3
Setelah pembicaraan yang terakhir, Ji Bin dan Sehun sama – sama diam. Jujur di dalam hati jantung Ji Bin berdetak tidak karuan, bukan berarti ia yang blak-blakan ini tak bisa merasakan rasanya malu dan berimbas pada pipinya yang memerah. Hei, dia juga perempuan! Penyebabnya, siapa lagi kalau bukan Sehun, tapi jangan langsung kepikiran ya readers kalo Ji Bin jatuh cinta, ia hanya malu karena hanya Soo Rim dan Ra In yang bisa sedekat ini dengannya.
Tapi, itu hanya sementara karena atmosfer yang berbunga – bunga tadi hancur karena kedatangan Kris and the gang.. Mau tak mau mood Ji Bin yang lumayan baik ketika bersama Sehun tadi lenyap entah kemana. Soo Rim yang melihat Sehun langsung saja memeluk Sehun, untung si Sehunnya bisa menyeimbangkan badan kalo tidak, akan berakhir dengan saling menubruk atau bisa saja ciuman! Oh tidak, bisa – bisa naga pedo itu mengamuk!
Ji Bin yang mulai merasakan kehadiran mereka langsung saja pura – pura tidur. Chanyeol yang melihat reaksi Ji Bin pun tak bisa menahan untuk bicara. “Hei Jung! Dasar tak sopan!” kata Chanyeol, ia tersinggung banget sama reaksi Ji Bin.
Tak bisa mengelak, Ji Bin mengangkat kepalanya kembali. Matanya sayu, pertanda malas. Dengan lemas ia berkata. “Wae? Aku mengantuk, jangan ganggu aku tidur...” Ji Bin berucap setengah memerintah.
Bukannya marah, Chanyeol langsung memampang wajah jail. “Eh? kok mendadak banget ya? Kurasa tadi kau menikmati acara makan coklat bersama Sehun..”
Trakk, itu bunyi tulang Ji Bin, entah apa ikatannya dengan kata Chanyeol tadi, tapi itu menandakan Ji Bin yang kaget dan tak bisa ngomong apa – apa. Chanyeolpun mencibir kemenangan, jarang sekali ia bisa memenangkan debat dengan Ji Bin sedangkan Ji Bin mengutuk dirinya sendiri dan Chanyeol (ia tidak ingin mengutuki dirinya sendiri).
Ra In yang notabenenya sangat menyayangi Ji Bin, walaupun lebih banyak Soo Rim yang sayang Ji Bin sih, membela Ji Bin sampai titik darah penghabisan (mungkin tidak juga). “Yakk pabbo, jangan memojokkan Ji Bin seperti itu!” kata Ra In, bukan hanya mulut, tangan juga ikut main memukul lengan Chanyeol..
Yesss. Sorak Ji Bin dalam hati. Ji Bin senyam-senyum sendiri deh sementara Chanyeol mempoutkan mulutnya karena Ra Innya lebih memilih Ji Bin daripada dirinya.
Kris yang sedari tadi diam, mengunci mulutnya rapat – rapat pake gempok dari perancis terbuat dari baja Arab mulai bicara. “Hei, jangan mempoutkan mulutmu, menjijikkan..” ucapan singkat yang menusuk ulu hati. Kasihan Chanyeol, ia hanya bisa ke pojokan menyayat tangannya karena dibully.
Sehun yang masih dipeluk Soo Rim tidak mengerti apa yang terjadi. Jujur saja bagi Sehun, ia hampir kehilangan nafas.” So-Soo Rim l-lepaskan pp-pelukanmuhhh......” ucap Sehun yang tersendak, Kris yang mengerti keadaan Sehun segera menarik Soo Rim melepaskan dekapannya. Sehun bisa bernafas lega. Soo Rim yang tak mendengar keJae Eun Sehun, berpikir bahwa Kris iri karena Soo Rim memeluk Sehun.
Tunggu, sepertinya Ji Bin merasakan sesuatu yang janggal. Diperhatikannya mereka semua oleh Ji Bin. Hei, mereka tampak akrab sekali dengan Sehun apalagi Soo Rim. Padahal setau Ji Bin, dialah yang pertama dekat sama Sehun secata legal.
Melihat kebingungan di raut wajah Ji Bin, Ra Inpun tak segan untuk bertanya.“ Ji Bin-ah waeyo?” tanya Ra In hati – hati sambil memegang pundak Ji Bin. Ji Bin yang sedari tadi melamun kaget seketika. Ra In melihat tingkah aneh Ji Bin mengerutkan kening.
Sadar kalau tingkahnya menjadi sorotan, Ji Bin tersenyum aneh.” Ekhhemp,, sejak kapan kalian akrab sekali dengan Sehun?” tanya Ji Bin langsung. Semua yang mendengarnya hanya heran tak biasanya Ji Bin peduli lingkungan sekitar. Sadar bahwa pertanyaannya membuat orang keheranan, Ji Bin menambahkan. “Bukan itu maksudku, tapi kan sedari tadi kalian belum melihat Sehun?” kata Ji Bin beralasan, walaupun tetap saja belum masuk akal.
Ji Binpun jengkel, tak ada yang menjawab pertanyaannya, hingga ia cemberut. “Lupakan saja,” imbuhnya lagi.
Soo Rimpun tertawa pelan melihat Ji Bin yang cemberut seperti itu. Tak tahan membuat Binnienya marah, ia menjelaskan secara detail. “Oh mengenai Sehun, kau lupa ya Binnie kalau Sehun itu sepupuku?”
“ Mwo?!” Sontak saja Ji Bin berteriak tak percaya, setaunya Soo Rim dari China. “Mana mungkin?” elak Ji Bin.
Chanyeol yang kesal melihat reaksi berlebihan Ji Bin pun menambahkan. “Hei, emangnya kau siapa mengelak fakta itu?” katanya sambil melipat tangan di dada. “Lagipula kami semua juga sudah tau kalau Sehun akan bersekolah di XOXO High School.. Kau lupa?” tanya Chanyeol mengintimidasi.
Ji Bin mencoba mengingat – ingat lagi, rasanya Soo Rim pernah mengkaitkan cerita tentang sepupunya tapi taulah Ji Bin, telinganya aja yang terpasang di kepala tapi tak mendengar celotehan Soo Rim. Ia mencoba-coa memutar memori di otaknya.
“ Tau gak? Soo Rim punya sepupu di Korea loh!” Kata Soo Rim semangat.
Ra In yang sedang mempoles eyelinerpun tertarik akan hal itu. “Waw benarkah? Siapa namanya? Dimana dia sekarang?” ucap Ra In yang segera pindah tempat di samping Soo Rim. Saat ini hanya ada Soo Rim, Ra In, dan Ji Bin tapi Ji Bin tak tertarik dengan berita itu.
Soo Rimpun mengangguk.. “Hmmm,, dia anak kakak Ayahku.. Ayahnya seorang direktur perusahaan. Namanya Oh Sehun dan yang paling hebatnya dia seumuran dengan kita!” kata Soo Rim berapi –api. Sontak, pernyataan itu membuat Ra In berteriak dan bertepuk tangan bersama Soo Rim setelah itu tak ada yang bisa Ji Bin dengar karena ia memasang earphone ke telinganya.
Kris yang tak sabar melihat Ji Bin yang masih berusaha mengingatpun bertanya, “Gimana udah ingat?” Kris berkata dengan ketus.
Ji Binpun menjadi malu kalau ia ketinggalan berita, ia hanya bisa tertawa aneh. Sontak Kris dan Chanyeol memutar bola matanya sedangkan Sehun ia hanya mengangguk-angguk, entah mengerti atau tidak hanya ia dan Tuhan yang tau. Setelah itu Ji Bin memasang wajah datar, lalu ia mengusir Kris and the Gang dan Sehun dari mejanya karena lonceng sudah berbunyi.
“Akhirnya selesai juga, sungguh melelahkan dan menjengkelkan! Gara – gara si Wu dan Park bodoh itu, imageku menjadi luntur seketika. Salahku apa? Lagipula aku memang ga minat mendengarkan cerita Soo Rim tentang sepupunya itu. Ishh!! Awas saja akan kubalas.” omel Ji Bin entah pada siapa, saat ini ia merapikan buku-bukunya untuk dimasukkan ke dalam tas. Murid kelas XI.A yang kebetulan melewati meja Ji Binpun bergidik ngeri dibuatnya. Mereka tau kalau menganggu Ji Bin yang sedang marah begini, endingnya pasti mengerikan.
“Binnie mau pulang bareng Soo Rim?” Tawar Soo Rim setengah berteriak karena ia berkata dari mejanya.
Ji Bin yang masih mengomelpun menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah Soo Rim. Ia mempoutkan bibirnya seraya berkata, “Big No! Ga akan sudi liat muka Naga Pedo sama Park Bodoh itu!” kata Ji Bin berapi – api, Soo Rim hanya bisa menganga, ia tau jika dilanjutkan akan lebih parah.
Soo Rim segera menyandang tasnya dan berkata sedikit tergagap. “Bb-baik lah, kalau begitu aku pulang dulu Binnie!” Soo Rim pun segera berlari sambil melambaikan tangannya..”
Ji Bin yang mengerti kenapa Soo Rim begitu hanya terduduk lemas dan mengusap wajahnya pelan. Namun tak disadari Ji Bin bahwa Sehun masih ada disana, Soo Rim juga begitu, mereka menganggap Sehun itu transparent ya?
Sehun berniat mengajak Ji Bin pulang, hitung – hitung balas budi karena Ji Bin menjadi teman pertama –selain Soo Rim and The Gang- dan memberikannya coklat. Ia tau Ji Bin membutuhkan teman untuk menenangkannya.
“Ehhmm, Ji Bin mau pulang dengan Sehun?” tawar Sehun yang sedikit ragu. Ji Bin menegakkan kepala dan sadar ternyata Sehun belum pulang, karena ia tau Sehun masih seorang yang polos dan lugu jadi ia menerima ajakan Sehun. Ia menganggukkan kepalanya. Sehunpun sangat senang karena usahanya tak sia –sia.
Karena saat ini musim dingin jadi jadwal keberangkatan bispun tak seperti biasanya, Ji Bin tau bahwa bis tak akan berhenti di halte dekat sekolah karena ia hanya berhenti satu kali dan itupun sepuluh menit yang lalu, jadi ia berinisiatif jalan kaki sambil menuju halte lainnya. Sekarang Ji Bin sudah memakai jaket dan topinya, ia menunggu Sehun di luar dan akhirnya Sehun keluar juga.
“Kenapa lama sekali? Kalau kita tak cepat, bisa – bisa ada badai salju!” kata Ji Bin sedikit cemas, Sehun hanya tersenyum lalu menyusul Ji Bin yang sudah mendahuluinya.
Ji Bin dan Sehun sudah di luar gerbang, Ji Bin lega ternyata salju tidak turun dengan lebat berarti kemungkinan besar tak ada badai salju. “Syukurlah saljunya tidak lebat. Semoga tidak ada badai..” kata Ji Bin lalu menoleh pada Sehun yang asyik melihat salju.
Ji Bin berhenti, sehingga Sehun ikut berhenti juga, ia menggumam ‘ada apa’ pada Ji Bin. Ji Bin baru saja ingat bahwa persedian makanan di rumahnya sudah habis maka dengan terpaksa ia harus ke minimarket terdekat. “Oh ya Sehun, aku ada keperluan membeli kebutuhanku, kau pulang saja duluan. Sorry ya kita hanya sampai disini pulang bareng..” kata Ji Bin sedikit menyesal.
“Tak apa, aku bisa menunggumu berbelanja..” kata Sehun memberi solusi. Namun Ji Bin segera menolak.
“Tak usah! Lagipula ini sudah sore aku takut kau tersesat dan mungkin ada badai salju..” ucap Ji Bin berusaha mencari alasan tepat, Sehunpun mempercayainya dan pergi duluan.
Sepanjang perjalanan Sehun hanya mengutak-atik handphonenya hingga ia tak sadar menubruk seseorang.” Ah mianhae, aku tak melihat jalan.” Sehun menyesal lalu membungkuk minta maaf namun orang yang ditabrak hanya tersenyum dan memegang dagu Sehun.
“ Hai Sehun...”
Ji Bin sudah selesai berbelanja, tidak terlalu banyak untuk beberapa hari saja karena ia harus mengejar bis ke apartmennya. Namun baru keluar dari supermarket Ji Bin mendapat panggilan telpon dari Soo Rim.
“Yobosseo..”
“Ah Binnie, apa kau bersama Sehunnie?”
“ Sehun? Dia sudah pulang duluan..”
“ Mwo?! Kau meninggalkannya sendirian?”
“Wae? Kenapa emangnya kalau dia sendirian?”
“Astaga Binnie, berarti kau membiarkan Sehun dalam bahaya!” kata Soo Rim yang setengah berteriak hingga Ji Bin menjauhkan handphone dari telinganya.”Kau tau kan kalau Sehun itu masih polos? Ia baru saja sampai di Korea, ia tak begitu mengenal orang. Kau tau? Sehun pernah diculik dan hampir dibunuh!” Soo Rim berkata dalam satu tarikan nafas seperti itu benar nyatanya.
Ji Bin kaget refleks berteriak, astaga apa yang ia lakukan? Kalau sampai terjadi apaiapa dengan Sehun maka ia yang disalahkan. Sehun itu anak konglomerat! Ingat konlomerat! Bisa-bisa ia yang dimutilasi terlebih dahulu. Dengan sepihak ia mematikan handphonenya dan segera berlari ke arah Sehun berjalan tadi.
Ji Bin berlari dengan kencang, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Ia cemas, ia terus berharap bahwa Sehun masih belum jauh dan harapannya terkabul ketika ia melihat Sehun berbicara dengan seseorang. Tunggu? Seseorang? Astaga Ji Bin harus cepat mengambil Sehun.
“Yakk Oh Sehun!!” teriak Ji Bin lalu mengambil lengan kanan Sehun dan meletakkannya disampingnya. Sehun kaget karena sekarang Ji Bin disampingnya.
“ Ji Bin? Bukannya kau berbelanja?” kata Sehun Lugunya.
“Sudah selesai...” ucap Ji Bin yang berusaha meraup oksigen sebanyak – banyaknya, nafasnya tersenggal –senggal. Setelah itu ia berdiri dan melihat ke arah orang itu. “Kau bicara dengan siap- Mwo?!”
Ji Bin tak menyelesaikan pertanyaannya dan malah kaget bukan kepalang melihat bersama siapa Sehun bicara tadi. Didepannya berdiri beberapa lelaki yang ternyata murid XOXO HS juga, tapi yang mengagetkan adalah bahwa orang diajak Sehun bicara adalah Kim Jongin, lelaki playboy yang berandal dan mencari masalah dimana-mana. Sehun lalu memeriksa seluruh tubuh Sehun.
Sehun yang tak mengerti hanya terheran – heran atas tindakan Ji Bin tapi tak tau menahu. Kai yang melihat reaksi berlebihan Ji Bin terkekeh pelan. Suaranya serak – serak basah, persis seperti om-om (menurut Ji Bin).
“Hei, kau kira aku melakukan memukul dia?” tanya Kai yang masih belum berhenti tertawa. Ji Bin memasang wajah datar kembali, lalu mengeratkan topi serta jaketnya.
“Siapa yang bilang? Kau terlalu berlebihan, otakmu dipenuhi dengan segala sesuatu yang kotor..” ucap Ji Bin ketus dan pergi membawa Sehun menjauh dari Kai and The Gang. Merasa Ji Bin yang tak sopan, salah seorang pengikut Kai berniat membalas perbuatan tak sopan Ji Bin namun dihalau oleh Kai sambil mengisyaratkan ‘biarkan mereka pergi’ kemudian memasang smirk menakutkan.
“ Hei, Ji Bin katanya pulang sendiri?” tanya Sehun yang sedari tadi tidak mengerti apa yang terjadi tadi. Ji Bin masih bungkam, ia sedang menetralkan jantungnya untung saja semuanya tak terlambat. Tangan Ji Bin sebelah kiri memegang belanjaannya dan sebelah kananya memegang tangan Sehun. Sekarang ia benar-benar tak akan membiarkan Sehun pergi tanpanya –setidaknya ada teman – karena.
Mereka sudah sampai di halte dan menunggu bis datang. Sejak kejadian tadi, Ji Bin diam dan menidurkan kepalanya ke punggung kursi. Ia sangat lelah dan hampir gila ketika Soo Rim seenaknya bilang bahwa Sehun pernah hampir dibunuh. Sehun yang menyadari bahwa ia tidak baca situasi tadi juga ikut diam dan menatap Ji Bin dalam, ia berpikir seharusnya ia melindungi Ji Bin bukan sebaliknya.
Sehun yang sudah mengerti kenapa Ji Bin bersikap aneh kepada Kai tadi berusaha meyakinkan. “Jongin tak melakukan apa – apa padaku, ia hanya mengajakku berkenalan.” Bukannya membantu malahan itu membuat Ji Bin mengangkat kepalanya kembali. Ia mengahadapkan badannya ke Sehun dan memegang kedua bahu Sehun.
“Kau malah memanggil nama aslinya? Dia Kai sehun, Kim Kai yang ‘itu’.”
“Iya yang ‘itu’.” kata Sehun masih tidak mengerti.
Ji Bin melepaskan genggamannya pada bahu Sehun dan menghadap ke depan. “Lebih baik gak usah dekat-dekat sama Kai, Sehun. Dia itu bukan orang baik-baik, arra?”
Sekarang Ji Bin dan Sehun telah berada di depan pintu gerbang rumah Sehun, saking takutnya terjadi sesuatu pada Sehun ia rela mengantar Sehun sampai di gerbang padahal jarak aparteman Ji Bin dengan rumah Sehun lumayan jauh. Setelah memastikan Sehun masuk ke dalam, Ji Bin berjalan menuju apartemennya. Sekarang sudah jam setengah enam, Ji Bin harus cepat – cepat pulang. Ia berlari menuju halte berikutnya.
**
Pikk.. Sambungan telponpun terputus karena dimatikan sepihak oleh Ji Bin, Soo Rim mendesis dan mengerucutkan bibirnya karena sebelum memutuskan telpon Ji Bin berteriak sangat keras hingga membuat telinga Soo Rim berdengung. Ra In menggelengkan kepala sedangkan Chanyeol tertawa sedikit keras.
“Hei Soo Rim, pasti disana Ji Bin telah pucat pasi.” Chanyeol tak berhenti tertawa ketika ia mengingat ekspresi Soo Rim sewaktu mengatakan pada Ji Bin mengenai Sehun. Soo Rimpun menendang kaki Chanyeol keras sehingga Chanyeol berhenti tertawa dan mengaduh kesakitan.
“ Mengenai Sehun hampir dibunuh benar adanya tau!” ucap Soo Rim yang tak terima karena secara tersirat Chanyeol mengatakan Soo Rim berbohong.
Chanyeol memegang kakinya seraya berkata, “Iya, iya, kau benar. Lagipula kau jahil sekali.” Soo Rim hanya tersenyum penuh arti lalu ia memencet tombol untuk menelpon seseorang.
Sudah lima belas menit Ji Bin menunggu di halte namun belum ada juga bis yang datang. Ia menggigil kedinginan mengingat hari ini musim dingin. Bibir Ji Bin bergetar sambil memegang kantong kresek berisi kebutuhan makanan untuk di rumah. Tiba-tiba sebuah motor berhenti di depan Ji Bin. Ji Bin mendongak dan sedikit memicing mata lalu membulatkan mata ketika pemilik motor itu ternyata...
“ Kris?! Kenapa kau ada disini? Menunggu bis?” ucap Ji Bin terheran- heran, tidak mungkin Kris menjemputnya, kan? Amazing.
Kris melepaskan helmnya. “Hei, aku tak sengaja melihatmu, lagipula aku ingin ke apartemen Soo Rim. Ayo naik!” ucap Kris datar lalu memasang helmnya kembali dan menghidupkan mesin motor tanpa berpikir dua kali, Ji Bin langsung menaiki motor Kris.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di apartemen karena Kris mengendarai motor dengan sangat kencang. Itu membuat Ji Bin memekik keras dan beberapa kali memukul pundak Kris untuk pelan sedikti tapi tak dihiraukan oleh Kris. Setelah sampai Ji Bin segera turun dan memegang dadanya, bisa- bisa ia terkena serangan jantung.
“Dasar naga jelek! Kau mau membuatku mati, ya?!” kata Ji Bin menatap marah pada Kris, tapi taulah bagaimana sifat Kris, ia tak mempedulikan omelan Ji Bin dan pergi begitu saja menuju apartemen Soo Rim.
Sesampainya di depan apartemen, Ji Bin mencari kunci dan tiba- tiba pintu apartemen Soo Rim terbuka menampakan Soo Rim, Ra In, daan Chanyeol. Belum sempat Soo Rim berbicara menyapa Ji Bin, Ji Bin terlebih dahulu masuk lalu menutup pintu. Chanyeol yang melihat Soo Rim dikacangin kembali tertawa tapi kemudian dipukul Kris, setelah itu mereka berempat masuk ke apartemen Soo Rim.
Akhirnya badan Ji Bin kembali segar, tubuhnya wangi dan wajahnya kembali ceria dibandingkan sebelumnya. Ji Bin mengambil semangkuk ramyeon dan memakannya di depan televisi. Tak ada yang menarik di tv itu sehingga setelah makan dan duduk sebentar ia mematikan tv dan menuju kamarnya. Setelah mengunci pintu ia menjatuhkan tubuhnya di kasur lalu mengambil selimut sambil melihat ke langit- langit atap. Masih terekam di benaknya akan kejadian beberapa jam lalu. Ia tak menyangka bahwa hari - hari selanjutnya akan terasa semakin berat. Ia mendesis dan membuang nafas lelah.
"Kurasa aku harus mengansuransikan diriku..” ulalu menutup mata.
**620Please respect copyright.PENANAGO85eZosVr