
( Rani )
Dua hari setelah aku merebut Bu widi dari suaminya. Pelajarna bahasa Indonesia jadi lebih cepat sebelumnya. Bu Widi beralasan kalau dia ingin istirahat padahal mengulum kontol dan menggesek memeknya hingga muncrat di toilet pria. Tentu saja kontolku.
Dia dan Pak Irman masih serumah namun besok dia akan melakukan perceraian. Pak Irman hanya menuruti kemauan istrinya.
Disisi lain, aku mendapat duit seratus ribu per hari dari Bu Ika. Dia juga beberapa kali membelikanku makanan dari restoran yang cukup mahal ketika aku dirumah. Bu Ika juga memberikan pap tetek atau pap dirinya dengan wajah yang mesum. Kita sering chattan, apalagi saat istirahat, dia seringkali memanggilku ke kepala sekolah. Untung saja tidak ada yang menyadarinya. Bu Ika selalu mencium kontolku dan meminta sperma untuk ditelan. Sampai sekarang suaminya tidak tahu kalau dirinya berselingkuh.
***
Aku selesai istirahat langsung ke kelas membawa minuman. Bu Ika mengirimku pap payudaranya sambil menulis dokumen. Aku mengelikenya.
Yuda : Beb tetekmu gedein kek biar aku bisa remes lebih nikmat
Bu Ika : iya beb, aku udah daftar member gym ko buat gedein tetek aku. Aku tu kalau dirumah selalu kangen remesan tetek kamu tau.3987Please respect copyright.PENANAeQjIBvDvQz
Yuda ; heheh nikmatlah aku remesnya
Bu Ika : iyaaa beb muaaach
Aku langsung duduk di kelas. Ketua kelas mengabarkan kalau jam sekarang jam kos. Aku langsung bermain game di hpku.
Sedang asik asiknya, aku dihampiri oleh temen perempuanku. Dia adalah Rani, bendahara galak dan selalu ketus omongannya. Dia juga rajin karena selalu rangking satu di kelas.
"Bayar cepet, lu udah nunggak satu bulan." Kata Rani dengan ketus
"Sabar si gua lagi maen game." Kataku
"Alasan doang ni miskin, bilang aja ga mampu bayar." Ucapnya menatapku dengan tajam
"Gua nanti bayar abis game ni." Ucapku yang sedang serius bermain game.
"EH TOLOL BAYAR YA. LU TU MISKIN JANGAN BANYAK GAYA. LU ITU BISA GUA BELI MURAH DONGO." Rani gebrak meja yang membuat seisi kelas diam.
"Apaan si gua bilang bakal bayar, kenapa ke miskin miskin." Kataku
"Ya emang lu miskin, bokap lu ga kerja kan terus ibu lu cuman pedagang gorengan." Rani tertawa dan semua ikut tertawa.
Aku benar benar kesal, aku tidak mengeluarkan kata kata lagi. Rani memasang wajah tengil dengan laga angkuh.
Ketua kelas tidak membantu justru dia tidur di belakang. Memang sekelas tidak menyukaiku karena aku mungkin paling miskin tapi mereka tidak tahu aku punya suatu ancaman buat mereka.
"Eh tolol kalo lu ga mau bayar, ga usa sekolah." Ucap Rani dengan mendorong tubuhku.
Aku mematikan gameku dan mengambil dompetku. Aku berdiri menghadap dia dan aku memberikan dua ratus ribu untuk uang kas tiga bulan ke depann.
"Wih banyak duit juga lu. Ngepet ya lu jadi babi" Hina Rani
"Dah kan bayar?" ucapku
"Eh songong banget lu, lu tu dah nunggak berapa minggu ya. Miskin tolol ortu lu juga tolol." Ejeknya
"Kalau lu mau ejek gua ejek gua aja ga usa bawa bawa keluarga gua." Kataku
"Eh bego lu tu emang miskin anjing hahaha." Ucap Rani dengan bangganya
Aku terdiam tidak membalas. Rani kembali ke bangkunya setelah sambil mendorong kepalaku. Dia kembali langsung bucin dengan pacaranya yaitu Tio. Anak basket namun tengil gayanya. Dia lebih pemalas dariku, aku sebenernya tidak peduli dengan itu namun ketika ada tugas kelompok dia tidak pernah hadir dan selalu memaksa kalau dia punya peran penting di dalamnya.
( Memek Rani gatal, sampai dia harus ke toilet. Rani ke toilet pria, satu satunya cara agar tidak gatal memeknya adalah digarukin oleh orang lain )
"Sayang nanti pulang mau makan di tempat yang aku kenalin kemaren ga?" tanya Tio ke Rani
"Boleh sayang." Rani dan Tio begitu mesra.
Hingga Rani sedikit menjauh dari Tio. Pahanya dihempitkan lalu digesek gesek dengan pelan. Aku pura pura bermain game padahal aku lihat sepenuhnya.
"Kamu kenapa sayang?" Khawatir Tio.
"Gatel banget tauuu punyaku." Ucap Rani dengan bisik.
(Ketika aku datang mendekatinya, rasa gatal itu meningkat drastis)
Tio berusaha menutupi pacarnya itu dengan badannya. Namun tetap saja terlihat oleh pandanganku. Rani mulai menggesek memeknya pelan pelan. Rasa gatal itu tidak berhenti. Jemarinya mulai masuk di dalam celana sambil dia melihat kanan dan kiri. Dia coba menggesek memeknya. Raut wajahnya tidak bisa tertahankan. Tio khawatir melihatnya. Aku tidak tahu kenapa teman teman di kelas tidak menyadari itu.
"Aku ga tahan Tio." Keluh Rani yang mau menangis.
Aku mendekati Tio dan memberikan uang sebesar dua puluh ribu.
"Ngapain lu kesini tolol?" tanya Tio dengan sinis. Rani terlihat jelas sedang menggesek memeknya.
"Gua kayaknya punya utang sama lu deh." Ucapku
"Utang apaan?" Tio sembari melihat pacarnya.
"Pas itu kan lu pernah taruhan kalo gua berhasil masukin bola basket gua boleh pergi tapi kalo ga masuk gua kasih lu uang." jelasku
"Oh, tumben lu inget. gara gara cewe gua ingetin ya hahahaha tolol." tawa Tio
Tiba tiba Rani berdiri sambil menggesek memeknya. Aku pura pura polos. Teman teman langsung melihat ke arah dirinya.
"Eh Rani ko kamu berdiri begitu sambil megang punyamu." salah satu teman cewenya.
"GA TAHANNN HMMMMMM GATELK BANGETTT." Ucap Rani
"Ran kendaliin tangan lu." "Rani berhenti" "Lu udah gede masa ga bisa tahan si." "Ran tahan si" "Rani lepasin tangan lu" Kata kata itu bersiuran sepanjang kelas.
"BACOT KALIAN, GUA GATEL BANGETTT." Rani pergi ke luar kelas sambil menggesek memeknya. Rani menangis sambil menundukkan kepalanya. Tio mengejarnya namun langsung di dorong.
"Aku beliin obat ya." Ucap Tio
"Ga usah aku mau ke toilet." Rani sambil menangis terbata bata.
Rencanaku berhasil
Tak lama dari situ aku keluar kelas izin ke ketua kelas kalo aku dipanggil oleh kepala sekolah.
"Lu diajak bimbingan terus ya? semoga lu bener dah Yud." Kata ketua kelas sambil melihat ponselku. Aku suruh Bu Ika untuk berpura pura menyuruhku bimbingan.
Aku langsung pergi dan memutar lewat kepala sekolah untuk sampai toilet pria. Aku sedikit mendengar suara cewe yang menahan gatal. Sudah ku pastikan itu Rani.
Di toilet itu tidak ada orang selain aku. Aku sengaja mengetuk pintu yang dimana Rani berada. Dia sedikit kaget dan ketakutan.
"Siapaaa? shssss gatel bangettt sii." Benar Rani di dalam.
"Ran gua Yuda, lu ngapain ke toilet pria?" tanyaku
"Ha??? ini toilet Pria sumpah?" Kaget Rani
Pintu langsung terbuka, Rani memakai rok celana yang sudah basah karena mungkin tak sanggup menahan gatal.
"Apaan lu liat liat rok gua? mesum." Kata Rani dengan sinis
"rok lu basah banget itu." ucapku
"Urusan gua lu anjing mesum tolol." Ejek Rani dengan kasar.
Aku menarik tangannya dan langsung memasuki ke kamar mandi lagi. Mulut Rani aku tutup dengan tanganku. Dia mencoba untuk teriak tapi meredam.
"Gua pengen tau caranya tapi pasti lu kaga mau." Ucapku
tanganku lepas.
"Kalau lu teriak gua kasih tau lu garuk memek di toilet pria ya." kataku
"oke gua percaya." kata dia
"ini dari pengalaman nenek gua, percaya aja plis jangan mikir aneh aneh. Lu harus digarukin sama tangan orang lain." Kataku
"Mau mesum ya lu anjing." Bisik Rani
Aku mendengar ada yang masuk di kamar mandi.
"Lu kalo teriak justru dicurigain karena lu ga teriak dari awal." Ucapku
"wah anjing mau permainin gua." Kata Rani dengan tegas
"Engga ini lu tu pasti langsung ilang." Ucapku
"Kalo ga ilang gua bakal teriak, bodoamat lu dikeluarin atau digebukin." ketus Rani
"gua merem deh gimana biar ga liat." Ucapku
"Boleh." Rani membuka roknya pelan pelan dan taroh di gantungan. Aku menutup mata jadi tidak bisa melihat apa. Tanganku dipegang lalu diarahkan ke memeknya. Aku merasa memeknya masih segar dan tidak pernah dicoba. Memeknya tidak berbulu sama sekali sepertinya dia rajin membersihkan.
"Gua coba ya." Tanganku mulai menggesek memeknya pelan pelan lalu masuk ke dalam.
"Eh gatelnya mulai pelan pelan ilang." Kaget Rani
"Gimana percaya kan?" aku mulai menggesek memeknya dengan gesekan yang ku naikan kecepatannya.
"Hmmmmmm iya gua percaya." Rani seperti menahan desahnya.
Ku gesek lebih cepat sampai dia tidak bersuara sama sekali. Aku masih menutup mata jadi tidak tahu ekspresinya bagaimana.
"Hmmm enakk ohhhh ahhhhh." Rani mencoba mengurangi desahannya.
Gesekan semakin terasa, telunjuk memainkan memeknya dengan ahli. Rani memegang badanku, dia mendekatkanku ke lehernya.
"Mau udahan ga Ran?" tanyaku
"OHHHHH HMMMMMMM JANGANNN DULUU TOLONGGG YUDDDDD ENAKKKKKK AHHHH." Rani ketagihan.
"Ini kayaknya udah ga gatel kan." ucapku
"IYAAHHHH TAPIIII LUUUU BUAT GUAAAA NAIKKKKKK YUDDD. YUDDDDDD JANGANN DULU BERHENTII AHHHH AHHHHHH HMMMMM." Desah Rani
"Gua boleh buka mata gua ga?" gesekan semakin ku tekan.
"BOLEHHH YUDDD GAPAPAA AHH AHHH AHHHH." ucap Rani
ku buka mataku, ku melihat ekspresi wajah Rani yang keenakan. Matanya keatas dengan mulut yang kebuka mengeluarkan desahan. Dia berkeringat. Baju seragamnya basah menampilkan sedikit warna BHnya. Bh Biru yang cantik untuk dilepaskan.
"Eh lu ga mau berhenti dulu?" tanyaku
"GA USAHHHHH INIII BIARR AHHHHHH HMMM GATELNYAAA ILANGGGG." Rani memejamkan matanya.
Tak lama berselang, Memek Rani memuncratkan cairan ke arah wc jongkok.
"masi gatel?" tanyaku
"Engga Yud, makasi ya. Tolong jangan kasih tau siapa siapa ya." Ucap Rani memelas
"Iya aman itu." Ucapku
Dia memakai rok kembali dan aku mencuci tanganku lalu aku mengeringkan di seragam celanaku. Aku menulis kembali saat dia sedang merapikan roknya.
( Seperti biasa, Beb adalah perubahan untuk siapapun jadi mulai sekarang siapapun dipanggil beb olehku akan mutlak mengikuti diriku )
"Dah gua mau ke kelas lagi." Ucap Rani
"Kamu ga mau coba sama aku beb?" Ucapku sambil tersenyum.
Dia langsung berbalik badan dan mendekati tubuhku.
"Maaf beb aku lupa untuk ikutin mau kamu." Dia memegang pundakku
"Kamu kulum kontol aku" Ucapku sambil mencium dia. Dia tidak menerima dengan french kiss. Sepertinya dia tidak mengerti hal seksual.
Rani tu badannya montok dengan mulit putih, tapi aku merasa dia benar benar fokus dengan eskul paskibranya jadi dia tidak melihat badannya yang seksi.
Rani turun dan membuka celanaku. Kontolku terpampang jelas di wajahnya. Lalu ku tampar pipinya dengan kontolku dan langsung ku masukkan ke dalam mulutnya. Ku dorong, dia memegang kontolku malu malu dan kaku dalam merabanya.
"kamu baru pertama kali ya Ran?" tanyaku sambil mengelus jilbabnya.
"Slurppp iya beb, kurang enak ya? maaf banget serius." Tadi dia mengejekku dan mempermalukanku di kelas kini aku merendahkan dia dengan menjadikannya pelacur.
Aku tidak mengeluarkan spermanya melainkan air kencing. Jilbabnya basah dan bau pesing. Rani tersenyum setelah menelan air kencingku.
"Makasi ya beb enak." Kata Rani.
Aku menyuruhnya untuk mencuci muka, Rani langsung mengambil air lalu membersihkan wajahnya. Dia tidak malu jilbabnya basah.
"Saat di dalam kelas nanti kamu membuka celanamu dan pose mesum di depan mereka. Kamu senang sekali untuk telanjang daripada menutupi badanmu." ucapku sambil meremas payudaranya.
"Iya beb telanjang lebih enak daripada pake seragam." ucap Rani.
Aku dan Rani membuka pintu kamar mandi dan berjalan.
"Aku ke kantin dulu ya." aku mencium dirinya. Bibirnya masih bau pesing tapi jujur bentuk bibirnya sangat seksi.
"Iya beb." kata Rani sambil pergi.
Aku ke kantin membeli dada ayam goreng dua. Kemudian aku membayar dan aku pergi ke kelas.
Pintu ditutup dan jendela ditutup. Tak biasanya aku melihat kelas seperti ini. Saat aku mendekati kelas. Suara ketakutan dari cewe dan cowo.
"RAN KENAPA KAMU." Kata Tio dengan nada panik
"Ran lu lagi stress ya begini." aku ga tau pasti "begini" itu apa tapi ketika aku membuka pintu.
Ku melihat hal yang benar benar menyenangkan. Rani hanya memakai hijab. Dia telanjang bulat di depan kelas. Kedua tangannya dibelakang kepala dan pahanya dilonggarkan.
"Tutup cepet tolol." kata Tio.
Aku menutupi pintu kemudian aku mencoba tidak tahu apa - apa.
"TELANJANG ENAK BANGET TAU, KALIAN HARUS COBAIN WLWEEEEE." Kata Rani sambil menjulurkan lidahnya. Dia seperti pelacur mesum yang tidak bermoral.
"Seksi bener co Rani anjir pengen gua entot ni." temenku ada yang berbisik. Untung aja tidak terdengar Tio. Tapi sebenernya tidak perlu munafik. Tubuh Rani memang montok dan bagus.
( Ketika aku memasukan kontolku ke memek Rani. Sekelas pada panas dan mencova membuka bajunya. Ketika melihat temannya telanjang bulat, rasa pengen ngewe kuat dan rela kehilangan keperjakaan maupun keperawanan. Namun Tio tidak bisa, dia justru mengocok kontolnya melihat Rani ngewe denganku.)
"Ran udah ya pake seragam lagi." kata Tio dengan lembut.
"Lu ga perlu nyuruh nyuruh gua lagi Tio. Maaf ya gua udah muak sama lu. Kita putus." kata Rani dengan ketus
Semua kelas kaget dan terpusat pada Tio. Tio menggelengkan kepala dan dia seperti mau menangis. Aku mendekati Rani dan aku melempar dada ayam yang ku beli.
"Makan Ran, makan seperti anjing." Rani tersenyum lalu merangkak memakan ayamnya.
"Eh ko lu nurut ama Si tolol." kata salah satu teman cewenya.
Aku membuka kontolku lalu aku menaruh langsung ke memek Rani. Tio langsung ingin menghampiri aku dengan perasaan marah. Teman sekelas pada menutup mata kecuali para cowo.
"WAH ANJING LU NGAPAIN." Tio mau memukul diriku. Namun dia berhenti dan membuka celananya. Dia langsung mengocoj kontolnya.
"ANJINGGG APAAAN NI KENAPAAA TANGAN GUAAAAAAAAA." Panik Tio
"Ih ngocokin pacarnya tolol." ejek aku
Aku meremas tetek Rani dan mencubit pentilnya.
"GUKJJ GUKKKK." Rani terlihat kesenangan.
"WEHH GERAH BANGET CO PANASS." salah satu teman ceweku perlahan melepas hijabnya. Dia tak segan membuka kancing seragamnya. Ketua kelas menyerbu dan menjilati payudaranya.
"Weh lu mesum ngapain." Kata temen temen cewe yang lain menahan ketua kelas.
"Ga usah munafik, cowo cowo juga ga usa liatin doang kan lu juga seneng kan tadi pas Rani buka baju." Jelas ketua kelas
"Ah pak ketu pake aku." cewe tersebut justru menerima.
Lama kelamaan cewe cewe kelas membuka hijabnya dan membuja seragamnya. Teman temanku mulai menampakan kontol dan memek. Rasa sange luar biasa muncul. Mulai memasukkan kontol ke memek masing masing. Rani masih berantakan makan ayam lalu ku bawa ke depan wajah Tio. Tio hanya menangis.
ns 15.158.61.21da2