4
Sejak kejadian beberapa hari lalu, Ji Bin semakin dekat saja dengan Sehun. Membuat para sunbae maupun hoobae, namja maupun yeoja bingung dengan sikap Ji Bin. Biasanya Ji Bin bersikap cuek dan selalu sendirian tapi sekarang yang mereka lihat sebaliknya kecuali dengan Soo Rim and The Gang, dimana kita sama- sama tau bahwa mereka memang dekat dengan Ji Bin. Tapi ini berbeda, sikap Ji Bin dengan Sehun berbeda dengan sikap Ji Bin dengan Soo Rim and The Gang walaupun bicara kasar dan wajah datar masih melekat di tubuhnya.
Seperti sekarang ini, saat pelajaran bersama Kim seosangnim kosong. Dimana semua murid melenggang kesana kemari memanfaatkan waktu bagaikan emas ini karena jarang sekali mereka bisa kosong saat pelajaran Kim yang terkenal killer itu. Tapi berbeda dengan yang lain, Ji Bin masih setia dengan tempat duduknya, memandang ke arah jendela tanpa minat seperti orang pengangguran memikirkan nasib. Soal nasib, Ji Bin memang sedang memikirkannya. Bagaimana nasibnya selanjutnya? Ia dengan sok berani menantang Kai.
Kenapa aku harus repot-repot ngejagain si Oh itu sih? Apa hubungannya coba? Hahhhh~ Menyesal juga aku sok akrab dengannya waktu itu.Batin Ji Bin lalu menghembuskan nafasnya dengan pelan.
Berbeda dengan Ji Bin, Sehun disibukkan dengan acara menggambarnya itu. Ji Bin tak tahu menahu dengan itu. Tiba – tiba datang seorang murid laki – laki nerd masuk ke kelas lalu menghampiri meja Sehun.
“Permisi, Oh Sehun kau dipanggil Jung seosangnim. Ia menyuruhmu datang ke ruangannya saat ini juga.” ucap lelaki nerd itu lalu melesat pergi. Sehun melirik sekilas ke arah Ji Bin lalu pergi meninggalkan kelas yang hanya tersisa Ji Bin seorang.
Merasa bosan Ji Bin pergi ke toilet untuk membasuh mukanya agar segar kembali. Ia berjalan pelan dengan wajah cemberut. Ingin rasanya ia mempercepat waktu untuk pulang lalu pergi tidur. But, that’s impossible. Ji Bin sudah selesai membasuh wajahnya lalu kembali ke kelas. Diperjalanan, lorong terasa sepi karena memang semua murid lagi belajar. Saking malasnya, perempuan itu tidak menyadari ada seseorang mengikutinya.
Setelah sampai di kelas, tiba – tiba seseorang memojokkannya di dinding papan tulis. Ji Bin kaget dan bersiap memberikan bogem mentah kepada orang yang seenaknya menyentuhnya. Ji Bin bungkam, matanya menajam, ingin ia berteriak namun mulutnya dibekap. Ia tau lelaki di depannya. Kim Jongin atau Kai, Ji Bin tau alasan Kai berbuat seperti ini kepadanya.
“ Hmmmppphh lepp – paasskk – kkann !” ucap Ji Bin bersamaan dengan membuang kasar tangan Kai dari mulutnya, namun tubuhnya masih dikunci oleh Kai.
Kai menyeringai, ia tak mengeluarkan sepatah katapun dari bibir tebalnya dan memandangi Ji Bin intens mulai dari kepala sampai kaki lalu balik ke kepala lagi. Ji Bin merasa risih dan mulai berpikiran buruk. “Apa yang kau liat – liat? Mau balas dendam, huh?” tanya Ji Bin ketus sambil mendorong kuat agar Kai menjauh darinya. Ji Bin membersihkan seragamnya lalu kembali memandang Kai tak sukaa.
Kai yang mengerti akan hal itu hanya tersenyum sangat tipis dan mulai berbicara dengan sangaat pelan di telinga Ji Bin. “Kau berani sekali ya melawanku? Mau jadi partner in bedku tidak?” ucap Kai dan setelah itu meniup telinga Ji Bin hingga membuat gadis itu geli.
Ji Bin menatap Kai melotot seraya berkata.” Dalam mimpimu Kim Jong In....” kata Ji Bin lalu berlalu melewati Kai menuju bangkunya. Setelah itu Kai juga melesat pergi entah kemana.
“Ahh! Mati aku!” desis Ji Bin dan menutup wajahnya.
Sehun telah kembali, kelas masih lengang karena jam istirahat sudah berbunyi. Ji Bin masih saja betah di kursinya. Ia menghembuskan nafas gusar, perutnya berbunyi ia sudah berdiri tapi terkejut ketika melihat Sehun sudah berada di depannya. Kening Sehun berkerut, nampak sekali kalau laki-laki itu memasang wajah aneh.
“Kenapa kamu sangat terkejut dengan kedatanganku? Kamu melamun, ya?” ucap Sehun dengan wajah polos.
“Memangnya apa lagi Oh Se Hoon?” kata Ji Bin ketus. “Ahh, aku lapar, kau mau ke kantin?” ajak Ji Bin dengan sedikit senyuman. Sehun bertambah heran tetapi ia tidak tahu-menahu. Dasar polos.
Mereka sudah sampai di kantin, kantin tidak terlalu ramai karena jam istirahat tinggal 30 menit lagi. Mereka duduk di dekat jendela setelah memesan makanan.
“ Ada urusan apa kau dengan gyogam?” tanya Ji Bin penasaran.
Sehun menatap Ji Bin sambil mengunyah makanannya.” Uhh? Oh ani, hanya masalah kepindahanku.”
Mata Ji Bin membulat. “Mwo?! Kau mau pindah lagi?”
Sehun memasang wajah aneh. “Ada apa sih? Maksudku kepindahanku kesini, waeyo? Kau aneh sekali. Kau bukan gadis bodoh kan?” ucap Sehun memastikan.
Ji Bin mendesis. “Aisshh, kau mau mati huh? Kupukul kau...” ucap Ji Bin sambil memukulkan sendok ke kepala Sehun.
Sehun hanya mengerucutkan bibirnya imut lalu memilih diam setelah itu sambil terus memakan makanannya. “Kau terlihat sangat aneh..” gumamnya.
Ji Bin berhenti menyuap, dia menatap makanannya dan beralih pada Sehun. Sehun benar, dia sekarang menjadi aneh entah kenapa. Ia tersenyum kecil lalu melanjutkan suapannya. “Kupikir juga begitu.”
**
Setelah istirahat, mereka kembali belajar. Saat ini adalah jam olahraga dan pelajarannya adalah renang tapi sialnya, pelajaran renang hari ini harus bergabung dengan kelas lain dan kelas lain itu adalah kelasnya Kai! Oh tidak!
“ Kau dengar tidak? Untuk kelas renang hari ini kita akan bergabung dengan kelasnya Kai! Wahh!! Aku tidak sabar melihatnya topless!” Salah seorang teman sekelas Ji Bin sedang berbincang bersama temannya disamping Ji Bin.
Salah satu temannya menyahut.” Mwo?! Jinjja-yo? Kau benar, aku pasti tidak tahan ketika melihat kulitnya yang tan dan sixpack itu. Kau tahu, dia benar-benar seksi dan aku pasti akan pingsan di tempat!” ucapnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan karena saking senangnya.
Ji Bin yang mendengar itu hanya mendengus tidak suka sambil menatap mereka berdua. “Huh! Dasar nappeun. Benar – benar yeoja genit.” Lalu berlalu meninggalkan mereka yang kehilangan kata-kata mendengar cibiran gadis itu.
“Kupikir, Ji Bin bukanlah seorang perempuan.” ucap salah seorang berbisik.
“YAAA! AKU MENDENGARNYA, PABBO!” maki Ji Bin dan berakhir dengan kedua perempuan yang menggigil ketakutan.
Kelas renang dimulai, tidak ada satupun yang absen. Apalagi dikalangan yeoja, mereka tidak mau melewatkan kesempatan yang sangat jarang ini. Berbeda dengan Ji Bin, gadis itu, menganggapnya biasa-biasa saja bahkan saking biasanya ia belum mengganti seragamnya dengan pakaian renang. Untuk catatan, Ji Bin selalu absen saat kelas renang.
Ji Bin memilih duduk di kursi penonton dan melihat para siswa sedang bercengkrama sebelum kelas dimulai. Ia melipat tangannya di dada, wajahnya suram dan mengantuk. Mungkin ia sudah tertidur jika suara siswi-siswi di sana tidak menganggu pendengarannya karena berteriak tidak jelas.
Jelas saja mereka berteriak, di depan mereka telah datang si pangeran seksi Kai yang berjalan dengan santainya dengan pakaian renangnya. Ji Bin lupa akan kehadiran Sehun, pasti ia juga mengikuti kelas renang ini. Ji Bin wanti-wanti menatap sekeliling mencari keberadaan namja itu. Disana! Lelaki itu sedang berbicara dengan Kai. Ji Bin geram, ia sudah bilang pada lelaki itu untuk tidak berbicara dengan Kai. Ia bukan cemburu hanya saja ia tidak mau menjadi omelan Soo Rim dan Kris ketika tahu Sehun diapa-apakan oleh Kai. Akhirnya ia juga yang repot, kan?
Dengan geram, ia berjalan dengan langkah tak ikhlas. Dengan cepat ia menarik tangan Sehun dan berganti tempat dengannya. Bisa ia lihat Kai menyeringai akan kedatangannya.
Kai menyeringai. “Lihat! Siapa yang datang? Ibu peri, heh?” ucapnya sambil menaikkan sebelah alisnya.
Ji Bin menggeram dengan tenang ia berkata, “Ouh hai Kai,” ucapnya menyeringai. “Lebih baik lakukan saja urusanmu dan jauhi Sehun.” ucapnya sambil mengendikkan bahunya, dapat Ji Bin lihat lelaki tan itu memasang wajah tidak suka.
Kai tak menyerah untuk membalas ucapan sengit gadis di depannya ini. “Setidaknya aku kesini ada tujuan yang cukup logis.” Ji Bin mengernyit sambil memberi isyarat ‘apa maksudmu?’. “Well, aku kesini untuk mengikuti kelas renang yang pastinya berenang tidak sepertimu yang tidak jelas datang kesini entah untuk apa.” Ji Bin terdiam, cengkramannya pada Sehun merenggang. Setidaknya kali ini perkataan Kai benar. Untuk apa dia disini karena pasti ia tidak akan berenang. Jadi siapa yang benar-benar dikasihani dewi fortuna, huh?
Ji Bin terdiam cukup lama hingga cengkraman tangannya pada Sehun benar-benar terlepas. Ia menyeringai lalu kembali tersenyum pedih. “Aku seperti orang bodoh saja.” Ia memasang wajah datar sambil berbalik meninggalkan Kai dan Sehun lalu duduk kembali di kursi penonton. Semua orang terheran akan sikap yeoja itu tapi Ji Bin tidak peduli lalu menatap Kai dengan seringaiannya. Semua orang melihat seringaian itu bergidik takut, mereka sangatlah tahu seringaian itu adalah sirene perang.
Untunglah Soo Rim datang di waktu yang tepat, ia menyerobos masuk ke ruang lingkup Kai dan Sehun sambil mengamit bahu Sehun. “Uh Hai Jongin! Kita bertemu lagi, nde?” ucap Soo Rim semangat sambil mengedipkan matanya ke arah Kai sedangkan Ji Bin mendengus geli melihat tingkah laku genit Soo Rim. Melihat tidak ada kesempatan lagi, Kai memutuskan meninggalkan Sehun dan Soo Rim, sebelum benar-benar pergi ia menyempatkan diri untuk menatap tajam Ji Bin yang tentunya dibalas oleh Ji Bin dengan memutar matanya.
ns 15.158.61.6da2