2
“ Wu?” Ucapku kaget dan membulatkan mata. Astaga jika si Wu itu ada disini jadi berarti juga ada..
“ Hai Jung / Ji Bin-ah / Binnie!” ucap si Park, Ra In, dan Soo Rim bersamaan. Haaaahhh sudah kuduga mereka pasti ada disini. Aku mengusap wajahku, mengapa tak sehari saja aku hidup bebas? Mengapa harus bertemu mereka dimana-mana? Mereka apa sih? Hantu?
“ Wah,, Binnie juga berbelanja disini ya? Kenapa ga bilang sama aku? Kan kita bisa pergi bareng!” ucap Soo Rim manja bergelayut di tanganku. Ah kalo aku tau ini akan terjadi lebih baik aku mengantri berjam –jam di Lotte World.
“ Hei Jung kau suka berbelanja juga ya? Ku kira kau tak kenal apa itu fashion..” kata Chanyeol menyeringai, sepertinya ia balas dendam padaku. Aku tak menghiraukan Park bodoh itu dan melihat ke arah Ra In.
“ Kau orang yang hebat Ra In bisa tahan bersama orang itu..” kata ku yang sedang menunjuk Chanyeol tak sopannya. Ra In pun ikut tersenyum lalu membalas kataku.
“ Sebenarnya aku juga tak tahan, niatnya sih cari yang lain.” Ucap Ra In menggendikkan bahu. Melihat hal itu Park bodoh itu menegang dan langsung mendekap Ra In.
“ Apa yang kamu katakan? Kamu gak cinta lagi sama aku?” ucap si Park bodoh itu sambil memanyunkan mulutnya. Aku memutar bola mata bosan melihat tingkah kekanakan Chanyeol.
“Kau menjijikkan deh Chanyeol. Ra In aku setuju, cari saja yang lain.” balasku menirukan gaya yang sama. Ra In dan Soo Rim tertawa melihat pertengkaran kecilku dengan Park itu.
Aku melirik dengan pandangan tertarik ke arah kantong-kantong berlanjaan yang dibawa Kriss. “Hei Soo Rim, apa yang kau beli disini?” ucapku melihat kantong yang dibawa Kriss.
“ Aku membeli perlengkapan musim dinginku Binnie, aku butuh yang baru..” ucapnya setelah melepas pelukan tangannya dari tanganku. Aku hanya bisa ber’Oh’ ria. “ Binnie membeli jaket ya?” tanya Soo Rim, aku hanya mengangguk. Lalu aku pamit sebentar untuk membayar jaket ini sebelum melupakannya dan disangka mencuri.
Setelah membayar jaket ini akupun keluar dari toko dan melihat rombongan Soo Rim menungguku di luar. “Ah akhirnya kau keluar juga, Jung..” Ucap Kriss melihatku datar.
“ Sejak kapan kau mengeluh seperti itu?” ucapku heran lalu dibiarkan oleh Kris dan melesat pergi. Dasar tak sopan, aku hanya bisa mendelik dan berjalan berlain arah dari mereka.
“ Yakk, Jung kau mau kemana? Seenaknya kau pergi padahal kami menunggumu!” ucap Chanyeol berteriak. Aku membungkukkan badan sedikit mendesah lelah sebelum berputar balik dan menyusul mereka.
Sekarang aku telah berada di tempat Kriss dan Chanyeol memakirkan motor mereka. Dapat kulihat Soo Rim dan Ra In terkejut. “Ah aku lupa kalau kita pergi naik motor...” ucap Ra In merutuki kebodohannya, Soo Rim juga begitu, ia melihatku dengan perasaan tak enak.
Jika kalian pikir aku marah atau lainnya kalian salah, malahan aku bahagia karena tak bersama mereka lagi. Dengan sedikit menahan senyuman lega, aku berkata, “Tak apa, aku bisa pulang naik bis, aku masih banyak urusan Soo Rim, Ra In. So, aku pergi dulu ya daahh~~” ucapku sambil senyum dan berlari secepatnya sebelum mereka memikirkan cara lain agar aku tetap bersama mereka.
“ Dasar..” Aku mendengar dengan jelas Kriss berkata seperti itu sebelum aku menghilang di tikungan.
**
“ Hosh, hosh capek juga, ya?” kataku entah pada siapa yang sedang memegang lututku. Aku stabilkan nafasku dan berjalan menikmati pemandangan. Aku bahagia bisa mendapatkan jaket ini dan bisa lepas dari mereka juga.
Ah mungkin aku terlalu jahat menganggap mereka seperti lalat. Mereka sudah baik padaku kecuali duo tiang itu. Tapi bagaimana lagi aku ingin selalu sendiri, aku tak membenci mereka justru aku senang mereka mau berbicara denganku. Kemudian aku memilih untuk beristirahat sejenak di kursi taman. Sekarang aku sudah berada di sungai Han, waktu menunjukkan jam tiga sore. Tak terasa waktu cepat berlalu dan besok aku harus sekolah kembali. Aku sungguh malas untuk sekolah.
Menikmati sungai Han di sore hari enak juga ya? Sudah agak lama sih aku tidak ke tempat ini. Aku terlalu asyik dengan buku dan kasur. Suasana yang tenang membuat aku mengantuk, aku ingin tidur dan dengan perlahan ku pejamkan mataku dan tak sadar setelah itu.
Normal POV
“Seharusnya aku tak membiarkan Binnie pergi...” ucap Soo Rim pelan, raut wajahnya menyiratkan penyesalan..
“Sudah baby, kau tak boleh menyalahkan dirimu..” kata Kris sambil mengusap rambut Soo Rim lembut. Soo Rim mendengar Kris berbicara seperti itu hanya cemberut.
“Ah oppa payah,, kan kita bisa meninggalkan motormu dan Chanyeol lalu pergi bareng Binnie...” kata Soo Rim setelah itu..
“Soo Rim, kan Jung sendiri yang bilang ia tak apa – apa sendiri..” kata Chanyeol gemas karena sedari tadi Soo Rim tak berhenti mengoceh soal ‘menyesal-meninggalkan-Binnienya-itu’
Ra In yang mendengarnya mendelik kesal. “Huh bilang saja kalian bahagia karena Ji Bin tak ikut bersama kami, kan?” ucap Ra In menuduh Kris dan Chanyeol seenaknya, ia juga menyesal let Ji Bin go.
“Eh?!” kata Kris dan Chanyeol bersamaan. Mereka tak menyangka Ra In bisa menuduh yang tidak – tidak. Setelah itu Kris dan Chanyeol hanya pasrah dan meminta Soo Rim dan Ra In untuk meninggalkan tempat parkir karena mereka sudah lama berdiri hanya untuk berdebat mengenai ‘menyesal-meninggalkan-Ji Bin’.
--------
“ Nak bangun...” ucap seorang lelaki tua membangunkan Ji Bin..
“ Eunghh~” Ji Binpun terbangun, mengucek matanya dan meregangkan tangan. “Eh?! Aku ketiduran? Astaga! Sudah satu setengah jam aku tertidur.” kata Ji Bin sedikit berteriak, ia tak percaya akan hal yang terjadi.
Kakek yang mendengar rutukan Ji Binpun hanya terkekeh lalu memegang pundak Ji Bin lembut. “Syukurlah kalau kau ketiduran nak, Kakek kira kau pingsan. Coba kau periksa barangmu, mudah-mudahan tak ada yang hilang,” kata kakek itu memperingatkan sambil tersenyum ramah.
Ji Bin yang awalnya sedikit curiga pada kakek itupun langsung menghapus pikiran jeleknya itu, ia lalu mengangguk mengikuti saran kakek itu dan mengecek saku untuk melihat dompet, handphone, serta jaketnya. “Hah, syukurlah Kek tak ada yang hilang,” kata Ji Bin lega.” Terima kasih kau telah membangunkanku kek, kalau tidak aku akan ketiduran sampai malam dan mungkin ada maling yang mencuri barangku, hehe..” sambung Ji Bin berterima kasih sekaligus bersyukur karena ada seorang yang baik hati membangunkannya. Kakek itupun hanya berkata ‘iya’ dan pamit pergi.
Setelah kepergian kakek, Ji Bin juga berdiri lalu pergi pulang ke rumah. Sepertinya hang out hari ini sudah cukup. Ji Bin berjalan santai sambil memperbaiki topinya yang renggang.
Setelah sampai di depan apartemen, Ji Bin berhenti sebentar dan melihat ke arah apartemen Soo Rim, sepertinya Soo Rim belum pulang lalu Ji Bin masuk ke dalam apartemennya dan bersiap melanjutkan mimpinya yang tertunda.
**
Ji Bin sekarang sudah berpakaian rapi dan sudah mengunci apartemenya. Ia melihat ke arlojinya, terlalu dini untuk pergi tapi lebih baik karena jam segini Soo Rim belum bersiap-siap jadi ia bisa pergi sendiri ke sekolah. Oh iya, hari ini adalah musim dingin! Ji Bin sangat senang karena ia bisa memakai jaket barunya. Bahannya lembut dan nyaman, melindunginya dari dingin yang menusuk tulang. Sambil bersenandung ria ia berjalan menuju halte biasa, Ji Bin sedikit mengeratkan topi dan jaketnya. Satu fakta mengenai Ji Bin lagi, ia sangat suka memakai topi,dari segala yang ada di lemarinya topilah yang memecah rekor terbanyak.
Dan satu keberuntungan lagi buat Ji Bin, baru sampai ia di halte, bis pun telah datang menjemputnya. Ji Bin memilih kursi ditengah, ia melihat ke luar jendela. Salju turun perlahan – lahan.
Ji Bin telah sampai di sekolah, ia berjalan di koridor, saking sepinya bunyi langkah kakinya bisa terdengar jelas. Sesungguhnya ini sedikit menakutkan tapi sudah hal biasa bagi Ji Bin. Ketika Ji Bin melewati ruang guru, ia sedikit mendengar sayup – sayup suara dari dalam. Karena penasaran iapun menguping.
“Guru Jung ada seorang murid baru di kelasmu..”
“Oh benarkah?”
“Ya, dan ia mulai bersekolah hari ini.”
Ji Binpun mengakhiri acara mengupingnya, inti dari pembicaraan itu adalah ada murid baru di kelasnya. Kemudian Ji Bin pergi menuju kelasnya dan sedikit penasaran kebetulan ada murid baru di awal musim dingin ini.
Ji Bin POV
Kring Kring Kring... Lonceng masuk telah berbunyi, pelajaran pertama adalah fisika, untunglah Chanyeol telah mengembalikan bukuku dan aku telah mengerjakan peer yang diberikan oleh Jung seosangnim. Oh ya, mengenai Jung seosangnim, ia adalah wali kelas XI.A berarti Jung seosangnim akan masuk bersamaan dengan si murid baru.
“Good morning my students..” ucap Jung seosangnim dengan fasih, aku lupa memberitahu bahwa Jung seosangnim pernah di luar negri walaupun seorang guru fisika ia tak segan untuk berbicara bahasa inggris.
“Good Morning, seosangnim..” ucap para murid bersamaan. Ah guru Jung masih diam padahal aku tak sabar melihat rupa si murid baru.
“Okay, there is a good news for you all, today in our class there is a new student. Introduce your self..” ucap guru Jung ramah sambil mempersilahkan murid itu untuk masuk. Sungguh aku penasaran dan rasa penasaranku terjawab.
“Annyeong Haseyo, naneun Oh Sehun imnida, Bangapta..” ucapnya malu – malu lalu menudukkan kepala. Aku kecewa, lelaki lagi? Padahal aku mengharapkan murid perempuan.
“Okay, Oh Sehun. You may sit beside Jung Ji Bin,” ucap guru Jung lalu memulai pelajaran dan menyuruh mengeluarkan peer yang diberikan minggu lalu. Aku mengeluarkan bukuku sambil melirik Oh Sehun yang berjalan menuju arah ku.
Normal POV
Kring... Kring.. Kring...
Lonceng istirahatpun berbunyi, para muridpun bernafas lega. Tiga jam berkutat dengan fisika membuat mereka muak tetapi tidak dengan Ji Bin ia malah menikmatinya. Tak ayal setelah kepergian Jung seosangnim, murid namja dan yeoja langsung menyerbu ke meja si anak baru. Sungguh, reaksi mereka yang berlebihan membuat si anak baru bernama Oh Sehun itu sedikit kaget dan takut.
" Hai manis, namamu Oh Sehun kan? Lucu sekali~” kata lelaki yang tak lain Kim Myung Soo, kata – katanya seperti om – om saja. Apa dia gila mengatakan laki-laki manis?
“ Oh Sehun kyaa! kenapa kau cantik sekali?” kata seorang yeoja yang bernama Sulli. Sungguh baru tiga jam saja Oh Sehun mendapatkan banyak penggemar, apalagi seluruh sekolah melihatnya? Bisa – bisa hidupnya tak tenang. Menurut Ji Bin.
Tak cukup sampai disana, murid dari kelas lainpun menyerobos masuk ke kelas untuk melihat Sehun. Perkembangan berita di sekolah ini sangat baik. Suara yang mereka timbulkan sangat berisik, bertanya ini dan itu, sehingga Ji Bin tak bisa melihat batang hidung si anak baru.
“ Hahhhh~~~” Ji Bin membuang nafas bosan, ia sangat kesal. Suara mereka bising sekali. Mereka seperti menyerbu barang diskon LIMAPULUH PERSEN!
Sebenarnya Ji Bin bisa pergi dari kelas tapi ia sangat letih dan awalnya berniat untuk tidur tapi harapan ya tinggal harapan, hingga beberapa menit kemudian setelah Ji Bin berusaha sabar akhirnya magmanya keluar dengan sangat dahsyat. “YAKK!! PERGI KALIAN SEMUA!! KALIAN MEMBUAT KELAS INI SEPERTI GEMPA, KELUARRR!!!!!!!!!” teriak Ji Bin yang sukses membuat orang bungkam, ada yang menganga, kabur tanpa disuruh, bahkan menjatuhkan barang yang sedang mereka pegang, tanpa membuang waktu lagi murid – murid itupun langsung melesat pergi.
Tentu mereka menuruti perintah Ji Bin karena mereka tak ingin berakhir seperti Chanyeol beberapa hari silam. Kelas yang semula ramai seperti pasar sekarang lengang seperti kuburan. Hanya ada Ji Bin dan si anak baru Oh Sehun. Oh ya, mengenai Soo Rim mungkin ia sudah menghilang karena banyaknya arwah yang bergentayangan?
“Ahh, itu lebih baik..” kata Ji Bin yang semula berdiri, karena berteriak juga membutuhkan power yang besar kemudian duduk dan merebahkan kepalanya. Mengerti akan suasana yang canggung, Oh Sehun yang faktanya masih belum punya teman berniat menyapa Ji Bin, setidaknya untuk berterima kasih karena membebaskannya dari kerumunan yang seolah membuatnya seperti di penjara.
“ U-ummhh, hei namamu siapa?”ucap Sehun yang sedikit malu – malu berdiri di dekat meja Ji Bin. Ya Tuhan, pantas Sulli menyebutnya ia manis, Sehun seperti perempuan saja suka malu-malu (bukan malu-maluin). Ji Bin tak merespon Sehun. “Te-terima kasih kau telah membebaskanku dari mereka tadi.” ucapnya setelah itu, tapi tetap saja tak dibalas Ji Bin, lelaki itu menjadi tambah grogi.” Hei na-“
“Sama-sama” Kata Ji Bin yang tiba – tiba, langsung saja Sehun speechless. “Sebenarnya sih ga usah say thanks, toh aku mengusir mereka bukan untuk menolongmu.”
“ Eh?! Tapi tetap saja aku harus berterima kasih..” Sehun berucap tak mau kalah.
Ji Bin langsung saja mengalah, toh ternyata si Oh ini keras kepala. “Ya- ya,, oke lebih baik kau duduk, kepalaku pegal melihatmu terus..” kata Ji Bin seenaknya, padahal ia berbicara dengan seorang lelaki. Pantas saja tak punya gandengan, dianya aja blak-blakan. Sehun pun tercengang lagi tapi langsung menurut dan duduk di depan meja Ji Bin. Posisi mereka saling berhadapan, sungguh itu sedikit membuat muka Ji Bin memerah.
Setelah beberapa menit, suasana sedikit canggung. baik Ji Bin or Sehun mereka sama-sama diam karena ga tau apa yang harus diomongin. Karena tak tahan dengan atmosfer absurd ini, Ji Bin mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
“Nih..” ucap Ji Bin menyodorkan sebatang coklat kepada Sehun. Sehun kaget –lagi- tapi menerimanya dengan tanda tanya. “Kita kan ga ke kantin, so daripada kelaparan mending makan coklat.” Sambung Ji Bin dengan alasan yang –err- sedikit aneh. Sehun, anaknya masih polos dan tak berdosa (?) inipun menerima dengan senang hati.
“Oh ya,, kenapa pindah di awal musim dingin begini?” tanya Ji Bin to the point sambil terus memakan coklatnya. Jujur, pertanyaan itu yang sejak tadi bak komedi putar di kepalanya.
Sehun diam karena coklat masih ada di mulutnya, setelah masuk ke perut ia pun menjawab pertanyaan Ji Bin tadi dengan sederhana. “Simple saja, karena ayahku harus mengurus perusahaan yang ada di korea..”432Please respect copyright.PENANAVAf0Ii7e7l
“Oh anak orang kaya rupanya..” ucap Ji Bin pelan karena coklat masih penuh di mulutnya.
“Nde?” Tanya Sehun yang tidak mendengar jelas kata Ji Bin. Ji Bin yang sadar akan perkataaannya tadi hanya bisa mengelak. Namun, untungnya Sehun tak menanggapi dengan serius dan terus memakan coklatnya.
“Well, mereka telah berteman dekat kiranya..” ucap seseorang di pintu yang tanpa disadari Ji Bin maupun Sehun telah mengintip mereka lama.
**
ns 15.158.61.45da2