3
Kedua wanita yang diperintah Sanjaya kemudian naik ke kasur dan memposisikan diri mereka masing-masing berlutut disamping kiri dan kanan Riyani . Kemudian kedua wanita tersebut meraih masing-masing pundak Riyani dari arah bawah sehingga sekarang tangan-tangan kedua wanita tersebut masing-masing menumpu pundak Riyani , membuat kedua tangan Riyani terbuka kearah kiri dan kanan. Sudah tidak terdengar suara rintihan Riyani . Badan Riyani juga bergerak memelan namun terlihat Riyani berusaha memundurkan pinggulnya agar penis Lam makin masuk jauh ke dalam vaginanya. Gerakan Riyani yang pelan meliuk-liuk terlihat sangat kontras dengan gerakan Lam dan Sanjaya yang semakin ganas menggenjot penisnya masing-masing ke dalam vagina dan mulut Riyani .
“Harto, sini naik ke kasur agar kamu bisa melihat dengan jelas. Istrimu sebentar lagi akan orgasme yang hebat” kata Sanjaya kepadaku.
Tanpa menunggu lagi akupun segera naik ke kasur agar bisa melihat Riyani dari dekat dan dengan jelas. Lam kemudian melepaskan tangan kanannya dari klitoris Riyani sehingga kali Riyani bisa turun dan kedua lututnya bisa kembali menumpu badannya. Lam lalu sedikit berjongkok serta kedua tangannya meraih pinggul Riyani . Dengan posisi demikian Lam bisa dengan lebih leluasa menggenjot penisnya dengan keras ke dalam vagina Riyani . Kira-kira sepuluh menit kemudian, badan Riyani makin meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan serta menekan ke belakang ke arah penis Lam.
Ditekan dari belakang dengan keras sampai ke ujung vaginanya, membuat mata Riyani mendelik. Kemudian Sanjaya mengeluarkan penisnya dari mulut Riyani dan melepaskan jambakan tangannya di rambut Riyani sehingga sekarang kepala Riyani bebas bergerak.
Riyani terus menikmati penis besar Lam dalam vaginanya. Pinggul Riyani naik turun dan memutar-mutar secara perlahan ditambah tekanan pinggul Lam dari belakang dan tangan Lam yang menarik pinggul Riyani ke belakang, membuat kedua manusia yang meskipun berbeda umur sangat jauh menjadi satu kesatuan dan sama-sama menikmati persetubuhan mereka. Sepuluh menit kemudian, Riyani memejamkan matanya, jari-jari tangannya membuka dan mengepal secara perlahan, mulutnya terbuka lebar, goyangan pinggulnya menjadi patah-patah.
“Sekarang…!!!!’ sahut Lam dengan keras.
Seperti mengerti perintah Lam, Riyani menghentikan goyangannya, pinggulnya secara keras didorongnya ke belakang, kepalanya terdongak ke atas dengan mulut terbuka lebar, seluruh badannya menegang dan terdengar desahan kecil Riyani .
“Oohh… nikmat sekali….” desah Riyani pelan.
Bersamaan dengan itu Lam memuntahkan spermanya di dalam vagina Riyani .
Kembali sesuatu yang menakjubkan terjadi didepan mataku, sudah 10 menit berlalu tapi Nampak orgasme Riyani belum turun juga. Riyani masih terus dipuncak kenikmatan. Ketika Sanjaya melepaskan pegangannya pada pinggul Riyani dan mulai menarik penisnya keluar dari vagina Riyani , Nampak raut muka Riyani sedikit sedih.
Lam mencabut penisnya. Tapi kekecewaan Riyani hanya sebentar karena Sanjaya langsung siap menggantikan posisi Lam. Ditidurkannya Riyani telentang di atas kasur dibukanya kaki Riyani lebar-lebar.
“Masih kurang Riyani ?” Tanya Sanjaya menggoda Riyani sebelum mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Riyani .
“Masih…pak Sanjaya …saya masih orgasme…..ooohhhh nikmat sekali…..mau disetubuhi sekarang…” rengek Riyani sambil menarik pinggul Sanjaya ke arahnya.
“Oohhhh……” desah Riyani ketika penis Sanjaya masuk ke dalam vaginanya sampai mentok.
Sanjaya kemudian secara perlahan menggenjot vagina Riyani dengan penisnya. Setiap gerakan Sanjaya selalu disertai lolongan pelan namun panjang dari Riyani . Kepala Riyani terdongak ke belakang, matanya terpejam rapat, dadanya membusung ke atas sehingga sebagian punggungnya terangkat dari kasur. Bibir kecilnya mengigit-gigit pelan jari telunjuk kanannya, lolongan pelan namun panjang terdengar dari mulut Riyani setiap kali Sanjaya menggerakan penisnya secara perlahan. Penasaran dengan apa yang dirasakan Riyani , aku membisikinya dan bertanya.
“Bagaimana rasanya ? Enak?” tanyaku.
“Ennakkk…ooohhhhh…. Terima kasih mas Harto atas pengalaman indah ini…..orgasmeku tidak berhenti-henti nih…..oohhhh panjang sekali…..oohhhh…..aku disetubuhi sambil orgasme…..” jawab Riyani pelan kepadaku sambil terus menikmati orgasmenya yang berkepanjangan.
Lima belas menit kemudian, penis Sanjaya berdenyut kencang pertanda dia akan orgasme, dan tubuh Riyani pun tiba-tiba lebih menegang lagi.
“Oohhh….apa ini pak Sanjaya ….kenapa saya……” desah Riyani pelan kepada Sanjaya .
“Inilah puncaknya orgasme dari orgasme . Nikmati saja” jawab Sanjaya .
Bersamaan dengan itu, tubuh Riyani dan Sanjaya benar-benar menegang. Keduanya berusaha menarik satu sama lain dan merapatkan persenggamaan mereka. Kaki Riyani melingkar di pinggul Sanjaya . Dada Riyani makin membusung, kepalanya makin terdongak ke belakang dan giginya menggigit bibir bawahnya sendiri. Sedangkan kepala Sanjaya berada di pundak Riyani , mulutnya sedikit menggigit pundak Riyani dan penisnya ditekan dengan keras ke dalam vagina Riyani .
“OOOhhhhh……” teriak Riyani dan Sanjaya bersamaan. Sanjaya memuntahkan seluruh spermanya ke dalam vagina Riyani , Dua manusia mengalami orgasme hebat secara bersamaan.
Beberapa menit Sanjaya dan Riyani berada di puncak orgasme mereka.
“Oke semuanya keluar dari kamar ini. Biarkan Riyani istirahat dulu” kata Sanjaya setelah selesai memuntahkan seluruh spermanya dalam vagina Riyani .
Sanjaya pun beranjak dari atas tubuh Riyani , tidur disampingnya dan menyelimuti dirinya dan Riyani dengan selimut. Riyani hanya tersenyum dengan mata terpejam dan menidurkan kepalanya di dada Sanjaya yang ditumbuhi bulu yang sangat lebat, sedangkan yang lainnya termasuk aku pergi meninggalkan kamar itu dan membiarkan Sanjaya dan Riyani istirahat.
Menjelang sore terlihat Sanjaya keluar dari kamar itu dan bergabung dengan aku dan tamu-tamu yang lain di ruang tengah villa. Rupanya yang menginap di villa tersebut selain aku, Riyani , Sanjaya , Lam dan kedua wanita yang siang tadi berada di kamar, juga ada satu wanita lagi dan tiga tamu laki-laki.
“Wah, sudah pada berkumpul rupanya, maaf saya baru bangun” kata Sanjaya kepada aku dan tamu-tamu lainnya.
Kamipun mengobrol di ruang tengah villa itu sampai menjelang malam. Kurang lebih jam 6.30pm Sanjaya menginstruksikanku untuk membangunkan Riyani .
“Harto, bangunkan istrimu, kita akan makan malam bersama” sahut Sanjaya kepadaku.
Akupun segera menuruti perintah Sanjaya dan naik ke lantai atas villa menuju kamar tempat Riyani istirahat karena memang aku sudah mulai kuatir terhadap Riyani sebab setelah kejadian siang tadi di kamar aku belum melihatnya lagi. Sesampainya di kamar, aku melihat Riyani sudah bangun namun masih tiduran tengkurap di atas kasur, tubuhnya masih telanjang, terlihat mukanya nampak habis menangis. Melihat aku masuk ke kamar, air mata menetes kembali dari matanya.
“Mas Harto, apa yang terjadi denganku. Kenapa kamu membiarkan semua ini terjadi?” tangis Riyani kepadaku.
Akupun berusaha menenangkan dan menghibur istriku, kami berbincang-bincang di kamar itu cukup lama sambil aku berusaha terus menghiburnya sampai tiba-tiba salah satu dari tamu wanita masuk ke kamar dan meminta Riyani untuk mandi dan membersihkan diri karena aku dan Riyani sudah ditunggu di ruang makan oleh Sanjaya dan tamu-tamu yang lain. Dengan sedikit malas Riyani menurutinya. Setelah Riyani mandi dan memakai kembali jubah serta jilbab lebarnya kamipun keluar dari kamar itu dan menuju ruang makan. Riyani ragu-ragu untuk keluar dari kamar. Terlihat Riyani sangat malu untuk bertemu dengan Sanjaya dan tamu-tamu yang lain setelah kejadian tadi malam dan tadi siang.
Sesampainya di ruang makan, tamu-tamu yang lain sudah menunggu. Sanjaya mempersilahkan aku dan Riyani duduk di kursi yang disediakan di ruang makan itu demikian juga terhadap tamu-tamu yang lain masing-masing dipersilahkan duduk oleh Sanjaya . Kamipun menyantap hidangan malam yang disediakan sambil mengobrol. Pembicaraan di meja makan itu kebanyakan tentang bisnis antara Sanjaya dan tamu-tamunya. Tidak ada yang menyinggung kejadian tadi malam dan tadi siang, seakan-akan kejadian tersebut tidak pernah terjadi. Hal itu membuat Riyani terlihat sedikit tenang. Selesai santap malam Sanjaya mempersilahkan tamu-tamunnya, termasuk aku dan Riyani ke ruang tengah. Di ruang tengah makanan kecil dan minuman telah disediakan dan Sanjaya mempersilahkan kami semua untuk mencicipi makanan kecil dan minuman tersebut kemudian melanjutkan obrolan bisnisnya dengan tamu-tamunya di ruang tengah, Sanjaya sedikit mengacuhkan aku dan istriku karena memang obrolannya adalah masalah bisnis. Setelah kurang lebih 2 jam berbicara bisnis dengan tamunya tiba-tiba Sanjaya berkata “Ok, saya rasa omomgan bisnis sudah cukup untuk malam ini. Sekarang kita ke topik selanjutnya”
“Zhou, obatmu ternyata sangat manjur, lihat saja ini hasilnya” sambung Sanjaya sambil memencet remote TV.
TV menyala dan betapa kagetnya aku melihat apa yang muncul di TV. Rekaman persetubuhan Riyani tadi malam dan tadi siang terlihat di layar TV. Aku melihat wajah Riyani sangat terkejut dan merah padam karena sangat malu melihat tamu-tamu yang lain menyaksikan tayangan persetubuhannya dilayar TV. Riyani bangkit dari tempat duduknya dan bermaksud meninggalkan ruang tengah itu, namun Sanjaya menghardiknya dengan tegas.
“Riyani , duduk kamu! Tidak ada yang menyuruh kamu untuk pergi!” bentak Sanjaya dengan sangat keras.
Mendengar bentakan Sanjaya aku sangat terkejut. Aku bermaksud untuk turut berdiri, namun aku merasakan tubuhku lemas dan aku tidak mampu berdiri. Kelihatannya Sanjaya telah mencampurkan sesuatu lagi dalam minumanku sehingga badanku lemas tidak berdaya.
Aku melihat Riyani sangat ketakutan mendengar bentakan Sanjaya , namun dikarenakan aku hanya tetap duduk dan tidak membelanya, maka Riyani pun mengurungkan niatnya dan kembali duduk dengan wajah menunduk menahan perasaan malu yang luar biasa. Sanjaya dan tamu-tamu lainnya kemudian membahas adegan demi adegan persetubuhan Riyani yang ditayangkan TV. Mereka membahasnya seakan-akan Riyani, wanita alim yang selalu menggunakan jubah dan jilbab lebar tidak ada di ruangan itu. Komentar-komentar keluar dari mulut mereka. Sanjaya memuji Zhou atas kemanjuran obatnya. Sanjaya menjelaskan bagaimana Riyani yang alim itu bisa menjadi seorang pelacur murahan dikarenakan meminum obat itu. Ada lagi tamu yang lain memuji daya tahan Riyani karena obat itu. Setelah rekaman adegan persetubuhan Riyani di TV selesai, kemudian Sanjaya dengan suara tegas memerintahkan Riyani “Nah, Riyani , tolong hibur tamu-tamuku ini. Jangan biarkan mereka hanya menonton kamu di TV saja, perbolehkan mereka juga menikmati dirimu secara langsung.”
Mendengar itu dengan raut muka yang pucat dan penuh ketakutan, Riyani bangkit dari tempat duduknya dan berusaha lari keluar dari villa, namun baru beberapa langkah berlari, Sanjaya dan Zhou dengan sigap menangkap Riyani .
“Wow, rupanya pelacur ini tidak mau menuruti perintah. Ck…ck..ck…Riyani kamu sangat mengecewakan” kata Sanjaya sambil mencengkram tubuh Riyani dari belakang.
“Kamu harus dihukum dan dididik dengan benar supaya bisa menjadi budak seks yang patuh” lanjut Sanjaya kemudian kepada Riyani .
Riyani meronta-ronta dengan keras dan berusaha melepaskan diri, namun cengkraman Zhou dan Sanjaya pada dirinya terlalu kuat, sehingga usaha Riyani untuk melepaskan diri menjadi sia-sia. Kemudian Sanjaya dan Zhou menyeret Riyani ke basement villa, diikuti oleh tamu-tamu yang lain. Mereka meninggalkan aku di ruang tengah. Aku kembali berusaha bangkit untuk membantu Riyani , namun aku sama sekali tidak dapat berdiri sehingga aku hanya dapat terduduk lemah di sofa melihat perlakuan Zhou dan Sanjaya terhadap Riyani . Tidak lama mereka meninggalkan aku di ruang tengah. Kira-kira 15 menit kemudian 2 orang tamu pria mendatangiku dan segera membopongku ke basement villa. Basement villa itu ternyata suatu ruangan yang kelihatannya sering digunakan untuk pesta seks yang aneh-aneh. Aku melihat banyak peralatan seks yang lebih mirip sebagai alat penyiksaan tergantung di dinding basement itu. Banyak peralatan seks yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Merinding aku ketika memasuki basement villa itu, namun yang membuat aku lebih kaget dan takut lagi adalah ketika aku melihat Riyani sudah terikat dalam keadaan telanjang bulat, hanya jilbabnya saja yang masih menutupi kepalanya. Posisi Riyani berdiri dengan kedua tangan terikat ke atas melebar oleh rantai-rantai yang tertancap kuat dilangit-langit basement, sedangkan kakinya mengangkang lebar terikat dengan rantai-rantai yang menancap kuat ke lantai basement, sehingga posisi Riyani menyerupai huruf “X”. Aku melihat Riyani meronta-ronta sekuat tenaga, air matanya mengucur deras di kedua pipinya,membasahi jilbab lebar yang tersampir di pundaknya. Permohonan-permohonan untuk dilepaskan keluar dari mulutnya, namun rengekannya hanya dibalas dengan tawa sinis oleh orang-orang yang berada di basement villa itu. Kedua tamu yang membopongku kemudian mendudukanku di sebuah kursi persis di hadapan Riyani .
“Teman-teman, malam ini kita akan mendidik pelacur berjilbab ini supaya mau menjadi budak seks yang patuh. Harap teman-teman duduk di kursi-kursi yang telah disediakan, dan kita akan segera mulai pendidikan buat pelacur yang alim ini” sahut Sanjaya tiba-tiba.
Mendengar itu semua yang ada di basement itu duduk di kursi yang telah disediakan disekeliling tempat Riyani terikat dan menunggu apa yang selanjutnya Sanjaya akan lakukan terhadap Riyani .
“Riyani , ini kesempatan kamu yang terakhir. Kamu bisa secara sukarela menjadi budak seksku yang patuh atau aku akan memaksamu menjadi taat dan menurut padaku? Kedua-duanya pada akhirnya kamu akan menjadi budak seksku yang patuh, namun cara kedua pasti jauh lebih menyakitkan” kata Sanjaya kemudian sambil tertawa “Kamu boleh dan bahkan harus tetap berpenampilan seperti biasa, anggun, sopan, berjubah dan berjilbab lebar.
Tetapi kau harus dengan suka rela menjadi budak seksku, melayaniku kapanpun aku mau, dimanapun dan dengan cara apapun”
Mendengar itu aku melihat ekspresi ketakutan yang amat sangat di wajah Riyani . Riyani semakin kencang meronta-ronta berusaha melepaskan diri, jilbabnya menjadi berantakan. Tangisannya semakin keras, permohonan minta dilepaskan juga semakin keras.
“Ok, kalalu kamu mau dengan cara yang menyakitkan” kata Sanjaya setelah melihat Riyani tetap berusaha melepaskan diri.
Sanjaya kemudian mengambil sebuah cambuk kuda dan berdiri di belakang Riyani . Aku melihat Riyani merinding ketakutan melihat cambuk kuda tersebut.
“Ctaarr….ctttarr….cttaaarrr…..” suara cambuk 3 kali berbunyi disertai raungan kesakitan Riyani . Sanjaya telah mencambuk punggung Riyani dengan keras.
Raungan tangis Riyani semakin keras, badannya tetap meronta-ronta untuk melepaskan diri.
“Cttaar…cttarr…ctarr..ctaarrr…” bunyi cambuk kembali bertubi-tubi mendera punggung Riyani hingga Riyani pingsan. Melihat Riyani pingsan salah seorang tamu wanita mengguyurkan air ke kepala Riyani untuk membangunkannya.
Ketika Riyani siuman, Sanjaya menanyakan kepada Riyani apakah Riyani bersedia menjadi budak seksnya. Setiap kali Riyani mengatakan tidak atau berusaha meronta-ronta untuk melepaskan diri, maka bunyi cambuk akan terdengar lagi, dan kali ini tidak hanya mendera punggung Riyani , namun juga mendera ke pantat, kedua payudara dan vaginanya. 30 menit Riyani dicambuki seluruh tubuhnya, bekas-bekas cambuk berwarna kemerahan terlihat disekujur tubuhnya. Tubuh Riyani sudah kelihatan lemas. Tidak ada lagi raungan tangis keluar dari mulutnya.
“Bagaimana Riyani , apakah kamu sekarang bersedia jadi budak seksku?” tanya Sanjaya kemudian.
Riyani hanya menggelengkan kepalanya secara lemah tanda penolakannya.
“Ok, kalau kamu tetap tidak mau. Kita akan ke tahap selanjutnya. Kita lihat sampai mana kamu tahan siksaan ini” sahut Sanjaya kepada Riyani sambil mengisyaratkan sesuatu kepada seorang tamu wanita.73607Please respect copyright.PENANA7u6auhNY2L
Tamu wanita yang diberi isyarat oleh Sanjaya kemudian maju ke depan. Dia membawa sebuah jarum dan sebuah cincin yang terbuat dari emas dan menyerahkannya kepada Sanjaya . Kemudian Sanjaya berjongkok di depan vagina Riyani . Dibukanya vagina Riyani secara perlahan. Mengetahui akan apa yang akan terjadi, Riyani meronta-ronta dengan hebat, namun beberapa tamu maju ke depan dan memegang erat-erat tubuh dan pinggul Riyani sehingga Riyani tidak dapat bergerak.
“Jangan…jangan….” pinta Riyani lirih.
“AAAUOOCCCHHH….” Kemudian terdengar teriakan Riyani . Ternyata Sanjaya menusuk bibir dalam bagian atas vagina Riyani dengan jarum dan kemudian memasukkan cincin tersebut dalam lubang yang telah dibuatnya pada bibir vagina Riyani tersebut.
Raungan keras kesakitan Riyani membahana di basement itu, kemudian Riyani kembali pingsan. Kemudian Sanjaya kembali berdiri dan mundur beberapa langkah untuk melihat hasil kerjanya. Dia terlihat puas dengan apa yang telah diperbuatnya pada Riyani . Riyani terlihat dalam posisi terikat, masih pingsan dengan sebuah cincin di bibir atas vaginanya dengan sedikit darah terlihat disekitar bibir atas vaginanya. Seorang tamu wanita kembali mengguyurkan air ke kepala Riyani dan membersihkan vagina Riyani dari bekas darah tersebut. Kemudian tamu wanita tersebut memberikan wewangian ke hidung Riyani agar Riyani siuman. Siuman dari pingsannya, terlihat sekali Riyani menahan sakit di vaginanya. Kemudian Sanjaya kembali menghampiri Riyani dengan membawa jarum tersebut lagi beserta sebuah cincin emas lainnya. Tangan kiri Sanjaya kemudian meraih puting payudara sebelah kiri Riyani dan tangan kanan Sanjaya memegang jarum siap menusuknya.
“Jangan….jangan….ampun….jangan…sakit…saya bersedia jadi budak seks Pak Sanjaya asalkan jangan siksa saya lagi” tiba-tiba terdengar suara pelan Riyani .
Mendengar hal itu Sanjaya dan tamunya tertawa penuh kemenangan.
“Benar kamu mau jadi budak seksku dan menuruti semua keinginanku” Tanya Sanjaya kepada Riyani .73607Please respect copyright.PENANAAld40Cbydh
“Iya…iya….saya mau…tolong jangan sakiti saya lagi” jawab Riyani menyerah.
“Ok, bagus..bagus…, ladies…beri hadiah kepada budak seksku yang baru ini, buat dia menikmati statusnya yang baru sebagai budakku” kata Sanjaya sambil memberi isyarat kepada para tamu wanita untuk maju ke depan.
Para tamu wanita tanpa perlu diperintah lebih lanjut langsung maju ke depan mengelilingi Riyani . Satu tamu wanita berjongkok di hadapan vagina Riyani dan mulai menjilati dan menghisap-hisap vagina Riyani . Tamu-tamu yang lain menciumi dan menjilati kedua payudara Riyani , paha Riyani , punggung Riyani dan sekujur tubuhnya.
15 Menit diperlakukan demikian terlihat tubuh Riyani mulai mengkhianatinya. Riyani mulai meliuk-liukan badannya mengikuti permainan para tamu wanita tersebut di seluruh tubuhnya. Melihat reaksi Riyani , para tamu wanita tersebut semakin ganas mengerjai tubuh Riyani . Jari-jari tangan mereka secara bergantian keluar masuk vagina Riyani yang mana hal tersebut semakin membuat Riyani tidak dapat mengontrol tubuhnya. Tidak beberapa lama kemudian terdengar erangan Riyani tanda Riyani telah mencapai orgasmenya yang disambut oleh tepuk tangan meriah dari para tamu pria di basement itu. Tidak menunggu sampai orgasme Riyani reda, Sanjaya kemudian melepaskan ikatan Riyani dan membimbingnya untuk berdiri di hadapanku.
“Mulai sekarang istrimu adalah budak seksku. Mulai sekarang aku harus didahulukan oleh istrimu dan bukan kamu lagi. Apabila kamu macam-macam rekaman dvd persetubuhan istrimu akan aku sebar di internet, kukirimkan pada orang tua kalian dan masalah hutangmu akan aku tuntut” kata Sanjaya kepadaku.
Aku hanya diam tercekat oleh ancaman Sanjaya itu. Badanku masih lemas sehingga aku tidak dapat berbuat apa-apa meskipun sebenarnya ingin aku meninju Sanjaya . Kemudian Sanjaya mengaitkan sebuah bel kecil keperakan di cincin emas yang berada di bibir atas vagina Riyani , dan kemudian Sanjaya mengetes bunyi bel tersebut dengan jarinya.
“Ting…ting…ting” terdengar bunyi bel pelan.
Riyani kemudian diposisikan membungkuk ke depan dengan kedua tangan bertumpu di kedua pegangan kursi tempat aku duduk. Pantatnya di keataskan sedikit oleh Sanjaya sehingga Riyani sedikit berjinjit dengan pantat sejajar dengan selangkangan Sanjaya . Wajah Riyani dengan wajahku menjadi berhadapan dengan sangat dekat. Aku tidak bisa melihat tubuh istriku karena jilbab lebarnya terurai dan menutupi punggung dan dadanya. Lalu Sanjaya memelorotkan celananya sendiri. Terlihat penis Sanjaya yang besar sudah mengacung keras, dan tanpa basa basi lagi dimasukkannya penis besar itu ke dalam vagina Riyani dari belakang. Erangan kecil keluar dari mulut Riyani disertai bunyi bel berdenting beberapa kali. Mata Riyani terpejam rapat. Aku melihat ke bawah ke arah vagina Riyani . Terlihat vagina Riyani sudah penuh dengan penis Sanjaya yang besar dengan sebuah bel kecil yang bergoyang-goyang tergantung dari bibir atas vaginanya. Sanjaya mulai memompa penisnya keluar73607Please respect copyright.PENANAFhy6FqNKL3
masuk vagina Riyani yang disertai erangan-erangan kecil Riyani dan bunyi bel yang bergoyang. Tubuh Riyani terdorong ke depan sehingga wajahnya sekarang berada disamping kuping kananku.
Terdengar erangan-erangan Riyani di kupingku setiap kali penis Sanjaya yang besar memasuki vaginanya.73607Please respect copyright.PENANAppYPoSILQU
“Maafkan aku mas, aku tidak kuat disiksa…” tiba-tiba bisik Riyani di kupingku. Aku tidak menjawab dan hanya diam saja.
Genjotan-genjotan penis Sanjaya pada vagina Riyani semakin keras, dan erangan-erangan Riyani semakin terdengar keras. Badan Riyani mulai mengikuti irama permainan Sanjaya . Terlihat vagina Riyani sudah sangat basah, cairan kewanitaannya mulai terlihat membasahi kedua paha dalamnya.
“Wah vagina istrimu sangat basah…dia sangat menikmatinya” kata Sanjaya kepadaku sambil tertawa.
“Saatnya kita ke tahap selanjutnya” kata Sanjaya kemudian sambil dengan tiba-tiba memasukkan 2 jarinya secara kasar ke dalam anus Riyani .
Jeritan keras terdengar dari mulut Riyani . Riyani berusaha menarik badannya namun dengan sigap Sanjaya menahannya.
ns 15.158.61.48da2