Keluarga kami, bertetangga dengan keluarga Pak Aniez, rumah sebelah, terutama mama dan Bu Aniez, walau usia mereka terpaut jauh, mama berusia 46 sementara Bu Aniez 32 tahun. Mama dan Bu Aniez sering belanja bersama atau sekedar jalan-jalan saja. Saya sering dimintai tolong untuk menyetir, walau mereka bisa mengemudi sendiri.
2272Please respect copyright.PENANAaVgmoNmdZt
“Fan, kamu ada acara, nggak?” kata mama jika nyuruh saya.
2272Please respect copyright.PENANAnN5zeOL5Jo
Mengantar mereka, saya suka, karena aku termasuk anak mama. Sayapun menjadi ikut-ikutan akrab dengan Rida, anaknya Bu Aniez yang baru berusia lima tahun. Rida sering kuajak main. Di balik itu aku mulai senang juga, karena bisa bersama Bu Aniez yang cantik, putih bersih. Nampak anggun dengan pakaian jilbab modis rapat sekali. Di rumahpun dia sering memakai jilbab. Tingginya kira-kira 165 cm, tapi masih tinggian saya sedikit, beberapa centimeteran. Wajahnya cantik, mempesona dan indah, betapa indahnya yang tidak nampak, di balik pakaiannya, apalagi di balik beha? Ah pikirku agak galau. Lambat laun aku menjadi tertarik dengan Bu Aniez ini, gejala ini baru timbul dua bulan terakhir ini. Kami berdua sering beradu pandang dan saling melempar senyum. Entah senyum apa, aku kurang paham? Paling tidak bagiku atau saya yang terlalu GR. Sering suara memanggil lewat bibirnya yang indah “Ifan….” Itu yang menjadi terbayang-banyang, suara sangat merdu bagiku dan menggetarkan relung-relung hatiku. Ia di rumah, bersama Rida dan Parmi, pembantunya. Suaminya kerja di luar kota, pulangnya dua minggu sekali atau kadang lebih.
2272Please respect copyright.PENANA7pJtc7vyCw
Pagi itu saya tidak ada jadwal kuliah, setelah mandi, sekitar pukul 08.00 saya keluar rumah, maksudku cari teman untuk kuajak ngobrol. Suasana sepi rumah-rumah di kompleks perumahan kami, banyak yang sudah tutup karena para tetangga sudah pada pergi kerja. Kalaupun ada, hanya pembantu mereka. Tetapi Bu Aniez, rupanya masih ada di rumah, karena mobilnya masih di carport. Mungkin dia belum berangkat kerja. Iseng-iseng aku masuk rumah itu setelah mengetuk pintu tak ada tanggapan. Aku langsung masuk, karena aku sudah terbiasa keluar-masuk rumah ini, bila disuruh mama atau sekedar main dengan Rida. Pagi itu Rida sudah pergi sekolah diantar Parmi. Di dalam rumah, terdengar suara gemercik air dari kamar mandi.
2272Please respect copyright.PENANAO3KxDyU2qK
“Siapa ya?” terdengar suara dari kamar mandi
2272Please respect copyright.PENANAnFnvLz7yK2
“Saya, Bu, Ifan, mau pinjam bacaan” jawabku beralasan.
2272Please respect copyright.PENANAy2WCEgVCYg
“O… silakan di bawah meja… ya”
2272Please respect copyright.PENANAv3iaoV9CNd
“Ya Bu, terima kasih…”kataku
2272Please respect copyright.PENANACVHovElokH
Sambil duduk di karpet, membuka-buka majalah, saya membayangkan, pasti Bu Aniez telanjang bulat di bawah shower, betapa indahnya. Tiba-tiba pikiran nakalku timbul, aku pingin ngintip, melangkah berjingkat pelan, tapi tak ada celah atau lubang yang akses ke kamar mandi. Justru dadaku terasa gemuruh, berdetak kencang, bergetaran. Kalau ketahuan bisa berabe! Akhirnya kubatalkan niatku mengintipnya, kembali aku membuka-buka buku.
2272Please respect copyright.PENANAalJ26ZorGj
2272Please respect copyright.PENANAla0S6GLaNc
Beberapa menit kemudian terdengar pintu kamar mandi bergerak, Bu Aniez keluar. Astaga…, Tubuh yang sehari-hari selalu ditutup rapat, kini hanya memakai lilitan handuk dari dadanya sampai pahanya agak ke atas, sembari senyum lalu masuk ke kamarnya. Aku pura-pura mengabaikan, tapi sempat kelihatan pahanya mulus dan indah sekali, dadaku bergetar lebih keras lagi. Wah belum apa-apa, sudah begini. Mungkin aku benar-benar masih anak-anak? Pikirku. Rasa hatiku pingin sekali tahu apa yang ada di kamar itu. Aku pingin nyusul! Perhatianku pada bacaan buyar berantakan, fokusku beralih pada yang habis mandi tadi. Dalam kecamuk pikiranku, tiba-tiba Bu Aniez menyapa dari dalam kamar:
2272Please respect copyright.PENANA0Y67W6wBL9
“Kamu nggak kuliah, Fan?” katanya dari dalam kamar
2272Please respect copyright.PENANAzjHs3kN7hm
“Tid..dak, …eh nanti sore, Bu” jawabku gagap, hari itu memang jadwal kuliahku sore.
2272Please respect copyright.PENANA9rOe01VQVl
Mungkin ia tahu kalau aku gugup, malah mengajak ngomong terus.
2272Please respect copyright.PENANAUOeAsL3ht7
Mengapa aku tidak ikut masuk saja, seperti kata hatiku padahal pintu tidak ditutup rapat. Lalu aku nekad mendekat pintu kamarnya dan menjawab omongannya di dekat pintu. Kemudian aku tak tahan, walau agak ragu-ragu, lalu aku membuka sedikit pintunya.
2272Please respect copyright.PENANABcVF5DtvDb
“Masuk saja, enggak apa-apa, Fan” katanya
2272Please respect copyright.PENANAhQdCQZASQt
Hatiku bersorak karena dipersilakan masuk, dengan sikap sesopan-sopannya dan pura-pura agak takut, saya masuk. Dia sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer di depan meja rias.
2272Please respect copyright.PENANAj0VG6fNl5d
“Duduk situ, lho Fan!” pintanya sambil menunjuk bibir ranjangnya.
2272Please respect copyright.PENANA8MMRSYhW1V
“Iya,… Ibu… enggak ke kantor” sambil duduk persis menghadap cermin meja rias.
2272Please respect copyright.PENANAf9KRvsbZNS
“Nanti, jam sepuluhan. Saya langsung ke balaikota, ada audensi di sana, jadi agak siang” katanya lagi.
2272Please respect copyright.PENANAEGMnosiUYx
Sesaat kemudian dia menyuruh saya membantu mengeringkan rambutnya dan sementara tangannya mengurai-urai rambutnya. Kembali aku menjadi gemetar memegang hairdryer, apalagi mencium bau segar dan wangi dari tubuhnya. Leher belakang, bahu, punggung bagian atasnya yang putih mulus merupakan bangun yang indah. Aku memperhatikan celah di dadanya yang dibalut handuk itu, dadaku bergetar cepat. Tanpa sengaja tanganku menyenggol bahu mulusnya, ”Thuiiing…” Seketika itu rasanya seperti disengat listrik tegangan 220V.
2272Please respect copyright.PENANA0yEfqpeZJG
“Maaf, Bu” kata terbata-bata
2272Please respect copyright.PENANA7rO4W7f03Y
“Enggak pa-pa… kamu pegang ini juga boleh. Daripada kamu lirik-lirik, sekalian pegang” katanya sambil menuntun tangan kananku ke arah susunya, aku jadi salah tingkah. Rupanya dia tahu lewat kaca rias, bila saya memperhatikan payudaranya. Dadaku tambah bergoncang. Aku menjadi gemetar, percaya antara ya dan tidak, aku gemetaran memegangnya. Maklum baru kali ini seumur-umur.
2272Please respect copyright.PENANAJHzZfOG8tT
Beberapa saat kemudian dia beranjak dari tempat duduknya, sambil berkata:
2272Please respect copyright.PENANARfMUpSOINo
“Kamu sudah pernah sun pacarmu, belum?” tanyanya mengagetkan
2272Please respect copyright.PENANAd9eWCPqTHW
“Ah.. Ibu ada-ada aja, malu….kan…”
2272Please respect copyright.PENANAZSaVj6FbTX
“Ngapain malu, kamu sudah cukup umur lho, berapa umurmu?
2272Please respect copyright.PENANA6ep4THjWaq
“Dua puluh satu Bu..”
2272Please respect copyright.PENANAxNq7BPqfg2
“Sudah dewasa itu. Kalau belum pernah cium, mau Bu ajari… Gini caranya” katanya sambil memelukkan tangannya pada bahuku. Kami berdiri berhadapan, tubuhnya yang dibalut handuk warna pink itu dipepetkan pada tubuhku, nafasnya terasa hangat di leherku. Wanita cantik ini memandangku cukup lama, penuh pesona dan mendekatkan bibirnya pada bibirku, aku menunduk sedikit. Bibirnya terasa sejuk menyenangkan, kami berciuman. Seketika itu dadaku bergemuruh seperti diterpa angin puting beliung, bergetar melalui pori-pori kulitku.
2272Please respect copyright.PENANAmJ4Dj4vBMb
“Kamu ganteng, bahkan ganteng sekali Fan, bahumu kekar macho. Aku suka kamu.” katanya
2272Please respect copyright.PENANAPHCfJ0Wl1Q
“Sejak kapan, Bu?” kataku di tengah getaran dadaku
2272Please respect copyright.PENANAhu8rIPP2fF
“Sejak… kamu suka melirik-lirik aku kan?!”
2272Please respect copyright.PENANAZTBTlv5Oxr
Saya menjadi tersipu malu, memang aku diam-diam mengaguminya juga dan suka melirik perempuan enerjik ini.
2272Please respect copyright.PENANAI1p4AXi5YB
“Ya sebenarnya aku mengagumi Ibu juga” kataku terbata-bata
2272Please respect copyright.PENANAK1iZWvADgR
“ Tuh… kan?! Apanya yang kamu kagumi?
2272Please respect copyright.PENANACi7iKbbH2f
“Yeahh, Bu Aniez wanita karier, cantik lagi…” kataku
2272Please respect copyright.PENANA65CZJiBK38
“Klop, ya…” sambil mengecup bibirku
2272Please respect copyright.PENANAL5lXsTWntW
2272Please respect copyright.PENANAt5m3ptMcdS
Kembali kami berpagutan, kini bibirku yang melumat bibirnya dan lidah Bu Aniez mulai menari-nari beradu dengan lidahku. Aku mulai berani memeluk tubuhnya, ciuman semakin seru. Sesekali mengecup keningnya, pipinya kemudian kembali mendarat di bibirnya. Karena serunya kami berpelukan dengan berciuman, tanpa terasa handuk yang melilit pada tubuhnya lepas, sehingga Bu Aniez tanpa sehelai kainpun, tapi dia tidak memperdulikan. Rasanya aku tidak percaya dengan kejadian yang aku alami pagi itu. Aku mencoba mencubit kulitku sendiri ternyata sakit. Inilah kenyataannya, bukan mimpi. Seorang wanita dengan tubuh semampai, putih mulus, payudaranya indah, pinggulnya padat berisi, dan yang lebih mendebarkan lagi pada pangkal pahanya, di bawah perutnya berbentuk huruf “V” yang ditumbuhi rambut hitam sangat sedap dipandang. Pembaca bisa membayangkan betapa seorang anak remaja laki-laki berhadapan langsung perempuan cantik tanpa busana di depan mata. Saya memang sering melihat foto-foto bugil di internet, tapi kali ini di alam nyata. Luar biasa indahnya, sampai menggoncang-goncang rasa dan perasaanku. Antara kagum dan nafsu birahi bergelora makin berkejar-kejaran di pagi yang sejuk itu.
2272Please respect copyright.PENANA3ld68N89wN
Bu Aniez membuka kaosku dan celanaku sekalian dengan cedeku. Dalam hitungan detik, kini kami berdua berbugilria, berangkulan ketat sekali, payudaranya yang indah-montok itu menempel dengan manisnya di dadaku, menambah sesak dadaku yang sedang bergejolak. Perempuan mantan pramugari pesawat terbang ini terus merangsek sepertinya sedang mengusir dahaga kelelakian. Penisku ngaceng bukan main kakunya, saya rasa paling kencang selama hidupku. Apalagi jari-jari Bu Aniez yang lentik nan lembut itu mulai menimang-nimang dan mengocok-ngocok lembut. Rasanya nikmat sekali.
2272Please respect copyright.PENANAXUyl6E9qA1
Lambat-laun tubuhnya melorot, sambil tak henti-hentinya menciumiku mulai dari bibir, ke leher, dada dengan pesona permainan lidahnya yang indah di tubuhku. Sampai pada posisi belahan payudaranya dilekatkan pada penisku, digerak-gerakkan, naik-turun beberapa saat. Ah… nikmat sekali.
2272Please respect copyright.PENANAtM1vhNaLYV
Sampai dia terduduk di pinggir ranjang, aku masih berdiri, penisku diraih lidahnya menari-nari di ujungnya, kemudian dikulum-kulum. Rasanya luar biasa nikmatnya, sebuah sensasi yang memuncak. Rasanya sampai sungsum, tulang-tulang dan ke atas di ubun-ubun. Tanganku meraih susunya, keremas-remas lembut, empuk dan sejuk dengan puntingnya yang berwarna merah jingga itu. Secara naluri aku pilin-pilin lembut, dia mendesah lirih. Ku rasakan betapa enaknya susunya di kedua telapak tanganku. Setelah sekitar lima menit, dia membaringkan diri di ranjang dengan serta merta aku menindih tubuh molek itu dan dia sambut dengan rangkulan ketat, kami saling membelai, saling mengusap, bergulat dan berguling. Kaki kami saling melilit, dengan gesekan exotic, membuat tititku kaku seperti kayu menempel ketat pada pahanya. Susunya disodorkan pada bibirku, lalu puntingnya ku-dot habis-habisan, saking nafsunya. Sementara itu kuremas lembut payudaranya yang sebelah, bergantian kiri-kanan. Kepalaku ditekankan pada dadanya, sehingga mukaku terbenam di antara kedua susunya, sambil kuciumi sejadi-jadinya. Perempuan ayu ini mendesis lembut, lalu tangannya mengelus tak melepas penisku.
2272Please respect copyright.PENANAXDsxzhjZi4
Aku benar-benar tak tahan, dengan permainan ini nafsuku makin menjadi-jadi, saat ini rasanya penisku benar-benar ngacengnya maksimal sepanjang sejarah, keras sekali dan rasanya ingin memainkan perannya. Aku lalu mengambil posisi menindih Bu Aniez yang tidur terlentang. Pada bagian pinggul antara perut dan pangkal paha tercetak huruf V yang ditumbuhi rambut tipis dan rapi. Ketika aku mencoba membuka pahanya nampak lobang merekah warna pink. Kuarahkan senjataku ke selakangannya, pahanya agak merapat dan kutekan. Tapi rasanya hanya terjepit pahanya saja, tidak masuk sasaran. Paha putih mulus itu ku buka sedikit, lalu kutekan kembali dan tidak masuk juga. Adegan ini saya lakukan berulang kali, tapi belum berhasil juga. Perempuan dengan deretan gigi indah itu malah ketawa geli. Penisku hanya basah karena kena cairan dari Vnya. Dia masih ketawa geli, saya menjadi kesal dan malu.
2272Please respect copyright.PENANA60WQR0Jto0
“Tolonginlah… Bu, gimana caranya…” pintaku
2272Please respect copyright.PENANA8V6hgyPiYs
“Kamu keburu nafsu… tapi tak tahu caranya” katanya masih ketawa
2272Please respect copyright.PENANAkX6GRzX5Nr
2272Please respect copyright.PENANAlJAI2ChcNp
Lalu Bu Aniez memegang penisku kemudian diarahkan pada selakangannya, tepatnya pada lobang kewanitaannya. Pahanya di renggangkan sedikit dan lututnya membentuk sudut kiri-kanan
2272Please respect copyright.PENANAu2tRAGO3ky
“Sekarang tekan, pelan-pelan” bisiknya
2272Please respect copyright.PENANAEB85q9QXPy
Kuikuti petunjuknya, dan kutekan pinggulku hingga penisku masuk dengan manisnya. Saat kumasukkan itu rasanya nikmat luar biasa, seolah-olah aku memasuki suatu tempat yang begitu mempesona, nyaman dan menakjubkan. Pada saat aku menekan tadi, Bu Aniez mengerang lembut.
2272Please respect copyright.PENANA8jY3iDzjnY
“Ahhh…..Ifan…….” desahnya
2272Please respect copyright.PENANADl9CAs9BXD
“Kenapa,….. sakit Bu.?.” tanyaku
2272Please respect copyright.PENANAjBeZ3Wy2Xb
“Nggak…sihh, enakan….malah “ jawabnya yang kusambut dengan tekanan penisku yang memang agak seret.
2272Please respect copyright.PENANA3RREMF8vFg
“Saya juga enakan, Bu.. enak banget”
2272Please respect copyright.PENANAeVo32tb1LA
“Tarik dan tekan lagi Fan. Burungmu gede mantap….” katanya.
2272Please respect copyright.PENANAkJKov1Ih5O
Aku ikuti arahannya dan gerakan ini menimbulkan rasa sangat nikmat yang berulang-ulang seiring dengan gerakan pinggulku yang menarik dan menekan. Saat aku tekan, pinggul Bu Aniez ditekan ke atas, mungkin supaya alat seks kami lebih ketat melekat dan mendalam. Di bawah tindihanku dia mengoyang-goyangkan pinggulnya dan kedua kakinya dililitkan ketat pada kakiku. Kadang diangkat ke atas, tangannya merangkul bahuku kuat sambil tak hentinya menggoyangkan pinggulnya. Aku melakukan gerakan pinggul seirama dengan gerakannya. Sesekali berhenti, berciuman bibir dan mengedot susunya. Kami benar-benar menyatu. Nikmat abiz!
2272Please respect copyright.PENANAC1giou81Tl
“Enak ya Fan, beginian?!” katanya disela-sela kegiatan kami
2272Please respect copyright.PENANA9zsd6Me77n
“Yah.. enak sekali Bu” kataku
2272Please respect copyright.PENANAjK7ggZ8VyT
Kami melakukan manuver gerakan bergulung, hingga Bu Aniez di atasku. Dalam posisi begini ia melakukan gerakan lebih mempesona. Goyangan pinggulnya semakin menyenangkan, tidak hanya naik turun, tetapi juga meliuk-liuk menggairahkan sambil mencuimiku sejadi-jadinya. Kedua tangannya diluruskan untuk menompang tubuhnya, pinggulnya diputar meliuk-liuk lagi. Setelah sekitar lima belas menit, suasananya semakin panas, sedikit liar. Perempuan berambut sebahu itu makin bergairah dan menggairahkan, susunya disodorkan pada bibirku dan ku santap saja, saya senang menikmati susunya yang montok itu. Dalam menit berikutnya gerakannya makin kuat dan keras sehingga ranjangnya turut bergoyang. Kemudian merebahkan diri telungkup menindihku, dengan suaranya.
2272Please respect copyright.PENANA5JS86gV4V7
“Ah.. uh… eh…. a….ku…..keluarrr Fan” katanya terengah-engah.
2272Please respect copyright.PENANAyjBMohMyxb
Aku terpana dengan pemandangan ini, bagaimana tingkahnya saat mencapai puncak, saat orgasme, benar-benar mengasyikkan, wajahnya merona merah jambu. Sebuah pengalaman benar-benar baru yang menakjubkan. Nafasnya terengah-engah saling berburu. Beberapa menit kemudian gerakan pinggulnya makin melemah dan sampai berhenti. Diam sejenak kemudian bergerak lagi “Ah…” orgasme lagi dan beberapa saat kemudian wanita yang susunya berbentuk indah ini terkapar lemas, tengkurap menindih tubuhku.
2272Please respect copyright.PENANAszgnEl9Jc0
Suasananya mendingin, namun aku masih membara, karena penisku masih kuat menancap pada lobang kewanitaan Bu Aniez, kemudian di merebahkan disisiku sambil menghela nafas panjang.
2272Please respect copyright.PENANANSUl4IxMhZ
“Aku puas Fan…”
2272Please respect copyright.PENANAhoJuor0woQ
“Permainan Bu hebat sekali” kataku
2272Please respect copyright.PENANAtO9cLtp8v2
“Sekarang ganti kamu, lakukan kayak aku tadi” katanya lagi
2272Please respect copyright.PENANAHcF9ERlj5x
Kemudian aku kembali menunggangi Bu Aniez, dia terlentang pahanya dibuka sedikit. Dan penisku kuarahkan pada selakangannya lagi seperti tadi, disambut dengan tangannya menuntun memasukkan ke Vnya.
2272Please respect copyright.PENANAOEdxF5JS87
“Tekan Fan! Main sesukamu, tapi jangan terlalu keras supaya nikmat dan kamu tahan lama.” Sambil memelukku erat kemudian mencium bibir.
2272Please respect copyright.PENANAPBVoCcE1N1
Saya mulai memompa wanita cantik bertubuh indah ini lagi, dengan menggerak-gerakkan pinggulku maju-mundur berulang-ulang. Ia menyambut dengan jepitan vaginanya ketat terasa mengisap-isap. Saat kutekan disambut dengan jepitan ini yang seolah dapat merontokkan sendi-sendiku. Dan tentu saja menimbulkan rasa nikmat bukan kepalang. Nikmat sekali! Sampai pada saatnya, beberapa menit kemudian…
2272Please respect copyright.PENANAoHUhSLlTB2
“Aku mau keluar Bu…….” kataku terengah-engah
2272Please respect copyright.PENANAE5J6TYsMjK
“Tahan dulu Sayang, aku juga mau keluar lagi kok… terus digoyang…nih… pentilku didot” katanya terengah-engah juga.
2272Please respect copyright.PENANAF6s5wwWk8r
Aku mengedot susunya dan meremas-remas, sambil memompanya. Sepertinya aku diajak melayang-layang di angkasa tinggi. Setelah beberapa menit, ada sebuah kekuatan yang mendorong mengalir dari dalam tubuhku. Semua tenaga terpusat di satu tempat menghentak-hentak menerobos keluar lewat penisku. Spermaku keluar memancar dengan dahsyatnya, memenuhi lorong birahi milik Bu Aniez, diiringi dengan rasa nikmat luar biasa. “Ahh….uh…ehh..”suara erangan kami bersahut-sahutan.
2272Please respect copyright.PENANAwcPGm88iIe
Nafas kami berdua terengah-engah saling memburu, kejar-kejaran. Betapa nikmatnya perempuan ini walau lebih tua dari saya, tapi dahsyat sekali. Bu Aniez sangat mempesona. Saya memang pernah mengeluarkan sperma dengan cara onani atau mimpi basah, tapi kali ini mani-ku yang memancar dan masuk ke vagina seorang perempuan, ternyata membawa kenikmatan luar biasa dan baru kali ini aku rasakan, dengan dorongan yang menghentak-hentak hebat, apalagi dengan Bu Aniez, seorang perempuan yang aku kagumi kecantikannya. Seolah-olah ujung rambutku ikut merasakan kenikmatan ini. Dahsyat dan menghebohkan!
2272Please respect copyright.PENANA0LORRK0GEi
Setelah beberapa menit aku terkapar lemas di atas tubuh wanita si kaki belalang itu (ini istilahku; kakinya indah sekali kayak kaki belalang), lalu melihat jam di dinding menunjuk pukul 09.16. Astaga, berarti aku bermain sudah satu jam lebih. Lalu aku mencabut penisku, dan segera ke kamar mandi diikuti Bu Aniez, sambil mencium pipiku.
2272Please respect copyright.PENANA74Mu5oZYdb
“Terima kasih ya Fan” katanya sambil menciumku
2272Please respect copyright.PENANAtnSdML8ikK
“Sama-sama Bu..” kami kembali berciuman.
2272Please respect copyright.PENANAoCxLflckjk
Aku berpakaian kembali, kemudian segera keluar rumah, karena takut kalau-kalau Parmi dan Rida pulang.
2272Please respect copyright.PENANAHCqB77No59
Sore harinya ada kuliah di kampus, selama mengikuti kuliah aku tidak concern pada dosen. Aku selalu teringat pagi itu, betapa peristiwa yang menyenangkan itu berlangsung begitu mulus, semulus paha Bu Aniez. Padahal hari-hari sebelumnya, mendapat senyumannya dan melihat wajahnya yang cantik, aku sudah senang. Tadi kini aku telah merasakan semuanya! Sebuah pengalaman yang benar-benar baru sekaligus negasyikkan. Lalu aku nulis sms.
2272Please respect copyright.PENANAUZwIHlPe6N
“Gimana Bu Aniez, lanjutkan?” teks SMSku
2272Please respect copyright.PENANA6zv90qKrHh
“Kapan, …Yang….?” jawabnya
2272Please respect copyright.PENANAi1OpiiuN3Q
Lalu kami sepakat malam ini dilanjutkan. Mama dan papaku pergi keluar rumah pukul 19.00 ada acara di kantor papa. Sebelum berangkat, saya pamit mama dan aku beralasan pada mama untuk mengerjakan tugas di rumah teman.
2272Please respect copyright.PENANAkXcTyWXzkz
“Mungkin, kalau kemalaman saya tidur di sana Ma” kataku pada mama
2272Please respect copyright.PENANAYJ9yUgNz8A
Semula mama keberatan, tapi akhirnya mengijinkan.
2272Please respect copyright.PENANAl1FHoBAYlF
Aku sudah tidak sabaran, kepingin rasanya ke rumah sebelah. Tapi Bu Aniez bilang kalau datang nanti setelah Rida dan Parmi tidur. Rasanya menunggu kayak setahun.
2272Please respect copyright.PENANAbnz6a7x0Kk
Sekitar pukul sembilan malam ada sms masuk dari Bu Aniez
2272Please respect copyright.PENANAgcHTKvb6oT
“Mrka dah tdr, kemarilah…”
2272Please respect copyright.PENANASNe2O8wbak
“Aku berangkat, Mi” kataku pada pembantuku, tahunya aku ke rumah teman.
2272Please respect copyright.PENANAWhk5dwTM6F
“Nggak pakai motor Mas..?” tanya Mimi
2272Please respect copyright.PENANAnrvxGoPaFe
“Dijemput temanku diujung jalan” kataku
2272Please respect copyright.PENANA00BRoGDZgk
Malam itu gerimis, aku berangkat ke rumah sebelah, tapi jalanku melingkar lingkungan dulu untuk kamuflase, agar Mimi tidak curiga.
2272Please respect copyright.PENANACkl3w7kdGQ
Setelah mengambil jalan melingkar, aku langsung masuk rumah dan disambut Bu Aniez dan langsung masuk kamar. Nyonya rumah mengunci pintu, mematikan lampu tengah dan masuk kamar. Rida tidur di kamar sebelah, sedang Parmi tidur di kamar belakang dekat dapur dan akses ke ruang utama di kunci juga. Sehingga cukup aman.
2272Please respect copyright.PENANAkrRgERCON7
Lampu meja kamar masih menyala redup, Bu Aniez masuk kamar dan mengunci pintu dengan hati-hati. Dia mengembangkan tangannya dan kami berpelukan kembali. Seperti sepasang kekasih yang sudah lama tidak ketemu. Kami mulai bermain cinta, kucium bibir indah perempuan ini, kamipun mulai hanyut dalam arus birahi. Malam itu ia memakai gaun tidur katun dominasi warna putih berbunga, kubuka kancingnya dan kelepas dengan gemetaran. Beha dan cedenya warna putih dan indah sekali. Diapun mulai membuka kaos lalu celana panjang yang kupakai, kami kembali berpelukan, bercumbu saling beradu lidah dan setiap inci kulit mulusnya kuciumi dengan lembutnya.
2272Please respect copyright.PENANA5DrnvrZ2YN
“Kamu tak usah keburu-Buru, waktu kita panjang” katanya
2272Please respect copyright.PENANAV1Bbfcy6FD
“Ya, Bu tadi pagi saya takut ketahuan…maka buru-buru.” kataku sambil membuka kait behanya, (agak lama karena belum tahu caranya) dan menarik pita yang melingkar di kedua bahunya. Lalu aku menciumi payudaranya wajahku kubenamkan di sela-selanya, sambil mengedot punting susunya bergantian kiri kanan. Saya suka sekali memainkan benda kembar milik Bu Aniez ini. Perempuan cantik itu mulai mendesah lembut. Lalu kutarik cedenye ke bawah melalui kakinya dan diapun menarik juga cedeku, kami saling tarik dan akhirnya kami tanpa busana seperti pagi tadi pagi.
2272Please respect copyright.PENANAQTYvxL1uQE
Kami berdua mulai mendaki gunung birahi, bergandengan tangan bahkan berpelukan menaiki awan-awan nafsu dan birahi yang makin membara. Nafas desah dan leguhan beriring-iringan dengan derai hujan di luar rumah. Kucoba memainkan seperti di bf yang pernah aku lihat. Pahanya kubuka lebar-lebar aku mempermainkan Vnya dengan jemariku, bibir, klitoris, serta lobangnya berwarna merah jambu menggairahkan. Sesekali kumasukkan jariku dilobang itu dan menari-nari di sana. Lalu tak ketinggalan lidahku ikut menari di klitorisnya dan mengedot-edot. Kuperlakukan demikian perempuan matang-dewasa itu bergelincangan sejadi-jadinya. Bu Aniezpun tidak kalah dahsyatnya dia mengedot penisku penuh nafsu. Lidahnya menari-nari pada kepala Mr P-ku, berputar-putar dan kemudian diemut, diedot habis-habisan, nikmat sekali. Kami saling memberi kenikmatan, saya sampai kelimpungan.
2272Please respect copyright.PENANAyXkqxtnc80
“Ayoo…masukkan Fan…, aku tak tahan….” bisiknya terengah-engah, setelah beberapa menit mengedot.
2272Please respect copyright.PENANAEOgRbqbn2D
Saya mulai memasukkan kelelakianku ke dalam lubang kewanitaannya, memompa sepuas-puasnya. Kami berdua benar-benar menikmati malam itu dan ber-seks-ria yang mengasyikkan bersama si tubuh indah putih itu, dengan bentuk pinggul yang menggetarkan itu.
2272Please respect copyright.PENANAug9eHmCENQ
Pendakian demi pendakian ke puncak kenikmatan kami lalui berdua yang selalu diakhiri kepuasan tiada tara, dengan menghela nafas panjang, nafas kepuasan. Kami terkapar bersama, di atas ranjang. Kami saling mengusap, dan mencium lembut, setelah selakangannya ku bersihkan dengan tisu dari spermaku yang tumpah keluar vaginanya. Kami berbaring berpelukan, masih telanjang, kaki kananku masuk di antara pahanya, sementara paha kirinya kujepit di antara pahaku. Kaki kami saling berlilitan.
2272Please respect copyright.PENANAud3pP9WG9t
“Fan, sementara aku sendirian….dan kamu ‘belum terpakai…’ kita bisa main kayak gini ya…” katanya sambil mengusap-usap dadaku, setelah keletihan sirna.
2272Please respect copyright.PENANAhuEaVh8TiE
“Ya Bu, saya juga suka kok, bisa belajar sama Bubu Aniez…” kataku yang disambut dengan kecupan dipipiku.
2272Please respect copyright.PENANAe9WHtYBd3F
“Aku jadi ingat Fan, ketika kamu sunat dulu, saya baru saja menempati rumah ini. Ingat nggak?” katanya sambil menimang-nimang tititku.
2272Please respect copyright.PENANARJnkZ1pGrU
“Ingat Bu, waktu itu Bu Aniez manten baru ya… Dan ternyata Bu Aniez yang pakai pertama kali senjataku ini….” jawabku dan dia mengangguk mengiyakan jawabanku sambil tersenyum lebar.
2272Please respect copyright.PENANAy0qDTwBD9m
Malam semakin pekat dan dingin, namun api cumbuan semakin membara. Berbagai gaya telah diperkenalkan oleh Bu Aniez, mulai dari gaya konvensional, 69, dogie sytle, sampai gaya lainnya yang membawa sensasi demi sensasi. Beberapa puncak kenikmatan telah kuraih bersama Bu Aniez. Sayang sekali saya lupa sampai berapa kali aku mencapai puncak kenikmatan. Entah sampai berapa kali aku menaiki Bu Aniez, malam itu? Kulihat Bu Aniez tidur pulas setelah melakukan beberapa kali pendakian berahi yang melelahkan, sampai tak sempat berpakaian kembali. Terngiang olehku sesekali bisikannya setelah tenaganya pulih kembali:
2272Please respect copyright.PENANA1QvdbgLR1r
“Lagi yukk Fan…” kemudian kamipun memulai lagi.
2272Please respect copyright.PENANATUJhA3ZwOv
Pagi telah tiba, dengan pelan aku membuka mata, namun tidak membuat gerakan dan menggeser posisiku pagi itu. Saya terjaga masih berpelukan dengan Bu Aniez dan aku yang hanya berselimut. Sambil kulihat sekitar kamar, pakaianku bercampur dengan pakaian Bu Aniez berantakan di lantai kamar. Wanita cantik itu tersentak ketika melihat jam dinding menunjukkan pukul 05.05, rencananya aku akan pulang subuh tadi, sebelum Parmi bangun, tapi kami keenakan kelonan, tertidur, kesiangan. Apalagi semalaman hampir tidak tidur, mengarungi samudra raya kenikmatan bersama Ibu ayu ini. Lalu aku bertahan, di dalam kamar sampai Parmi mengantar Rida berangkat sekolah.
2272Please respect copyright.PENANABHzEo440SJ
Setelah Parmi pergi bersama Rida, aku bersiap pulang tapi sebelumnya kami mandi bersama. Lagi-lagi nafsu menyala-nyala kembali, lalu aku bergulat lagi dengan Bu Aniez, sampai kepuasan itu datang lagi. Aku baru pulang, sekitar pukul 07.30 dan Bu Aniez berangkat kerja dan menitipkan kunci rumah ke saya seperti biasanya dan nanti diambil Parmi.
2272Please respect copyright.PENANAWiNflBySMH
Langkah hubungan ini masih berjalan dengan manisnya, tanpa hambatan berarti. Hambatannya hanya, bila di rumahnya situasi tidak memungkinkan, karena ada orang lain atau suaminya di rumah. Lima tahun sudah aku berjalan dalam lorong-lorong kenikmatan yang menyenangkan bersama Bu Aniez. Kalau tidak di rumah, di rumahku juga pernah dan sesekali kami lakukan di hotel, bila kondisi rumah tidak memungkinkan. Di rumah biasanya pagi hari menjelang Bu Aniez berangkat ke kantor, sementara dan Rida dan Parmi ke sekolah.
2272Please respect copyright.PENANAMNMW7ySJTv
Seperti pagi itu aku dapati dia siap berangkat ke kantor, sudah pakai bleser dan celana coklat muda dan kerudung coklat motif Bunga, pakaian seragam kerja. Aku masuk ke rumahnya, langsung berpelukan dan berciuman mesra. Serta merta aku membuka kancing dan membuka celana panjang dan cedenya dengan cepat.
2272Please respect copyright.PENANAKmi81C1vWg
“Kok tidak tadi… Saya mau berangkat nih…?
2272Please respect copyright.PENANAFexZ7wdnZ4
“Tadi bantu mama dulu. Sebentar aja kok Bu, kita sudah dua minggu tidak main” bisikku.
2272Please respect copyright.PENANAtoMX5ICNZT
Dia tidak mau di bad, karena sudah pakaian rapi, nanti pakaiannya kusut, berantakan. Hanya dengan gaya doggie style, dia menunduk, tangannya berpegangan pada bibir meja. Lalu saya masukkan tititku dari belakang. Sudah beberapa menit, menembak tapi saya belum sampai puncak.
2272Please respect copyright.PENANA4glKIxXkPg
“Saya capek Fan, gini… aja….” katanya terengah-engah sambil berdiri dan tititku tercabut.
2272Please respect copyright.PENANAT0h94KeJEq
Kemudian perempuan yang masih menggunakan bleser dan kerudung itu duduk di meja, kedua tangannya ke belakang menompang tubuhnya. Sedangkan kedua kakinya diangkat dan ditaruh di atas kedua lenganku, sehingga tempiknya (Vnya), tampak merah merekah menantang. Lalu aku segera memasukkan kembali tititku pada lobang kehormatannya itu.
2272Please respect copyright.PENANADuuthDUTsL
“Cepetan keluarkan Fan, terlambat aku nanti….” katanya lirih.
2272Please respect copyright.PENANAnZ1vYNLd7r
“Ya Bu” kataku sambil mulai menggenjot kembali.
2272Please respect copyright.PENANAg8j8YigVoz
Kegiatan ini seperti gerak hidrolis, keluar-masuk, namun nikmatnya luar biasa. Sampai beberapa menit kemudian aku keluarkan dengan tenaga hentakan kuat dan ditandai pancaran spermaku keluar kencang dengan kenikmatan dahsyat pula. Bu Aniez juga mengerang panjang bersaut-sautan, sambil memeluk aku erat sekali dan mencium bibir, kakinya ditautkan pada pinggangku. Beberapa menit kemudian selesai, saya mengeluarkan sperma dengan semprotan yang tidak kalah dahsyatnya dari waktu-waktu sebelumnya, mengantar kepada kepuasan, walau terkesan tergesa-gesa. Setelah membersihkan diri, perempuan tinggi semampai itu bergegas memakai celananya kembali. Kemudian aku mencium keningnya lalu dia berangkat ke kantor. Pagi itu rasanya nikmat sekali seperti hari-hari sebelumnya.
2272Please respect copyright.PENANARYLZyYSaYV
Rasanya saya tidak bosan-bosannya menikmati hubungan ini bersama Bu Aniez. Makanya banyak orang yang suka main beginian, tua muda semuanya, seperti yang sering kita baca dan lihat di media. Kini Bu Aniez bertambah anak, Refa namanya yang berumur empat tahun, mungkin saja dia itu hasil benihku. Sementara lakon itu kini masih berlangsung.
ns 15.158.61.8da2