12948Please respect copyright.PENANAGDhQc9zSf2
Sarah terlihat gelisah. Waktu hampir menunjukkan jam 11 siang, belum sejam yang lalu dia menidurkan Doni, kini dia menunggu-nunggu Anton di ruang tamu. Dibuka-bukanya halaman majalah, walaupun tidak benar-benar membacanya. Anton memang berjanji untuk datang hari ini. Walau bukan Sarah yang meminta, tapi ternyata Sarah kini menunggunya seolah tak sabar.12948Please respect copyright.PENANApcjlzgOEh0
12948Please respect copyright.PENANAXKBE7zONRr
Perasaan Sarah tak begitu tenang seperti biasanya. Sebelumnya hubungan gelap dengan Anton mengalir begitu saja. Tapi kini ada semacam rasa ‘grogi’ dalam hatinya. Mungkin karena sudah sekian lama dia dan Anton tak berhubungan. Bagaimanapun, Sarah merasa konyol sendiri dengan perasaan groginya saat itu.12948Please respect copyright.PENANAC1mbgwFYPm
12948Please respect copyright.PENANAwd2IsvoYYu
Barulah setengah jam kemudian didengarnya suara mobil Anton. Sarah bergegas membereskan majalahnya. Tanpa bangkit dari kursinya ditunggunya Anton muncul. Wajahnya menunjukkan raut merajuk. Moodnya sudah agak berkurang saat itu. Saat Anton menampakkan wajahnya, dia tersenyum lebar melihat Sarah yang sudah kelihatan menunggunya di ruang tamu.12948Please respect copyright.PENANADjjjpnNuYT
12948Please respect copyright.PENANArsOdmiPg36
“Kemana aja sih Ton, jam segini baru datang…?” Sarah langsung bertanya ketus.12948Please respect copyright.PENANAeSfgGz5ihr
12948Please respect copyright.PENANAA031c8Ocs2
“Loh, kok merengut, kayak akunya yang telat aja… Padahal aku kan ga bilang mau datang jam berapa, jadi ga telat dong! He he he…” Anton malah menjawab santai. Dia segera duduk di samping Sarah, meraih tangannya dan mengecupnya. Sarah membiarkan saja Anton melakukan itu. Tangan Anton beralih membelai pipi Sarah, menyibak rambut yang terurai menutupi telinganya.12948Please respect copyright.PENANA4cGJsyjxhD
12948Please respect copyright.PENANAOeN0qjDPsE
“Maaf ya say, sebenarnya aku ketahan di kampus tadi sama dosen pembimbingku.” Anton beralasan. Dia mendekatkan wajahnya dan mulai mengecupi pipi Sarah. Sebagai playboy tulen, dia memang pintar menciptakan suasana romantis. Sarah diam saja, dia menghirup wangi parfum Anton yang tidak terlalu tajam. Dia suka itu. Moodnya pun mulai datang. Sambil menciumi pipinya, Anton juga memuji wangi parfum yang dipakai Sarah.12948Please respect copyright.PENANAN1kfDO5Dwq
12948Please respect copyright.PENANAowcQ8CsaOJ
“Aku suka wangimu sayang…” bisik Anton di telinganya.12948Please respect copyright.PENANAonRyoaChog
12948Please respect copyright.PENANAbESZoaHl0T
Sarah menghela napas pelan, dia memundurkan kepalanya supaya bisa berhadapan wajah dengan Anton. Tapi Anton malah beralih mulai mengecupi bibirnya pelan-pelan. Sarah menyambut dan menikmatinya. Anton berhasil mengembalikan mood Sarah dengan mengecupi bibirnya beberapa kali secara putus-putus dan tidak langsung melumatnya.12948Please respect copyright.PENANA9n7tjl8fuT
12948Please respect copyright.PENANAwwHeuZB0yM
Sejenak kemudian Sarah menghentikan kecupan-kecupan Anton. Dilepaskannya tangan Anton dari kepalanya dan digenggamnya.12948Please respect copyright.PENANAhzWCWkfW2m
12948Please respect copyright.PENANAZ8XQkao6Gc
“Kamu tahu ini jam berapa? Sebentar lagi Tejo pulang sekolah…” Matanya mulai sendu. ditatapnya dengan mata Anton. Nafsunya mulai meluap. Jantungnya berdegup kencang. Dia baru sadar betapa dia merindukan sentuhan Anton setelah sekian lama ini. Anton terdiam sejenak pada awalnya sambil balik menatap mata Sarah. Dia pun sangat merindukan memetik kenikmatan dari wanitanya yang satu ini. Sarah memang teramat istimewa baginya dibanding pacar-pacarnya selama ini.12948Please respect copyright.PENANAu64JMz1dxo
12948Please respect copyright.PENANAnVwoJjOapr
“Tejo balik jam 1 kan? Kita punya waktu sejam lebih…” Anton mengira-ngira.12948Please respect copyright.PENANAQny7XrNH1Q
12948Please respect copyright.PENANAtkXPCrzW2z
“Aku ingin puas Ton…” Sarah tidak malu-malu lagi menunjukkan birahinya secara vulgar di hadapan Anton. Bibir tipisnya yang mengucap itu terlihat seksi sekali di mata Anton. Tanpa menjawab, Anton mulai mengecupi lagi bibir itu. Kali ini diakhiri dengan lumatan yang cukup panjang. Sarah melenguh pelan sambil menyambut lumatan bibir Anton. Mereka pun berpelukan sambil saling melumat bibir. Dengan lihai Anton memainkan lidahnya di dalam mulut Sarah. Sarah membalasnya dengan melumat lidah Anton. Lidah mereka pun saling berpagutan hingga terdengar berdecakan.12948Please respect copyright.PENANARtygyg2Tak
12948Please respect copyright.PENANAGF7frFpE4S
Tiba-tiba Anton menghentikan pagutannya dan mengangkat tubuh Sarah dalam gendongannya.12948Please respect copyright.PENANA8LEwcS25JE
12948Please respect copyright.PENANAJz0vctFC0k
“Kyaa..!!” Sarah yang terkejut menjerit kecil. Wajahnya memerah tersadar bahwa mereka berdua masih berada di ruang tamu. Anton membawa tubuhnya menuju kamar sambil sesekali mengecup bibir Sarah yang merekah. Mata mereka saling bertatapan, bagai orang buta yang sudah hafal jalan, Anton membopong Sarah menuju kamar dengan lancar tanpa melepaskan tatapannya dari mata Sarah.12948Please respect copyright.PENANAoP8ftMfege
12948Please respect copyright.PENANAjH625vg6NQ
Di dalam kamar Anton menghempaskan tubuh Sarah di atas ranjang. Sarah kembali menjerit kecil, tubuhnya terpental pelan di atas spring bed yang berdaya pegas tinggi itu. Dia menunggu berbaring pasrah di situ sementara Anton mengunci pintu kamar. Setelah mengunci pintu Anton berbalik menatap Sarah yang berbaring pasrah di atas ranjang menantinya. Gemas sekali dirinya melihat pemandangan itu. Baginya, itulah pemandangan terindah. Wanita cantik berbaring di ranjang, menatap pasrah, siap diterkam kapan saja olehnya. Sesungguhnya pemandangan itu sangat sering dia jumpai sebagai pendekar kelamin yang sudah malang melintang di rimba persilatan playboy. Tapi tak pernah bosan dia memandangnya. Apalagi kini pemandangan itu adalah Sarah yang sudah setahun lamanya lepas dari pelukannya.12948Please respect copyright.PENANAvFTd2XYKfH
12948Please respect copyright.PENANA77dVQY9QWv
Sarah yang gemas melihat Anton memandanginya saja hendak bangkit menariknya ke atas ranjang. Namun tangan Anton dengan sigap menahan tubuhnya dan membaringkannya lagi. Sarah seperti tidak berdaya diperlakukan begitu oleh Anton. Dia diam saja terlentang di atas ranjang, sementara tangan Anton yang menahan pundaknya mulai beralih membelai-belai kedua pipinya. Anton mengecup bibirnya lagi pelan dan lembut, sebelum tangannya kembali beralih ke pundaknya dan meraih tali dasternya. Anton mengurai simpulnya dan perlahan tapi pasti mulai menarik tali daster itu ke bawah melolosinya dari tubuh Sarah. Daster semacam itu biasa dipakai Sarah. Sangat longgar sehingga bisa dilolosi dengan sekali lorot ke bawah. Sarah terdiam, tangannya mengincup ke samping tubuhnya supaya Anton mudah melorotkan dasternya itu dari tubuhnya. Tubuh putih Sarah pun mulai terkuak pelan-pelan mulai dari atas ke bawah. Anton sangat menikmati proses pelorotan daster itu. Dia melakukannya pelan karna memang posisi Sarah yang berbaring di kasur sehingga cukup menghambat. Tapi pada dasarnya Anton memang suka melakukannya dengan pelan. Sarah merasakan darahnya berdesir nikmat dalam tubuhnya. Dia sendiri juga menikmati gesekan dasternya juga angin AC yang menerpa kulitnya yang sedikit-demi sedikit mulai terbuka dari atas sampai bawah hingga polos. Sarah merasa seksi sekali dalam posisi itu.12948Please respect copyright.PENANAzUhLBdiuEO
12948Please respect copyright.PENANAvJk9K9ziqM
Seperti biasa, Sarah sudah tidak mengenakan apapun di dalam dasternya itu sehingga tubuhnya langsung polos tanpa sehelai benang pun. Setelah meloloskan daster Sarah dari kaki jenjangnya dan melemparkannya ke pojok kamar, Anton merayapi tubuh Sarah dengan kedua tangannya. Mulai dari ujung kaki, tangannya mengelus lembut kulit telanjang Sarah melewati paha, perut, payudara, hingga berhenti di leher, sambil tubuhnya mulai naik di atas ranjang mengangkangi tubuh Sarah.12948Please respect copyright.PENANA4CIAmZo2f6
12948Please respect copyright.PENANAmBYKL5KGQB
“Kamu makin cantik sayang… Aku kangen sekali…” Rayu Anton sambil membelai-belai leher dan dagu Sarah. Matanya menatap Sarah tajam. Seakan terhipnotis menyambut tatapannya sarah menjawab, “Kalau begitu tunggu apa lagi Ton, Ayo…” Tangannya meraih kepala Anton. Keduanya mulai berpagutan mesra lagi. Anton juga memagut leher Sarah yangs ensitif. “Mmmhh… Aah…” Sarah melenguh-lenguh manja. Merdu sekali kedengarannya di telinga Anton. Anton kemudian menghentikan pagutannya, kedua tangannya beralih menggenggam kedua payudara Sarah. Payudara yang lebih besar dan montok dari sebelumnya terasa pas sekali di tangan Anton. Sambil mengelusnya pelan kedua mata mereka bertemu lagi. Tiba-tiba Anton meremas kedua payudara itu pelan tapi cukup kencang seakan gemas.12948Please respect copyright.PENANA1jUIHJrugT
12948Please respect copyright.PENANAK3iQmfBPrb
“Ouuuhhh…!” Sarah mendesah nikmat.12948Please respect copyright.PENANAAVCgSuhcjA
12948Please respect copyright.PENANAywsqjeCJY8
Anton melakukannya sambil terus menatap wajah Sarah. Dia suka melihat perubahan raut wajah Sarah ketika payudaranya diremas. Menggemaskan sekali. Beberapa kali Anton mengulangnya, melonggarkan genggamannya, meremasnya lagi, sambil sesekali memelintir puting susunya. “Uuhh… Toon…” bisik Sarah lirih, wajahnya makin sayu saja dibuatnya. Anton yang gemas segera melancarkan kecupan bertubi-tubi ke wajah Sarah sebelum kemudian beralih ke payudara yang sejak tadi diremasnya. Mula-mula Anton meremasi lagi kedua payudara itu sambil menatap mengagumi keindahannya. Kulitnya sangat putih dan lembut, putingnya yang mungil mengacung mirip penghapus pensil menempel tepat di tengah puncaknya makin menyempurnakan keindahan gunung kembar tersebut. Tak tahan lama-lama meremas dan memelintirnya, mulut Anton pun mulai beraksi. Dicucupnya bergantian kedua puting itu. Sambil sesekali gigi serinya menggigit-gigit kecil. Tubuh Sarah menggelinjang dibuatnya. “Aahhh…! Geli Ton…” Desahnya manja. Dipandanginya Anton yang sedang asik dengan payudaranya. Tangannya membelai-belai mesra rambut Anton, seperti seorang ibu pada anaknya.12948Please respect copyright.PENANApPiKUOyIw4
12948Please respect copyright.PENANAFE2IZDd1Cg
Anton makin nyaman menikmati suguhan kedua payudara indah itu. Bervariasi dia mempermainkannya. Kadang menjilati kulit dan putingnya, kadang menggigit dan menarik putingnya dengan mulutnya, kadang mengenyotnya seperti bayi yang menyusui. Payudara Sarah yang makin besar dan kencang membuat Anton sedikit berlama-lama menikmatinya lebih daripada biasanya. Bahkan tidak terasa makin kasar saja mulutnya melumat payudara itu saking gemasnya. Sarah sendiri senang dan bangga dibuatnya.12948Please respect copyright.PENANAKD6fFEq1SU
12948Please respect copyright.PENANAxMjoItAcL3
“Aahh.. Duuh, Ton… pelan dong, ga bakal habis kok…” ucap Sarah menggoda.12948Please respect copyright.PENANAB90Fq5AKgq
12948Please respect copyright.PENANASR0zmhOs0H
“Sayang, Kamu benar-benar pintar merawat tubuh dan kulitmu… Sumpah, aku benar-benar nggak nyangka, setelah hamil kamu bukan saja menjaga tubuh supaya tetap menarik tapi malah membuatnya lebih menarik! Lebih seksi!” Anton memuji-muji Sarah. Bukan menggombal tapi memang begitulah kenyataannya, dan itulah kelebihan Sarah. Sarah pun tersenyum manis, mukanya memerah. Tangan Anton mulai turun ke selangkangan Sarah. Dia membelai-belai bulu halus di sekitar kemaluan Sarah dan kemudian mulai menyusup di selangkangan itu dan mengelus permukaan vaginanya. Sarah segera melebarkan pahanya, memberi kemudahan akses bagi tangan Anton. Dengan lampu hijau itu Anton langsung tancap, kedua jari tengah dan manisnya segera menyeruak ke dalam vagina Sarah dan mengobelnya.12948Please respect copyright.PENANAWPLCrFhcL1
12948Please respect copyright.PENANA0MTYv11ULE
“Ooouhh…” Seketika Sarah memejamkan matanya dan mendesah panjang.12948Please respect copyright.PENANASrOuYbUQTf
12948Please respect copyright.PENANAhnDVPJYoIl
Anton tidak berlama-lama, segera dia beringsut turun hendak mengoral vagina itu. Dipandangnya sebentar bibir vagina yang merekah itu, dihiasi bulu-bulu tipis di sekitarnya. Tangannya membelai-belai lagi, kemudian masuk dan membukanya. Dicarinya kelentit Sarah untuk dicucupnya. Sarah membantu menekan bagian samping vaginanya dari atas dengan 2 jari. Vaginanya terkuak memunculkan kelentit yang sudah mulai mengeras. Anton langsung memijit-mijit dan membalai kelentit itu. Jarinya menusuk ke dalam vagina yang mulai basah itu dan mengeluarkannya sambil membelai kelentit itu. Sesekali dia menggesek-geseknya dengan kencang membuat Sarah makin menggelinjang. Anton pun memulai mengoral vagina Sarah. Dicucupnya kelentit Sarah, dijilat-jilati sambil sesekali menggigit kecil. Bibirnya makin liar menyeruak masuk liang vagina Sarah. Ditarik-tariknya labia Sarah dengan giginya, begitu juga kelentitnya. Sambil menggigitnya, digoyang-goyangkannya ke kiri dan ke kanan. Sarah benar-benar merasa dimanjakan dengan perlakuan Anton ini. Heru yang suaminya sendiri tidak pernah seliar ini dalam mempermainkan vaginanya. Tubuhnya menggelinjang-gelinjang. Kadang matanya menatap nanar memperhatikan bagaimana Anton mengoral vaginanya, tapi lebih sering ia memejamkan matanya rapat sambil mendongakkan kepala.12948Please respect copyright.PENANAym5PRxoijG
12948Please respect copyright.PENANASRyhF2AmlD
“Ouuuh… Ton… uuhh.. pintar kamu…!” Desahnya berulang-ulang. Tangannya menekan kepala Anton seakan hendak membenamkannya ke dalam liangnya yang makin membanjir itu. Anton makin bersemangat mencucupi vagina Sarah. Lendir yang membanjiri liang itu tidak menahannya, justru dijilati dan dihirupnya dalam-dalam seperti anak kecil yang sedang menikmati es krim.12948Please respect copyright.PENANAqIhB04EzfS
12948Please respect copyright.PENANAaahyqmSF2R
“Ton, buka dong… Cepetan…!” Sarah menarik tubuh Anton yang masih mengenakan baju lengkapnya. Begitulah Anton jika bercinta. Dia suka langsung menelanjangi wanitanya hingga polos tanpa sehelai benangpun, sementara dirinya sendiri berlama-lama dalam menanggalkan bajunya sendiri. Sarah menarik baju Anton, dan tangannya mengarah ke selangkangan Anton.12948Please respect copyright.PENANADuQCkzf2J4
12948Please respect copyright.PENANAJyM4Tgzk40
“Udah kangen ya sama adik kecilku?” Goda Anton sambil mulai bangkit.12948Please respect copyright.PENANABw6vDS8NIH
12948Please respect copyright.PENANAb8vZbxXR4z
“Iya nih, dari tadi aku sudah bugil sendiri, ayo cepet kamu juga buka bajunya…” jawab Sarah manja.12948Please respect copyright.PENANACqKiT2Tzkl
12948Please respect copyright.PENANAavfeOmRi7D
Anton pun menanggalkan seluruh bajunya hingga bugil total. Sarah memandang takjub tubuh Anton yang atletis itu. Penis Anton yang berukuran 15 cm itu sudah menegang keras dari tadi. Sarah memekik dalam hati seperti anak kecil yang diberi mainan ketika Anton mengacungkan batang penisnya kepadanya. Segera diraih dan digenggamnya dengan gemas batang itu.12948Please respect copyright.PENANAEe9uI8mYVy
12948Please respect copyright.PENANA7YFEgU6tFN
“Nah… lega kan? Dari tadi dikurung terus kan kasihan… sempit kan sayaang…?” Seperti biasa Sarah berkata-kata sendiri seperti mengajak bicara batang penis itu. Anton sangat senang dengan kelakuan Sarah yang satu ini.12948Please respect copyright.PENANAtFcPwmLhtS
12948Please respect copyright.PENANAq0iBNcC93l
“Kamu ini tega banget sama adik kecilmu ini… dari tadi dia pasti tersiksa kesempitan…” Ujar Sarah lagi, kali ini pada Anton berlagak seperti memarahinya.12948Please respect copyright.PENANANl4IC6zGhT
12948Please respect copyright.PENANAgzwlpKxaa5
“Ya… sekarang kan udah kubebasin, dari tadi memang sudah berontak terus di balik celanaku. Hi hi hi… Sekarang kamu manjain dong sayang.” Jawab Anton sambil membelai rambut Sarah. Tak perlu diminta 2 kali, Sarah mulai menciumi penis itu Anton. Dikecupnya berkali-kali kepala penis yang mirip jamur berwarna merah muda itu. Sebelum mulai mengulum seluruh batang itu, terlebih dulu ia jilati seluruh batang keras berurat itu sambil tangannya mengurut maju mundur dengan pelan.12948Please respect copyright.PENANA70YcjZrIT8
12948Please respect copyright.PENANAb9zUC5URFc
“Oohh… yess..” Anton merem melek keenakan.12948Please respect copyright.PENANAjoJWQXS2Cr
Sarah mengulum kepala penis terlebih dahulu, diemut-emutnya seperti permen sementara tangannya tetap mengocok pelan batang penis itu. “Oohh Saraahh…” Anton terus mengerang keenakan. Kedua tangannya yang penasaran menyibak rambut Sarah ke balik telinga, kemudian didorongnya pelan kepala Sarah supaya menelan semua batang penisnya. Sarah tidak melawan, sedikit demi sedikit batang penis itu pun masuk ke dalam mulut Sarah hingga penuh. Kemudian Anton melonggarkan cengkeramannya pada kepala Sarah supaya dia bisa leluasa mengatur ritme kulumannya sendiri. Sarah kemudian mulai memajumundurkan kepalanya hingga mulutnya mengocok seluruh batang penis Anton. Rambut Sarah yang mulai jatuh menutupi wajah disibakkan lagi oleh Anton hingga dia bisa melihat bibir Sarah yang mengulum penisnya. “Uuhh… nikmatnya sayaang…” desahnya.12948Please respect copyright.PENANAk8hFh3SicM
12948Please respect copyright.PENANAJ98fXwhgAW
Sarah mendongakkan kepalanya ke atas. Sambil tetap mengulum mereka pun bertatapan mesra. Anton membelai-belai pipi dan rambut Sarah lembut. Kemudian Sarah melepaskan batangnya, lidahnya menyapu dari bawah batang Anton mulai dari pangkal hingga ujungnya. Begitu sampai di ujung, “haaapp…” segera dilahap dan dikulum kepala penis Anton dengan rakus. Kemudian Sarah mengeluar-masukkannya dengan cepat sementara mulutnya mengatup rapat sehingga tiap kepala penis itu keluar dari mulutnya terdengar bunyi, “poop!” Sarah mengulangi lagi adegan itu, dia sapu bagian bawah batang dari pangkal lagi, mengulum kepala penis kemudian mengeluarmasukkannya dari mulutnya. “Poop… poop.. poop…!” Beberapa kali Sarah melakukan itu sambil sesekali bertatapan wajah dengan Anton seperti memamerkan kebolehannya memanjakan penis Anton. Kadang Sarah memasukkan seluruh batang penis Anton kemudian dengan seperti menggigit ditariknya keluar lagi sehingga batang Anton bergesekan dengan gigi seri Sarah. Anton menggelinjang ketika gigi Sarah menggesek kepala penisnya. Geli, ngilu, sekaligus nikmat sekali dia rasakan. “Auuuhhh…!”12948Please respect copyright.PENANAHQaNI1ZckM
12948Please respect copyright.PENANAFR6Ho0IoiH
Diangkatnya kepala Sarah dan dikecupi bibir tipis Sarah yang telah memanjakan ‘adik kecil’nya dengan baik sekali. “Kamu makin pintar sayaang…” dikecupinya bertubi-tubi kemudian dilumatnya bibir Sarah yang menggemaskan itu. Belum sempat Sarah membalas lumatannya, Anton sudah mendorong kembali kepala Sarah ke bawah. Anton menggenggam batangnya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memegangi tengkuk Sarah. Anton kemudian menyodokkan batangnya masuk ke mulut Sarah. Untuk beberapa saat dia mengendalikan kepala Sarah mengeluarmasukkan batang penisnya seperti melakukan felatio. Hal itu terlihat seperti kasar, bahkan seperti pemaksaan, tapi sebenarnya Anton melakukannya dengan lembut, dan Sarah pun sama sekali tidak melawan. Dibiarkannya Anton melakukan itu selama beberapa saat. Sampai akhirnya dia melepaskan tangannya dan menyerahkan kendali sepenuhnya kepada Sarah lagi. “Muuahh…” Sarah mengeluarkan batang Anton dari mulutnya dan menarik napas panjang. Kemudian dia mulai mengecupi lagi batang itu sambil tersenyum menatap Anton.12948Please respect copyright.PENANArEzIgYQspH
12948Please respect copyright.PENANAF87uU1YmJS
“Keenakan nih…? Awas ya keluar duluan…” Godanya.12948Please respect copyright.PENANAFhyvPRClm4
12948Please respect copyright.PENANAfExAxFbH7e
Anton meringis. Tadi beberapa kali memang rasanya seperti sudah di ujung spermanya hendak memuncrat. Tapi seperti sudah kompak, baik Sarah maupun Anton sendiri saling menjaga supaya hal itu tidak terjadi.12948Please respect copyright.PENANAsNsVGbVA79
12948Please respect copyright.PENANA5SZsfsyaMm
Poop… pop… poop…! Sarah melanjutkan mengulum dengan cepat sehingga suara khas itu terdengar nyaring lagi.12948Please respect copyright.PENANA8KrmZobKyR
12948Please respect copyright.PENANArZUFkjkNtD
“Mmmaahhh… uuhhh… terus yang, begitu…!” Merem melek Anton dibuatnya.12948Please respect copyright.PENANA6E6ZlpV9N5
12948Please respect copyright.PENANA3FvwHBRbxh
Setelah beberapa saat Sarah menyudahi aktifitas oralnya, didorongnya badan Anton hingga jatuh merebah di atas kasur. Sambil tetap memegangi penis Anton, Sarah pun naik di atasnya, mengarahkan penis Anton ke memeknya dan, blesss… Penis Anton menyeruak masuk ke dalam liangnya tanpa hambatan berarti.12948Please respect copyright.PENANAcUh0Zqthke
12948Please respect copyright.PENANA8ClPqxtals
“Aahhh…” Keduanya mendesah bersamaan. Sarah yang kini menduduki Anton diam sesaat menikmati rasa penis memenuhi liangnya. Mereka saling bertatapan mesra, tangan Anton mengelus-elus pinggul Sarah, “Ayo sayang… kamu duluan yang jadi nahkoda…” bisiknya. Sarah mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya hingga batang Anton menggesek-gesek dinding vaginanya. “Aahhh… yesss…” Desah keduanya.12948Please respect copyright.PENANAYPlSn6N7Fm
12948Please respect copyright.PENANAyCMUboR21B
Sarah makin mempercepat goyangan pinggulnya, dan Anton juga tidak tinggal diam ikut menggerak-gerakkan pantatnya turun naik.12948Please respect copyright.PENANAxmFpPRq76u
12948Please respect copyright.PENANAa9BYh7tQf3
“Enaakk.. sayaanng…!”12948Please respect copyright.PENANAEEGhwoAlTx
12948Please respect copyright.PENANAiD3z9cp1ZF
“Oohhh… Auuhhh…!”12948Please respect copyright.PENANAfo7woZ7lpa
12948Please respect copyright.PENANAnVzLxs040B
“Iyyyaahh… ooouuhh…”12948Please respect copyright.PENANAkHgVsnIfBX
12948Please respect copyright.PENANASBypw2S9u4
Keduanya seakan berlomba mendesah, mengiringi suara selangkangan mereka yang terus bertumbukan dengan keras dan cepat, “Plok…plok… plok…!” Bahkan seiring dengan irama persetubuhan mereka yang makin cepat, suara gesekan penis Anton di liang Sarah yang makin membanjir juga terdengar jelas, “Clek..cleek… cleekk…!”12948Please respect copyright.PENANAXKZiSkHz6z
12948Please respect copyright.PENANATqx7U0Za9U
“Teruuss sayaang… Aahhh…!”12948Please respect copyright.PENANAquYf4Wu0Hc
12948Please respect copyright.PENANAewCtWjUGOM
Tetap dalam posisi yang sama mereka saling berpagutan, melumat bibir dan lidah masing-masing. Untuk sesaat irama persetubuhan mereka berkurang, tapi Anton segera mempercepatnya lagi. “Mhhh…” Sarah menjatuhkan dirinya ke samping, Anton kini mengambil alih ‘kepemimpinan’. Dia bangkit duduk di ranjang, ditelentangkannya tubuh Sarah dan tangannya membuka paha Sarah lebar-lebar dan ditusukkannya lagi batang penisnya ke dalam liang Sarah. Jleeebh…! “Aaahhh….!” Sarah menjerit pelan. Anton menusuk liangnya dengan cepat dan langsung mengocoknya.12948Please respect copyright.PENANA0Nvy2fdvee
12948Please respect copyright.PENANAhZFSPymCdy
“Yeahh yaahhh… aahh…!” Desah Anton memacu tubuh Sarah.12948Please respect copyright.PENANA8iA2RGAyen
12948Please respect copyright.PENANAIA3o3x7oZe
“Plookk…plokk.. plokkk…!” Dengan posisi ini suara persetubuhan mereka pun makin kencang terdengar. Tangan Anton meraih kedua payudara Sarah dan meremas-remasnya sambil tetap memacu. “Uuhh.. Toon… yeeessh….!” Sarah melenguh keenakan.12948Please respect copyright.PENANAcTFEkj3DnG
12948Please respect copyright.PENANAuz55nUAE7F
Setelah beberapa saat mereka menghentikan kocokannya. Anton menindih tubuh Sarah memeluk dan menciuminya. Mereka saling mengatur napas masing-masing sambil bertatapan. Anton membelai-belai rambut Sarah, “luar biasa sayang…” bisiknya. Sarah diam mengatur napas. Dia memeluk tubuh Anton, kepalanya menggelayut manja di dadanya. Anton balas memeluk Sarah, kemudian mulut mereka saling berpagutan lagi.12948Please respect copyright.PENANAgXjDhntRGP
12948Please respect copyright.PENANAgrPhGyo3VL
“Lanjutin lagi sayang…? Aku belum keluar tadi…” bisik Sarah.12948Please respect copyright.PENANAUdEGbxjHf4
12948Please respect copyright.PENANAOPCZC7G3dM
“Doggy yaah…?” Pinta Anton.12948Please respect copyright.PENANAtXRIemZv1y
12948Please respect copyright.PENANAj34BJJkkTZ
Sarah tersenyum manis. Tanpa menjawab ia langsung mengambil posisi menungging tanda setuju. Anton yang mengambil posisi di belakang Sarah tidak langsung menusuknya. Dielus dan diremas-remasnya kedua bongkah pantat Sarah yang mulus dan seksi. Sesekali dia menepuk-nepuknya gemas.12948Please respect copyright.PENANAn9bJGshVMr
12948Please respect copyright.PENANA309XLIZ2bR
Plaak…! Plaaak…!12948Please respect copyright.PENANAvWPP5chCFT
12948Please respect copyright.PENANAtZX1bqoX8f
“Aahh…!” Desah Sarah manja.12948Please respect copyright.PENANAr2Jn9YDUNS
12948Please respect copyright.PENANAev7epAFHJI
Kemudian Anton membenamkan wajahnya di selangkangan Sarah yang menungging. Dioralnya lagi sejenak memek sarah.12948Please respect copyright.PENANAvJxTOga2Mh
12948Please respect copyright.PENANAJMndd3DFOC
“Sluurrp… slurrpp!” Suara decak lidah Anton.12948Please respect copyright.PENANAxoRG7YVmm2
12948Please respect copyright.PENANA2o1GhFodEU
“Mmhhh… Aaahhh…!” Sarah menggoyang-goyangkan pinggulnya manja.12948Please respect copyright.PENANAygeRaTBNbC
12948Please respect copyright.PENANA9wCSZEFSjT
“Ayoo doong…. tusuk lagi toonn…!” pintanya tak sabar meskipun merasa nikmat dioral begitu. Ibarat rasa gatal yang harus digaruk, makin gatal makin nikmat ketika digaruk. Permainan lidah Anton membangkitkan sensasi ‘gatal’ di seluruh dinding rahim Sarah, batang keras Anton lah yang kemudian bertugas ‘menggaruk’nya. Setelah dirasa cukup, Anton segera menusukkan batangnya lagi, “Jleeb…!” dan mulai mengocoknya pelan. “Oohh… Iyaahh… Sayaangg…!” Sarah ikut memajumundurkan pantatnya mengiringi gerakan Anton.12948Please respect copyright.PENANAdz3vmqVUSd
12948Please respect copyright.PENANAptphtMjqhj
Namun sungguh tak disangka, baru saja Anton mulai mempercepat kocokannya pada vagina Sarah, gerakannya itu terinterupsi suara tangisan Doni dari ruang sebelah.12948Please respect copyright.PENANABqm3Lj9Ggo
12948Please respect copyright.PENANAmkpzCmtHKv
“Shiit..!” Umpatnya dalam hati.12948Please respect copyright.PENANA60leSVLY38
12948Please respect copyright.PENANAdD9AfejRBg
“Duuhhh Ton, si Doni bangun…!” Keluh Sarah. Dia segera bangkit dan berlari menuju box bayi tempat ditidurkannya Doni tadi. Doni memang berada satu kamar dengan mereka, namun berbeda ruangan. Terang saja dia terbangun, barangkali terganggu suara berisik percintaan Mamanya dengan Anton.12948Please respect copyright.PENANAbNumYdpgBB
12948Please respect copyright.PENANAXKuyzAJyOc
Anton tentu saja agak kecewa. Dia terduduk di ranjang sambil mengurut-urut pelan adik kecilnya menjaga supaya tetap tegang. Sarah kemudian muncul menggendong Doni yang menyusu padanya. Sarah yang sama sekali tidak mengenakan bajunya lagi menjadi pemandangan unik bagi Anton. Seorang wanita telanjang bulat menyusui anaknya.12948Please respect copyright.PENANACVQ7p7K6A7
12948Please respect copyright.PENANAIKeALfQHpV
“Maaf ya Ton, sebentar, kayaknya tadi kita terlalu berisik sampe dia bangun…” Ucap Sarah. Anton mencoba tidak menampakkan wajah merengut. Biasanya mereka memang selalu berisik kalau bercinta. Apalagi ini pertama kali setelah setahun.12948Please respect copyright.PENANAJOXtO2hyma
12948Please respect copyright.PENANA1PNahbH8c5
“Ya iyalah say… lagian ternyata Doni di sebelah tooh…?” Sahut Anton.12948Please respect copyright.PENANAWb0GrWCnWH
12948Please respect copyright.PENANAarstNhN42L
“Habis di mana lagi? Aku kan juga harus menjaga dia. Kalau dia di kamar lain trus aku ga dengar dia nangis kan repot juga…” Sahut Sarah duduk di sebelah Anton di ranjang. Anton mengecup pipinya mesra. Dia sadar posisi Sarah kini sudah berbeda. Kalau saja Doni sudah bisa berpikir saat itu tentu dia akan terkejut melihat Mamanya telanjang bulat bersama pria lain yang bukan Papanya di kamar. Hal ini juga tidak mengusik Sarah maupun Anton sama sekali. Dengan tenang Sarah menyusui Doni sambil telanjang bulat dengan Anton di sampingnya.12948Please respect copyright.PENANAJLlZugFPD5
12948Please respect copyright.PENANALFtjPzAZgq
“Ini Oom Anton… TTM (Teman Tapi Mesra) Mama loh… Kamu nakal ya gangguin Oom ngentot Mama. Kasihan tuh Oom nahan konak…! Hi hi hi…” Gila, Sarah malah mengajak bicara bayinya dengan bahasa cabul seperti itu dan menganggapnya lucu. Anton tertegun untuk sesaat, tapi kemudian ikut menimpali, “Duuh enaknya nyusu, gantian doong Don…”12948Please respect copyright.PENANAcVn4ZQ7hTy
12948Please respect copyright.PENANAFaRER6uSGT
Sarah cekikikan mendengarnya, “Kan susuku ada dua, boleh nih nyusu bareng kalo mau…?” Ujarnya. Tak perlu disuruh 2 kali Anton langsung meraih payudara Sarah. “Oh iya nih satunya nganggur… boleh ya Don bagi-bagi sama Oom…?”12948Please respect copyright.PENANAMgZodSE3RT
12948Please respect copyright.PENANA0b1eWTgywf
Benar-benar gila 2 manusia ini, entah bagaimana nanti perkembangan mental dan moral Doni nanti. Saat kecil saja sudah disuguhi tontonan Mamanya berselingkuh. Anton mengenyot-ngenyot puting Sarah dengan rakus. Sarah pun menggelinjang kegelian… “Iihh nafsu amat sih… kayak si Doni ini loh kalem!” Candanya.12948Please respect copyright.PENANA9YCYw0Xm9B
12948Please respect copyright.PENANAg0SY19FDPb
Benar-benar pemandangan yang ganjil. Seorang ibu muda menyusui 2 laki-laki sekaligus. Bedanya, yang satu masih bayi dan satunya lagi pria dewasa yang bukan Papa si bayi. Tapi nampaknya hal itu sama sekali tidak mengusik Sarah maupun Anton. Bahkan ada sensasi tersendiri dalam adegan tersebut yang menambah panas hubungan gelap mereka. Tentu saja Anton tidak benar-benar menghisap air susu Sarah. Dia hanya mempermainkan payudara dan putingnya untuk merangsang Sarah.12948Please respect copyright.PENANAlq08Hl4XXA
12948Please respect copyright.PENANA0t31vYe7hq
“Uuhh Ton… Nakal kamu…!” Desah Sarah geli sekaligus nikmat, tanpa peduli dengan Doni yang masih dalam gendongannya. Bahkan kemudian terbesit dalam benaknya untuk melanjutkan persetubuhan.12948Please respect copyright.PENANAjwiSS6YbtT
12948Please respect copyright.PENANAkGMjWqBViC
“Ton… baring dong…?” Pintanya.12948Please respect copyright.PENANAKMzefCpjDO
12948Please respect copyright.PENANAGNre87WqNN
“Hah?” Jawab Anton heran.12948Please respect copyright.PENANAecn1XxlY3S
12948Please respect copyright.PENANA3STORUNo1E
“Iyaah… Baring…!” Sarah mendorong tubuh Anton.12948Please respect copyright.PENANAWzvLpeIQMp
12948Please respect copyright.PENANAq4C2aP7URd
“Aku mau ditusuk lagi…!” Ucap Sarah lagi.12948Please respect copyright.PENANASkHw1pM1AE
12948Please respect copyright.PENANA4UjcC5Cdsh
“Haah, Doni gimana…?” Tanya Anton sambil berbaring.12948Please respect copyright.PENANAwnIgI7F4GI
12948Please respect copyright.PENANAi7J8ONSNwj
“Gapapa, dia anteng ini… Aku naikin kamu biar bisa gendong dia, kamu yang goyang yaah?” Jelas Sarah sambil menaiki tubuh Anton. Gila sekali dia minta disetubuhi sementara masih menggendong bayinya. Anton diam tak berkata, dia manut saja mengacungkan batangnya ke atas, sementara Sarah mendudukinya hingga menancap di memeknya.12948Please respect copyright.PENANAx6jaj7N6f7
12948Please respect copyright.PENANANvAepbTOqh
“Aaahh…” Desahnya.12948Please respect copyright.PENANA2tHvSrP3lY
12948Please respect copyright.PENANArBFH6kwkqR
“Kamu yakin…?” Tanya Anton.12948Please respect copyright.PENANAnKNFgZBeNc
12948Please respect copyright.PENANAvQ5pR3ZhEB
“Kita coba…!” Jawab Sarah.12948Please respect copyright.PENANAUt7OAwI0tm
12948Please respect copyright.PENANAAEc6eUiRMB
“Ayo Toon…” pintanya sambil dia sendiri mulai menggoyang pinggulnya pelan.12948Please respect copyright.PENANAmPePMhCvkj
12948Please respect copyright.PENANABomfYdzotM
Anton pun tidak berkata lagi, Dia sendiri juga tidak ingin terlalu lama menunggu untuk menyetubuhi Sarah lagi. Dia mulai mengocok memek Sarah dengan menaik turunkan pantatnya. Mulanya pelan, tapi dengan pasti mempercepat iramanya sedikit demi sedikit sementara Sarah sendiri mengatur posisi Doni di gendongannya supaya tidak terlalu terngganggu. “Ouuww.. yeesshh…” Keduanya mulai mendesah.12948Please respect copyright.PENANA6RGU6UOwCa
12948Please respect copyright.PENANABXiOsVpeJO
Seiring dengan kocokan Anton yang makin cepat, tubuh Sarah makin terguncang-guncang. “Aaahhh Toonn…” Susah bagi dia menjaga Doni supaya tidak ikut terguncang-guncang. Dia takut Doni menangis lagi apalagi malah muntah. Tapi di luar dugaan, Doni yang tidak menyusu lagi malah terlihat tertawa-tawa kegirangan ketika tubuhnya ikut terguncang-guncang ke atas dan ke bawah. Papanya Doni, Heru memang sering memainkannya begitu ketika menggendongnya. Heru sering mengangkat Doni tinggi-tinggi bahkan dilambung-lambungkannya tubuh Doni. Doni sangat senang diperlakukan begitu. Bahkan kadang kalau menangis bukan karena lapar, seringkali hal itu yang dapat menghentikan tangisannya.12948Please respect copyright.PENANA3QrThrmDBS
12948Please respect copyright.PENANAzixeYlcCVG
“Sayaang… Aahh… Kamu kesenengan yaaah…! Kayak main sama Papaaah…?”12948Please respect copyright.PENANAquJQSobiZc
12948Please respect copyright.PENANAEb2AXlD8ci
“Samaa dong…, Mamaah juga enak nih kayak main sama Papa juga… aaahh!”12948Please respect copyright.PENANA4YhJAXsbvN
12948Please respect copyright.PENANAf8icwl6xPe
Edan! Sarah mengajak bicara bayinya sambil mendesah-desah keenakan karena Anton juga tidak memperlambat irama kocokannya. Sarah kemudian mengangkat Doni dengan kedua tangannya, “Iyaaakkhh… terbaangg…” Seperti mengajaknya bermain. Tentu saja dengan tubuhnya terus bergoncang dihajar Anton tanpa ampun dari bawah. “Aahhh gilaah Ton… Nikmaatt!!” Jerit Sarah penuh kepuasan. Ini benar-benar sensasi baru dalam bercinta. Serta merta dia mengalami orgasme pertamanya sambil menggendong bayinya.12948Please respect copyright.PENANAKZ6uoKTt1q
12948Please respect copyright.PENANAoWjlZrOlaG
“Seerrr… Craatt…” Cairan cinta Sarah mengalir dengan deras, membasahi batang Anton. Anton memperlambat kocokan, dirasakannya cairan cinta Sarah yang muncrat menyelimuti seluruh permukaan batangnya. Sarah memeluk erat Doni sambil memejamkan matanya saat menyemprotkan cairannya sampai tetes terakhir. “Aaa… aaa… aahhh…” Desahnya panjang. “Nikmaat Toon… Gilaa Tooon…” Kemudian dikecupinya pipi Doni, “Kamu juga seneng kan sayaang…? Mama juga enaak loh… Anak pintar… nggak rewel ya… Mama mau ronde kedua sama Oom Anton, kamu boboan saja yaah?” bisik Sarah padanya.12948Please respect copyright.PENANAElJH1KuEsW
12948Please respect copyright.PENANA1RpIF5x6uy
“Boboan di sini aja bareng Mama sama Oom…” Sarah membaringkan Doni di samping Anton yang diam saja melihat kelakuan ibu muda itu. Tapi baru saja Sarah hendak melepaskan tangannya dari Doni, bayinya itu langsung rewel lagi. Agaknya dia ingin tetap digendong Mamanya. Biasanya kalau baru bangun tidur memang musti disusui dan ditimang-timang. Jelas tak mungkin Doni bisa segera tidur lagi. Disuruh boboan saja juga jelas tidak betah. Dia seperti menuntut haknya sebagai bayi pada Sarah, Mamanya. “Gendong…! Gendong…!” Kalau bisa bicara mungkin itu yang sedang hendak dikatakannya.12948Please respect copyright.PENANAZJZnMYwJEb
12948Please respect copyright.PENANAN9F7jKbpMh
“Tuuhh sayaang, kok rewel…?” Sarah meraih Doni, diangkatnya lagi dalam gendongannya.12948Please respect copyright.PENANAzJ6QK3Tuvc
12948Please respect copyright.PENANAaBO2XgKiUo
“Iya… iya… main terbang lagi yaah?” Sarah mencoba menenangkan bayinya itu.12948Please respect copyright.PENANALqApKTrUFJ
12948Please respect copyright.PENANA1x5GJFPqMb
“Yaah, Oom kan pingin doggy sama mama kamu… Tadi mau doggy gak jadi gara-gara kamu bangun…” Celetuk Anton nakal.12948Please respect copyright.PENANAUSviWcX2nZ
12948Please respect copyright.PENANAUaO4akMsRA
“Huussh kamu ini…” Ujar Sarah sambil tertawa geli. Kedua pasangan gelap ini memang seperti sudah gila. Doni yang masih bayi malah dikenalkan pada istilah-istilah persetubuhan.12948Please respect copyright.PENANA1kLnLxauQb
12948Please respect copyright.PENANAdTN7zNm5QX
“Oom ngentotin Mama dulu yaa, kamu bobo lagi dong?” Anton malah semakin menjadi. Sarah dan Anton sama-sama geli dengan tingkah mereka sendiri itu.12948Please respect copyright.PENANA0cOPZS6mtu
12948Please respect copyright.PENANAfd76CMDE8U
“Kita doggy sambil berdiri Ton… Supaya aku bisa sambil nggendong Doni.”12948Please respect copyright.PENANALOxBYCidQi
12948Please respect copyright.PENANANfNVDO0T7Q
“Waah gimana tuh…”12948Please respect copyright.PENANAlTnWE6XxPT
12948Please respect copyright.PENANASGZLpz2kZt
“Ga tau, kita coba dulu…?”12948Please respect copyright.PENANAGK7J1uOu0R
12948Please respect copyright.PENANAdHQx043BD3
“Gimana kalo aku yang gendong? Kamu kan nungging, pasti susah…”12948Please respect copyright.PENANAp84ugrxfHV
12948Please respect copyright.PENANAsboFJfcoGv
“Mmm coba deh, dia rewel nggak sama kamu…?” Sarah menyerahkan Doni pada Anton. Anton mulai menimang-nimang Doni. “Anak manis… anak cakep… Tau aja mamanya dientotin orang jadi rewel… Heh he he…!”12948Please respect copyright.PENANAnkkfuswu4O
12948Please respect copyright.PENANA1BvZfiocru
“Iih kamu inii…” Sarah mencubit tangan Anton.12948Please respect copyright.PENANAypy21sKqxE
12948Please respect copyright.PENANAtb0aRjRAdv
“Aduuhhh… awas ya, nanti kubalas kugelitikin memekmu habis-habisan sampe kamu minta ampun…!”Ledek Anton.12948Please respect copyright.PENANAoJJbVMiWAL
12948Please respect copyright.PENANALvmRy9oiEW
Ternyata Doni tak mau tenang. Anton memang asing baginya, dia ribut minta segera kembali ke pelukan Mamanya. Dengan sigap Sarah pun segera mengambil kembali Doni dari gendongan Anton. “Iyaa… sini sayang sama Mama…” Ajaknya. Doni pun mulai tenang lagi.12948Please respect copyright.PENANAzA11r4Edck
12948Please respect copyright.PENANA18oYmn0nJE
Anton kemudian memeluk Sarah dari belakang. Diciuminya tengkuk Sarah, tangannya mengusap-usap pinggul Sarah yang diam saja sambil terpejam menghayati.12948Please respect copyright.PENANAHChcwldQ6L
12948Please respect copyright.PENANAsOaW5iiSS4
“Coba membungkuk dikit aja sayang…” pinta Anton kemudian. Dia membimbing Sarah menghadap dinding supaya satu tangannya bisa bertumpu di situ. Sarah pun mencoba, tangan kirinya menggendong Doni, sementara tangan kanannya bertumpu pada dinding, dia membungkuk sedikit, menyodorkan pantatnya ke belakang dan melebarkan kakinya. Anton mengambil posisi di belakangnya, mengelus memek Sarah kemudian mulai mengarahkan batangnya.12948Please respect copyright.PENANAlEzuZaDLLp
Akan tetapi sungguh di luar dugaan. Lagi-lagi datang gangguan kedua.12948Please respect copyright.PENANAv9wIaYqOWR
12948Please respect copyright.PENANAFNCEH5wZF1
Belum sempat Anton menusukkan batangnya itu, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara ketukan di pintu kamar itu.12948Please respect copyright.PENANAGaku43tdK6
12948Please respect copyright.PENANAXZ3OTtOCBv
“Tok… tok… tok…!”12948Please respect copyright.PENANAFlzMT4z8dt
12948Please respect copyright.PENANAOZlTJNagxg
Bagai disambar geledek mereka mendengarnya. Baik Sarah maupun Anton sama-sama terdiam seribu bahasa.12948Please respect copyright.PENANA4VwlOA2azB
12948Please respect copyright.PENANA6XTk6NHsy2
“Tok… tok… tok…!”12948Please respect copyright.PENANA1IlK4yp0Et
12948Please respect copyright.PENANAafombkirVp
“Shiiit!!” Sarah mengumpat dalam hati. Apakah suaminya pulang sesiang ini, batinnya khawatir. Jantungnya berdegup kencang.12948Please respect copyright.PENANATYIVXluxQS