Di sebuah bar tempat geng Anjel berkumpul. Mereka baru saja tiba dan melihat Shifa terduduk di salah satu kursi dan meminum minumannya. Bagas segera mendatanginnya.
"Aku gak nyangka, kamu suka kesini juga?" Ia duduk di sebelah Shifa dan meminum gelas bir yang ada ditangannya.
Shifa hanya tersenyum manis menatapnya.
Rani yang tak menyukai kedekatan mereka langsung datang. "Berani-beraninya kamu godain pacar aku!" Ia mengambil gelas bir milik kekasihnya itu lalu menyiramkannya ke wajah Shifa.
"Sialan kamu ya!" bentak Shifa yang memandang Rani dengan semua kemarahannya.
Bagas menarik tangan Rani. "Sayang jangan bikin ribut lah, ini di tempat umum, ayo kita pergi aja!" mereka berdua pergi meninggalkan Shifa yang masih bersungut-sungut.
"Ngapain tu cewek disini?" tanya Anjel menunjuk pada Shifa.
"Nggak tau tuh dasar pelacur." Umpat Rani yang masih kesal karena menggangu kekasihnya.
***
Bagas mengantarkan Rani pulang kerumahnya, di mobil." Cepat masuk sayang, ntar nyampe rumah aku kabarin ya"pinta Bagas dan mengecup pipi wanita yang dicintainya itu.
"Ehmm, iya"Rani keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumahnya.
Ia berjalan melewati pekarangan rumahnya, ia merasa seperti seseorang sedang mengikutinya, bulu kuduknya merinding, ia memberanikan diri menengok kebelakang dan terkejut, "astaga ...!mang bikin kaget aja"Rani mencoba mengatur nafasnya lagi.
''Maaf non kalau saya ngagetin"
"Kenapa malam-malam masih disini mang?"
"Saya nunggu non pulang, ada pesan dari orang tua non, mereka berdua pergi ke luar kota sore tadi, jadi dirumah gak ada orang, apa non perlu saya temanin?"ucap pria separuh baya itu yang sudah bekerja di keluarga Rani hampir 10 tahunan.
"Gak perlu kok, mang pulang aja, aku dah biasa kok dirumah sendiri"tolak Rani.
"Ya udah non, kalau ada apa-apa mang ujang di belakang rumah ya non"
Rani mengangguk, ia melangkahkan kakinya masuk kerumah dan duduk di ranjangnya, ia melihat pesan di ponselnya.
"Aku udah nyampek rumah sayang, kamu cepat istirahat ya, I love you emuuachh"pesan dari Bagas kekasihnya.
Rani membalasnya, "iya ini juga aku mau mandi, emuuachh"ia menaruh ponselnya diatas meja dan pergi mandi.
Rani mengguyur rambutnya dan menikmati air shower yang hangat, ia masih sedikit kesal membayangkan muka Shifa di bar tadi, mendadak air shower itu mati, "kok mati sih" ia memutar-mutar tombol shower itu lagi dan air pun mulai keluar, ia menutup matanya dan membilas tubuhnya, ketika ia membuka matanya ia melihat air itu berubah menjadi darah.
"Archhhh apa ini"ia berteriak dan berlari mengambil handuk, saat ia pergi air itu kembali menjadi putih, ia segera mengenakan baju dan duduk di ranjangnya.
"Apa aku terlalu banyak minum ya, kok berhalusinasi gini"gumamnya menenangkan dirinya sendiri.
Ia pergi ke dapur untuk mengambil air minum, saat membuka kulkas ia melihat sebuah kepala dengan mata yang melotot menatapnya, ia berteriak "archhhhh" dan langsung menutup kulkas itu lagi.
Nafasnya tergesa-gesa, tapi ia memberanikan diri untuk membuka kulkas itu lagi, tapi sudah tak ada apa-apa disana, lalu ia melihat seseorang seperti berlalu di ruang tamu, "siapa itu?"teriaknya.
Ia ingat bahwa tidak ada siapapun dirumah, bulu kuduknya merinding, ia segera berlari menuju ke kamarnya dan masuk kedalam selimut, ia mengambil ponselnya dan menelpon Bagas, tapi dia tak mengangkatnya karna sedang mandi.
Lalu ia mengirim pesan, "sayang bisakah kamu kerumahku, aku takut sayang ada sesuatu yang aneh disini"
Tiba-tiba lampu dirumahnya padam seketika, "ada apa lagi nih!" Ia memberanikan diri keluar dari selimut, lalu menyalakan senter dari ponselnya, ia keluar untuk melihat sekeliling.
"Mang ..., Mang Ujang, apa mang yang matiin saklarnya?"teriak Rani memanggil pria yang tinggal di belakang rumahnya, tapi tak ada sahutan sama sekali.
Ia berjalan menuruni tangga, seluruh rumah tampak gelap membuat suasana mencekam, ditambah suara langkah kaki Rani yang menginjak tangga kayu dirumahnya.
"Kreeeekkk, kreeeekkk"
Tiba-tiba dari arah bawah tangga sesosok tubuh merangkak keatas, "hahhh apa itu" ia ketakutan dan kembali menaiki tangga tapi sosok itu sudah menarik kakinya, dan membuat Rani jatuh bergulingan di tangga, sampai kepalanya berlumuran darah.
Ia masih sedikit sadar, "si ...apa kamu?"ucapnya tertatih-tatih menahan sakit di kepalanya.
Sosok itu langsung mencekik lehernya hingga ia tak bernafas lagi.
"Khi hi hi hi hi hi"tawa sosok itu dan menghilang dari sana.
***
Di rumah Bagas setelah selesai mandi dia melihat ada pesan di ponselnya, "oh sayangku pasti kangen"ucapnya seraya menelponnya balik, tapi Rani tak mengangkatnya, "aneh kok nggak diangkat ya, apa sebaiknya aku kesana"
Bagas segera pergi menuju kerumahnya Rani, rumah itu tampak sepi tapi lampunya masih menyala, ia membunyikan bel rumah itu.
"Ting tong, ting tong"
"Ran, Rani buka pintunya sayang, ini aku disini"ia berteriak tapi tak ada sahutan, dan pintu itu dikunci.
Mang Ujang mendengar Bagas berteriak, "loh den Bagas malam-malam kok kesini, ada apa den?"tanyanya seraya menyenteri Bagas.
"Mang coba bukain pintunya mang, tadi Rani yang nyuruh aku kesini"
"Iya den bentar"
Mang ujang mengeluarkan kunci serep dan membuka pintu itu, betapa terkejutnya mereka melihat Rani terkapar di bawah tangga dengan berlumuran darah, Bagas berlari mendekatinya.
"Sayang kenapa kamu bisa seperti ini, bangun sayang"isaknya sambil memeluk tubuh Rani yang tak berdaya.
***
Sebuah mobil ambulans datang dan membawa Rani kerumah sakit, tapi nyawanya sudah tidak tertolong lagi karna ia kehabisan banyak darah, Bagas menangis meratapinya, Anjel dan Prima pun datang, mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Akhirnya Rani pun di kebumikan, polisi berkata ini murni kecelakaan biasa, Rani jatuh dari tangga dan meninggal, tapi Bagas tak bisa menerima itu, sebelum Rani meninggal ia sempat mengirim pesan padanya, ia bilang ada sesuatu yang aneh dirumahnya, tapi polisi tidak menemukan tanda penganiayaan apapun, maka kasus kematian Rani pun ditutup begitu saja.
Keluarga Rani begitu terpukul atas kepergian anak semata wayangnya itu.
***
Di sebuah rumah dengan lampu yang sedikit redup, seorang wanita sedang mengajari anaknya belajar.
"Tiara, soal yang ini bisa nggak sayang?"ucap Ratna seraya mengelus rambut anak perempuannya yang berumur 7 tahunan itu.
"Bisa dong mah, aku kan pinter"jawab tiara menunjukkan senyum manisnya.
Mendadak sebuah angin menghantam jendela ruang tamu dan membuatnya terbuka, "astagfirullah" Ratna kaget.
"Tunggu sini bentar ya sayang, mamah mau nutup jendela dulu"ucap wanita beranak satu itu.
"Iya mah"
Ratna berjalan menutup jendela itu, "kenapa anginnya kencang banget ya!"lalu ia berbalik dan mendapati Tiara sudah hilang dari pandangannya.
"Tiara kemana kamu sayang?"teriaknya mencari anak kesayangannya itu.
Ia menaiki tangga dan mendengar suara Tiara yang tertawa terbahak-bahak, ia membuka pintu kamar dimana ia mendengar suara itu, "Tiara ngapain kamu disini sayang?"ia melihat Tiara memegang boneka kesayangannya.
"Itu ada kakak cantik disana"ucapnya seraya menunjuk ke depan jendela kamarnya.
Tapi Ratna tak melihat siapapun disana, "ayo sayang kita turun"ia menggiring Tiara turun ke lantai bawah, saat pintu itu ditutup sesosok tubuh sedang berdiri tepat di depan jendela dan sedang mengawasi mereka.
***
Pagi harinya Ratna baru saja pulang dari pasar, anaknya sudah berangkat sekolah dan suaminya pun pergi bekerja, ia berada di dapur untuk membereskan barang belanjaannya, mendadak seseorang seperti baru saja melewatinya, ia kaget dan melangkah ke luar.
"Ya Allah mbok, bikin kaget aja"ia melihat mbok inah berdiri menatapnya disana.
Tiba-tiba dari arah belakang seseorang memegang pundaknya, "nyah lagi ngomong sama siapa?"
"Astagfirullah"Ratna memegang jantungnya karna dikagetkan mbok inah dari belakang, lalu dia melihat kearah depan orang yang dia lihat tadi sudah lenyap.
"Kenapa nyah, kok kaget gitu"tanya wanita yang selalu memakai baju batik khas Jawa itu.
"Bukannya mbok tadi di depan ya? kok bisa muncul di belakang saya!"tanyanya bingung.
"Mbok dari tadi dibelakang kok nyah, lagi nyuci bajunya tuan"
"Oh gitu ya mbok, mungkin saya salah lihat"Ratna menghela nafas dan masih sedikit bingung dengan apa yang dilihatnya.
341Please respect copyright.PENANAYdumotGSoH
341Please respect copyright.PENANANiSLBm32s4
341Please respect copyright.PENANAlZ1RvyXDBU