Suatu ketika di hari sabtu siang, seperti biasa istriku, Yola sedang membersihkan rumah di pagi hari. Saat itu waktu menunjukkan pukul 05.00 pagi. Istriku bangun pagi sekali di hari itu. Akupun terbangun karena memang aku tidak betah jika istriku tidak berada di sampingku terutama saat matahari mulai terlihat. Ketika istri saya terbangun seperti biasa kami tidak mengenakan pakaian apapun ketika tidur. Istri saya beranjak ke lemari dan mengambil daster miliknya lalu tanpa mengenakan daster tersebut ia langsung beranjak keluar kamar. Saya pun terbangun seketika Yola keluar kamar. Saya mendengar istri sedang berada di halaman belakang. Seperti yang sudah pernah saya ceriterakan bahwa kamar mandi kami berada di seberang jendela kamar tidur kami. Saya melihat mencuci muka dan menggosok gigi di kamar mandi dengan telanjang bulat. Dasternya digantung di samping kamar mandi tersebut. Setelah selesai kumur-kumur dan gosok gigi. Istri saya lupa untuk mengambil handuknya karena mungkin sedang dijemur. Lalu ia beranjak ke arah jemuran. Posisi jemuran ini agak ke depan rumah, jika saja ada orang yang lewat di pagar rumah kami maka dapat melihat jemuran kami berada di sisi kanan dari rumah kami. Akan tetapi, dari posisi saya tidak dapat terlihat jelas istri saya yang berada di jemuran itu. Saya melihat istri saya lama sekali tidak kembali ke arah halaman belakang ada apa? sayapun mengambil sarung dan beranjak keluar kamar untuk mengecek keberadaan istri saya. Sangat terkaget-kaget saya melihat istri saya hanya mengenakan handuk yang sangat tidak layak untuk menutupi seluruh tubhnya. Dada 34C milik istriku seperti ingin mencuat keluar dijepit oleh handuk tersebut. Sedangkan bagian bawah istriku akan mudah terlihat oleh siapa saja yang berdiri di dekatnya atau menunduk sedikit saja. Saya melihat istri saya sedang berdiri di dekat pagar dan bercakap-cakap dengan seseorang. Orang itu ternyata adalah Pak Bayu. Jika kalian sudah membaca part sebelumnya. Pak Bayu adalah salah seorang penjaga ronda malam bersama Pak Mamat. Kepribadian Pak Bayu kurang sopan seperti Pak Yono. Iya juga mata keranjang seperti Pak Yono sering sekali menggoda wanita baik tua maupun muda, baik istri maupun single. Pak Bayu memiliki tubuh seperti saya tidak terlalu gendut ataupun kurus. Tetapi Pak Bayu memiliki tangan yang cukup kekar menurut saya. Dia berkulit lebih hitam dari Pak Risman, ciri khas warna kulit jawa yang cukup hitam menurut saya. Sedangkan saya dan istri saya tidak memiliki kulit sehitam itu. Saat itu saya melihat istri saya bersandar di Pagar rumah kami sambil berbincang-bincang dengan Pak Bayu. Entah sudah berapa lama mereka berbincang karena saya baru saja keluar. Lalu, saya mencoba mengintip dan mencari posisi yang agak pas untuk mendengar pembicaraan mereka. Saat itu waktu menunjukkan pukul 05.15, langit masih sangat gelap. Sepertinya Pak Bayu sedang ronda menjaga lingkungan.
Akhirnya saya mendapat posisi yang cukup baik untuk mendengar percakapan mereka. Posisi itu adalah di samping rumah sebelah kiri (jika anda ingat kejadian part 3, tentang istriku digumuli oleh Pak Yono dan Pak Risman, di tempat itulah saya mengintip.). Saat itu, yang saya dengar adalah kata-kata istri saya, “ahhh ya ga lah Pak… masa pagi-pagi sih.” Saya belum mengerti apa arti pembicaraan itu. Lalu, Pak Bayu berkata, “lalu, mengapa dik Yola kok tumben pagi-pagi lagi menjemur pakaian? Biasanya saya ronda ga pernah lihat dik Yola menjemur pakaian, kalau saya tahu dik Yola pagi-pagi menjemur pakaian, mah saya sudah pasti mampir ke sini terus.” Istriku sambil cekikikan berkata, “ah ga kok Pak tadi saya habis cuci muka aja kok terus lupa bawa handuk jadi saya ambil handuk di jemuran. Saya mana tahu kalau Pak Bayu sedang menjaga di depan.” Lalu, Pak Bayu sambil tertawa-tawa menjawab, “loh cuci muka atau mandi sih? kok tidak memakai pakaian apapun?” Istriku sedikit terbata-bata menjawab, “eh… anu… Pak iya… saya…” Tiba-tiba Pak Bayu menimpali, “hayo…. abis dikasih jatah sama Mas Naryo yahhh… enak dong pagi-pagi udah dapet jatah. Kalau saya punya istri secantik dik Yola juga pasti tiap pagi saya genjot hehe…” Istriku sambil bernada sebal malah menjawab, “eh bukan Pak! Mas Naryo mah boro-boro deh pagi-pagi jatah, jam segini masih ngorok palingan.” Lalu, Pak Bayu mengkerutkan dahi sambil bertanya lagi, “loh? bangunin aja dong masa punya istri secantik ini disia-siakan? Kalau ga mau bangun bangunin aja bagian tertentu dik hehe…” Istriku sambil bernada manja menjawab, “ihhh… bangunin apa tuhhhh Pak… pagi-pagi hayoo omongannya…” Pak Bayu seperti mendapat lampu hijau menjadi semakin berpikir kotor, ditambah lagi istriku yang hanya berbalut handuk berkata, “yah abis… Pagi-pagi saya sudah melihat dik Yola telanjang gimana ga pusing yah? Masa mas naryo ga bangun kalau lihat dik Yola seperti ini?” Saya melihat Pak Bayu sambil berkata seperti itu dia mengarahkan tangannya ke arah celananya seperti membetulkan celana dalamnya. Mungkin senjatanya sudah mengeras. Saya sendiri spontan, senjata saya sudah keras di balik sarung milik saya. Istriku seperti tertawa girang sekali sambil menutupi mulutnya melihat kejadian itu. Lalu, Pak Bayu berkata lagi, “loh!? kok malah ketawa sih senang yang menyiksa ‘adik kecil saya’ di dalam sini?” Sambil menunjuk ke arah selangkangannya sendiri. Istriku malah semakin tertawa tertahan dengan mulutnya, “ngik…ngikik…. hihi…. ngikk…. hihi…. abis… abissss Pak Bayu lucu hihi…. dik Yola kan ga ngapa-ngapai Pak, si adik yang ber-‘unjuk rasa’ sendiri kok yeee….” Pak Bayu tersenyum girang berkata, “Yah dik Yola, adik siapa yang ga ber-unjuk rasa melihat dik Yola sih?” Istriku tertawa cekikikan lagi, sambil berusaha berkata-kata, “ngikik….hihi… Adiknya Mas Nar dong!” Pak Bayu bertampang sok prihatin berkata, “ha!? masa sih mas nar ga bereaksi melihat dik Yola seperti ini?” Istrku berkata lagi, “ihh… tanya aja kalau ga percaya mau telanjang jg udah ga membesar lagi tuh itunya. Apalagi cuma begini Pak…. boro-boro dehhh dilihat juga gak.” Pak Bayu dengan bahagia menjawab, “wahh sayang yah punya istri seksi gini di sia-sia in. Saya mah tadi kalau melihat dik Yola lebih lama lagi bisa banjir ga karuan deh.” Istriku tertawa semakin cekikikan sambil berkata, “banjirrr? ujan kali!” Pak Bayu terus berusaha menggoda istri saya yang berdiri di pagar hanya mengenakan handuk saja, “ehh, beneran loh dik. Kamu sih pagi-pagi udah bikin pusing aja.” Istriku menjawab sambil tetap tertawa,”yah maaf deh Pak, saya kan ga lihat ada Pak Bayu di situ. Lagian, matanya ganjen uda tau[ ada cewe telanjang udah lari aja. ini malah di panggil! huh!” Pak Bayu semakin bahagia berkata, “yah… namanya juga rezeki masa dilewatin toh! emang dik Yola ga takut diperkosa pagi-pagi seperti itu? Daerah sini kan banyak malingnya dik.” Istriku menjawab, “ah siapa yang mau sih sama yola, udah gak seperti waktu muda dulu masih sekel. Lagian kalau sampai diperkosa Pak Bayu yang dijitak masa uda jaga ronda masih ada maling hayo!” Saat itu waktu menunjukkan pukul 05.30, keadaan masih sangat sepi. Pak Bayu terlihat masih berusaha mrnggoda istri saya, “Mas Nar sekarang masih bobo dik?” Istriku menjawab, “iya Pak kenapa? ada perlu? saya bangunin kalau ada perlu? mau masuk dulu?” Pak Bayu berkata,”boleh saja.”
Lalu, istriku mengambil kunci dan membuka Pagar mempersilahkan Pak Bayu duduk di teras, “bapak mau minum apa? saya bangunin mas naryo dulu yah.” Saya pun bersiap-siap lari ke dalam tetapi malah pak bayu berkata, “ehh jangan… saya perlunya cuma sama dik Yola kok. hehe…” Istriku bingung saya juga bingung, “anu dik… boleh ga aku liat kamu lagi kayak tadi waktu jemur?” Lalu, senjata saya sekejap mendadak keras, istriku menjawab, “ya ampun mas aneh-aneh aja ya ga bolehhhh lahhh!!! Kalau mas Naryo bangun bisa gawat!” Pak Bayu memelas, “aduh dik sebentarr saja! yah… dulu kan dik Yola juga pernah telanjang di depan kita-kita masa lupa. jadi apa salahnya sekali lagi kan?” Istriku berusaha mengelak, “ga ah mas… saya buatin kopi dulu yah” Sambil beranjak ke dalam rumah sayapun berusaha berpindah posisi mengintip ke arah dapur. Saya melihat di dapur istri saya membuat kopi, seselesainya kopi itu, ia membuka handuknya dan membalutkannya lagi ke tubuhnya saya tidak begitu mengerti apakah ia membetukkan handuknya saja atau apa. Lalu, sambil membawa kopi, istriku berjalan keluar sambil berjongkok dan meletakkan kopi… terlepaslah sudah handuk itu dari tubuhnya sreetttt…. jatuh ke tanah. Pak Bayu terbelalak matanya, dengan spontan saya mengocok senjata saya. Saya langsung berpikir apakah tadi di dapur tadi ia mengendurkan handuknya? ataukah hanya kebetulan? saya tidak mengerti lagi. Lalu, istriku meletakkan kopi sambil berkata, “ehhh maafff Pak.” Pak Bayu yang terpana ke arah dada istriku tidak melepaskan pandangannya sedikitpun ia berkata, “Wowww!! Indahnya dik tubuhmu.” Lalu istriku sambil masih berjongkok berusaha menutupi dadanya dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya berusaha menggapai handuk dibelakangnya tetapi sepertinya terinjak oleh kaki kirinya, ia berusaha menarik handuk tersebut sambil melihat ke arah Pak Bayu dengan sedikit sebal karena pandangan Pak Bayu yang menusuk ke arah tubuh telanjangnya yang tak kunjung berhenti. Ketika berusaha menggapai dan menarik handuknya itu, istri saya malah terjatuh terjuntai di lantai. Dengan bertopsng pada kedua sikunya serta paha kanan di angkat menahan untuk berpijak, ia kesakitan. Posisi ini seperti pose seorang foto model porno saja menurut “teman saya raka”. Sekiranya itu, Pak Bayu membantu mengangkat tubuh telanjang istri saya dengan kedua tangannya di bawanya ke ruang tengah sambil berpura-pura prihatin atas apa yang telah terjadi. Pak Bayu berkata, “kamu gak apa-apa dik?” Istriku mengaduh sambil melihat siku tangannya yang kesakitan, “aduhhh… i…iya gpp Pak…” Pak Bayu terdiam cukup lama mengamati tubuh telanjang istriku. Istriku berkata kepada Pak Bayu, “ih udah ah jgn dilihatin terus dongg! nyebelin…” Pak Bayu berkata sambil tertawa, “hehe.. maaf dik abis kapan lagi bisa lihat kamu begini.” Istriku menggerutu lagi, “Pak… tolong handuk saya dong… nanti Mas Nar keburu bangun.” Saya sangat terbawa suasana di sini mengocok dengan cukup cepat. Lalu, saya melihat Pak Bayu beranjak mundur sambil terus mengamati tubuh telanjang istriku ke arah depan, ia mengambil handuk di depan dan menghirup aroma istriku yang tertempel di handuk itu. Aku merasa bapak ini sangat aneh melakukan bisa hal seperti itu, karena menurut saya bau istri saya biasa saja kalau pagi-pagi tidak wangi. Lalu, Pak Bayu sambil terus menghisap aroma dari handuk itu ia mengeluarkan senjatanya dari celananya. Dan mengocoknya secara perlahan, sambil terus menghirup aroma istri saya dari handuk itu ia menutup mukanya dengan handuk itu.
Mata saya tertuju kepada istri saya yang ternyata ia berjalan ke arah teras mencari pak bayu yang terkaget-kaget ia melihat senjata pak bayu hitam kecoklatan dan besar. Istri saya betul-betul terpana melihat aksi Pak Bayu yang tidak ia duga-duga ini. Ia sangat terharu kagum senang terpancar dari wajahnya. Wajah istri sayapun terlihat memerah padam karena malu. Namun sepertinya karena Pak Bayu sengaja menutupi mukanya dengan handuk istriku, Pak Bayu tidak menyadari bahwa istriku berada di sebelahnya. Saya berpikir istri akan menegur atau meninggalkan Pak Bayu tetapi yang tidak di sangka-sangka, istri malah mengambil posisi mengintip sambil memegangi dadanya sendiri. Memilin dadanya sendiri, memejamkan mata dan melihat lagi ke arah senjata Pak Bayu yang masih dikocok terus oleh Pak Bayu. Waktu menunjukkan pukul 06.00, jalanan sudah mulai agak terang. Istri saya terus memilin dadanya sambil terus mengawasi Pak Bayu takut Pak Bayu sadar. Tak lama setelah itu istri saya mengangkat satu kakinya ke atas kursi di dekat dia mengintip dan memasukkan jarinya ke arah selangkangannya. Sambil berusaha menahan nikmat istriku menggigit jari bawahnya. Lalu, dengan terus berusaha menggapai orgasme baik istriku maupun pak bayu mempercepat kocokan mereka masing-masing. Istriku benar-benar dilanda nafsu, ia memilin dan menarik putingnya semakin cepat dan keras. Istriku memejamkan matanya mendongak ke atas sambil sedikit melenguh tertahan, “uhhhh…..” Lalu, istriku kaget dengan lenguhannya sendiri dan menghentikan perbuatannya itu semua sambil melihat tajam ke arah sekitar dan pak bayu. Takut-takut pak bayu mendengar lenguhan barusan. Setelah merasa aman, istriku malah berjalan ke kursi sebelah pak bayu, ia memilin putingnya sendiri secara perlahan sambil melihat keadaan sekitar dan ia hampir saja melihat saya yang sedang mengintip dari samping rumah. Kocokan sayapun terhenti dan berusaha mengumpet sambil menenangkan diri bahwa saya tidak ketahuan. Dan, sepertinya memang tidak ketahuan karena saya melihat istri saya mencoba maju lebih dekat lagi ke arah pak bayu sambil terus meremas dadanya sesekali istri saya berlari ke arah dalam ketika ia melihat pak bayu ingin bergerak. Sepertinya istri saya memang benar-benar dilanda nafsu walaupun mungkin ia sangat ingin bersetubuh dengan pak bayu tetapi sepertinya ia masih terus berusaha menjaga harga dirinya dengan hanya memuaskan dirinya sendiri di samping pak bayu. Namun, sampai kini belum ada tanda tanda pak bayu maupun istriku akan orgasm. Pak bayu melenguh, “oh yolaa… aku inginnn…” Istriku mendengar itu, ia langsung buru-buru lari ke dalam ngumpet takut pak bayu sadar, tetapi ternyata pak bayu memang masih di samudra nafsu jadi tidak perduli dengan keadaan sekitar. Namun kulihat di tangan istriku mengkilat-kilat sepertinya istriku juga sudah basah tidak karuan. Istriku mencoba mennyolokkan jarinya ke arah selangkangannya sambil terus memilin dan meremas dadanya sendiri. Bulu-bulu kemaluan istriku terlihat basah karena cairan cintanya, sedikit berwarna mengkilap. Lalu, istriku di ambang nafsu lagi, ia kelihat ke arah kemaluan pak bayu yang hitam kecoklatan serta keras seprti kayu dengan sayu, terlihag pandangan memelas ala yola ingin dimasukkan dan dipuaskan oleh senjata itu. Tetapi istriku mengurungkan nafsunya. Lalu saya melihat istri saya juga sudah dilanda nafsu membara dengan memejamkan matanya terus menengadah ke atas sambil melenguh yang tak tertahan lagi, “uuuhhh….. ssshhhh….” Sambil terus memejamkan mata dan mempercepat kocokan tangannya.
Ternyata lenguhan istriku kali ini terlalu keras!!! Pak Bayu tersadar ia membuka handuknya dan menengok ke belakang melihat bidadari cantik sedang mengobok-ngobok kemaluannya sendiri. Mata Pak Bayu benar-benar terbelalak tidak ingin mengedipkan mata lagi. Iya benar-benar terpana melihat istri saya seperti itu. Namun pak bayu dengan sigap berjongkok di bawah selangkangan istri saya dan berusaha menjilatnya. Namun, yang tak kuduga-duga adalah tangan istri saya yang penuh cairan cinta itu malah menggapai rambut pak bayu dan menekannya lebih dalam ke arah selangkangannya sambil mendesah, “masss……” Pak Bayu masih asik dibawah istri saya menjilat dan mencolokkan lidahnya. Lalu Pak Bayu mulai mengangkat tangannya dan berusaha menggapai dada istri saya tetapi karena posisinya di bawah ia tidak melihat posisi dada tepatnya di mana. Malah ia menggapai perut istri saya, namun istri saya menangkap tangan pak bayu dan mengarahkannya ke dada kirinya. Mengizinkan pak bayu meremas dan memilinnya lebih leluasa. Istriku sambil mendorong terus wajah pak bayu ke arah selangkangannya ia menjilat tangan kanannya sendiri menhisap-hisap jarinya yang tadi penuh cairan cinta ia yang sudah agak kering. Lalu memberikan jarinya yang basah karena air liurnya itu ke arah lidah pak bayu yang sibuk menjilati vagina istri saya. Ini benar-benar sensasi baru yang saya lihat selama ini istri saya tidak pernah seperti itu terhadap saya. Lalu, ia melakukannya lagi mencolokkan jari nya ke vaginanya sendiri, menjilat cairannya itu di bibir seksinya, dan memberikannya lagi kepada pak bayu untuk dijilatnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang cukup lama dan terlihat sangat menyenangkan bagi pak bayu. Saya sendiri tidak tahan melihat hal baru ini, dan sayapun mencapai ejakulasi pertama saya. Ohh… nikmat sekalii…. Darahku benar-benar brdesir kencang menyaksikan istriku semakin liar. Malah aku merasa sangat bangga melihat hal ini. Entah aku gila atau tidak tetapi ini benar-benar ejakulasi yang hebat menurut saya. Lalu, istriku pun nampak segera mengalami orgasmnya. Pak Bayu semakin ditekan kuat ke arah selangkangannya. Jari-jari istriku mulai memilin dada kanannya sendiri. “ohhhhh….. massssss……. keluarrrrrrrrrr…….”, istriku melenguh panjang dan keras sekali. Sepertinya ia tidak perduli lagi apakah saya akan terbangun. Nampak istriku seperti ingin terjatuh lemas tetapi ia bertumpu pada kedua bahu pak bayu sambil terengah-engah, “hehhh… hehhhh…. ufhhhh….” Sambil mata dan kepalanya ditundukkan ke arah kanan ia malu melihat mata pak bayu karena mukanya merah padam. Namun pak bayu berdiri memalingkan wajah istri saya ke arah wajahnya memandangnya dengan penuh arti tanpa berkata apapun.
Cukup lama mereka berpandangan. Lalu, pak bayu mulai mencium istri saya mengulum mulutnya menhisap lidahnya. Mereka berpangutan seperti sepasang kekasih dengan senjata pak bayu mengatung keras sedangkan istri sudah telanjang bulat berpeluh keringat. Istri saya mengalungkan tangannya ke bahu pak bayu mereka berpangutan. Sepertinya istri saya sudah tidak sabar lagi, istri saya menarik dan menuntun pak bayu untuk merebahkan istri saya di kursi panjang di ruang tamu itu. Lalu, ketika istri saya sudah terbaring pasrah di atas kursi kayu itu. Pak Bayu melepaskan lingkaran tangan istri saya dan memelorotkan celana panjang serta celana dalamnya sendiri di depan istri saya. Namun, istri saya yang benar-benar di lautan nafsu membara tidak dapat tinggal diam saja menunggu Pak Bayu melepaskan seluruh pakaiannya. Istri saya menghisap sendiri jemari tangannya yang kecil itu, dan memasukkan jarinya kembali ke arah vaginanya sambil memasahi pinggiran vaginanya dengan air liurnya. Sedangkan tangan kirinya, meremas dan memilin payudaranya sendiri sambil menggeliat-geliat dan melenguh, “sshhh… sshhh…” Mata istri saya menatap sayu ke arah Pak Bayu serta senjata Pak Bayu yang terlihat sangat keras dan besar seperti balok kayu hitam. Kini terlihatlah dua insan yang ingin menggarap lautan birahi telanjang bulat bersama di ruang tamu. Pak Bayu tersenyum penuh kemenangan melihat istri saya dalam posisi seperti itu. Pak Bayu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia memposisikan dirinya di tengah-tengah selangkangan istri saya. Ketika Pak Bayu menaiki kursi kayu tersebut, kursi kayu itu berbunyi keras seperti mengereyot (jika kalian tahu kursi kayu yang terbuat dari bambu). Tetapi, nampaknya mereka berdua sudah tidak perduli lagi suara apa yang akan ditimbulkan di atas kursi cinta tersebut. Dengan perlahan namun pasti, karena liang kewanitaan istri saya sudah basah sekali bercampur antara peluh keringat, cairan cinta, air liur pak bayu serta air liur yola sendiri. Dengan mudah, istri saya menggenggam senjata Pak Bayu dan mengarahkannya ke selangkangannya sendiri. Bless… Tanpa kesulitan sepertinya senjata itu sudah masuk seluruhnya, dan bersamaan dengan itu istri saya terpekik kaget dan menengadahkan kepalanya ke atas sambil berteriak kecil, “aahhwwwww…. oougghhh…. gee… aaa… matt…” Seperti itu kira-kira yang aku dengar dari racauan istriku. Pak Bayu nampak tersenyum bahagia sepanjang persetubuhan ini, bagaimana tidak, istriku sang bidadari desa ini, wanita yang dikagumi di desa ini, wanita periang yang memiliki banyak teman serta penggemar, berada di bawah sejatanya, sedang berusaha meraih kenikmatan dari senjatanya, dan sepertinya Pak Bayu merasa menang sekali karena istri saya memuji ‘kegagahan senjatanya’. “Paaaakkkkk… Baaa… yuuuu… sshhh… see..saakkk… oughhh gi… laaa…”, begitu sekiranya racauan istriku pada saat itu. Pak Bayu tertawa dan mengatakan, “dik Yola, kamu wanita idamanku sejak dulu. Aku tidak menyangka bisa mendapatkanmu seperti ini. Izinkan aku memuaskan kamu selama suami mu tidak mampu memuaskanmu.” Istriku menatap sayu kepada Pak Bayu dan mengangguk kecil sebagai tanda setuju atas perkataan Pak Bayu. Aku, sebagai suami, hancur hatinya cemburu sudah sangat membara. Ingin sekali aku membunuh Pak Bayu dan menampar istriku. Tetapi, memang nafsu manusia tidak dapat dibohongi, senjataku sudah kembali membesar lagi dan siap untuk onani di ronde berikutnya. Akupun memutuskan untuk mendekat ke arah mereka, agar dapat lebih jelas mendengarkan istriku yang sedang digumuli oleh Pak Bayu, lelaki yang tidak tahu diri menggoda istri orang dan memanfaatkan kelemahan seksual suaminya.
Saat itu, ramai sekali suara yang ditimbulkan oleh kursi kayu bambu panjang itu, “ngekkk… ngekkk… ngekkk… duk… duk…” Terdengar sangat keras sekali ke seluruh rumah. Saya tidak tahu apakah mereka menyadarinya bahwa suara itu dapat saja membangunkan aku yang sedang tidur. Ditambah lagi racauan istriku, “ohhh… ssshhh… ehmmm…. yahhh… yahh… masss…. terusssss….”. Racauan itu terdengar semakin keras, karena Pak Bayu sepertinya mempercepat irama sodokan senjatanya. “gii… laaa…. masss…. oooogghhh… aku… akuuuu… puasskannn…” terdengar bersamaan dengan suara kursi bambu itu, “ngekkk… duk… ngeekkk… dukk… ngekkk… ngekk…” Yang semakin keras saya yakin sekali suara seperti ini sudah pasti dapat membangunkan saya jika saya benar-benar dalam keadaan tertidur. Namun, mereka nampak sangat tidak perduli dengan suara-suara yang mereka timbulkan itu. Mereka semakin mempercepat irama permainan mereka, semakin intens istriku meracau. Pak Bayu bertanya pertama kalinya kepada istri saya, “dik…. di manaaa… keluarrr…” Istriku masih meracau keenakan sambil terus memilin dan menarik puting susunya sendiri. Sekali lagi, Pak Bayu bertanya berusaha menyadarkan istri saya karena sepertinya ia akan mencapai klimaksnya, “dik Yolaaa… ohh… aku… keluarr.. di … mana??” Istriku tersadar dan berusaha menjawab, “sshhh… di… luu… arrr… a…ku… su…. burr… ohhh massss enakkkk sekaliiiii….” Tetapi kata-kata dan perbuatan sangatlah bertolak belakang, karena saya melihat ketika pak bayu sudah mendekati klimaksnya iya mencoba mencabut senjatanya dari istri saya namun, tak diduga-duga, kaki istri saya yang melingkari badan pak bayu menekan dan menahan pak bayu. Karena mungkin istri saya juga akan segera keluar jika dicabut akan sangat tanggung. Maka, karena pak bayu tidak terbendung lagi, tumpah lah sudah lahar panas itu di dalam rahim istriku. Dan, istrikupun melenguh keras sekali sambil menekan pantat pak bayu untuk dihujam lebih dalam lagi bagaikan istri yang mengharapkan untuk dihamili, “ooouuugggghhhhhh…. ngeeeekkkk….. ngehhhhh…. sssssshhhhh….” Pak Bayu pun meracau, “OHHH…. MANTAPPP!” Lalu, tubuh pak bayu menindih tubuh istri saya yang penuh keringat, keringat mereka bersatu di dada mereka, cairan cinta mereka bersatu di dalam rahim istriku. Tubuh mereka bertumpuk dengan warna kulit yang kontras sekali perbedaannya, istriku sawo matang lebih cerah ke arah putih terawat, sedangkan pak bayu berwarna hitam kecoklatan. Saat melihat mereka seperti itu aku benar-benar sangat bernafsu dan langsung mencapai ejakulasiku yang kedua kalinya. Ohhh… gilaaaa… nikmat sekali pemandangan ini. Istriku yang periang dan cantik itu, memiliki tubuh yang cukup menarik, sedang ditiban oleh lelaki yang bukan suaminya, berwarna kulit yang cukup ekstrim yakni hitam kecoklatan. Terlebih lagi, senjata pak bayu yang cukup besar berwarna coklat kehitaman melebihi milik saya dan pak risman. Tidak heran kalau istri saya benar-benar terkulai lemas karena ia mencapai dua kali orgasm pagi ini.
Saat ini, waktu menunjukkan pukul 08.30 PAGI. Berarti sudah hampir 2.5 jam istriku digauli oleh pak bayu. Setelah saya ejakulasi dan membersihkan tangan saya dengan sarung saya. Saya mengintip lagi keberadaan mereka, tetapi yang saya lihat adalah mereka masih dalam posisi seperti itu bertumpukan dengan kemaluan masih bersenggama dan berpelukan tidak bergerak sama sekali. Apakah mereka tertidur?!? yang benar saja??? Namun hingga kini waktu menunjukkan pukul 09.00 tidak ada tanda-tanda pergerakan dari mereka. Namun, saya melihat pak bayu bergeser tidur di sebelah istri saya sambil terus memeluk istri saya, yang ternyata ISTRI SAYA BENAR-BENAR TERTIDUR LEMAS! Saya tidak dapat keluar kamar hingga kini. Saya benar-benar tidak betah dengan keadaan ini. Saya berusaha untuk bersabar menunggu. Sayapun tertidur sejenak di ranjang. Sekiranya saya terbangun karena ada suara pintu kamar saya dibuka, saya melirik dan ternyata itu adalah pak bayu masih dalam keadaan telanjang bulat. Setelah memastikan bahwa saya masih tidur. Waktu menunjukkan pukul 12.00 SIANG. Wah saya ketidurannn!!! Sayapun cepat-cepat mengambil posisi mengintip untuk mencari istri saya di ruang tamu. Dan ternyata, tak diduga duga saya melihat istri saya masih tidur pulas. Pak Bayu mengamati istri saya yang masih tertidur pulas itu. Ia memandanginya terus sambil menyalakan sebatang rokok. Sekiranya pukul 12.45 istriku terbangun dan tersentak kaget setelah melihat jam. Istriku melihat ke arah pak bayu yang masih telanjang bulat berkata, “mas naryo?” Pak Bayu sambil menghisap rokok tersenyum dan berkata, “tidak apa-apa.” Entah apa yang ditangkap oleh istri saya, namun istri saya berusaha bangkit berdiri sambil mengucek-ngucek matanya. Istri saya berjalan ke arah kamar saya mengintip namun, ditarik oleh pak bayu dan ditunggingkan di depan kamar sekiranya 2 meter jauhnya dari pintu kamar. Dengan bertumpupada televisi yang ada di ruang tengah, istri saya menungging sambil berkata, “eeehhhh….. mass” Lalu tiba-tiba senjata pak bayu digesek-gesekkan di vagina istri saya itu. Istri saya merasa keenakan lagi, “duhhh….” Lalu terlihat tangan istri saya ingin menggapai pintu kamar sayapun buru-buru lari untuk tidur di ranjang. Sambil sedikit membuka mata saya melihat pintu kamar dibuka, dan terlihatlah istri saya sedang menungging dan pak bayu di belakangnya sedang menyodok-nyodok rahim istri saya. Namun sepertinya gagang pintu itu berjalan terlalu jauh sehingga istri saya sulit menggapai gagang itu untuk menutupnya lagi. Namun, sodokan pak bayu semakin cepat, istriku melenguh kecil sekali, “uggghhhh….” Karena takut saya terbangun. Lalu, tangan istri saya terlihat memilin putingnya sendiri meremasnya menariknya oghh sial senjata saya membesar di balik sarung wah bisa gawat ini. Namun, pak bayu menyadari bahwa senjata saya membesar ia berbisik agak kencang kepada istri saya, “dik yola, lihat suamimu membesar, apa dia sedang mimpi istrinya disetubuhi sama orang lain yah? hahahaha” Istriku menengok ke belakang sambil melotot tanda sebal. Namun, nafsu istriku sudah mulai kembali ia mulai meracau, “oughhh…. ssshhhn… masss tutupin pintuuuu….”
Pak Bayu terlihat senang dan tidak ingin menutup pintu sama sekali. Istriku meracau lagi, “ohhhh yaaaaaa terusssss masss…… sssshhhh” Pak Bayu malah mencabut senjatanya, dan menggandeng istriku ke tepi ranjang di sisi kaki ku. Istriku diam saja walaupun terlihat sedikit menolak. Mungkin karena sudah tidak sabar ingin digagahi lagi oleh pak bayu istriku langsung saja menungging dengan tangan bertumpu di tepi ranjang di bawah kakiku. Sodokan demi sodokan diterima oleh istri saya dengan nikmat. Saya tidak dapat melihat jelas karena saya harus benar-benar berpura-pura tidur. Namun, yang tak kuduga-duga pak bayu mempercepat irama hujaman senjatanya. Istri sayapun bergoyang kencang sehingga ranjangku bergetar. Sepertinya istriku sadar bahwa ranjang itu bergetar ia melepaskan tangannya dari ranjang. Dan menggandeng pak bayu keluar kamar sambil menutupnya. Akupun bangun dan mencoba mengintip keberadaan mereka istriku menggandeng pak bayu ke dapur. Di situ ada meja yang terbuat dari tembok istriku mengangkang di situ. Tanpa menunggu lama pak bayu memasukkan senjatanya dan mencium bibir seksi istri saya. Mereka berpangutan, bertukar ludah, menghisap lidah. Istriku meracau “ohhhhhh massss….. lagi….lagi…..” Sekiranya waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 belum ada tanda-tanda dari pak bayu ingin menyudahi permainan ini. Istriku sepertinya sudah benar-benar dilanda nafsu. Ia menggeliat-geliat menerima sodokan pak bayu meracau tidak karuan. Istriku terlihat ingin mencapai klimaksnya tetapi, pak bayu mencabut lagi senjatanya. Istriku berteriak keras sekali, “MASSSSSHHHHH….. ayooo donggggg….. ahhh….!!” Pak Bayu malah berjalan meninggalkan istri saya, ia berjalan ke arah ruang tengah di situ ada kasur kecil untuk tidur-tiduran ketika nonton televisi. Pak Bayu berbaring di sana, tanpa menunggu untuk di suruh lagi istriku mengangkangi senjata pak bayu sambil berkata, “mass puasin yahhh….” Pak Bayu hanya tersenyum dan mengangguk. Istriku menuntun senjata pak bayu memasuki rahimnya lagi. Istriku tanpa berlama-lama lagi, ia menarik meremas dan memilin putingnya sendiri, sedangkan pak bayu hanya tersenyum melihat istri saya menjadi liar di atas kemaluannya. Namun, racauan istriku menjadi semakin keras, “ohhhh masss…. baaaa….yuuu…. akuuu….. haaa….usss….” Istriku langsung mencium mulut Pak Bayu, yang mungkin tadi berbau rokok istriku menciumnya mengulumnya meludahinya. Istriku bangkit lagi memejamkan matanya menengadah ke atas sambil meracau, “gi…laaaa…. mass… bayu…. pria…. terhebaattt…. ga….gah…i…. aku…. ohhh masss gagahi akuuuu… aku digagahi mas bayuuu…. mas naryooo mas bayuuuu….. gagahi… AKKUUUUUUU…..” Istriku berteriak sekeras-kerasnya. Dan terjuntai di atas tubuh pak bayu. Waktu menunjukkan pukul 15.00 sore.
Gila… kejadian ini sudah terjadi hampir 10 jam walau diselingi dengan istirahat cukup lama tadi. Akupun berusaha beronani lagi. Istriku benar-benar lupa siapa dirinya. Lalu, Istriku yang masih terkulai lemas itu dibaringkan oleh pak bayu ke lantai. Dan pak bayu mengambil posisi untuk menghujamkan senjatanya lagi. Istriku tidak dibiarkan istrirahat, pak bayu menggenjot istriku kembali. Nampak pandangan istriku kosong mungkin karena sudah terlalu capai tidak mampu berkata-kata lagi iya sudah mengalami 3-4 orgasm saya tidak tahu lagi. Pak bayu mengulum puting istri saya menyedot meremas dengan kasar puting istri saya. Istri saya hanya dapat menatap pasrah kepada mas bayu dan terkadang istri saya memandang ke arah kamar saya mengintip mungkin ada perasaan bersalah dalam dirinya. Sekiranya 30-45 menit kemudian pak bayu menggendong tubuh lemas istri saya ke meja dapur. Dilakukan lagi hal yang serupa seperti diruang tengah tadi. Istri saya benar-benar hanya diam saja diperlakukan seperti itu, sesekali ia memejamkan mata dan mendesis, “ssshhhh….” Tetapi sudah tidak ada racauan apapun lagi. Pak bayu mencium bibir istri saya meludahi mulut istri saya meremas dadanya meludahi dada istri saya yang bercampur keringat. Mengulum memilin meremas ohhn gila istri saya oh istri sayaaa benar benar berengsek kamu bayuuuuu…. sayapun keluar onani yang ketiga kalinya. Waktu menunjukkan pukul 16.30, dan untuk terakhir kalinya istri saya di angkat lagi oleh pak bayu, di bawanya ke ruang tamu depan di mana kursi bambu itu berada, disitu istri saya digenjot sekencang-kencangnya oleh bayu ditarik putingnya sekencang-kencangnya sehingga istri saya terpekik, “awwwww…. sakit” Pak Bayu diam saja melihat itu, lalu pak bayu malah menambah dengan menggigit bagian atas dada istri saya. Istri saya terpekik lagi, “aduhhhh…. mass…” Nampak, bagi bayu itu bukan sebuah penolakan lalu bayu mencoba menggigit lagi dada atas sisi satunya. Istri saya terpekik lagi, “Ahhhhhh…. ssshhh….” Sepertinya pak bayu berhasil membangkitkan libido istri saya dengan perlakuan kasar itu. Lalu, pak bayu semakin menjadi-jadi ia menarik kedua puting istri saya ke arah berlawanan dengan keras sekali. Istriku berteriak, “Masss sakitttt….” Sambil terdengar bunyi-bunyian kursi bambu berisik itu, istriku mendesah dan meracau, “hmphmmm masss …. enakkkk….” Sepertinya taktik baru pak bayu tengah berhasil membuat istriku bangkit libidonya. Lalu pak bayu memutar posisi istriku bertumpu pada kursi bambu itu, sambil memukul pantat istriku, “plakkk” istriku terpekik lagi, “awwwww…..” Pak bayu sambil menyodok senjatanya dari belakang pak bayu memukul sisi pantat sebelah kanan istriku dengan keras sekali, “PLAKKK!” Istriku berteriakkk, “sakittttt….” Namun, pak bayu tidak juga menghentikan aksinya, ia menampar lagi sisi yang satunya, “PLAKKK!” Istriku meracau, “ampuunnnn…. masss….. ssshhhh….” Lalu, lagi-lagi pak bayu melemparkan tamparannya, “plakkk…” Ternyata kali ini istriku meracau, “ahhhhh… lagiii….” Plakkkk…. “lagiiii…..” PLAkkkk…. “terussss….” PLAKKK!! terdengar semakin keras… “AHHH…. SAKIT!!! ENNAAKKK! MASS BAYUUUUUUU LAGIIIIIIIIII!!!” Istriku berteriak keras sekali hingga terdengar ke seluruh rumah bahkan mungkin jika ada orang di jalanan depan rumah akan mendengarnya. Lalu, pak bayu melanjutkan tamparannya ke sisi pantat satunya, “PLAKKK!!!” Istriku berteriak lagi, “GILAAA SAAKITTTT TAUUUU ENAKKKK…. MASSS BAYUUUUU HEBATTTTT!!” Plakkkk “AHHH” Plakkk “MAS BAYU!!! JAHAT!!” Plakkk “AHhHHH… AMPUN!!” Aku melihat mas bayu menggigit punggung istri saya dengan cukup kencang, “Awwwww…..” Plakkkk tamparan dilemparkan lagi, istri saya semakin berteriak, “MASSSSSSSSSSSSSSSS ENAKKKKKKKKKKKK…. SAKITTTT….” Plaakkkk…. “MAS NARYOOOOOO!! TOLOOONGGG ISTRIMU DISIKSAAAA… TAPI… TAPIII…. ENAAKKK MASSS….” Pak Bayu terlihat menghentikan aksi tamparan itu, tetapi istri saya malah berteriak, “LAGIII….!!!” Plaakkkkk…. “AAAHhHHH….” Plakkkkk “SAKITTTT….” Plaakkkkk “LAGI….” Plakkkk plakkk plakkkk plakkk plakkkkk berulang ulang dan sangat kasar dilakukan oleh mas bayu, istriku berteriak, “MAS BAYUUUU ….. AKU…. SUKAAAAA….. YOLAAAA…. YOOLAAAA PUASSSSSS…. YOLA KELUARRRRRR…… LAGIIII MASSSS LAGIIII….” Plaakkkk “KELUARRRR….” Nampak istriku mencapai orgasmenya lagi.
Dengan tubuh penuh merah-merah karena gigitan dan tamparan yang diterimanya. Ia sudah tidak mampu lagi berdiri. Istriku berbaring di atas kursi bambu sambil terengah-engah kelelahan, dan juga sedikit air mata keluar dari matanya karena saya rasa perbuatan tadi cukup menyakitkan. Saya tidak tahu lagi harus berkata apa. Yang saya tahu saya benci sekali dengan pak bayu hingga sekarang. Saat ini waktu menunjukkan pukul 17.30, langit terlihat sudah mulai gelap. Saya rasa kejadian hari ini sangat keterlaluan mereka berperilaku seolah-olah sepasang suami istri. Ketika pikiran saya yang sedang berkecamuk itu, saya melihat pak bayu mengocok kemaluannya sendiri dan mengarahkannya ke wajah istri saya yang masih terengah-engah dan terpejam. Sepertinya istri saya belum menyadari bahwa pak bayu belum mencapai kepuasannya. Istriku kaget sekali ketika melihat senjata pak bayu di arahkan ke wajahnya dan ternyata bersamaan dengan itu, ditembakkannya lahar panas itu ke arah wajah istriku. Anehnya istriku bukannya menghindar malah membuka mulutnya lebar-lebar. Sebagian besar masuk ke dalam mulut istriku, sebagian lainnya tercecer di wajah dan rambut istriku. Istriku mengambil sperma yang tercecer dengan jarinya dan menelannya. Seumur-umur aku jarang sekali melihat istri saya menelan sperma dengan lahap seperti ini. Namun, belum sempat bersih semua sperma itu, tiba-tiba kami semua dikagetkan oleh sekitar 3 orang berkumpul di depan pagar. Orang-orang itu adalah tetangga kami, Pak Jery, Pak Yunus, dan Pak Mamat (pak mamat teman ronda pak bayu). Istriku menjadi panik, pak bayu buru-buru berpakaian, sedangkan istriku tidak ada pakaian. Ketiga orang tersebut nampak tidak sabar dan berteriak-teriak memanggil namaku. Namun istriku semakin panik takut kalau saya bangun akhirnya tidak ada pilihan lain, istriku meminjam pakaian pak bayu yang cukup besar ia berjalan ke luar hanya dengan mengenakan kaos pak bayu tanpa mengenakan apapun lagi di balik baju itu. Sangat jelas puting istriku yang masih tegang karena persetubuhan tadi tercetak di balik kaos itu. Sedangkan bagian bawahnya sangat minim sekali karena itu hanya kaos saja. Lalu perlahan-lahan sambil menarik nafas panjang istriku keluar rumah. Sambil berusaha tenang bertanya “ada apa yah bapak-bapak ke mari? mas naryo sedang tidur.” Mereka tertegun sesaat melihat penampilam istriku yang kacau balau begitu, karena sepertinya sisa sperma masih menempel di rambutnya, mungkin bau sperma sangat pekat dapat tercium oleh mereka, ditambah lagi leher istri saya seperti bekas digigit. Karena saya tidak berada di posisi yang tepat untuk mendengar percakapan di halaman rumah. Maka kata-kata yang saya sampaikam berikut ini adalah karangan saya yang sekiranya memang mirip dengan keadaan saat itu. Begini kata pak mamat berkata dengan terbata-bata, “enggg… anu bu… tadi pam yunus dan pak jerry bilang kalau di sini ada teriak-teriak minta tolong kesakitan. Jadi kami kemari hanya ingin memeriksa saja bu…” Jlebbb!! Seperti pisau tajam ditancapkan ke dalam jantungku. Mungkin istriku juga mengalami hal seperti itu. Aksi seks kasar penuh pelecehan dan siksaan itu benar-benar menjadi siksaan bagi istri saya. Istri saya membela diri berkata, “ohhh… itu mah televisi kali pak saya terlalu besar tadi remotenya rusak jadi susah ngecilinnya.” Lalu mereka bersamaan berkata, “OOooooo…” Pak Yunus nampak belum puas dengan jawaban istri saya berkata lagi, “tapi kok saya mendengar suaranya seperti ibu Yola memanggil-manggil nama pak bayu yah?” Lalu, Pak Jerry juga menimpali, “iya saya juga mendengar seperti itu lho!”
Istriku terdiam sejenak mencari akal untuk keluar dari masalah ini. Istriku menjawab lagi, “ah mungkin itu tadi sore ketika saya melihat mas bayu melintas di depan rumah saya coba panggil-panggil ternyata salah orang.” Merekapun terlihat berbincang bincang satu sama lain seperti masih tidak percaya. Namun istriku mencoba mencari akal untuk mengalihkan perhatian mereka lalu istriku menemukan sebuah ide gila. Istriku berpura-pura ngulet sambil merentangkan tangannya ke atas tinggi sekali sambil dengan cepat mencopot cincin miliknya dan berpura-pura dijatuhkan ke tanah. Ketika tangan direntangkan ke atas dapat terlihat mereka bertiga terbelalak melihat bulu-bulu kemaluan istri saya karena memang pakaian istri saya sangat tidak layak saat itu. Lalu, istriku menjatuhkan cincin sambil berkata, “ehhh…. yah jatohh…” Mereka bertanya, “apaan jatuh bu?” Istriku sambil berpura-pura mencari menundukkan badannya sambil berkata, “cincin saya jatuh.” Saya melihat pantat istri saya yang merah bekas dipukuli tadi oleh pak bayu, terpampang jelas di hadapan mereka bertiga. Namun, mereka menawarkan diri untuk membantu mencarinya, mereka masuk ke halaman rumah sambil berjongkok mencari-cari cincin tersebut. Sekiranya 5-10 menit mereka mencari cincin itu. Sambik sesekali memandangi selangkangan dan pantat istri saya yang memang sudah pasti kelihatan dari bawah. Pak Jerry sepertinya menyadari aroma sperma yang pekat dari tubuh istri saya yola. Pak Jerry dengan kurang ajar bertanya, “ibu Yola kok bau aroma pria sih?” Istriku terkaget dan terbata-bata menjawab, “aku kan belum mandi pak.” Pak Mamat menimpali, “pantesan ada yang bau-bau ya bu…” Akhirnya cincin itu ketemu juga. Dan istriku berterima kasih kepada mereka lalu, merekapun beranjak pulang setelah berpamitan. Istriku menghela nafas lega dan kembali ke dalam rumah. Melihat Pak Bayu sudah mengenakan celana dan sedang merokok. Pak Bayu membuka percakapan dengan berkata, “hampir saja dik… bisa gawat kita di bawa keliling kampung… hehe…” Seperti yang kalian pernah ketahui jika ketahuan selingkuh atau bersenonoh di desa, biasa nya digiring keliling kampung dengan bertelanjang bulat. Istriku sambil melepaskan kaos pak bayu dan kembali telanjang bulat berkata, “i…iya masss…. aku capek sekali…” Istriku terjuntai lemas di kursi bambu itu. Istriku memejamkan matanya untuk beberapa saat. Pak bayu mengambil kaosnya dan mengenakannya. Lalu, beranjak ke sebelah istriku, mengecup keningnya, sambil berkata, “terima kasih banyak dik yola… kamu anugerah terbesar dalam hidupku.” Istriku malah berkata, “mas, yola juga sangat puas mas… yola terima kasih juga atas bantuan mas.” Pak Bayu membelai-belai rambut istriku, membiarkan istriku tertidur.
Waktu menunjukkan pukul 19.00, langit sudah sangat gelap. Istriku malah tertidur di sana dijaga oleh pak bayu. Lalu, aku sedari tadi sudah kebelet ingin ke toilet yang sudah kutahan-tahan. Kali ini aku sudah tidak tahan lagi, aku berusaha membuat kegaduhan, namun pak bayu menyadarinya ia langsung menutupi tubuh telanjang istriku dengan handuk tadi. Dan ia mengambil posisi di balik tirai untuk bersembunyi. Sedangkan saya keluar kamar, berpura-pura tidak melihat dan buru-buru ke arah kamar mandi. Saya membersihkan diri serta mandi bebek dan segera kembali ke kamar, saya melihat istri saya sudah mengenakan daster tetapi berantakan seperti dipakaikan oleh pak bayu seadanya. Saya pun berusaha memaggil istri saya, “mahh, kok bobo di situ sih… mahhh….” Tetapi sepertinya memang istriku tertidur pulas tidak ada jawaban darinya. Aku lapar sekali, akhirnya aku membuat indomie sendiri, saya tidak melihatmadanya tanda-tanda pak bayu di sekeliling rumah apakah ia sudah pulang? Seusai saya makan, saya kembali ke dalam kamar. Waktu menunjukkan pukul 21.00, saya melihat istri saya masih tertidur pulas sekali. Namun, yang tak kuduga-duga ternyata pak bayu belum pulang ia kembali menjaga istri saya yang sedang tidur. Ia bersembunyi entah di mana. Pak Bayu juga tertidur di sebelah istri saya. Sayapun ketiduran karena lelah.
Sekiranya Pukul 01.30, saya mendengar ada aktifitas di luar sana, saya kembali mengintip. Ternyata saya melihat dengan sangwt tidak percaya Pak Bayu yang sudah segar bugar sehabis mandi, dan istri sayapun sudah kembali bersih. Mereka berdua telanjang bulat di ruang tengah dengan pakaian istri saya serta pak bayu berserakan dari ruangan depan hingga ruang tengah. Terlihat istri saya sedang terbaring mengangkang di mana pak bayu sedang menghujam-hujamkan senjatanya ke arah rahim istri saya. Racauan istri sayapun berbeda, “paaahhh…. ohhh…. sssshhhh….” Pak Bayu sambil terus menggenjot berkata, “ya mahhh… enak yah…. mamah suka?” Istriku memandang pak bayu dengan penuh arti, “papah hebatt…. aku…. i…stri..mu….. hari ini… oughhhh….” Pak Bayu tertawa sambil bertanya, “loh!? Mas Naryo gmn dong?” Istriku sambil memjamkan mata menengadah ke atas berkata, “Aku… sukaaaa…. papah…. ba…yu…” Tidak jelas maksud istri saya, papah baru atuh papah pak bayu. Pak Bayu kembali menggoda, “mamah harusnya izin dulu dong sama mas naryo.” Istriku mendesis keenakan, “ssshhhhh…. i… i..yaaaa…. ouuughhhh…. terussss…hh…” Pak Bayu terus menkan, “izinnya gimana emangnya mah?” Istriku berkata kecil, “sssshhhh….. mas … izinnn…..” Pak Bayu terus saja melecehkan harga diri istri saya, “yah mahhh…. mana dengar kalau begitu…” Istriku benar-benar sudah di samudra api, berteriak kecil, “MASS…. NARYOOO… IZINNNN…” Pak Bayu belum juga puas, lalu ia mengancam ingin mencabut senjatanya dari liang kenikmatan istriku, “izin apa itu? mas naryo mana ngerti? kalau belum izin saya sudahi aja deh yah ga enak sama mas naryo. heheheee…” Istriku melotot dan berteriak lagi, “JANGAN DONG!!! SSHHHH…. OUGHHHH…. MAS NARYOOO..YOLA IZINNN…. BOLEH DIGAGAHI PAPAH BAYU MALAM INI SAJA!! …. PA…PAHH BAYUUUUUU… HE….BAATTTT… MAASSS… Y…OL…..A…. SU….KAAAAAAAAAAAAAAA……..!!!” Istriku mendesis dan meracau terus, “yolaa…. ouggghhh…. puuuaasss….. gil..aaaa…. enaakkkkkk banggeeettttt…. papahhhh terussss….” Pak bayu hanya tertawa sambil terus menggenjot istri saya, namun, istri saya masih terus meracau, “ouuuggghghhhh mas naryoooo….. istrimuuuu…. ketagihannnnn milik papahhhh bayuuuuu….. bessaaarrrrrr…..” Istriku benar-benar liar dengan bayu, saya mendengar caci maki itu, tidak bisa berhenti beronani, peandangan ini, sensasi ini, benar-benar tak terlupakan. Memang hingga kini menurut saya istri saya paling liar adalah bersama pak bayu. Istri saya meracau lagi, “mas naryoooo yola…..digagahi…. papah…. bayuu…. yollaaa…. digaghiiii…..mpapah bayuuuuuu…. papah bayuuuuuu gagahhhhhh….. hebatttt….. yolaaaa…. ga taaa…hannnm… mau keluarrrrr….. ougghghhj….” tetapi dengan cepat pak bayu melepaskan senjatanya dan menampar wajah istri saya “PLAK!” Sehingga orgasmenya tertahan. Tetapi bukannya marah malah istri saya berusaha menggapai senjata pak bayu untuk dimasukkan lagi tetapi pak bayu malah berjalan mundur menjauhi istri saya. Istri say merangkak memelas agar di kasih senjata hitam tersebut. “Papahhhh…. jangan gitu donggg…. puasin mamaahhh… aku mohonnnnm….. pah…” Pak Bayu bertanya, “kamu mau apa?” Istriku tanpa ragu-ragu berkata, “mau dipuaskan oleh ****** papahhhhh…. yang bessaarrrr…” Saya menyaksikan ini, darahku berdesir keras sekali, dan onanikupun sudah akan segera mencapai puncaknya tetapi saya tahan karena saya yakin malam masih panjang banyak aksi-aksi gila pak bayu terhadap istri saya. Oh pak bayu, saya izinkan kamu puaskan istri saya jangan kamu siksa seperti itu. Itu yang ada dalam pikiranku saat itu.
Namun pak bayu berjalan ke arah ruang tamu dan membuka pintu depan sambil berkata kepada istriku yang berjalan lemas, “kalau kamu mau kamu harus mendapatkannya…” Sambil terus berjalan ke arah pagar rumah istriku hanya mengikuti saja. Akupun mencari posisi tepat di luar kamar untuk dapat melihat mereka lebih jelas. Waktu menunjukkan pukul 02.30 pagi, tidak ada orang di jalanan dan sepertinya sangat sepi istriku mengikuti pak bayu berdiri di dekat pagar rumah yang masih terkunci. Lalu dari arah dalam menghadap jalanan, istriku bertumpu pada pagar dengan tubuh telanjangnya di halaman rumahku, pak bayu menyodokkan senjatanya dari belakang. Saya tidak dapat melihat jelas dari posisi ini karena tubuh istri saya tertutup oleh tubuh pak bayu seluruhnya. Akan tetapi, sedikit-sedikit saya dapat melihat bahwa tubuh istri saya berguncang hebat menggoyangkan pagar sehingga bergetar hebat. Istriku terdengar mendesis, “oussshhhhhhh……. sssshhnmmmm..” Sambil terus menghujamkan senjatanya pak bayu berkata, “enak mah?” Istriku menengok dan mengangguk sambil menatap sayu ke arah Pak Bayu. Pak Bayu bertanya lagi, “dingin mah? di luar seperti ini?” Istriku mengangguk lagi. Pak Bayu berkata lagi, “ooghhh akan kupuaskan kamu mahhh…. kuhangatkan tubuhmu…” Istriku menjawab, “i…yaaahh… pahh… terusshh… puas… puass…” Istriku semakin liar, ia meracau, “uuugghhhh…. hmpphhhh…. bessaaaarrrr…. ennakkkkk…. teruusss… AAAHHH KEEE…LUUU…AA…”. “PLAAAAKKK!!!”, tiba-tiba saja Pak Bayu menampar pantat istriku. Dan, sepertinya istriku tidak jadi mencapai orgasmenya lagi karena tamparan keras di pantatnya itu. Istriku terpekik, “ADUHHH!!!!” Tamparan selanjutnyapun datang lagi, “PLAKKK!!” Istriku terpekik lagi, “AAAHHHH SAKITTTT!!!” Sekali lagi Pak Bayu menampar pantat istriku, “plakkkkkkkk” Istriku berteriak keras sekali, “AAAAAAGGGGHHHH JANGAN SIKSA AKU MASSSS…!!! AMPUNNNNN AMPPUUNNN!!!” Tetapi Pak Bayu tidak perduli sama sekali, ia menampar lagi pantat istriku dengan keras, “PLAK!!!” Istriku berteriak lagi, “AMPUNNN!!! SAKITT!!!” Tiba-tiba, saya melihat istriku melepaskan senjata Pak Bayu dari tubuhnya dan menggandeng Pak Bayu ke pepohonan di dekat Pagar situ. Istriku bersembunyi bersama pak bayu di sana. Sepertinya mereka mendengar seseorang berjalan di jalanan. Lalu benar saja, itu adalah Pak Mamat dan Pak Nizam yang sedang berkeliling. Pak Nizam ini adalah salah satu penjaga ronda bersama Pak Mamat dan Pak Bayu. Mereka memeriksa keadaan di rumahku mungkin karena mereka mendengar teriakan istriku tadi. Namun, setelah memeriksa ke sana kemari Pak Mamat mendapati pintu depan rumah saya masih terbuka! Maka dari itu seperti biasa mereka harus membangunkan sang pemilik rumah untuk menutup pintu itu. Pak Mamat pun bersiap mengetuk pagar. Namun, istriku sepertinya mengetahui hal tersebut. Tepat sebelum Pak Mamat mengetuk pagar rumah kami, mungkin karena takut saya terbangun jika Pak Mamat mengetuk pagar. Istriku berpura-pura keluar dari persembunyiannya dan berjalan ke arah samping rumah. Pak Mamat tidak jadi mengetuk pintu, ia terkaget-kaget matanya terbelalak lebar menyaksikan tubuh telanjang istriku mengkilat penuh keringat dan tubuhnya memar merah-merah sehabis disiksa oleh Pak Bayu terutama dadanya, pipinya, pantatnya, serta lehernya.
Mereka benar-benar terbelalak dan tidak mampu berkata apa-apa, lama sekali sepertinya mereka terdiam. Dan, istriku berjalan sambil berpura-pura mencari sesuatu di tanah ke arah samping rumah. Saya rasa istriku berharap bahwa mereka tidak akan memanggil istriku melainkan melarikan diri melihat istriku telanjang bulat seperti itu. Tetapi, Pak Nizam memang pria yang lebih berani dari Pak Mamat, ia memanggil istriku, “ibu kok malam-malam begini di luar rumah? tidak berpakaian lagi?” Istriku berpura-pura kaget, “aduhh!!!” Sambil menutupi bagian tubuh yang bisa ia tutupi. Walaupun tidak mungkin dapat menutupi tubuh telanjangnya hanya dengan kedua tangannya. Namun, istriku sambil terbata-bata menjawab, “aduhh!!! Pak Mamat, Pak Nizam, bikin kaget saja.” Mereka, hanya terdiam memandangi tubuh bagian depan istriku yang terlihat sangat ‘hot’ dengan semua memar tersebut. Istriku melanjutkan, “Saya tadi ada tikus pak, saya pukul-pukul tidak kena malah lari ke luar. saya kejar-kejar terus habis. Takut masuk lagi ke rumah.” Pak Nizam berkata dengan nada ringan, “oh, saya bantu saja ya bu. Ibu pakai baju dulu masa malam-malam begini telanjang di halaman rumah.” Istriku berusaha menjawab, “engg.. anu pak tidak usah… biar saja mungkin tikusnya sudah lari… saya kembali ke dalam dulu ya bapak-bapak…” Namun, istriku berjalan dengan sedikit berlari ke arah dalam rumah, saya pun segera bergegas masuk kembali ke dalam kamar untuk dapat terus mengintip istri saya. Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.30 pagi, istriku menutup pintu depan rumah, dan mengintip dari jendela menunggu Pak Mamat dan Pak Nizam pergi. Saya tidak tahu Pak Bayu sedang berada di posisi mana karena saya tidak dapat melihatnya dari dalam kamar. Lalu, sekiranya keadaan sudah aman, istriku keluar lagi dan mencari Pak Bayu. Saya menunggu beberapa saat memastikan bahwa istri saya tidak kembali lagi ke dalam untuk dapat keluar kamar mengintip aksi mereka lagi. Lalu sekiranya 5 menit berlalu, saya keluar kamar dan mendapati Pak Bayu sedang berdiri di halaman rumah tetapi kali ini tidak bersandar di pagar, sedangkan istri saya, yola, wanita yang benar-benar liar malam ini. Sedang berlutut di tengah-tengah selangkangan Pak Bayu, menghisap mengulum menjilat kejantanan Pak Bayu yang mungkin tadi telah menyusut karena Pak Nizam dan Pak Mamat datang. Istri saya mengulum senjata hitam itu dengan sangat telaten dan nikmat sekali. Air liurnya membasahi buah zakar dari Pak Bayu. Istriku sepertinya benar-benar bangga dan kagum dengan senjata Pak Bayu ini. Apakah istriku ini benar-benar kecanduan penis Pak Bayu? Saya tidak mau terlalu berpikir panjang, sayapun telah menyusut senjatanya karena Pak Mamat dan Pak Nizam tadi. Sekarang saya mulai beronani lagi menyaksikan istriku yang benar-benar kecanduan senjata Pak Bayu ini. Sekiranya 15 menit istriku menghisap kemaluan Pak Bayu, dengan kasar Pak Bayu menjambak rambut istri saya sambil menengadahkan wajahnya ke arah nya. Lalu, menjejalinya dengan senjatanya lagi, kali ini Pak Bayu yang mengontrol bagaimana keluar masuknya senjata itu di mulut istri saya. Saya melihat istri saya kesulitan karena senjatanya itu dipaksakan untuk dimasukkan sedalam-dalamnya ke dalam mulutnya. Setelah beberapa saat, Pak Bayu mendorong istri saya dengan kasar hingga terjatuh terbaring di tanah yang kotor itu, dan ia memposisikan dirinya di selangkangan istri saya. Istri saya hanya diam saja mengikuti permainan kasar Pak Bayu. Diarahkannya senjata hitam penuh air liur istri saya itu ke dalam liang senggama istri saya. Blesss… Masuklah sudah senjata itu tanpa kesulitan karena memang sudah sangat licin. Istriku terpekik kecil, “ouuugghh…” Pak Bayu mulai menggoyangkan pinggulnya untuk menusuk-nusukkan senjatanya ke dalam rahim istri saya. Irama Pak Bayu langsung meningkat tanpa berlama-lama lagi, Pak Bayu semakin kencang dan kasar meremas-remas menjambak-jambak rambut istri saya. Memilin dan menarik puting istri saya. Sesekali menggigit payudara istri saya. Menampar dada istri saya ke kiri dan ke kanan. Istri saya hanya berteriak-teriak berulang-ulang, “AAHHHH… OUUGHHH… SSSHHH… AHHH…. AWWWWWWW…. ADDUUHHHH… OUUGGGHHH… SSSHHHHH…” Pak Bayu semakin cepat menghujamkan pinggulnya ke arah selangkangan istri saya, terdengar suara, “plok… plokk… plokk” Tanda pinggul mereka bertabrakan, sekaligus tanda bahwa senjata Pak Bayu benar-benar masuk seluruhnya ke dalam tubuh istri saya.
Saya sendiri dalam posisi ini, beronani dengan sangat cepat sekali. Ahh… gilaa… seru sekali dalam batinku. Panas sekali permainan ini. Sekali lagi saya melihat istri saya meracau tidak karuan, “sshh…. terusss… gill…aaaa…. enn…aaakkkk … maass… paaahhh…. aAaaAAAaaaahhhhhHhhhHhhHhhhh……..” Lenguhan panjang istriku terdengar cukup nyaring. Dan akupun mencapai ejakulasiku yang entah keberapa kalinya hari ini. Istriku nampak sudah mencapai orgasmenya. Tak lama kemudian, Pak Bayupun mencapai puncaknya, “akuuuu keluarrrr… uuuugghghhhh…” Istriku terlihat menggapai Pantat Pak Bayu dan menusukkan lebih dalam ke arah selangkangannya menyambut lahar panas Pak Bayu yang ditumpahkan di dalam rahimnya. Aku tidak mengerti apa maksud dari ini semua, apakah istriku berniat dihamili oleh Pak Bayu? Pikirankupun sudah berkecamuk tidak jelas. Tidak dapat berpikir mana yang benar dan salah lagi. Semua sudah terjadi begitu saja. Jika benar nanti istriku hamil, maka itu adalah anak dari Pak Bayu. Aku benar-benar marah cemburu ingin membunuh Pak Bayu dengan tanganku sendiri. Tetapi apa daya suami yang lemah ini aku hanya pasrah seharian melihat istriku digauli oleh pria semacam itu.
Terlihat, Pak Bayu telah usai dari aksi pergumulan ini. Ia berdiri sambil tersenyum ke arah istriku yang masih terbaring lemas di tanah halaman rumah. Pak Bayu meninggalkan istriku begitu saja dan berjalan ke arah Kamar Mandi belakang untuk membersihkan dirinya. Aku melihat waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi, sangat berbahaya jika mereka masih meneruskan permainan ini di halaman rumah. Karena pukul 04.30 sudah mulai banyak orang berjalan melintasi jalanan depan rumah untuk pergi ke mesjid di pagi hari. Tidak lama kemudian saya melihat istri saya bangkit berdiri dan berjalan menuju dalam rumah. Sayapun berlari ke kamar tidur untuk bersembunyi. Saya melihat istri saya mengambil beberapa pakaian Pak Bayu yang berserakan di rumah kami. Celana dalam hitamnya, celana panjangnya, kaosnya. Lalu istriku beranjak ingin masuk ke kamar tidur akupun memposisikan diri untuk tidur. Istriku masuk ke dalam kamar, menyalakan lampu kamar dan mencari handuk di dalam laci. Saya sesekali membuka mata mengintip istri saya yang sedang membuka laci tersebut. Tampak jelas terlihat tubuhnya penuh memar merah, berpeluh keringat, bau sperma yang sangat kuat, rambut acak-acakan dan tubuh penuh dengan tanah kotor karena berbaring di halaman tadi. Setelah mendapatkan salah satu handuk yang biasa aku gunakan untuk mandi. Istriku beranjak ke arah dapur untuk keluar melalui pintu belakang ke arah kamar mandi tempat Pak Bayu sedang membersihkan badan. Istri saya menggantungkan baju pak bayu di sebelah kamar mandi serta handuk tersebut. Lalu ia membuka pintu kamar mandi pak bayu dan mengikuti Pak Bayu di dalam kamar mandi. Di posisi ini saya dapat dengan mudah melihat kamar mandi karena seperti yang sudah saya pernah ceritakan berulang-ulang kamar mandi kami terletak berseberangan dengan kamar tidur kami. Istri saya nampak cekikikan bercanda dengan pak bayu, sambil membasahi tubuhnya sesekali istriku menyenggol-nyenggol senjata pak bayu berharap agar keras lagi sepertinya. Apakah benar-benar istriku sudah kehilangan akal sehat? Apakah sebegitu berharganya penis pak bayu ini baginya? Namun, pak bayu sendiri juga bercanda-canda dengan menyentuh dada istri saya berulang-ulang. Istri saya berkata kepada pak bayu, “pah… saya bersihkan punggungnya yah…” Pak Bayu pun membalikkan badan dan berkata, “boleh…” Istri saya dengan telaten menggosok badan pak bayu dari belakang, hingga ke depan dan kembali lagi ke senjata pak bayu sambil bercanda-canda dan cekikikan lagi. Pak Bayu berkata, “ya ampun, mamah masih mau?” Istriku tidak menjawab cuma cekikikan saja sambil terus menggosok-gosok senjata pak bayu itu. Pak Bayu menimpali lagi, “mamah megangin itu terus minta lagi yah?” Istriku menjawab kali ini, “abis lucu sih pah dari kecil begini bisa membesar seperti tadi, hihihi…” Namun, kali ini Pak Bayu gantian yang membersihkan tubuh telanjang istriku yang sudah hancur lebur baik luar maupun dalam. Luar, penuh memar merah merah dan tanah kotor serta peluh keringat dan sperma. Sedangkan dalam, sperma pak bayu bertebaran di dalam rahim istriku yang mungkin sedang berenang-renang mencari sel telur untuk dibuahi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 04.30 pagi, Aku sendiri benar-benar lelah hari ini, aku sangat mengantuk karena mungkin terlalu lelah. Akhirnya aku memutuskan untuk menghentikan aksi pengintipan hari ini. Lagipula mungkin Pak Bayu akan pulang setelah ini. Akupun akhirnya tertidur pulas sekali.