Sesampainya gua sama Destia di sana, Destia langsung bayar sesi sebesar 3 juta untuk satu bulan. Dimana 3 juta ini, Destia bisa dapet 8 sesi terapi. Di hari Senin dan Jumat selama satu minggu. Dan jika nanti sesinya selesai, Destia harus daftar lagi buat terapi.
Selesai bayar, gua sama Destia langsung diarahkan ke ruang tunggu. Di dalem gak lama ada sepasang suami istri keluar, si istrinya tocil juga sama kaya Destia. Tapi pas keluar, itu si istrinya keliatan lemes banget. Dan nafasnya ngos-ngosan, udah kaya habis lari sprint.
Dan 10 menit kemudian, akhirnya dipanggil giliran Destia. Gua pun dibolehin ikut masuk bareng Destia. Pas masuk ke ruangan, tempatnya kaya kamar hotel biasa. Di dalemnya ada satu kasur, dua sofa, dan kamar mandi. Tapi kamarnya luas banget emang.
Tempatnya juga sebenernya, ini tempat pijit spa. Ini mirip kaya waktu Lala pijat yoni, yang pertama kali gua pengen ngerasain sensasi cuckold. Bedanya kalo pijat yoni kan murah, sedangkan pijat terapi ini lumayan mahal. Kalo harga 3 juta dapet pijat 8 sesi sebulan.
Berarti sekali pijat harganya 375 ribu. Lumayan mahal sih untuk tahun 2014. Setelah masuk, Destia disambut sama dua orang cowo. Dua-duanya kaya binaraga gitu, badannya gede dan kekar. Mereka berdua pakai kaos oblong warna hitam, dan celana jeans panjang.
Keduanya pakai sarung tangan dokter, yang warna putih itu. Ditambah mereka komunikasinya jago. “Selamat malam Ibu Destia. Aduuh, ternyata client kita malam ini cantik banget. Silahkan duduk dulu dan santai yaa. Ibu kalo boleh tau usianya berapa?”
Destia yang masuk ke ruangan, dia pun duduk santai di sofa. Salah satu dari mereka, memegang tali meteran untuk ngukur badan. “Iyaa, Mas. Makasih untuk pujiannya yaa. Usia saya tahun ini 23 tahun. Masih bisa gak yaa untuk besarin payudara saya? Soalnya kecil.”
“Angkat kedua tangannya yaa, Bu. Biar sambil kami ukur lingkar perut, rusuk, dan lingkar dadanya. Untuk usia 23 tahun seharusnya masih bisa. Meski kami gak menjanjikan pembesaran yang signifikan. Masih bisa naik sedikit,” jawab orang itu ke Destia.
Destia yang waktu itu pakai mini dress warna merah tanpa lengan. Dan cardigan warna coklat, untuk membalut tubuhnya. Si terapis pun minta Destia untuk ngelepasin cardigannya. Destia pun menurut, lalu terapis pun mulai mengukur rinci tubuh Destia.
“Okee, untuk lingkar dada 88 cm. Lingkar rusuk 75 cm, dan lingkar perutnya 70 cm. Ibu termasuk slim banget yaa. Bisa punya perut kecil dan mulus seperti ini. Badannya udah bagus dan seksi. Sebelum mulai, Ibu minum susu dulu yaa,” lanjut si terapis ke Destia.
Destia pun dikasih susu, yang katanya itu susu untuk penambah lemak. Yang nanti ketika dipijat, lemaknya akan berpusat ke toketnya Destia. Susunya cuma segelas, dan Destia dikasih waktu 5 menit untuk habisin. Sementara kedua terapis itu keliatan sibuk.
Di sana ternyata ada kursi pijat, ini aneh memang. Udah ada sofa, ada kursi pijat lagi. Setelah susu selesai diminum, Destia diminta untuk ngelepasin dressnya. Dia pun tanpa ragu langsung nurut. Destia sekarang cuma pakai bra warna merah, dan celana dalam merah.
Dia keliatan relaks banget setelah minum susu itu. Setelah mereka selesai mengoleskan semacam minyak atau lotion. Mereka pun mulai memijit tubuh Destia, dimulai dari sisi yang keliatan normal. Terapis pertama mijet pundak, yang satunya mijet kaki.
“Ibu ngomong-ngomong tinggal dimana? Ibu pekerjaannya model bukan?” tanya terapis yang mijet pundak Destia.
“Saya cuma pengusaha biasa, Mas. Tapi pengen punya bentuk payudara yang besar dan bagus. Kasian suami saya, takutnya gak puas punya istri payudara kecil,” jawab Destia sambil nikmatin pijetan mereka. Destia setiap detiknya dia keliatan makin relaks nyaman.
Mereka berdua pun terus mengajak Destia berbincang. Mengulik seputar kehidupan Destia. “Ibu kulitnya kenceng banget ihh. Sering perawatan jutaan yaa? Kulitnya gak ada cacat, semuanya halus dan mulus. Suami Ibu pasti beruntung banget bisa milikin Ibu.”
Destia keliatan mulai memejamkan mata, mereka bener-bener ahli banget bikin client mereka nyaman. Ini pijet terapi yang professional banget. “Iyaa, Mas. Saya sama suami baru nikah, biar dia tertarik sama saya. Makanya saya perawatan mahal buat dia.”
Semenit, dua menit, tiga menit berlalu. Di menit ketiga, baru dimulai pijetan mereka merembet ke titik sensual. Si terapis yang bawah, mulai pijet kedua paha Destia. Sementara terapi yang atas, mulai pijet belahan toket Destia. Kaki dan leher Destia penuh lotion.
“Ibu, mohon maaf. Ini tali branya saya turunin yaa dua-duanya. Soalnya bagian sisi luar dan dalam payudara Ibu harus kami pijat juga,” ucap si terapis atas minta izin. Destia pun mengangguk dalam diam, dia keliatan sedikit gugup. Meski justru tambah relaks.
Terapis atas pun nurunin kedua tali bra Destia, sampai ke kedua sikunya. Belahan toket Destia keliatan makin jelas, bahkan puting sisi atas Destia mulai keliatan. Tangan si terapis, keliatan memijat lembut belahan toket Destia. Di sini Destia keliatan nafsunya naik.
Gua ngeliat dia membusungkan dadanya ke depan, dan menikmati pijatan terapis yang keliatan mengarah ke samping kanan. Sementara terapis bawah, mijetnya mulai berpindah ke selangkangan. Dia melakukan pijatan memutar, di sisi dalam paha Destia.
“Aaahhh… Gelii, Maas.” Destia mendesah pelan, dia keliatan mulai terangsang. Destia beberapa kali, keliatan mau menutup kedua kakinya yang mengangkang. Cuma gak bisa karena ketahan tubuh terapis, yang jongkok di antara kedua kaki Destia saat itu.
Perlahan pijatan tangan terapis, turun sampai ke sisi tengah toket Destia. Mulai mengenai puting, Destia nafasnya bertambah cepat. Kini terapis atas, melakukan pijatan payudara ke sisi luar. Jadi kedua toket Lala, kaya diremes dan digoyang ke sisi luar.
“Aaahhh… Maass… Enaakkk…” Entah perkataan desahan itu untuk terapis yang mana. Karena keduanya sama-sama mulai menyentuh titik sensitif Destia. Gua bahkan ngeliat secara samar-samar, celana dalam merahnya yang dipakai Destia agak basah.
Padahal lotion di tangan terapisnya, belum mengenai celana dalam Destia. Si terapis bawah melakukan pijatan ke arah dalam. Jadi pijatan pakai telapak tangan, dari sisi paha yang dekat lutut. Mengarah ke sisi dalam, hanya 1 cm dekat dari memek basah Destia.
Ini seru banget sumpah, fantasi cuckold gua di sini mulai aktif lagi. Bahkan gak berasa, gua nontonin merasa udah 10 menit. Destia pun mendesahnya makin sering, yang semula hanya sesekali aja. Sekarang setiap 3 atau 4 detik, dia mendesah keenakan.
“Bu, mohon maaf. Ini branya saya lepas yaa, biar gampang mijet ke seluruhan payudara Ibu. Saya minta izin dulu.” Si terapis judulnya minta izin, tapi belum dapet jawaban dari Destia. Pengait belakang bra Destia udah dilepas duluan, anjirr banget emang ini.423Please respect copyright.PENANAQofJ1P07o4
423Please respect copyright.PENANAvdq9YxjOT5