
( Bu Widi Guru Bahasa Indonesia )
"Weh lu ga takut itu Bu Widi lagi jelasin kalimat aktif dan kalimat pasif." Kata Ahmad, dia menolehku karena aku bermain game di ponsel.
"Jadi kalian udah tau kan bedanya kalimat pasif apa kalimat aktif apa." Bu Widi menghadap siswa dengan wajah yang ramah.
Namun keramahannya hanya beberapa detik saja sebelum dia melihatku.
"Yuda kamu dari tadi ibu liat maen hp terus." Tegas Bu Widi
Aku kaget dan langsung mematikan ponselnya. Ahmad menggelengkan kepalanya. Aku tidak mampu melihat Bu Widi, dia adalah guru senior paling killer bahkan Pak Ardi kalah dengan dirinya. Ramah dan murah senyum hanyalah ilusi, dia kejam dan pelit nilai.
Aku beberapa kali dihukum untuk berjemur di lapangan, membersihkan toilet, dan berjalan jongkok di lapangan. Aku sangat kesal dengan dirinya yang membandingkan anaknya yang disiplin dengan murid muridnya. Dia pikir anaknya paling sempurna, jadi angkuh dan meremehkan orang lain.
"Maaf bu." Hanya kata itu yang terucap dari mulutku.
"Kamu keluar sana!! Kalau ga niat belajar ga usah belajar aja di kelas. Kamu maen game sana aja ga usah sekolah, anak saya ga pernah kaya kamu dia selalu fokus belajar." Lagi dan lagi seperti yang dibilang.
"Bu saya ga maen game lagi bu janji." Rayuku
"Tidak, kamu keluar dan membersihkan toilet sana, kalau kamu bisa membersihkan toilet dengan bersih kamu boleh ikut kelas saya lagi." Ucapnya dengan ketus. Teman sekelasku ada yang menertawakanku. Ada yang bisik bisik dan ada juga yang tidak peduli.
Aku keluar kelas namun sampai di depan papan tulis. Bu Widi merebut ponselku.
"Bu kenpa diambil?" Tanyaku
"Hp ini saya sita seminggu, kamu harus di didik dengan benar." Ucap Bu Widi menaruh ponselku di mejanya.
Aku keluar dengan perasaan malu serta kesal dengan Bu Widi. Aku ke toilet pria dan aku mengambil pel serta ember. Ku Isi ember itu, air keran kamar mandi kecil banget jadi harus menunggu.
Sepertinya Buku ajaib itu akan ku targetkan ke Bu Widi.
( Bu Widi menghampiriku, dia meminta maaf marah dan membantuku untuk membersihkan toilet )
Bu Widi memiliki badan yang cukup tinggi dengan umur 35 dia mempunyai pantat yang lumayan dan tetek yang bulat meski tidak besar. Wajahnya sangat cantik dan menawan. Keturunan sunda dan dia memiliki alis yang tebal. Bibir pinknya membuat aku terkadang berfikir bagaimana aku dapat berhubungan intim dengannya.
Tak perlu menunggu waktu lama, Bu Widi datang kepadaku. Untung saja toilet pria sepi jadi tidak ada orang.
"Ibu kenapa kesini?" tanyaku
"Ibu mau ngomong sesuatu ke kamu." jelasnya
"Bu biar ga dicurigai, masuk ke toilet aja deh." Terangku
"Iya bener si Yud." Dia mengangguk
Bu Widi dan aku masuk ke kamar mandi berdua seperti orang mesum. Entah kenapa air keran membantuku dengan ia cukup kencang alirannya. Di kamar mandi yang sempit berukuran 2x2 dengan tempat duduk jongkok dan ember yang berisi air, Aku dan Bu Widi berhadap hadapan.
"Ibu mau ngomong apa? oh ya ini kan baru masuk kelas mereka ga curiga ama ibu? jarang ibu pergi tiba tiba." tanyaku dengan pura pura polos.
"Aku berbohong, ibu bilang pengen ke ruang guru ada yang pengen diomongin dengan kepala sekolah." Jelasnya
"Bu Widi bohong ni." Aku tertawa kecil mencairkan suasana
"Ibu mau minta maaf sama kamu, kamu dihukum kaya gini pasti cape dah mana ga sekali dua kali kamu kaya gini. Ibu merasa bersalah sama kamu Yud. Mau maafin ibu ga?" Ibu Widi memasang wajah memelas. Tak pernah sekalipun aku melihat Bu Widi seperti ini.
"Aku maafin ko bu." Kataku
"Ibu bantuin bersihin ya." Ucapnya, dia mengambil pel dan memasukan ke ember. Dia peras pelnya lalu mulai membersihkan.
( Bu Widi ketika aku memanggil Beb dia akan sepenuhnya menjadi budak diriku. Tak peduli seburuk apa diriku, aku adalah tuannya )
Aku menulis ketika aku melihat pantatnya hampir mengenai wajahku.
"Bu ini gapapa bu?" Tanyaku
"Gapapa Yuda, kamu liatin saya aja bersihin." Jelas Bu Widi yang membersihkan dengan detail jadi lumayan lama pelnya.
"Beb kamu kalau cape bilang ya biar aku yang gantiin." Ucapku dengan panggilan Beb
Dia berdiri dari posisi jongkok. Dan menghadapku dengan tatapan kosong. Bu Widi ku taklukan dengan cepat.
"Beb aku akan bersihin ini sendiri, kamu ga usah khawatir ya." Dia tersenyum kepadaku
"Beb kayaknya kalau pake seragam guru gitu gerah deh, telanjang bulat aja." Kataku dengan otak mesumku. Bu Widi segera membuka seragamanya. Pelnya ditaro di dinding. Bu Widi melepas hijabnya lalu taro di gantungan. kedua tangannya membuka kancing kemeja perlahan hingga BH hitam bunga terlihat. Dia melepas pakaiannya tanpa rasa malu. Aku meraba payudaranya namun dia tidak menolak.
"Tetekmu lumayan si untuk tinggi badan kamu." Ucapku
"Makasih Beb." Bu widi membuka celananya lalu menaro numpuk jilbab di gantungan.
"Beb nanti kamu sering olahraga yang bisa memperbesar tetek kamu ya, masa cuman bulat biasa aja." Pintaku sambil meremasnya.
"Iya beb akan aku lakukan apapun untuk memperbesar tetek aku." Kata Bu Widi
Bu Widi mencabut BHnya dan payudara bersih terpampang indah. Aku langsung menjilati meskipun dia susah payah membuka celana dalamnya. Kini ia telanjang Bulat. Bu Widi ngepel lagi namun kali ini aku meremas payudaranya dan menampar pantatnya yang mulus berkali kali. Dia tidak menolak atau mengeluh.
"Bu jangan marah marah lagi ya." Kataku
"Iya beb aku ga mau marah marah lagi, kalau kamu berisik di kelas itu kesenanganmu dan akan ku hargai, aku akan ngajar tanpa harus peduli muridku nakal atau tidak." Ucap Bu Widi yang akan membiarkan kenakalan di kelas terjadi.
Seingatku, Bu Widi mempunyai suami guru juga di sekolahku, namanya Pak Irman, dia guru PPKN. Dia pendiam dan bikin ngantuk.
"Bu telpon Pak Irman ya, ajak aku makan malam dong." Pintaku
"Baik beb aku akan telpon dia sekarang." Bu Widi mengambil ponsel di saku celananya dan menelpon Pak Irman. Pak Irman masih berdering. Sepertinya masih mengajar.
Aku membuka celanaku lalu mengelus kontolku di sela sela memek Bu Widi. Aku masukkan kontolku ke memeknya dan dia sedikit mendesah.
"Tahan Bu, nanti ketahuan yang laen." Aku memegang pantatnya dan mendorong dengan keras. Aku tau Bu Widi menahan sakit namun dia seperti menikmatinya.
Telepon kelima baru dijawab oleh Pak Irman.
"Kenapa bu? tadi aku lagi ngajar keluar kelas ini karena ibu telpon." Pak Irman menjawab dengan nada khawatir.
"Hmmm gapapa pak aku mau kasih tau aja kalo aku mau ajak salah satu muridku. Dia di kelas menguasai pelajaran jadi aku kaya apresiasi." ucap Bu Widi padahal aku saja malas belajar
"Tumben tumbenan ajak makan malam murid, emang siapa muridnya?" tanya Pak Irman ragu.
"Yuda pak, dia bener bener berubah jadi mau belajar pak." Bu Widi berbicara sambil menaruh tangannya ke diriku dan membuang pelnya
"Suara apa itu? Yuda? Murid pemals itu? Malas sekali aku liat muka dia." Pak Irman Ketus menjawabnya
"Apaan si pak, Yuda ini mau jadi lebih baik. Kamu sebagai guru bukannya dukung malah marah marah." Marah Bu Widi
Aku melepas kontolku dan memindahkanya ke pantat Bu Widi. Guru Bahasa Indonesia itu menutup mulutnya untuk menahan ras sakit tiba tiba ditusuk.
"Bu mana mungkin dia bisa tiba tiba pintar orang kemaren saja dia dipanggil kepala sekolah." Ucap Pak Irman
"Dia improve pak!!! ibu cape sama bapak. pokoknya Yuda bakal datang nanti di restoran." Bu Widi mematikan telepon
"Beb kamu berani banget sama suamimu." Aku memindahkan posisi jadi berhadapan.
"Ahhhh hmmmm enakkkk... suami aku kalo ga suka langsung ga suka semuanya." Ucap Bu Widi. Dia bisa melepas desahannya dengan nikmat. Di Pantat ternyata tidak buruk buruk amat.
"Oh gitu ya, malesin si punya suami kaya dia." Ucap aku
"AHHHHH BENERRRRR BEBBBB AKU MALESS PUNYA SUAMI KAYA DIA. AHHHH ENAKKK HMMMM KONTOL KAMUUU ENAKKK KONTOLLL KAMU NAGIHHHHH TOLONGGGGGG TETEPPP TUSUK AKU AHHHH AHHHH ENAKKKKK." Desah Bu Widi
15 menit yang lalu dia menyuruhku keluar kini ia takluk dengan kontolku dan menjadi binal.
"Suami kamu kalau tau kita ngewe gimana?" tanyaku sambil mencium payudaranya.
"BODOO AMAAAT AKUUUUU AHHHHHHH LAGIPULAAAA AKUUUU LEBIH PENTINGIN NGEWE SAMA KAMU DARIPADAAA SUAMI AKUU AHH HMMMM OHHHH UGHHHHHH." Bu Widi matanya keatas saat aku mengeluarkan spermaku di pantatnya.
Aku mengambil buku ajaib itu.
(Setiap aku menjetikkan jari dia akan sadar dan saat aku memanggil beb dia akan kembali terhipnotis ).
Aku akan malas sebenernya menulis ke target target berikutnya namun ya akan aku jalani untuk menaklukan sekolah ini.
Ada beberapa siswa datang dan sedang membicarakan tubuh Bu Ika yang seksi kata meraka. Mereka ingin merasakan bagaimana ngewe dengan Bu ika. Aku tertawa di dalam. Aku telah menaklukan dua wanita di sekolah.
Aku menjetikkan jari saat suara siswa yang sepertinya bolos kelas itu membuka pintu di sebelahku.
Bu Widi kaget, aku memasukkan kontolku di memeknya dan menutupi mulutnya.
"Kalau ibu berisik bisa ketahuan kita." Ucapku
"HMMMMMMMMMM" dia menahan suaranya
"Bayangin lo entot Bu Ika pas lagi pidato upacara behhh kek di film film bokep jepang"
"Wah gua si maunya entot dia sambil jalan keliling sekolah. Teteknya gondal gandil gua remes si, anjing lah dia montok bener."
Mereka omongib mesum saat sebelahnya sedang ada yang ngewe.
"Tolooong udaah, aku ahh hmm ga kuat. ibu bakal jaga ahhh rahasia ini ahhh." Mohon Bu Widi sambil menangis dan mendesah bersamaan.
"Ibu ini enak kan?" Aku menusuk nusuk sampai ku targetkan rahim.
"Enggaa ahhhhhhhhh hmmmmmmmmm tolong ampunnn Yud ampunnnn." Bu Widi mohon sekali lagi
Suara anak anak itu mulai menghilang
"Beb kamu harus suka." Kataku. Dia kembali ditaklukan
"AHHHH IYAAA BEBBB AKUUUU SUKAAA INI ENAKKKKK DARIPADAA PUNYA KONTOK SUAMI AKU, AKUUUUU SUKAAA SEX SAMA KAMUU AHH HMMM ENAKK OUGHHHHHHHHH." Bu Widi melepas desahannya.
Aku menjilati lehernya yang berkeringat banyak. Selain ngewe karena ruangannya sempit.
"Kamu nanti tolong reservasi di restoran pagi sore itu yang mewah itu. Dan jangan lupa privat." Pintaku.
"BAIKKK BEBBB AHHHHHH." Kata Bu Widi yang liar
Spermaku muncrat di memeknya. Dia tersenyum kepadaku dan menciumku. Aku menampar pahanya dengan kontolku. Kita french kiss dengan nikmat.
"Beb jongkok di Wc jongkok lalu pose mesum." Aku mengambil ponselku lalu ku foto dia dengan kedua tangan dibelakang kepala. Tetek dan memeknya terpampang dengan jelas. Bu Widi menjadi model mesum diriku.
Aku berdiri di depannya dan memasukkan kontolku yang masih tegang ke mulutnya. Ku paksa hingga terdengar tenggorokan. Disisi lain ku siram tubuhnya dengan air dari keran. Dia lengket dan bau sperma.
"Slurpppp." Bu Widi menikmati
Kali ini aku tidak mengeluarkan sperma melainkan air kencing yang cukup banyak. Bu widi menelan dan merasakan kebanggaan minum air kencing muridnya.
"Beb kamu berak ya, aku videoin." Ucapku
"Iya Beb." Dia pelan pelan mencoba mengeluarkan tainya. Aku memvideokan dengan ketawa jahat.
Tainya keluar dari anus. Sangat menjijikan tapi aku menyukainya. Bu widi kegirangan ketika kotorannya keluar. Sungguh menyenangkan melakukan hal ini. Setelah itu ku suruh dia membersihkan sisa kotoran di pantatnya.
Bu Widi memakai sergamanya kembali dan aku juga merapikan seragamku.
***
"Bu ini kenapa diruangan privat gini deh." Ucap Pak Irman.
Aku, Bu Widi, dan Pak Irman bertiga duduk di ruangan VIP Restoran Padang Pagi Sore, kita disajikan banyak masakan padang.
"Ini biar kita terkesan dekat aja pak." Jawab Bu Widi.
Aku memakai kemeja biru dengan celana putih. Pak Irman dengan kaos kerah hitam dimasukkin dan jeans yang ikat pinggangnya terlihat kuno. Bu Widi memakai kemeja putih dengan terlihat BH hitamnya, tidak lupa celana ketat yang dia dulu pakai pas masih kurus. Pak irman awalnya menolak namun ia tidak bisa melawan kemauan istrinya.
"Kamu yang rekomendasikan ini? Pagi Sore mahal jangan kuras harta istri saya." Ketus Pak Irman
"Engga Pak, ibu yang mau. Yuda hanya ikut saja." Bohong Bu Widi.
"Yasudah mari kita makan." Pak Irman mengambil rendang dan sayur nangka.
Bu Widi mengambil ayam pop tiga, dendeng sapi, dan telor barendo. Aku mengambil ayam pop saja.
"Hmm enakk." ucap Bu Widi
"Ibu banyak amat porsi makannya." Pak Irman heran dengan istrinya yang biasanya ga suka makan sekarang justru makan banyak.
"Bapak tu ngeluh terus ya!! cape aku dengernya. Aku mau berisi badannya pak biar ga kurus kurus amat." Tegas Bu Widi
"Iya maaf bu." Pak Irman tak bisa melawan
Aku dalam hati tertawa melihat suami istri ribut karena pengaruh buku ajaibku.
Kakiku di paha Bu Widi lalu aku mendorong jemariku ke memeknya yang tertutup celana dalam. Bu Widi kaget namun dia mencob tidak terjadi apa apa. Dia ingin rasanya mendesah.
"Pak gimana enak?" Tanyaku
"Ga usah sok basa basi, saya malas ketemu kamu sebenernya." Ucap Pak Irman sambil makan rendangnya.
"Apaan si pak? kamu kalo aku undang orang hargain dong jangan gini, aku ga suka bapak sikap kaya gini." Ketus Bu Widi menatap tajam suaminya
"Tapi bu, dia tu pemalas. Kamu sendiri sering cerita kalau benci ketemu dia." Kata suami Bu widi yang mengambil gelasnya untuk minum
"Yuda sudah berubah, kamu ga percayaan ya." Malas Bu Widi menanggapi suaminya.
"Ya udah pak aku minta maaf banget, aku keluar deh dari sini. Aku bisa makan diluar." Aku keluar dari bangkuku lalu mencuci tanganku di wastafel privat.
"Kan pak, aku jadi ga enak sama Yuda. Yuda tu mau belajar pak, kenapa bapak selalu benci gitu si. Ibu benci sama bapak. Ga usah mesra mesraan lagi, aku mau kita juga pisah ranjang." Kata Bu Widi
Wow ternyata Bu Widi seberani itu ya.
"Ibu ko jadi ngomong gini." Heran Pak Irman
"Maaf ya pak bu saya pergi." Aku mendekati pintu lalu Bu Widi menarik tanganku
"Ibu mohon lanjutkan makannya, ibu minta maaf banget buat gaduh." Ngemis Bu Widi depan suaminya
"Bu, Apa yang buat ibu berubah ke Yuda? ibu mohon mohon ke dia." Tanya Pak Irman
"Apaan si pak, dia tamu anjing, dia tamu aku tolol, aku ajak dia biar kita makan bareng." Ucap Bu widi
"Bu jangan ngomong kasar ga enak dengernya." Aku mencoba menenangkan Bu Widi
"Ini pertama kali ibu ngomong ke bapak gini." Kaget Pak Irman.
( Pak Irman tidak bisa bergerak ketika aku melecehkan istrinya )
"Beb kamu jangan marah marah lagi ya." Kataku sambil mencium bibirnya.
Bu Widi membalas dengan french kiss.
"KALIAN BERDUA NGAPAIN, BU BERHENTI." Marah Pak Irman
"Beb suami aku berisik bacot bener." Kata Bu Widi
"Iya beb." Aku cium lagi sambil meremas pantatnya.
"Kenapa aku ga bisa gerak, Bu hentikan tolong." Kata Pak Irman
"Beb telanjang dong, aku mau nyoba kamu." Kataku sambil meraba payudaranya
"Ehh kamu Yuda, saya telpon polisi biar dipenjarakan." Ancam Pak Irman yang percuma saja karena tidak bisa keluar dari bangkunya dan tak bisa bergerak.
Bu widi membuka kancingnya, Pak Irman teriak meminta udahan. Bu Widi menghiraukan dan menunjukkan BH serta celana dalamnya. Bu Widi menari di depanku.
"Bu kenapa tegaa buuu." Tangis Pak Irman melihat istrinya berselingkuh dengan muridnya sendiri.
( Pak Irman membuka celananya ketika Bu widi telanjang bulat dan mulai mengocok penisnnya ketika istrinya ngewe dengan Yuda)
"Beb kamu seksi banget tapi harus digedein lagi ya." Aku meraba perutnya
"Baik beb, makanya aku sekarang makan banyak dan mau member gym." Ucap Bu widi
"Eh kamu ngapain suruh suruh istri saya." Marah Pak Irman
"Apa yang dipinta Yuda itu tanggung jawab aku, kamu ga usah ikut campur." Tegas Bu Widi.
"Pak Irman liat istrii bapak layani saya ya." kataku sambil membukakan BH dan Celana Dalamnya.
Pak Irman secara ga sadar membukakan celannya, Pak Irman menunjukkan kontolnya yang kecil. Aku tertawa melihatnya
"Liat beb kecil tu." Ejek aku
"Hahaha benar beb, makanya aku udah ga mau sama dia." Kata Bu Widi
Pak Irman menggelengkan kepala, bingung kenapa ia buka celana. Kontolnya yang ngaceng tetap terlihat kecil bagi Bu Widi.
Tanganku masuk menusuk memeknya Bu Widi. Aku colmek Bu Widi di depan suaminya. Disisi lain aku menjilati payudaranya dengan nikmat.
"AHHHH BEBBBBBBB ENAKK OUGHHH." Bu Widi mendesah.
"Buuu hentikannn jangannnn." Tangis Pak Irman semakin keras.
Ruangan ini kedap suara jadi desahan Bu Widi tidak akan terdengar. Bu Widi memegang meja untuk menahan tubuhnya.
"Kocok aja pak kontolnya hahaha." Suruhku
"Kamu jahat Yuda, kamu lecehin istri saya." Kata Pak Irman sambil menangis
"Kamu lebih pilih aku atau suami kamu Beb?" Tanyaku yang semakin keras menggesek memeknya.
"Ahhhhh kamuuuu kamuuuuu Yudaaaa. Kamu lebih aku sayang dariapda suami aku. Yudaaaa Bebbbb Oughhhh tolongg bantu akuuu biar makin sayang ahhhhh hmmmm samaa kamu." Kata Bu Widi
"Ibu ko bisa ngomong gitu." Kata Pak Irman mengerutkan dahinya
"Kamu tu kontolnya kecil, kamu sibuk, kamu overth, kamu srlalu negatif ke orang yang kamu benci. Aku udah ga sayang lagi sama kamu. Aku sayangnya Yuda." Bu Widi melihat Suaminya dengan tatapan sinis
Memek Bu Widi ingin memuncratkan cairan. Ku bawa tubuh Bu Widi di depan tubuh suaminya. Ku gendong Bu Widi dengan posisi kepala di wajahku dan memeknya di depan suaminya. Ku gesek lagi hingga cairan keluar ke muka Pak Irman.
"Enak sayang beb." kata Bu Widi
Tak hanya cairan biasa, Bu Widi juga kencing di depan muka Pak Irman. Bau pesing istrinya jadi saksi kalau Bu Widi sudah tak tahu malu lagi.
Ku turunkan Bu Widi lalu Ku masukkan kontolku ke memek Bu Widi. Dia semangat sekali menerimanya. Kedua tangan Bu Widi berpangku ke suaminya. Kita melakukan Seks dengan gaya doggy style.
"Hmm tusukan kontol kamu enak banget Beb." Ucap Bu Widi
"Kamu rebut istri saya." Kata Pak Irman
"Aku yang mau pak, aku yang bersedia melayani Yuda bukan kemauan Yuda." Jelas Bu Widi yang teteknya gondal gandil untung saja aku remas keras teteknya.
Kontol Pak Irman mulai dikocok oleh tangannya sendiri. Bu Widi ketawa.
"Tolol tua bangka, tau gitu ga usah aku nikah ama kamu. Ngocokin istrinya yang selingkuh. Kontol kamu tu kecil goblok." Ejek Bu Widi
"Bu Widi siap ga kalau hidup sama aku?" Tanyaku sambil mencubit pentilnya
"AHHHHHHH AKUUU SIAAAAP BEB, AKU BAKAL CERAI DENGAN SUAMI AKU, AKU MAU TINGGAL SAMA KAMU BEB. HMMMM OUGHHHHHH." Kata Bu Widi
"Gamauuu bu." Kata Pak Irman terbata bata
"Ah elah aku tu udah ga ada kepikiran kamu lagi di hidupku. Lupakan aku Pak." Jelas Bu widi
Aku menjetikkan jari, Bu Widi langsung sadar dan kaget melihat suaminya mengocok dirinya.
"PAKK TOLONGGGGG PAKKKKK TOLONGGG AHHHHH." Bu Widi memegang tangan Pak Irman
"Rasakan ini Bu." Aku menusuk kontol ke memek Bu Widi lebih dalam.
730Please respect copyright.PENANARKTseUbPGf
730Please respect copyright.PENANAcdh2TUGM8z