Jacob dan Andrew saling tatap, keduanya masih heran dengan sikap tak biasa yang ditunjukkan oleh Bambang. Sementara itu, Bambang mulai memikirkan cara untuk terlepas dari takdir buruk yang tengah menerpa kehidupannya. Pria itu memang kaya, berkuasa juga, bahkan permohonannya untuk menjadi suami dari Alea pun juga diwujudkan oleh jin cewek. Tapi, bergelut dengan bisnis haram tentu bukan sesuatu yang dicita-citakan oleh Bambang.
"Sayang, Aku pergi dulu ya."
Suara Alea terdengar merdu, wanita itu sudah berdandan cantik dengan balutan gaun panjang mewah, sukses membuyarkan lamunan Bambang. Pria itu menatap takjub penampilan istrinya yang begitu cantik menawan.
"Mau kemana?" Tanya Bambang.
"Hari ini kan ulang tahun Celine, Aku mau datang ke pestanya." Jawab Alea, diam-diam Jacob serta Andrew mencuri pandang.
"Aku temenin ya." Bambang bersiap untuk bangkit dari sofa, namun buru-buru Alea mencegahnya.
"Nggak usah sayang, nanti malah bikin Kamu bete. Ini acara cewek-cewek aja kok, lagipula Kamu masih sibuk kan?" Alea membalas pandangan Jacob dan Andrew, keduanya langsung salah tingkah karena ketauan telah mencuri pandang istri bos besarnya itu.
"Oooo.." Terdengar nada kekecewaan dari Bambang.
"Ya udah, Aku berangkat dulu ya. Love You." Alea mengecup mesra pipi Bambang sebelum akhirnya melangkah pergi. Di depan pintu sudah menunggu seorang sopir dengan pakaian safari hitam siap mengantar Alea. Bambang memandangi punggung istrinya itu menjauh hingga menghilang dari pandangan.
"Bos apa sudah diselidiki masalah yang kemarin?" Ujar Jacob beberapa saat kemudian setelah suara mobil menjauh dari halaman rumah. Pria itu nampak berhati-hati dalam berucap.
"Masalah apalagi?" Tanya Bambang. Jacob sesaat melirik Andrew, seperti meminta persetujuan untuk melanjutkan kalimatnya.
"Masalah Nyonya Alea Bos..." Ujar Jacob. Dahi Bambang mengkerut, perasaannya tak enak, apalagi saat melihat raut wajah Jacob dan Andrew yang nampak segan.
"Ada apa dengan istriku?" Tanya Bambang sekali lagi.
"Loh? Kan Bos sendiri yang meminta Kami untuk mengawasi Nyonya sejak sebulan lalu?" Ucap Jacob.
"Kemarin Kami sudah menunjukkan foto kedekatan Nyonya Alea dengan Raka Hermana, salah satu intel dari kepolisian." Lanjut Andrew meneruskan penjelasan Jacob.
Makin pusing kepala Bambang, apalagi nama terakhir yang disebutkan oleh Jacob barusan adalah nama salah satu temannya di saat kuliah dulu. Raka Hermana, ketua BEM Fakultas yang sangat populer di kalangan mahasiswa pada jaman itu. Entah sudah berapa banyak mahasiswi yang takluk di hadapan pesona Raka kala itu, sebuah kemustahilan bagi Bambang untuk menandinginya, dan sekarang justru Alea yang menjadi korban kesempurnaan Raka.
"Ini Bos foto yang kemarin Kami dapatkan."
Andrew mendekati Bambang sambil menujukkan layar ponselnya. Di sana terlihat bagaimana Alea dan Raka sedang berpelukan mesra, pada bagian slide lain bahkan nampak Alea tanpa canggung mencium pipi Raka meskipun mereka berdua sedang berada di tempat umum. Darah Bambang seketika mendidih, emosinya memuncak melihat wanita yang begitu dicintainya bermesraan bersama pria lain.
"Bajingan!" Umpat Bambang. Andrew dan Jacob terlihat takut.
"Mungkin saja malam ini mereka berdua kembali bertemu Bos." Celetuk Andrew sambil memasukkan ponsel ke dalam saku celana.
"Maksudmu, Alea tadi sedang membohongiku?"
"Bagaimana kalau Kami buntuti lagi Nyonya Alea Bos?" Tawar Jacob mencoba memberi solusi.
***
Bambang melangkah kembali ke dalam rumah sesaat setelah dua anak buahnya, Jacob dan Andrew pamit untuk kembali mengintai Alea. Keduanya berjanji akan segera memberi kabar jika sudah mendapat informasi valid tentang hubungan terlarang antara Alea dan Raka. Ternyata kekayaan dan keuasaan yang dimilikinya tak membuat kehidupan asmara Bambang berjalan mulus tanpa masalah, kebahagiaan instan yang dijanjikan oleh jin cewek nyatanya tak semanis yang dibayangkan.
Bambang membuka pintu kamarnya, namun alangkah kagetnya ketika di atas ranjang sudah ada Hanin dan satu wanita lagi yang dikenalnya sebagai salah satu staff Marketing, Andira. Kedua wanita cantik itu sudah telanjang bulat, seperti sengaja ada di dalam kamar untuk menyambut kedatangan Bambang.
"Ka-Kalian kenapa bisa ada di sini?" Tanya Bambang gugup, Andira yang lebih dulu mendekat hanya tersenyum tipis.
"Seperti biasanya Tuan?" Ujar wanita bertubuh sintal itu dengan kerling mata menggoda.
Andira melangkah perlahan mendekati Bambang, kulitnya makin eksotis disiram cahaya temaram dari lampu kamar, rambutnya tergerai panjang hitam lebat. Tubuh sintalnya berjalan melenggak-lenggok dengan senyum mesum yang sudah merekah di bibir tipis miliknya. Bambang terkesima, menyambutnya dengan ciuman mesra, keduanya saling bersilat lidah seperti sudah begitu terbiasa melakukan hal itu. Hanin masih berada di atas ranjang menatap dua anak manusia berlainan jenis itu sedang bercumbu dengan mesra.
"Ayo Beb...." Sapa Andira pada Hanin dengan bibir tersungging, Bambang mencumbu leher jenjangnya dengan jilatan serta ciuman, Andira melenguh manja sambil melirik Hanin.
Bambang semakin mahsyuk mencumbu Andira, ciumannya beralih ke bawah menyasar gundukan payudara sang pembantu, memang tak sebesar milik Hanin tapi sudah cukup membuat semua mata yang melihatnya akan serta merta terbakar birahi. Andira melenguh manja, seperti sengaja agar Bambang semakin bernafsu pada tubuhnya, wanita cantik itu meremas rambut Bambang sambil terus mendesah.
"Aaaacchhhh...."
Bambang semakin turun ke bawah hingga akhirnya bersimpuh di hadapan vagina Andira. Sang pembantu mengangkat satu kakinya dan meletakkannya pada pundak kekar Bambang. Semerbak aroma kewanitaan langsung tercium, bak serigala yang baru menemui mangsa, Bambang langsung melahap seluruh permukaan liang senggama. Bambang menjilati, mengulum, mengecup, bahkan sampai menghisap seluruh bagian luar vagina Andira.
"Oocchhhh !!! Tuan !! Oocchhh !!!" Lenguh Andira sambil meremas-remas payudaranya sendiri.
Hanin yang mulai terbawa suasana mesum perlahan mendekati dua orang itu, dia turun dari ranjang kemudian mendekat ke tubuh Andira. Dayang itu tersenyum kemudian mengecup lembut bibirnya, keduanya berciuman hangat, bak sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Bambang melirik ke atas, senyum merekah dari bibirnya yang basah karena melihat Hanin dan Andira sedang asyik bercumbu lidah.
Hanin semakin liar memainkan lidahnya, kedua tangannya pun tak mau diam, mulai meremasi payudara Andira. Wanita itu mendesah menikmati tiap sentuhan Hanin dan Bambang pada tubuhnya. Cukup lama mereka bertiga saling mencumbu satu sama lain, hingga akhirnya Bambang kembali berdiri, batang penisnya yang super besar dan panjang sudah mengacung sempurna.
"Kalian menikmati ini ?" Tanya Bambang pada Hanin dan Andira, kedua wanita cantik itu tak menjawab, mereka hanya tersenyum kecil sebelum keduanya menurunkan badan, berjongkok di depan penis Bambang.
"Ooocchhhhhh...!!!" Bambang melenguh panjang.
Hanin dan Andira mulai menjilati batang penis tuannya itu secara bergantian. Lidah kedua wanita tersebut seperti sudah hapal tiap lekuk batang penis Bambang, menari-nari membawa sensasi basah dan hangat. Tak hanya menjilat, Andira mengambil inisiatif untuk mengulum kepala penis Bambang, sementara Hanin sedikit menurunkan kepalanya guna menghisap dua bola testis milik tuannya tersebut.
"Aaaacchhhhh !!! Arrgghhtttttt !!!"
Bambang mulai mengerang, hisapan Andira dan Hanin pada tempat yang berbeda sukses membuatnya semakin terbakar birahi. Suara decakan bibir serta lidah kedua wanita yang melayani Bambang terdengar cukup keras, keduanya seperti sedang berpacu dalam lomba hisap menghisap batang kemaluan, sama sekali tak ada rasa canggung atau segan sama sekali.
Andira memberi tanda pada Hanin untuk berganti posisi, kali ini giliran wanita itu mengulum batang penis, sementara Andira berpindah ke belakang tubuh Bambang. Sang pembantu membuka lipatan pantat Bambang, dia mulai menjilati lubang anal suami Alea itu dengan ganas. Lidahnya bergerak naik turun dengan kecepatan tinggi, sesekali dia juga menghisap lubang anal tanpa rasa jijik sedikitpun.
Sementara itu Hanin memaksa mulutnya agar muat dilesaki setidaknya separuh batang penis milik Bambang, masih tak muat juga tapi Hanin tak mau menyerah untuk melesakkan batang penis tersebut ke dalam mulut. Hanin berusaha sekuat mungkin hingga membuat kedua matanya sampai mengeluarkan air.
"Ooocchhhh !!! Oocchhhhh!! "
Lenguhan panjang Bambang menggema memenuhi ruangan kamar, dia merasa apa yang dilakukan oleh Andira dan Hanin semakin menggila, jika dibiarkan akan membuatnya memuntahkan sperma, padahal menu utama belum dia berikan pada dua wanita itu. Tak mau menunggu lagi, Bambang langsung menarik tubuh Hanin, lalu membawanya kembali ke atas ranjang. Andira mengikuti dari belakang.
"Aaarghhtttt !! Aaarrgghtt!!! Pelaann tuaannn!! Aaarghhttt!!"
Teriak Hanin ketika Bambang memaksa seluruh batang penisnya kembali menyesaki liang senggamanya, kali ini jauh lebih kasar dan keras dibanding sebelumnya. Batang penis besar milik Bambang dirasakan Hanin seperti mengoyak seluruh isi liang senggamanya. Begitu becek karena di dalam vagina Hanin masih tersisa luberan sperma Bambang dari persetubuhan sebelumnya. Bayangan pengkhianatan Alea kembali terlihat, emosi Bambang diluapkan pada persetubuhannya bersama Hanin dan Andira.
Andira mendekati tubuh Hanin yang terlentang pasrah, seperti mau meredakan rasa sakit akibat perbuatan penis Bambang, wanita itu kembali mencumbu bibir Hanin. Menciuminya dengan lembut, apa yang dilakukan oleh Andira bak penawar rasa sakit bagi Hanin, serta merta dia melupakan rasa sakit akibat sodokan penis Bambang. Hanin menyambut ciuman Andira dengan mesra, sementara Bambang menghujami liang senggamanya dengan penis besar, melesak keluar masuk dengan cepat.
"Eeemmcchhh !! Aaaacchhhh !!! Aaaccchhhh!!"
Hanin kembali melenguh panjang, kepalanya bergerak tak beraturan, mengacak-acak permukaan sprei. Disaat Bambang menggenjot tubuhnya dari atas, Andira menghisap kedua putingnya secara bergantian.
"Ooocchhhh!! Gila!! Enak banget!! Aacchhh!!"
Racau Hanin tak karuan. Penis besar nan panjang milik Bambang begitu menyesaki liang vaginanya, menimbulkan sensasi yang sangat sulit dia lukiskan dengan kata-kata. Hanin hanya bisa mendesah dan mengerang menikmati lesakan demi lesakan penis itu.
Puas memainkan kedua puting Hanin, Andira beralih pada Bambang. Sang pembantu binal menjilati leher kekar Bambang, lidahnya menari-nari di sana. Melihat Andira mengalihkan lidahnya pada sang pejantan, Hanin menarik bagian belakang tubuh Andira agar mendekat ke kepalanya. Mengerti kemauan Hanin, Andira membuka lebar kedua pahanya kemudian perlahan mengangkangi kepala Hanin. Kini hampir seluruh bagian tubuh Hanin tertutup oleh tubuh besar Bambang dan tubuh sintal milik Andira.
"Oocchhhh !!! "
Andira mengerang, Hanin yang berada di bawahnya mulai menjilati permukaan vaginanya dengan ganas. Lidahnya mengais-ngais tiap inci permukaan liang senggama seperti mau membalas dendam atas apa yang dilakukan oleh Andira beberapa saat lalu.
"Oouucchhh !! Ouuccchhhh !"
Andira kembali mengerang ketika lidah Hanin mengulas vaginanya, lidahnya menjilat dan menyentuh ujung klitoris. Hanin seperti ingin berlama-lama mengecap daerah intim wanita tersebut hingga membuatnya bak kesetanan. Benar, Andira semakin bersemangat mencumbu badan kekar Bambang yang masih menggerakkan pinggulnya maju mundur, menggagahi tubuh Hanin dengan kecepatan tinggi.
"Eeemmcchhhh !! Eeemmcchh!!!"
Nafas Hanin sedikit tersenggal karena beberapa kali Andira sengaja menekan pinggulnya ke bawah, membuatnya susah bernafas. Bambang menarik kelapa Andira dan menciumi bibir pembantu cantik itu sambil terus menggenjot tubuh Hanin dengan kecepatan tinggi. Vagina Hanin begitu basah hingga menimbulkan bunyi kecipak yang cukup keras akibat tumbukan dengan batang penis besar Bambang.
Bambang menarik keluar batang penisnya, kemudian langsung berdiri dan mengarahkan ujung penisnya pada mulut Andira. Sang pembantu langsung menjilati serta mengulumnya untuk beberapa saat, membersihkan seluruh sisa cairan dari dalam vagina Hanin. Tak mau berlama-lama, Bambang mengarahkan tubuh Andira untuk membelakangi tubuhnya. Kini Andira sudah menungging sekaligus masih berada di atas tubuh Hanin. Bambang langsung menancapkan seluruh batang penisnya pada vagina Andira dari belakang.
"Ouucchhhh !!! Ampun tuaaannnn!!!!"
Lenguh panjang Andira menandai lesakan pertama penis Bambang pada liang senggamanya. Detik berikutnya tubuh sintalnyanya mulai bergerak maju mundur mengikuti irama gerakan pinggul Bambang. Di bawahnya, Hanin seperti belum puas, dia memainkan klitorisnya menggunakan tangan sementara mulutnya menghisap puting kecil Andira.
"Oocchhh!! Oocchhh!! "
Tubuh Andira terus bergerak maju mundur, penis besar Bambang menyesaki seluruh liang senggamanya. Tubuhnya menggelinjang akibat terpaan kenikmatan yang diberikan batang penis dengan ukuran besar nan panjang itu. Beberapa kali Bambang menyentakkan pinggulnya dengan sangat keras, sentakan yang membuat Andira berteriak keras. Di bawah tubuhnya, Hanin pun tak kalah binal, lidahnya terus saja mengerjai gundukan payudara sambil sesekali menghisap kedua puting secara bergantian.
Andira tak tahan dengan apa yang dilakukan Bambang serta Hanin pada tubuhnya, teriakan dan erangan berkali-kali terdengar keluar begitu saja dari mulutnya, tanpa basa-basi meskipun yang sedang menyetubuhinya adalah tuannya sendiri. Sekat kecanggungan antara pembantu dan tuan hilang begitu saja ketika birahi mereka bertemu, pun begitu dengan Hanin. Wanita cantik itu lupa jika dirinya hanyalah seorang pekerja di istana Bambang, tapi ternyata itu semua menguap begitu saja ketika Bambang mulai menyetubuhinya, persetubuhan terhebat yang pernah dia rasakan sepanjang hidup.
Puas menggenjot tubuh Andira dari belakang, Bambang kembali melepaskan batang penis besarnya dari dalam liang senggama sang pembantu. Pria itu lalu mendekati tubuh Hanin, mencumbunya untuk sesaat kemudian menarik tubuh Hanin agar menaiki tubuhnya yang kekar.
"Aaaachhhh!!"
Lenguh Hanin panjang ketika ujung penis Bambang perlahan kembali merangsek, menyesaki liang vaginanya. Kedua tangannya mencengkram dada bidang Bambang sembari berusaha menggerakkan pinggulnya ke bawah, menekan sekuat tenaga agar vaginanya bisa menelan seluruh batang penis tuannya. Ketika sudah tertelan seluruhnya, Hanin mulai menggoyang penis Bambang dari atas, pinggul serta pantatnya bergerak naik turun diiringi lenguhan dan desahan manja dari bibirnya.
Andira tak mau tertinggal dalam permainan, segera dia mendekati tubuh Hanin. Payudara Hanin yang bergerak liar naik turun begitu menggoda untuk dijamah, segera dia meremasnya kemudian kembali membenamkan kepalanya pada gundukan besar nan kenyal itu, menjilati serta menghisap puting Hanin.
"Ooocchhh !! Occhhhh !! "
Bambang mulai tak ragu untuk ikut mengerang setelah sebelumnya terlihat begitu perkasa meskipun sedang dikeroyok oleh dua wanita sekaligus. Kedua tangannya menahan pinggul Hanin agar berhenti untuk menggoyang karena dia bermaksud yang akan mengambil alih kendali. Tanpa peringatan, segera Bambang mengangkat pinggulnya kuat-kuat dari bawah.
Hanin tak kuasa menahan tusukan kuat tersebut, dia berteriak kencang hingga tanpa sadar sedikit mendorong kepala Andira agar menjauh. Bambang mempercepat gerakan pinggulnya, mengoyak-ngoyak seluruh isi vagina Hanin menggunakan batang penisnya hingga membuat wanita sintal itu jatuh tertelungkup di atas dadanya, nafasnya menderu keras disertai rintihan manja.
"Aaaachhh!! Tuaannn!! Aaaacchh!!! Aaaachhh!!"
Andira tersenyum, wanita itu lalu memutar badannya agar berada tepat di belakang tubuh Hanin. Terlihat jelas di hadapannya liang vagina Hanin yang begitu basah sedang disodok-sodok batang penis besar Bambang dengan kecepatan tinggi. Seperti ingin menambahkan kepuasan pada Hanin, Andira membuka lipatan pantat wanita sintal itu lalu tak menunggu lama dia benamkan lidahnya pada lubang anal Hanin.
"Oooccchhhh !!! Aaaachhh!!! Brengsek !!! Aaachhhhh !!!"
Erang Hanin keenakan, dua lubang pada tubuhnya kini harus merasakan dua rangsangan berbeda. Andira terus menjilati lubang anal, sementara Bambang semakin mempercepat gerakan pinggulnya dari bawah. Hanin tak berdaya menerima serangan birahi dari dalam tubuhnya, dia terus mengerang dan berteriak keenakan hingga akhirnya dia merasakan penis Bambang berkedut dari dalam.
"Aaaarghhtttttttttt !!" Erang Bambang sebelum menyentakkan pinggulnya ke atas dengan cukup keras hingga membuat tubuh Hanin sedikit terayun ke atas.
"Aaaaccchhhh !! Tuaaann !!"
Lenguh Hanin sembari merasakan liang senggamanyabanjir oleh cairan keperkasaan dari penis Bambang. Tubuh sintalnya limbung untuk sesaat kemudian kembali ambruk pada dekapan sang pejantan. Hanin masih merasakan penis Bambang belum benar-benar lemas, masih kokoh dan keras, sementara liang vaginanya terasa begitu banjir oleh ceceran sperma dari tuannya itu.
"Puas?" Tanya Bambang sambil tersenyum.
"Tuan memang luar biasa..." Balas Hanin lemas.
Beberapa saat keduanya berpelukan mesra sebelum akhirnya Bambang melepaskan penisnya dari dalam vagina Hanin. Wanita itu begitu terkejut ketika melihat luberan sperma yang diberikan oleh Bambang benar-benar membuat seluruh liang vaginanya penuh oleh sperma kental dan hangat, buru-buru dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkannya. Ketika kembali dari kamar mandi dilihatnya Andira sedang menjilati batang penis Bambang, membersihkan sisa-sisa sperma yang mungkin masih tersisa di sana. Hanin duduk di tepi ranjang, melihat Andira menyelesaikan pekerjaannya.
4312Please respect copyright.PENANAbvOtI9NlDg
BERSAMBUNG
ns 15.158.61.54da2