“ Sebaiknya usahakan biaya operasinya. Karena kondisi pasien semakin menurun” ujar dokter yang menangani adikku.1506Please respect copyright.PENANANlV9wU4kd4
“ Baik dokter saya akan usahakan “ jawab ibu yang merasa putus asa.
“ Harus kemana kita mendapatkan uang Put “ isak ibu sambil memelukku.
“ Aku mengeluarkan amplop yang diberikan papanya Mario. “ Nih bu dari Mario “ kuserahkan amplop yang berisi uang.
Dibukanya amplop, ternyata isinya sangat banyak ada 5 juta jumlahnya.
“ Syukur ada yang memberikan bantuan. Tapi ini masih sangat kurang” lirih ibu.
“ Yah kita harus mencari kekurangannya “ desahku dalam hati.
“ Putri, sebaiknya kamu pulang dulu mandi. Biar ibu disini “ suruh ibu agar aku pulang.
“ Ibu bagaimana kalau kita meminta bantuan pada Om Rian atau tante Mawar ?” tawarku pada ibu.
“ Ahh, mereka itu tidak akan mungkin mau membantu Put, Memang kelihatannya mereka itu berada”
“ Tapi untuk meminta bantuan mereka akan sulit rasanya “ tutur ibu.
“ Memangnya kenapa ?” tanyaku pada ibu.
“ Mereka itu terlanjur memutuskan hubungan dengan ibu, saat menerima lamaran ayahmu” ungkapnya.
“ Tapi tempo hari, ketika aku diminta ke rumahnya. Tante Mawar ingin agar aku tinggal bersama dan akan membiayai seluruh biaya sekolah?” aku menuturkan pada ibu.
“ Entahlah, tapi ibu rasa mereka punya niat tertentu pada keluarga kita “ ujar ibu.
“ Kita jangan berburuk sangka bu. Tidak baik” mengingatkan pada ibu.
“ Saya tidak berburuk sangka, nak. Tapi sesuatu yang ibu masih rahasiakan pada kamu “ lirih ibu.
“ Suatu hari nanti pasti ibu akan ceritakan keburukan mereka pada keluarga kita” lanjut ibu padaku.
“ Baiklah bu, saya pulang dulu “ aku pamit pada ibu.
“ Hati - hati dijalan, nak “ pesan ibu padaku.
Di atas angkot menuju rumah, tiba - tiba handphoneku bergetar. Sebuah pesan masuk line.
Aku segera membukanya dan membaca pesan itu.
“ Selamat sore “
“ Ini dengan Putri. Kenalkan saya Rudi”
“ Maaf mengganggu, kita pernah saling berkirim pesan “
“ Apakah kamu serius ingin tidur denganku untuk mendapatkan duit “
“ Kalau kamu serius temui saya, di Hotel Mercure di kamar 309 di lantai 3”
Kubaca pesan masuk itu. Aku teringat saat iseng menggoda seorang laki - laki tanggung yang kaya raya.
“ Baiklah, saya akan menuju kesana “ membalas pesan laki - laki itu.
Terpaksa aku turun dari angkot. Dan melanjutkan dengan naik angkot lain menuju ke hotel yang disebutkan Rudi.
Tidak terlalu lama menempuhnya. Aku tiba di depan hotel. Setelah melapor ke resepsionis. Aku langsung menuju ke kamar yang ada di dalam pesan.
Ting Tong
Kupencet bel kamar hotel. Tidak lama kudengar suara pintu dibuka dari dalam.1506Please respect copyright.PENANANmY8CvniZd
“ Kamu Putri ya ?” tanya laki - laki yang ada di depan pintu.
“ Iya “ jawabku singkat
“ Silahkan masuk “ Rudi mempersilahkan aku masuk.
Aku duduk di kursi yang ada di dalam kamar hotel. Kuperhatikan interior kamar tersebut.
“ Bagaimana apakah kamu sungguh - sungguh dengan perbincangan kita di line?” tanya Rudi padaku. Yang duduk di depanku. Aku hanya mengangguk lemah
Rudi tersenyum lalu berdiri dan menuju ke lemari pakaian. Dari dalam pakaian diambilnya sebuah lingerie berwarna merah berenda transparan.
Diserahkannya padaku. “ Pakailah ini “ suruh Rudi padaku yang menerima lingerie itu.
“ Saya siapkan dulu sesuatu “ Rudi berlalu menuju ke kamar mandi.
Ku dengar air mengalir dari kran di dalam kamar mandi.
“Tidak lama Rudi kembali duduk di kursi. Aku masih diam, entah apa yang harus aku lakukan di dalam kamar dengan laki - laki yang baru kutemui.
“ Kamu maunya bayaran berapa sekali tidur “ Rudi membuka suara. Bertanya soal tarif yang akan kupasang sekali berkencan dengannya.
“ Saya butuh uang 50 juta “ kataku padanya.
“ Apa. 50 juta ?” Rudi kaget mendengar tarifku.1506Please respect copyright.PENANA6Q7NcroRpD
“ Iya 50 juta untuk keperawananku “ singkatku padanya.
“ Putri, putri. Saya akan memberikan 50 juta itu, jika kamu mau semalaman bersamaku “ tawar Rudi padaku.
“ Bagaimana deal ?” Rudi ingin kepastian dariku.
Aku hanya mendesah. Ku tarik nafas dalam - dalam.
“ Oke saya setuju “ kataku padanya.
Rudi tersenyum senang. Dia berdiri dan membuka seluruh pakaiannya hingga tersisa CD yang menutup kontolnya yang berukuran besar.
“ Mandilah dulu sana, biar badanmu segar “ suruh Rudi padaku.
Entah mengapa, aku menuruti keinginan Rudi. Tubuh laki - laki itu nampak sangat kekar, dengan otot perutnya terbentuk.
Hanya menggunakan waktu sekitar 15 menit, aku keluar dari kamar mandi dengan mengenakan lingerie pemberian Rudi. Tanpa daleman, sehingga lekuk - lekuk tubuhku nampak.
“ Bagaimana kita bisa mulai sekarang ?” tanya Rudi yang tersenyum padaku.
“ Hmm” aku mengangguk tanda menyetujui keinginannya.
Rudi memelukku dari belakang. Dia memburuku dengan ciuman di leher jenjangku. Kedua tangannya perlahan menuju kedua payudaraku. Diremasnya payudaraku membuat aku mendesah pelan.
“ Saya yakin kamu sudah pernah melakukannya, sayang “ bisiknya di telingaku.
Rudi membalikkan tubuhku, dia meraih bibirku. Mengajakku berciuman. Aku hanya ingin memberikan pelayanan pada pria yang sanggup membayarku untuk biaya operasi adikku.
“ Akhhh, ssshhh akhhh desahan terus menciumi leherku.
Setelah puas dengan permainan di leher jenjangku. Kini Rudi melanjutkan memainkan lidahnya di payudaraku. Sementara yang satunya lagi di remasnya.
“ Kita lepas ya lingerie kamu “ bisik Rudi. Lalu membantu membukanya.
Matanya tidak berkedip saat melihat kedua gunung kembarku yang besar bergelantungan turun. Menunggu untuk dinikmati olehnya.
Rudi langsung mengulum, di cucuknya putingku. Dan disedotnya puting kecil milikku secara bergantian kanan dan kiri.
“ Aakkhh, sshhh “ nafsuku mulai terpancing. Merasakan setiap cumbuan Rudi di kedua payudaraku yang kurasakan mengeras pada puncaknya.. Mungkin ini dikarenakan nafsuku yang semakin naik.
Setelah puas mempermainkan kedua payudaraku. Berlanjut Rudi menyusuri setiap inci tubuhku. mencium seluruh tubuhku. Menggelitik pusarku sebentar. membuatku kegelian.
Lalu ciumannya turun ke bawah pangkal pahaku menjadi sasarannya. Cumbuannya terus menuju ke selangkanganku, dan dia benamkan kepalanya di antara pangkal pahaku yang gempal. Dia sapukan lidahnya pada bibir liang memekku yang masih rapi. Liangku yang baru mulai ditumbuhi jembut.
“ Hmm, milikmu harum, put “ pujinya. Perlahan dia menjilati bibir liang memek,. dikulumnya daging kecil itu.
“ Akhh shhh..enak om “ akhirnya aku mendesah nikmat tak mampu menahan nikmat dari permainan lidah Rudi pada bibir memekku. Dia membuka bibir memek dengan jarinya, lalu menjulurkan dan menjilati lubang milikku. Dia memainkan lubang memekku dengan lidahnya, lalu dia juga memainkan jarinya di sana.
Dia memasukkan jarinya ke dalam lubang memek.
“ Putri, sekarang waktunya. Kamu sudah siap ?” tanyanya padaku.
“ Kamu siap menyerahkan sekarang untuk kurenggut ?’ kembali bertanya seakan menunggu persetujuanku.
“ Hmm” aku hanya mengangguk pelan. Sebagai tanda persetujuan padanya.
“ Om, yang pelan ya” lirihku padanya.
“ Kamu diam, biarkan aku yang aktif, kamu diam saja. Dan rasakan nikmatnya sodokan kontolku di lubang memekmu”
“ Memang awalnya sakit “ lanjutnya.
Rudi kembali memberikan sentuhan dengan mengulum klitorisku, dia memasukkan jarinya ke dalam liang memek.
Kurasakan ada aliran yang begitu kuat. Seperti tersengat listrik yang membuatku menjerit.
“ Ahhh..ssshhh “ aku bergelinjang tak karuan, tanganku mencari pegangan.
Setelah puas mempermainkan nafsuku. Kulihat Rudi memegang kontolnya yang berukuran besar dan berotot. Dia menggesek - gesekkan kepala kontol di klitorisku.
Kurasakan gesekan itu menimbulkan rasa nikmat. Membuat bibir memekku basah oleh cairan licin bening.
Rudi merasakan cukup licin pada bagian memekku,” Putri, siap ya. Saya akan pelan - pelan, kalau sakit bilang “ kata Rudi padaku yang menahan nafas.
Rudi kemudian mencoba memasukkan kontolnya ke dalam lubang memekku, pelan - pelan lalu di coba menekannya. Kepala akan masuk sedikit, terpeleset keluar.
Rudi kembali mencobanya, hingga ketiga kalinya, dia coba masukkan lagi.
Pelan, pelan dan akhirnya blesss masuk dan terasa ada yang robek di dalam sana. Kurasakan rasa sakit, hingga aku meneteskan air mata.
“ Putri, apakah sakit ?” tanya Rudi padaku yang memejamkan mata.
“ Sakit om” kataku padanya.
Dia berhenti setelah kontolnya terbenam di dalam lubang memekku.
“ Tahan, put. Awalnya memang sakit. Sebentar lagi akan berganti menjadi rasa nikmat kok “ kata Rudi padaku.
Dia mengusap air mata yang keluar dari kelopak mataku. Kita mulai lagi ya” katanya padaku.
Perlahan dia memaju mundurkan pinggulnya dengan pelan - pelan dan penuh kehati - hatian. Ternyata benar apa yang dikatakannya, setelah dia secara intens menggerakkan pinggulnya maju mundur, rasa sakit pada memekku hilang. Yang ada kini rasa enak.
“ Saya sudah merasa enak, om” kataku pada Rudi.
Rudi mulai memacu pinggulnya lebih cepat, sambil mengulum puting susuku.
“ Aakkhh, akkhhh, sshhh.” akhirnya aku tak mampu menahan rasa enak membuatku mendesah.
Rudi tersenyum melihatku. “ Putri, punya kamu enak banget, legit banget menjepit kontolku !“dipujinya padaku.
Dia mulai menggenjotku dengan cepat. Membuat kontolnya keluar masuk menyodok - nyodok lubang memekku.
Tiba - tiba dia menggendongku, dalam posisi berdiri Rudi menggenjotku. Aku mencari pegangan di lehernya. Dia menggoyangkan tubuhku naik turun digendongannya, sementara kontolnya yang besar dan panjang keluar masuk menusuk - nusuk lubang memekku yang sudah bisa menerimanya.
Di dalam kamar hotel ini, aku menjadi permainan nafsu Rudi. Semua untuk biaya operasi Agung.
Rudi menurunkan badanku dari gendongannya lalu menyuruhku membelakanginya dan mengambil posisi nungging di hadapannya.
“ Plok,,..plok plok suara perpaduan antara memek dan kontonya. Sambil memainkan puting susu yang bergelantungan turun dan ikut bergoyang saat Om Rudi bergerak maju dari belakang
“ Ahhhh,ssshhhh, ahhh enak put… enak banget memek kamu.
Dengan posisi dari belakang, Rudi menekan - nekan kontolnya masuk ke dalam lubang memekku yang semakin basah. Dipegangnya pinggul dan mendorong - dorongnya maju mundur bersamaan dengan goyangan pantatnya.
Plop,, plok..plok. Enak sayang, enak banget punyamu..
Dia membimbingku kembali ke atas ranjang. lalu dia duduk sambil bersandar pada sandaran kepala ranjang hotel.
Rudi menyuruhku memasukkan kontolnya ke dalam lubang memekku lewat atas. Putri, ayo masukin kotolkuku.
Aku mengangkangi pahanya, mencoba memasukkan kontol miliknya ke dalam lubang memekku.
Blesss, akhirnya rudal itu menyeruak masuk.1506Please respect copyright.PENANAZ70ozjYtyh
“ Sekarang kamu goyang put !” katanya padaku.
“ Aku tidak tahu, om “ jawabku padanya.
“ Coba aja, Rudi membimbingku dan akhirnya aku bisa menggoyangkan pinggulku naik turun. Sehingga menimbulkan suara ranjang berderit. “ Aaaaakkkhhh, ahhh..goyangan kamu enak banget Put!” pujinya padaku.
Sambil aku memaju mundurkan pinggulku, Rudi mempermainkan kedua payudaraku.
Akhhh..ssshhhttt..akkhh put enak banget …
Aku semakin tak menentu. Goyangan pinggulku semakin cepat. menerima tusukan kontol yang berukuran besar itu. Desahan nafasku memburu.
Aaaaaaaahhhhhhhhhh,,aku keluarrr “ Aku meracau. Rudi menggoyangkan pinggulku, dan mencoba mengimbanginya. Pinggulku semakin cepat di goyangkan naik turun.
Hingga aku tak mampu lagi menahan lebih lama lagi.
Aaaaaaaahhhhhh….
Akkkhhhhhh…
Rudi menekan turun pinggulku membuat kontolnya terbenam seluruhnya di dalam lubang memekku.
Dia juga menghisap puting susuku yang mengkilap oleh air liur yang berada sebelah kiri dengan kuat.
Sampai akhirnya Kami sama - sama mencapai puncak dari permainan seks kami.
Crooottt.. crot, kurasakan semburan cairan hangat di dalam rahimku.
Ahhh,, enak .
Aku lantas berdiri cepat sehingga lepaslah kontol Om Rian dari dalam lubang memekku. Tapi kontol Om Rian masih tegak berdiri.
Kulihat ada bercak darah segar di antara selangkanganku bercampur sperma milik Om Rudi yang meleleh turun.
“ Kamu istirahat dulu, Put. Karena kita akan mengulanginya sekali lagi” katanya padaku sambil tersenyum.
Om Rudi duduk di kursi masih dalam keadaan telanjang bulat. Begitu pula aku.
“ Ini sungguh luar biasa, kamu telah memberikan padaku pelayanan yang begitu baik “ puji Om Rudi padaku yang hanya tersenyum.
“ Makasih atas pujiannya, Om “ kataku.
“ Kamu mandilah dulu, sebelum Pulanglah dan besok kamu ke bank untuk mencairkan cek itu.”kita mulai untuk ronde kedua” senyum kecil padaku.
Aku masuk kedalam mandi dan membersihkan tubuh. Kurasakan pada selangkanganku perih. Mungkin ini akibat keperawananku telah direnggut oleh Om Rudi. Segar kurasakan air mengguyur tubuhku.
Setelah mandi aku keluar dalam keadaan telanjang. Om Rudi tidak pernah berkedip melihat aku, yang berjalan menuju ke kursi dekatnya.
“ Kamu mau apakan uang sebanyak itu?” tanya Om Rudi padaku.
“ Untuk biaya operasi adikku, om” kataku.
“ Kalau boleh tahu, adikmu sakit apa ?” Om Rudi kembali bertanya.
“ Dia mengalami kecelakaan dan mengalami batok kepala retak.dan harus dioperasi untuk menyambungnya kembali “ sedih wajahku jika mengingat keadaan Agung yang saat ini berjuang untuk dapat hidup.
“ Kamu harus sabar dan tabah “ hibur Om Rudi padaku. Dia memegang daguku untuk mendongak keatas melihatnya.
Dia berdiri dan menuju ke kulkas mini yang ada di dalam kamar hotel. Diambilnya sebotol air mineral. “ Minumlah dulu” sambil memberikan botol tersebut padaku
“ Terima kasih banyak, Om” kataku.
Entah mengapa hatiku merasa tenang berada didekat Om Rudi. Mungkin itulah sebabnya aku mau berlama - lama menemaninya di kamar hotel. Apalagi hasil persetujuan kami, aku harus menemaninya semalaman.
“ Aku tanya nyangka ternyata kamu masih begitu muda, Kalau gak salah kamu pasti masih kuliahkan “ Om Rudi membuka obrolannya berusaha agar kami akrab.
“ Mengapa kamu lakukan pekerjaan ini ?” tanya Om Rudi padaku.
“ Maaf apa yang ingin Om ingin ketahui dariku, itu privasiku “ jawabku.
“ Kalau bisa mulai lagi “ ajak ku pada Om Rudi.
Aku langsung menyergap bibir Om Rudi. Menghujamnya dengan ciuman bertubi - tubi.
Braaakkk, brukkkk
Aku mendorong tubuh Om Rudi kebelakang, tubuh kekar Om Rudi berbaring memberikan kesempatan padaku.
Kali ini , aku yang benisitif mendominasi permainan. Aku menciumi seluruh tubuh Om Rudi.
“ Ahhh, kamu pintar Put, ouuhh..!” desah Om Rudi
Akupun menjelajahi setiap inci dari tubuh kekar Om Rudi. memberikan rangsangan demi rangsangan yang membangkitkan gairah kembali.
Ciumanku semakin turun dan menuju kontol miliknya yang belum tegak betul. Inilah kebanggan Om Rudi yang membuat setiap wanita akan menjerit keenakan.
Om Rudi tidak mau diam, dia melahap payudaraku secara bergantianku. Dia juga mempermainkan puting coklatku dengan lidahnya
Begitu lihainya dia membelai putingku dengan ujung lidahnya, membuat aku membusungkan dada. Bahkan tanganku dengan cepat menekan kepalanya untuk semakin dalam.
Ahhh,, Om…
Bibir Om Rudi mengulum memek, sementara tangannya meremas payudaraku. Aku sangat menikmati permainannya.
Saat aku tenggelam dalam rasa nikmat aku terkejut, ketika kurasakan payudara milikku terasa bergesekan sesuatu. Om Rudi menggigit gemas. Membuat aku menahan desahanku.
Setelah menikmati payudaraku yang kenyal dan ranum. Om Rudi turun ke bawah ranjang, dan menatap milikku yang ada di antara selangkanganku.
“ Buka lebar kakimu, sayang “ pinta Om Rudi. Aku menuruti permintaan Om Rudi.
Om Rudi mendekatkan wajahnya disana. Sebelumnya membelai pusarku dengan lidahnya. Karena ulahnya itu aku meremas sprei mencari pegangan.
Om Rudi, akhirnya menjamah bibir memekku, dibenamkan wajahnya disana. Dia juga membelai semakin dalam dengan lidahnya.
Bahkan daging kecil itu dijilatinya.
“ Ahhh, Om. Ahhh nikmat sekali.”
Om Rudi yang mendengar eranganku, menjadi semakin bernafsu. Tadi aku yang ingin mendominasi permainan, malah terbalik. Dia kini memasukkan jari dan mulai mengocok liangku sambil menjilatinya.
Aku bergelinjang dibuatnya diiringi nafas yang tersengal - sengal.
“ Ahh, Om, sangat aahh nikmat “ Yess, aahh. “
Om Rudi semakin mengocok liangku sambil menatap wajahku yang diselubungi oleh gairah.
“ Kamu menikmatinya, Put ?”
“ Ahh, yess..ya Om, ini sangat nikmat sekali, Om.”
Om Rudi menghentikan sebelum aku akan mengalami orgasme. Dia merangkak naik keatas, dan mulai menciumku kembali. Aku membalas ciuman Om Rudi dengan penuh nafsu, Saat kami tengah saling bertaut lidah,merasakan sesuatu menggesek - gesek bibir memekku.
Kurasakan rudal milik Om Rudi mulai melakukan penetrasinya. Walaupun aku sudah tidak perawan lagi, namun ukuran kontol Om Rudi yang besar membuat aku merasa sakit lagi. Kontol itu kembali menembus liang memekku.
Om Rudi berhenti sejenak, penyesuaian antara kontol dan liang memek milikku.
Sakit yang aku rasakan perlahan berangsur - angsur hilang menjadi rasa nikmat.
Om Rudi mulai bergerak pelan, aku mendesah merasakan enak.
Om Rudi perlahan - lahan meningkatkan tempo gerakannya di dalam sana.
Menusuk dan memasukkan kontolnya yang berurat ke dalam liang memek yang kurasakan sesak oleh miliknya.
“ Ah, kamu sangat nikmat sekali Put. Ahh, sial” Punya kamu sangat nikmat.”
Pinggul Om Rudi semakin cepat bergoyang, membuat aku ikut tersentak dan bergoncang.
“ Ah, Put, ahh”
“ Katakan Put, kamu suka kontolku, aahhh”
“ Iya aku suka kontol Om..aaahh…yeess.. lebih dalam lagi Om.” jeritku membuat Om Rudi semakin cepat menekan - nekan kontolnya masuk ke dalam liang memekku yang semakin banjir cairan.
“ Omm, Putri ingin keluar, aahhh”
“ Tunggu, Put..kita keluarin sama - sama” Cegat Om Rudi.
Namun, aku tak mampu menahan lebih lama lagi, aku menjerit keras. Kedua tanganku meremas kedua payudaraku dengan keras.
“ Ahh ,,arghh..ahhh aku keluar Om..” kurasakan liang memek berkedut - kedut beberapa kali.
Om Rudi semakin cepat memompa tubuhku, pinggulnya bergerak naik turun menindih tubuhku.
“ Ahhh,,akhhh…aku keluuuaar juga…” jerit nikmat Om Rudi bersama itu kurasakan kontolnya menyemprotkan cairan hangat kental di dalam rahimku.
Om Rudi mencabut kontolnya dari dalam liang memekku, dia menatap dan mendekatiku.
Dia memegang kontol miliknya yang masih tegak dengan gagahnya.
Aku menatap dengan tersenyum padanya. Aku tahu keinginannya. Aku perlahan merangkak dan turun dari ranjang. Membiarkan Om Rudi duduk di tepian ranjang.
Miliknya menegang dan mengacung siap untuk kupermainkan.
Aku mulai memasukkan miliknya ke dalam mulutku. Ku gerakkan naik turun membuat Om Rudi melenguh nikmat. Sesekali aku hisap rudal, membuat Om Rudi mendesah.
Sambil menghisapnya, aku juga mengocok batang kontol yang memenuhi rongga mulutku.
“ Clepp,clepp”
Suara batang kontol keluar masuk di dalam mulutku yang basah oleh liurku dan cairan licin miliknya sendiri.
“ Ahhh, ahhh…mulutmu enak banget Put, ahhh.” desah Om Rudi yang memegang kepalaku dan menekan - nekannya ke arah selangkangannya.
Sesekali om Rudi menekan rapat, membuat kontol miliknya terbenam jauh ke dalam mulutku.
Aku membalasnya dengan menggelengkan kepala, membuat Om Rudi menahan nafas.
Perlahan kurasakan kontol milik Om Rudi di dalam mulutku berdenyut beberapa kali. Dia cepat menarik keluar kontolnya, dan meletakkan di atas payudaraku.
Dia mengocoknya dengan cepat
Crot,, crottt…crott
Akhirnya kontol itu menembakkan spremanya dan membasahi payudaraku.
Om Rudi merasa senang melihatku. “ Dia turun dari ranjang dalam keadaan telanjang bulat. Ku lihat tubuh Om Rudi kekar dan berotot. Seperti laki - laki ini gemar melakukan olahraga sehingga tubuhnya nampak begitu bagus terbentuk. Kulit tubuhnya putih, wajahnya juga tampan. Dari gaya pakaiannya, aku bisa menduga kalau Om Rudi seorang pengusaha atau memiliki pekerjaan dengan gaji yang besar.
Kulihat Om rudi mengambil sesuatu dari dalam tas ranselnya. Kulihat tangannya memegang sebuah amplop coklat. Dia mendekatiku dengan senyum puasnya.
“ Ambillah “ Om Rudi menyerahkan amplop itu”
“ Jika kamu tidak yakin dengan jumlahnya, kamu bisa menghitungnya, agar kamu tidak kecewa” Karena begitu kamu keluar dari dalam kamar ini, jika ternyata kurang maka tidak bisa melakukan komplain” Om Rudi tertawa kecil
“ Saya percaya sama Om “ ujarku menerima amplop dari tangannya.
“ Kapan - kapan aku bisa menghubungimu lagi kan ?” tiba - tiba Om Rudi bertanya padaku sambil mengedipkan mata kirinya.
“ Ihh, om genit ah “ protesku padanya.
“ Boleh Om, silahkan kalau om pengen di temani lagi “ menyetujui keinginannya.
“ Kamu mandi sana “ suruh Om Rudi padaku.
Aku menuju ke kamar mandi hotel untuk membersihkan diri. Didalam kamar mandi aku membayangkan adikku yang kini terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.
Setelah mandi, aku pamit pada Om Rudi untuk pulang. Di atas angkot aku memeluk erat tas sekolah yang berisi uang 50 juta hasil kehormatanku yang aku serahkan pada Om Rudi.
“ Maafkan aku, Mario. Terpaksa aku lakukan semua ini “ kesahku didalam hati.
Aku mengurungkan niat untuk pulang, aku langsung menuju ke rumah sakit untuk menemui ibu.
Sesampainya di rumah sakit aku langsung menuju kamar ICU dimana adikku dirawat. Ketika aku sampai disana, tidak kudapati ibu. Ku melihat ke dalam dimana adikku dirawat, Agung juga tidak ada. Ranjang tempat dia tidur telah rapi.
Seketika dadaku berdetak kencang. Aku berlari menuju bagian pos jaga perawat.
“ Maaf, adikku yang dirawat di ruang ICU, atas nama Agung kemana ya” tanyaku pada salah seorang perawat.
“ Agungnya sudah pulang, kak “ jawab perawat tersebut.
“ Pulang, maksudnya” tanyaku lagi.
“ Kakak, harus tabah dan ikhlas, adik.. kakak tidak tertolong “ kata perawat tersebut.
Aku jatuh terduduk, seluruh tubuh kurasakan tak bertenaga.1506Please respect copyright.PENANAfZJiKv2QBV
“Hik hik..hikk, Agung “
Aku tak mampu menahan tangis. Salah seorang perawat mendekat dan memelukku.” Kakak yang sabar. Pulanglah kak “ ujar perawat itu.
“ Tak berkata - kata, aku langsung berhamburan keluar. Ku tahan sebuah angkot dan langsung naik. Di atas angkot aku mencoba menahan tangisku.
Angkot tiba di depan rumah, aku langsung turun, setelah membayar ongkos. Aku langsung lari sekencangnya masuk ke dalam rumah. Di halaman rumah para tetangga telah berdatangan.
Di ruang tamu, kulihat tubuh Agung ditutupi kain panjang. Aku langsung mendekati dan memeluk tubuh adikku yang terbujur kaku.
“ Agung, bangun dik. Ini kakak datang. Kamu pasti bergurau dengan kakak”
“ Ayo, bangun gung” ku goyang tubuh adikku itu”
Ibu yang duduk disebelah adikku, semakin menangis. “ Putri,sadar. Ikhlaskan kepergiannya” kata ibu yang sesekali cegukan menahan tangisnya.
“ Ini tidak mungkin, Bu. Agung sedang bercanda dengan aku kan bu” menangis sejadi - jadinya.
“ Bu Diah, tetangga kami. memelukku” Putri, ikhlaskan kepergian Agung. Biarkan dia tenang disana.” Bu Diah mencoba menenangkan aku.
“ Jangan buat dia tersiksa melihat kamu bersedih seperti ini “ lanjut Bu Diah. Aku memeluk Bu Diah.
Tubuhku lemas seakan tak bertenaga. Sia - sia semua usahaku mendapatkan uang untuk biaya operasinya.
Setelah tenang, aku hanya mampu duduk di samping tubuh kaku adikku itu. Para tetangga silih bergantian masuk untuk mendoakan Agung dan memberikan semangat.
Dan kulihat seorang laki - laki masuk dengan perawakan yang tidak asing bagiku. Dia ayahku. Aku memandangnya dengan wajah sinis dan tak bersahabat.
Dia mendekat dan duduk disampingku.
Setelah pemakaman Agung, satu persatu tetangga pulang. Aku duduk di depan teras memandangi orang - orang berlalu lalang.
Sebuah mobil yang kukenali milik Om Rian memasuki pekarangan. Dan langsung berhenti tepat di sisi kiri halaman. Kulihat Om Rian turun pintu sebelahnya turun seorang wanita.
Ternyata Om Rian dan Tante Mawar yang datang.
Aku segera menyambutnya. “ Maaf ya kami terlambat “ kata Om Rian yang ku salami.
“ Ibumu mana “ tanya Tante Mawar.
“ Dia di dalam Tante “ jawabku lalu mempersilahkan Om dan Tante masuk.
“ Selamat siang “ ucap salam Tante Mawar.
“ Siang “ jawab ibu yang matanya masih bengkak lantaran menangis.
“ Maaf, kami terlambat kak. Soalnya tadi daerah Barru jalan macet ada perbaikan jalan “ tandas Tante Mawar.
“ Tidak papa, setidaknya kalian sudah datang” ujar ibu.
“ Kamu sabar dan tabah, ya kak. Semua ini sudah kehendak Tuhan.”
“ KIta memang menyayangi Agung, tapi Tuhan lebih mencintai dan menyayanginya” hibur Tante Mawar.
“ Iya, dek. Saya sudah mengikhlaskan kepergiannya “ ungkap Ibu.
“ O iya, kalian rencananya akan menginap nih “ Ibu berkata pada mereka.
“ Iya,nanti kami menginap di hotel saja, kak “ imbuh Om Rian.
“ Kok di hotel disinikan ada kamar kosong “ tawar ibu pada mereka.
“ Tidak papa kak, biar kami di hotel saja “ senyum Tante Mawar.
ns 15.158.61.8da2