Namanya Arina Syafarani Putri. Tidak terlalu tinggi, 25 tahun, cantik, berkerudung, payudara 34B dengan puting bulat kecil berwarna coklat gelap. Arina adalah penghuni kontrakan yang paling tua, paling disegani, dan tentu saja, paling pengalaman soal melayani penis cowok. Sejak kehilangan keperawanan di acara kemping SMA-nya saat kelas 3, Arina berjanji tidak akan melakukannya lagi. Ironisnya, pemerkosaan yang dialaminya di minggu pertamanya menggunakan jilbab oleh teman kampusnya di lab justru menjadi titik balik kebiasaannya. Ia menjadi wanita berjilbab haus sex yang selalu ingin dipuaskan, meski hal itu dapat ditutupinya di lingkungan umum.
2603Please respect copyright.PENANAhzufTUdJD6
Di kontrakan, Arina selalu menjadi tempat Hani, Okta, dan Eva untuk berkonsultasi mengenai seks. Arina juga satu-satunya yang memiliki vibrator dan obat-obatan yang diperlukan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti disemburkannya sperma tepat di rahim Hani saat masa suburnya oleh Edwin. Arina sering meminjam pacar-pacar Hani, Eva, atau Okta untuk memuaskan hasrat seksnya.
2603Please respect copyright.PENANAmuV1vVMIEK
Siang itu, Arina baru saja akan pulang dari shift-nya di sebuah bank. Ia mengenakan batik berbahan licin berwarna putih dengan beberapa aksen biru dan bunga. Baju tersebut menonjolkan payudara besarnya dengan sempurna, hal ini tentu menjadi santapan teman-teman prianya di kantor yang melihatnya keluar dari WC setelah ganti baju.
2603Please respect copyright.PENANAzlnJpQv0SQ
“Susunya mbak Arina mantep bener ya. Gede.” bisik seorang office-boy kepada teman di sebelahnya, diikuti sebuah cubitan kecil seorang office-girl di belakang mereka.
2603Please respect copyright.PENANAH0WJDtrOlG
“Gak gue kasih susu lagi nih.” ujar sang office-girl ketus sambil berlalu.
2603Please respect copyright.PENANAb6tItuePiD
***
2603Please respect copyright.PENANAu4Rtk6V97V
“As…” Arina yang hendak mengucapkan salam tiba-tiba terhenti saat mendengar suara desahan dan lenguhan yang tidak asing baginya. Ya, tentu saja, Okta dan Bang Kiki, ujarnya dalam hati.
2603Please respect copyright.PENANAfOAUyn3KRD
Melangkah pelan menuju teras, Arina melihat pergumulan Bang Kiki dan Okta. Okta yang terduduk pasrah sambil memejamkan mata dengan kepala mendongak sedang memangku Bang Kiki yang terlihat asik menikmati susu gadis itu, menjilat-jilat dan menghisap putingnya. Sesekali digigit dan ditarik kuat-kuat hingga Okta melenguh panjang karena nikmatnya.
2603Please respect copyright.PENANAf3g7MOc3eM
“Duhh… ini si abang nagihnya nggak liat-liat tempat ya?” tegur Arina kepada kedua insan itu. Bang Kiki yang mendengar langsung menoleh dan mendapati sosok Arina sedang berdiri di sampingnya.
2603Please respect copyright.PENANARb0thtj8hp
“Eh, mbak Arina. Hehehe. Biasa, mbak…” jawab Bang Kiki sambil tangannya terus memainkan puting besar Okta. Hal ini membuat Okta terus melayang dalam kenikmatan sehingga tidak menyadari kehadiran Arina di sana.
2603Please respect copyright.PENANA6LANVbN123
“Mbak mau?” lanjutnya. Matanya langsung tertuju ke bongkahan buah dada Arina yang menonjol ketat dari balik pakaiannya.
2603Please respect copyright.PENANA7IE5IaPBUc
“Yeee… enak aja. Aku kan selalu bayar full, Bang.” ujar Arina sambil sesekali melirik ke arah penis Bang Kiki yang tertancap di memek Okta.
2603Please respect copyright.PENANAomS38LcPZ2
“Ya sudah lanjutkan sana, Bang. Aku masuk dulu ya.” ujar Arina sambil masuk ke dalam, meninggalkan Okta yang tubuhnya masih tertindih Bang Kiki.
2603Please respect copyright.PENANADyA7yd4a9H
“Oke, mbak.” jawab Bang Kiki singkat sambil tiba-tiba menggoyang-goyangkan pinggulnya ke memek Okta.
2603Please respect copyright.PENANAbGzWnsqf7j
***
2603Please respect copyright.PENANA99ss6Ao5ea
“Wah, dasar. Lagi pada pesta rupanya.” ujarnya dalam hati saat melihat Hani di kamar Okta tengah mengoral penis seorang cowok yang terbaring di sana dengan kaki menjulur ke lantai.
2603Please respect copyright.PENANAWzdyLye4nd
“Hufff… semua pada asik. Aku makan dulu aja deh.” ujarnya pelan kepada diri sendiri sambil menuju meja makan. “Kamu sabar ya,” lanjutnya sambil mengelus vaginanya yang terasa mulai berkedut dan basah.
2603Please respect copyright.PENANA6lSfjsIP4E
***
2603Please respect copyright.PENANAk006kj9noD
“Kenapa, Ta?” tanyanya sambil menghampiri Okta. Okta tampak terkejut karena sebelum menghampiri Bang Kiki, penis Edwin mengacung dengan tegak dan terlihat sangat besar. Tapi, setelah pergumulannya selesai, penis Edwin tiba-tiba tampak mengecil. Hal tersebut tidak mungkin terjadi jika tidak ada yang menguras isi penis Edwin.
2603Please respect copyright.PENANAw7gn0qkUfS
“Dia siapamu?” tanya Arina kepada Okta di sebelahnya.
2603Please respect copyright.PENANAsSbtOFix4d
“Temen chatting doang sih, mbak. Masih perjaka, dia minta diajarin ML, ya aku suruh dateng.” jawabnya.
2603Please respect copyright.PENANAwFS0qq0VW6
“Tapi kok penisnya mengecil, tadi pas aku tinggal sebelum ke Bang Kiki tuh gede banget loh. Mbak Arina ya yang habis mainin penis dia sampe isinya keluar?” lanjut Okta.
2603Please respect copyright.PENANAw2LxbGRljz
“Yee… enak aja. Bukan mbaklah, mbak kan selalu bilang-bilang kalo mau ML sama pasangan kalian.” Arina melangkah memasuki kamar Okta.
2603Please respect copyright.PENANANtC6PMbufE
“Mbak mau ngapain?”
2603Please respect copyright.PENANAjWDrtSfJ0q
“Cari pelakunya.” jawab Arina singkat meski dia sudah tahu bahwa Hani lah yang telah menggarap cowok itu.
2603Please respect copyright.PENANAV7ZZw06IKG
Tanpa banyak bicara, Arina langsung jongkok tepat di depan penis Edwin, membuka paha cowok itu dengan kedua tangan, dan melahap penisnya langsung ke dalam mulutnya. Edwin yang sedang terlelap langsung melenguh saat Arina tiba-tiba menghisap penisnya.
2603Please respect copyright.PENANAx2xGqDMV7r
“Ohh… mbak Haniiii… aah… hhh…” desah Edwin.
2603Please respect copyright.PENANAXniwuk9VhF
Arina langsung melepas emutannya dari penis Edwin yang baru saja akan ereksi. Sambil menoleh ke arah Okta yang tampak terkejut dengan kejadian tiba-tiba tersebut, ia berkata singkat, “Maharani Dwi Putrantiwi alias Hani.”
2603Please respect copyright.PENANAi2BrLjmIWM
“Wow, mbak. Aku kaget tiba-tiba langsung masuk kamarku dan tau-tau oral penisnya.”
2603Please respect copyright.PENANARCBDFwoXYF
“Hmm, yahh… sebenernya aku udah tahu kalo itu Hani. Cuma mau nyobain aja. Hehehe,” ujar Arina sambil tertawa genit.
2603Please respect copyright.PENANAczWTBUEZDV
“Dasar, mbak ini. Udah lama ya, mbak? Hehehe… si Hani mah, perjakain jatah orang.” dengus Okta sebal sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya yang membuatnya terangkat dan semakin membusung indah.
2603Please respect copyright.PENANAxETNqLKsCm
“Yahh… hampir sebulanan. Hehehe. Makanya vibrator mbak cepet habis baterenya belakangan ini. Hehehe.” Arina tertawa. “Oh ya, kamu mau langsung main lagi apa mandi dulu? Bersihin itu tuh…” tanya Arina sambil menunjuk selangkangan Okta yang masih meneteskan sperma segar dari penis Bang Kiki yang baru saja mencicipi lubang kenikmatannya.
2603Please respect copyright.PENANAInMuV41q92
“Duh, iya nih. Masih lemes juga rasanya, pengen mandi dulu. Mbak emang mau ngapain?” tanya Okta.
2603Please respect copyright.PENANAHJIC90I4AB
“Umm… kalo boleh. Selagi kamu mandi, mbak pinjem cowoknya ya.” tanya Arina malu-malu. Sebulan tidak mendapat pasangan pemuas birahi tentu membuat nafsunya bertumpuk. Hal tersebut disebabkan putusnya Hani, Eva, dan Okta dari pacarnya masing-masing.
2603Please respect copyright.PENANAGTj11j4Fgp
“Umm… ya udah, mbak. Pake aja dulu. Udah diduluin Hani juga, aku gak masalah nanti terakhir.”
2603Please respect copyright.PENANAkdsTfXFA0z
“Wah, oke, Okta! Makasih yaa!!!” Arina kegirangan karena akhirnya bisa memberi makan vaginanya dengan daging asli, bukan daging palsu berwarna putih yang hanya bisa menggali vaginanya tanpa variasi.
2603Please respect copyright.PENANAV4CZyOYQKe
Arina langsung masuk ke kamar Okta dan menutup pintunya. Ia terkagum-kagum melihat penis Edwin yang tadinya mengkerut sudah mulai mengembang ke ukuran normal karena hisapannya tadi.
2603Please respect copyright.PENANA2qzBKB0UBs
“Dek, Dek,” Arina mencoba untuk membangunkan Edwin, tampaknya ia tidak tertarik untuk bermain di saat Edwin sedang tidur, seperti yang dilakukan Hani.
2603Please respect copyright.PENANAutfQkDTl5I
Edwin perlahan membuka matanya, dilihatnya sosok Arina yang sedang duduk di tepi ranjang sambil tersenyum kepadanya. Saat sepenuhnya sadar, Edwin kaget dan reflek menutup kemaluannya.
2603Please respect copyright.PENANABBllGEowOz
“Eh, oh… I-iya. Mbak siapa ya?”
2603Please respect copyright.PENANAbpgkOqGvYO
“Kenalin, nama mbak Arina. Mbak juga penghuni kos di sini. Kamu temennya Okta kan?” tanyanya. Melihat Edwin yang terlihat gugup, Arina berusaha menenangkannya, “Udah buka aja. Santai aja kali. Mbak udah biasa lihat penis cowok kok.” lanjutnya.
2603Please respect copyright.PENANAQ33QZE5Rpi
Mendengar hal itu, Edwin perlahan membuka tangan dari kemaluannya. Dan seperti sulap, penisnya menjadi lebih besar daripada saat sebelum ditutup tadi. Jelas saja, siapa tidak terangsang berduaan saja dengan gadis berkerudung cantik dan berdada montok seperti Arina.
2603Please respect copyright.PENANAs7oMo90J4f
“Gimana?”
2603Please respect copyright.PENANAA4R4HOhnbm
“Gimana apanya, mbak?”
2603Please respect copyright.PENANAhmkGtsIXB3
“Ah, kamu. Itu, ML sama Okta dan Hani.” tanya Arina penasaran.
2603Please respect copyright.PENANAdC8nR9NSqC
“Owhh, baru sama mbak Hani, mbak. Sama mbak Okta cuma baru sempet oral dia aja, belum sempet coba masukin penisku ke vaginanya.” jawab Edwin dengan lebih santai.
2603Please respect copyright.PENANAySlkfNn53h
“Ohh… Okta lagi mandi sekarang, memeknya habis dipenetrasi sama orang tadi di teras. Dia masih lemes, jadi perlu jeda sebelum main sama kamu.”
2603Please respect copyright.PENANAMBipeZ6KZg
“Hah? Mbak Okta diperkosa orang, mbak!?”
2603Please respect copyright.PENANAsz8hkfVJTI
“Ummm… yaa, lebih tepatnya ada orang datang, Okta tiba-tiba buka handuk, tiba-tiba penis orang itu di dalam memeknya, semua senang. Nggak diperkosa kok.” jelas Arina. “Sambil nunggu Okta mandi, kamu mau main sama mbak dulu ya?”
2603Please respect copyright.PENANAEuk1XBIjbw
“Eh?” Edwin tampak kaget dengan permintaan Arina yang tiba-tiba dan langsung ke poinnya.
2603Please respect copyright.PENANAGn1AK1Izfy
“Iya, sejak temen-temen mbak pada putus sama pacarnya, mbak udah lama gak ML, nih. Mumpung ada kamu, mau ya? Gapapa kan sama kerudungan?”
2603Please respect copyright.PENANAZWblGedgsH
Edwin hanya melongo saat Arina menjelaskan keadaannya. Ia sama sekali tidak menyangka akan bisa mencicipi tubuh gadis berkerudung yang selama ini cuma bisa menjadi fantasi seksnya.
2603Please respect copyright.PENANACqAJ6SuzdR
“Kamu ga papa?” tanya Arina yang bingung melihat Edwin terdiam.
2603Please respect copyright.PENANAtx6jTGlgvm
“Eh, oh, umm… gak papa kok, mbak. Aku cuma keinget temen SMA-ku. Namanya Syifa, dia kerudungan gitu deh. Waktu study tour ke pantai, aku nggak sengaja pegang dadanya waktu main games. Entah kenapa dia ketagihan, akhirnya kalo senggang dia selalu minta teteknya aku remes-remes. Sampe lulus, aku masih suka remes-remes payudaranya, padahal waktu itu aku punya pacar. Pas dia mau pindah kuliah di Sumatera, dia bilang makasih karena udah bikin dadanya jadi tambah gede. Dan di hari terakhir itu, pertama kalinya dia ngebolehin aku ngisep dada hasil karyaku itu.” cerita Edwin tentang masa SMA-nya.
2603Please respect copyright.PENANAC7MOBRtPQ9
“Wow, so sweet. Berarti kamu pengalaman sama cewek jilbab ya?” tanya Arina setelah mendengar cerita Edwin.
2603Please respect copyright.PENANApV9ySs17tD
“Yah, tapi selama 3 tahun aku cuma remes-remes teteknya doang, mbak. Gak ML, nggak ciuman, nggak ngapa-ngapain. Itu pun dari luar baju seragam doang.” jelas Edwin.
2603Please respect copyright.PENANACvyRk9jKWN
“Owhh… kasiaaan. Ya udah, kalo gitu sama mbak aja yuk? Kalo bisa kamu bikin tetek mbak tambah gede juga ya. Hehehe,”
2603Please respect copyright.PENANAUgsNdExBtU
“Ah, punya mbak kan udah gede tuh. Hehehe.”
2603Please respect copyright.PENANAeW4J9lOlvr
“Biarin, biar lebih gede dari punya Okta. Haha.”
2603Please respect copyright.PENANASR0U5qUlD1
Tanpa lama, Arina langsung mengarahkan tangan kanannya ke penis Edwin. Diremas-remasnya penis cowok itu dengan lembut, dirasakannya penis itu mengembang sedikit demi sedikit seperti adonan kue. Edwin sendiri menggeser duduknya sehingga kini mereka berdempetan. Ditariknya dagu Arina sehingga kedua bibir mereka mulai beradu.
2603Please respect copyright.PENANAm2AAeOJUnQ
“Hmmpphhh… hmmppphhhh…” sambil berciuman, Edwin meremas-remas bongkahan dada Arina. Dipijatnya bukit kembar itu dengan lembut. Arina sendiri tidak ketinggalan meremas penis Edwin sehingga batang itu semakin membesar dan tegang.
2603Please respect copyright.PENANAeh7OM1B1bV
“Hmmpphh… slurrrppp… sluurrrrpppp…” lidah mereka saling berpagutan di dalam mulut masing-masing. Edwin memejamkan mata, berusaha menikmati bibir tipis Arina. Dikenyotnya bibir merekah itu sambil terus meremas dada Arina yang tampak semakin besar karena terangsang.
2603Please respect copyright.PENANA6iIUsamXoi
Arina meremas-remas batang Edwin seperti sedang memerah susu sapi. Dirasakannya batang itu semakin besar sehingga tangan mungilnya semakin kesulitan memerahnya. Edwin hanya menikmati momen sensual bersama karyawati berjilbab itu, seakan tidak ingin melepaskan kesempatan emas di depan mata untuk menikmati tubuh gadis berjilbab.
2603Please respect copyright.PENANAEXKztMVguk
Keduanya saling melenguh, menikmati bibir dan remasan satu sama lain. Sudah hampir 20 menit mereka saling berpagut dan meremas. Penis dan payudara keduanya sudah tampak menegang maksimal, siap digarap lebih jauh lagi.
2603Please respect copyright.PENANAlUBdbpErgV
“Hhh… hhh… hhh… Dek, mbak mau tanya,” kata Arina sambil terengah-engah.
2603Please respect copyright.PENANANxDzjX6zOm
“Hhh… hhh… hhh… a-apa, mbak?”
2603Please respect copyright.PENANAVdR5niHTWH
“Kamu punya fantasi seksual?”
2603Please respect copyright.PENANAf8e9n3tk82
Edwin tersenyum mendengar pertanyaan Arina
2603Please respect copyright.PENANArPm0g2qhyp
***
2603Please respect copyright.PENANAo2JiYBEHwK
Edwin memegang sebuah pisau. Sambil telanjang, ia berjalan pelan mengitari sebuah tubuh seksi berbungkus jilbab yang sedang duduk di sebuah kursi kayu. Tangan dan kakinya terikat erat dengan tali tambang tipis, sedangkan mulutnya tertutup. Arina terbelalak melihat Edwin menyeringai kepadanya sambil memegang sebuah pisau. Ia merasa sedikit takut, takut karena permintaannya sendiri agar Edwin dapat merealisasikan fantasi seksualnya kepadanya.
2603Please respect copyright.PENANAjWuAv7EM6c
Cowok itu mendekati tubuh Arina, dibukanya satu per satu kancing baju gadis itu. Dirasakannya desah nafas yang semakin cepat dari Arina saat Edwin semakin menuju kancing bawah.
2603Please respect copyright.PENANAj9E4SrUVdr
“Wooww!!” takjub Edwin saat akhirnya ia disuguhkan kedua bongkahan dada Arina hanya dengan BH. Begitu besar dan menggairahkan, tampak dua gunung Arina mengeras karena sudah diisi birahi oleh jari jemari terampil Edwin.
2603Please respect copyright.PENANAkCNtmCXqlH
BRETTT… BRETTTT… SERRRTTTT…!!!
2603Please respect copyright.PENANAVxC0Sz77g7
Dengan gerakan pisau yang lihai, Edwin merobek baju Arina, meninggalkan BH dan celana dalam melekat di tubuh gadis itu, dan jilbab tentunya.
2603Please respect copyright.PENANACLlNpViyj6
Edwin melongo melihat badan Arina yang kini setengah telanjang, begitu putih dan mulus. Tidak ada lipatan di perutnya, begitu rata dan menggairahkan. Pinggang kecilnya membuat Arina tampak memiliki pantat dan payudara besar. Edwin menelan ludah melihat tubuh indah itu terikat tak berdaya, di depannya, di kamar yang tidak ada siapapun kecuali mereka.
2603Please respect copyright.PENANAD8l0IoPnIG
SLURRRPPPPP…!!!
2603Please respect copyright.PENANAXjy4Byeu3V
Arina mendongak, terdengar lenguhan pelan saat Edwin menjilat belahan dadanya. Ia mencucuk dada besarnya yang hanya tertutup setengah oleh branya yang seksi. Tanpa kesulitan, Edwin melepas kait bra Arina yang berada di depan. Tampaklah kedua gunung kembar gadis itu, begitu besar dan menantang. Puting coklatnya menghias ujung dadanya seperti buah ceri di atas kue tart. Tidak ingin melewatkan pesta, Edwin pun langsung memasukkan ceri coklat itu ke dalam mulutnya, menghisapnya seperti anak kecil mengemut permen favoritnya. Dihisap, diemut, kadang digigit kecil dan ditarik. Edwin membuat Arina bergelinjang dengan permainannya di puttng susu gadis itu.
2603Please respect copyright.PENANAmEJ429pZw2
“Hmmphhhh… hhhmmppphhhh…” Arina tiba-tiba tampak panik saat dilihatnya Edwin mendekatkan mata pisau yang dipegangnya ke puting susunya. Edwin menyeringai kecil. Ditariknya puting susu Arina kuat-kuat dan didekatkannya pisau itu seolah ingin memisahkan puting kecil itu dari dada Arina.
2603Please respect copyright.PENANAi09by3rkQY
Edwin mulai menggesekkan pisaunya di puting Arina. Arina tampak kesakitan, terlihat dari badannya yang terus bergerak seolah ingin melepaskan diri dari kursi yang mengikatnya tersebut. Kepalanya mendongak, melenguh panjang dan mulai terdengar isakan tangis di baliknya. Edwin terus menikmati gesekan pisaunya dengan puting Arina, gesekan sisi tumpul pisau dengan puting gadis itu benar-benar dinikmati Edwin. Hal yang sama terjadi dengan puting sebelahnya, sehingga tidak terbayang betapa sakitnya Arina karena perlakuan Edwin terhadap puting susunya.
2603Please respect copyright.PENANAvCRSrmwrIr
Selesai bermain dengan kedua puting Arina, Edwin mulai melirik ke arah organ intim gadis itu, satu-satunya yang masih tertutup.
2603Please respect copyright.PENANApP2nldE7Ph
BREEETTTT…!!
2603Please respect copyright.PENANAoElTfvyRjq
Satu tarikan, vagina Arina terbuka bebas, menampakkan gundukan daging tebal dengan balutan bulu tipis di sekitarnya. Edwin terbelalak melihat indahnya vagina Arina. Ia mengelusnya, memasukkan jarinya ke dalam, dan sesekali menarik rambut kelamin Arina.
2603Please respect copyright.PENANAd8T9QWZFfu
“Mbaak, seksi banget sih?” ujar Edwin pelan sambil perlahan menjilat vagina gadis berjilbab itu, terus naik sampai ia menjilat kedua payudara Arina hingga kemudian berhenti dengan mencium hidung karyawati tersebut.
2603Please respect copyright.PENANAcwPbHLPxLu
Arina menggelinjang karena geli oleh serangan lidah Edwin. Edwin terus menyapu seluruh badan Arina tanpa tertinggal setitik pun. Lidahnya berakhir di vagina. Dibukanya lebar-lebar vagina Arina dengan kedua tangannya sebelum lidahnya menyapu bagian dalam lubang pribadi gadis itu. Dirasakannya vagina Arina sudah sangat basah oleh cairan kenikmatannya sendiri. Edwin menjilat dan sesekali menggigit klitoris Arina yang ditemukannya. Arina bergelinjang semakin kuat saat Edwin menggigit dan menarik biji kecil itu, seolah ingin melepasnya dari vagina Arina.
2603Please respect copyright.PENANAj5YSKOd8K0
Edwin menghentikan kegiatannya. Ia berdiri memandang Arina yang terengah-engah setelah tubuhnya dijamah habis-habisan oleh cowok itu. Tampak sedikit air mata menitik dari tepi mata Arina, hasil menahan sakit fantasi Edwin terhadap tubuh indah yang telanjang itu.
2603Please respect copyright.PENANAP2bA9tZ67c
PLAKK…!!!
2603Please respect copyright.PENANAlZkwUt2F2D
Edwin mendapat tamparan keras saat ia memutuskan untuk melepas ikatan Arina dan mengakhiri fantasinya. Arina langsung bangkit dan tanpa pikir panjang mendaratkan tangannya ke pipi Edwin.
2603Please respect copyright.PENANAq1lF8UXYDr
“Kamu apa-apaan sih! Aku kira fantasi apa, ternyata seperti itu! Kamu pikir gak sakit apa putingku kamu sayat kayak gitu, klitorisku kamu tarik kayak gitu! Kamu kira… AAAKKKHHHHH…!!!” Arina yang sedang memarahi Edwin mendadak menjerit tertahan saat Edwin menusukkan sesuatu ke tubuh telanjang Arina.
2603Please respect copyright.PENANAxuipjTlEXk
Tubuh Arina bergetar, kepalanya mendongak sambil mulutnya mengeluarkan lenguhan, “Akkhhh… aakkkhhhh…”
2603Please respect copyright.PENANAT31yxHGdCf
Dalam satu serangan tiba-tiba, Edwin menusuk Arina tepat di alat kelaminnya. Tusukan yang begitu dalam hingga mentok ke rahim karyawati bank itu. Arina tidak berdaya di tangan Edwin. Tangan yang saat ini sedang memegang kedua bongkahan pantatnya, mendorong tubuhnya hingga tusukan penis cowok itu di vaginanya mencapai maksimal. Edwin memastikan penis 20 cm-nya menusuk vagina Arina sepenuhnya, seperti yang dilakukannya kepada vagina kecil Hani.
2603Please respect copyright.PENANAqSvjXqGQ63
“Akkkhhhh… aaakkkhhhhh…” Arina menjerit kecil karena kelaminnya dipaksa menelan seluruh penis besar Edwin.
2603Please respect copyright.PENANAZwvqMUHwQ6
Edwin terus menerus mendorong pantat Arina sambil ia sendiri menggoyangkan pinggulnya menusuk-nusuk liang surgawi Arina. Jilbabnya sudah sangat berantakan. Tubuhnya mulai bergetar tanda orgasme hebat akan datang melanda. Edwin yang menyadari hal tersebut semakin cepat mengocok tubuh Arina.
2603Please respect copyright.PENANAsIvWcHSPBD
“Sssshhh… aaakkkkkkk… aaaaaaaaaakkkkkk…” pekik Arina saat dirasakannya penis Edwin mendesak rahimnya.
2603Please respect copyright.PENANAZ04WhwUgHt
“S-siap… mbak? Akkhhhh…” Edwin memperingatkan Arina bahwa mereka akan segera orgasme hebat.
2603Please respect copyright.PENANAw6WUDIrmib
CROOOT… CROOOT… CROOOOOTTTTT…!!!
2603Please respect copyright.PENANAS283L1HIyM
Edwin orgasme. Penisnya menyemburkan sperma ke dalam rahim Arina seperti selang air, begitu banyak dan kencang. Tubuh Arina bergetar hebat menerima tembakan peju itu. Lelehan putih sperma tampak mengalir pelan dari celah vagina gadis itu, mengalir turun melalui paha, sebagian langsung menetes ke lantai.
2603Please respect copyright.PENANAZK9NIDs7ZW
Arina tampak terkulai. Tulangnya serasa dilolosi setelah dilanda orgasme hebat tersebut. Nafasnya tersengal-sengal seolah ia baru saja melakukan olahraga
2603Please respect copyright.PENANAB0PRxDgok2
PLOP!
2603Please respect copyright.PENANAciIA6ZN1Xk
Begitu bunyi ketika Edwin melepas penisnya dari vagina Arina. Dasar Edwin, penisnya tidak mengecil sedikit pun meski sudah menyemburkan sperma seperti itu. Edwin membopong tubuh lemas Arina ke ranjang. Direbahkannya tubuh telanjang itu dengan kaki terjulur ke lantai. Vagina Arina yang masih melelehkan peju tampak terekspose jelas.
2603Please respect copyright.PENANAqMMKSmj7lB
Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Edwin mengambil telepon genggamnya dan langsung memotret tubuh indah yang tergeletak hanya tertutup jilbab itu. “Dapet banyak nih gue.” ujarnya salam hati sambil terus mengabadikan tubuh Arina.
2603Please respect copyright.PENANAbjDGLdM9eg
“Duh! Tadi gue lupa lagi ngambil foto mbak Hani habis ngentot sama dia.” lanjutnya. Beberapa diambilnya secara selfie. Tampak ia tidur di samping Arina dan mengambil foto mereka berdua, ada juga pose Edwin sedang mengemut puting susunya, sampe pose di mana Edwin foto bersama vagina Arina yang masih mengeluarkan peju dari kelaminnya.
2603Please respect copyright.PENANAKfBYzqA2TA
Edwin memang membuat semacam perjanjian dengan teman-temannya, siapapun yang berhasil meniduri cewek selain pacarnya, akan ditraktir teman-temannya yang lain. Sampai saat ini, baru Geri yang sukses mendapat makan dan nonton gratis setelah berhasil menembus memek Shela, adik tingkatnya di kampus, saat diadakan kemping. Shela sendiri memang terkenal binal dan sudah lama tidak perawan, jadi Geri beruntung saat berpasangan dengannya untuk mencari kayu bakar di hutan karena tiba-tiba mahasiswi semester 3 itu menciumnya. Sebagai cowok normal, Geri tentu membalas ciuman tersebut dan berlanjutlah hingga penisnya hinggap di vagina Shela. Berbekal foto dirinya sedang memeluk Shela yang sedang topless dari belakang, Geri langsung makmur saat pulang.
2603Please respect copyright.PENANArDEUmQrmYn
Walau melewatkan tubuh Hani, Edwin tetap merasa menang setelah mendapat bukti fotonya bersama tubuh Arina yang masih tergeletak lemas. Belum lagi setelah ini ia akan mencicipi Okta, semakin makmur lah ia sepulang nanti. Selain Farid, itu pun pacarnya semua, belum ada lagi temannya yang bisa meniduri 3 cewek sekaligus dalam satu hari.
2603Please respect copyright.PENANAtzGN31nZ2t
Setelah melihat-lihat foto Arina yang telah diambilnya, Edwin pun kembali bernafsu. Arina yang masih terlihat lemas tidak tahu bahwa akan ada bagian kedua yang diterimanya.
2603Please respect copyright.PENANA26DM5LLkv4
Edwin membalikkan tubuh Arina menjadi tertelungkup, menampakkan bongkahan pantat yang begitu indah dan sekal. “Hhh… hhh… hhh… kamu mau apa lagi, Win?” tanya Arina tanpa bisa mengelak lagi.
2603Please respect copyright.PENANA2W0eLHNCu6
Tanpa menjawab, Edwin mengarahkan penisnya ke lubang anus Arina yang tampak masih perawan. Dipegangnya dua bongkah pantat itu dan dibuka sehingga menampakkan lubang kecil anus gadis berjilbab itu.
2603Please respect copyright.PENANAZAtEV8Se0o
Tanpa aba-aba dan tanpa belas kasih, Edwin langsung menghujamkan penis besarnya dengan kekuatan penuh, menembus anus Arina dalam sekali hentak.
2603Please respect copyright.PENANA0bqY77OnP1
JLEBBBBB…!!!
2603Please respect copyright.PENANAlZPdK9AkiY
“AAAAAAAAAA…!!!”
ns 15.158.61.48da2