubuh Anton.23115Please respect copyright.PENANA8AL2AgryNQ
23115Please respect copyright.PENANAGEbNPgpPun
“Aku mau ditusuk lagi…!” Ucap Sarah lagi.23115Please respect copyright.PENANAkRwiwjLJ5H
23115Please respect copyright.PENANA9wElN8ScFS
“Haah, Doni gimana…?” Tanya Anton sambil berbaring.23115Please respect copyright.PENANAC5jdV6yhFB
23115Please respect copyright.PENANAMQT31fzObL
“Gapapa, dia anteng ini… Aku naikin kamu biar bisa gendong dia, kamu yang goyang yaah?” Jelas Sarah sambil menaiki tubuh Anton. Gila sekali dia minta disetubuhi sementara masih menggendong bayinya. Anton diam tak berkata, dia manut saja mengacungkan batangnya ke atas, sementara Sarah mendudukinya hingga menancap di memeknya.23115Please respect copyright.PENANAjZMNZ10cgg
23115Please respect copyright.PENANAsK67kLdEEb
“Aaahh…” Desahnya.23115Please respect copyright.PENANAPMFqOVm3pM
23115Please respect copyright.PENANA15ZC2pHc8M
“Kamu yakin…?” Tanya Anton.23115Please respect copyright.PENANAyBMkf84n9U
23115Please respect copyright.PENANAd2Pou6qUsf
“Kita coba…!” Jawab Sarah.23115Please respect copyright.PENANAVDXdi1EJku
23115Please respect copyright.PENANANEkp3vKtWH
“Ayo Toon…” pintanya sambil dia sendiri mulai menggoyang pinggulnya pelan.23115Please respect copyright.PENANAc4UrthCQhx
23115Please respect copyright.PENANAIa7GN9wWN2
Anton pun tidak berkata lagi, Dia sendiri juga tidak ingin terlalu lama menunggu untuk menyetubuhi Sarah lagi. Dia mulai mengocok memek Sarah dengan menaik turunkan pantatnya. Mulanya pelan, tapi dengan pasti mempercepat iramanya sedikit demi sedikit sementara Sarah sendiri mengatur posisi Doni di gendongannya supaya tidak terlalu terngganggu. “Ouuww.. yeesshh…” Keduanya mulai mendesah.23115Please respect copyright.PENANAPGqY1hz393
23115Please respect copyright.PENANA4rTpCnEvPJ
Seiring dengan kocokan Anton yang makin cepat, tubuh Sarah makin terguncang-guncang. “Aaahhh Toonn…” Susah bagi dia menjaga Doni supaya tidak ikut terguncang-guncang. Dia takut Doni menangis lagi apalagi malah muntah. Tapi di luar dugaan, Doni yang tidak menyusu lagi malah terlihat tertawa-tawa kegirangan ketika tubuhnya ikut terguncang-guncang ke atas dan ke bawah. Papanya Doni, Heru memang sering memainkannya begitu ketika menggendongnya. Heru sering mengangkat Doni tinggi-tinggi bahkan dilambung-lambungkannya tubuh Doni. Doni sangat senang diperlakukan begitu. Bahkan kadang kalau menangis bukan karena lapar, seringkali hal itu yang dapat menghentikan tangisannya.23115Please respect copyright.PENANAiKtEtULaqE
23115Please respect copyright.PENANAlMMjpCmvVC
“Sayaang… Aahh… Kamu kesenengan yaaah…! Kayak main sama Papaaah…?”23115Please respect copyright.PENANAIR8Y5yCfQG
23115Please respect copyright.PENANAP9uPnmVeDC
“Samaa dong…, Mamaah juga enak nih kayak main sama Papa juga… aaahh!”23115Please respect copyright.PENANAfzAeRhmRtG
23115Please respect copyright.PENANA7SqFuEYvxF
Edan! Sarah mengajak bicara bayinya sambil mendesah-desah keenakan karena Anton juga tidak memperlambat irama kocokannya. Sarah kemudian mengangkat Doni dengan kedua tangannya, “Iyaaakkhh… terbaangg…” Seperti mengajaknya bermain. Tentu saja dengan tubuhnya terus bergoncang dihajar Anton tanpa ampun dari bawah. “Aahhh gilaah Ton… Nikmaatt!!” Jerit Sarah penuh kepuasan. Ini benar-benar sensasi baru dalam bercinta. Serta merta dia mengalami orgasme pertamanya sambil menggendong bayinya.23115Please respect copyright.PENANAFav8d2bhcD
23115Please respect copyright.PENANAxuR7LsXcMp
“Seerrr… Craatt…” Cairan cinta Sarah mengalir dengan deras, membasahi batang Anton. Anton memperlambat kocokan, dirasakannya cairan cinta Sarah yang muncrat menyelimuti seluruh permukaan batangnya. Sarah memeluk erat Doni sambil memejamkan matanya saat menyemprotkan cairannya sampai tetes terakhir. “Aaa… aaa… aahhh…” Desahnya panjang. “Nikmaat Toon… Gilaa Tooon…” Kemudian dikecupinya pipi Doni, “Kamu juga seneng kan sayaang…? Mama juga enaak loh… Anak pintar… nggak rewel ya… Mama mau ronde kedua sama Oom Anton, kamu boboan saja yaah?” bisik Sarah padanya.23115Please respect copyright.PENANAMt7j2qFAGl
23115Please respect copyright.PENANAaIdUT4IBRR
“Boboan di sini aja bareng Mama sama Oom…” Sarah membaringkan Doni di samping Anton yang diam saja melihat kelakuan ibu muda itu. Tapi baru saja Sarah hendak melepaskan tangannya dari Doni, bayinya itu langsung rewel lagi. Agaknya dia ingin tetap digendong Mamanya. Biasanya kalau baru bangun tidur memang musti disusui dan ditimang-timang. Jelas tak mungkin Doni bisa segera tidur lagi. Disuruh boboan saja juga jelas tidak betah. Dia seperti menuntut haknya sebagai bayi pada Sarah, Mamanya. “Gendong…! Gendong…!” Kalau bisa bicara mungkin itu yang sedang hendak dikatakannya.23115Please respect copyright.PENANAwtHVduGmN3
23115Please respect copyright.PENANAE5xCBwUKg0
“Tuuhh sayaang, kok rewel…?” Sarah meraih Doni, diangkatnya lagi dalam gendongannya.23115Please respect copyright.PENANAGOYCEDVdY4
23115Please respect copyright.PENANAOQT2eTPcSO
“Iya… iya… main terbang lagi yaah?” Sarah mencoba menenangkan bayinya itu.23115Please respect copyright.PENANAW0BSliE6kJ
23115Please respect copyright.PENANA0AeA7DL3J0
“Yaah, Oom kan pingin doggy sama mama kamu… Tadi mau doggy gak jadi gara-gara kamu bangun…” Celetuk Anton nakal.23115Please respect copyright.PENANAX71gW9vVBP
23115Please respect copyright.PENANAV1rJZ9oTfb
“Huussh kamu ini…” Ujar Sarah sambil tertawa geli. Kedua pasangan gelap ini memang seperti sudah gila. Doni yang masih bayi malah dikenalkan pada istilah-istilah persetubuhan.23115Please respect copyright.PENANAmRHJ7LQACj
23115Please respect copyright.PENANAkbVyEquefO
“Oom ngentotin Mama dulu yaa, kamu bobo lagi dong?” Anton malah semakin menjadi. Sarah dan Anton sama-sama geli dengan tingkah mereka sendiri itu.23115Please respect copyright.PENANAwl7wDUQWRi
23115Please respect copyright.PENANA4YXnEBcA8z
“Kita doggy sambil berdiri Ton… Supaya aku bisa sambil nggendong Doni.”23115Please respect copyright.PENANAQuIIMYRG81
23115Please respect copyright.PENANAs0L1DQLHOr
“Waah gimana tuh…”23115Please respect copyright.PENANAfWQHU9wYnu
23115Please respect copyright.PENANA6QNenXiiOI
“Ga tau, kita coba dulu…?”23115Please respect copyright.PENANA5VDBjP5IGR
23115Please respect copyright.PENANASaI78NdY61
“Gimana kalo aku yang gendong? Kamu kan nungging, pasti susah…”23115Please respect copyright.PENANAL6XeLYm3T0
23115Please respect copyright.PENANAp8Tm3jaY9Y
“Mmm coba deh, dia rewel nggak sama kamu…?” Sarah menyerahkan Doni pada Anton. Anton mulai menimang-nimang Doni. “Anak manis… anak cakep… Tau aja mamanya dientotin orang jadi rewel… Heh he he…!”23115Please respect copyright.PENANANOqcubZD3F
23115Please respect copyright.PENANAke10U8581e
“Iih kamu inii…” Sarah mencubit tangan Anton.23115Please respect copyright.PENANAQ9BcF5qAha
23115Please respect copyright.PENANAryTgQVCYA7
“Aduuhhh… awas ya, nanti kubalas kugelitikin memekmu habis-habisan sampe kamu minta ampun…!”Ledek Anton.23115Please respect copyright.PENANAoaYrrvo71M
23115Please respect copyright.PENANAO6iVU8h93k
Ternyata Doni tak mau tenang. Anton memang asing baginya, dia ribut minta segera kembali ke pelukan Mamanya. Dengan sigap Sarah pun segera mengambil kembali Doni dari gendongan Anton. “Iyaa… sini sayang sama Mama…” Ajaknya. Doni pun mulai tenang lagi.23115Please respect copyright.PENANAcQFNZ5vmcT
23115Please respect copyright.PENANAFEzGNuQtWu
Anton kemudian memeluk Sarah dari belakang. Diciuminya tengkuk Sarah, tangannya mengusap-usap pinggul Sarah yang diam saja sambil terpejam menghayati.23115Please respect copyright.PENANAufrEw7Cd3r
23115Please respect copyright.PENANAcuNgtRPS1v
“Coba membungkuk dikit aja sayang…” pinta Anton kemudian. Dia membimbing Sarah menghadap dinding supaya satu tangannya bisa bertumpu di situ. Sarah pun mencoba, tangan kirinya menggendong Doni, sementara tangan kanannya bertumpu pada dinding, dia membungkuk sedikit, menyodorkan pantatnya ke belakang dan melebarkan kakinya. Anton mengambil posisi di belakangnya, mengelus memek Sarah kemudian mulai mengarahkan batangnya.23115Please respect copyright.PENANAibvbLNY5ax
Akan tetapi sungguh di luar dugaan. Lagi-lagi datang gangguan kedua.23115Please respect copyright.PENANARhlZYpDR0z
23115Please respect copyright.PENANAXfeRHUFICM
Belum sempat Anton menusukkan batangnya itu, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara ketukan di pintu kamar itu.23115Please respect copyright.PENANAJpxvyIbvzW
23115Please respect copyright.PENANARTFRCqQkoU
“Tok… tok… tok…!”23115Please respect copyright.PENANAwGYsaxjwrL
23115Please respect copyright.PENANAJcpY62JCKG
Bagai disambar geledek mereka mendengarnya. Baik Sarah maupun Anton sama-sama terdiam seribu bahasa.23115Please respect copyright.PENANAz2sZ4QZnAZ
23115Please respect copyright.PENANAcEaX5pw3Cs
“Tok… tok… tok…!”23115Please respect copyright.PENANAkiPJ7WiOK3
23115Please respect copyright.PENANAaLqhDjv9Zq
“Shiiit!!” Sarah mengumpat dalam hati. Apakah suaminya pulang sesiang ini, batinnya khawatir. Jantungnya berdegup kencang.23115Please respect copyright.PENANAdoeq9NfGTt