Jin cewek masih melayang di udara, wajahnya sumringah memandangi kontrak perjanjian yang telah ditandatangani oleh Bambang.
"Lah? Kok malah nyengir sendirian? Ayo kapan Aku bisa melakukan permohonan?" Ucap Bambang tak sabar.
"Weiiittt! Sabar Boss!! Sebelum melakukan permohonan Lu harus megang ini dulu." Jin cewek melemparkan sebuah kotak kecil seukuran telapak tangan balita. Bentuknya mirip pager di tahun 90 an, lengkap dengan tombol angka di bagian depannya. Bambang tertegun memandangi benda kecil yang sudah ada di genggamannya itu.
"Apaan nih?" Bambang membolak-balikan kotak kecil itu, seperti sedang mencari sesuatu yang aneh.
"Kalau nanti ada permohonan Lu yang nggak sesuai dengan keinginan, Lu tinggal pencet nomor 6969 untuk mereset serta mengulang permohonan yang lain." Jawab jin cewek.
"Jadi ada kemungkinan gagal?" Mata Bambang melotot ke arah jin cewek, perjudiannya dengan menggadaikan jiwa pada setan ternyata memiliki resiko baru selain mendapat gelar sebagai yang terkutuk.
"Cuma untuk jaga-jaga aja Bembie! Udah jangan bawel, sekarang sebutin apa permohonanmu."
"Lagian kenapa harus angka 6969 sih?" Gerutu Bambang, tangannya masih membolak-balikkan benda kecil yang diberikan oleh jin cewek tadi.
"Karena kalo angka 1234 lebih gampang dihack." Jawab jin cewek asal. Bambang hanya mengangguk-angguk tanda mengerti.
"Oke! Sebutin permohonan Lu Bembiieeee! Jadwal Gue padet nih, habis ini mau nemenin orang Singapura masuk neraka."
Berbagai permintaan terus bermunculan di benak Bambang. Tapi tiba-tiba sebuah ide terbersit di otak Bambang lalu dipejamkan matanya sambil cengar-cengir seolah sedang merasakan perasaan yang paling indah. Jin cewek lama-lama menjadi kesal melihat tingkah Bambang yang tak kunjung menyebutkan keinginannya. Dengan rasa kesal Jin cewek mendekat kemudian menoyor jidat Bambang dengan telunjuknya lumayan keras membuat kepala pria tersebut mendongak ke belakang.
"Si anying malah cengengesan! Buruan, sebutkan permintaanmu!" Kesal jin cewek sembari melotot pada Bambang yang mulai sadar dari lamunannya.
"Santai dong! Ini lagi mikir. Harus efisien dan menunjang dong kalo minta biar kagak nyesel . Emang situ ada garansi kalo gagal?" Ucap Bambang cengengesan sambil mengusap-usap jidatnya.
"Soal garansi gampang Bembiiee!! Udah buruan sebutin permohonanmu!" Jin cewek terus memaksa tak sabar terlihat dari raut wajahnya.
"Oke..Oke..Aku mau menikah dengan Alea." Ujar Bambang dengan raut wajah antusias.
"Oke..Terus?"
"Aku juga mau kaya dan sangat berkuasa!" Lanjut Bambang.
"Great! Permohonan yang sering diminta orang-orang! Sekarang ucapin permohonan itu dengan lengkap."
"Aku memohon untuk menikah dengan Alea, kaya dan sangat berkuasa!"
"Deal!!!" Lalu Jin cewek pun menjentikan jarinya di hadapan Bambang.
Blaassshhh!!!!!
Sebersit cahaya yag menyilaukan menyelimuti tubuh Bambang, perlahan-lahan cahaya itu hilang dari tubuh Bambang, tampak wajah Bambang telah berubah menjadi lelaki tampan tetapi Bambang belum menyadari bahwa dirinya telah berubah, kepalanya pening akibat cahaya tadi, tubuhnya limbung dan jatuh terduduk di kasur. Tubuh Bambang yang awalnya gendut kini berubah menjadi sangat atletis, dada bidang, otot perut sixpack dipadu dengan kekarnya lengan membuat penampilannya semakin gagah rupawan.
Bambang baru menyadari jika kini dirinya berada di sebuah kamar yang asing, sama sekali belum pernah dia lihat sebelumnya. Kamar itu jauh lebih luas dibanding kamar kosnya, ranjang yang berukuran besar menjadi singgasana Bambang saat ini. Pria itu turun dari peraduan, melangkah pelan menuju meja rias yang berada di sudut kamar. Bambang terkesima kala melihat sosoknya sendiri di balik cermin, bahkan sampai takjubnya dia mulai memeragakan salah satu pose atlet binaragawan, menunjukkan kekarnya otot kedua lengan tangannya.
"Luar biasa! Ternyata jin cewek tadi bener-bener ngabulin permintaanku! Eh tapi kan Aku nggak minta jadi ganteng dan gagah? Aku kan minta..."
"Sayang...."
Ucapan Bambang terpotong saat menoleh ke belakang saat melihat Alea, wanita yang dipujanya, sudah berdiri dengan senyum merekah, hanya mengenakan lingeri tipis sebatas lutut.
"A-Alea...?" Bibir Bambang kelu, tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
"Kamu kenapa sayang? Kok jadi aneh gini sih?" Alea berjalan mendekat, memeluk pinggang Bambang sebelum mengecup lembut bibir pria itu.
"Kok..Ka-Kamu ada di sini...?" Bambang masih tergagap apalagi perlakuan manis Alea yang diberikan kepadanya makin membuat pria itu belum bisa menguasai keadaan seutuhnya.
"Iiihhhh! Apaan sih! Nyebelin banget! Udah yuk, katamu kemarin mau bikin anak. Yuk!" Alea menggandeng tangan Bambang kemudian mengajaknya mendekati sisi ranjang.
"Hehhh?! Anak?!" Alea menoleh ke belakang, sorot matanya tajam menyasar wajah Bambang yang kebingungan.
"Kenapa lagi? Kamu masih belum siap punya anak? Kita udah nikah satu tahun Bambang!! Aku pengen segera hamil, malu tau ditanyain Mama terus!" Rajuk Alea.
"Bu-Bukan begitu maksudku. Ta-Tapi..."
Alea langsung mendorong tubuh Bambang ke atas ranjang, pria itu jatuh terlentang. Alea langsung naik ke atas tubuh Bambang. Perempuan cantik itu sejenak terpana, kemudian tangannya terjulur mengusap lembut pipi Bambang yang sedikit kasar karena ditumbuhi bulu-bulu jambang tipis. Keduanya saling bertatapan, tangan Bambang yang menggenggam pergelangan kini berpindah ke jari. Bambang meremas jemari milik wanita yang begitu dikaguminya itu. Debar jantung Bambang bergemuruh bak ombak yang menghantam kerasnya batu karang, detik ini dirinya bukanlah seorang pecundang kelas teri yang selalu diremhkan banyak orang. Bahkan kini Alea secara sukarela menginginkan rahimnya segera dibuahi.
Bulu kuduk Alea meremang saat jemari kekar Bambang mulai membelai pipinya yang mulus lalu turun hingga ke lehernya yang jenjang. Alea melirik ke arah pemilik tangan nakal itu. Tatapan mata elang milik Bambang membuat Alea luluh hanya dalam sepersekian detik, usapan serta belaian tangan pria gagah itu hanya bisa dibalas dengan pejaman mata, merasapi tiap jengkal sentuhan.
"Sayang, ayo setubuhi Aku..." Ujar Alea lirih menyerahkan raganya untuk segera digagahi oleh Bambang.
Bibir mereka saling menempel erat, membekap dan saling pagut satu sama lain diselingi kuasan lidah yang terlihat begitu menggelora.
"Eeemcchhhhh..."
Bambang kembali mencumbu leher Alea yang jenjang, mengecup, menjilat tiap inchi kulit kuning langsat yang sangat lembut dan hangat itu. Alea hanya bisa memejamkan matanya sambil sesekali melenguh manja, kepala wanita cantik itu sampai harus mendongak ke atas ketika cumbuan Bambang makin intens. Alea menikmati sekaligus meresapi cumbuan itu, cumbuan yang membuatnya seperti terbang ke atas langit. Bambang memutar badannya, kini giliran dia yang berada di atas, menelungkupi tubuh mulus sang bidadari.
"Ooucchhhh! Sssshhhh..!"
Desis manja dari bibir Alea kembali terdengar ketika jemari Bambang mulai menyasar payudaranya yang ranum dengan gerakan memutar. Meskipun masih terbungkus lingerie tapi itu sudah cukup untuk melecut birahi keduanya.
"Auuwww! Sayang!"
Alea terpekik kecil saat dengan jahil jemari Bambang sudah hinggap pada kedua putingnya yang mulai mengeras, memilinnya perlahan. Tak mau kalah, wanita cantik itu pun mulai menjangkau penis Bambang yang masih terbungkus celana boxer tipis tanpa CD. Diusapnya lembut batang penis yang sudah mengeras sempurna itu, kemudian menggantinya dengan gerakan meremas sekaligus mengocok naik turun.
Bambang mulai memegang ujung bawah lingerie yang dikenakan oleh Alea, hanya dalam satu gerakan saja pria gagah itu telah berhasil melucutinya. Tanpa penolakan, Alea menikmati proses penelanjangan dirinya. Bambang menatap kagum tubuh indah wanita yang dicintainya itu hingga tak sadar berkali-kali meneguk ludahnya sendiri. Sempurna.
Sepasang payudara membulat kenyal dengan ukuran proporsional, tak kecil tapi juga tak terlalu besar. Perut Alea yang ramping dipadu dengan kuning langsatnya kulit membuat wanita cantik itu makin terlihat begitu menggiurkan. Remang lampu kamar terburai menyirati pula bagian bawah tubuh Alea, bagian selangkangan wanita itu masih tertutup CD warna hitam begitu kontras dengan warna kulitnya. Perlahan tapi pasti, dengan gerakan erotis nan menggoda, Alea menurunkan celana dalamnya senti demi senti hingga akhirnya tak ada satupun kain yang menempel pada tubuhnya. Bambang berdiri termangu, mengagumi kesempurnaan serta kecantikan bidadarinya itu.
"Kok bengong? Lepasin juga dong itu." Goda Alea genit, melirik pada celana boxer yang bagian depannya sudah mengacung tegak akibat desakan penis milik Bambang. Pria gagah itu pun langsung melepaskan seluruh pakaian yang dia pakai hingga akhirnya ikut telanjang bulat.
Bambang mulai kembali melakukan aksi mesumnya. Tangan kekarnya mulai menjamah tiap lekukan tubuh milik Alea, jemarinya merayap pelan ke seluruh bagian tubuh wanita itu. Alea seperti tersengat listrik saat jemari Bambang meremas payudarnya yang kenyal, mengurutnya perlahan. Sensasi aneh mulai melanda, darahnya mendadak menjadi lebih hangat dari sebelumnya. Nafasnya pun mulai memburu tak teratur.
"Emmcchhh! Sayang..."
Bambang mulai mencumbu payudaranya, mencium, menjilati, hingga mengulum kedua puting yang telah mengeras itu secara bergantian. Alea kembali terpejam, kepalanya mendongak ke atas menikmati kelihaian mulut serta lidah Bambang dalam membangkitkan birahi. Kedua tangan wanita cantik itu meremas gemas kepala Bambang, membenamkannya semakin dalam pada dekapannya. Bambang menegadah, bibir tebalnya langsung disambut oleh pagutan lembut dari bibir Alea. Keduanya kembali membelitkan lidah satu sama lain, saling bertukar liur. Ciuman penuh gelora dan nafsu.
Alea sudah cukup pasrah saat kemudian saat cumbuan bibir Bambang menjalar semakin ke bawah, perut serta pinggulnya dikecup kecil penuh cinta, membuat Alea sedikit menggelinjang karena kegelian. Kepala Bambang kini berhenti tepat di atas liang vagina, aroma kewanitaan sudah bisa dicium pria gagah itu karena memang sudah begitu lembab. Tak mau menunggu lama, Bambang langsung membenamkan lidahnya, menyapu seluruh permukaan dinding liang senggama milik wanita itu.
"Oocchhhh!! Sayang!! Aaachh!!!"
Alea menggelinjang penuh nikmat saat lidah Bambang mulai inten menjilati klitorisnya, bahkan sesekali dihisapnya daging kecil itu. Lenguhan manja Alea kini berganti dengan desahan binal, karena semakin tak tahan akan tindakan mesum dari lidah Bambang. Birahi wanita itu seperti tengah dibawa oleh Bambang menuju ketinggian tanpa batas, Alea tak kuasa untuk sekedar menahannya.
"Aaachhh! Sayang! Ampun sayang!! Aaachh!!!" Kedua tangan Alea kali ini menjambak keras rambut Bambang, menariknya agar segera menyudahi serviz lidah pada area senggama. Alea sudah tak tahan dan ingin segera merasakan lesakan penis kekar milik sang pejantan.
Tubuh telanjang Alea seperti tersetrum saat lidah Bambang yang basah dan begitu liar meliuk-liuk menjilati seluruh dinding vagina. Alea makin tak kuasa menahan gelombang kenikmatan itu, tubuhnya menggelinjang liar akibat jilatan demi jilatan yang diberikan oleh Bambang. Bahkan sampai membuat Bambang harus memegangi dua batang paha milik wanita cantik itu.
"Sayang!!! Aaachh!! Ampun sayang...!" Lenguh Alea ketika ujung lidah Bambang tengah bermain-main pada klitoris. Alea menjerit kecil setiap kali ujung lidah Bambang menyentuh bagian paling sensitif itu.
Tubuh bugil Alea mulai sedikit basah oleh peluh, sekuat tenaga dia berusaha menahan gejolak birahi dalam dirinya makin kuat pula kenikmatan yang dia terima dari perlakuan Bambang. Setelah bertahan cukup lama akhirnya wanita cantik itu menyerah, tubuhnya menggelinjang dahsyat, tanpa sadar dia malah mengangkat selangkangannya, makin mendekatkan pada wajah Bambang yang masih sibuk menjilati vagina. Alea menggerakkan bagian bawah tubuhnya dengan sedikit menghentak, lalu detik berikutnya tubuhnya mengejang hebat.
"Aaaaacchh!! Sayang!! Aku keluar sayang!!! Aaachh!!!!"
Alea mengerang, suaranya bahkan nyaris parau saat badai orgasme menerpa begitu hebat membuat tubuhnya yang ramping bergejolak bak dihantam tsunami. Bambang menyudahi aksi liar lidahnya, pria gagah itu mendekati wajah Alea yang terkulai lemas tak berdaya, kedua matanya sayu. Bambang tersenyum menatap wajah wanita cantik itu.
"Sayang nakal..." Ucap Alea lirih.
"Mau dilanjutin?" Goda Bambang dengan menunjukkan senyum tipis.
"Mau...." Jawab Alea dengan suara manjanya.
7275Please respect copyright.PENANA893xxWwrx2
***
Bambang merangkak ke atas tubuh mulus Alea, wanita cantik itu memposisikan kakinya sedikit melebar hingga membentuk seperti huruf M. Keduanya sudah siap untuk melakukan persenggamaan, Bambang perlahan menindih tubuh Alea dari atas hingga dada kenyal milik istrinya itu terasa sesak. Bambang mulai mengarahkan ujung kepala penisnya pada bibir vagina, menguaknya sedikit demi sedikit, hingga akhirnya dengan satu gerakan menekan batang penis kekar itu menelusup masuk, memenuhi rongga kewanitaan Alea.
"Kenapa bisa jadi gede gini ya?" Gumam Bambang dalam hati, karena seingat pria itu ukuran penisnya tak sebesar sekarang.
"Aaaaachhh!!!"
Bambang mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, gerakan itu awalnya perlahan namun lama kelamaan menjadi semakin cepat. Alea tak bisa berhenti melenguh saat ujung penis Bambang merangsek masuk seperti menyentuh bagian paling dasar liang senggama. Gesekan demi gesekan yang timbul antar kulit kelamin keduanya menimbulkan sensasi nikmat pada tubuh Alea.
Menit demi menit berlalu, Bambang terus menggenjot tubuh Alea dari atas tapi belum ada tanda-tanda jika pria gagah itu segera menyelesaikan permainan. Sementara Alea hanya terkulai pasrah menikmati tiap sodokan penis Bambang pada liang vaginanya. Wanita cantik itu sudah hanyut dalam keliaran birahi yang diciptakan oleh suaminya. Saat keduanya bertatapan, seulas senyum mengembang tulus. Bambang mengecup bibir tipis Alea sambil terus menggerakkan pinggulnya. Alea menyambut ciuman itu dengan pagutan disertai desahan manja.
Selang beberapa menit berlalu, tubuh Alea yang sudah basah oleh peluh kembali mengejang hebat. Kakinya yang jenjang menghentak, sementara kedua tangannya memeluk erat punggung Bambang dari bawah. Lenguhan parau itu kembali terdengar dari bibirnya.
"Aaaachh!! Sayang! Aku mau keluar lagi!! Aaaccchh!!!"
Wanita cantik itu mengalami puncak orgasme, kedua tungkai pahanya dirapatkan, tubuhnya yang mulus mengejang beberapa saat sungguh ini adalah badai orgasme terdahsyat yang pernah Alea rasakan. Tapi Bambang belum selesai, pria itu masih cukup perkasa untuk terus menuntaskan birahinya. Kali ini Bambang mengajak Alea untuk turun dari ranjang, dengan berpegangan pada sisi ranjang, Alea membelakangi tubuh Bambang yang berdiri di belakangnya. Bambang melebarkan kedua paha istrinya itu agar akses penisnya menuju liang vagina sedikit leluasa. Tapi sebelum itu, tanpa diduga, Bambang menunduk kemudian menjilati lubang anal Alea dengan beringas.
"Ooocchh!! Fuck!! Sayang!!! Kamu ngapain??!!" Alea mejerit kecil saat merasakan ujung lidah Bambang menari-nari pada permukaan lubang anus miliknya.
Selang beberapa saat, kembali Alea merasakan ujung benda tumpul menyeruak masuk ke dalam vagina. Wanita cantik itu menggigit bibirnya sendiri ketika batang penis Bambang bergerak masuk menyesaki lubang senggamanya inci demi inci. Sensasi nikmat itu kembali menjalar ke seluruh tubuh. Si pria gagah kembali menggerakkan pinggulnya, kali ini maju mundur, menghunuskan batang kejantanannya ke dalam vagina Alea dengan kecepatan tinggi.
"Oocchh!! Sayang! Aaach!!!"
Ditengah gempuran syahwat itu, Bambang meraih rambut Alea yang basah oleh keringat dari belakang. Sedikit menjambaknya sambil terus menggenjot tubuh istrinya itu. Wajah Alea mendongak ke atas dengan kedua tungkai kakinya sedikit berjinjit karena dorongan tubuh Bambang dari belakang, suara parau dari bibirnya kembali terdengar, memberi tanda jika gempuran Bambang kali ini sungguh-sungguh membuatnya tak berdaya.
PLAK !
PLAK!
PLAK!
"Auww!!"
Alea terpekik saat tiga tamparan ikut mendarat mulus pada permukaan pantatnya. Dari belakang Bambang menggeram, laksana serdadu yang lari dari kejaran musuh. Kali ini pria gagah itulah yang tengah diburu oleh nafsu birahinya pada Alea. Setiap kali Bambang menarik atau melesakkan batang penisnya di dalam liang vagina, Alea selalu menjerit. Sesuatu yang membuat sisi liar dalam dirinya menagih untuk segera dituntaskan.
"Aaachh!! Aaachh!! Enak banget sayang!!! Aaachh!!!"
Tubuh bugil berkulit kuning langsat itu terguncang maju mundur, bongkahan payudaranya bergoyangan cepat mengikuti irama sodokan penis Bambang dari belakang. Kepala Alea masih terdongak ke atas, sementara bibirnya berkali-kali mendesis nikmat merasakan sensasi lesakan demi lesakan penis suaminya.
Berpuluh menit digarap oleh suaminya yang gagah, ditambah deraaan orgasme yang luar biasa dahsyat membuat Alea begitu dimabukkan oleh persetubuhan kali ini. Matanya sayu menggoda, ceracauan terus mengalir mulus dari dalam bibir mungil miliknya. Lama kelamaan gerakan tubuhnya makin tak terkendali, beruntung Bambang sigap dengan mencengkram pinggul Alea dari belakang sambil terus menekan penis maju mundur.
"Oougghhttt!! Shitt!! Sayang!!!"
Bambang melepaskan batang penisnya sebelum kembali merebahkan tubuh Alea yang terkulai lemas ke atas ranjang. Tanpa membuang waktu, pria gagah itu kembali menghujamkan batang penisnya ke dalam liang vagina dari atas.
"Ouucchh!!! Sayang!! Kontolmu enak banget!!! Aaachh!!!!" Ceracau Alea sambil memeluk tubuh basah Bambang.
"Memekmu juga enak sayang! Aaach!!" Balas Bambang merasakan batang penisnya seperti sedang diremas-remas dinding vagina. Bambang makin semangat memompa tubuh Alea dengan kecepatan tinggi, tungkai kaki jenjang milik Alea kini sudah terangkat dan melingkar nyaman pada pinggang Bambang.
"Ssssshh!!! Acchh!!!!! Aku udah nggak kuat sayang!! Aaach!!" Lenguhan manja kembali terdengar dari mulut Alea, wanita itu makin mempererat pelukannya pada tubuh Bambang.
Tak lama, tubuh Alea kembali mengejang dan kelejotan, kedua kakinya makin erat menjepit pinggang Bambang dari bawah. Tubuh seksinya yang sudah begitu basah oleh peluh itu terangkat tinggi ketika badai orgasme kembali menerpa tubuh.
"Arrgghhtttt!!!! Ooooocchhhh!!!" Alea menjerit keras, melepaskan gejolak birahi yang sedari tadi dipermainkan oleh Bambang.
Tubuh Alea menggelepar, wanita cantik itu memeluk tubuh Bambang begitu erat seolah enggan untuk melepaskan. Pada saat bersamaan Bambang pun mulai merasakan desakan ejakulasi, eraangan parau itu kini terdengar dari mulut si pria gagah. Bak banteng terluka dalam pertarungan matador, Bambang menyemprotkan seluruh spermanya ke dalam vagina Alea.
"Arrgghhtttt!!! Aaaarrgghhtt!!!"
Bambang melepaskan badai orgasmenya seiring tersemprotnya cairan kental hangat di dalam liang senggama anak tirinya sendiri. Pejantan itu pada akhirnya roboh juga di samping Alea. Nafas keduanya masih memburu deru setelah melepas birahi tiada henti. Alea tersenyum puas, wanita cantik itu merebahkan kepalanya pada dada bidang Bambang sambil mengelus lembut permukaannya.
"Kamu tumben hebat banget sayang mainnya..." Puji Alea, Bambang melirik ke bawah kemudian tersenyum lalu mengecup kening pujaan hatinya itu.
"Emang biasanya kayak gimana?" Bambang sedang menguji seberapa pantas dia menjadi suami Alea, yang katanya sudah setahun menikah.
"Hebat juga sih, tapi sering dikeluarin di luar. Kamu selalu nggak mau keluar di dalem. Ini kayaknya bakal jadi deh yang, sampek lumer kayak gini..." Alea mengais ceceran sperma Bambang yang meluber keluar dari dalam vaginanya.
"Hehehehe, ya bagus dong." Kekeh Bambang dengan bangga.
"Makasih ya sayang..." Alea bangkit dari atas ranjang kemudian melangkah menuju kamar mandi.
TOK
TOK
TOK
Pintu kamar terketuk dari luar, Bambang bergegas mencari celana boxernya untuk segera dipakai. Setelah memakai celana pendek dan kaos oblong, Bambang melangkah menuju pintu. Dahinya langsung mengkerut saat mendapati Hanin sudah ada di depan dengan mengenakan pakaian layaknya seorang asisten rumah tangga di film-film Holywood.
"Hanin???" Pekik Bambang tak percaya menyaksikan mantan rekan kerjanya di divisi legal dulu kini berdiri di hadapannya dengan tertunduk segan.
"Ma-Maaf Tuan, di bawah sudah ada tamu yang menunggu." Ujar Hanin lirih, wanita itu nampak tak berani menatap wajah Bambang.
"Heh? Tuan? Maksudmu apa Nin? Hei, ini Aku, Bambang!!" Hanin kini yang mengrenyitkan dahi, bingung setelah mendengar ucapan dari Bambang.
"Ada apa sayang?" Dari belakang Alea muncul setelah membersihkan tubuhnya di kamar mandi.
"Ini loh, ada Hanin di sini."
"Ohh, terus?" Reaksi wajah datar Alea saat bertemu muka dengan Hanin makin menguatkan kecurigaan Bambang. Ada apa sebenarnya ini?
"Loh, kok terus? Ini kan Hanin, tem.."
"Kamu sudah bersihkan dapur?" Potong Alea sambil melirik tajam wajah Hanin, wanita itu masih tertunduk.
"Sudah Nyonya." Jawab Hanin, Bambang makin terkejut setelah mendengar jawaban itu terlontar begitu saja dari bibir Hanin.
"Ya sudah, Kamu balik ke belakang aja sekarang." Perintah Alea sekali lagi.
"Baik Nyonya, permisi Tuan..." Hanin melangkah pergi meninggalkan Bambang yang masih berdiri termangu di depan pintu kamar.
"Kamu kenapa sih yang? Lihat pembantu sendiri kok kayak liat setan?" Tanya Alea.
"Pembantu? Maksudmu Hanin pembantu di rumah kita?" Pekik Bambang tak percaya.
"Tau ah yang! Aneh banget deh!" Alea langsung pergi kembali ke dalam kamar.
Bambang menggaruk-garuk kepalanya sendiri, masih tak percaya dengan kenyataan yang dihadapinya saat ini. Hanin, mantan rekan kerjanya sekaligus orang yang sering membully nya di kantor kini justru jadi pembantu. Tak mau terlalu larut dalam kebingungan, Bambang bergegas turun ke lantai satu rumahnya.
Sepanjang perjalanan menuju ruang tamu, pria itu masih takjub dengan kemegahan interior rumahnya sendiri, beberapa lukisan mahal terpajang di dinding, tapi ada satu pemandangan yang membuat langkah kakinya terhenti bebeberapa saat. Tepat di samping anak tangga paling atas terpajang pigura besar dengan list kayu berwarna emas, sebuah foto dirinya bersama dua ekor harimau Sumatera terpampang dengan sangat jelas.
Keterkejutan Bambang tak berhenti sampai di situ, saat dirinya menuruni anak tangga dua orang yang wajahnya sangat familiar terlihat duduk di atas sofa mewah ruang tamu. Andrew dan Jacob! Keduanya langsung berdiri sambil tersenyum ramah saat melihat Bambang berjalan menuruni anak tangga.
"Selamat malam Bos!" Sapa Andrew dan Jacob nyaris bersamaan.
"Oh..I-Iya.." Bambang masih tampak kaku menghadapi dua orang rekan kerjanya di kantor tersebut. Tapi Bambang berusaha untuk tetap tenang, bagaimanapun dia mulai terlatih setelah menghadapi kenyataan jika salah satu pembully nya di kantor kini justru jadi pembantunya.
"Kami datang ke sini untuk memberi laporan tentang progress kerjasama dengan kelompok Vietnam." Ucap Andrew membuka percakapan.
"Mereka setuju dengan harga yang kita tawarkan Bos!" Sahut Jacob dengan wajah antusias. Bambang masih mencoba menerka arah pembicaraan kedua orang temannya itu.
"Oke..." Bambang menyahut singkat, masih belum mengerti kerjasama apa yang sedang dibicarakan oleh Jacob dan Andrew.
"Jadi gimana Bos? Apa tetap lanjut?" Tanya Jacob.
"Saran Saya ambil saja kesepakatan ini Bos, kesempatan emas nggak akan datang dua kali. Ini sudah saatnya kartel kita menguasai pasar Asia Tenggara." Andrew ikut menanggapi.
"Heh? Kartel? Maksud kalian apa?" Bambang mulai panik. Sementara Jacob dan Andrew saling pandang, heran dengan sikap Bambang yang tak seperti biasanya.
"Bos sedang sakit?"
"Capek mungkin ya Bos?"
"Wait! Jawab dulu pertanyaanku, maksud kalian dengan kartel itu apa?" Tanya Bambang sekali lagi.
"Kartel kita Bos, narkoba..." Jawab Jacob dengan memelankan nada bicaranya.
"Aduuhhh Gustiiiiii!!!!!"
Bambang sampai menampar jidatnya sendiri tak percaya dengan peran barunya sebagai bagian dari sebuah kartel narkoba. Bahkan Jacob dan Andrew memanggilnya dengan sebutan "Bos". Jin cewek ternyata mengartikan permohonan kaya serta berkuasa dari Bambang dengan jalan sesat lainnya, menjadikan pria itu sebagai pemimpin sebuah kartel narkoba.
7275Please respect copyright.PENANAM8903JhBsG
BERSAMBUNG
ns 15.158.61.5da2