5
Ternyata gertakan Kai bukanlah gertakan sambal. Sepertinya lelaki itu berniat mempermainkan Jibin. Jibin memasang aura iblis di sekitarnya ketika Kai tiba-tiba memeluk pinggangnya posesif. Sehingga, dengan kesal ia memukuli Kai dengan kuat. Pukulan itu sudah cukup menjatuhkan seorang Jongin dan cukup membuat semua penghuni sekolah menjerit bahkan pingsan ketika melihat pangeran tampan mereka dipukuli oleh seorang GADIS!
Tidak merasa bersalah, Ji Bin malah tertawa kemenangan lalu membungkuk memegang pelipis Kai yang membiru. “Oopps¸ mianhae Kai-ah tanganku keseleo jadi salah pukul,” ucapnya tertawa geli dengan wajah polos dan mengedipkan matanya genit lalu memegang tangan Sehun meninggalkan Kai yang telah berdiri tegak. Anak buah Kai yang berniat membalas hanya ditahan oleh Kai karena tanpa diketahui sang ibu peri, Kai menyeringai sangat menakutkan.
Kau tidak akan kubiarkan lari begitu saja Ji Bin-ah.Lalu tertawa nista hingga membuat anak buahnya bergidik ketakutan. Tanpa rasa sakit Kai berjalan santai menuju kelasnya.
“Hahh~~ Kan aku sudah bilang padamu, jangan dekati Jongin pabbo itu!” kata Ji Bin terus berteriak sepanjang koridor sedangkan Sehun hanya bisa bergidik ngeri mendengar ocehan yeoja itu. Ji Bin bahkan tidak berniat berhenti walaupun untuk mengambil nafas sekalipun, sedangkan Sehun pasrah ditarik-tarik seperti kambing oleh perempuan ini. Langkah mereka terhenti, Sehun bahkan menabrak punggung Ji Bin karena berhenti mendadak saat pandangannya tidak fokus.
Tepat di depan Sehun dan Ji Bin telah terdapat seonggok manusia yang cengo melihat muka Ji Bin yang berasap-asap. “Lihat sepupumu ini Lee Soo Rim ia hampir berteman dengan Kai,” kata Ji Bin sambil duduk menggerutu menatap Soo Rim tajam sedangkan yang ditatap hanya nyengir tidak berdosa seraya menatap Sehun dengan pandangan khawatir.
“Ohh benarkah? Untung saja ada kau Ji Bin-ah, kalau tidak, apa jadinya sepupuku ini..” katanya dengan raut berbinar menatap Ji Bin yang ternyata dibuat-dibuat. Ji Bin yang melihat muka Soo Rim hanya memeletkan lidah lalu membuang muka karena marah. Setelah merasa tidak ada yang perlu diperbincangkan Ji Bin melongos pergi meninggalkan mereka.
Kris mendesis dingin. :Dasar tidak punya sopan santun.” Chanyeol dan Ra In terlihat tidak peduli dan terus memakan snack mereka. Sehun? Ayolah ia hanya anak polos yang sampai sekarang tidak mengerti perihal apa yang barusan terjadi.
Hening beberapa saat diantara mereka hingga ketenangan itu terpaksa hancur ketika tawa Soo Rim menggelegar di seluruh penjuru kantin. Kris yang biasanya bersikap tenang dan tidak peduli kini menatap wajah Soo Rim horror bahkan Chanyeol hampir menelan bunkus keripik kentangnya karena saking terkejut. Ra In? Tenang saja, ia sudah tersedak.
Ji Bin memegang keningnya sambil berjalan sembarang arah di koridor, ia mendecih kesal. Hidupnya benar-benar hancur ketika Kai sudah menganggu hidupnya terlalu jauh, lagipula mengapa juga dirinya harus ikut campur urusan Kai dengan Sehun? Menggelikan sekali. Tak terasa ia benar-benar berjalan terlalu jauh hingga tiba di belakang sekolah.
“Mau gimana lagi... sudah terlanjur.” Ji Bin berucap pelan sambil mendudukkan diri di bawah salah satu pohon besar disana. Memejamkan matanya sejenak lagipula mungkin tak apa-apa sesekali membolos untung saja ini jam pelajaran Han seosangsim, palingan belajar tentang cara berdandan lagi. Setelah sekian lama akhirnya Ji Bin tak sanggup menahan kantuknya hingga kesadarannya benar-benar hilang 100%.
Lain halnya dengan apa yang dilakukan oleh Soo Rim and the gank, saat ini mereka termasuk Sehun sedang menikmati makan siang mereka di kantin. Seperti biasa, suasananya pasti sedikit ribut dengan ocehan Soo Rim dan Chanyeol yang tidak ada habis-habisnya.
Ra In yang paling normal diantara mereka (tidak yakin Kris masuk kategori ini maupun Sehun) menyeruput jus apelnya dengan tenang sembari mendengarkan apa-apa saja yang sedang teman-temannya perbincangkan. Sebenarnya ia sedikit khawatir, setelah Ji Bin memberikan Sehun kepada Soo Rim ia tidak menampakkan dirinya. Entah kemana gadis itu pergi, bagaimana pun juga Ji Bin tetaplah bagian dari mereka.
“Jangan terlalu dipikirkan. Nanti dia juga muncul sendiri.” Suara baritone Kris mengagetkan Ra In, dengan gugup Ra In tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pelan.
“U-uhm, kau benar.”
Setelah satu jam tertidur Ji Binpun terbangun, iapun duduk dan berusaha mengembalikan kesadarannya.
“Sudah bangun rupanya..” Tiba-tiba suara berat menginstrupsi Ji Bin. Ji Bin pun membuka matanya dan alangkah terkejutnya ia ketika mendapati Kai tepat di depannya. Jika salah pergerakan saja maka bibir mereka pasti bertemu.
Muka Ji Bin memerah dan refleks mendorong tubuh Kai. “KYAAAA!!! Apa yang kau lakukan?!” Dengan perlahan ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara pelan namun masih dengan wajah yang memerah bahkan lebih merah. Jongin yang semula terdorong itu kembali menatap Ji Bin lekat-lekat memerlihatkan seringaian tampannya dan tanpa aba-aba ia membaringkan tubuh Ji Bin dengan ia di atasnya.
Kai berbicara dengan tampang pura-pura polosnya.”Waeyo? Tidak ada yang salah..”
Ji Bin berusaha untuk bangun tapi tidak bisa-bisa. “Apanya ‘tidak ada yang salah’? Jangan berpura-pura bodoh,ya. Minggir dariku!!!”bBentak Ji Bin dengan muka garangnya.
Merasa sudah puas, Kai pun bangun dan menyingkir dua meter dari gadis itu. Ia kembali memasang wajah datarnya membuat Ji Bin mengernyit heran, hingga akhirnya gadis bermarga Jung itu menghela nafas lelah dan berdiri dari duduknya.
Ji Bin mulai meninggalkan tempat itu tanpa pamit, hingga pada langkah kelima ia pun berbicara tanpa berbalik. “Jika kau ingin bersenang-senang cari yang lain saja sana. Kau menganggu waktu istirahatku. Cih.”
“Bagaimana jika aku tidak mau?”
“Berarti aku juga punya hak yang sama untuk melarangmu. Ini privasiku, tidak ada yang boleh melewatinya secuil pun tanpa seizinku..”
Kai pun juga membalas dengan kata-kata yang sama. ”Begitu pula denganku...” sambil memperlihatkan seringaian yang selalu membuat Ji Bin muak.
“Whatever...”
**
Part #2
Ji Bin POV
Hahhh dasar Kai si hidung belang sialan! Apa maunya dia sih? Tidak bisakah sehari saja aku tidak bertemu dengannya? Cih. Dia benar-benar mengangguku sejak aku menganggu kedekatannya dengan Sehun. Tuh kan! Salah lagi..... Seharusnya aku tidak melakukan itu! Angin bunuh saja aku!
Sengaja langkahku aku pelankan supaya tidak bergema di sepanjang koridor. Kalian tahu kenapa? Karena saat ini masih jam pelajaran dan aku tidak ingin bertemu dengan guru-guru menyebalkan itu lalu memberiku hukuman. Saat ini aku sedang dalam keadaan over mood!
Namun saat aku melewati ruang kepala sekolah, aku mendengar sayup-sayup percakapan tentang murid baru. Sebenarnya aku tidak peduli jika saja mereka tidak menyebut-nyebut kelasku XI.A. Oh tidak! Jangan bilang murid baru itu masuk ke kelasku! Aku tidak ingin menambah beban lagi. Hahhh semoga saja kali ini perempuan. Jika sampai yang masuk adalah laki-laki, aku bersumpah akan mendatangi guru yang membawanya ke kelasku!
POV END.
Di lain sisi, nampak Soo Rim sedang kebingungan mencari keberadaan Ji Bin. Saat ini gadis berambut cepol itu sedang mendengarkan materi dari Han seosangnim tentang keperawatan kulit. Jujur saja Soo Rim sangat suka dengan pelajaran itu karena sangat membantunya dalam tips merawat kulit agar tetap lembut dan sehat. Namun tidak untuk sekarang, dia benar-benar tidak fokus. Sejak jam isitirahat dimulai sampai sekarang Soo Rim tidak melihat ujung rambut gadis macan itu, siapa lagi kalau bukan Jung Ji Bin si Binnienya tersayang.
“Uuhh Binnie itu kemana saja diaaaa.. Tidak biasanya dia itu membolos..” ucap Soo Rim sambil menggigit bibirnya. “Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk dengannya? Gimana kalau ia tersesat dan tak tau arah jalan pulang? Gimana kalau ia diculik si Kai pabbo itu? Gimana... Gimanaaaaa kalauu....”
Tuk. Sebuah kapur jatuh mengenai kening Soo Rim. “Lee-ssi perhatikan saya saat menerangkan materi.”
“Mianhamnida Han seosangnim”
Ahh masa bodo.
**
Jam perlajaranpun telah berakhir, saatnya untuk pulang. Begitulah pikiran semua siswa-siswi di XOXO HS ini tanpa terkecuali dengan Ji Bin. Setelah satu jam menunggu akhirnya ia bisa leluasa memasuki kelas dan mengambil tasnya di laci meja. Untung saja Han seosangnim tidak menyitanya, batin Ji Bin. Lalu tanpa buang-buang waktu ia berlari kecil menuju gerbang.
“Jung Ji Bin!!” Deg. Langkah perempuan berambut sebahu itu berhenti. Ia mengumpat pelan, seharusnya ia lebih cepat. Ji Bin tahu siapa yang memanggilnya dengan suara dibuat menyeramkan itu. Tidak mau ambil pusing, Ji Bin mempercepat langkah kakinya.
Seseorang menarik kerah seragamnya. ”Eitss mau kemana kau hah?” Suara husky Chanyeol serasa malapetaka bagi Ji Bin. Lalu ia merasakan pelukan yang sangat erat membuat ia sesak nafas.
Ji Bin berusaha menggapai udara. Ra In satu-satunya orang yang diandalkan Ji Bin untuk saat ini, ia merasa sangat bersyukur ketika pelukan Soo Rim lepas karena bantuan Ra In.
“Haaaahhh. Kau berniat membunuhku ya Soo Rim?” Mata Ji Bin menajam menatap si gadis cepol dari China.
Kris yang sedari tadi diam menekan kepala Ji Bin kuat. ”Hei hei heii. Jangan menatap Soo Rim seperti itu. Mengerti.”
“Shut up Blondieshit! Jangan tekan kepalaku!!!!!!” Ji Bin menrengut tak suka. “Mengapa kalian disini? Kalian mengangguku saja tahu. Aku ingin pulang.”
Kali ini Chanyeol yang mendesis. “Hei siapa juga yang mau menganggu macan jelek seperti mu? Ini semua salahmu.”
“My fault? What the hell.”
“Kau itu jangan seenaknya membolos seperti itu nona Jung. Kau membuat kami semua khawatir.” kata Ra In.
Kris dan Chanyeol serempak berkata. ”Lebih tepatnya Soo Rim dan Ra In. Bukan aku.”
Ji Bin memutar matanya.”Ya ya thanks udah khawatir. BTW mana Sehun?”
Soo Rim tersenyum seraya mengedipkan sebelah matanya.”Tenang saja, ia sudah dijemput supirnya tadi.”
“Baguslah kalau begitu aku pergi. Bye.”
“HEIIIIII JUNG JI BINNN.” Kali ini Chanyeol berteriak ketika Ji Bin seenak jidatnya melarikan diri. “Dasar anak itu.” Semuanyapun menggeleng mengerti akan tingkah gadis macan itu.
**
“Ahh dinginnyaaa~”
Pagi-pagi Ji Bin sudah tiba di sekolah, jangan mengira kalau Ji Bin anak yang rajin. Alasannya cuma satu ‘tidak ingin ketangkap Han saem saat di koridor karena bolos’. Dasar anak ini.
Ji Bin menatap ke jendela, di luar para murid berdatangan. Ada yang datang menggunakan motor, mobil, jalan kaki bareng teman. Semuanya tertawa bergembira, Ji Bin menatap pemandangan itu datar. Jujur ia merasa tidak iri sedikitpun.
Setelah kelas penuh dan lonceng masuk berbunyi pelajaran berlangsung. Hingga pada pertengahan pelajaran ketukan pintu terdengar disusul salah seorang guru piket membawa seorang murid baru. Tunggu, murid baru? Jangan bilang kalau murid baru itu benar-benar masuk ke kelas ini? Semoga bukan laki-laki. Atau lebih baik tidak bertambah seorangpun.
Perempuan bertubuh kecil itu membungkukkan badan. “Hai namaku Kang Jae Eun, senang berkenalan dengan kalian.
Lagi, pandangan semua orang sama saat Sehun dulu. Ji Bin cengo.
Brakk..
Suara kursi yang digeser kelewat dramatis itu membuat semua kepala mengarah ke Ji Bin..
Jessica saem memasang wajah bingung. “What happens miss Jung?”
Ji Bin menggerakkan kepalanya kaku. “Nothing mam. Mam i wanna go to toilet. May i?”
“Yes, you may. 5 minutes.”
**
“Hah~ menyebalkan sekali!” kata Ji Bin seraya mencuci tangannya di wastafel. Ia menegakkan kepalanya dan menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia kesal, entah kenapa ia merasa sangat kesal.
Ji Bin keluar dari toilet dan berdiri di depan antara toliet laki-laki dan perempuan.”Kuharap anak baru itu tidak masuk ke kehidupanku!” harapnya pelan. Setelah itu ia melangkahkan kaki ke kelas dan memulai pelajaran dengan wajah masam.
Sewaktu istirahat, kelas pun sangat ramai. Rasanya seperti deja vu sama seperti Sehun dulu. Saat ini Ji Bin meminum jusnya lambat di atas mejanya, menatap datar sekumpulan orang tak berguna yang mengerumuni meja si anak baru. Tak terkecuali untuk Soo Rim dan gengnya. Ketika si gadis genit itu tiba, kerumunan itu perlahan menyingkir dan bubar menyisakan Soo Rim, Kris, Chanyeol, Ra In, dan Sehun. Ji Bin tidak ambil pusing.
Sayup-sayup Ji Bin mendengar perbincangan mereka yang tidak terlalu jelas. Ji Bin terus saja menyeruput jus apelnya hingga matanya membulat ketika mendengar omongan anak baru yang terkesan menggoda Sehun. Eh?!
“Annyeong Sehun, aku Jae Eun. Kau tampan sekaliii~” ucapnya dengan nada dibuat seimut mungkin.
Tanpa disangka Sehun terkekeh dan juga membalas kata Jae Eun. “Kau juga sangat cantik.”
Dapat Ji Bin rasakan tulang lehernya retak ketika mendengar kata-kata nista itu dari Sehun. Oke sebenarnya itu bukan, Jae Eun itu memang cantik. Setelah itu Ji Bin memakai headset dan menutup matanya pelan tak peduli sambil menyeruput jusnya hingga habis.
Aku benci gadis itu.
**
ns 15.158.61.45da2